Category: Beritajatim.com Regional

  • Aksi ECOTON di Kalimas Surabaya: Ungkap Modus Industri Buang Limbah Saat Debit Air Tinggi

    Aksi ECOTON di Kalimas Surabaya: Ungkap Modus Industri Buang Limbah Saat Debit Air Tinggi

    Surabaya (beritajatim.com) – Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, ECOTON, menggelar aksi langsung di Sungai Kalimas, Surabaya, Senin (3/11/2025), untuk menyoroti pencemaran sungai yang akut akibat banyaknya limbah industri.

    ​Dalam aksinya, ECOTON mendesak Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum industri yang selama awal musim hujan sengaja membuang limbah cair ke aliran sungai.

    ​Desakan ini muncul setelah tim ECOTON memantau bahwa banyak industri di sekitar aliran Sungai Surabaya, termasuk di wilayah Sidoarjo dan Gresik, memanfaatkan musim hujan untuk membuang limbah. Mereka beralasan air sungai yang sedang tinggi akan membuat pencemaran “tercampur” dan sulit dideteksi.

    Juru kampanye ECOTON, Prigi Arisandi, menegaskan bahwa praktik pencemaran air sungai sudah berlangsung lama, dan hal ini sekaligus menunjukkan lemahnya pengawasan lingkungan dari pemerintah daerah.

    “Setiap musim hujan, pola pencemaran air sungai selalu berulang. Industri memanfaatkan derasnya arus sungai untuk melepas limbahnya tanpa pengolahan,” ujar Prigi, Senin (3/11/2025).

    Padahal, keputusan Mahkamah Agung sudah jelas mewajibkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menegakkan hukum lingkungan dan menindak pelaku pencemar Kali Surabaya.

    Prigi menyebutkan, aroma amis dan warna keruh Kalimas Surabaya adalah indikator jelas meningkatnya kandungan bahan organik dan kimia berbahaya yang merusak ekosistem sungai serta membahayakan kesehatan warga.

    “Kami tidak ingin sungai hanya diurus saat ada lomba kebersihan atau peringatan Hari Air. Sungai adalah sumber kehidupan dan bagian dari hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang sehat,” urainya.

    Oleh karena itu, ECOTON berharap pemerintah segera bertindak sebelum pencemaran semakin parah dan mengancam sumber air baku masyarakat Surabaya, dan berikut beberapa tuntutan mereka:

    1. Gubernur Jawa Timur segera menindaklanjuti keputusan Mahkamah Agung terkait pemulihan kualitas air Sungai Surabaya.

    2. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kota Surabaya memperketat pengawasan industri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan Kali Mas.

    3. Publikasi data hasil pemantauan kualitas air secara transparan dan melibatkan masyarakat dalam pemantauan pencemaran. (rma/ian)

  • BEM Nusantara Jatim Tolak Militerisasi Dunia Maya, Kritik Keras RUU Keamanan dan Ketahanan Siber

    BEM Nusantara Jatim Tolak Militerisasi Dunia Maya, Kritik Keras RUU Keamanan dan Ketahanan Siber

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEM NUS) Jawa Timur menggelar diskusi publik bertema “Bedah Kritis Ancaman Tersembunyi di Balik Rancangan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber (RUU KKS)” di Rumah Bhineka Nginden, Surabaya, pada Senin (3/11/2025).

    Diskusi tersebut membahas potensi ancaman otoritarianisme digital dalam kebijakan RUU KKS. Sejumlah narasumber hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Dr. Victor Immanuel Williamson, S.H., M.H. (Rektor Universitas Katolik Darma Cendekia), Jauhar Kurniawan (Pengacara Publik LBH Surabaya), dan Hasan Amirin (Direktur Eksekutif PPSHI).

    Sebagai moderator, Rizki Maulana H, Sekretaris BEM Nusantara Jawa Timur, menyoroti kekhawatiran bahwa perumusan RUU KKS dapat membuka jalan bagi keterlibatan militer dalam urusan sipil dan siber, hal yang dinilai bertentangan dengan semangat reformasi TNI yang seharusnya fokus pada sektor keamanan dan pertahanan.

    “Salah satu poin yang mengemuka adalah desakan agar TNI fokus kembali ke barak, sesuai mandat konstitusi dan semangat reformasi sektor keamanan,” kata Rizki Maulana H, Senin (3/11/2025).

    Rizki juga menyampaikan bahwa keamanan siber seharusnya dikelola oleh lembaga sipil yang profesional dan akuntabel untuk menghindari potensi penggunaan RUU KKS sebagai alat kontrol negara terhadap masyarakat sipil di dunia maya.

    “Isu siber tidak boleh dijadikan alasan untuk mengembalikan hegemoni militer di ranah sipil. Kita harus menegaskan posisi; TNI kembali ke barak, dan ranah siber tetap dijaga oleh otoritas sipil yang transparan,” tegas salah satu narasumber disampaikan Rizki.

    Koordinator Daerah BEM Nusantara Jawa Timur, Helvin Rosiyanda Putra, turut menegaskan bahwa mahasiswa, khususnya BEM NUS Jawa Timur, secara tegas menolak segala bentuk penyusupan militer ke dalam regulasi yang bersifat sipil.

    “Berbicara siber jangan sampai mudah dimasuki militer. Padahal RUU ini sudah sempat menimbulkan kegaduhan publik dan bahkan pernah ditarik dari Prolegnas. Kita tidak boleh lengah sebab upaya untuk menghidupkannya kembali bisa menjadi ancaman nyata bagi kebebasan digital dan demokrasi kita,” kata Helvin.

    Helvin menambahkan bahwa ruang digital harus dijaga agar tetap bebas dari intervensi kekuasaan yang berlebihan, sesuai semangat reformasi 98.

    “Mahasiswa harus hadir di ruang-ruang kritis seperti ini. Kita tidak menolak regulasi siber, tetapi menolak jika keamanan dijadikan dalih untuk membatasi kebebasan berekspresi dan mengontrol informasi publik,” ujarnya.

    Melalui forum ini, BEM NUS Jawa Timur menyatakan sikap tegas untuk mengawal proses legislasi yang menjunjung demokrasi digital. Mereka menolak segala bentuk militerisasi ruang siber dan berkomitmen memperkuat literasi kritis mahasiswa terhadap kebijakan negara yang berpotensi membatasi kebebasan publik. [ram/ian]

  • Bareng Kaka Slank Semarakkan Festival Mangrove, Khofifah Ajak Lintas Elemen Wujudkan NZE 2060

    Bareng Kaka Slank Semarakkan Festival Mangrove, Khofifah Ajak Lintas Elemen Wujudkan NZE 2060

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama musisi Kaka Slank kompak menanam mangrove dalam kegiatan Festival Mangrove VIII Tahun 2025 di Pantai Martajasah, Kabupaten Bangkalan, Senin (3/11/2025).

    Kegiatan ini menjadi momentum meneguhkan komitmen pelestarian lingkungan yang rutin dilakukan Pemprov Jatim di berbagai daerah. Untuk itu, Khofifah mengajak lintas elemen di Jatim untuk bersama sama mewujudkan Net Zero Emission Tahun 2060.

    Khofifah menegaskan, ketangguhan ekologis merupakan fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.

    Karenanya, lingkungan yang lestari adalah prasyarat menuju pembangunan hijau dan pencapaian target Net Zero Emission 2060 yang telah dicanangkan pemerintah pusat.

    “Ketangguhan ekologis adalah bagian dari ketangguhan daerah. Dari ekosistem yang lestari, lahir masyarakat yang tangguh, ekonomi yang inklusif, dan masa depan yang berkelanjutan,” kata Khofifah.

    Lebih lanjut diketahui, Festival Mangrove VIII merupakan bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur dan menjadi simbol nyata kolaborasi multipihak dalam gerakan pelestarian lingkungan.

    Kegiatan ini diisi dengan penanaman mangrove di kawasan pesisir Bangkalan, pelepasliaran burung air, tebar benih kepiting, pengobatan gratis bagi masyarakat pesisir, serta edukasi lingkungan bagi pelajar.

    Selain itu, festival juga menghadirkan berbagai kegiatan pendukung seperti pameran produk hilirisasi mangrove, fashion show batik pewarna alam, serta Mangrove Harmony Ride yang menjadi kampanye gaya hidup rendah emisi dan dukungan terhadap transisi energi bersih.

    Berdasarkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2024 yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jawa Timur tercatat memiliki kawasan mangrove seluas 30.839,3 hektare atau 48,38 persen dari total mangrove di Pulau Jawa.

    “Angka tersebut menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa, sekaligus menegaskan peran strategisnya dalam menjaga keseimbangan ekologi pesisir serta menjadi benteng alami terhadap perubahan iklim,” ujarnya.

    Dalam empat tahun terakhir, luasan mangrove di Jawa Timur juga terus meningkat signifikan. Rata-rata penambahan lebih dari 900 hektare per tahun, dengan total kenaikan mencapai 3.618 hektare (setara 13,29 persen) sejak 2021.

    Capaian ini menjadi bukti konsistensi Jawa Timur dalam memperkuat pembangunan berkelanjutan yang berpihak pada lingkungan hidup.

    “Melalui program Mangrove Lestari, kita berkomitmen memperkuat ketahanan lingkungan dan berkontribusi nyata terhadap target Net Zero Emission 2060. Ini adalah ikhtiar Jawa Timur untuk menjaga bumi agar tetap lestari bagi generasi mendatang,” tegas Khofifah.

    Dalam kesempatan yang sama, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memberikan Penganugerahan Apresiasi Gubernur kepada para pihak yang berkontribusi terhadap pelestarian mangrove, peningkatan cadangan karbon, dan pengurangan emisi.

    Selain itu, diserahkan pula bantuan Program Mangrove Lestari kepada kelompok masyarakat serta Beasiswa GenBI dari Bank Indonesia sebagai wujud dukungan terhadap keberlanjutan lingkungan dan pendidikan.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Jumadi menyampaikan, bahwa pada tahun 2025, melalui APBD dan dukungan mitra, Pemprov Jatim telah dan akan melaksanakan rehabilitasi mangrove dan mangrove asosiasi seluas 85,1 hektare di berbagai wilayah pesisir, dengan potensi serapan karbon mencapai 3.435,49 ton CO₂ ekuivalen.

    “Capaian ini menunjukkan kuatnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menjaga ekosistem mangrove. Jawa Timur kini tercatat sebagai provinsi dengan luasan mangrove terbesar di Pulau Jawa,” ujar Jumadi.

    Program Mangrove Lestari tersebut merupakan implementasi dari Misi Kesembilan Nawa Bhakti Satya, ‘Jatim Lestari’, yang menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan ekologis.

    Sementara itu, Kaka Slank mengucapkan terima kasih karena sudah dilibatkan dalam kegiatan Penanaman Mangrove tersebut.

    Kaka Slank mengaku sudah lama menjadi pencinta lingkungan. Menurutnya, peduli lingkungan merupakan investasi menuju surga.

    “Menurut aku, tanam mangrove merupakan kegiatan investasi Surga. Dan, menjaga lingkungan merupakan tugas kita bersama,” pungkasnya. (tok/ian)

  • SPPG Polres Tulungagung Peroleh SLHS Pertama Kali

    SPPG Polres Tulungagung Peroleh SLHS Pertama Kali

    Tulungagung (beritajatim.com) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polres Tulungagung yang berlokasi menjadi SPPG pertama yang secara resmi memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

    Sertifikat dengan Nomor 400.7.11/7101/35.04.24/2025 itu diterbitkan pada 31 Oktober 2025 sebagai bentuk pengakuan bahwa dapur pengolahan pangan SPPG telah memenuhi standar keamanan dan sanitasi pangan yang berlaku.

    Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan tersebut. Menurutnya SLHS merupakan sertifikat kelayakan yang memastikan bahwa tempat pengolahan makanan memiliki sanitasi lingkungan yang baik, peralatan bersih, penyimpanan bahan yang aman, proses pengolahan yang higienis, serta jaminan kesehatan tenaga kerja.

    Sertifikat ini menjadi persyaratan penting dalam mendukung keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan Polres Tulungagung.

    “Alhamdulillah, dengan adanya sertifikat ini, SPPG Polres Tulungagung dinilai mampu menjamin kualitas pangan yang diproduksi, khususnya dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis agar lebih terjamin higienitas dan keamanannya,” ujarnya, Senin (3/11/2025).

    Tidak hanya itu, Polres Tulungagung juga memastikan pengawasan kualitas dilakukan secara ketat melalui Seksi Kedokteran dan Kesehatan (Sidokkes) serta ahli gizi. Setiap hari, seluruh menu yang diproduksi SPPG diuji menggunakan metode laboratorium dan organoleptik.

    “Pengujian dilakukan untuk memastikan makanan yang disajikan benar-benar aman dan bebas dari kandungan zat berbahaya,” imbuhnya.

    Parameter pengujian meliputi pemeriksaan kandungan formalin, arsenik, sianida, nitrit, serta uji organoleptik terhadap rasa, aroma, dan tekstur makanan. Taat menegaskan komitmen Polres Tulungagung dalam menghadirkan layanan terbaik bagi masyarakat.

    “Dengan status laik higiene sanitasi ini, produksi makanan yang disalurkan melalui program-program kepolisian dapat makin dipercaya dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat penerima,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Malang (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kota Malang menyebabkan tembok milik kantor BPSDM Jatim di Jalan Kawi, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ambrol. Tembok sepanjang sekitar 30 meter tersebut menimpa satu mobil jenis pikap milik warga yang sedang terparkir pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

    Ketua RT 05 RW 03, Suhadak Waluyo, mengatakan peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Bersyukurnya tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi, mobil pikap warga tertimpa tembok saat parkir,” ujarnya.

    Setelah kejadian, personel BPBD Kota Malang bersama warga merobohkan bagian tembok lain yang terlihat miring untuk mencegah roboh susulan. Diketahui, insiden serupa sudah terjadi tiga kali di lokasi tersebut.

    “Atas izin BPSDM, kita robohkan tembok sebelahnya karena sudah miring. Ini kita antisipasi agar tidak terjadi roboh susulan. Ini ketiga kali. Yang kedua sekitar 10 tahun lalu, meski lokasinya berbeda,” kata Suhadak.

    Pihak BPSDM Jatim disebut akan mengganti kerugian warga terdampak. Lurah Bareng, Wiwaha Krismahaenda, membenarkan bahwa mereka telah berkoordinasi mengenai kompensasi kerugian. “Kami sudah koordinasi dengan BPSDM. Mereka siap komunikasi dan menghitung kerugian warga. Besok atau secepatnya akan ditindaklanjuti,” ujarnya. (luc/kun)

  • Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Hujan Deras, Tembok Kantor BPSDM Jatim di Malang Ambrol dan Timpa Mobil Warga

    Malang (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kota Malang menyebabkan tembok milik kantor BPSDM Jatim di Jalan Kawi, Kecamatan Klojen, Kota Malang, ambrol. Tembok sepanjang sekitar 30 meter tersebut menimpa satu mobil jenis pikap milik warga yang sedang terparkir pada Senin (3/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

    Ketua RT 05 RW 03, Suhadak Waluyo, mengatakan peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Bersyukurnya tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi, mobil pikap warga tertimpa tembok saat parkir,” ujarnya.

    Setelah kejadian, personel BPBD Kota Malang bersama warga merobohkan bagian tembok lain yang terlihat miring untuk mencegah roboh susulan. Diketahui, insiden serupa sudah terjadi tiga kali di lokasi tersebut.

    “Atas izin BPSDM, kita robohkan tembok sebelahnya karena sudah miring. Ini kita antisipasi agar tidak terjadi roboh susulan. Ini ketiga kali. Yang kedua sekitar 10 tahun lalu, meski lokasinya berbeda,” kata Suhadak.

    Pihak BPSDM Jatim disebut akan mengganti kerugian warga terdampak. Lurah Bareng, Wiwaha Krismahaenda, membenarkan bahwa mereka telah berkoordinasi mengenai kompensasi kerugian. “Kami sudah koordinasi dengan BPSDM. Mereka siap komunikasi dan menghitung kerugian warga. Besok atau secepatnya akan ditindaklanjuti,” ujarnya. (luc/kun)

  • BPBD Banyuwangi Peringatkan Ancaman Bencana Angin Kencang hingga Pancaroba

    BPBD Banyuwangi Peringatkan Ancaman Bencana Angin Kencang hingga Pancaroba

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi mulai berikan peringatan dini terkait potensi peningkatan ancaman bencana angin kencang. Hal tersebut dikhawatirkan terjadi mengingat saat ini telah memasuki musim peralihan kemarau ke penghujan.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengimbau, memasuki musim peralihan, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap adanya potensi bencana hidrometeorologi.

    “Kita imbau untuk agar masyarakat lebih berhati-hati, baik ketika di luar rumah maupun dilingkungan rumah, karena musim peralihan dan potensi bencananya,” katanya, Senin (3/11/2025).

    Untuk antisipasi bemcana lebih awal, saat ini BPBD Banyuwangi telah melakukan mitigasi adanya potensi bencana hidrometeorologi sebelum masuk musim peralihan.

    Salah satunya dengan melalukan pemotongan dahan pohon yang tinggi, tentu saja hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kejadian pohon tumbang akibat hujan yang disertai angin kencang.

    “Kita telah memaksimalkan mitigasi seperti perampasan pohon, hingga pemeliharaan drainase agar mencegah banjir terjadi,” kata Danang.

    Upaya mitigasi akan terus dilakukan dan dimaksimalkan, mengingat bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat disertai angin kencang telah terjadi di Banyuwangi. Akibatnya sejumlah rumah di tiga kecamatan seperti Siliragung, Pesanggaran dan Glenmore rusak berat hingga ringan.

    Berdasarkan data dari BPBD ada 24 rumah rusak di Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, lalu 2 rumah rusak di Pesanggaran, dan 1 rumah rusak di Glenmore akibat hujan deras disertai angin kencang. Total sementara 27 rumah rusak berat hingga ringan karena bencana tersebut.

    Kerusakan parah terjadi di Kecamatan Siliragung hingga membuat atap rumah ambruk tak bersisa. Melihat itu BPBD Banyuwangi telah menyalurkan bantuan kebutuhan dasar kepada warga terdampak.

    “Pada Senin (3/11/2025) kita telah mengirimkan bantuan kebutuhan dasar berupa sembako, paket kebersihan, family kit dan terpal kepada semua korban. Sementara masih kebutuhan dasar, nanti petugas yang terjun akan bertanya kebutuhan lainya seperti kebutuhan material, seperti asbes dan lainya,” jelasnya. [tar/ian]

  • 14 Rumah dan 3 Pohon Tumbang Akibat Hujan Deras Disertai Angin di Pamekasan

    14 Rumah dan 3 Pohon Tumbang Akibat Hujan Deras Disertai Angin di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan belasan rumah warga di empat kecamatan berbeda di Pamekasan, rusak. Termasuk beberapa pohon tumbang dan sebagian di antaranya mengenai rumah warga, Senin (3/11/2025).

    “Berdasar hasil asesmen sementara, bangunan rumah warga yang rusak akibat hujan deras disertai angin kencang terjadi di 5 desa dan satu kelurahan di empat kecamatan berbeda, yakni kecamatan Kadur, Pagantenan, Palengaan dan Pamekasan (Kota),” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    Berdasar hasil asesmen, terdata sebanyak 14 rumah warga rusak pada bagian atap, serta tiga pohon tumbang yang menimpa jaringan listrik, satu di antaranya menimpa rumah warga, dan pada akhirnya dievakuasi petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pamekasan.

    “Setelah menerima laporan, tim bergerak cepat menuju berbagai titik lokasi bencana untuk melakukan asesmen. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerusakan material rata-rata terjadi pada bagian atap rumah yang diterjang angin kencang. Tim juga sudah melakukan pemotongan dan pembersihan terhadap pohon tumbang,” ungkapnya.

    Selain itu pihaknya juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap beragam bencana alam, khususnya menghadapi musim penghujan yang mulai memasuki puncak.

    “Tentu kami sangat berharap masyarakat selalu memperbarui informasi cuaca, dan segera melaporkan kepada petugas apabila terjadi bencana atau potensi bahaya di sekitar lingkungan,” imbau Dhofir.

    Tidak hanya itu, pihkanya juga terus memantau perkembangan cuaca dan potensi bencana hidrometeorologi di wilayah setempat untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari. “Kejadian cuaca ekstrem kali ini merupakan insiden pertama pada musim hujan tahun ini di Pamekasan,” pungkasnya. [pin/kun]

  • Banyuwangi Gelar Festival Literasi Using untuk Lestarikan Bahasa Daerah

    Banyuwangi Gelar Festival Literasi Using untuk Lestarikan Bahasa Daerah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi terus menunjukkan komitmen tinggi dalam pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Using, dengan menggelar Festival Literasi Using yang rutin dilaksanakan setiap tahun.

    Pada 1 November 2025, sebanyak 400 pelajar tingkat SD hingga SMP se-Banyuwangi berpartisipasi dalam acara yang telah memasuki tahun kelima ini.

    Festival yang bertujuan memperkenalkan dan menguatkan penggunaan bahasa Using di kalangan generasi muda ini semakin mendapat perhatian positif dari siswa. Seperti yang diungkapkan Ahmad Syauqi Ghifari, pelajar SDN 1 Kalibaru Wetan yang mengikuti lomba puisi.

    “Saya berlatih selama dua minggu bersama guru. Agak susah, tapi senang saja karena menambah kaya kemampuan bahasa saya. Anak sekarang tidak boleh hanya bisa Bahasa Inggris, tapi perlu juga belajar bahasa daerah, bahasa asli kita,” kata Ahmad Syauqi.

    Siswa kelas 5 ini juga menambahkan, meski di lingkungan sekitarnya mayoritas berbicara dalam bahasa Jawa, ia merasa senang bisa belajar bahasa Using yang merupakan bahasa asli Banyuwangi. Hal ini menunjukkan antusiasme pelajar Banyuwangi dalam mempelajari bahasa daerah mereka meski bahasa nasional dan asing semakin mendominasi percakapan sehari-hari.

    Festival Literasi Using kali ini terdiri dari tujuh kategori lomba, yaitu menulis aksara Using, menulis cerpen, membaca puisi (moco geguritan), menyanyi (nembang), stand-up comedy (ngewer), mendongeng (ndongeng), dan satu kategori tambahan untuk tingkat SD, yaitu bermain sandiwara (memengan sandiworo).

    Para peserta lomba mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan literasi mereka melalui berbagai format yang menyenangkan.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa pelestarian bahasa Using merupakan bagian dari kekayaan budaya Suku Using yang perlu dijaga.

    Festival literasi using

    “Pelestarian bahasa sejak dini dengan melibatkan pelajar menjadi sangat penting untuk membangkitkan kembali kebiasaan dan kebanggaan terhadap bahasa lokal,” ujar Ipuk. Ia juga mengapresiasi peran guru dan orang tua yang telah mendampingi anak-anak dalam kegiatan ini.

    Festival Literasi Using bukan hanya sekadar acara perlombaan, namun juga merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk membangun literasi anak-anak Banyuwangi yang lebih berkualitas. “Lewat festival Literasi Using kita tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga memupuk masa depan anak-anak yang lebih cemerlang,” kata Ipuk.

    Banyuwangi sebelumnya telah menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) atas konsistensinya dalam melestarikan bahasa Using. Penghargaan tersebut diterima pada Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FBIN) pada tahun 2024 dan 2025.

    Graceylla Alleynadyne Claudya Pesik, siswi SMPN 5 Banyuwangi, berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Mendongeng tingkat SMP dengan cerita ‘Arak-arakan Kembang Ndog’ yang menggambarkan tradisi perayaan Maulid Nabi Suku Using. “Syukur bisa menang. Keren juga menang lomba Bahasa Using,” ungkap Graceylla dengan semangat.

    Sebagai kelanjutan dari festival ini, para juara akan dikirim untuk mewakili Banyuwangi dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Jawa Timur. “Sejak tahun 2023, perwakilan Banyuwangi selalu menang dan mewakili Provinsi Jawa Timur di tingkat nasional,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Suratno. [alr/suf]

  • Wali Kota Surabaya Tolak Pengunduran Diri Admin Medsos, Apresiasi Keberanian Anak Muda

    Wali Kota Surabaya Tolak Pengunduran Diri Admin Medsos, Apresiasi Keberanian Anak Muda

    Surabaya (beritajatim.com) — Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan tidak menerima surat pengunduran diri dari Hening, salah satu admin muda media sosial pribadinya.

    Ia menilai kesalahan Hening saat jeda siaran langsung di akun Instagram @ericahyadi_ bukanlah hal yang pantas membuat anak muda “mundur” dari tugas dan tanggung jawab.

    “Jadi tadi ketika saya disampaikan oleh Kadiskominfo, Sekda, terkait surat pengunduran diri (Hening) saya katakan tidak. Biarkan dia berusaha dulu untuk memperbaiki diri. Karena dia hanya merasa beban ketika yang terjadi itu, akhirnya dampaknya ke wali kota,” kata Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Senin (3/11/2025).

    Menurut Eri, Hening telah menunjukkan sikap dewasa dengan meminta maaf secara terbuka. Ia menilai sikap tersebut adalah wujud tanggung jawab yang jarang ditemukan di era media sosial saat ini. Karena itu, Pemkot mendukung pemulihan mental bagi Hening yang kini menghadapi tekanan komentar dari publik.

    “Dia insyaallah menenangkan diri. Tapi saya sudah sampaikan, (harus tetap) masuk. Mungkin menenangkan diri butuh beberapa hari, dia juga izin mau umroh katanya, menenangkan diri (dengan) ditinggal ibadah,” tambahnya.

    Kekeliruan Adalah Awal Keberanian Anak Muda

    Lebih jauh, Eri menilai kesalahan yang dilakukan anak muda tidak seharusnya dijadikan alat untuk menjatuhkan. Sebaliknya, anak muda harus didukung karena kesalahan adalah proses tumbuh dan belajar.

    “Saya tidak akan pernah membiarkan anak-anak muda yang punya potensi mati hanya karena politik. Dan saya tidak pernah membiarkan anak-anak muda yang punya potensi mati gara-gara kepentingan popularitas, persaingan untuk mencari popularitas, itu tidak akan pernah saya biarkan terjadi di Surabaya,” tegasnya.

    Eri Cerita Satu Periode “Puasa Medsos”

    Eri juga menuturkan, pada periode pertama kepemimpinannya (2021-2024), ia tidak pernah aktif mengelola konten media sosial. Namun memasuki periode berikutnya, ia menyadari pentingnya ranah digital sebagai media edukasi publik. Meski demikian, ia juga tidak menutup mata bahwa media sosial sangat rawan disalahartikan.

    “Selalu saya bilang, saya selalu mengajarkan bukan popularitas yang dicari, bukan terlihat kerja yang dicari. Coba lihat, ada yang nggak pernah kerja, tapi membuat di medsos kayak (seolah-olah) kerja. Padahal kamu cek di lokasi yang ada, ia nggak pernah ada,” ujarnya.

    Eri juga mengingatkan publik bahwa banyak program strategis Pemkot selama ini berjalan tanpa gembar-gembor digital, seperti ribuan beasiswa, rutilahu, penurunan kemiskinan, hingga penanganan stunting.

    “Tapi kenapa ketika ada beasiswa 24.000, lalu program rutilahu dilakukan, ya tidak ada yang menghantam? Tapi ketika ada kesalahan sedikit, langsung seperti itu, admin saya dihajar begitu,” tanya Eri.

    Eri Cahyadi Sampaikan Maaf

    Menutup penjelasannya, Eri menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas insiden ini. Ia berharap kasus ini menjadi pembelajaran bersama untuk melahirkan ekosistem yang lebih sehat bagi anak muda Surabaya.

    “Semoga ini juga menjadi pembelajaran buat diri saya dan seluruhnya, untuk kerendahan hati kita bersama, luasnya pengampunan. Gusti Allah ‘nge-i pangapuro’ (maha pengampun), masak kita ini tidak akan mengasih ampun (memaafkan),” tutupnya. (rma/ted)