Category: Beritajatim.com Regional

  • Pria Hanyut di Pintu Air Kali Jagir Surabaya, Dicari Belum Ditemukan

    Pria Hanyut di Pintu Air Kali Jagir Surabaya, Dicari Belum Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pria belum diketahui identitasnya dilaporkan hanyut terbawa arus Sungai Kali Jagir, Wonokromo. Peristiwa terjadi saat korban membersihkan badan, Rabu (29/10/2025).

    Di lokasi sungai, tepatnya tepi Pintu Air Wonokromo, hanya tertinggal barang-barang milik korban. Mulai dari sabun, tas ransel, dan pakaian.

    Galih, anggota Satpol PP Kota Surabaya mengatakan, pada pukul 06.42 WIB warga sekitar melaporkan ada orang tenggelam sekitar pukul 06.00 WIB. Kala itu, Galih sedang istirahat usai mengatur arus lalulintas Jalan Ngagel-Jalan Jagir Wonokromo.

    “Keterangan warga korban yang tenggelam itu pria. Dapat kabar tadi pagi sekitar pukul 06.42 WIB,” ujar Galih, Rabu (29/10/2025).

    Pencarian korban hanyut dari tepi pintu air sungai Kali Jagir Wonokromo Surabaya (dok. Rama Indra/beritajatim.com)

    Menerima informasi itu, Galih kemudian melapor ke Call Center Kedaruratan 112 Surabaya, Petugas BPBD, dan kepolisian setempat, Polsek Wonokromo.

    “Tidak jauh dari lokasi juga ada barang-barang diduga milik korban. Mulai dari sabun, tas, dan pakaian,” jelasnya.

    Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Wonokromo Ipda Warsito Adi mengungkapkan untuk korban tenggelam informasi awal berjenis kelamin laki-laki. Dan sampai dengan Rabu petang korban belum ditemukan.

    “Namun sampai saat ini belum muncul,” ungkap Ipda Warsito.

    Hingga saat ini dari pantauan beritajatim.com petugas gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban dengan menyisir lokasi sungai Pintu Air Wonokromo, mengarahkan tim penyelam dan menggunakan perahu karet. (rma/but)

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Mojokerto

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten dan Kota Mojokerto. Peringatan ini berlaku untuk periode 30 Oktober hingga 5 November 2025.

    Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa kondisi atmosfer dalam sepekan ke depan berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi, mulai dari hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga hujan es.

    “Wilayah Mojokerto perlu mewaspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan. Masyarakat di daerah rawan seperti lereng perbukitan, tepi sungai, serta kawasan padat pohon besar diminta untuk lebih waspada,” ungkapnya, Rabu (29/10/2025).

    Taufiq menuturkan, potensi peningkatan curah hujan ini dipengaruhi oleh gangguan gelombang atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang melintas di wilayah Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar Selat Madura juga memicu pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebagian wilayah Jawa Timur sudah memasuki awal musim hujan, sedangkan sebagian lainnya masih dalam masa pancaroba. Kondisi transisi ini membuat cuaca dapat berubah secara cepat dan ekstrem, sehingga masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi dampaknya terhadap aktivitas harian.

    “Kami mengimbau masyarakat Mojokerto agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca mendadak dan selalu memperbarui informasi prakiraan serta peringatan dini cuaca dari BMKG Juanda. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI dan peringatan dini yang diperbarui setiap beberapa jam di situs resmi BMKG Juanda,” tegasnya.

    Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs stamet-juanda.bmkg.go.id, media sosial @infobmkgjuanda, saluran telepon (031) 8668989, atau WhatsApp 0895800300011. Dengan meningkatnya potensi cuaca ekstrem, BMKG Juanda berharap masyarakat serta instansi terkait di Mojokerto dapat lebih siaga dalam mengantisipasi risiko banjir lokal, jalan licin, pohon tumbang, maupun gangguan jarak pandang akibat hujan deras. [tin/beq]

  • HUT ke-74 Humas Polri, Polda Jatim Gelar Anjangsana dan Beri Penghargaan untuk Purnawirawan

    HUT ke-74 Humas Polri, Polda Jatim Gelar Anjangsana dan Beri Penghargaan untuk Purnawirawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Bidang Humas Polda Jawa Timur menggelar kegiatan anjangsana dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-74 Humas Polri yang mengusung tema “Polisi Humanis Harapan Masyarakat”. Kegiatan ini menjadi bentuk silaturahmi sekaligus penghargaan kepada para purnawirawan Humas Polri yang telah berjasa selama berdinas.

    Anjangsana diawali dengan kunjungan ke kediaman Pengatur (Purn) Heru Andwi Purnomo, lalu dilanjutkan ke rumah Kombes Pol (Purn) Dra. Hj. Puji Astuti, M.M. di Surabaya. Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan terlihat saat rombongan Humas Polda Jatim menyerahkan tali asih sebagai wujud apresiasi atas dedikasi dan pengabdian para senior.

    Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan kegiatan ini merupakan momen penting untuk mempererat hubungan antara personel aktif dan purnawirawan Humas Polri.

    “Kegiatan ini menegaskan bahwa keluarga besar Humas Polri tetap solid dan menjunjung tinggi nilai kekeluargaan,” ujar Kombes Pol Abast, Rabu (29/10/2025).

    Ia menambahkan, semangat humanis yang diangkat dalam tema HUT ke-74 menjadi pengingat bagi seluruh personel agar terus menghadirkan pelayanan yang penuh empati serta memberikan harapan bagi masyarakat.

    “Tema ‘Polisi Humanis Harapan Masyarakat’ menjadi pedoman bagi kami untuk terus berbenah dan menjadi garda terdepan dalam membangun citra positif Polri,” tegasnya.

    Kegiatan anjangsana ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-74 Humas Polri di jajaran Polda Jatim, yang sebelumnya juga diisi dengan kegiatan sosial dan kemanusiaan. Melalui momentum tersebut, diharapkan semangat kebersamaan dan pengabdian Humas Polri semakin kuat dalam mendukung tugas-tugas kepolisian serta memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi Polri. [uci/beq]

  • Tim Gabungan Temukan Bocah Hilang Tenggelam di Sungai Gedangan Jombang

    Tim Gabungan Temukan Bocah Hilang Tenggelam di Sungai Gedangan Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Tim gabungan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang, Forpimcam (Forum Pimpinan Kecamatan), dan Basarnas berhasil menemukan jenazah bocah berusia 5 tahun, Ahmad Alfin Mubarok, yang hilang tenggelam di sungai dekat rumahnya di Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Rabu (29/10/2025.

    Proses pencarian yang berlangsung sejak Selasa, 28 Oktober 2025, berakhir dengan penemuan tragis di sungai Desa Tambar, Kecamatan Jogoroto, sekitar pukul 09.45 WIB, dengan jarak sekitar 9,8 kilometer dari lokasi kejadian.

    Saat ditemukan, Ahmad sudah tidak bernyawa dan masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat terakhir kali terlihat oleh keluarganya. Jasadnya ditemukan mengambang di sungai dengan kedalaman sekitar 1 meter. Petugas segera mengevakuasi jenazah dan membawanya ke kamar jenazah RSUD Jombang.

    Kepala Pelaksana BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, menjelaskan bahwa pencarian sempat dihentikan pada malam hari tanggal 28 Oktober dan dilanjutkan kembali pada pagi hari, 29 Oktober 2025.

    Tim gabungan terdiri dari relawan BPBD Jombang, Forpimcam, dan Basarnas melakukan pencarian dengan menyisir sungai yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya korban. Posko bersama didirikan untuk mempermudah koordinasi dan pengumpulan informasi dari warga setempat.

    Pencarian memasuki babak baru setelah warga melaporkan temuan jenazah di sungai Desa Tambar. Tim gabungan segera menuju lokasi dan memastikan bahwa informasi tersebut benar. Orangtua korban memastikan identitas anaknya berdasarkan pakaian dan tanda lahir milik Ahmad.

    Kronologi peristiwa berawal pada Selasa sore, sekitar pukul 17.00 WIB, Ahmad sedang makan bersama ibunya di ruang tengah rumah. Setelah makan, ia masuk ke kamar, sementara ibunya pergi mandi.

    Dua kakaknya yang ada di ruang tengah tidak menyadari bahwa Ahmad tiba-tiba menghilang. Sekitar setengah jam kemudian, sang ayah pulang dan bertanya tentang keberadaan anaknya. Ibu korban baru menyadari bahwa Ahmad sudah tidak ada di rumah, dan pencarian pun dilakukan.

    Keluarga tidak menemukan jejaknya di dalam rumah dan mendapati pintu samping yang terbuka, yang mengarah langsung ke sungai. Mereka mencurigai bahwa Ahmad tercebur ke dalam aliran sungai.

    Pencarian yang dilakukan tim gabungan membuahkan hasil dengan ditemukannya jenazah Ahmad yang sudah tidak bernyawa. Keluarga dan warga setempat merasakan kesedihan mendalam atas kejadian tersebut. Meski upaya pencarian telah berakhir, tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. [suf]

  • Longsor di Dagangan Madiun Tutup Akses ke Dusun Tegir, 40 KK Terisolasi

    Longsor di Dagangan Madiun Tutup Akses ke Dusun Tegir, 40 KK Terisolasi

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Madiun pada Selasa (28/10/2025) sore menyebabkan tanah longsor di Desa Padas, Kecamatan Dagangan. Material longsoran menutup jalan desa dan memutus total akses menuju Dusun Tegir, sehingga sedikitnya 40 kepala keluarga (KK) di wilayah tersebut terisolasi.

    Warga bersama petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan perangkat desa bergotong royong membersihkan timbunan tanah dan rumpun bambu yang menutup jalur utama desa. Petugas BPBD Kabupaten Madiun, Dodik Andika, mengatakan longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan pegunungan sejak siang hingga malam hari.

    “Longsoran tanah cukup tebal, bercampur akar bambu dan batu. Semua menutup jalan penghubung ke Dusun Tegir,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

    Menurut Dodik, upaya pembersihan dilakukan secara manual karena medan di lokasi cukup berisiko jika menggunakan alat berat. “Lokasi longsor berada di tebing curam dan jalan sempit, jadi sementara kami gunakan alat seadanya,” terangnya.

    Meski akses warga terganggu, Dodik memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. “Tidak ada korban. Kami fokus membuka akses secepat mungkin agar mobilitas warga kembali normal,” tambahnya.

    Hingga Rabu siang, proses pembersihan material longsor masih berlangsung dengan melibatkan aparat gabungan dan warga sekitar. BPBD Madiun mengimbau warga di kawasan perbukitan untuk tetap waspada terhadap potensi longsor susulan, mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi. [rbr/beq]

  • Atap Rumah Joglo Klasik di Ponorogo Hancur Disambar Petir

    Atap Rumah Joglo Klasik di Ponorogo Hancur Disambar Petir

    Ponorogo (beritajatim.com) – Musim penghujan yang baru datang membawa peringatan keras bagi warga Ponorogo. Sambaran petir menghantam rumah joglo milik Agus Santoso (56), warga Desa Kutu Wetan, Kecamatan Jetis, Selasa (28/10/2025) sore. Rumah berarsitektur klasik peninggalan keluarga itu hancur di bagian atap setelah tersambar petir dengan suara menggelegar yang mengguncang kawasan sekitar.

    Atap rumah yang terbuat dari genting dan kayu jati tua porak-poranda, sementara aliran listrik padam total. Meski tak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini membuat keluarga Agus panik dan masih trauma hingga kini.

    “Memang kondisinya gerimis, sekitar pukul 15.30 WIB suara petirnya keras sekali, tidak seperti biasanya. Menggelegar dan menggema,” kata Agus, Rabu (29/10/2025).

    Agus mengaku saat kejadian dirinya tengah duduk di teras bersama beberapa orang yang bekerja di tempatnya. Dalam hitungan detik, ledakan keras membuat genteng berhamburan. Bagian tengah rumah joglo yang berdiri sejak 1963 itu pun roboh.

    “Nggak tahu, kalau rumah bagian tengah roboh, mungkin bersamaan dengan suara petir itu,” ujarnya lirih sambil menatap tumpukan genteng yang masih berserakan.

    Dampak sambaran petir juga merusak sejumlah alat elektronik, seperti router WiFi dan sekring listrik. Agus memperkirakan kerugian mencapai sekitar Rp5 juta.

    “Yang rusak genteng, plafon kamar anak berlubang, alat WiFi juga rusak, listrik langsung mati,” jelasnya.

    Sementara itu, Nana Krisdiana, istri Agus, mengaku masih syok dengan kejadian tersebut. Saat petir menyambar, ia tengah memasak di dapur. Suara ledakan yang sangat keras membuatnya sempat mengira terjadi ledakan listrik.

    “Suaranya keras banget, saya kira petir biasa. Tahu-tahu tetangga datang bilang rumah bagian tengah roboh. Alhamdulillah anak-anak di ruang tamu, suami di depan, jadi semua selamat,” ungkap Nana.

    Sejak Rabu pagi, warga sekitar bergotong royong membantu keluarga Agus membersihkan puing-puing dan memasang terpal darurat untuk menutup bagian atap yang jebol agar tidak bocor saat hujan turun kembali.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di awal musim penghujan. Rumah dengan struktur lama dan tanpa penangkal petir disarankan untuk segera melakukan langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. [end/beq]

  • Polres Malang Bongkar Prostitusi Online di Rumah Kontrakan, Mahasiswa Asal Boyolali Jadi Tersangka

    Polres Malang Bongkar Prostitusi Online di Rumah Kontrakan, Mahasiswa Asal Boyolali Jadi Tersangka

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor (Polres) Malang membongkar praktik prostitusi daring yang beroperasi di sebuah rumah kontrakan di Jalan Rogonoto, Dusun Kebonagung, Desa Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Dalam pengungkapan kasus ini, polisi menetapkan seorang pria berinisial FFA (23), mahasiswa asal Boyolali, sebagai tersangka penyedia tempat prostitusi.

    Kasus ini terungkap setelah aparat menerima laporan masyarakat yang curiga terhadap aktivitas mencurigakan di rumah kontrakan tersebut pada Senin (27/10/2025) malam. Menindaklanjuti laporan itu, petugas Unit Reskrim Polres Malang bersama Polsek Singosari mendatangi lokasi dan menemukan seorang perempuan muda di dalam rumah.

    Dari hasil pemeriksaan di tempat kejadian, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan adanya praktik prostitusi daring atau open BO melalui aplikasi perpesanan.

    “Dari hasil pemeriksaan, rumah kontrakan itu disediakan oleh tersangka sebagai tempat praktik prostitusi. Ia memfasilitasi transaksi yang dilakukan melalui aplikasi, kemudian menerima uang sewa tempat dari pengguna jasa,” kata Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Rabu (29/10/2025).

    Petugas menyita beberapa barang bukti dari lokasi, di antaranya seprei, bantal, tisu basah, pantyliner, dua botol minuman beralkohol, serta uang tunai Rp100 ribu yang diduga hasil transaksi sewa tempat. Menurut Bambang, pengungkapan berawal dari laporan warga yang resah karena banyak orang keluar masuk di rumah tersebut tanpa alasan jelas.

    Saat penggerebekan dilakukan, FFA tidak bisa mengelak dan langsung diamankan bersama barang bukti. “Saat ini tersangka FFA telah ditahan, proses penyidikan telah berjalan. Ia dikenakan pasal tentang penyedia tempat prostitusi,” ujar Bambang.

    Polisi kini masih terus mendalami kasus tersebut untuk memastikan ada tidaknya jaringan yang lebih besar di balik praktik prostitusi daring itu. “Kami masih melakukan pengembangan untuk memastikan apakah ada pihak lain yang turut terlibat atau mengkoordinir aktivitas ini,” pungkasnya. [yog/beq]

  • Hujan Deras Picu Longsor di Dagangan Madiun, Rumah Warga Desa Padas Rusak Tertimpa Tebing

    Hujan Deras Picu Longsor di Dagangan Madiun, Rumah Warga Desa Padas Rusak Tertimpa Tebing

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, pada Selasa (28/10/2025) sore memicu terjadinya tanah longsor di Dusun Tegir, Desa Padas. Material longsor dari tebing setinggi sekitar empat meter menimpa rumah milik warga hingga mengakibatkan bagian dapur dan kamar mandi hancur.

    Rumah yang terdampak longsor tersebut milik Edi Sujoko. Ia hanya bisa pasrah melihat kondisi rumahnya yang rusak berat setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

    “Setelah hujan reda, malamnya saya mendengar suara gemuruh. Saat dicek, tembok belakang rumah sudah jebol,” ujar Edi saat ditemui di lokasi, Rabu (29/10/2025) pagi.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Saat peristiwa longsor terjadi, rumah dalam keadaan kosong. Material tanah bercampur air menutup sebagian lantai rumah sehingga proses pembersihan memerlukan waktu dan tenaga ekstra.

    Sejak pagi, warga bersama petugas gabungan bahu-membahu melakukan kerja bakti membersihkan sisa material longsoran menggunakan peralatan sederhana.

    Ketua RT 8, Suyono, mengatakan bahwa hanya satu rumah yang terdampak longsor. Ia memastikan warga sekitar telah dikerahkan untuk membantu pembersihan agar aktivitas pemilik rumah dapat segera kembali normal.

    “Yang rusak hanya dapur dan kamar mandi. Semua warga kami kerahkan untuk membantu agar pembersihan bisa cepat selesai,” jelas Suyono. [rbr/beq]

  • Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Sonokembang Malang Inisiatif Bangun Jembatan Darurat Swadaya

    Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Sonokembang Malang Inisiatif Bangun Jembatan Darurat Swadaya

    Malang (beritajatim.com) – Warga Jalan Sulfat Utara, Kelurahan Pandanwangi atau Sonokembang, Kota Malang, terpaksa membangun jembatan darurat dari bambu secara swadaya. Langkah ini diambil setelah jembatan utama di kawasan tersebut ambrol dua pekan lalu dan belum juga diperbaiki oleh Pemerintah Kota Malang.

    Ketua Karang Taruna RT04 RW05 Sonokembang, M Choirul Anam, mengatakan warga bergotong royong membangun jembatan darurat pada Minggu (26/10/2025). Sedikitnya 53 orang terlibat dalam kegiatan tersebut dengan memanfaatkan bambu yang tumbuh di sepanjang sungai di sekitar lokasi.

    “Kemarin kita ambil di dekat sungai. Kita pilih bambu ori karena memang kuat. Jadi ini memang inisiatif warga, karena kami ingin akses di sini terhubung kembali,” ujar Anam, Rabu (29/10/2025).

    Pasca ambrolnya jembatan, akses utama warga sempat tertutup untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun setelah pembangunan jembatan darurat selesai, jalur kembali bisa dilalui kendaraan roda dua dengan cara dituntun demi keselamatan.

    Menurut Anam, inisiatif warga muncul karena banyak keluhan akibat terputusnya jalur tersebut. Dampaknya, warga harus memutar hingga 20 menit untuk mencapai kawasan seberang. Kondisi itu membuat aktivitas ekonomi terganggu, terutama bagi pedagang yang mengandalkan jalur jembatan sebagai akses utama.

    “Ini kan akses utama ya. Jelas jembatan itu ambrol mengganggu konektivitas warga. Pedagang, pelajar, dan warga harus memutar. Apalagi pedagang yang ada di dekat jembatan terpaksa sepi karena tidak ada yang melintas,” tuturnya.

    Warga berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan secara permanen. Mereka mendengar rencana pembangunan jembatan bailey dan berharap realisasinya tidak berlarut.

    “Kami berharap lebih dipercepat untuk pengerjaannya. Kalau mau ada pengerjaan jembatan bailey mohon dipercepat. Katanya masih pengajuan, nah kami kan tidak tahu kapan dikerjakan,” kata Anam. [luc/beq]

  • Dituduh Maling Laptop, Mahasiswa di Blitar Jadi Korban Salah Tangkap dan Persekusi

    Dituduh Maling Laptop, Mahasiswa di Blitar Jadi Korban Salah Tangkap dan Persekusi

    Blitar (beritajatim.com) – Niat HFA (24), mahasiswa semester 9 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar untuk mengerjakan skripsi di rumah temannya justru berujung masalah. Dia dituduh warga sebagai maling laptop.

    Bahkan, HFA sempat ditangkap warga dan dibawa ke kantor polisi. Pemuda asal Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar itu pun sempat mendapatkan persekusi oleh warga.

    Namun ternyata, HFA tidak terbukti melakukan pencurian laptop. Barang bukti laptop yang dituduhkan oleh warga ternyata milik HFA (24) sendiri.

    “Awalnya HFA ini hendak mengerjakan skripsi ke rumah temannya di Suruhwadang Kademangan, namun di tengah jalan motornya mogok karena kehabisan bensin, disitu dia kemudian berjalan mencari bensin, karena tidak ketemu-ketemu ia kemudian melihat ada mobil di pinggir jalan, terus dia mencoba mengetuk-ngetuk mobil itu dengan niat bertanya, namun hal itu dilihat warga sebagai kecurigaan hingga timbul tuduhan HFA mencuri laptop,” ucap Haryono, Penasehat Hukum HFA saat dikonfirmasi pada Rabu (29/10/2025).

    Tuduhan pencurian laptop ini muncul setelah HFA (24) meminta bantuan kepada pengemudi mobil usia sepeda motornya mogok. Niat mencari bantuan itu justru dianggap warga sebagai aksi kejahatan yakni mencuri laptop.

    “Jadi mobilnya itu terkunci, kemudian ia mengetok-ngetok jendela mobil nah itu yang dikira warga bahwa HFA ini maling, apalagi saat ditangkap warga menemukan laptop di dalam tas sehingga itu dituduh hasil curian,” tegasnya.

    Warga sempat membawa HFA ke kantor polisi. Dia dipolisikan warga atas tuduhan maling laptop.

    “Kemudian saat di Polsek itu, HFA bisa membuktikan bahwa laptop itu milik dia sendiri, dan di dalam laptop isinya juga file pribadinya,” imbuhnya.

    Akibat salah tangkap dan persekusi itu, HFA mengalami trauma. Ia tidak menyangka akan ditangkap dan dianiaya oleh puluhan warga karena dituduh sebagai maling laptop.

    Kini ia pun menuntut balik para persekusi tersebut dan telah membuat laporan ke Polres Blitar.

    “Sudah kita laporkan dan sudah terbit LP dari Polres Blitar, kasihan anaknya saat ini trauma,” tandasnya. [owi/beq]