Category: Beritajatim.com Regional

  • Pancaroba Ekstrem Landa Bojonegoro, BPBD Imbau Warga Waspada Angin Kencang dan Hujan Es

    Pancaroba Ekstrem Landa Bojonegoro, BPBD Imbau Warga Waspada Angin Kencang dan Hujan Es

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Memasuki masa transisi musim atau pancaroba, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Hujan deras yang disertai angin kencang, petir, dan bahkan potensi hujan es diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    Dalam beberapa hari terakhir, kondisi cuaca di Bojonegoro menunjukkan pola yang tidak menentu. Pagi hari cenderung cerah dan panas, namun menjelang sore hingga malam hari, hujan deras sering kali mengguyur dengan intensitas tinggi, disertai angin kencang dan sambaran petir.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), masa pancaroba di wilayah Bojonegoro diperkirakan akan mencapai puncaknya hingga tanggal 16 Oktober mendatang.

    “Selama periode pancaroba ini, cuaca umumnya akan terasa panas terik di pagi hingga siang hari, dengan suhu udara rata-rata bisa mencapai 34 derajat Celsius. Namun, pada sore atau malam hari, berpeluang besar terjadi hujan sedang hingga lebat,” jelas Heru Wicaksi, Rabu (15/10/2025).

    Ia menambahkan, perubahan cuaca yang ekstrem ini terjadi karena pembentukan awan Cumulonimbus yang cepat, menyebabkan hujan deras tiba-tiba yang berpotensi disertai angin kencang, petir, dan bahkan hujan es. Oleh karena itu, Heru Wicaksi mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah pencegahan.

    “Kami minta masyarakat agar menghindari beraktivitas atau berteduh di bawah pohon besar atau baliho saat terjadi cuaca buruk. Selain itu, segera amankan atap rumah dan benda-benda lain yang mudah terbang terbawa angin kencang,” tegasnya.

    BPBD Bojonegoro terus memantau perkembangan cuaca dan mengimbau warga untuk selalu siaga menghadapi dampak dari cuaca ekstrem selama masa pancaroba ini. [lus/ian]

  • Kebakaran Hebat Landa Toko Grabah Mulya di Jalan Doho Kediri, Diduga Akibat Korsleting Listrik

    Kebakaran Hebat Landa Toko Grabah Mulya di Jalan Doho Kediri, Diduga Akibat Korsleting Listrik

    Kediri (beritajatim.com) – Kebakaran hebat melanda Toko Grabah Mulya di Jalan Doho, Kota Kediri, pada Rabu malam, 15 Oktober 2025, sekitar pukul 20.00 WIB. Api diduga berasal dari korsleting listrik di dalam toko yang menjual berbagai perlengkapan rumah tangga tersebut.

    Menurut keterangan Wahyu, salah satu warga setempat, api tiba-tiba muncul dari bagian dalam toko dan dengan cepat membesar karena banyaknya material mudah terbakar di lokasi.

    “Awalnya kecil, tapi langsung membesar. Kemungkinan karena korsleting listrik,” ujarnya saat ditemui di sekitar lokasi kejadian.

    Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kediri yang mendapat laporan segera bergerak cepat menuju lokasi. Namun, upaya pemadaman sempat terkendala karena api sudah terlanjur membesar dan menyebar ke bagian atap toko. Untuk memperlancar proses pemadaman, arus lalu lintas di Jalan Doho sementara dialihkan ke jalur alternatif.

    Nia, warga lain yang berada di lokasi, menuturkan bahwa kobaran api begitu besar hingga terlihat dari kejauhan. “Banyak warga datang melihat karena apinya tinggi sekali. Petugas terlihat kesulitan memadamkannya,” katanya.

    Hingga berita ini diturunkan, api masih belum sepenuhnya padam dan petugas terus berupaya melakukan pendinginan di sekitar titik kebakaran agar tidak merambat ke bangunan lain.

    Jalan Doho sendiri dikenal sebagai pusat pertokoan dan ekonomi di Kota Kediri, yang juga ramai dikunjungi warga saat malam hari karena deretan kuliner khas seperti nasi pecel tumpang dan nasi goreng anglo.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para pemilik toko di kawasan padat seperti Jalan Doho untuk rutin memeriksa instalasi listrik dan menyediakan alat pemadam api ringan (APAR) agar kejadian serupa tidak terulang. [nm/ian]

  • Latihan Gandrung Sewu 2025 Membawa Dampak Berkah bagi Para Pedagang di Stadion Diponegoro

    Latihan Gandrung Sewu 2025 Membawa Dampak Berkah bagi Para Pedagang di Stadion Diponegoro

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Mendekati hari H pelaksanaan gelaran event akbar Gandrung sewu 2025, seluruh penari semakin giat berlatih di Stadion Diponegoro. Dampak positif dari perhelatan ini juga membawa berkah ekonomi bagi masyarakat setempat, terutama para pedagang kecil di sekitar lokasi latihan.

    Selama latihan berlangsung, area sekitar stadion tampak dipadati oleh penjual yang menjajakan dagangannya, menciptakan suasana pasar dadakan yang ramai dan riuh.

    Kehadiran ribuan penari dan pendamping yang antusias membuat perputaran ekonomi di lokasi tersebut meningkat drastis. Para pedagang menyambut gembira dan berharap latihan ini bisa menjadi ladang rezeki yang menguntungkan.

    Banyaknya orang yang berlalu-lalang secara otomatis meningkatkan daya beli produk yang mereka jual, jauh melampaui hari-hari biasa.

    Salah satu pedagang yang merasakan dampak positif ini adalah Indri, seorang penjual makanan ringan. Warga Kelurahan Sobo ini sudah dua kali berjualan di lokasi latihan gabungan Gandrung Sewu.

    “Saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini, dagangan saya yang terjual sangat lumayan,” ungkap Indri.

    Indri mengaku, jualan di latihan hari pertama sangat tinggi di banding hari kedua. “Sedikit banyaknya penjualan sangat saya syukuri supaya menjadi berkah.” Jelas Indri.

    Penjualan yang lumayan ini membuat Indri dan pedagang lainnya termotivasi untuk terus berjualan setiap kali ada latihan.

    Latihan Gandrung Sewu ini menjadi momentum emas yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha mikro di Banyuwangi. Mereka menjajakan makanan dan minuman mulai yang ringan hingga yang berat.

    Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Taufik Rohman, menyadari fenomena positif ini. Ia mengamati langsung bagaimana area Stadion Diponegoro dipenuhi oleh para pedagang kaki lima yang memanfaatkan momen keramaian.

    Hal ini menunjukkan bahwa sebuah acara budaya besar mampu memberikan dampak ekonomi yang nyata hingga ke tingkat akar rumput. Menurut Taufik, perputaran ekonomi di sekitar stadion sangat terlihat.

    “Saya melihat area Stadion Diponegoro sangat banyak pelapak yang menggelar lapaknya. Ini momen bagus yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku kreatif di Banyuwangi khususnya,” kata Taufik.

    Taufik juga menekankan pentingnya sinergi antara kegiatan seni dan ekonomi. Kegiatan budaya seperti Gandrung Sewu tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

    Hal tersebut menjadi bukti bahwa seni dan budaya dapat menjadi sektor produktif yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    “Dengan adanya latihan gabungan ini, warga Banyuwangi tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi bagian dari mata rantai ekonomi yang saling menguntungkan. Para pedagang mendapat rezeki, sementara peserta latihan dan penonton dapat menikmati jajanan dan barang yang ditawarkan,” pungkas Taufik. [tar/ian]

  • Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Kapolda Jatim Ungkap Kondisi Bangunan Masih Berbahaya

    Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Kapolda Jatim Ungkap Kondisi Bangunan Masih Berbahaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si. menegaskan bahwa penanganan kasus robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, masih terus berlanjut.

    Irjen Pol Nanang Avianto menjelaskan, saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan awal terhadap sejumlah saksi untuk mendalami penyebab insiden yang menelan korban jiwa tersebut.

    “Ya, ini masih pemeriksaan awal. Ada beberapa saksi yang sedang kita panggil. Setelah itu baru mungkin akan ada laporan progres ke saya dari penyidik. Jadi, nanti kami akan update mengenai kelanjutannya,” ujar Irjen Nanang, Rabu (15/10/2025).

    Kapolda Jatim mengungkapkan, berdasarkan hasil asesmen sementara setelah proses pembongkaran reruntuhan selesai, beberapa bangunan di kompleks pesantren dinilai membahayakan jika tetap digunakan.

    “Kita melihat bahwa gedung-gedung itu sementara ini membahayakan kalau dipakai. Kami tidak ingin terjadi korban berikutnya,” ungkap Irjen Nanang.

    Oleh karena itu, pihak kepolisian menetapkan status quo terhadap bangunan-bangunan yang terdampak, sambil menunggu hasil penyidikan dan rekomendasi teknis dari pihak berwenang.

    “Sementara ini status quo, dan kami juga bekerja sama dengan pemda setempat untuk mengalokasikan tempat bagi para santri agar tetap bisa melanjutkan aktivitas,” tegasnya.

    Meski demikian, Kapolda Jatim menegaskan bahwa aktivitas pendidikan para santri tidak boleh terhenti meskipun terjadi musibah tersebut. Pemerintah daerah (pemda) akan berperan dalam memfasilitasi kelanjutan kegiatan belajar mengajar agar kurikulum pesantren tetap berjalan.

    “Bagaimanapun juga, jangan sampai aktivitas terhenti. Harus tetap dilanjutkan, karena ini berkaitan dengan perencanaan dan kurikulum pesantren. Dan ini akan difasilitasi oleh pemda,” pungkas Irjen Nanang. (uci/kun)

  • Aroma Busuk di Hutan Malo Ungkap Mayat Bayi Terbungkus Plastik, Polres Bojonegoro Buru Pelaku

    Aroma Busuk di Hutan Malo Ungkap Mayat Bayi Terbungkus Plastik, Polres Bojonegoro Buru Pelaku

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Warga Desa Kacangan, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro digemparkan oleh penemuan mengerikan di kawasan hutan jati setempat. Dua warga yang sedang mencari rumput menemukan sesosok mayat bayi, Rabu (15/10/2025).

    Peristiwa itu berawal ketika para pencari rumput mencium bau busuk menyengat dari balik tumpukan ilalang kering. Karena penasaran, mereka mendekati sumber bau dan membongkar tumpukan tersebut.

    Di lokasi itu, mereka dikejutkan dengan penemuan jasad bayi malang yang sudah meninggal dunia. Bayi tersebut terbungkus rapat di dalam tas plastik berwarna kuning, lalu dilapisi lagi dengan tas plastik berwarna hijau.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, mayat bayi yang diperkirakan berusia sekitar satu minggu itu ditemukan warga saat hendak berladang sekitar pukul 10.30 WIB. “Ditemukan sekitar pukul 10.30 WIB. Penemunya adalah warga yang sedang mencari rumput,” ungkap AKP Bayu.

    Setelah menemukan jasad bayi yang belum diketahui jenis kelaminnya, warga segera melaporkan temuan itu kepada Mantri Perhutani yang bertanggung jawab atas kawasan hutan. Petugas kepolisian dari Polres Bojonegoro kemudian tiba di lokasi untuk melakukan identifikasi awal.

    “Setelah identifikasi di lokasi selesai, jasad bayi langsung kami bawa ke RSUD Bojonegoro untuk proses autopsi,” jelas polisi lulusan Akpol 2015 tersebut.

    Mantan Kanit Jatanras Polres Lampung itu menambahkan, Tim Satreskrim Polres Bojonegoro kini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap pelaku pembuangan bayi yang diduga kuat orang tua kandungnya.

    “Masih kami selidiki. Salah satu langkah kami adalah menelusuri data ibu hamil dari sejumlah rumah sakit dan Puskesmas di wilayah sekitar untuk mengungkap siapa orang tua bayi tersebut,” pungkasnya. (lus/kun)

  • Cuaca Ekstrem, BPBD Bangkalan Imbau Waspada Angin Kencang

    Cuaca Ekstrem, BPBD Bangkalan Imbau Waspada Angin Kencang

    Bangkalan (beritajatim.com) – Cuaca tak menentu mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bangkalan. Kondisi itu seiring mulai masuknya pada masa pancaroba.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana, terutama angin puting beliung yang kerap datang tanpa tanda.

    Kepala Pelaksana BPBD Bangkalan, M. Zainul Qomar, menjelaskan bahwa saat ini Bangkalan tengah berada dalam masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Kondisi itu sering memicu cuaca ekstrem seperti angin kencang disertai hujan deras.

    “Puting beliung pekan lalu merusak puluhan rumah dan warung, terutama di kawasan Suramadu, Kapor, dan Perumahan Tunjong. Banyak pohon tumbang, kabel listrik putus, dan genteng rumah beterbangan,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).

    Berdasarkan data BPBD, terdapat 77 bangunan terdampak, sebagian besar mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Wilayah lain seperti Pengeranan Asri dan Bancaran juga ikut merasakan dampaknya, meski dalam skala kecil.

    Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah menyebarkan imbauan melalui berbagai kanal informasi resmi. Warga diingatkan agar tidak berteduh di bawah pohon besar atau tiang listrik saat hujan deras, karena berisiko tertimpa tumbangan atau tersengat listrik.

    Meski demikian, BPBD Bangkalan juga menyiagakan armada dan personel di sejumlah titik rawan guna mempercepat respons jika bencana kembali terjadi.

    “Keselamatan harus diutamakan. Jika ada potensi bahaya di lingkungan sekitar, segera laporkan agar bisa kami tindaklanjuti,” tegas Zainul. [sar/but]

  • Demi Secarik Tanah Leluhur, Ratusan Warga Doko Gugat Perkebunan dan Bupati Blitar

    Demi Secarik Tanah Leluhur, Ratusan Warga Doko Gugat Perkebunan dan Bupati Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak lebih dari 200 petani asal Sidorejo Kecamatan Doko Kabupaten Blitar menuntut keadilan atas tanah leluhurnya.

    Ratusan petani ini melayangkan gugatan kepada PT. Perkebunan Cengkeh serta Bupati Blitar ke Pengadilan Negeri Kabupaten Blitar.

    Asalan ratusan petani ini melayangkan gugatan karena mereka terasa terusik oleh ulah PT. Perkebunan Cengkeh.

    Para petani menyebut bahwa selama menggarap tanah leluhurnya yang kini masuk kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Perkebunan Cengkeh mereka selalu mendapatkan intimidasi.

    “Warga ini kan sekarang sudah menggarap lahan yang memang miliknya itu ada di bagian utara, warga ini berharap warga tetap bisa menggarap lahannya dengan tenang dan tanpa gangguan,” ucap kuasa hukum dari warga, Fenika Haerenda pada Rabu (15/10/2025).

    Para petani mengklaim bahwa tanah yang mereka garap adalah milik leluhurnya. Tanah tersebut pun sudah digarap secara turun temurun oleh ratusan petani yang kini menuntut haknya kembali.

    “Paling utama itu warga dapat lahan untuk digarap dan yang paling bisa melindungi warga kan adanya sertifikat itu,” tegasnya.

    Kini ratusan petani tersebut telah melayangkan gugatan kepada PT. Perkebunan Cengkeh serta Bupati Blitar. Khusus untuk Bupati Blitar, para teni memiliki harapan khusus yakni kehadiran orang nomor satu di Bumi Penataran untuk membela kepentingan rakyat.

    “Kami menyampaikan rasa kecewa kepada Bupati Blitar selaku tergugat 2 karena selama ini sudah berkali kali menyampaikan surat dan permohonan audiensi kepada Bupati Blitar namun tidak pernah ditanggapi sampai ada gugatan ini,” imbuhnya.

    Ratusan petani ini pun menyuarakan kekecewaan hatinya kepada Bupati Blitar. Selain merasa tuntutannya tak dianggap, Bupati Blitar justru dipandang warga telah bertemu dengan PT. Perkebunan Cengkeh usai gugatan dilayangkan.

    “Bupati Blitar justru mengadakan pertemuan dengan PT. Perkebunan Cengkeh tanpa memberitahukan dan mengundang kami sebagai penggugat kami menilai tindakan itu tidak sejalan dengan prinsip keterbukaan, keadilan dan akuntabilitas dalam penyelesaian sengketa yang melibatkan masyarakat,” tandasnya.

    Harapan warga sebenarnya cukup sederhana yakni mereka diperbolehkan menggarap lahan seluas 217 hektar itu secara tentram tanpa ada intimidasi. Para petani pun menuntut ada legalitas hukum yang bisa menjadi payung bagi petani agar tak ada lagi kriminalisasi terhadap petani.

    Sementara itu, pihak kuasa hukum dari PT. Perkebunan Cengkeh mengaku masih akan melakukan koordinasi. Langkah ini akan ditempuh terlebih dahulu usai menjalani mediasi dengan warga di Pengadilan Negeri Kabupaten Blitar.

    “Saya koordinasi dulu dengan klien, soalnya kita baru tahu apa yang diminta masyarakat itu, ini tadi, tentu saya tidak bisa menyampaikan langsung kita harus koordinasi dulu,” ucap Dian Aminudin, selaku kuasa hukum PT. Perkebunan Cengkeh. (owi/ted)

  • Polres Jombang Buru Pelaku Tabrak Lari, Sisir Rekaman CCTV untuk Ungkap Kasus

    Polres Jombang Buru Pelaku Tabrak Lari, Sisir Rekaman CCTV untuk Ungkap Kasus

    Jombang (beritajatim.com) – Satlantas Polres Jombang mengumpulkan rekaman CCTV di sekitar Jl Raya Janti Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Hal itu untuk menyelidiki pelaku tabrak lari yang menyebabkan pasangan suami istri (pasutri) asal Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk meninggal dunia.

    Kasatlantas Polres Jombang Iptu Rita Puspitasari menjelaskan, selain melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), pihaknya juga menyisir sekitar lokasi guna mendapatkan rekaman CCTV. Karena hal itulah yang bisa dijadikan petunjuk dalam kasus tabrak lari pada Rabu dini hari (15/10/2025).

    “Kami masih memburu pelaku. Anggota di lapangan sedang meminta rekaman CCTV guna menguak kendaraan apa yang melindas pasutri asal Nganjuk hingga meninggal,” ujar Rita ketika dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).

    Diberitakan sebelumnya, Kecelakaan tragis terjadi di Jalan Raya Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu dini hari (15/10/2025) sekitar pukul 01.50 WIB.

    Sebuah kendaraan sepeda motor Honda Beat yang dikendarai oleh Risky Yuli Ela Prasetiawan (28) dan membonceng istrinya Triani Laela Dewi (26) mengalami kecelakaan maut dengan truk. Kedua korban yang merupakan warga Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk, meninggal dunia di lokasi kejadian. [suf]

  • Santri Malang Layangkan 5 Tuntutan Keras untuk Trans7

    Santri Malang Layangkan 5 Tuntutan Keras untuk Trans7

    Malang (beritajatim.com) – Kelompok yang menamakan diri Santri Malang Menggugat mengeluarkan pernyataan sikap keras yang ditujukan kepada stasiun televisi Trans7. Mereka menuding salah satu program di stasiun tersebut telah melecehkan, memfitnah, dan merendahkan martabat para masyayikh (kiai sepuh), santri, serta institusi pesantren secara keseluruhan.

    Aksi ini, menurut mereka, dilandasi oleh kecintaan dan komitmen untuk menjaga kehormatan para ulama. “Ini gugatan yang berdasar pada kecintaan kami kaum santri terhadap para masyayikh, serta tekad untuk selalu setia menjadi benteng bagi marwah kiai, santri, dan pesantren,” tegas Fairouz Huda, Koordinator Santri Malang Menggugat, dalam rilis resmi, Rabu (15/10/2025).

    Fairouz menilai pesantren merupakan entitas besar dengan sejarah panjang dalam mendidik generasi bangsa melalui ilmu, akhlak, dan karakter. Ia menyindir Trans7 yang disebut sebagai entitas kecil namun menimbulkan dampak buruk luas melalui tayangannya. “Maka jangan heran jika semakin hari, gelombangnya akan semakin membesar,” ujarnya menegaskan.

    Dalam pernyataannya, kelompok ini meluncurkan “Panca Gugatan” — lima tuntutan utama yang wajib dipenuhi pihak Trans7 dan pemerintah dalam waktu 1×24 jam sejak pernyataan ini dikeluarkan. Jika tidak dipenuhi, mereka mengancam akan menggelar aksi dengan skala yang jauh lebih besar.

    Berikut lima tuntutan utama Santri Malang Menggugat:

    Segera cabut izin Trans7 sebagai media pemilik program yang dinilai berdampak buruk terhadap keutuhan bangsa dan melanggar etika moral jurnalistik.

    Tangkap pihak manajemen Trans7 dan mitra produksi yang bertanggung jawab atas tayangan yang melecehkan dan memfitnah kiai, santri, serta pesantren.

    Bekukan dan cabut izin Production House pembuat program “Expose” Trans7. Buat tayangan pertanggungjawaban publik yang mengakui kesalahan dan mengangkat kemuliaan para kiai serta santri di pesantren.

    Pemerintah diminta menjadikan kasus ini pelajaran penting untuk memperkuat etika jurnalistik di Indonesia, sekaligus memberi sanksi tegas berupa pencabutan izin bagi media yang melanggar.

    Pernyataan sikap yang dikeluarkan di Bumi Arema ini ditutup dengan ultimatum keras: “Jika tidak (diwujudkan), suara kami akan kembali mengaum, dan gelombang gerakan kami akan semakin membesar dan keras,” pungkas pernyataan tersebut. [kun]

  • Damkar Gresik Evakuasi Ular Viper Besar Bergelantungan di Pohon, Warga Pelemwatu Sempat Panik

    Damkar Gresik Evakuasi Ular Viper Besar Bergelantungan di Pohon, Warga Pelemwatu Sempat Panik

    Gresik (beritajatim.com) – Warga Desa Pelemwatu, Kecamatan Menganti, Gresik, digegerkan oleh kemunculan seekor ular viper berukuran cukup besar yang bergelantungan di atas pohon. Ular berbisa dan mematikan itu pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan yang sedang membersihkan halaman di dekat gudang Asri Blok A2/5.

    Mengetahui ada ular di atas pohon, petugas kebersihan meminta bantuan warga yang melintas untuk menurunkannya dan menaruhnya di tong sampah. Setelah itu, ular tersebut dilaporkan kepada salah satu karyawan gudang bernama Lia.

    Karena khawatir salah mengevakuasi mengingat ular viper dikenal sangat berbisa, Lia langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran lapangan (Damkarla) Gresik di pos Menganti.

    “Saya takut ularnya berukuran cukup besar dan berbisa. Daripada karyawan kami digigit, saya langsung menghubungi petugas damkarla,” ujar Lia, Rabu (15/10/2025).

    Tak lama kemudian, petugas Damkarla Gresik yang dipimpin Teguh Priyanto bersama lima personel lainnya tiba di lokasi dan berhasil mengevakuasi ular tersebut menggunakan alat khusus. Teguh menjelaskan bahwa ular tersebut merupakan jenis viper pohon yang dikenal memiliki bisa mematikan dan bersifat agresif ketika merasa terancam.

    “Jenis ini tergolong berbahaya karena memiliki bisa yang bisa merusak jaringan tubuh. Namun, selama tidak diganggu, biasanya ular ini tidak menyerang,” ungkap Teguh.

    Proses evakuasi berlangsung kurang dari satu jam dan menarik perhatian warga sekitar yang sempat panik. Setelah berhasil diamankan, ular tersebut dibawa ke posko Damkarla untuk penanganan lebih lanjut.

    Pihak Damkarla Gresik mengimbau masyarakat agar tetap waspada, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar area dengan pepohonan rimbun. Jika menemukan hewan melata berbahaya, warga diminta segera melapor agar dapat ditangani dengan aman. [dny/beq]