Category: Beritajatim.com Regional

  • Kejari Probolinggo Naikkan Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI ke Penyidikan

    Kejari Probolinggo Naikkan Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI ke Penyidikan

    Probolinggo (beritajatim.com) – Dugaan penyelewengan dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Probolinggo tahun anggaran 2022–2024 mulai terkuak. Tim pidana khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Probolinggo menemukan indikasi kuat adanya penyimpangan dalam pengelolaan dana hibah yang bersumber dari APBD setempat.

    Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap sejumlah pihak dan dokumen keuangan, Kejari akhirnya menaikkan status perkara dari penyelidikan ke tahap penyidikan.

    “Kami sudah meningkatkan status perkara penggunaan dana hibah KONI ke tahap penyidikan. Dari hasil penyelidikan, ada dugaan tindak pidana korupsi,” tegas Kasi Intel Kejari Kota Probolinggo, Herdiawan Prayudi, Selasa (28/10/2025).

    Menurut Herdiawan, tim Pidsus menelusuri penggunaan dana hibah KONI selama tiga tahun anggaran, yakni 2022, 2023, dan 2024. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan penyimpangan dalam proses pengelolaan maupun laporan pertanggungjawaban yang tidak sesuai dengan realisasi kegiatan di lapangan.

    “Potensi kerugian negara masih kami dalami di tahap penyidikan. Untuk sementara, seluruh cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI sudah kami periksa,” jelasnya.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, KONI Kota Probolinggo menerima dana hibah miliaran rupiah untuk mendukung pembinaan atlet dan kegiatan olahraga daerah. Namun, sejumlah bukti pertanggungjawaban keuangan dinilai tidak sinkron dengan kegiatan yang dilaksanakan di lapangan.

    Kenaikan anggaran hibah tersebut juga sempat menjadi sorotan publik. Pada 2021, KONI menerima dana hibah sebesar Rp3 miliar. Setahun kemudian jumlahnya melonjak menjadi Rp6 miliar, dan pada 2023 kembali meningkat tajam dengan usulan Rp12 miliar, sebelum direalisasikan sekitar Rp11,5 miliar oleh Pemerintah Kota Probolinggo.

    Lonjakan dana hibah itu sempat mendapat perhatian dari DPRD Kota Probolinggo saat pembahasan RAPBD 2023. Beberapa anggota dewan menilai kenaikan yang signifikan perlu diikuti audit ketat agar penggunaannya tepat sasaran.

    Kini, temuan Kejari memperkuat dugaan bahwa peningkatan anggaran tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan manfaat dan pelaksanaan kegiatan olahraga di daerah. Penyidik Kejari memastikan proses hukum akan berjalan profesional, transparan, dan terbuka bagi publik.

    Hingga berita ini ditulis, Ketua KONI Kota Probolinggo, Zulfikar Imawan, belum memberikan tanggapan resmi terkait perkembangan kasus tersebut. [ada/beq]

  • Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan

    Awal Musim Hujan, BPBD Ponorogo Catat 8 Bencana dalam Sepekan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Memasuki awal musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo mencatat peningkatan aktivitas bencana alam di wilayah Bumi Reog. Dalam kurun waktu 21 hingga 27 Oktober 2025, tercatat delapan peristiwa bencana terjadi di berbagai kecamatan.

    Dari data BPBD, enam kejadian berupa tanah longsor dan dua lainnya merupakan peristiwa cuaca ekstrem. Seluruh kejadian tersebut menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang tanpa menelan korban jiwa.

    “Dari enam bencana longsor di Bumi Reog, lima di antaranya menimpa bangunan rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Selasa (28/10/2025).

    Satu kejadian longsor lainnya mengakibatkan talud jalan poros di Kecamatan Sawoo ambrol. Berdasarkan pendataan, longsor tercatat melanda Desa Tempuran dan Desa Sawoo di Kecamatan Sawoo, Desa Wagir Kidul di Kecamatan Pulung, Desa Wonodadi di Kecamatan Ngrayun, serta Desa Pupus di Kecamatan Ngebel.

    Sementara dua bencana cuaca ekstrem dilaporkan terjadi di Desa Karangan dan Sambirejo Kecamatan Balong, serta Desa Sempu Kecamatan Ngebel. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan sejumlah atap rumah warga mengalami kerusakan ringan.

    “Di awal-awal musim penghujan ini memang sering kali terjadi cuaca ekstrem, diikuti dengan angin kencang, lalu hujan begitu lebat. Nah, kombinasi ini mengakibatkan longsor terutama di daerah lereng yang awalnya kering. Kemudian angin kencang tadi mengakibatkan pohon-pohon roboh,” jelas Masun.

    Masun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi di awal musim hujan. Warga yang tinggal di kawasan perbukitan atau lereng diminta rutin memeriksa kondisi drainase di sekitar rumah agar air hujan tidak menggenang dan meresap ke tanah.

    Menurutnya, drainase yang buruk menjadi salah satu penyebab utama terjadinya longsor. “Jadi sering kali longsor itu terjadi akibat drainase yang buruk, meskipun ada faktor kemiringan,” tambahnya.

    BPBD Ponorogo kini terus memantau kondisi cuaca dan berkoordinasi dengan pemerintah desa di wilayah rawan bencana. Petugas lapangan juga disiagakan untuk melakukan langkah cepat bila terjadi kejadian serupa dalam beberapa hari mendatang, terutama di wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi seperti Ngebel, Pulung, dan Sawoo. [end/beq]

  • Jalur Kandangan Madiun Terputus Longsor, Warga Kare Gotong Royong Buka Akses Jalan

    Jalur Kandangan Madiun Terputus Longsor, Warga Kare Gotong Royong Buka Akses Jalan

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, selama sepekan terakhir menyebabkan longsor di Dusun Kandangan, Desa Kare. Akibatnya, jalur alternatif yang menghubungkan Madiun dan Ponorogo terputus sementara karena tertimbun material tanah dan batu.

    Sedikitnya tujuh titik longsor terpantau di sepanjang jalur Kandangan. Warga setempat bersama relawan bahu-membahu membersihkan timbunan tanah menggunakan peralatan seadanya agar akses jalan bisa kembali dilalui. Meski sebagian titik sudah terbuka untuk kendaraan roda dua, satu lokasi longsor masih sulit dibersihkan karena material menumpuk cukup tebal.

    “Satu titik masih parah karena tanahnya menumpuk tinggi. Dari kemarin Kami sudah coba bersihkan, tapi tanpa alat berat tidak bisa cepat selesai,” kata Gianto, warga Desa Kare, Selasa (28/10/2025).

    Menurut Gianto, tebing di lokasi longsor memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan panjang longsoran sekitar 20 meter. Jalur tersebut sangat vital bagi masyarakat karena menjadi satu-satunya akses menuju Ponorogo melalui wilayah selatan.

    Meski lokasi longsor berada cukup jauh dari permukiman, jalur Kandangan–Ponorogo kerap digunakan warga untuk menuju ladang dan pasar. Kondisi jalan yang licin dan masih labil membuat pengguna jalan diminta lebih berhati-hati, terutama pada malam hari atau saat hujan deras.

    “Kalau hujan deras, sebaiknya jangan dulu lewat sini. Selain tanah masih labil, tebingnya juga rawan turun lagi,” imbuhnya.

    Pemerintah Desa Kare telah berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kare dan BPBD Kabupaten Madiun untuk meminta bantuan alat berat. Sambil menunggu penanganan dari petugas, warga tetap melakukan pembersihan manual agar jalur tidak tertutup total dan aktivitas masyarakat bisa segera pulih.

    Petugas BPBD mengingatkan pengguna jalan agar waspada terhadap potensi longsor susulan mengingat curah hujan di wilayah selatan Madiun masih tinggi. BMKG juga memprakirakan cuaca ekstrem berpotensi berlangsung hingga beberapa hari ke depan seiring meningkatnya intensitas hujan di kawasan lereng selatan Gunung Wilis. [rbr/beq]

  • Tabrakan Maut di Dander Bojonegoro, Dua Pelajar Meninggal Dunia

    Tabrakan Maut di Dander Bojonegoro, Dua Pelajar Meninggal Dunia

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Raya Bojonegoro – Cepu, tepatnya di wilayah Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, pada Selasa (28/10/2025) sekitar pukul 00.00 WIB.

    Insiden yang melibatkan sepeda motor Honda Supra X tanpa TNKB dengan mobil pikap Mitsubishi L300 Nopol W-8897-EA ini menyebabkan dua pelajar meninggal dunia.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Bojonegoro, IPDA Septian Nur Pratama menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi di lokasi, kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Supra X yang dikendarai oleh MAF (16), berboncengan dengan F (16), keduanya pelajar asal Kecamatan Dander, melaju dari arah timur ke barat dengan kecepatan tinggi.

    “Saat di tempat kejadian perkara (TKP), pengendara sepeda motor berusaha mendahului kendaraan lain yang berjalan searah di depannya dengan cara mengambil haluan ke kanan hingga melebihi as jalan,” jelas IPDA Septian, Selasa (28/10/2025).

    Nahas, pada saat bersamaan, dari arah berlawanan (barat ke timur) melaju mobil Mithsubishi L300 Pickup yang dikemudikan oleh MZ (28), seorang swasta asal Gresik. Karena jarak yang sudah terlalu dekat, tabrakan pun tak terhindarkan.

    Akibat benturan keras tersebut, pengendara motor, MAF (16), warga Desa Sendangrejo, dan pembonceng, F (16), warga Desa Ngulanan, mengalami luka berat. Keduanya sempat dilarikan dan menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Bojonegoro. Namun, nyawa kedua pelajar tersebut tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia saat dalam perawatan medis.

    Sementara itu, pengemudi pikap Mitsubishi L300, MZ, selamat dalam insiden ini. Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan mengamankan kendaraan yang terlibat untuk proses penyelidikan lebih lanjut. [lus/aje]

  • Hujan dan Angin Kencang Sapu 4 Desa di Blitar, 15 Rumah Rusak Tertimpa Pohon

    Hujan dan Angin Kencang Sapu 4 Desa di Blitar, 15 Rumah Rusak Tertimpa Pohon

    Blitar (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, pada Senin (27/10/2025) siang, menyebabkan setidaknya 15 rumah warga mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon tumbang dan atap yang terbang akibat sapuan angin.

    Laporan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Blitar menyebutkan, bencana ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan berdampak signifikan di empat desa: Modangan, Kemloko, Dayu, dan Penataran.

    Plt. Kepala Pusdalops BPBD Blitar, Bajoe Poerna Siswa menyatakan bahwa kerusakan terparah terjadi di Desa Modangan. Salah satu rumah di sana, milik Bapak Busono di Dusun Modangan RT 03 RW 02, dilaporkan mengalami kerusakan berat setelah tertimpa pohon sengon buto yang besar.

    “Total kerugian akibat pohon tumbang dan angin kencang mencakup 15 titik rumah dan infrastruktur. Sebagian besar mengalami rusak ringan, namun ada satu rumah di Modangan yang rusak berat,” Plt. Kepala Pusdalops BPBD Blitar, Bajoe Poerna Siswa pada Selasa (28/10/2025).

    Di Desa Modangan, selain rumah Bapak Busono, empat rumah lain juga tertimpa pohon (manggis, waru, dan petai). Bahkan, pohon tumbang sempat menutup akses jalan raya arah Karangrejo, namun segera ditangani oleh petugas gabungan.

    Situasi serupa terjadi di Desa Kemloko. Delapan titik dilaporkan rusak. Pohon durian, kelapa, dan loloan menjadi biang keladi yang menimpa atap teras hingga kandang kambing.

    “Atap teras Pak Rozak terbawa angin. Sementara atap teras Bu Reni tertimpa pohon durian, dan atap rumah Pak Jamai serta Pak Amat tertimpa pohon kelapa,” jelasnya.

    Di Desa Penataran, kerusakan dilaporkan terjadi pada gudang kayu milik Bapak Budiono yang tertimpa pohon kelapa. Dan sejumlah rumah warga lainnya rusak akibat angin kencang tersebut.

    BPBD Kabupaten Blitar segera bergerak ke lokasi usai kejadian untuk melakukan asesmen kerusakan, pembersihan pohon, dan penanganan darurat. Sebagian besar pohon tumbang yang menutup akses jalan raya dan dusun dilaporkan sudah tertangani.

    Mengingat kondisi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi, BPBD Kabupaten Blitar mengimbau masyarakat di seluruh wilayah agar selalu waspada dan berhati-hati, terutama saat hujan deras disertai angin kencang. [owi/beq]

  • Kelangkaan Solar di Pantura Lamongan Bikin Nelayan Kecil Tak Bisa Melaut Setiap Hari

    Kelangkaan Solar di Pantura Lamongan Bikin Nelayan Kecil Tak Bisa Melaut Setiap Hari

    Lamongan (beritajatim.com) – Kelangkaan solar bersubsidi yang melanda wilayah pesisir utara (Pantura) Lamongan sejak tiga bulan terakhir mulai berdampak serius pada nelayan kecil. Mereka yang biasanya melaut setiap hari kini terpaksa berdiam diri di darat karena sulit mendapatkan bahan bakar untuk kapal.

    “Hanya bisa melaut satu hari, lalu terpaksa libur dua hari karena kesulitan mendapatkan solar,” kata Iqbal, salah satu nelayan di wilayah Paciran, Selasa (28/10/2025).

    Kelangkaan ini terutama dirasakan oleh nelayan harian dengan kapal di bawah 5 gross ton (GT). Untuk mendapatkan solar, mereka harus menempuh jarak hingga 20 hingga 30 kilometer ke SPBU lain. Ironisnya, harga solar di lapangan juga tidak lagi sesuai dengan harga subsidi pemerintah, sehingga biaya operasional meningkat dan penghasilan nelayan menurun drastis.

    Kondisi ini mendorong Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Lamongan bersama Ikatan Keluarga Alumni Tarbiyatut Tholabah (IKA Tabah) Kranji Lamongan menggelar diskusi terbuka. Pertemuan yang dihadiri pelaku usaha perikanan, stakeholder, serta perwakilan nelayan ini membahas solusi darurat atas krisis bahan bakar tersebut.

    Wakil Penasehat KAHMI Lamongan, Muchlisin Amar, meminta agar para wakil rakyat segera turun tangan untuk mencari jalan keluar konkret. “Kami berharap dan memohon agar DPRD, DPR Provinsi, dan DPR RI menggunakan mata hatinya, pikiran sehatnya. Hadirlah di tengah-tengah masyarakat yang sedang kesulitan. Jangan pura-pura tidak tahu,” ujarnya.

    Muchlisin juga mendesak DPRD Lamongan untuk memanggil pihak-pihak terkait seperti Dinas Perikanan, Pertamina, dan SKK Migas. Menurutnya, koordinasi lintas lembaga dibutuhkan agar nelayan kecil tidak terus menjadi korban kelangkaan energi. “DPR harus lebih peduli, berpihak kepada wong cilik. Jangan diam,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Umum Tarbiyatut Tholabah, Anas Thoha, menyatakan akan membawa persoalan ini ke tingkat nasional. Ia berkomitmen untuk berkonsultasi langsung dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Komisi VII DPR RI yang membidangi energi dan sumber daya mineral.

    “Solar, pertalite, dan gas adalah jantung penggerak ekonomi masyarakat. Jika ini dibiarkan, perekonomian nelayan akan terus menurun dan kesejahteraan mereka semakin terpuruk. Ini menyangkut pilar penting pembangunan ekonomi bangsa ke depan,” tutur Anas. [fak/beq]

  • Lindungi Masa Depan 25 Tahun, Manulife Syariah dan Danamon Syariah Rilis ‘Proteksi Prima Berkah’ (PPB) dengan Manfaat Tunai Hingga 138%

    Lindungi Masa Depan 25 Tahun, Manulife Syariah dan Danamon Syariah Rilis ‘Proteksi Prima Berkah’ (PPB) dengan Manfaat Tunai Hingga 138%

    Surabaya (beritajatim.com)– Sinergi strategis antara Manulife Syariah Indonesia dan Unit Usaha Syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon Syariah) semakin kokoh dalam memperkuat ekosistem keuangan syariah nasional. Kedua institusi ini resmi melanjutkan komitmennya melalui peluncuran produk unggulan Proteksi Prima Berkah (PPB), sebuah solusi asuransi jiwa berbasis syariah yang dirancang khusus untuk perencanaan finansial jangka menengah hingga panjang keluarga Indonesia.

    PPB hadir sebagai jawaban atas lonjakan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan finansial. Data menunjukkan industri asuransi jiwa di Indonesia mencatatkan pertumbuhan signifikan, yakni total 21,46 juta polis pada semester I 2025, meningkat sekitar 16,5% dari tahun sebelumnya.

    “Kami percaya bahwa solusi keuangan syariah memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan finansial keluarga Indonesia. Proteksi Prima Berkah adalah manifestasi dari nilai-nilai gotong-royong dan keberlanjutan dalam proteksi jiwa,” ujar Fauzi Arfan, Presiden Direktur Manulife Syariah Indonesia.

    Fleksibilitas dan Manfaat Tunai Maksimal
    Keunggulan utama PPB terletak pada fleksibilitas dan potensi manfaat tunai yang menggiurkan:

    1.Kepesertaan Mudah: Proses pendaftaran tanpa memerlukan pemeriksaan medis yang rumit, cukup dengan menjawab pertanyaan kesehatan.
    2.Kontribusi Fleksibel: Kontribusi bulanan dapat disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing peserta.
    3.Jangka Panjang: Memberikan perlindungan jiwa selama 25 tahun dengan masa pembayaran kontribusi yang relatif singkat, yakni hanya 8 tahun.
    4.Manfaat Tunai Bertahap: Peserta akan menerima manfaat tunai signifikan di dua titik waktu: 12 kali kontribusi bulanan di akhir tahun polis ke-8. Dan 120 kali kontribusi bulanan di akhir tahun polis ke-18. Serta total manfaat tunai yang bisa diterima mencapai 138% dari total kontribusi.

    Selain itu, PPB juga memberikan manfaat risiko meninggal dunia sebesar 132 kali dari kontribusi bulanan, menjamin ketahanan finansial bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Herry Hykmanto, Direktur Syariah dan Sustainability Finance Danamon, menekankan bahwa PPB merupakan cerminan sinergi strategis yang berkelanjutan dalam penguatan ekosistem keuangan syariah. Produk ini tidak hanya menawarkan proteksi umum, tetapi juga secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan nasabah muslim dalam perencanaan, waktu menunggu, dan pelaksanaan ibadah haji.

    Melalui PPB, Manulife Syariah mengajak peserta menghidupkan semangat Berbagi, Bertumbuh, dan Berdampak. Dengan menyepakati untuk saling tolong-menolong (gotong royong) melalui donasi ke dalam dana kebajikan (Tabarru’), produk ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi juga spiritual dan sosial, mendorong sistem ekonomi yang lebih adil.

    Inisiatif ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong angka penetrasi asuransi masyarakat Indonesia mencapai 3,2% pada tahun 2027, sekaligus memperkuat inklusi keuangan berbasis nilai-nilai syariah.[rea]

  • TMMD Kodim 0816 Sidoarjo Rampungkan Sumur Bor di Kedondong, Petani: Berkah Nyata!

    TMMD Kodim 0816 Sidoarjo Rampungkan Sumur Bor di Kedondong, Petani: Berkah Nyata!

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 0816/Sidoarjo terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Kali ini, Satgas TMMD berhasil menyelesaikan pembangunan sumur bor untuk irigasi pertanian di Desa Kedondong, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, dengan progres mencapai 100 persen.

    Pekerjaan yang dikerjakan dengan semangat gotong royong ini menjadi salah satu sasaran fisik utama TMMD ke-126 dan berdampak besar bagi kehidupan warga. Sumur bor tersebut dibangun untuk menjawab kebutuhan air irigasi yang selama ini menjadi kendala utama para petani, terutama saat musim kemarau.

    Dengan tersedianya sumber air baru, diharapkan lahan pertanian warga dapat terairi dengan baik, hasil panen meningkat, dan ketahanan pangan di wilayah Desa Kedondong semakin kuat.

    Serka Mar Ali Mustofa, salah satu anggota Satgas TMMD, mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas capaian tersebut. “Alhamdulillah, pekerjaan pembangunan sumur bor ini telah rampung 100 persen. Kami berharap, fasilitas ini bisa benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya para petani, agar tidak lagi kesulitan memperoleh air saat menggarap sawah. Air adalah sumber kehidupan, dan keberadaannya sangat menentukan kesejahteraan warga desa,” ujarnya Senin (27/10/2025).

    Lebih lanjut, Serka Mar Ali Mustofa menjelaskan bahwa keberhasilan penyelesaian proyek ini tidak lepas dari dukungan dan kerja sama warga Desa Kedondong. Proses pembangunan dilakukan secara bergotong royong, mulai dari penggalian, pemasangan pipa, hingga penyelesaian akhir.

    “Kami mengerjakan ini bersama-sama dengan warga, dengan semangat kebersamaan dan rasa tanggung jawab untuk kemajuan desa. Gotong royong inilah yang menjadi kekuatan utama TMMD, di mana TNI dan rakyat bahu-membahu membangun negeri,” tambahnya.

    Kehadiran sumur bor ini disambut hangat oleh masyarakat. Para petani mengaku sangat terbantu dengan adanya sumber air baru yang dapat digunakan untuk mengairi sawah sepanjang tahun. Salah seorang warga bahkan menyebut sumur bor ini sebagai “berkah nyata” bagi petani Kedondong.

    “Sekarang kami tidak lagi khawatir ketika kemarau datang. Air sudah tersedia, dan kami bisa terus menanam. Terima kasih untuk TNI yang sudah peduli dan bekerja keras membantu kami,” ungkap salah seorang warga dengan penuh rasa syukur.

    Selain membangun sumur bor, TMMD ke-126 Kodim 0816/Sidoarjo juga melaksanakan berbagai kegiatan lain, seperti perbaikan jalan desa, penyuluhan pertanian, sosialisasi stunting, hingga pemberdayaan masyarakat. Semua kegiatan tersebut bertujuan mendorong kemajuan desa dan memperkuat kemanunggalan TNI-Rakyat.

    Melalui semangat “Dari Desa untuk Indonesia Maju,” TMMD ke-126 Kodim 0816/Sidoarjo tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menanamkan nilai kebersamaan, kepedulian, dan harapan baru bagi masyarakat pedesaan.

    Sumur bor yang kini berdiri kokoh di Desa Kedondong menjadi simbol nyata bahwa ketika TNI dan rakyat bersatu, kesejahteraan bersama bukan sekadar impian, tetapi kenyataan yang dapat diwujudkan. [isa/ian]

  • Menanggapi Isu Dugaan Oplosan Pertalite di Tuban, Polisi Langsung Sidak di SPBU

    Menanggapi Isu Dugaan Oplosan Pertalite di Tuban, Polisi Langsung Sidak di SPBU

    Tuban (beritajatim.com) – Banyaknya aduan soal Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite yang diduga ada campuran air di Kabupaten Tuban, Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Tuban gerak cepat melakukan inspeksi mendadak di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di wilayah Kabupaten Tuban.

    Kanit Tipidter Iptu I Made Riandika Darsana mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas informasi dan keluhan masyarakat yang viral di media sosial mengenai dugaan adanya praktik pengoplosan BBM jenis pertalite.

    “Diduga sejumlah kendaraan milik masyarakat ngadat usai diisi bahan bakar jenis pertalite, sehingga hari ini kami melaksanakan inspeksi di sejumlah SPBU,” ujar I Made Riandika. Senin (27/10/2025).

    Lanjut, adanya isu yang berkembang di masyarakat terkait dengan pertalite yang bermasalah, hingga sore hari pihaknya telah melakukan inspeksi di dua SPBU yakni di SPBU Patung di Kelurahan Latsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban dan SPBU Dasin di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu.

    “Rencananya kedepan nanti dilanjutkan pengecekan kembali ke sejumlah lokasi lain, sementara baru dua SPBU ini nanti mungkin akan berkembang,” terang Riandika sapanya.

    Dalam pengecekan ini, pihaknya mengajak kerja sama dengan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Diskopumdag) Tuban, pengecekan dimulai dari melihat tangki penyimpanan, proses distribusi hingga melakukan pengambilan sampel BBM yang kemudian dilakukan pengecekan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM).

    “Setelah pengambilan sampel, nanti akan kita cek di TBBM. Dari situ akan terlihat benang merahnya, apakah penyimpangan di SPBU atau di jalur pengiriman,” kata Riandika.

    Adapun hasil pengecekan akurasi dispenser yang ia lakukan untuk takaran BBM yang dikeluarkan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan dan tidak ditemukan adanya indikasi kecurangan pada alat ukur.

    “Untuk yang kita cek hari ini ya sesuai takaran dan sekilas warna dan baunya juga masih bagus, tapi tetap akan kita cek,” tegasnya.

    Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak resah dan khawatir karena dari Polres Tuban maupun Diskomundag selalu melakukan pemantauan terhadap pendistribusian BBM yang ada di kabupaten Tuban. “Tujuannya sebagai langkah preventif agar pelayanan kepada masyarakat tetap optimal serta menjaga ketersediaan BBM sesuai ketentuan pemerintah,” pungkasnya. [dya/ian]

  • Petik Mangga, Lansia Bojonegoro Pingsan di Atas Rumah

    Petik Mangga, Lansia Bojonegoro Pingsan di Atas Rumah

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang pria lanjut usia dilaporkan pingsan di atas rumah saat memetik buah mangga di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Senin (27/10/2025). Tim penyelamat dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Bojonegoro segera dikerahkan untuk melakukan evakuasi.

    Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Damkarmat Bojonegoro, Ahmad Agus Salim, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan terusan dari personil BPBD Bojonegoro, Zainudin (49), seorang PNS, pada pukul 11.42 WIB. Korban, Madrawi (65), yang diketahui merupakan pensiunan PNS, ditemukan tak sadarkan diri di atas rumahnya.

    “Setelah mendapat laporan terusan dari BPBD, kami mengirimkan tiga personel dengan perlengkapan vertical rescue lengkap, termasuk tandu dan tali,” ujar Agus Salim.

    Tim Damkarmat tiba di lokasi sekitar pukul 11.55 WIB dan langsung melakukan evakuasi dengan teknik lowering, yaitu menurunkan korban dari ketinggian menggunakan tandu dan tali. Proses penyelamatan berlangsung cepat dan tanpa kendala, selesai pada pukul 12.20 WIB.

    Setelah berhasil diturunkan, korban langsung mendapatkan pertolongan medis dari tim PSC 119 dan dibawa ke RSUD Bojonegoro untuk pemeriksaan lebih lanjut. Berdasarkan hasil pengecekan awal, tidak ditemukan luka akibat sengatan listrik. Korban diduga pingsan karena kelelahan dan cuaca panas saat memetik mangga.

    Dalam operasi penyelamatan tersebut, Damkarmat mengerahkan satu unit Fire Rescue dan satu unit Commander Oren, menempuh jarak sekitar 8 kilometer dari pos kota ke lokasi kejadian. Selain melakukan evakuasi, petugas juga memberikan sosialisasi kepada warga sekitar mengenai tugas pokok dan fungsi Damkarmat. [lus/but]