Category: Beritajatim.com Regional

  • Retakan Tanah Meluas, Warga Dagangan Madiun Diungsikan, BPBD Siapkan Alat Pendeteksi

    Retakan Tanah Meluas, Warga Dagangan Madiun Diungsikan, BPBD Siapkan Alat Pendeteksi

    Madiun (beritajatim.com) – Retakan tanah sepanjang sekitar 500 meter yang muncul di Dusun Morowoso, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, semakin meluas sejak pertama kali terpantau pada Rabu (29/10/2025).

    Akibat pergerakan tanah ini, delapan rumah warga terdampak dan harus diungsikan untuk menghindari risiko longsor.

    Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Boby Saktia Putra Lubis, menjelaskan bahwa laporan awal diterima pada Rabu siang. Tim BPBD langsung diterjunkan ke lokasi untuk memantau kondisi retakan dan dampak yang ditimbulkan.

    “Laporan pertama kita terima hari Rabu, dan teman-teman langsung ke lapangan untuk terus memantau,” terang Boby, Jumat (31/10/2025).

    Menurut Boby, hasil pantauan hingga Kamis malam menunjukkan bahwa retakan semakin melebar dan struktur tanah terus bergerak, menyebabkan kerusakan di sejumlah rumah warga.

    “Akhirnya diputuskan penghuni delapan rumah yang terdampak untuk diungsikan sementara. Informasi dari Kepala Desa, sementara mereka ditempatkan di Mushala,” ungkapnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis (foto : Rendra Bagus Rahadi)

    BPBD Kabupaten Madiun juga telah menyalurkan bantuan logistik, meliputi makanan siap saji, kasur, dan perlengkapan tidur bagi warga yang diungsikan. “Hari ini kami memastikan bantuan logistik tersalurkan dan warga terdampak mendapat tempat istirahat yang layak,” tambahnya.

    Terkait potensi bencana lanjutan, BPBD berencana memasang alat Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi pergerakan tanah di wilayah tersebut.

    “Ada kemungkinan nanti kita pasang alat EWS untuk pergerakan tanah atau tanah longsor. Saat ini BPBD baru memiliki satu alat EWS yang terpasang di Desa Padas, tapi karena Desa Mendak ini berada di lereng yang tinggi, kemungkinan alat itu juga akan kita pasang di sana,” jelas Boby.

    Boby juga menyebut, laporan perkembangan retakan tanah di Desa Mendak sudah disampaikan ke BPBD Provinsi Jawa Timur. Pihak provinsi diharapkan dapat membantu dengan alat pemantau yang lebih canggih guna memperkuat pemantauan di lokasi rawan pergerakan tanah tersebut.

    “Untuk provinsi sudah kami laporkan. Kami berharap bisa mendapat dukungan alat dan tenaga teknis tambahan agar pemantauan bisa lebih maksimal,” ujarnya.

    Meski hingga kini belum ada korban jiwa, BPBD Madiun mengimbau warga sekitar agar tetap waspada, tidak beraktivitas dekat area retakan, serta segera melapor jika muncul tanda-tanda longsor susulan. Petugas juga akan terus bersiaga di sekitar lokasi hingga kondisi dinyatakan aman. (rbr/ted)

  • Fenomena “Cleret Tahun” Muncul di Waduk Bening Madiun, BPBD Imbau Warga Waspada

    Fenomena “Cleret Tahun” Muncul di Waduk Bening Madiun, BPBD Imbau Warga Waspada

    Madiun (beritajatim.com) – Fenomena alam langka kembali menarik perhatian warga Kabupaten Madiun. Pusaran angin di atas permukaan air atau yang dikenal masyarakat Jawa sebagai “Cleret Tahun” muncul di kawasan Waduk Bening, Kecamatan Saradan, pada Kamis (30/10/2025) sore.

    Video dan foto fenomena itu beredar di media sosial, memperlihatkan gumpalan awan hitam pekat dengan pusaran angin berputar di atas permukaan waduk. Meski hanya berlangsung beberapa menit, kemunculan fenomena ini sempat menghebohkan warga sekitar.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, menjelaskan bahwa “Cleret Tahun” merupakan istilah lokal untuk fenomena puting beliung yang terbentuk akibat peningkatan suhu udara ekstrem dalam beberapa hari terakhir.

    “Beberapa hari ini suhu udara cukup tinggi terutama di wilayah Madiun sehingga penguapan meningkat. Uap air naik dan membentuk awan cumulonimbus berwarna hitam. Saat tekanan udara tidak stabil, muncul pusaran angin di bawah awan itu yang bagi orang Jawa dikenal sebagai Cleret Tahun,” jelas Boby, Jumat (31/10/2025).

    Ia menambahkan, fenomena seperti ini umumnya muncul saat masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan atau pancaroba, ketika perubahan suhu dan tekanan udara di atmosfer berlangsung cepat.

    “Cleret Tahun atau Puting Beliung ini umumnya terjadi di atas perairan luas seperti waduk, rawa, sawah, atau laut. Perbedaan suhu antara udara panas dari permukaan dan udara dingin di lapisan atas menciptakan tekanan tidak seimbang yang memicu pusaran angin,” tambahnya.

    Boby juga mengingatkan bahwa selama masa pancaroba, potensi hujan deras disertai angin kencang dan petir akan meningkat di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Madiun. Karena itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

    “Masyarakat diimbau untuk menjauh dari area terbuka apabila melihat tanda-tanda kemunculan pusaran angin. Meski fenomena ini biasanya berlangsung singkat dan hilang dengan sendirinya, Cleret Tahun tetap bisa menimbulkan dampak seperti kerusakan ringan di sekitar permukiman,” ujar Boby.

    Ia menegaskan, jika pusaran angin terlihat mendekati wilayah pemukiman, warga disarankan segera mencari tempat aman untuk menghindari risiko tertimpa material terbang atau pohon tumbang.

    Menurut catatan BPBD, kemunculan “Cleret Tahun” di Waduk Bening kali ini merupakan yang pertama sepanjang tahun 2025. Namun, peristiwa serupa pernah terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Madiun pada tahun-tahun sebelumnya, terutama saat suhu udara tinggi menjelang datangnya musim hujan. [rbr/beq]

  • Satgas TMMD ke-126 Rampungkan Pemasangan Bronjong di Lebakharjo Malanguntuk Cegah Longsor

    Satgas TMMD ke-126 Rampungkan Pemasangan Bronjong di Lebakharjo Malanguntuk Cegah Longsor

    Malang (beritajatim.com) – Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, terus mempercepat penyelesaian sasaran fisik menjelang berakhirnya program. Salah satu capaian utama datang dari sektor penguatan pinggir sungai di Dusun Sukomaju B, di mana pekerjaan pemasangan bronjong telah rampung 100 persen.

    Pekerjaan tersebut melibatkan prajurit Yon Armed 1/AY bersama warga setempat yang secara gotong royong menyusun batu-batu besar hasil pengumpulan dari aliran sungai yang mengering. Batu-batu tersebut dikunci menggunakan kawat bronjong untuk memperkuat struktur tebing sungai dan mencegah risiko longsor saat musim hujan.

    “Pembangunan bronjong di Dusun Sukomaju B sudah selesai sepenuhnya. Kami bersyukur semua dapat berjalan lancar berkat kerja sama dan semangat gotong royong antara TNI dan masyarakat,” ujar Danton Yon Armed 1/AY, Letda Arm Aron Leider Sinaga, Jumat (31/10/2025).

    Ia menjelaskan, capaian tersebut merupakan hasil sinergi antara Satgas TMMD, Pemerintah Kabupaten Malang, dan Pemerintah Desa Lebakharjo. Kolaborasi lintas sektor itu memastikan setiap tahapan pekerjaan berjalan sesuai target dan memberikan manfaat langsung bagi warga sekitar.

    Letda Aron juga menekankan bahwa kegiatan TMMD bukan hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada upaya memperkuat kemanunggalan antara TNI dan rakyat. “Sinergi dan kebersamaan di lapangan menjadi kekuatan utama kami dalam menyelesaikan setiap sasaran,” katanya.

    Program TMMD ke-126 menjadi salah satu langkah konkret TNI bersama pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memperkuat ketahanan wilayah melalui kerja sama nyata antara prajurit, pemerintah, dan warga. [yog/beq]

  • Kejari Mojokerto Musnahkan Barang Bukti 114 Perkara, Termasuk 35 Kg Sabu dan 39 Ribu Ekstasi

    Kejari Mojokerto Musnahkan Barang Bukti 114 Perkara, Termasuk 35 Kg Sabu dan 39 Ribu Ekstasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Mojokerto memusnahkan barang bukti dari 114 perkara yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht), Jumat (31/10/2025). Pemusnahan dilakukan terhadap barang bukti hasil penanganan perkara sejak Mei hingga Oktober 2025, meliputi kasus narkotika, pemalsuan mata uang, dan perjudian.

    Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Mojokerto, Endang Tirta, mengatakan pemusnahan dilakukan agar seluruh barang bukti tidak dapat digunakan kembali. “Kami melaksanakan pemusnahan barang bukti dari jumlah 114 perkara mulai dari bulan Mei sampai Oktober ini. Ada perjudian, narkotika, kesehatan dan sebagainya. Yang menonjol kesehatan sama narkotika,” ujar Endang.

    Metode pemusnahan disesuaikan dengan jenis barang bukti, di antaranya dengan cara dihancurkan, dipukul, dibakar, direndam dalam air, hingga ditimbun menggunakan tanah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh barang bukti benar-benar tidak dapat dimanfaatkan kembali oleh pihak mana pun.

    Endang menjelaskan, penanganan perkara di Kejari Mojokerto dilakukan dengan dua pendekatan. Upaya preventif dijalankan melalui kerja sama lintas lembaga dan edukasi kepada masyarakat, sementara upaya represif dilakukan dengan menuntut maksimal berdasarkan fakta persidangan.

    “Perkara kesehatan dan narkotika cukup menonjol. Jadi ada dua upaya, yang pertama tentunya preventif. Kita bekerja sama dengan stakeholder terkait dengan penyalahgunaan narkoba ini karena narkoba ini juga menjadi perhatian pak Presiden. Kita bekerja sama untuk pencegahan baik melalui edukasi dan sebagainya,” jelas Endang.

    “Upaya kedua yakni represif dengan menuntut hukuman semaksimal mungkin sesuai dengan fakta di persidangan dan barang bukti,” imbuhnya.

    Dari total 114 perkara, sebanyak 113 di antaranya merupakan tindak pidana umum dan satu perkara tergolong Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Barang bukti yang dimusnahkan antara lain narkotika jenis sabu-sabu seberat 35.537 gram, ekstasi (Double L) sebanyak 39.509 butir, uang palsu senilai Rp14,4 juta, minuman keras (miras) sebanyak 23 botol, akun virtual sebanyak sembilan akun, senjata tajam atau benda tumpul sebanyak 17 buah, pakaian sebanyak 84 buah, bahan peledak seberat 6 kilogram, serta empat unit handphone.

    Pemusnahan barang bukti ini dilakukan di halaman Kejari Kabupaten Mojokerto dengan disaksikan perwakilan dari aparat kepolisian, TNI, dan instansi terkait lainnya sebagai bentuk transparansi penegakan hukum. [tin/beq]

  • Luapan Sungai Jatiroto Rendam 1.225 Rumah di Lumajang, Warga Butuh Air Bersih dan Makanan

    Luapan Sungai Jatiroto Rendam 1.225 Rumah di Lumajang, Warga Butuh Air Bersih dan Makanan

    Lumajang (beritajatim.com) – Sebanyak 1.225 rumah warga di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan Sungai Jatiroto pada Jumat (31/10/2025). Banjir melanda dua desa yakni Desa Rojopolo dan Kaliboto Kidul.

    Camat Jatiroto, Kutum Hadi Kasiyan, mengatakan total ada tiga dusun yang terdampak banjir. “Ini yang terdampak ada 3 dusun, Dusun Persil dan Dusun Pokapan di Desa Rojopolo, sama Dusun Petung di Desa Kaliboto Kidul,” kata Kutum di lokasi banjir, Jumat (31/10/2025).

    Berdasarkan data pemerintah kecamatan, sebanyak 1.185 rumah terdampak di Desa Rojopolo dan 40 rumah di Desa Kaliboto Kidul. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Jatiroto yang tidak mampu menampung debit air tinggi setelah hujan deras mengguyur wilayah setempat sejak Kamis (30/10/2025) malam hingga dini hari.

    “Jadi, banjirnya pagi tadi habis subuh datangnya, penyebabnya hujan lebat malam tadi sampai dini hari dan sungai itu meluap,” tambah Kutum.

    Air mulai naik sekitar pukul 04.30 WIB, sesaat setelah warga menunaikan salat Subuh. Ketinggian air di beberapa titik sempat mencapai hampir setengah meter dan merendam rumah-rumah warga di tiga dusun tersebut.

    Menurut Kutum, banjir kali ini menjadi yang pertama dalam 15 tahun terakhir. Kondisi ini disebabkan sedimentasi dan sumbatan di hilir sungai yang menghambat aliran air sehingga genangan sulit surut. “Ini sudah 15 tahun tidak banjir, baru sekarang ini banjir, karena di hilirnya ada sumbatan dan butuh dilakukan normalisasi,” ujarnya.

    Selain merendam pemukiman, banjir juga menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih karena sebagian besar sumur ikut terendam air sungai. Aktivitas memasak pun terhenti akibat genangan air di dapur rumah warga.

    “Yang dibutuhkan warga makanan karena dari pagi tidak bisa masak dan belum makan, termasuk pasokan air bersih untuk minum,” ungkap Kutum.

    Pemerintah kecamatan bersama BPBD Lumajang kini menyiapkan bantuan logistik darurat bagi warga terdampak sambil melakukan koordinasi untuk normalisasi sungai agar banjir tidak kembali meluas. [has/beq]

  • Sopir Ikuti Google Maps, Truk Angkut Paku Salah Jalur dan Terguling di Tanjakan Ngerong Magetan

    Sopir Ikuti Google Maps, Truk Angkut Paku Salah Jalur dan Terguling di Tanjakan Ngerong Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang sopir truk bermuatan paku mengalami kecelakaan tunggal setelah salah jalur akibat mengikuti petunjuk aplikasi Google Maps. Peristiwa itu terjadi di tanjakan Ngerong, tepatnya di Dusun Ngwolo, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jumat (31/10/2025).

    Sopir truk bernama Junaidi, warga Pekalongan, Jawa Tengah, mengaku tidak mengetahui bahwa jalur yang diarahkan aplikasi tersebut merupakan tanjakan ekstrem. “Petunjuknya dari sana suruh ke arah sini. Saya enggak tahu kalau jalurnya ternyata nanjak seperti ini. Begitu sampai atas enggak kuat nanjak, mobil mundur,” ujarnya.

    Truk yang dikemudikan Junaidi bermuatan material berupa paku dalam kardus dengan berat sekitar 5–7 ton. Ia berangkat dari Oso Wilangun, Surabaya, menuju Solo. Saat truk tak kuat menanjak dan mulai mundur, Junaidi langsung melompat keluar bersama istrinya. “Saya lompat karena takut mobil terbakar, soalnya tadi sempat ngebul,” katanya.

    Kanit Lantas Polsek Plaosan Ipda Guntur membenarkan bahwa kecelakaan disebabkan sopir salah jalur setelah mengikuti aplikasi navigasi digital. “Jalan di tanjakan Ngerong ini memang ekstrem dan menanjak curam. Karena muatannya berat, truk tidak kuat menanjak lalu mundur dan terguling. Syukurlah tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi,” jelasnya.

    Menurut Guntur, pihaknya telah memasang rambu peringatan di sejumlah titik agar pengemudi kendaraan besar tidak melintas di jalur tersebut. “Kami imbau para pengguna jalan agar berhati-hati dan jangan sepenuhnya bergantung pada Google Maps, terutama bagi yang belum mengenal medan,” tegasnya.

    Berdasarkan catatan kepolisian, tanjakan Ngerong dikenal rawan kecelakaan. Dalam dua tahun terakhir, sedikitnya sudah terjadi tujuh insiden kendaraan gagal menanjak di lokasi yang sama, baik truk pengangkut bahan bangunan maupun kendaraan pribadi. Sebagian besar pengemudi mengaku baru pertama kali melewati jalur tersebut dan mengikuti arahan aplikasi peta digital.

    Pihak kepolisian bersama pemerintah desa setempat berencana menambah rambu larangan bagi kendaraan berat serta memperjelas jalur alternatif agar kejadian serupa tidak terulang. [fiq/beq]

  • Bojonegoro Catat 6.131 Sambaran Petir dalam Sepekan, Tertinggi di Jawa Timur

    Bojonegoro Catat 6.131 Sambaran Petir dalam Sepekan, Tertinggi di Jawa Timur

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Langit Bojonegoro bergemuruh tanpa henti selama sepekan terakhir. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tuban, wilayah ini mencatat 6.131 sambaran petir hanya dalam tujuh hari hingga Jumat (31/10/2025). Angka tersebut menempatkan Bojonegoro sebagai daerah dengan aktivitas petir tertinggi di Jawa Timur.

    Melalui unggahan di akun Instagram resminya, @bmkgtuban, BMKG menegaskan bahwa Bojonegoro menempati posisi puncak dalam klasemen sambaran petir regional. Menurut analisis mereka, fenomena ini menandakan masa pancaroba tengah berlangsung di wilayah tersebut.

    “Kondisi peralihan musim seperti ini seringkali ditandai dengan cuaca yang ekstrem dan sulit ditebak, termasuk hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang,” tulis BMKG dalam keterangannya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Warga diminta tidak berlindung di bawah pohon saat hujan badai, menjauhi area terbuka, serta memastikan instalasi listrik rumah dalam kondisi aman untuk menghindari risiko sambaran petir.

    Sebagai perbandingan, pada periode sebelumnya, Lamongan sempat memegang rekor tertinggi dengan 566 sambaran petir. Lonjakan signifikan di Bojonegoro menegaskan tingginya intensitas cuaca ekstrem di kawasan barat Jawa Timur tersebut.

    BMKG menyebut wilayah Bojonegoro, Lamongan, dan Tuban sebagai “segitiga petir”, zona yang kerap mengalami peningkatan aktivitas listrik udara saat transisi musim. Fenomena ini menjadi pengingat bagi warga untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca mendadak yang berpotensi menimbulkan bahaya. [lus/beq]

  • Anak Buaya Muara Tersangkut Perangkap Biawak, Warga Gresik Geger

    Anak Buaya Muara Tersangkut Perangkap Biawak, Warga Gresik Geger

    Gresik (beritajatim.com) – Warga di sekitar Jalan Daendels Pantura Gresik, tepatnya di dekat Jembatan Sembayat, Desa Karangrejo, Kecamatan Manyar, dikejutkan oleh kemunculan seekor anak buaya muara dengan panjang sekitar satu meter. Hewan buas tersebut ditemukan terperangkap di jebakan biawak milik warga yang dipasang di dekat aliran Sungai Bengawan Solo.

    Afif, warga setempat, mengaku awalnya mengira hewan yang terperangkap adalah seekor biawak. “Saat saya dekati dikira biawak, ternyata buaya muara berukuran satu meter,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).

    Kemunculan buaya itu membuat warga panik dan segera melapor ke petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Gresik, khawatir hewan tersebut dapat membahayakan warga sekitar yang sedang beraktivitas di tepi sungai.

    Mendapat laporan tersebut, tim Damkarla Gresik langsung bergerak menuju lokasi. Sebanyak sepuluh personel bersama satu unit mobil rescue diterjunkan untuk mengevakuasi buaya tersebut. Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap dan menggunakan penjepit khusus, petugas melakukan proses evakuasi dengan hati-hati dibantu warga setempat.

    “Setelah berhasil kami evakuasi dibantu warga, buaya tersebut kami bawa ke tempat lebih aman supaya tidak membahayakan warga,” tutur Sulyono, petugas Damkarla Gresik.

    Hingga kini, petugas masih berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menentukan langkah selanjutnya terhadap buaya tersebut, termasuk kemungkinan pelepasliaran ke habitat yang lebih sesuai. Warga diimbau tetap waspada dan menghindari aktivitas terlalu dekat dengan area sungai. [dny/beq]

  • Hujan Deras Picu Tanah Retak di Madiun, 10 KK Terdampak

    Hujan Deras Picu Tanah Retak di Madiun, 10 KK Terdampak

    Madiun (beritajatim.com) — Hujan deras selama beberapa jam pada Selasa (29/10/2025) menyebabkan tanah di Dusun Morosowo, Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, mengalami retakan cukup parah. Delapan rumah warga terdampak, dan sekitar 10 kepala keluarga (KK) kini hidup dalam kekhawatiran.

    Sumiati (40), warga setempat, menuturkan bahwa hujan lebat membuat tanah di sekitar rumahnya bergeser.

    “Retaknya mulai sekitar jam setengah sebelas siang, pas hujan deras. Ada delapan rumah yang terdampak,” ungkap Sumiati saat ditemui Jumat (31/10/2025).

    Ia bersama keluarganya sempat mengungsi ke musholla di dataran yang lebih tinggi karena takut retakan makin melebar.

    Hal yang sama dialami Warsini (38), warga lainnya. “Awalnya hujan deras dua jam, terus ada suara ‘tek’. Ternyata tanah di sekitar rumah sudah retak,” ujarnya.

    Warsini mengaku sempat mengungsi bersama lima keluarga lainnya. Kini mereka kembali ke rumah, namun tetap siaga jika hujan kembali turun.

    Sampai saat ini, warga mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah. Mereka berharap ada perhatian dari pihak terkait agar kondisi tanah segera ditangani dan tidak membahayakan warga sekitar. [rbr/aje]

  • Megawati Berkunjung ke Blitar Selama 2 Hari, Ini Jadwal Kegiatannya!

    Megawati Berkunjung ke Blitar Selama 2 Hari, Ini Jadwal Kegiatannya!

    Blitar (beritajatim.com) – Kedatangan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, ke Blitar disambut dengan pengamanan super ketat. Ratusan personel gabungan dari berbagai institusi diterjunkan untuk memastikan kunjungan ziarah putri Proklamator ini berjalan aman, tertib, dan lancar.

    Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, membenarkan bahwa total 563 personel gabungan telah disiagakan untuk mengamankan seluruh rangkaian kunjungan di wilayah Blitar Kota. Pengamanan ini pun dilakukan selama 2 hari penuh.

    “Untuk pengamanan kunjungan Presiden ke-5 di wilayah Blitar Kota, kami melibatkan total 563 personel gabungan,” jelas Iptu Samsul Anwar, Jumat (31/10/2025).

    Iptu Samsul Anwar menegaskan bahwa fokus utama pengamanan adalah memastikan keamanan secara menyeluruh serta kelancaran arus lalu lintas. Pengamanan di lokasi Megawati menginap pun akan dilakukan secara ketat.

    “Pengamanan dilakukan secara terbuka dan tertutup, serta pengamanan jalur yang dilalui pada saat kedatangan dan kepulangan beliau,” tambahnya.

    Megawati sendiri dijadwalkan akan berada di Blitar selama 2 hari. Presiden ke-5 itu dijadwalkan tiba di Blitar pad Jumat (31/10/2025) dan bakal melakukan pertemuan dengan jajaran DPD PDI-P Jatim, Ketua DPC PDIP dan Kada / Wakada PDI Perjuangan Se-Jatim.

    Selanjutnya pada hari Sabtu (1/11/2025), Ketua Umum PDIP itu dijadwalkan bakal mengikuti seminar Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Perpustakaan Bung Karno (Area Makam Bung Karno), dalam rangka memberikan keynote speech.

    Kunjungan Megawati rencananya bakal ditutup dengan kegiatan ziarah ke ayahandanya Bung Karno. Setelah itu Megawati dijadwalkan bakal kembali ke Jakarta. [owi/aje]