Category: Beritajatim.com Regional

  • Angin Kencang Terjang Bondowoso, Pohon Tumbang di Halaman SMPN 1

    Angin Kencang Terjang Bondowoso, Pohon Tumbang di Halaman SMPN 1

    Bondowoso, (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem berupa angin kencang melanda wilayah Kabupaten Bondowoso pada Kamis sore (9/10/2025) sekitar pukul 17.04 WIB.

    Hembusan angin cukup kuat itu mengakibatkan satu pohon tumbang di halaman SMPN 1 Bondowoso, Kelurahan Blindungan, Kecamatan Bondowoso.

    Meski sempat menimbulkan kepanikan, peristiwa tersebut tidak menyebabkan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.

    Pohon tumbang langsung ditangani oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso.

    Plt Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso, Kristianto, mengatakan pihaknya menerima laporan kejadian melalui pesan WhatsApp dari warga sekitar.

    Tim Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) segera menindaklanjuti laporan tersebut dan berkoordinasi dengan unsur terkait di lapangan.

    “Begitu laporan kami terima pukul 17.04 WIB, tim langsung menuju lokasi. Bersama kepala sekolah dan masyarakat, pohon yang tumbang berhasil dievakuasi dengan cepat. Tidak ada korban jiwa, dan situasi kini aman terkendali,” terang Kristianto, Kamis (9/10/2025) malam.

    Penanganan di lokasi melibatkan unsur BPBD Bondowoso, agen bencana Jawa Timur, pihak SMPN 1 Bondowoso, serta warga setempat.

    Berdasarkan hasil asesmen, hanya satu pohon yang tumbang dan tidak ada kerusakan fasilitas sekolah lainnya.

    Cuaca di wilayah Kelurahan Blindungan saat kejadian terpantau mendung dan berangin, namun tanpa hujan lebat.

    BPBD Bondowoso terus memantau perkembangan cuaca dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem.

    “Kami minta masyarakat waspada terhadap pohon besar yang sudah tua atau miring, terutama di area sekolah dan fasilitas umum. Jika melihat kondisi berpotensi bahaya, segera lapor ke BPBD agar dapat kami tindaklanjuti,” imbau Kristianto. [awi/aje]

  • Cegah Laka Rem Blong, FPRB Mojokerto Revitalisasi Benteng Sekam di Tikungan Gotekan Pacet

    Cegah Laka Rem Blong, FPRB Mojokerto Revitalisasi Benteng Sekam di Tikungan Gotekan Pacet

    Mojokerto (beritajatim.com) – Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Mojokerto kembali melakukan revitalisasi benteng penyelamat dari sekam di tikungan Gotekan, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet. Ini dilakukan untuk mencegah kecelakaan lalu-lintas akibat rem blong.

    Sekam baru dipasang untuk memperkuat bantalan pengaman bagi kendaraan yang mengalami rem blong di jalur rawan Pacet–Cangar. Benteng sekam ini berfungsi sebagai zona redam benturan, guna mencegah dan meminimalisir korban kecelakaan di tanjakan yang kerap memakan korban tersebut.

    Revitalisasi dilakukan oleh relawan lintas komunitas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, dan kepolisian setempat. Mereka bahu-membahu menata ulang tumpukan sekam agar kembali kokoh setelah sempat mengalami penurunan kondisi akibat hujan dan waktu.

    Ketua FPRB Mojokerto, Saiful Anam menjelaskan bahwa benteng sekam memiliki peran vital dalam menekan risiko kecelakaan di jalur ekstrem Pacet–Cangar. Tumpukan sekam dalam karung ini berfungsi sebagai bantalan alami yang mampu menyerap energi benturan kendaraan.

    “Benteng sekam ini sudah menyelamatkan banyak nyawa. Kami berkomitmen untuk terus menjaganya. Setiap Sabtu-Minggu biasanya ada relawan yang jaga. Jadi sambil patroli, kita sekalian rawat bentengnya,” ungkapnya, Kamis (9/10/2025).

    Menurutnya, perawatan benteng sekam dilakukan tanpa jadwal tetap. Para relawan rutin berjaga setiap akhir pekan untuk memantau dan memperbaiki jika ada bagian yang rusak. Benteng sekam di tikungan Gotekan sendiri sudah ada sejak 2013–2014. Upaya ini berawal dari inisiatif relawan yang dulu berjaga di Rest Area AMD.

    “Seiring meningkatnya arus kendaraan di jalur Cangar–Pacet, kasus rem blong semakin sering terjadi hingga mendorong dibuatnya benteng penyelamat ini. Dulu kami coba berbagai bahan, dari pasir, tongkol jagung, limbah sepon, sampai ban bekas, tapi yang paling efektif dan aman justru tumpukan sekam ini,” pungkasnya.

    Langkah revitalisasi tersebut menjadi bukti nyata peran komunitas relawan dalam menjaga keselamatan di jalur wisata Pacet–Cangar yang dikenal ekstrem dan padat kendaraan, terutama saat akhir pekan dan musim liburan. [tin/aje]

  • Setelah Kepala BPKAD, Giliran Kepala Bappeda Jawa Timur Diperiksa KPK

    Setelah Kepala BPKAD, Giliran Kepala Bappeda Jawa Timur Diperiksa KPK

    Jakarta (beritajatim.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur Mohammad Yasin terkait dugaan korupsi Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Prov Jatim TA 2021 – 2022.

    Sebelumnya, pada Rabu (8/10/2025), KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur Sigit Panoentoen.

    “Hari ini, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur terkat dugaan tindak pidana korupsi terkait Pengurusan Dana Hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Prov Jatim tahun anggaran 2021 – 2022,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, Kamis (9/10/2025).

    Budi tidak menjelaakan terkait materi pemeriksaan terhadap Yasin. “Pemeriksaan di Gedung KPK,” ujar Budi.

    Seperti diberitakan, KPK akhirnya mengumumkan secara resmi 21 tersangka dugaan korupsi terkait pengurusan dana hibah untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari APBD Pemerintah Provinsi Jatim Tahun Anggaran (TA) 2019-2022.

    Mereka terdiri dari empat orang penerima suap dan sisanya merupakan pemberi suap. Tersangka penerima suap yakni, Kusnadi (KUS) selaku Ketua DPRD Jatim;  Anwar Sadad (AS) selaku Wakil Ketua DPRD Jatim; Achmad Iskandar (AI) selaku Wakil Ketua DPRD Jatim; dan Bagus Wahyudiono (BGS);selaku staf AS dari Anggota DPRD Jatim atau pihak swasta.

    Sementara 17 tersangka sebagai pihak pemberi, yakni :

    1) Mahud (MHD) selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2019 – 2024;

    2) Fauzan Adima (FA) selaku Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Sampang Periode 2019 – 2024;

    3) Jon Junaidi (JJ) selaku Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Periode 2019 – 2024;

    4) Ahmad Heriyadi (AH), Ahmad Affandy (AA), dan Abdul Motollib (AM) selaku pihak swasta dari Kabupaten Sampang;

    5) Moch. Mahrus (MM) selaku pihak swasta di Kabupaten Probolinggo, yang saat ini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2024-2029;

    6) A. Royan (AR) dan Wawan Kristiawan (WK) selaku pihak swasta dari Tulungagung;

    7) Sukar (SUK) selaku mantan Kepala Desa dari Kabupaten Tulungagung;

    8) Ra. Wahid Ruslan (RWR) dan Mashudi (MS) selaku pihak swasta dari Kabupaten Bangkalan;

    9) M. Fathullah (MF) dan Achmad Yahya (AY) selaku pihak swasta dari Kabupaten Pasuruan;

    10)Ahmad Jailani (AJ);selaku pihak swasta dari Kabupaten Sumenep;

    11)Hasanuddin (HAS) selaku pihak swasta dari Kabupaten Gresik yang sekarang menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur periode 2024 – 2029;

    12)Jodi Pradana Putra (JPP) selaku pihak swasta dari Kabupaten Blitar. Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, perkara ini merupakan pengembangan dari kegiatan tangkap tangan pada Desember 2022, terhadap STS (Sahat Tua P. Simanjuntak, red) selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) periode 2019-2024.

    “Setelah dilakukan serangkaian kegiatan penyelidikan dan penyidikan, maka berdasarkan kecukupan alat bukti, KPK kemudian menetapkan 21 orang sebagai Tersangka,” kata Asep, Kamis (2/10/2025).

    Dia menambahkan, dalam perkara ini terungkap bahwa, selain penyusunan aspirasi tidak berbasis pada kebutuhan riil masyarakat, anggaran yang disiapkan untuk program pokok pikiran (Pokir) juga justru “dikutip” oleh oknum-oknum tertentu.

    “Alhasil, kualitas program yang dilaksanakan menjadi tidak optimal. Demikian halnya, jika program tersebut berbentuk pembangunan proyek fisik, maka kualitas dan spesifikasinya tidak sesuai dengan standar,” ujar Asep. (tok/ted)

  • Dapur Rumah Warga di Bondowoso Terbakar, Diduga Akibat Tungku Tradisional

    Dapur Rumah Warga di Bondowoso Terbakar, Diduga Akibat Tungku Tradisional

    Bondowoso (beritajatim.com) – Sebuah insiden kebakaran terjadi di Dusun Cangkring, Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, pada Kamis (9/10/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

    Kebakaran tersebut menghanguskan bagian dapur rumah milik warga bernama Suyami.

    Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Kristianto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa sumber api diduga berasal dari tungku tradisional yang masih menyala.

    “Berdasarkan hasil asesmen tim di lapangan, api berasal dari tungku di dapur rumah korban. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Kristianto pada Beritajatim.com, Kamis sore (9/10/2025).

    Tim Pusdalops, TRC BPBD, serta Agen Informasi Bencana 5.5 Kabupaten Bondowoso segera bergerak ke lokasi setelah menerima laporan dari warga melalui grup WhatsApp.

    Mereka melakukan asesmen, pendokumentasian, dan melaporkan hasilnya kepada pimpinan untuk tindak lanjut.

    Kristianto menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait untuk membantu warga terdampak.

    “Koordinasi lanjutan dengan OPD terkait akan dilakukan agar bantuan dan penanganan bisa lebih cepat dan tepat,” jelasnya.

    Hingga sore hari, kondisi wilayah Bondowoso dilaporkan aman dan terkendali. Cuaca di sekitar lokasi kejadian juga terpantau berawan.

    BPBD Bondowoso kembali mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran rumah, terutama bagi warga yang masih menggunakan tungku kayu atau peralatan memasak tradisional.

    “Pastikan tungku benar-benar padam sebelum ditinggalkan. Ini langkah sederhana tapi sangat penting untuk mencegah kejadian serupa,” tegas Kristianto. (awi/ted)

  • Nurul Sahara vs Yai Mim, Netizen Diminta Tak Hembuskan Isu SARA

    Nurul Sahara vs Yai Mim, Netizen Diminta Tak Hembuskan Isu SARA

    Malang(beritajatim.com) – Kubu Nurul Sahara melalui kuasa hukumnya Moh Zakki menyayangkan gorengan isu SARA (suku agama dan ras) dalam kasus perseteruan dengan mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim. Isu SARA berhembus kencang di media sosial di tengah pusaran konflik Yai Min Vs Sahara.

    “Saya pertegas, ini tidak ada hubungannya dengan persoalan ras dan sebagainya. Ini persoalan konflik biasa, namun kami tidak tahu siapa yang menggoreng kasus ini hingga dikaitkan dengan masalah SARA,” ujar Zakki, Kamis, (9/10/2025).

    Zakki mengatakan selama ini pihak Sahara cenderung pasif dan tidak banyak memposting terkait perselisihan dengan Yai Mim. Zakki menganggap sikap mereka sebagai bentuk komitmen menjaga kondusifitas komplek Perumahan Joyogrand Kavling Depag, RT 09/RW 09, Kota Malang itu.

    “Tidak perlu ada yang dibesar-besarkan, publik bisa menilai sendiri. Bahwa kami selama ini pasif, ini bentuk komitmen kami dengan perangkat RT/RW menjaga kedamaian di Kota Malang,” kata Zakki.

    Zakki mengatakan melebarnya isu SARA dalam perseteruan Yai Mim dan Sahara terlalu berlebihan. Dia berharap netizan tidak meliar ke isu SARA yang justru berdampak pada kekondusifitasan wilayah.

    “Terlebih, kini kondisi media sosial (medsos) mulai berkembang ke arah isu rasisme. Ia menganggap bahwa ini terlalu melebar dan berlebihan jika dilihat dari pokok persoalan yang sesungguhnya,” ujar Zakki.

    Sebelumnya aksi saling lapor dilakukan oleh kubu mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin alias Yai Mim dan Nurul Sahara di Polresta Malang Kota. Aksi saling lapor ini berawal dari perselisihan kedua warga komplek Perumahan Joyogrand Kavling Depag, RT 09/RW 09, Kota Malang itu.

    Untuk kubu Yai Mim melaporkan Sahara atas tiga perkara. Pertama dugaan pencemaran nama baik, kedua dugaan persekusi dan ketiga dugaan penistaan agama. Sedangkan kubu Sahara melaporkan Yai Mim dengan dua perkara. Pertama soal dugaan pencemaran nama baik dan kedua soal dugaan pelecehan seksual. (luc/but)

  • Suasana Duka Iringi Pemakaman Tiga Santri Asal Sampang Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Suasana Duka Iringi Pemakaman Tiga Santri Asal Sampang Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sampang (beritajatim.com) – Isak tangis keluarga pecah di sejumlah desa di Kabupaten Sampang, Madura. Tiga santri muda asal daerah itu menjadi bagian dari korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Diiringi doa dan linangan air mata, ketiga jenazah dipulangkan dari RS Bhayangkara Surabaya menuju rumah duka masing-masing. Proses pemulangan dilakukan dengan pengawalan ketat dari kepolisian serta petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang.

    Suasana haru menyelimuti setiap langkah peti jenazah yang dibalut kain putih. Warga tampak berdiri di sepanjang jalan, menyambut kepulangan para santri yang gugur di tengah menuntut ilmu agama.

    Kepala BPBD Sampang, Fajar Arif, membenarkan bahwa ketiga korban telah dimakamkan di kampung halamannya masing-masing. Mereka adalah Khoirul Mustakim Safim Tojasari (18) dari Desa Taman, Kecamatan Sreseh; Muhammad Reza Syfai Akbar (14) dari Desa Kotah, Kecamatan Jrengik; dan Syafiuddin (15) dari Desa Pajeruan, Kecamatan Kedungdung.

    “Jenazah langsung dimakamkan dalam suasana penuh duka. Salah satunya, Syafiuddin, dimakamkan di Dusun Burnih Oloh, Desa Pajeruan,” ujar Fajar Arif, Kamis (9/10/2025).

    Menurut Fajar, hingga 6 Oktober 2025, sudah ada lima santri asal Kabupaten Sampang yang tercatat meninggal dunia akibat peristiwa tragis itu. Ia juga mengungkapkan bahwa masih terdapat 34 kantong jenazah di RS Bhayangkara Surabaya yang belum teridentifikasi.

    “Kemungkinan masih ada korban lain asal Sampang. Tim DVI Polda Jatim terus berupaya melakukan proses identifikasi,” tambahnya.

    Seperti diketahui Tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny terjadi pada Senin siang, 29 September 2025, saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai dasar.

    Tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, struktur bangunan tiga lantai itu tiba-tiba runtuh dan menimpa para santri yang sedang beribadah dengan khusyuk.

    Tim SAR gabungan dari BPBD, Basarnas, dan TNI-Polri langsung bergerak cepat melakukan evakuasi sepanjang sore hingga malam hari.

    Puluhan santri berhasil diselamatkan, namun puluhan lainnya ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan.

    Hingga kini, proses  identifikasi korban masih terus dilakukan untuk memastikan seluruh santri tertangani dengan layak dan keluarga korban mendapat kepastian. (ted)

  • Musim Hujan Diprediksi Mulai 10 Oktober, BPBD Ponorogo Ingatkan Warga Waspada

    Musim Hujan Diprediksi Mulai 10 Oktober, BPBD Ponorogo Ingatkan Warga Waspada

    Ponorogo (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan di wilayah Ponorogo akan dimulai pada dasarian kedua bulan Oktober 2025, atau sekitar 10 Oktober mendatang. Prakiraan ini menjadi sinyal bagi masyarakat untuk mulai bersiap menghadapi potensi cuaca ekstrem di awal musim penghujan.

    Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, menjelaskan bahwa penentuan awal musim hujan dilakukan berdasarkan akumulasi curah hujan selama tiga dasarian berturut-turut. “Sebuah wilayah dikatakan telah memasuki musim penghujan apabila selama 3 dasarian berturut-turut terjadi hujan dengan intensitas lebih dari 50 milimeter,” kata Masun, Kamis (9/10/2025).

    Masun mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan deras disertai angin kencang. Beberapa wilayah yang rawan terdampak antara lain Kecamatan Jenangan, Babadan, Siman, Ponorogo, Sambit, dan Mlarak.

    Selain itu, potensi banjir juga menjadi perhatian serius. Masun menuturkan, daerah di sepanjang aliran Sungai Keyang dan Sungai Slahung berisiko tergenang ketika curah hujan tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD Ponorogo menyiagakan personel selama 24 jam.

    “Kami menyiagakan personel selama 24 jam untuk mengantisipasi bencana yang bisa datang sewaktu-waktu,” ujarnya.

    BPBD juga mendorong langkah mitigasi di tingkat desa. Pemerintah desa diminta memangkas pohon-pohon besar yang berpotensi tumbang saat diterpa angin kencang serta memastikan kesiapsiagaan masyarakatnya.

    “Kami akan menyurati desa-desa untuk memastikan kesiapsiagaan masyarakat di wilayahnya masing-masing,” pungkas Masun. [end/beq]

  • Polres Pasuruan Serahkan Kasus Pengrusakan Makam di Winongan ke Pemkab

    Polres Pasuruan Serahkan Kasus Pengrusakan Makam di Winongan ke Pemkab

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus pengrusakan dan pembongkaran makam di Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, kini resmi dilimpahkan penanganannya ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan. Keputusan ini disampaikan setelah kuasa hukum dua warga yang diamankan Polda Jawa Timur, Ridwan, mendatangi Mapolres Pasuruan pada Kamis (9/10/2025) untuk menyampaikan sejumlah tuntutan.

    Ridwan datang ke Polres Pasuruan dengan membawa dua tuntutan utama. Pertama, ia meminta agar makam yang sudah dibongkar segera dinormalisasi kembali agar keberadaan jasad di lokasi tersebut bisa dipastikan secara jelas. Kedua, ia menuntut pembebasan dua warga Winongan yang diamankan oleh Polda Jawa Timur karena menurutnya keduanya bukan pelaku utama dan hanya berada di lokasi saat peristiwa terjadi.

    “Kedatangan kami direspon positif oleh Polres Pasuruan. Bahkan ada dialog interaktif dengan pihak kepolisian,” kata Ridwan. Meski demikian, ia menilai penangkapan terhadap dua warga tersebut dilakukan terlalu tergesa-gesa dan tanpa bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam pembongkaran makam.

    Namun langkah hukum Ridwan menemui jalan buntu. Polres Pasuruan menyatakan bahwa pihaknya sudah tidak lagi menangani kasus tersebut. Seluruh proses penanganan pembongkaran makam telah dilimpahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk penyelesaian lebih lanjut.

    Keputusan Polres ini memicu tanggapan dari sejumlah pihak yang menilai langkah tersebut sebagai bentuk lepas tangan dalam menangani kasus yang telah menimbulkan keresahan masyarakat. Warga berharap aparat penegak hukum tetap mengawal proses hukum agar berjalan transparan dan tidak menimbulkan spekulasi baru.

    Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Irawan menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah hukumnya. Ia memastikan langkah ke depan akan dilakukan melalui koordinasi bersama Pemkab Pasuruan.

    “Kami akan terus berkoordinasi dengan Pemda untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Pasuruan,” ujar AKBP Jazuli Irawan. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

    Kasus pengrusakan makam di Kecamatan Winongan sebelumnya menimbulkan kehebohan besar di tengah masyarakat. Polda Jawa Timur telah mengamankan dua orang yang diduga terlibat dalam peristiwa tersebut pada Selasa (7/10/2025). Saat ini, masyarakat masih menunggu kejelasan langkah lanjutan dari Pemkab dan aparat penegak hukum terkait penyelesaian kasus tersebut. [ada/beq]

  • Jalan Cor TMMD 126 di Lebakharjo Jadi Harapan Baru Petani Malang Tingkatkan Hasil Panen

    Jalan Cor TMMD 126 di Lebakharjo Jadi Harapan Baru Petani Malang Tingkatkan Hasil Panen

    Malang (beritajatim.com) – Petani makmur, petani sukses — inilah asa yang terpancar dari wajah para petani Dusun Sukomaju B, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Kamis (9/10/2025). Harapan itu muncul setelah pembangunan jalan cor sepanjang 220 meter mulai dilakukan dan bakal melintasi area pertanian mereka.

    Pembangunan akses ini diyakini mampu memperlancar distribusi hasil pertanian sekaligus meningkatkan produktivitas komoditas pangan warga setempat. Bersama prajurit TNI, masyarakat bergotong royong membersihkan badan jalan sebagai tahap awal pekerjaan pengecoran.

    Jalan tersebut akan dibangun dengan spesifikasi panjang 220 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 25 sentimeter — menjadi jalur vital bagi petani untuk mengangkut hasil panen ke jalan utama.

    “Kalau musim panen, jalan ini biasanya becek dan sulit dilewati. Dengan jalan cor, kami bisa angkut hasil tani lebih cepat dan tidak rusak di jalan. Sehingga hasil panen kami lebih baik,” ujar Suhendro, petani Dusun Sukamaju B.

    Pembangunan jalan cor ini diharapkan dapat memperlancar produksi pertanian, menekan biaya angkut hasil panen, dan mempercepat distribusi ke pasar. Lebih dari itu, semangat gotong royong antara TNI dan warga menjadi simbol kedekatan mereka dalam membangun desa.

    “Ini bukan sekadar membangun jalan, tapi membangun harapan petani, dalam ketahanan pangan,” kata Pasiter TMMD 126 Lebakharjo Kodim 0818/Malang-Batu, Kapten Arh Darwandi.

    Ia berharap, dengan adanya pembangunan jalan cor menuju area persawahan ini, para petani semakin yakin hasil panen mereka akan lebih mudah dipasarkan dan kesejahteraan pun meningkat. [yog/beq]

  • Siswa SMK di Blitar Diduga Dihajar Senior, Tulang Hidung Sampai Retak

    Siswa SMK di Blitar Diduga Dihajar Senior, Tulang Hidung Sampai Retak

    Blitar (beritajatim.com) – Seorang siswa SMKN Kademangan di Kabupaten Blitar diduga dihajar oleh seniornya. Akibat penganiayaan tersebut, tulang hidung korban sampai retak dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

    Orangtua korban, Istiani, mengaku mendapati kondisi anaknya sudah luka parah saat di puskesmas. “Saya datang di puskesmas itu kondisi anak saya sudah berlumuran darah, saya lihat tulang hidungnya sampai bengkok, retak kelihatan,” ungkap Istiani, Kamis (9/10/2025).

    Menurut pihak orang tua korban, penganiayaan ini terjadi saat sekolah menggelar acara dies natalis. Saat itu korban yang sedang asyik duduk di acara dies natalis tersebut tiba-tiba langsung diseret oleh pelaku dan dipukul dengan tangan kosong.

    “Dia ini tidak kenal dengan seniornya atau pelaku ini. Saat itu anak saya sedang duduk dan asyik bermain handphone kemudian pelaku lewat dan anak saya melihat kemudian melanjutkan bermain handphone, tahu-tahu pelaku kembali dan langsung menyeret kaki anak saya dan melakukan pemukulan,” bebernya.

    Korban diketahui mendapatkan pukulan di bagian wajah, tepatnya di hidung. Pukulan tersebut membuat korban mengalami luka serius dan harus dilarikan ke puskesmas. Tetapi saat menjalani perawatan, pihak puskesmas menyatakan korban harus dirujuk ke rumah sakit agar bisa tertangani.

    “Anak saya dan pelaku ini tidak kenal. Saat pelaku datang ke rumah sakit saya tanya kenapa dia memukul jawabnya saya khilaf saja karena banyak pikiran,” ceritanya.

    Korban sendiri harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama 3 hari. Kasus ini pun sudah dilaporkan keluarga korban ke polisi. Langkah ini diambil setelah pihak keluarga korban merasa tidak ada itikad baik dari pelaku.

    “Katanya waktu itu mau tanggung jawab tapi sampai sekarang justru menghilang, makanya kami nekat untuk melaporkan kasus ini ke polisi,” tegasnya.

    Sementara itu, pihak sekolah enggan memberikan keterangan terkait pemukulan yang terjadi di acara dies natalis tersebut. Waka Humas SMKN Kademangan. M. Taufik Hidayat menyebut pihaknya enggan untuk memberikan statement perihal kasus itu.

    “Saya tidak berkenan untuk memberikan statemen terkait hal itu,” jelasnya. [owi/beq]