Category: Beritajatim.com Regional

  • Tiga Kecamatan di Madiun Terdampak Hujan Angin, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Tiga Kecamatan di Madiun Terdampak Hujan Angin, BPBD Lakukan Penanganan Cepat

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan lebat disertai angin kencang yang mengguyur wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada Jumat sore (17/10/2025), mengakibatkan kerusakan di sejumlah titik. Sejumlah rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan, sementara pohon tumbang menutup akses jalan di beberapa lokasi.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun melaporkan, peristiwa cuaca ekstrem ini berdampak pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Jiwan, Kecamatan Madiun, dan Kecamatan Sawahan.

    Sabtu pagi (18/10), tim gabungan dari BPBD, relawan, dan warga setempat melakukan pembersihan pohon tumbang dan membantu perbaikan sementara rumah yang terdampak. Selain itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops PB telah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pendataan dan penilaian kerusakan.

    “Penanganan langsung dilakukan di lokasi terdampak bersama unsur masyarakat agar proses evakuasi dan pemulihan bisa lebih cepat,” ujar Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, Sabtu (19/10).

    Berdasarkan hasil pendataan sementara, di Kecamatan Jiwan, satu pohon tumbang dilaporkan menutup akses jalan di Desa Kwangsen. Sementara di Kecamatan Madiun, kerusakan ringan terjadi pada beberapa rumah, masing-masing satu rumah di Desa Wayut, dua rumah di Desa Nglambangan, satu rumah di Kelurahan Nglames, dan satu rumah di Desa Bagi. Pohon tumbang juga ditemukan di ruas Jalan Raya Sendangrejo.

    Di Kecamatan Sawahan, tiga pohon tumbang dilaporkan di wilayah Desa Sidomulyo. Meski tidak ada korban jiwa, dampaknya cukup mengganggu aktivitas warga serta menimbulkan kerugian material.

    BPBD mengingatkan masyarakat agar tetap waspada, mengingat potensi cuaca ekstrem masih tinggi seiring peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Intensitas hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

    “Kami terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi wilayah yang rawan bencana hidrometeorologi seperti pohon tumbang dan banjir,” tambah Boby.

    Hingga saat ini, proses pembersihan dan pendataan kerusakan masih terus berlangsung di lapangan. BPBD juga membuka layanan aduan cepat bagi warga yang terdampak cuaca ekstrem. (rbr/ian)

  • Kabupaten dan Kota Pasuruan Sepakat Jaga Perdamaian Lewat Penandatanganan Petisi Kamtibmas

    Kabupaten dan Kota Pasuruan Sepakat Jaga Perdamaian Lewat Penandatanganan Petisi Kamtibmas

    Pasuruan (beritajatim.com) – Upaya memperkuat keamanan dan keharmonisan sosial di Pasuruan Raya semakin nyata. Pemerintah Kabupaten Pasuruan bersama Pemerintah Kota Pasuruan resmi menandatangani Petisi Kesepakatan Damai sebagai bentuk komitmen menjaga stabilitas kamtibmas.

    Acara penandatanganan berlangsung di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti. Kegiatan tersebut dihadiri jajaran Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta perwakilan organisasi kemasyarakatan dari dua wilayah.

    Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo menegaskan bahwa kesepakatan ini bukan hanya seremoni semata, melainkan langkah nyata dalam memperkuat solidaritas antar warga. Ia menilai pentingnya persatuan dan toleransi di tengah keberagaman masyarakat Pasuruan.

    “Kami ingin menegaskan bahwa perdamaian adalah tanggung jawab bersama. Mari jaga kerukunan, hindari provokasi, dan tolak segala bentuk kekerasan yang dapat memecah belah masyarakat,” ujar Rusdi di hadapan peserta rapat koordinasi.

    Selain menandatangani petisi, pemerintah daerah juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif menjaga keamanan lingkungan. Menurut Rusdi, tanpa dukungan warga, mustahil suasana aman dan damai bisa terwujud secara berkelanjutan.

    “Kami berharap petisi ini menjadi landasan moral dan sosial untuk memperkuat harmoni antara masyarakat Kabupaten dan Kota Pasuruan. Semua warga kami ajak untuk menandatangani kesepakatan ini sebagai simbol cinta damai,” imbuhnya.

    Sementara itu, Walikota Pasuruan Adi Wibowo menyampaikan bahwa sinergi antarwilayah menjadi kunci utama dalam menciptakan stabilitas sosial. Ia menekankan pentingnya komunikasi lintas sektor, terutama di era digital yang rawan penyebaran hoaks.

    “Sekarang ini, media sosial bisa jadi alat pemersatu tapi juga pemecah. Karena itu, mari kita bijak dalam berkomunikasi dan terus membangun silaturahmi secara langsung,” tutur Adi saat memberikan sambutan.

    Adi juga mengingatkan masyarakat agar lebih aktif dalam kegiatan sosial yang menumbuhkan rasa gotong royong. Menurutnya, kebersamaan harus terus dirawat agar setiap perbedaan tidak menimbulkan konflik sosial.

    “Pasuruan dikenal sebagai daerah religius dan berbudaya. Mari kita jaga bersama suasana damai ini, saling menghormati, dan berkomitmen menghindari provokasi di dunia nyata maupun dunia maya,” pungkasnya. (ada)

  • Kisah Haru Haical, Santri Asal Probolinggo yang Selamat dari Runtuhan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo

    Kisah Haru Haical, Santri Asal Probolinggo yang Selamat dari Runtuhan Pesantren Al Khoziny Sidoarjo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Dari reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, lahir kisah haru seorang santri kecil asal Kota Probolinggo. Ia adalah Syehlendra Haical Raka Aditya, bocah 13 tahun yang selamat dari tragedi maut tersebut, meski harus kehilangan satu kaki.

    Musibah terjadi pada Senin (29/9/2025) sore saat para santri sedang menunaikan salat asar. Bangunan musala tiba-tiba runtuh dan menimbun puluhan santri di dalamnya.

    Haical, yang baru tiga bulan mondok di pesantren itu, menjadi satu dari sedikit korban selamat. Kini, setelah menjalani operasi amputasi, ia justru menjadi simbol ketabahan dan kekuatan iman bagi banyak orang.

    Ayahnya, Abdul Hawi (40), masih mengingat panggilan terakhir sang anak sebelum musibah terjadi. “Yah, nanti kalau pulang bawakan ayam bakar, ya,” kata Haical riang lewat telepon yang hanya berlangsung dua menit.

    Beberapa jam setelah panggilan itu, kabar duka datang. Musala tempat Haical salat runtuh saat rakaat ketiga, dan namanya masuk dalam daftar santri yang tertimbun reruntuhan.

    “Saya langsung lemas. Dunia rasanya gelap,” tutur Hawi lirih saat ditemui di rumahnya, Perum Arum Abadi Bogowonto, Kota Probolinggo, Sabtu (18/10/2025). Bersama istrinya, Dwi Ajeng, ia segera meluncur ke Sidoarjo dengan hati penuh cemas.

    Proses pencarian Haical berlangsung tiga hari penuh. Di tengah upaya evakuasi, video viral di media sosial memperlihatkan seorang santri dievakuasi dalam keadaan kritis — dan ternyata itu adalah Haical.

    “Begitu lihat videonya, saya langsung sujud syukur. Anak itu anak saya,” ujar Hawi dengan suara bergetar. Mukjizat terjadi ketika denyut jantung Haical kembali pelan-pelan setelah sempat dinyatakan tidak bernapas.

    Haical kemudian dibawa ke RSUD Sidoarjo. Dokter memutuskan kaki kirinya harus diamputasi karena infeksi berat, dan kedua kaki kecil itu dimakamkan di kampung halaman keluarga di Desa Sepoh Gembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.

    Ketika sadar dari operasi, Haical tak mengeluh sedikit pun. “Gak apa-apa, Ayah. Ayah harus sehat biar bisa jaga Mama, aku, sama adik,” katanya lembut — kalimat yang membuat ayahnya meneteskan air mata.

    Kini, cita-cita Haical menjadi tentara berganti menjadi impian sederhana: menjadi anak pintar dan berguna bagi orang lain. “Yang penting Haical sehat,” ucap Abdul Hawi sambil tersenyum haru.

    Pada Jumat (17/10/2025), Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menjenguk Haical di rumahnya. Ia membawa bantuan sembako dan memastikan Kementerian Sosial akan menyediakan kaki palsu untuk sang santri tangguh.

    “Semangat Haical adalah pelajaran hidup bagi kita semua. Dari cobaan berat, lahir kekuatan luar biasa,” ujar Wali Kota Aminuddin. Kini, Haical tengah belajar berjalan lagi — bukan hanya dengan kaki, tapi dengan semangat dan doa yang jauh lebih kuat dari baja. (ada/ian)

  • Lupa Matikan Kompor, Warung Pecel di Driyorejo Gresik Hangus Terbakar

    Lupa Matikan Kompor, Warung Pecel di Driyorejo Gresik Hangus Terbakar

    Gresik (beritajatim.com) – Kebakaran kembali terjadi di wilayah Kabupaten Gresik. Kali ini, warung pecel milik Fauzia, warga Desa Wedoronom, Kecamatan Driyorejo, ludes dilalap api pada Sabtu (18/10/2025) pagi. Kebakaran diduga akibat kompor yang lupa dimatikan saat pemilik warung menjemput anaknya ke sekolah.

    Menurut keterangan, kebakaran terjadi begitu cepat. Api pertama kali muncul di area dapur dan langsung membesar hingga melahap seluruh bagian warung. Kejadian itu pertama kali diketahui oleh Ibnu, tetangga Fauzia, yang kemudian segera menghubungi posko Damkarla Gresik Menganti untuk meminta bantuan.

    Mendapat laporan sekitar pukul 09.45 WIB, lima petugas Damkarla bersama satu unit mobil pemadam dan satu unit mobil suplai air langsung dikerahkan ke lokasi. Api baru berhasil dipadamkan setelah dua jam proses pemadaman intensif.

    “Saya kaget sewaktu kembali menjemput anak. Warung saya ludes dilalap api,” ujar Fauzia dengan nada sedih.

    Petugas Damkarla Gresik, Bakti Dermawan, membenarkan adanya laporan kebakaran tersebut. “Butuh dua jam kami memadamkan api. Setelah api berhasil dikuasai, kami langsung melakukan pembasahan di sejumlah titik api,” ungkapnya.

    Setelah proses pemadaman selesai, petugas kembali ke posko untuk melanjutkan tugas rutin. Berdasarkan catatan Damkarla Gresik, selama bulan Oktober 2025 tercatat sudah 36 kejadian kebakaran, sebagian besar disebabkan oleh lahan alang-alang yang terbakar. [dny/beq]

  • Pemerintah Perkuat Transparansi Distribusi Pupuk Bersubsidi Lewat Sosialisasi RDKK di Giligenting

    Pemerintah Perkuat Transparansi Distribusi Pupuk Bersubsidi Lewat Sosialisasi RDKK di Giligenting

    Sumenep (beritajatim.com) – Pemerintah melalui Koordinator Penyuluh (Korluh) Pertanian Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, terus memperkuat pengawasan dan transparansi distribusi pupuk bersubsidi. Upaya ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang digelar bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat.

    Kegiatan tersebut berlangsung di rumah Ketua Kelompok Tani Barokah, Desa Aenganyar. Sosialisasi ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah daerah untuk memastikan pupuk bersubsidi tersalurkan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran.

    Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Giligenting, Su’udi, menjelaskan bahwa RDKK merupakan dokumen utama dalam proses pengajuan pupuk bersubsidi. Oleh karena itu, setiap petani wajib memahami cara pengisiannya secara benar dan sesuai kebutuhan lapangan.

    “Kami ingin para petani memahami alur dan prosedur pengisian RDKK secara akurat. Data yang benar akan memperlancar proses distribusi pupuk bersubsidi agar tidak ada kendala di lapangan,” ujar Su’udi.

    Dalam sosialisasi tersebut, para penyuluh juga memberikan penjelasan tentang jenis pupuk bersubsidi yang tersedia, dosis pemakaian berdasarkan komoditas, serta jadwal penyaluran yang ditetapkan pemerintah. Pendekatan edukatif ini bertujuan agar petani tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga mampu mengelola produktivitas pertanian secara mandiri dan berkelanjutan.

    Ketua Kelompok Tani Barokah, Nur Salim, yang juga mewakili Gapoktan Giligenting, mengapresiasi kegiatan tersebut.

    “Sosialisasi ini sangat bermanfaat. Kami jadi tahu cara mengisi RDKK dengan benar dan paham kapan serta bagaimana pupuk akan disalurkan. Semoga dengan ini hasil panen bisa meningkat,” katanya.

    Program sosialisasi RDKK ini merupakan bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan efisiensi sistem distribusi pupuk bersubsidi. Dengan basis data petani yang valid dan kebutuhan yang terukur, pemerintah berharap tidak ada lagi penumpukan maupun kekurangan pupuk di tingkat kelompok tani.

    “Harapan kami, dengan penyaluran pupuk yang semakin tertib dan sesuai kebutuhan, produktivitas pertanian di Kecamatan Giligenting terus meningkat dan berdampak langsung pada kesejahteraan petani,” pungkas Su’udi. (hdl)

  • Kisah Mantan Ketua KONI Blitar Sahabat Gus Iqdam Sabet Gelar M.H. Cumlaude di UNEJ

    Kisah Mantan Ketua KONI Blitar Sahabat Gus Iqdam Sabet Gelar M.H. Cumlaude di UNEJ

    Blitar (beritajatim.com) – Di tengah kesibukan dan segudang aktivitas sosialnya, sosok Tonny Andreas kembali membuktikan bahwa semangat menuntut ilmu tak pernah mengenal kata terlambat. Mantan Ketua KONI Kabupaten Blitar dua periode ini resmi menyandang gelar Magister Hukum (M.H.) dari Universitas Negeri Jember (UNEJ) dengan predikat Cumlaude.

    Tonny, yang dikenal sukses membawa atlet Blitar berprestasi di tingkat provinsi dan nasional, menambah daftar panjang prestasinya dengan torehan akademik membanggakan.

    “Alhamdulillah, saya bisa lulus dengan baik bahkan terbaik dan merampungkan gelar Magister Hukum. Hari ini tadi ujian tesis terakhir saya, dan insyaallah setelah ini saya lanjut ke S3 di kampus yang sama, UNEJ,” ujar Tonny dengan senyum lega, Sabtu (18/10/2025).

    Baginya, gelar ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan sebuah tanggung jawab moral untuk mendedikasikan ilmunya.

    “Dari apa yang saya raih ini, saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Siapa pun bisa, asalkan punya niat dan kemauan. Ini semoga bisa menjadi motivasi bagi masyarakat,” lanjutnya.

    Tonny Andreas bukanlah nama asing di Blitar. Dikenal luwes bergaul, ia dekat dengan berbagai ormas, LSM, hingga awak media. Di balik sosoknya yang tegas, tersimpan pribadi hangat dan dermawan yang kerap membantu masyarakat tanpa publikasi. Kini, dengan ilmu hukum yang dimilikinya, ia memiliki misi baru.

    “Dengan ilmu yang saya raih, saya ingin bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat. Bukan hanya dalam hal sosial, tapi juga membantu masyarakat memahami dan menghindari masalah hukum. Saya ingin berkontribusi agar pemerintah dan masyarakat tidak terjerat persoalan hukum,” tegasnya.

    Di balik langkah sukses dan kedermawanannya, ada sosok ulama muda yang menjadi sumber inspirasi hidupnya yakni Gus Iqdam, pendakwah kondang pimpinan Majelis Sabilul Taubah. Hubungan keduanya bukan sekadar murid dan guru, tapi sahabat spiritual yang saling menghormati. Dalam satu kesempatan, Gus Iqdam pernah menceritakan kisah mengharukan tentang kepedulian Tonny Andreas.

    “Saya ini punya sahabat, namanya Mas Tonny Andreas. Dulu setiap saya ngaji dia ikut terus, bahkan sampai ke Magetan,” tutur Gus Iqdam.

    “Pas saya pamit untuk Umroh, tiba-tiba salah satu santri saya didaftarkan dan dibiayai umroh olehnya. Tujuannya cuma satu yaitu agar santri itu bisa mengawal dan menjaga saya saat ibadah,” lanjutnya

    Kisah sederhana namun penuh makna itu mempertegas karakter sejati Tonny Andreas. Ia juga dikenal kerap beramal dengan membagikan ribuan paket sembako dalam berbagai acara keagamaan di kediamannya, semuanya dilakukan jauh dari sorotan kamera.

    “Saya percaya, kebaikan itu tidak harus ditunjukkan. Cukup dilakukan dengan hati, nanti akan sampai ke hati juga,” pungkasnya singkat.

    Kini, dengan gelar Magister Hukum Cumlaude di tangan dan rencana melanjutkan studi ke jenjang S3, Tonny Andreas menegaskan bahwa perjalanannya untuk memberi manfaat bagi sesama masih sangat panjang. [owi/beq]

  • Prof Nuh Dorong Penguatan Tata Kelola Sekolah Rakyat

    Prof Nuh Dorong Penguatan Tata Kelola Sekolah Rakyat

    Jakarta (beritajatim.com) – Penasihat Gugus Tugas Sekolah Rakyat, Prof. Mohammad Nuh, menegaskan pentingnya sistem pengendalian yang tidak hanya mampu menyelesaikan permasalahan di lapangan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran untuk memperkuat tata kelola dan mutu pendidikan.

    Hal itu disampaikan Prof. Nuh dalam Rapat Koordinasi Gugus Tugas Pengendalian Operasional Sekolah Rakyat yang digelar di ruang rapat Menteri Sosial, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

    “Setiap persoalan di Sekolah Rakyat tidak cukup hanya diselesaikan, tapi juga harus menjadi bahan pembelajaran agar tidak terulang. Itulah fungsi utama pengendalian,” tegas Prof. Nuh.

    Rapat tersebut dipimpin oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, serta dihadiri Sekretaris Jenderal Robben Rico, Inspektur Jenderal Dody Sukmono selaku Ketua Gugus Tugas, dan sejumlah pejabat tinggi madya, pratama, tenaga ahli, serta staf khusus menteri.

    Dalam arahannya, Prof. Nuh memberikan pandangan menyeluruh tentang pentingnya penguatan tata kelola, perluasan bidang pengendalian, serta pembelajaran berkelanjutan dari setiap kasus di lapangan.

    “Filosofi pengendalian terletak pada proses pengukuran dan pembelajaran berkelanjutan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menekankan agar Gugus Tugas memperluas cakupan kerja. Jika sebelumnya pengendalian hanya mencakup bidang SDM, sarana-prasarana, dan keuangan, kini perlu diperluas ke bidang kesiswaan dan tata kelola proses pembelajaran.

    “Yang kita kelola adalah manusia. Maka perilaku siswa, guru, dan tenaga kependidikan perlu dipantau dan diukur secara sistematis,” tambahnya.

    Prof. Nuh juga mendorong agar Gugus Tugas melakukan evaluasi nasional setiap dua minggu sekali, guna memastikan respons cepat terhadap setiap permasalahan. Ia menilai sistem pelaporan berbasis digital sangat penting agar semua kendala bisa dimonitor secara real-time dan menjadi bagian dari pembelajaran institusional.

    “Setiap laporan harus memiliki catatan waktu sejak kejadian hingga penyelesaiannya. Dari situ kita bisa menilai kecepatan dan efektivitas respon. Gugus Tugas harus on fire,” tegasnya.

    Sementara itu, Inspektur Jenderal Dody Sukmono dalam laporannya menyampaikan hasil pemetaan masalah dari Gugus Tugas I hingga X di seluruh Indonesia. Tercatat 445 laporan kendala, terdiri dari 148 laporan bidang SDM, 273 laporan sarana-prasarana, dan 24 laporan bidang keuangan, dengan tingkat penyelesaian mencapai 24,94 persen.

    “Permasalahan terbesar berasal dari perlengkapan penunjang sekolah sebesar 41,9 persen, disusul keterbatasan guru dan tenaga kependidikan sebesar 13,33 persen,” jelas Dody.

    Sementara Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian Sekolah Rakyat.

    “Koordinasi lintas bidang harus berjalan seirama. Dengan sistem yang terintegrasi, setiap laporan dari lapangan bisa segera ditindaklanjuti tanpa menunggu lama,” ujarnya.

    Dalam arahannya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menekankan agar Gugus Tugas tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, tetapi juga menjadi bagian dari solusi.

    “Gugus Tugas tidak hanya mengawasi, tapi juga membantu mencari solusi. Kita ingin memastikan semua berjalan efektif dan berdampak nyata bagi anak-anak di Sekolah Rakyat,” tegas Gus Ipul.

    Sebagai tindak lanjut, rapat tersebut menyepakati pembentukan Tim Penguatan Tata Kelola Sekolah Rakyat serta penetapan aplikasi digital SETARA (Sistem Evaluasi dan Transparansi Sekolah Rakyat) sebagai platform utama pengendalian dan pelaporan di seluruh Indonesia.

    Dengan penguatan sistem ini, diharapkan Sekolah Rakyat semakin adaptif, transparan, dan akuntabel dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas bagi masyarakat. (tok/ted)

  • Cuaca Panas Terik di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, Ini Imbauan BMKG

    Cuaca Panas Terik di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, Ini Imbauan BMKG

    Surabaya (beritajatim.com) – Sabtu, 18 Oktober 2025, wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diprediksi akan menikmati cuaca cerah sepanjang hari.

    Berdasarkan laporan prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., ketiga daerah di Jawa Timur ini akan mengalami pola cuaca yang relatif sama dengan suhu udara yang cukup tinggi pada siang hari.

    “Secara umum, cuaca di wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo hari ini cenderung cerah hingga cerah berawan. Namun masyarakat tetap perlu waspada terhadap peningkatan suhu udara pada siang hari,” ujar Oky Sukma Hakim saat dikonfirmasi, Sabtu pagi.

    Untuk wilayah Ngawi, cuaca cerah diperkirakan sudah tampak sejak pukul 06.00 WIB. Menjelang siang, tepatnya antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, langit akan berubah menjadi cerah berawan, sebelum akhirnya kembali cerah total pada sore hingga malam hari.

    Suhu udara di Ngawi berkisar antara 25–36 derajat Celcius, dengan kelembapan udara 33–87 persen dan kecepatan angin dari arah barat mencapai 15,1 km/jam.

    Sementara di Magetan, kondisi cuaca tidak jauh berbeda. Langit akan tampak cerah dari pagi hingga malam, dengan suhu terendah 24 derajat Celcius dan tertinggi 32 derajat Celcius. Angin bertiup dari arah barat daya dengan kecepatan sekitar 16,7 km/jam dan kelembapan udara berkisar 43–85 persen.

    “Wilayah Magetan cenderung stabil hari ini, tidak ada potensi hujan yang signifikan,” jelas Oky.

    Adapun Ponorogo diperkirakan akan mengalami kondisi yang hampir serupa, hanya saja pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB langit akan berawan lebih tebal. Suhu udara di Ponorogo mencapai 24–34 derajat Celcius, dengan kelembapan tinggi antara 45–96 persen. Angin berhembus dari arah tenggara dengan kecepatan sekitar 19,7 km/jam.

    Meski cuaca cenderung bersahabat, Oky mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap paparan panas matahari di siang hari.

    “Kami imbau warga agar tetap menjaga hidrasi, gunakan pelindung kepala, dan hindari aktivitas berat di luar ruangan pada siang hari,” tambahnya. (mnd/ted).

  • Pulang Berobat, Perempuan di Bondowoso Raib dari Rumah

    Pulang Berobat, Perempuan di Bondowoso Raib dari Rumah

    Bondowoso (beritajatim.com) – Seorang perempuan warga Dusun Jati Rejo, Desa Kerang, Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso, dilaporkan hilang sejak Kamis (16/10/2025) dini hari.

    Korban diketahui bernama Denisa alias Bu Ahik, yang memiliki riwayat depresi dan baru saja menjalani pengobatan di RS Bhayangkara Bondowoso.

    Plt Kepala Pelaksana BPBD Bondowoso Kristianto menjelaskan, peristiwa itu pertama kali diketahui pihak keluarga saat mendapati pintu rumah terbuka pada Kamis sekitar pukul 04.00 WIB.

    “Sebelumnya, sekitar pukul 01.00 dini hari, korban sempat terlihat mencoba keluar rumah namun diketahui oleh tetangganya sehingga kembali masuk. Namun pagi harinya, korban sudah tidak berada di rumah,” ujarnya.

    Menurut Kristianto, warga bersama perangkat desa, Pramuka, dan petugas gabungan telah melakukan pencarian di sekitar lokasi hingga Jumat malam, namun belum membuahkan hasil.

    “Tim dari BPBD bersama Koramil Sukosari, Pemerintah Desa Kerang, Pramuka BP 13.11, serta masyarakat terus melakukan upaya pencarian dan asesmen di lapangan,” tambahnya.

    Hingga laporan terakhir Jumat (17/10/2025) pukul 23.52 WIB, tim gabungan belum menemukan keberadaan korban.

    Kristianto mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan segera melapor apabila menemukan tanda-tanda keberadaan korban.

    “Kami terus berkoordinasi dengan unsur terkait agar pencarian dapat berjalan efektif dan korban segera ditemukan dalam kondisi selamat,” tutupnya. (awi/ted)

  • Cuaca Madiun dan Pacitan Hari Ini: Cerah Sejak Pagi, Waspadai Teriknya Siang Hari

    Cuaca Madiun dan Pacitan Hari Ini: Cerah Sejak Pagi, Waspadai Teriknya Siang Hari

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca cerah tampaknya akan menghiasi langit Madiun dan Pacitan pada Sabtu, 18 Oktober 2025.

    Berdasarkan laporan prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., kedua wilayah ini diprediksi menikmati cuaca cerah sepanjang hari dengan suhu yang cukup tinggi.

    “Warga sebaiknya tetap berhati-hati terhadap paparan panas matahari siang hari, terutama di wilayah Madiun yang suhunya bisa mencapai 36 derajat Celcius,” ujar Oky dalam keterangannya.

    Kota Madiun

    Pagi hari di Kota Madiun diperkirakan akan dimulai dengan cuaca cerah pada pukul 06.00 WIB. Memasuki pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, langit berubah menjadi cerah berawan, sebelum kembali cerah total pada sore hingga malam hari.

    Suhu udara di wilayah ini terpantau cukup tinggi, berada di kisaran 25 hingga 36 derajat Celcius. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 12,4 km/jam, dan kelembapan udara berkisar antara 37 sampai 87 persen.

    Kabupaten Madiun

    Sementara itu, Kabupaten Madiun menunjukkan kondisi cuaca yang hampir sama. Sejak pagi hingga malam, wilayah ini juga akan diselimuti cuaca cerah dan cerah berawan.

    “Secara umum, kondisi cuaca di Kabupaten Madiun dan Kota Madiun tidak jauh berbeda. Keduanya sama-sama cenderung panas dan kering,” jelas Oky.

    Suhu udara berada di rentang 24–35 derajat Celcius dengan kelembapan 38–81 persen. Angin berhembus dari arah Barat Daya dengan kecepatan 11,8 km/jam.

    Pacitan

    Berbeda sedikit dari Madiun, Pacitan akan mengalami cuaca yang lebih bervariasi. Pada pagi hari pukul 06.00 WIB, cuaca masih cerah, namun menjelang siang sekitar pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, awan mulai menutupi langit.

    Menjelang sore hingga petang, kondisi berangsur cerah berawan, dan pada malam hari udara kabur akan menutup aktivitas warga.

    Suhu udara di Pacitan berkisar antara 22 hingga 29 derajat Celcius dengan kelembapan yang cukup tinggi, mencapai 98 persen. Angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 10,4 km/jam.

    “Pacitan cenderung lebih lembap karena pengaruh kawasan pesisir. Jadi meski suhunya tak sepanas Madiun, udaranya akan terasa lebih pengap,” tambahnya.

    BMKG Juanda mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca panas ekstrem, khususnya di wilayah daratan seperti Madiun. Disarankan untuk menggunakan pelindung diri seperti topi atau payung, serta menghindari paparan langsung sinar matahari di atas pukul 11.00 WIB.

    “Cuaca cerah memang menyenangkan, tapi tetap jaga kondisi tubuh agar tidak dehidrasi,” pungkas Oky.(mnd/ted).