Category: Beritajatim.com Regional

  • Aktivis NU: Tragedi di Ponpes Al Khoziny Harusnya Jadi Tanggung Jawab Negara

    Aktivis NU: Tragedi di Ponpes Al Khoziny Harusnya Jadi Tanggung Jawab Negara

    Surabaya (beritajatim.com) – Aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Muchammad, Jafar Shodiq SH, MH, menilai tragedi yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, dan menelan korban jiwa puluhan santri merupakan musibah besar yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari tanggung jawab negara.

    Menurut Jafar, insiden tersebut harus dilihat dalam kerangka Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, yang secara tegas mengamanatkan peran dan kewajiban pemerintah terhadap penyelenggaraan pesantren.

    “Tragedi di Al-Khoziny memang musibah, dan pengasuh pesantren tentu sangat berduka karena kehilangan santri-santrinya. Namun, jika pemerintah hadir sebagaimana amanah undang-undang, potensi musibah seperti ini bisa diminimalkan,” ujar Jafar, Selasa (14/10/2025).

    Ia menjelaskan, selama ini pesantren membangun sarana dan prasarana pendidikan secara mandiri, berlandaskan keikhlasan dan semangat gotong royong. Pembangunan fasilitas pesantren, lanjutnya, sering kali dilakukan tanpa standar teknis yang memadai. Ini karena hanya mengandalkan kemampuan tukang lokal dan dana swadaya masyarakat.

    “Pesantren selama ini membangun sarana dan prasarana dengan keikhlasan dan keunikannya. Bahkan, banyak yang jauh dari standar pembangunan, karena hanya mengandalkan pengetahuan tukang ala kampung,” ungkapnya.

    Jafar menegaskan, sejak UU Pesantren disahkan dan berlaku efektif tiga tahun setelah diundangkan, pemerintah seharusnya sudah hadir memberikan pendampingan, fasilitasi, dan afirmasi bagi pesantren, khususnya dalam aspek pembangunan yang layak dan aman bagi santri.

    “Ketika UU Pesantren telah diundangkan, apakah pemerintah pernah hadir untuk memberikan fasilitasi dan pendampingan sebagaimana amanah undang-undang itu? Yang terjadi di Ponpes Al-Khoziny, ketika musibah datang, bupati justru hadir menyalahkan pihak pesantren karena masalah administratif,” tegasnya.

    Ia menilai sikap seperti itu mencerminkan kurangnya empati dan pemahaman terhadap dunia pesantren, yang selama ini berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga keutuhan Indonesia.

    “Pesantren kini seolah jadi kambing hitam, disalahkan oleh banyak pihak, bahkan digoreng di media sosial tanpa melihat kekhasan dan perjuangan pesantren. Padahal, pesantren telah berjuang sejak sebelum Indonesia merdeka, mendidik dengan mandiri, dan menjadi pemersatu bangsa,” pungkas Jafar. (tok/ian)

  • Aktivis GMNI Sampang Juga Kecam Tayangan TV yang Dinilai Cemarkan Nama Baik Kiai dan Pesantren

    Aktivis GMNI Sampang Juga Kecam Tayangan TV yang Dinilai Cemarkan Nama Baik Kiai dan Pesantren

    Sampang (beritajatim.com) – Viralnya video dari salah satu stasiun televisi nasional yang diduga mencemarkan nama baik pesantren dan kiai di Jawa Timur memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Salah satu aktivis di Madura turut angkat bicara dan menilai tayangan tersebut tidak layak disiarkan oleh media nasional.

    Ketua DPC GMNI Sampang, Bung Saifi, menyebut bahwa tayangan itu telah menodai kehormatan lembaga pesantren serta nilai moral yang diajarkan oleh para kiai.

    “Kalau berita yang viral sekarang itu sudah mencemarkan nama baik kiai dan pesantrennya. Mengapa tidak, dia sudah mengolok-ngolok akhlak yang sudah diajarkan di pondok mereka menimba ilmu,” kata Bung Saifi, Selasa (14/10/2025).

    Menurutnya, perilaku yang ditampilkan dalam video tersebut seharusnya tidak ditafsirkan secara negatif karena merupakan bagian dari tradisi dan tata krama yang diajarkan di pondok pesantren.

    “Padahal, menurut dia hal yang sudah dilakukan itu adalah sebuah bentuk tata krama atau akhlak yang sudah diajarkan di pondok oleh guru mereka, jadi bukan semata-mata dia diintimidasi oleh pihak kiai,” ujarnya.

    Ia juga mengaku kecewa terhadap stasiun televisi yang menayangkan video tersebut dan menilai hal itu sebagai bentuk ketidakhatihatian dalam pemberitaan.

    “Saya kecewa terkait penayangan TV Trans7 ini. Soalnya saya sendiri juga pernah mondok. Mereka hanya mempraktikkan apa yang sudah diajarkan oleh gurunya,” tuturnya dengan nada kecewa.

    Bung Saifi kemudian mendesak pimpinan redaksi media terkait agar segera menayangkan klarifikasi atas pemberitaan yang telah viral dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

    “Jadi saya sendiri menyarankan atas pimpinan redaksi yang menaungi media tersebut, untuk menyiarkan berita klarifikasi atas apa yang sudah viral hari ini,” katanya.

    Ia menegaskan agar media massa lebih berhati-hati dalam menayangkan konten yang sensitif dan tidak menyudutkan lembaga pendidikan Islam.

    “Jadi jangan pernah lagi membuat video yang tidak bermoral seperti itu. Buatlah pemberitaan yang sekiranya dapat mencerdaskan anak bangsa dan dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak,” tutupnya. [sar/ian]

  • Puting Beliung Terjang Stadion Gelora Penataran Blitar, Kerugian Rp1,5 Miliar

    Puting Beliung Terjang Stadion Gelora Penataran Blitar, Kerugian Rp1,5 Miliar

    Blitar (beritajatim.com) – Stadion Gelora Penataran di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, porak-poranda setelah diterjang angin puting beliung yang disertai hujan deras pada Selasa (14/10/2025) sore. Atap tribun utama stadion ambrol total, menyebabkan kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar.

    Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 15.41 WIB. Angin kencang yang bergerak cepat dari arah timur ke barat langsung menyapu bersih atap tribun yang terbuat dari galvalum. Konstruksi atap sepanjang 90 meter itu tak mampu menahan amukan angin, hingga ambrol bersama sebagian tiang besi penyangganya yang ikut jebol.

    Saking dahsyatnya terjangan angin, material atap bahkan dilaporkan melompat ke luar area stadion. Puing-puing tersebut menghantam taman yang berada tepat di depan bangunan stadion, merusak sejumlah tanaman dan fasilitas di sekitarnya.

    “Hasil asesmen dari BPBD, kerugian diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Blitar, Anindya Putra Robertus, kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (14/10/2025).

    Anindya menjelaskan, angka taksiran kerugian tersebut mengacu pada biaya pembangunan atap tribun yang direalisasikan pada tahun 2015 menggunakan dana APBD. Sementara itu, taman di depan stadion yang turut menjadi korban dibangun pada tahun 2019.

    Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa maupun luka dalam insiden ini. Namun, dampak kerusakan membuat stadion kebanggaan warga Blitar itu tidak dapat digunakan untuk sementara waktu.

    “Untuk sementara stadion belum bisa dipakai, masih dipasangi police line,” tegas Anindya.

    Ia menambahkan, penutupan dilakukan untuk keamanan karena di antara puing-puing material yang berserakan, terdapat kabel listrik aktif yang sangat berbahaya bagi masyarakat. Pihaknya berharap proses pemulihan dapat segera dilakukan pasca musibah ini.

    “Ikut hancur juga taman depan stadion karena tertimpa material atap tribun,” tambahnya.

    Informasi yang dihimpun, angin puting beliung tidak hanya menerjang wilayah Nglegok. Bencana serupa juga dilaporkan terjadi di beberapa titik di Kecamatan Garum dan Kanigoro. Di Desa Slorok, Kecamatan Garum, sebuah bangunan sekolah juga dilaporkan mengalami kerusakan. (owi/ian)

  • Ansor Nganjuk Desak KPI Bertindak, Kecam Tayangan TV yang Dinilai Lecehkan Pesantren

    Ansor Nganjuk Desak KPI Bertindak, Kecam Tayangan TV yang Dinilai Lecehkan Pesantren

    Nganjuk (beritajatim.com) – Gerakan Pemuda Ansor Nganjuk memberikan tanggapan keras terhadap tayangan siaran stasiun televisi swasta yang dinilai menyudutkan pesantren dan ekosistemnya, pada Selasa (14/10/2025).

    Ketua Ansor Nganjuk, Hamid Muzakki, menyatakan bahwa permintaan maaf dari pihak stasiun televisi saja belum cukup menuntaskan persoalan tersebut. Ia mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk segera mengambil langkah konkret dalam menyikapi kasus yang dinilai merugikan dunia pesantren itu.

    “Ini bukan pertama kalinya pesantren dihina lewat media. Kami mengajak semua pihak menjaga marwah lembaga pendidikan Islam agar tidak terus direndahkan,” kata Hamid, Selasa (14/10/2025).

    Menurut Hamid, tayangan yang diproduksi tanpa riset mendalam tersebut berpotensi memperburuk citra pesantren dan merusak kepercayaan masyarakat awam. Ia mengungkapkan kekecewaannya sebagai seorang santri yang memahami betul nilai-nilai luhur pesantren.

    “Kami, sebagai santri yang kuat hati, sangat kecewa dengan tayangan tersebut. Bagaimana mungkin sebuah tayangan dibuat tanpa riset yang mendalam?” tegas Hamid.

    Ia menilai bahwa narasi yang muncul dalam tayangan tersebut bukan berasal dari kalangan pesantren yang benar-benar memahami konsep pendidikan Islam dan tradisi keilmuan pesantren.

    Jika dilihat secara historis, pesantren memiliki peran besar dalam membangun peradaban bangsa. Karena itu, Hamid berharap KPI dapat bertindak tegas untuk mengembalikan marwah lembaga pendidikan Islam yang selama ini menjadi pilar moral dan spiritual masyarakat.

    Tindakan tegas dari KPI, menurut Hamid, juga menjadi bentuk tanggung jawab yang harus diambil oleh pihak televisi swasta tersebut.

    “Jika tidak ada kejelasan dan tindakan konkret dari KPI, Ansor Nganjuk siap melakukan gerakan protes dan menuntut seluruh pihak yang terlibat dalam produksi tayangan tersebut agar bertanggung jawab atas dampak buruknya bagi pesantren,” tutupnya. [ram/ian]

  • Seluruh Biaya Pengobatan Korban Keracunan MBG di Tulungagung Ditanggung BGN

    Seluruh Biaya Pengobatan Korban Keracunan MBG di Tulungagung Ditanggung BGN

    Tulungagung (beritajatim.com) – Korban keracunan menu MBG di Tulungagung masih bertambah. Berdasarkan data terakhir total terdapat 68 siswa yang menujukkan gejala keracunan usai menyantap menu MBG (Makan Bergizi Gratis).

    Dari jumlah tersebut lima pasien harus dirujuk ke RSUD dr Karneni Campurdarat untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Sedangkan siswa mendapat perawatan di Puskesmas Boyolangu dan Beji. Meski begitu sejumlah korban telah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik. Saat ini terdapat 5 pasien yang masih menjalani perawatan di Puskesmas.

    Plt Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, Anna Sapti Saripah mengatakan dari jumlah pasien tersebut terdapat 1 siswa SD. Sedangkan sisanya merupakan siswa SMPN 1 Boyolangu. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit kini kondisinya juga berangsur membaik. Satu pasien telah dinyatakan sembuh.

    Empat lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit. “Kondisinya secara umum sudah membaik, ini yang masih dirawat karena ada obat yang harus dihabiskan dulu, setelah itu baru boleh pulang,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

    Saat disinggung mengenai biaya pengobatan korban keracunan ini, Anna menjelaskan sesuai hasil rapat koordinasi seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Meskipun begitu pihaknya masih menunggu informasi terkait sistem pembayaran biaya pengobatan korban keracunan ini.

    “Apakah nanti kita yang mengklaim ke BGN atau melalui BPJS Kesehatan kita belum tahu, namun hasil rapat koordinasi terakhir seluruh biaya pengobatan akan ditanggung oleh BGN (Badan Gizi Nasional),” tuturnya.

    Pihak Dinas Kesehatan sendiri telah mengambil sampel makanan untuk dikirim ke laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Surabaya, Laboratorium RSUD dr. Iskak Tulungagung dan Laboratorium Kesehatan Daerah Kab. Tulungagung. Mereka juga melakukan pengumpulan data untuk mendukung penyelidikan epidemiologi.

    Selain itu petugas juga memeriksa penjamah makanan di SPPG Yayasan Gusti Maringi Mukti yang mensuplai kebutuhan MBG di sekolah tersebut. “Kita masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui pasti asal muasal penyebab kejadian ini,” pungkasnya. [nm/suf]

  • PMII Jatim Desak Permintaan Maaf Terbuka atas Tayangan yang Lecehkan Pesantren Lirboyo

    PMII Jatim Desak Permintaan Maaf Terbuka atas Tayangan yang Lecehkan Pesantren Lirboyo

    Surabaya (beritajatim.com) – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur mengecam keras stasiun televisi Trans7 atas tayangan yang dinilai merendahkan dan melecehkan para kiai serta Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Tayangan dalam program Xpose Uncensored itu disebut telah menyinggung marwah pesantren dan melukai perasaan jutaan santri di Indonesia.

    Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur, Akiedo Zawa, menegaskan bahwa tayangan tersebut bukan hanya menyerang satu lembaga keagamaan, tetapi juga bentuk pelecehan terhadap seluruh komunitas pesantren.

    “Pondok pesantren adalah benteng peradaban Islam Indonesia. Pelecehan terhadap Lirboyo bukan hanya menyakiti satu pesantren, tapi menyinggung seluruh santri dan kiai yang menjadi penjaga moral bangsa,” ujar Akiedo di Surabaya, Selasa (14/10/2025).

    Menurut dia, media massa seharusnya menjadi sarana pendidikan publik dan pencerahan masyarakat, bukan alat provokasi yang menistakan lembaga keagamaan. Akiedo menilai tayangan seperti itu menunjukkan krisis moral dalam dunia penyiaran.

    “Trans7 seharusnya peka terhadap nilai-nilai etika dan keberagaman. Menyentuh marwah pesantren berarti menyentuh jantung moral bangsa ini,” kata dia.

    PMII Jawa Timur mendesak pihak Trans7 untuk segera meminta maaf secara langsung kepada pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo dan kepada masyarakat pesantren di seluruh Indonesia. Dia juga menegaskan agar permintaan maaf disampaikan secara terbuka sebagai bentuk tanggung jawab moral media nasional.

    “Kami menuntut permintaan maaf dari pihak Trans7 secara langsung kepada pengasuh Lirboyo dan permohonan maaf secara terbuka ke masyarakat,” tegas alumni Pesantren Lirboyo ini.

    Selain itu, PMII Jawa Timur juga meminta Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindaklanjuti dugaan pelanggaran etika penyiaran dalam tayangan tersebut. Menurut dia, lembaga pengawas harus turun tangan agar kasus serupa tidak kembali terjadi.

    “KPI dan Dewan Pers harus turun tangan. Media punya tanggung jawab sosial untuk menjaga harmoni dan etika dalam ruang publik,” ujar dia.

    Di sisi lain, Akiedo menyerukan kepada seluruh kader PMII, santri, dan masyarakat luas untuk memboikot seluruh kanal Trans7 sampai pihak manajemen menyampaikan permohonan maaf langsung di Pesantren Lirboyo.

    “PMII Jawa Timur mengajak semua pihak tidak diam namun tetap bermartabat. Kita bela pesantren dengan cara bijak, dengan nalar, etika, dan gerakan yang beradab,” pungkas dia. [asg/suf]

  • KH Basori Alwi Desak Pemerintah Cabut Izin Trans7 Usai Tayangan tentang Ponpes Lirboyo Kediri

    KH Basori Alwi Desak Pemerintah Cabut Izin Trans7 Usai Tayangan tentang Ponpes Lirboyo Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Pernyataan tegas datang dari KH Basori Alwi, Pengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Ibaad, Dusun Kaliawen Timur, Desa Ngino, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, terkait tayangan Trans7 yang menyinggung pondok pesantren dan kini viral di media sosial.

    Ia menyatakan keprihatinannya dan mendesak pemerintah mencabut izin siar Trans7 karena dinilai telah melukai perasaan para santri dan kalangan pesantren.

    “Kami memohon kepada Dewan Pers dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk mencabut izin tayang. Karena narasinya sangat-sangat menyinggung para santri,” ujar Gus Basori, sapaan akrab KH Basori Alwi, Selasa (14/10/2025).

    Menurutnya, pesantren merupakan lembaga pendidikan mandiri yang telah berperan penting dalam membentuk adab dan akhlak generasi bangsa sejak dulu. Ia menilai narasi yang muncul dalam tayangan tersebut menunjukkan ketidaktahuan terhadap nilai-nilai luhur dunia pesantren.

    “Untuk mengabdi kepada guru, jangankan cuma amplop sekecil itu, sebagian harta pun akan dikasih kepada sang guru. Karena santri tahu mahalnya harga ilmu,” jelasnya.

    Gus Basori juga mengutip nilai-nilai dalam kitab klasik yang menggambarkan betapa tingginya penghargaan terhadap ilmu. “Dalam salah satu kitab karya para ulama terdahulu, satu huruf ilmu saja dihargai satu juta dirham. Para santri bahkan tidak berani lewat depan rumah kiainya karena takut mengganggu istirahat sang guru,” ungkapnya.

    Ia menilai tudingan bahwa kiai memperbudak santri adalah bentuk kesalahpahaman yang lahir dari orang-orang yang tidak memahami tradisi pesantren.

    “Bahasa perbudakan itu hanya terjadi di kalangan orang yang tidak berilmu. Di kalangan santri tidak ada perbudakan sama sekali. Para santri justru merasa senang diperintah gurunya karena sadar tidak bisa membalas mahalnya ilmu yang diberikan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Gus Basori meminta Presiden Republik Indonesia untuk memanggil pihak Trans7 agar lebih bijak dalam menayangkan konten yang menyangkut lembaga keagamaan dan dunia pesantren. “Mohon kepada Presiden Indonesia untuk memanggil media Trans7 supaya lebih bijak lagi bila menayangkan sesuatu,” ujarnya.

    Terkait permintaan maaf yang telah disampaikan oleh pihak televisi, Gus Basori menilai hal itu belum cukup untuk menyelesaikan masalah. Ia menegaskan bahwa dampak negatif dari tayangan tersebut tidak bisa dihapus begitu saja.

    “Kalaupun pihak televisi sudah minta maaf, ini tidak cukup. Sebab zaman sekarang, jika berita buruk sudah menyebar, maka pelurusan berita tidak akan seviral berita yang mencitrakan buruk. Kami tetap menuntut pemerintah cabut izin Trans7,” tuturnya dengan tegas. [nm/suf]

  • Himasal Mojokerto Kecam Tayangan Xpose Trans7, Desak Permintaan Maaf Terbuka Kepada Kiai Lirboyo

    Himasal Mojokerto Kecam Tayangan Xpose Trans7, Desak Permintaan Maaf Terbuka Kepada Kiai Lirboyo

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pimpinan Cabang (PC) Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Mojokerto menyatakan sikap tegas terhadap tayangan program Xpose di stasiun televisi nasional, Trans7 yang dinilai melecehkan martabat ulama. Khususnya Kiai Sepuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

    Tayangan tersebut berasal dari program Xpose pada, Senin (13/10/2025) langsung menuai gelombang reaksi keras di media sosial. Rekaman tayangan yang beredar memperlihatkan adegan yang dianggap sebagian pihak sebagai bentuk pelecehan atau olok-olok terhadap sosok Kiai Anwar Manshur.

    Pernyataan sikap tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum PC Himasal Mojokerto, K. Muallimin dalam konferensi pers yang digelar di aula kantor PT As-Syarif Tour Travelindo, Desa Medali, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Dalam pernyataan sikap tersebut, juga dilakukan tanda tangan pernyataan sikap.

    Dalam pernyataannya, PC Himasal Mojokerto menegaskan ada delapan poin sikap resmi, antara lain menolak segala bentuk penghinaan terhadap ulama dan pesantren, mengutuk tayangan yang dinilai melanggar etika jurnalistik, serta menuntut permohonan maaf terbuka dari pihak Trans7.

    “Kami menolak segala bentuk olok-olok terhadap martabat ulama, terlebih terhadap Kiai sepuh dan figur pesantren yang telah mengabdikan hidupnya untuk keilmuan dan kerohanian,” ungkap Ketua Umum PC Himasal Mojokerto, K. Muallimin, Selasa (14/10/2025).

    Ia juga menilai tayangan program Xpose Trans7 tidak memenuhi prinsip verifikasi dan tabayun yang menjadi dasar dalam etika jurnalistik. Selain itu, PC Himasal Mojokerto juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengambil langkah tegas agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

    “Framing-nya tidak beretika dan terkesan menyerang tanpa klarifikasi. Kami menuntut Trans7 dan tim produksi Xpose untuk meminta maaf secara terbuka kepada Kiai, keluarga pesantren, dan umat Islam secara umum. Juta KPI untuk mengambil langkah tegas dan memastikan standar penyiaran ditegakkan dengan konsisten,” katanya.

    K. Muallimin menambahkan, koordinasi telah dilakukan antar Himasal di seluruh Indonesia sebagai bentuk solidaritas terhadap Lirboyo. Menurutnya, Himasal se-Indonesia sudah bergerak untuk mendatangi kantor biro Trans7 di masing-masing daerah. Seperti sudah dilakukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

    “Jika tidak ada itikad baik dari Trans7, kami siap mengambil langkah maksimal. Kami ini alumni Lirboyo. Jasa Lirboyo bagi bangsa luar biasa. Ketika Kiai kami disinggung, kami benar-benar marah. Semalam kami tidak bisa tidur, tidak tenang, belum enak makan,” ujarnya.

    Sementara itu, Penasehat PC Himasal Mojokerto, Marduki Sabil menegaskan, pihaknya akan menempuh jalur hukum apabila Trans7 tidak merespons pernyataan sikap tersebut. “Kami akan menggunakan langkah hukum karena tayangan itu melanggar kaidah jurnalistik dan tidak ada tabayun. Jika Trans7 tidak menindaklanjuti, kami akan bawa ke ranah hukum,” tambahnya.

    Sebagai informasi, KH. Anwar Manshur Lirboyo merupakan Pengasuh Utama Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, sekaligus Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur masa khidmat 2024–2029. Ia dikenal sebagai salah satu Kiai sepuh yang sangat dihormati di kalangan Nahdlatul Ulama dan pesantren di Indonesia. [tin/suf]

  • Angin Kencang Terjang Bondowoso, Tujuh Rumah di Karang Anyar Rusak Ringan

    Angin Kencang Terjang Bondowoso, Tujuh Rumah di Karang Anyar Rusak Ringan

    Bondowoso (beritajatim.com) – Hembusan angin kencang melanda wilayah Desa Karang Anyar, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso, Selasa (14/10/2025) siang. Akibat peristiwa tersebut, tujuh rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan ringan.

    Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Kristianto, menjelaskan bahwa kejadian terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung mendapat respons cepat dari tim BPBD.

    “Begitu menerima laporan dari masyarakat melalui WhatsApp, tim kami langsung menuju lokasi untuk melakukan asesmen dan membantu warga terdampak. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Kristianto.

    Tujuh rumah yang terdampak berada di RT 10 RW 03 Desa Karang Anyar. Rumah tersebut masing-masing milik Ridwan Zakaria, Puji Hartono, Misnali, Agus Heriyanto, Ibrahim, Handoko, dan Kuwantir Wulan.

    Kristianto menjelaskan, hasil asesmen Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Bondowoso menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi tergolong ringan. Sebagian besar berupa atap rumah yang beterbangan serta genting yang lepas akibat terpaan angin.

    “Sebagian warga sudah mulai memperbaiki rumahnya secara mandiri. Saat ini kondisi di lapangan terpantau aman dan terkendali. Cuaca di sekitar lokasi juga cenderung mendung,” tambahnya.

    Dalam penanganan di lapangan, BPBD Bondowoso berkoordinasi dengan Polsek Tegalampel, pihak Kecamatan Tegalampel, serta masyarakat setempat. Selain melakukan pendataan, petugas juga memberikan imbauan agar warga tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi beberapa hari ke depan.

    “Musim pancaroba sering kali ditandai dengan perubahan cuaca yang cepat dan tidak menentu. Kami mengimbau masyarakat agar memperkuat atap rumah, menebang pohon yang rawan tumbang, dan segera melapor jika terjadi bencana,” tegas Kristianto.

    Hingga laporan ini disampaikan, BPBD memastikan situasi wilayah Bondowoso dalam kondisi aman. Meski demikian, petugas Pusdalops BPBD tetap memantau perkembangan cuaca secara berkala sebagai langkah antisipatif. [awi/beq]

  • Polres Lumajang Terima Karangan Bunga Dukungan Usai Aksi Penyerangan Mapolres

    Polres Lumajang Terima Karangan Bunga Dukungan Usai Aksi Penyerangan Mapolres

    Lumajang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor (Polres) Lumajang menerima kiriman karangan bunga berisi dukungan moral pasca-aksi penyerangan yang dilakukan keluarga tersangka kasus pencurian hewan, Minggu (12/10/2025) malam.

    Karangan bunga tersebut tiba di Mapolres Lumajang pada Senin (13/10/2025) malam sekitar pukul 21.20 WIB. Dalam tulisan di papan bunga itu, pengirim menyampaikan dukungan agar Polres Lumajang terus menjaga keamanan wilayahnya. Menariknya, nama pengirim tercantum sebagai “korban maling sapi”.

    Diketahui sebelumnya, tersangka pencurian hewan bernama Rudi Hartono (44) meninggal dunia sehari setelah ditangkap polisi. Ia dinyatakan meninggal saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.

    Kematian Rudi sempat memicu kemarahan keluarga yang membawa puluhan massa dari Desa Ranuwurung, Kecamatan Randuagung, untuk menyerang Mapolres Lumajang. Keluarga menduga kematian Rudi akibat penganiayaan polisi saat penangkapan. Namun, dugaan tersebut terbantahkan setelah hasil autopsi menyebut penyebab kematian karena lonjakan asam lambung yang menjalar ke saluran pernapasan.

    Anggota Polres Lumajang, Aiptu Usman Hadi, mengatakan pihaknya belum mengetahui siapa pengirim karangan bunga tersebut. Kurir pengantar juga tidak mengetahui identitas pemesan.

    “Kalau pengirim karangan bunganya dari siapa tidak tahu, katanya (kurir) ini dibuat di Kecamatan Yosowilangun atas pesanan dari toko bunga lain di Surabaya. Nah, yang di Surabaya yang pesan siapa tidak tahu,” jelas Usman, Selasa (14/10/2025).

    Kasi Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, mengapresiasi dukungan masyarakat yang ditunjukkan melalui pengiriman karangan bunga itu.

    “Walaupun pengirimnya belum diketahui, Polres Lumajang mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan masyarakat,” ujar Untoro. [has/beq]