Category: Beritajatim.com Regional

  • Tragedi Kecelakaan Lalu Lintas di Jombang, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tabrak Truk Tronton

    Tragedi Kecelakaan Lalu Lintas di Jombang, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tabrak Truk Tronton

    Jombang (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Raya Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Rabu, 8 Oktober 2025, sekitar pukul 06.00 WIB. Kecelakaan tersebut melibatkan sepeda motor Honda Megapro dan truk tronton Hino, yang menyebabkan satu orang tewas di lokasi kejadian.

    Kronologi kecelakaan bermula saat sepeda motor Honda Megapro yang dikendarai oleh Muhamat Angga Daputra, seorang pria berusia 19 tahun asal Desa Kayangan, Kecamatan Diwek, melaju dari arah utara menuju selatan.

    Tiba-tiba, sepeda motor tersebut berbelok ke kanan dan memasuki jalur berlawanan, yang pada saat itu sedang dilalui oleh truk tronton Hino yang dikendarai oleh Choirudin, seorang pria berusia 60 tahun asal Desa Tertek, Kecamatan Kediri.

    Akibatnya, sepeda motor tersebut menabrak truk tronton, yang mengakibatkan pengendara sepeda motor meninggal dunia di tempat.

    Menurut konfirmasi dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, “Korban mengalami luka berat di bagian kepala dan meninggal dunia di tempat kejadian.” Dalam kejadian ini, korban lainnya tidak ada yang terluka, dan truk tronton tersebut tidak mengalami kerusakan atau luka.

    Dua orang saksi mata yang berada di lokasi kejadian, Arfan Daril Alam, seorang pria berusia 25 tahun asal Desa Kebondalem, Kecamatan Bareng, dan Arianto, seorang pria berusia 37 tahun asal Desa Cukir, memberikan keterangan terkait kejadian tersebut.

    Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini, dan diharapkan seluruh pengendara untuk selalu berhati-hati dan mematuhi peraturan lalu lintas guna menghindari kecelakaan serupa. [suf]

  • Perempuan di Tulungagung Tewas Tertabrak Kereta Api Gajayana, Ini Imbauan KAI

    Perempuan di Tulungagung Tewas Tertabrak Kereta Api Gajayana, Ini Imbauan KAI

    Tulungagung (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 7 (Daop 7) Madiun mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di jalur rel kereta api. Imbauan ini disampaikan menyusul insiden tertempernya orang tak dikenal (OTK) oleh KA Gajayana (KA 36) relasi Gambir-Malang di petak jalan antara Stasiun Tulungagung dan Stasiun Ngujang, Rabu, 8 Oktober 2025, sekitar pukul 05.05 WIB.

    Peristiwa itu terjadi tepat di kilometer 160+0 dan menyebabkan perjalanan kereta api sempat terganggu. “Begitu menerima laporan dari masinis, petugas kami segera melakukan pemeriksaan rangkaian serta pengamanan di lokasi kejadian. Hasil pemeriksaan menunjukkan rangkaian dalam kondisi aman dan perjalanan KA dapat kembali dilanjutkan dengan pengawalan petugas,” jelas Rokhmad Makin Zainul, Manager Humas Daop 7 Madiun.

    Akibat kejadian tersebut, seorang korban belum diketahui identitasnya mengalami luka berat. Sementara perjalanan KA Gajayana mengalami keterlambatan sekitar 53 menit, dan KA 421 Penataran turut terdampak dengan keterlambatan hingga 32 menit.

    PT KAI menyayangkan insiden tersebut dan kembali mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap keselamatan di jalur rel. Larangan beraktivitas di jalur rel telah diatur tegas dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Pasal 181 ayat (1), yang melarang siapa pun berada atau menggunakan ruang manfaat jalur rel di luar kegiatan perkeretaapian.

    “Keselamatan perjalanan kereta api bukan hanya tanggung jawab KAI dan pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Jalur rel adalah area terbatas dan sangat berbahaya bagi aktivitas selain perkeretaapian,” tegas Zainul.

    Sebagai langkah antisipatif, KAI Daop 7 Madiun meningkatkan patroli pengamanan di sepanjang jalur rel, bekerja sama dengan aparat terkait untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api.

    Sementara itu, informasi di lapangan menyebut korban tewas tertemper KA Gajayana adalah seorang perempuan di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Kerasnya benturan membuat tubuh korban terpisah menjadi beberapa bagian, sehingga menyulitkan proses identifikasi.

    Berdasarkan pakaian dan anting yang dikenakan, korban diduga bernama Siti (60), warga sekitar rel. Saat dicek, korban tidak berada di rumah dan belum diketahui keberadaannya. Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah sakit untuk proses identifikasi lebih lanjut. [nm/suf]

  • Kristy Nelwan: Media Lokal Harus Jadi Jembatan Komunikasi Efektif dengan Audiens

    Kristy Nelwan: Media Lokal Harus Jadi Jembatan Komunikasi Efektif dengan Audiens

    Jakarta (beritajatim.com) – Di tengah lanskap media yang terus berubah, media lokal memegang peranan penting dalam menjaga kedekatan dengan masyarakat, sekaligus menghadapi tantangan besar untuk tetap relevan. Head of Communication and Chair EDI (Equity, Diversity, and Inclusion) Brand Unilever Indonesia, Kristy Nelwan, menegaskan bahwa kunci keberhasilan media lokal terletak pada kemampuannya memahami kebutuhan dan bahasa audiens di daerah masing-masing.

    Hal itu disampaikan Kristy dalam acara Local Media Summit (LMS) 2025 yang digelar oleh Suara.com di Hotel JW Marriott, Jakarta, Selasa (7/10/2025). Ia menekankan bahwa pendekatan berbasis kearifan lokal dan empati menjadi landasan penting dalam menjembatani komunikasi antara media dan pembaca.

    “Percayalah, bahwa yang pakai AI juga tahu bicara yang paling masuk ke tetangga kita itu bagaimana. Jadi mungkin ada nih kebiasaan yang lebih tahu,” ujarnya.

    Menurut Kristy, media lokal harus mampu menghadirkan konten yang bukan hanya informatif, tetapi juga mudah dicerna serta relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Ia mencontohkan bagaimana komunikasi tanggung jawab sosial sebuah bisnis perlu disesuaikan dengan karakter daerah masing-masing.

    “Gimana sih caranya biar konsumen kita mengerti bahwa bisnis yang bertanggung jawab dan bagus buat konsumen juga, jangan hanya ngomong saja, kan beda dengan daerah masing-masing,” katanya.

    Kristy juga menyoroti potensi besar media lokal sebagai agen perubahan sosial. Media, katanya, dapat membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks seperti disabilitas dan tantangan sosial yang dialami kelompok tertentu.

    Lebih lanjut, ia mengajak media untuk memperkuat kolaborasi lintas level, baik lokal maupun nasional, dalam mengatasi persoalan lingkungan seperti sampah plastik. “Nah, kita bagaimana cara mendorong untuk berkolaborasi di lokal maupun di nasional. Seperti bagaimana kita bisa memilah persoalan sampah plastik,” ujarnya.

    Sebagai perusahaan besar, Unilever juga berupaya agar konsumen memahami nilai-nilai dan isu yang diperjuangkan perusahaan. “Nah kita di sini melakukan bagaimana konsumen ini bisa mengerti dan bisa memahami di perusahaan kita. Nah mengenai isu juga bagaimana kita bisa merangkul audiens yang lebih memahami kemudian mau mengambil aksi,” jelas Kristy.

    Ia juga mengingatkan bahaya penyebaran berita palsu di era digital yang dapat merusak kepercayaan publik. “Tapi ada risiko yang kita lihat juga yakni berita hoaks, nah makanya sangat diperlukan bagi kita,” tegasnya.

    Kristy mencontohkan kasus penipuan lowongan kerja palsu yang meminta investasi di awal atau tawaran kuis yang mengharuskan peserta menyerahkan data pribadi. “Ada beberapa contoh lowongan kerja, dengan meminta investasi kan itu masuk berita bohong, kalau kita semua di ruangan ini kita kerja itu tidak meminta investasi di depan,” tambahnya.

    Menurutnya, Unilever pun menghadapi tantangan serupa dan terus berupaya menjembatani komunikasi agar isu-isu seperti ini dapat dipahami dengan baik oleh publik. “Nah kita juga butuh untuk menjembatani soal ini karena di Unilever ini ternyata masih ada, kita juga membutuhkan bantuan ke jembatan bisa sampai ke audiens,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, Local Media Summit (LMS) 2025 merupakan pertemuan tahunan terbesar bagi media lokal dan media segmentasi khusus di Indonesia. Forum ini berlangsung selama dua hari pada 7–8 Oktober 2025 di JW Marriott Hotel, Jakarta, dengan tema “Unlocking Local Capital: Building Sustainable Media Market in Indonesia.”

    Tahun ini, LMS menghadirkan lebih dari 30 pembicara dan diikuti oleh lebih dari 100 media dari berbagai daerah, termasuk Aceh, Bengkulu, Riau, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Bali, dan seluruh wilayah Jawa.

    Acara juga diisi dengan sesi “Gala Dinner: Networking & Appreciation Night” yang menjadi ajang pertemuan santai antar peserta, pembicara, dan mitra pendukung untuk memperluas jejaring kolaborasi.

    LMS 2025 menegaskan pentingnya peran media lokal dalam membangun informasi yang inklusif, akurat, dan berdaya tahan di tengah derasnya arus digitalisasi serta tantangan keberlanjutan industri media. [beq]

  • Ketum Pimpinan Pusat GP Ansor: Ini Musibah Berat, Tapi Kita Harus Tetap Bersama

    Ketum Pimpinan Pusat GP Ansor: Ini Musibah Berat, Tapi Kita Harus Tetap Bersama

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, H. Addin Jauharudin, menyampaikan belasungkawa dan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa Lembaga Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Addin hadir langsung bersama sejumlah pimpinan GP Ansor lainnya dalam acara tahlilan, yasinan, dan doa bersama di lingkungan Lembaga Pesantren Al Khoziny. Dalam suasana haru, doa dipanjatkan untuk para santri dan korban yang meninggal dunia akibat musibah tersebut.

    “Saya sebagai khodimul Ansor, pelayan organisasi, dan seluruh jajaran Pimpinan Pusat menyampaikan belasungkawa dan luka yang mendalam buat para santri dan juga pihak keluarga yang berduka, tentu juga keluarga besar pondok pesantren,” ujar Addin dalam keterangan tertulis, Selasa (7/10/2025).

    Ia berharap, para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. “Mudah-mudahan bagi yang meninggal dunia, Allah berikan tempat mulia beserta keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran,” tambahnya.

    Addin menggambarkan musibah ini sebagai perjalanan takdir yang tak bisa diduga oleh manusia. Karena itu, menurutnya, hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah memperkuat doa dan kebersamaan.

    Selain menyampaikan doa, Addin juga menyoroti perjuangan para relawan dan anggota Banser yang terlibat dalam proses evakuasi korban.

    “Proses evakuasi ini bukan tugas yang ringan. Meskipun tidak dilengkapi kemampuan teknis kebencanaan, tapi keberanian dan keyakinan mereka melampaui kemampuannya. Bahkan mereka bekerja sif-sifan selama 24 jam selama delapan hari,” jelas Addin.

    Ia menginstruksikan seluruh kader Ansor dan Banser untuk terus mengawal proses pemulihan di pondok pesantren hingga benar-benar aman. “Pondok pesantren dan keluarga korban tidak sendirian. Sahabat Ansor dan Banser akan selalu membersamai,” tegasnya.

    Addin juga mengingatkan seluruh pihak untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak memperkeruh suasana dengan informasi yang menyesatkan. “Kita harus berjabat tangan erat, tidak boleh gaduh. Ini adalah musibah, jalan terbaik yang Allah berikan kepada kita,” ujarnya.

    Masih menurut Addin Lembaga Pesantren Al Khoziny memiliki sejarah panjang dalam melahirkan para ulama besar, seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. As’ad Syamsul Arifin. Karena itu, kehormatan pesantren harus dijaga dari serangan opini negatif.

    “Di tengah beragam informasi yang sumir, jihad sosial media sahabat-sahabat diperlukan untuk menyebarkan kabar positif. Ini adalah musibah, tidak ada yang menginginkannya. Mari sebarkan informasi yang benar agar para kiai dan pesantren tidak menjadi sasaran suara sumbang,” pungkas Addin. [isa/suf]

  • Avanza Terguling di Tol Pasuruan-Probolinggo, Satu Penumpang Asal Blitar Tewas di Tempat

    Avanza Terguling di Tol Pasuruan-Probolinggo, Satu Penumpang Asal Blitar Tewas di Tempat

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di ruas Tol Pasuruan-Probolinggo tepatnya di KM 818.600/A, Selasa (7/10/2025) sore. Sebuah mobil Toyota Avanza bernomor polisi AG 1716 QJ mengalami pecah ban dan terguling hingga menewaskan satu orang penumpang.

    Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 17.15 WIB itu sontak membuat arus lalu lintas sempat tersendat beberapa saat. Petugas tol bersama kepolisian langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi korban dan kendaraan.

    Berdasarkan data kepolisian, mobil tersebut dikemudikan oleh Redi Purwanto (31) warga Desa Wonorejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Saat kejadian, mobil melaju dari arah Surabaya menuju Probolinggo dengan kecepatan sekitar 80 km per jam.

    Setibanya di lokasi kejadian, ban belakang sebelah kanan mobil tiba-tiba pecah. Pengemudi kehilangan kendali hingga kendaraan oleng ke kiri dan menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya terguling di lajur satu.

    Akibat kecelakaan itu, satu penumpang bernama Tatik Sudarwati (47) warga Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar meninggal dunia di tempat. Sementara dua penumpang lainnya mengalami luka ringan dan langsung mendapat pertolongan medis di lokasi kejadian.

    Petugas PJR Tol Probolinggo segera mengevakuasi para korban dan mengamankan kendaraan ke bahu jalan. Kondisi kendaraan mengalami kerusakan berat di bagian depan dan sisi kiri akibat benturan keras.

    “Mobil semula melaju normal, namun saat ban pecah, pengemudi tidak bisa mengendalikan laju kendaraan hingga menabrak guardrail dan terbalik,” terang **Ipda Firman**, Panit PJR Tol Probolinggo, Selasa (7/10/2025).

    Firman menjelaskan, setelah dilakukan penanganan awal di lokasi, penanganan kecelakaan dilimpahkan kepada Unit Laka Polres Probolinggo Kota untuk penyelidikan lebih lanjut. Ia memastikan semua korban telah dievakuasi dan arus lalu lintas kembali normal.

    “Untuk penanganan lebih lanjut sudah kami limpahkan ke Unit Laka Polres Probolinggo Kota. Saat ini situasi di lokasi sudah kondusif dan arus lalu lintas kembali lancar,” tambahnya. (ada/ian)

  • Data Korban Simpang Siur, Keluarga Korban Soroti Dugaan Kelalaian di Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Data Korban Simpang Siur, Keluarga Korban Soroti Dugaan Kelalaian di Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Permasalahan data menjadi kendala utama bagi tim evakuasi dalam mengumumkan jumlah pasti korban tragedi ambruknya musholla Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. Hingga penutupan operasi evakuasi pada Selasa (7/10/2025), tidak ada kepastian jumlah total korban yang diumumkan secara resmi oleh petugas.

    Sebelumnya, tim evakuasi sempat menyebut total korban mencapai 171 orang. Dari jumlah tersebut, 104 orang dinyatakan selamat, sedangkan 67 korban meninggal dunia. Namun, dari 67 kantong jenazah yang ditemukan, delapan di antaranya hanya berisi potongan tubuh, sehingga total pasti korban belum dapat dipastikan.

    Hamida Soetadji, warga Sedati, Sidoarjo, yang juga keluarga korban, mengaku tidak ada pendampingan dari pihak pengurus pondok terhadap wali santri usai tragedi memilukan itu terjadi. Perempuan yang akrab disapa Mimid itu mengatakan, keluarga korban bahkan harus menyerahkan sendiri data pembanding untuk keperluan identifikasi.

    “Penyempurnaan data tambahan itu baru terjadi kemarin, harusnya hal tersebut dilakukan empat atau lima hari yang lalu. Data tambahan itu diperlukan untuk percepatan proses administrasi identifikasi,” ujar Mimid, Selasa (7/10/2025).

    Mimid menduga, pihak pondok gagal memberikan data valid kepada petugas karena belum memperbarui data santri. Ia mencontohkan, beberapa hari lalu petugas kepolisian mendatangi rumah lamanya di Jalan Mojo, padahal keluarganya sudah pindah ke Sedati sejak enam bulan lalu.

    “Kami sudah melapor ke pihak pondok enam bulan lalu kalau santri atas nama Mochamad Muhfi Alfian sudah pindah rumah ke Sidoarjo. Namun, polisi tetap datang ke rumah lama. Artinya, pihak pondok tidak menghiraukan dan mengupdate data para santri yang sudah dilaporkan oleh walinya,” jelasnya.

    Pasca tragedi, pihak pengurus pondok disebut juga tidak segera memperbaiki data administrasi. Menurut Mimid, tim Basarnas bahkan harus mencari sendiri data santri yang menjadi korban.

    “Keluarga saya santri di situ bernama Muhfi sampai hari ini tidak diketahui keberadaannya atau mungkin belum teridentifikasi oleh tim DVI. Hal itu apakah datanya kurang sehingga belum ditemukan kecocokan data di ante mortem dan post mortem,” ungkap Mimid.

    Atas peristiwa tersebut, Mimid mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas tragedi yang menelan korban jiwa terbanyak sepanjang 2025 ini. Ia menduga ada unsur kelalaian yang menyebabkan insiden tersebut terjadi.

    “Keluarga mendesak pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan (kepada pihak ponpes). Karena tragedi ini sudah ada unsur pidananya. Tetap harus ada yang bertanggung jawab atas tragedi bencana non alam ini karena bangunan itu tidak ambruk secara alami,” pungkasnya. [ang/ian]

  • Geger di Lumajang! Remaja Asal Probolinggo Ditemukan Membusuk di Kolong Jembatan

    Geger di Lumajang! Remaja Asal Probolinggo Ditemukan Membusuk di Kolong Jembatan

    Lumajang (beritajatim.com) – Warga Desa Mlawang, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur digegerkan dengan penemuan mayat yang sudah membusuk di kolong jembatan jalan nasional Soekarno Hatta, Selasa (7/10/2025).

    Identitas mayat yang ditemukan ini diketahui merupakan remaja bernama M Robbi Yudika (17) asal Desa Sumendi, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Tubuh Robbi ditemukan sudah mengambang dalam posisi tengkurap di sungai penuh sampah yang ada di bawah jembatan.

    Tidak jauh dari lokasi penemuan mayat, ditemukan juga sebuah sepeda motor jenis Honda Scoopy dengan Nopol L 2419 CAM berwarna hitam silver yang diduga milik Robbi.

    Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro mengatakan, proses evakuasi sudah dilakukan petugas dengan mengevakuasi tubuh korban ke kamar jenazah RSUD dr Haryoto Lumajang.

    Diakui, korban diperkirakan sudah meninggal dunia sejak empat hari lalu. Sebab, saat ditemukan tubuh korban sudah membusuk. “Proses identifikasi lebih lanjut masih dilakukan, sementara korban diperkirakan sudah meninggal sekitar empat hari karena kondisinya sudah membusuk,” terang Untoro saat dikonfirmasi, Selasa (7/10/2025).

    Informasi yang disampaikan pihak keluarga korban menyebutkan bahwa sebelum ditemukan membusuk Robbi sempat berpamitan untuk keluar malam mingguan.

    Menurut Untoro, sejak berpamitan itulah keluarga kehilangan kontak dengan korban. Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) diduga korban mengalami kecelakaan tunggal saat hendak perjalanan pulang.

    “Sementara dugaannya korban ini mengantuk saat berkendara lalu jatuh ke jurang di samping jembatan. Ini membuat korban meninggal dunia di lokasi,” ungkap Untoro. (has/kun)

  • Tragedi Al Khoziny: Ketika 67 Santri Meninggal dalam Perjalanan Spiritual

    Tragedi Al Khoziny: Ketika 67 Santri Meninggal dalam Perjalanan Spiritual

    Surabaya (beritajatim.com) – Enam puluh lebih hati ibu terguncang mendengar putranya tidak selamat dari tempat paling saktral, ruang menimba ilmu agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.

    Tangis dan doa-doa tidak merubah ketetapan dari Sang Maha Berkehendak. Doa, yang telah mereka munajatkan sejak hari Senin, 29 September 2025 sore.

    Sebanyak 67 jiwa santri berpulang ke pangkuan-Nya dalam keadaan tragis dan mulia. 67 santri itu tertimbun bangunan tiga lantai, serta musala yang runtuh, di tengah khusyuknya Shalat Ashar berjamaah di rakaat ketiga.

    Sejak Senin (29/9) lalu hingga hari Selasa (7/10/225), kabar duka terus menghujam ke dasar hati paling dalam dari seorang ibu. Para ibu menelan kenyataan pahit. Dengan mata-mata sembab, ibu, wanita paling tangguh, menghitung satu – persatu informasi korban yang ditemukan petugas hingga genap 67.

    Pencarian ditutup pada pagi ini, setelah sembilan hari petugas Tim SAR berjibaku; mencacah beton bangunan runtuh, mengangkat puluhan raga yang telah membusuk, diiringi lantunan Ayat Suci yang menggema, berkumandang di komplek-kompleks pesantren.

    17 korban sudah diidentifikasi identitasnya oleh kepolisian. Sementara 50 masih belum diketahui.

    Dari puluhan korban meninggal dunia ada satu di antaranya yang ditemukan bersujud, ia Catur Rafi Okta, meninggal pada saat posisi sujud di rakaat ketiga dan tertimpa runtuhan beton. Sebelum dia sempat melanjutkan rakaat keempat dalam salat ashar.

    Keluarga Rafi, Novita Tri Endah (26), mengatakan bahwa Rafi akan genap berusia 18 tahun, hari ini. Kenyataan dia sudah tiada di hari ulang tahunnya adalah duka yang sangat mendalam; bagi Novita dan keluarga.

    “Ulang tahun, aku pengen ngasih surprise lah apa, pengen beliin kue tart ke pondok apa gitu-gitu, lah kok dikasih kabar (duka) ini dulu,” jelas Novita Tri, kakak perempuan Rafi, pada Selasa (7/10/2025).

    Ia juga menyampaikan, kepribadian adiknya Rafi adalah yang paling taat dalam beribadah. Ia baru masuk ke Ponpes Al – Khoziny di Sidoarjo setelah lulus sekolah SMP, atas kemauan dan cita-citanya yang ingin menjadi Ustaz serta mengajar mengaji keponakannya.

    “(Saya) trauma banget. Beton-beton itu berada di punggungnya, Basarnas juga ke sini, dikasih tahu fotonya,” urainya di rumah duka, Sawahan Surabaya.

    Novita mengatakan, pihaknya sangat mendukung Rafi untuk memperdalam ilmu agama di pesantrennya. Dia mengungkapkan bahwa jarang ada libur pondok. Namun ketika libur Maulid Nabi beberapa hari lalu Rafi pulang, dan Novita merasa ada gelagat berbeda dari adiknya, yang membuat ia khawatir.

    Diceritakan, bahwa saat Rafi pulang ke rumah dia banyak bercerita. Ia secara berturut-turut meminta dibelikan jajan makanan ringan. Bahkan saat sehari sebelum ia kembali ke pesantren, Rafi minta untuk dibelikan pakaian putih (baju) lengan panjang dan minyak wangi. Dan meminta berfoto keluarga.

    “Minta foto sama aku. Sama mbakku juga, sama anakku. Aku bilang gak usah aneh-aneh ae!. “Ayo mbak foto, nanti kalau mbak lagi kangen aku lihat fotoku” (kata Rafi). Itu juga dia foto terakhir,” jelas Novita sendu.

    Selain itu, Rafi saat sudah tiba di pondok sempat melakukan panggilan telepon ke rumah, diterima sama ayahnya. Rafi bilang uang saku masih ada, dan tidak minta kiriman uang, sebab katanya dia sebentar lagi mau pulang. “Pulangnya itu masih lama. Satu tahun hanya tiga kali, waktu ada libur Maulid Nabi, Puasa (Ramadhan), serta Hari Raya,” cetus Novita kala itu.

    “Ternyata. Pulangnya itu (dimaksud Rafi) pulang ke Rahmatullah,” tutup Novita.

    Berpulangnya puluhan santri saat menunaikan ibadah perjalanan spiritual salat ini menjadi duka mendalam bagi banyak pihak. Terutama ibu, pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, serta jutaan wali santri lain di seluruh Indonesia.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan.

    Berdasarkan data Basarnas hari Selasa (9/10/2025), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 171 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 67 orang meninggal dunia, di mana delapan di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    Sementara 17 korban santri Ponpes Al Khoziny yang berhasil teridentifikasi identitasnya, sebagai berikut:

    1. Maulana Alfan Ibrahimavic, 15 tahun, alamat Pabean Cantikan, Surabaya.
    2. Muhammad Soleh, 22 tahun, alamat Jalan Madura, Kabupaten Bangka Belitung.
    3. Muhammad Mashudulhaq, 14 tahun, alamat Kalikendang, Dukuh Pakis, Surabaya.
    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, alamat Putat Jaya Sekolahan, Surabaya.
    5. M Agus Ubaidillah, 14 tahun, alamat Gresik Gudukan, Krembangan, Surabaya.

    6. Firman Noor, 16 tahun, alamat Tembok Lor III, Surabaya.
    7. M Azka Ibadurrahman, 13 tahun, alamat Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya.
    8. Daul Milal, 15 tahun, alamat Sidokapasan, Surabaya.
    9. Nurudin, 13 tahun, alamat Karang Gayam, Blega, Bangkalan.
    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, alamat Jalan Dapuan Baru 1, Surabaya.

    11. Moh Royhan Mustofa, 17 tahun, alamat Jl. KH Syadhali Makhdi, RT 01, RW 02, Kabupaten Bangkalan.
    12. Abdul Fattah, 18 tahun, alamat Asem Manunggal, Sampang.
    13. Wasiur Rohib, 17 tahun, alamat Jalan Gayungan 8 GG Mawar 14/B Surabaya.
    14. Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 16 tahun alamat Kp. Pulo Kapuk Mekar Mukti Cikarang Utara, Bekasi.
    15. Moh Dafin, 13 tahun, alamat Jl Banowati Selatan II/20 RT 007, RW001 Bulu Lor, Semarang.

    16. M Ali Rahbini, 19 tahun, alamat Dsn. Plasah, Birem, Tambelang, Sampang.
    17. Sulaiman Hadi, 15 tahun, alamat Morleke, Kolla Modung, Bangkalan. (rma/ian)

  • Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Santri Asal Sampang Korban Runtuhnya Ponpes di Sidoarjo

    Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Santri Asal Sampang Korban Runtuhnya Ponpes di Sidoarjo

    Sampang (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar almarhum Abdul Fattah (18), seorang santri asal Dusun Pendeh, Desa Asem Nonggal, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.

    Abdul Fattah menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam insiden runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

    Menanggapi laporan dari BPBD Provinsi Jawa Timur terkait adanya korban jiwa asal Sampang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sampang langsung bergerak cepat untuk memberikan pendampingan dan pengawalan terhadap jenazah korban.

    “BPBD Sampang berkoordinasi dengan pihak BPBD Jawa Timur guna memastikan jenazah dapat dipulangkan dengan aman hingga proses pemakaman selesai,” ujar Kalaksa BPBD Sampang, Fajar Arif Taufikurrahman, Selasa (7/10/2025).

    Jenazah tiba di rumah duka pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 23.40 WIB. Prosesi pemakaman kemudian dilangsungkan tak lama setelahnya, tepat pukul 00.00 WIB dan selesai sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

    Suasana haru dan penuh duka menyelimuti keluarga serta warga sekitar yang turut mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.

    Sejumlah pihak, termasuk jajaran Forkopimcam Jrengik, juga hadir dalam prosesi pemakaman sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap keluarga yang ditinggalkan. “Alhamdulillah seluruh proses berjalan lancar tanpa hambatan,” inbuhnya.

    Sekedar diketahui, Mochammad Mashudulhaq (14) putra Martuki warga Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, juga dinyatakan meninggal dalam tragedi ambruknya asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Sehingga dua santri asal Sampang menjadi korban tragedi tersebut.[sar/kun]

  • Sedih! PKL Tuban Mengadu ke Pemkab karena Dagangan Tak Laku Usai Direlokasi

    Sedih! PKL Tuban Mengadu ke Pemkab karena Dagangan Tak Laku Usai Direlokasi

    Tuban (beritajatim.com) – Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Tuban gelar aksi di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban bersama mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban.

    Dalam aksi tersebut, para PKL membawa gerobak dagangannya di depan kantor Pemkab Tuban sebagai bentuk kekecewaannya karena tidak laku.

    Salah seorang pedagang Siwalan Misri (48) asal Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban sambil menangis mengungkapkan kekecewaannya karena dilarang berjualan di kawasan Alun-Alun Tuban. “Saya sudah gak jualan beberapa bulan, bahkan saya ngasong saja gak dibolehkan sama Satpol PP,” ujar Misri. Selasa (07/10/2025).

    Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL di Tuban, Sujud juga menyampaikan ada yang meninggal usai pedagang direlokasi, karena sampai berbulan-bulan tidak berjualan. “Itu ibu Emi yang meninggal mendadak karena kepikiran, jualannya tidak laku, tidak punya uang, sedangkan harus menghidupi anak-anaknya,” terang Sujud.

    Ia berharap kondisi PKL yang semakin memprihatinkan agar diberikan solusi dan diperbolehkan jualan lagi di kawasan Alun-Alun Tuban.

    Sebagai informasi, sejak di revitalisasi Alun-Alun Tuban, para PKL dipindah di kawasan Pantai Boom Tuban. Namun, semakin hari kondisinya sepi, hingga massa menuntut apabila tidak diberikan solusi akan memaksa berjualan di kawasan Alun-Alun Tuban pada hari sabtu dan minggu. [dya/kun]