Category: Antaranews.com

  • Posko Lebaran di Terminal Kalideres masih beroperasi sampai 11 April

    Posko Lebaran di Terminal Kalideres masih beroperasi sampai 11 April

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah posko Lebaran seperti posko pengamanan, posko kesehatan dan posko pengecekan kendaraan (ramp check) di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, masih beroperasi melayani penumpang arus balik sampai Jumat (11/4).

    “Semua posko kita masih beroperasi. Antisipasi arus balik, kita siapkan petugas di posko pengamanan, dibantu dari Polisi, TNI dan Satpol PP,” kata Revi Zulkarnaen saat dihubungi di lokasi pada Senin.

    Kemudian, layanan medis dari Dinas Kesehatan Jakarta, Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat dan Puskesmas setempat.

    “Kita siapkan petugas medis 24 jam, petugas dari Dinkes, Sudinkes dan Puskesmas. Ambulans gawat darurat ‘standby’, satu unit. Jadi kalau tidak ditangani medis di terminal, bisa dilarikan ke RS,” ungkap Revi.

    Revi mengimbau para penumpang arus balik agar turun di terminal tersebut untuk menghindari risiko.

    “Kalau balik dari Lebaran pastikan diri sehat, terus awasi barang bawaannya, jangan sampai tercecer atau tertukar. Terus turun harus di Terminal, karena sampainya kan dinihari sampai pagi hari, jadi riskan,” katanya.

    Jumlah penumpang yang tiba di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, pada arus balik Lebaran atau H+6 Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah mencapai 4.412 orang.

    Dia mengatakan, hingga Senin malam pukul 22.00 WIB, jumlah penumpang arus balik yang tiba di terminal bus telah mencapai 4.412 orang.

    “Hari ini masih banyak penumpang arus balik, meskipun puncak arus balik itu pada Minggu (6/4) atau H+5 Lebaran, yakni 6.000 lebih penumpang,” katanya.

    Menurut Revi, arus balik penumpang bakal tetap terlihat sampai dengan Minggu (13/4). “Kalau dilihat, penumpang yang tiba masih cukup tinggi, sepertinya baru mulai normal pada Senin (14/4),” ujar Revi.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jumlah penumpang tiba di Terminal Kalideres capai 4.412 orang

    Jumlah penumpang tiba di Terminal Kalideres capai 4.412 orang

    Jakarta (ANTARA) – Jumlah penumpang yang tiba di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, pada arus balik lebaran atau H+6 Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah mencapai 4.412 orang.

    Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen di Jakarta, Senin, mengatakan, hingga Senin malam pukul 22.00 WIB, jumlah penumpang arus balik yang tiba di terminal bus telah mencapai 4.412 orang.

    “Hari ini masih banyak penumpang arus balik, meskipun puncak arus balik itu pada Minggu (6/4) atau H+5 Lebaran, yakni 6.000 lebih penumpang,” katanya.

    Menurut Revi, arus balik penumpang bakal tetap terlihat sampai dengan Minggu (13/4). “Kalau dilihat, penumpang yang tiba masih cukup tinggi, sepertinya baru mulai normal pada Senin (14/4),” ujar Revi.

    Sementara itu, Terminal Kalideres pun menyiagakan sebanyak 55 unit angkutan malam hari (Amari) untuk mengangkut penumpang arus balik lebaran yang tiba pada malam hingga dini hari.

    Puluhan angkutan malam hari itu akan bersiaga sampai dengan 11 April 2025, yang mulai beroperasi dari pukul 24.00-05.00 WIB.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • H+6 Lebaran, penumpang di Terminal Tanjung Priok berangsur normal

    H+6 Lebaran, penumpang di Terminal Tanjung Priok berangsur normal

    Jakarta (ANTARA) – Kedatangan penumpang di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, berangsur normal pada Senin atau H+6 Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah.

    “Kedatangan penumpang hari ini masih dalam kondisi normal,” kata Kepala Tata Usaha Terminal Bus Tanjung Priok, Heri Purnomo di Jakarta, Senin.

    Jumlah penumpang yang tiba di Terminal Tanjung Priok sejak Senin pagi hingga siang tercatat 358 penumpang dengan 47 bus.

    Menurut dia, pemudik yang tiba berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera, dan mayoritas dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Heri menuturkan sejak H+3 Lebaran atau Jumat (4/4) hingga H+6 Lebaran ini jumlah penumpang yang tiba di Terminal Bus Tanjung Priok mencapai 2.907 orang.

    “Puncak arus balik terjadi pada Sabtu (5/4) malam dan Minggu (6/4) dengan jumlah penumpang mencapai 1.622 dengan 166 bus. Sementara pada Jumat (4/4) tercatat hanya 927 penumpang dengan 65 bus,” ujarnya.

    Untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada pemudik, tambah dia, pihaknya bersama personel TNI, Polri serta.Satpol PP secara bergantian bersiaga di Posko Keamanan Terpadu.

    “Kami juga siapkan angkutan malam hari Transjakarta dan Metrotrans, untuk pemudik yang datang tengah malam,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Balik Gratis TNI AL menggunakan KRI Banjarmasin-592

    Balik Gratis TNI AL menggunakan KRI Banjarmasin-592

    Senin, 7 April 2025 21:57 WIB

    Petugas mengarahkan pemudik yang keluar dari KRI Banjarmasin-592 pada Program Arus Balik Gratis TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Senin (7/4/2025). KRI Banjarmasin-592 membawa sebanyak 1.495 pemudik dengan 359 sepeda motor dalam rangka mendukung kelancaran arus balik Lebaran 2025. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

    KRI Banjarmasin-592 yang membawa pemudik Program Arus Balik Gratis TNI AL saat akan sandar di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Senin (7/4/2025). KRI Banjarmasin-592 membawa sebanyak 1.495 pemudik dengan 359 sepeda motor dalam rangka mendukung kelancaran arus balik Lebaran 2025. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

    Sejumlah pemudik berjalan keluar dari KRI Banjarmasin-592 pada Program Arus Balik Gratis TNI AL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Senin (7/4/2025). KRI Banjarmasin-592 membawa sebanyak 1.495 pemudik dengan 359 sepeda motor dalam rangka mendukung kelancaran arus balik Lebaran 2025. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU

  • Legislator DKI apresiasi respons cepat Pemprov tangani banjir

    Legislator DKI apresiasi respons cepat Pemprov tangani banjir

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Bun Joi Phiau memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang bergerak cepat untuk menangani daerah yang terendam banjir.

    “Kami mengacungi jempol kepada respons Pemprov DKI Jakarta terhadap hujan dan banjir yang terjadi,” kata Bun di Jakarta, Senin.

    Bun mengaku sudah berkomunikasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta untuk memastikan infrastruktur dan personel pengendalian banjir bekerja secara optimal di lapangan.

    Karena, kata dia, berkat respon yang cepat maka genangan air di beberapa tempat bisa lebih cepat dikeringkan dan surut, sehingga tidak terlalu lama mengganggu aktivitas masyarakat.

    “Semua pasukan biru bekerja keras, meskipun masih momen lebaran di mana seharusnya semua berlibur. Dedikasi ini harus kita apresiasi karena menunjukkan komitmen terhadap publik yang dilayani,” ujarnya.

    Kendati demikian, masih ada beberapa hal lainnya yang perlu ditingkatkan supaya mitigasi dalam penanganan banjir dapat berjalan lebih baik lagi ke depannya.

    Ke depan, tambah dia, arah pembangunan infrastruktur banjir harus diarahkan untuk menyediakan konstruksi yang dapat terus memperlancar lajunya air dan penyerapan air di Jakarta.

    “Kali-kali harus terus dikeruk. Kemudian, ruang terbuka hijau perlu ditambah. Selanjutnya, jaringan saluran-saluran air juga perlu diperluas,” katanya.

    Pemprov DKI Jakarta juga diharapkan bisa meningkatkan kemampuan ibu kota memitigasi bencana banjir yang disebabkan baik oleh hujan lokal maupun kiriman dari daerah ke depannya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo targetkan 80 ribu koperasi desa dilengkapi truk hingga apotek

    Prabowo targetkan 80 ribu koperasi desa dilengkapi truk hingga apotek

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan bahwa sebanyak 80 ribu koperasi yang disebut Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih di tiap desa akan dilengkapi truk melalui fasilitas kredit usaha guna memasarkan hasil panen, hingga apotek untuk rakyat.

    “Kita harapkan tiap koperasi desa akan punya truk dua masing-masing, sehingga nanti koperasi desa, petani desa tidak akan ada hasil panen yang tidak sampai ke pasar,” kata Prabowo saat memberikan sambutan pada Panen Raya Nasional yang dipusatkan di Desa Randegan Wetan, Majalengka, Jawa Barat, Senin.

    Dalam tayangan video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin, Presiden menjelaskan bahwa melalui koperasi desa itu, pemerintah akan memfasilitasi bantuan kredit pinjaman untuk petani dan nelayan, termasuk kredit untuk kepemilikan truk yang berfungsi untuk memasarkan hasil panen.

    Selain bantuan kredit usaha, koperasi tersebut juga akan memiliki ruangan pendingin atau “cold storage” guna menyimpan hasil panen agar tidak cepat rusak, maupun untuk nelayan menyimpan ikan agar tetap segar.

    Kemudian, koperasi juga akan mendistribusikan pupuk bersubsidi dari pemerintah yang bisa diambil langsung oleh gabungan kelompok petani (gapoktan).

    “Dan nanti pupuk bisa diambil dalam waktu cepat langsung ke gapoktan-gapoktan, dan tidak boleh lagi ada terlalu perantara, tengkulak-tengkulak, saya setuju tadi ada perwakilan petani kalau bisa langsung aja ke gapoktan, ini kita usahakan ya,” kata Prabowo.

    Prabowo menambahkan setiap koperasi juga akan memiliki apotek desa yang menjual obat generik dengan harga terjangkau untuk masyarakat.

    “Istilahnya itu obat generik, mungkin kotaknya tidak terlalu berwarna-warni, tapi obatnya sama, yang bisa dijangkau rakyat dalam harga yang mungkin bisa sepertiga bahkan bisa 10 persen dari harga yang ada di kota-kota,” kata Prabowo.

    Dengan adanya koperasi itu, Presiden berharap produksi ikan dari nelayan bisa dijual ke masyarakat dengan harga terjangkau sekitar Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram.

    Presiden menekankan bahwa dirinya ingin menjadi presiden yang berhasil menurunkan harga pangan untuk rakyat, serta kesejahteraan petani dengan hasil pendapatan yang cukup.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Stasiun Pasar Senen dukung program KLH kurangi sampah

    Stasiun Pasar Senen dukung program KLH kurangi sampah

    Jakarta (ANTARA) – Manajer Humas Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta (KAI Daop 1 ) Ixfan Hendriwintoko mengatakan bahwa Stasiun Pasar Senen, Jakarta, mendukung program Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan.

    Terlebih, kata dia, volume sampah yang dihasilkan setiap kali momentum lebaran tiba bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.

    “Kami mendukung program Kementerian Dinas Lingkungan Hidup untuk mengurangi sampah,” kata Ixfan ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin.

    Dia menyebut pihaknya menyediakan beragam fasilitas untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan di Stasiun Pasar Senen, misalnya penyediaan stasiun pengisian air minum isi ulang (water station).

    “Bagi penumpang tidak perlu lagi membawa minuman kemasan, cukup bawa tumbler. Di dalam bisa diisi air ulang yang sudah disediakan gratis,” ucapnya.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa tempat sampah yang disediakan di Stasiun Pasar Senen kini terdiri dari tiga bak sekaligus guna memisahkan sampah berdasarkan jenisnya.

    “Kami sudah siapkan sampah-sampah model tiga slot, yang satu sampah organik yang satu anorganik, yang satu B3 (bahan berbahaya dan beracun), kemudian itu akan dipilah-pilah,” katanya.

    Dia juga menyebut bahwa Stasiun Pasar Senen kini mendukung pengurangan penggunaan tiket kertas kereta api demi menjaga kelestarian lingkungan dengan mengakomodir tiket digital (e-ticketing).

    “Kemudian kalau yang menggunakan aplikasi Access by KAI, sudah tidak perlu cetak tiket, sudah menjadi e-ticketing,” tuturnya.

    Termasuk, tambah dia, fasilitas face recognition (pengenalan wajah) untuk mempermudah pula para penumpang ketika akan naik kereta.

    “Kalau yang sudah daftar pelayanan face recognition atau aplikasi pengenalan wajah, mereka tidak perlu lagi menunjukkan tiket, tidak perlu lagi menunjukkan e-ticketing,” ujarnya.

    Dia lantas berkata, “Mereka akan terdeteksi dan jika dia naik kereta api pada saat jam yang mau akan berangkat, otomatis secara scan wajah, pintu akan terbuka lebih cepat.”

    Dia menyebut fasilitas baru terkait boarding penumpang kereta api di Stasiun Pasar Senen ialah mesin check-in mandiri yang berada tepat di lajur masuk menuju area dalam peron stasiun.

    “Yang ada di monitor Itu fasilitas pelayanan kaitannya dengan check-in mandiri. Jadi kalau sudah punya tiket kode booking yang membeli di channel eksternal, bisa cek atau check-in di situ,” paparnya.

    Di samping fasilitas yang mendukung kelestarian lingkungan, dia mengatakan Stasiun Pasar Senen juga berbenah dengan menyediakan fasilitas pendingin ruangan (air conditioner/AC) hingga eskalator untuk menyambut momentum mudik Lebaran 2025.

    “Di sini, hall ekonomi ini, pada waktu lebaran kemarin belum sedingin ini, di sini sudah dilengkapi dengan air conditioner. Kemudian, masuk dari peron 1 ke peron 3, (peron) 4, itu sudah dilengkapi eskalator, sudah tidak lagi tangga manual,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wagub Jabar: Kepala daerah taati prosedur perjalanan ke luar negeri

    Wagub Jabar: Kepala daerah taati prosedur perjalanan ke luar negeri

    Majalengka (ANTARA) – Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan meminta seluruh kepala daerah di Jabar mematuhi ketentuan administrasi perjalanan ke luar negeri, menyusul adanya informasi keberangkatan Bupati Indramayu Lucky Hakim ke Jepang tanpa izin.

    “Saya turut kecewa juga atas apa yang dilakukan kepala daerah (Bupati Indramayu) yang pergi ke luar negeri tanpa izin,” kata Erwan di Majalengka, Jabar, Senin.

    Ia mengungkapkan hingga saat ini Gubernur Jabar belum pernah mengeluarkan izin terkait keberangkatan Lucky Hakim ke Jepang, baik dalam kapasitas pribadi maupun kedinasan.

    “Kalau ke depan mau ke luar negeri lagi, tolong lah izin. Ini berarti memang tidak ada izin yang diberikan,” katanya.

    Ia menegaskan setiap kepala daerah yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri, baik untuk keperluan dinas maupun pribadi, wajib mengajukan izin terlebih dahulu kepada pihak berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.

    Menurut dia, aturan mengenai prosedur tersebut telah dijelaskan secara tegas oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam beberapa kesempatan, termasuk saat penutupan kegiatan retret kepala daerah beberapa waktu lalu.

    “Pada saat penutupan retret oleh Pak Mendagri itu dijelaskan alurnya seperti apa jika akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Termasuk untuk berobat saja harus ada izin, apalagi untuk berlibur,” ujarnya.

    Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di lingkungan pemerintah daerah di Jabar, karena ketaatan terhadap aturan menjadi cermin kedisiplinan pejabat publik.

    “Saya berharap ini tidak terjadi lagi di Jabar. Semua sudah ada aturannya dan sudah disampaikan langsung oleh pemerintah pusat,” katanya.

    Terkait kemungkinan sanksi terhadap Bupati Indramayu, Erwan menyebutkan langkah tersebut akan dipertimbangkan setelah mengacu pada ketentuan yang berlaku.

    “Nanti kita lihat seperti apa aturannya. Apakah teguran pertama, kan harus ada tahapan-tahapannya. Tidak harus langsung berupa sanksi,” tuturnya.

    Ia mengatakan belum ada komunikasi langsung dengan Bupati Indramayu mengenai permasalahan ini, dan menyerahkan hal tersebut kepada Gubernur Jabar.

    Erwan juga menyarankan agar Bupati Lucky segera memberikan klarifikasi atas keberangkatannya ke luar negeri, karena hal itu akan menjadi bagian dari pertimbangan dalam pemberian teguran atau sanksi.

    “Mudah-mudahan sudah, harus langsung direspons. Alasannya seperti apa, itu menjadi dasar dalam menentukan sanksi atau teguran,” ucap dia.

    Pewarta: Fathnur Rohman
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kementerian PANRB minta PPK awasi hari pertama kerja usai Lebaran

    Kementerian PANRB minta PPK awasi hari pertama kerja usai Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) meminta pejabat pembina kepegawaian (PPK) di instansi dan pemerintah daerah melakukan pengawasan terhadap kinerja para pegawai setelah libur Lebaran 2025.

    “PPK di setiap instansi pusat dan pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan pengawasan, hal tersebut dilakukan untuk memastikan pegawai masuk kerja dan kembali memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Menteri PANRB Rini Widyantini dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Rini mengatakan bahwa libur Lebaran disertai cuti bersama bagi ASN sudah cukup panjang. Oleh karenanya, ASN dapat kembali bekerja dan langsung memberikan pelayanan bagi masyarakat.

    Ia mengatakan apabila terdapat ASN yang tidak masuk kerja tanpa keterangan dapat diberikan sanksi oleh PPK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Penegakan disiplin terhadap pelanggaran yang dilakukan ASN terkait ketaatan terhadap hari dan jam kerja ASN dilakukan berdasarkan PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS sehingga PPK dapat memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan ASN sesuai dengan yang karakteristik pelanggaran yang dilakukan.

    Jam kerja para ASN telah diatur di dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara. Perpres tersebut menjadi acuan bagi instansi pemerintah maupun pegawai ASN dalam melaksanakan tugas kedinasannya.

    Pada Perpres Nonor 21 Tahun 2023 tersebut mengatur jumlah hari kerja sebanyak 5 hari kerja dengan jumlah jam kerja sebanyak 37,5 jam dalam 1 minggu.

    Adapun hari dan jam kerja instansi pemerintah diatur masuk jam 07.30 waktu setempat hingga selesai dengan jam istirahat selama 60 menit pada hari Senin-Kamis. Sementara pada hari Jumat jam istirahat selama 90 menit.

    Pemerintah telah menetapkan cuti bersama Idulfitri 1446 H hingga Senin (7/4) dan Selasa (8/4) merupakan flexible working arrangement (FWA) bagi ASN. Hal tersebut diatur dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 3 Tahun 2025.

    Penerapan FWA diatur oleh PPK dan pimpinan instansi disesuaikan dengan karakteristik instansinya masing-masing.

    “Jadi atas izin dan pengaturan dari PPK dan pimpinan instansi, ASN dapat melakukan pekerjaannya secara fleksibel lokasi maupun fleksibel waktu,” ujar Rini.

    Pada SE Menteri PANRB Nomor 2 Tahun 2025, pengaturan FWA dilaksanakan selama hari sebelum libur nasional dan cuti bersama Hari Suci Nyepi 1947 dan Hari Raya Idulfitri 1446 H, yaitu pada hari Senin (24/3) sampai dengan hari Kamis (27/3).

    Melalui SE Nomor 3 Tahun 2025 ini dilakukan penyesuaian dengan menambahkan satu hari yaitu pada hari Selasa (8/4) besok.

    Langkah ini diambil berdasarkan masukan dari Kementerian Perhubungan dan stakeholder terkait lainnya untuk menjamin kelancaran, keamanan, dan keselamatan mobilitas masyarakat selama arus balik, sekaligus menjaga produktivitas pemerintahan dan kualitas pelayanan publik.

    Lebih lanjut, Rini juga mengucapkan terima kasih kepada ASN yang tetap menjalankan tugas selama Hari Raya Idulfitri 1446 H. Menurutnya sudah menjadi kewajiban ASN untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Membangun Tanah Papua dengan adat

    Membangun Tanah Papua dengan adat

    Itu sebabnya, model pendekatan untuk membangun Papua mesti mempertimbangkan aspek budaya yang amat menghormati alam dan manusia di dalamnya.

    Jakarta (ANTARA) – Tanah Papua adalah tanah yang istimewa. Sedemikian istimewa sehingga menarik perhatian orang-orang yang ingin berkunjung untuk menetap, meneliti, mengembangkan dan mengeksplorasi, bahkan berkunjung untuk mengeksploitasi.

    Khazanah alamnya yang amat kaya menjadikannya daya tarik tersendiri, di samping kebudayaan yang unik dan mengakar dalam adat istiadat setiap suku di Tanah Papua.

    Ada sekitar 255 suku yang mendiami Tanah Papua dari tujuh wilayah adat di Papua yakni Ha Anim, La Pago, Me Pago, Saireri, Mamberamo-Tabi, Doberay, dan Bomberay.

    Tanah Papua terdiri atas pegunungan salju, delta-delta lumpur yang membentang amat luas, hutan rimba yang menghasilkan flora dan fauna yang beragam, rawa-rawa, danau yang indah, gugusan kepulauan yang cantik, lautan yang kaya akan ikan, dan penduduk asli yang khas dengan bahasa dan budaya yang unik.

    Keunikannya inilah yang menjadikannya locus bagi penelitian para ahli ilmu alam, ilmu antropologi, ilmu bahasa, untuk menemukan variasi bahasa dan kebudayaan yang tidak terdapat di tempat-tempat lain di muka bumi ini (Boelaars: 1986).

    Wilayah adat digunakan untuk mengelompokkan suku-suku di Papua, karena sejak dahulu, orang asli Papua sudah mengenal batasan-batasan wilayah berdasarkan pembagian suku. Batasan-batasan pembagian suku ini diwariskan secara turun-temurun dari para leluhurnya.

    Konsep pembagian suku didasarkan atas hubungan kekerabatan, perkawinan, hak ulayat, tipe kepemimpinan, ciri-ciri fisik, hingga geografis.

    Sedari awal mesti disadari bahwa istilah “identitas orang Papua” ini tidak serta-merta membawa suatu makna tunggal. Maknanya amat beragam justru karena Papua dihuni oleh berbagai suku dengan adat istiadat yang amat beragam dan unik, namun dalam sejarahnya orang Papua sangat gampang menyatu dalam semangat adat.

    Menurut Boelaars, ada suatu nilai yang dapat mengikat keanekaragaman identitas orang Papua itu yaitu dari cara dia mendekati lingkungan, sesama manusia, dan dunia rohani. Hal ini yang mengikat mereka dengan “identitas orang Papua” sekaligus membedakan orang Papua dengan yang bukan Papua.

    Identitas orang Papua itu terbentuk di dalam relasinya dengan alam dan hutan adatnya, dengan sesama suku dan antarsuku, dan dengan dunia yang tidak kelihatan (para leluhur) yang dapat saling berhubungan dengan dunia hidup manusia melalui ritual dan laku hidup tertentu.

    Penelitian Center for International Forestry Research (CIFOR) tahun 2023 merekomendasikan beberapa hal yakni adanya pemetaan partisipatif wilayah adat, insentif bagi pembangunan berbasis kearifan lokal, dan pendidikan multikultural bagi perencana pembangunan.

    Dalam relasinya dengan alam itu, ada suatu filosofi yang amat penting bagi orang Papua yaitu mereka tidak pernah merasa kekurangan jika hidup di tengah-tengah alam. Artinya hidup itu dinamis dan alam menyediakan segalanya bagi kehidupan dan masa depan.

    Kaum peramu dan petani amat menyadari filosofi ini. Keyakinan terhadap alam yang senantiasa menyediakan makanan telah membuat mereka percaya diri, menjadi seseorang yang berdiri di atas kaki sendiri, berswadaya dan berswakarsa.

    Studi dari World Development (Tebtebba, 2018) menunjukkan bahwa model ekonomi adat (contoh: sasi di Maluku atau subak di Bali) mampu meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketimpangan. Pada kelompok masyarakat Adat Bomberay, sistem sasi biasanya dilakukan untuk tanaman jangka panjang semisal pala dan durian.

    Pembangunan Papua dari masa ke masa

    Presiden Sukarno yang nasionalis menangani masalah Papua dengan Operasi Trikora.

    Bung Karno tidak ingin Papua terlepas dari Indonesia dan menjadi bagian dari Belanda. “Apakah seseorang akan membiarkan salah satu anggota tubuhnya diamputasi tanpa melakukan perlawanan?” kata Bung Karno untuk menjelaskan posisi sikap Indonesia terhadap Papua dalam konteks historis kolonialisme Belanda.

    Presiden Suharto mengoptimalkan konsep perlawanan Sukarno dalam pendekatannya merebut Papua. Pembangunan Papua dilakukan lewat pendekatan keamanan di mana semua pos penting dan strategis diisi oleh perwira menengah aktif ABRI berpangkat kolonel. Bagi Suharto pembangunan hanya bisa dicapai jika ada stabilitas politik dan untuk menjaga stabilitas politik itu dapat dicapai lewat pendekatan keamanan.

    Presiden Habibie yang memimpin dengan pendekatan teknokratis memulai kepemimpinannya dengan dialog. Ia mengundang 100 tokoh Papua ke Istana untuk berdialog tentang masa depan Papua.

    Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masuk ke Papua lewat jalur dialog berbasis pada pendekatan kultural yang langsung menyentuh hati masyarakat Papua. Ia mengubah nama Irian Jaya yang amat politis itu menjadi Papua yang mewakili rasa-perasaan kultural orang Papua. Gus Dur menekankan bahwa duduk bersama dan dialog jauh lebih penting daripada menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan di Tanah Papua.

    Presiden Megawati melanjutkan pendekatan Gus Dur dengan menerbitkan UU No 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua yang mana pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengatur daerah dan masyarakatnya berdasarkan prakarsa dan aspirasi yang menonjolkan hak-hak dasar masyarakat adat Papua. Maka, Majelis Rakyat Papua (MRP) terbentuk sebagai representasi masyarakat adat asli Papua.

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pendekatan berbasis pada kebijakan keamanan dan kesejahteraan yang tercantum dalam Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) melalui Perpres tahun 2011 untuk mengatasi problem sosial-ekonomi di Papua. Melalui UP4B ini akses orang asli Papua ke dunia pendidikan dibuka luas termasuk beasiswa afirmasi untuk kuliah di seluruh Indonesia dan luar negeri. SBY menekankan bahwa pembangunan kesejahteraan harus digalakkan di Tanah Papua.

    Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Papua tidak jauh berbeda dari para pendahulunya bahkan intensitas kunjungannya ke tanah Papua lebih sering dan fokus pada pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur dimaksudkan untuk membuka isolasi akses di Papua dan mengatasi kesenjangan pembangunan yang masih timpang. Jokowi selalu menekankan bahwa infrastruktur harus dibangun secara terintegrasi di Tanah Papua.

    Kebijakan (telah) berbasis kebudayaan

    Membangun Papua dengan pendekatan kebudayaan adalah kebijakan yang sangat mendesak, mengingat sejak awal dalam perjumpaan masyarakat Papua dengan orang luar selalu dimulai dengan komunikasi berbasis kultural.

    Ada dua kondisi objektif yang memberikan pemahaman integral terhadap pembangunan dengan pendekatan adat.

    Pertama, pendekatan pembangunan yang berbasis kultural wajib mengetengahkan dua hal sebagai intisari: manusia dan alam. Sebagaimana diutarakan oleh Boelaars, identitas orang Papua itu dibentuk dari relasinya yang intim dengan alam. Relasi manusia-alam ini seperti relasi subyek-subyek dan bukan subyek-obyek yang mana alam hanya dipandang sebagai obyek untuk dieksploitasi sehabis-habisnya untuk kebutuhan manusia semata-mata.

    Konsekuensinya, perusakan terhadap alam yang dimaksudkan Jakarta sebagai upaya untuk membangun dan menghidupkan orang Papua justru dianggap sebagai upaya sistematis untuk menghilangkan identitas orang Papua itu sendiri.

    Itu sebabnya, model pendekatan untuk membangun Papua mesti mempertimbangkan aspek budaya yang amat menghormati alam dan manusia di dalamnya. Penelitian di Filipina (Acabado, 2019) membuktikan bahwa pengelolaan hutan adat lebih efektif mencegah deforestasi.

    Kedua, semua peraturan yang dibuat khusus untuk Tanah Papua dilandasi atas semangat adat dan kebudayaan. Sebut saja UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, pembentukan Majelis Rakyat Papua, penetapan anggota DPRP provinsi kursi pengangkatan, hingga pengangkatan anggota DPRK jalur Otsus di setiap kabupaten dan kota di Tanah Papua.

    Menurut penelitian Siahaya et al (2016) dalam Journal of Sustainable Development, pendekatan adat dalam pembangunan (indigenous-based development) menekankan pada partisipasi masyarakat adat dalam perencanaan hingga evaluasi, integrasi sistem pengetahuan lokal (local wisdom) dengan teknologi modern, pengakuan hak ulayat dan pengelolaan sumber daya berbasis adat.

    Membangun Tanah Papua dengan adat

    Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekarang bernama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut setidaknya ada empat akar masalah di Tanah Papua merujuk pada penelitian yang dilakukan LIPI pada 2009 yakni masalah sejarah dan status politik integrasi; kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia; diskriminasi dan marjinalisasi; kegagalan pembangunan di Papua meliputi pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

    Maka sudah saatnya pendekatan pembangunan berbasis adat dan kebudayaan dicetuskan sebagai suatu solusi berkelanjutan untuk menghentikan konflik, ketimpangan, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan pembangunan berkelanjutan.

    Karena dalam pembangunan berbasis adat ada semangat membangun demi kesejahteraan dan semangat membangun demi terciptanya keamanan dan ketertiban.

    Selain itu semangat membangun Papua berbasis adat akan mampu menjangkau masyarakat asli Papua sehingga mereka tidak akan merasa tersingkirkan dan termarjinalisasi di atas tanah adat leluhurnya karena ada lembaga adat yang akan berperan memberdayakan orang asli Papua sesuai karakteristik adat.

    Prinsip utama pembangunan dengan pendekatan adat adalah pembangunan di Papua mengacu pada partisipasi masyarakat adat, penguatan kelembagaan adat, menguatkan peran aktif masyarakat adat dalam pembangunan. Juga mengembangkan sistem pertanian berbasis adat yang pada gilirannya akan meningkatkan ketersediaan pangan lokal, menyelenggarakan pendidikan berbasis kebudayaan. Serta tersedianya fasilitas kesehatan di masyarakat adat dengan turut mengembangkan obat-obatan secara adat istiadat yang diambil dari alam, pelestarian lingkungan hidup, memperkuat kelembagaan masyarakat adat, penguatan kelembagaan Majelis Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten.

    Harapan kepada Prabowo

    Dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia Masa Bhakti 2024-2029 membawa harapan baru bagi masyarakat di Tanah Papua.

    Harapan ini menjadi sangat istimewa dikarenakan Presiden Prabowo dan Tanah Papua mempunyai catatan tersendiri. Selain berdarah Indonesia timur, Prabowo juga memimpin pembebasan sandera dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma pada 9 Mei 1996. Ini menjadikan kebijakan Prabowo terhadap Tanah Papua sangat dinantikan.

    Masyarakat Tanah Papua berharap ada kebijakan yang populis dan menyentuh akar permasalahan di Tanah Papua.

    Melihat realitas dan kondisi kekinian, maka sebaiknya Prabowo memulai sebuah kebijakan dengan mengedepankan adat dan kebudayaan Papua sebagai dasar memulai pembangunan di Tanah Papua. Hal ini dikarenakan pembangunan di Tanah Papua tidak bisa dipisahkan dari kearifan lokal, sistem adat, dan kebudayaan masyarakat asli.

    Kita bersama punya harapan yang sama dalam memandang Tanah Papua, namun kadang pendekatan pembangunan yang dilakukan belum menyentuh hati masyarakat Tanah Papua.

    Membangun Tanah Papua dengan pola pendekatan adat, tidak perlu dibuatkan lembaga khusus seperti adanya UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat) dan atau UKP OTSUS (Unit Kerja Presiden untuk Otonomi Khusus Papua). Hal ini dikarenakan elemen pendukung pola pembangunan berbasis adat sudah ada yakni kepala daerah, lembaga masyarakat adat/dewan adat, Majelis Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten.

    Sebaiknya Pemerintah Pusat menunjuk satu orang utusan khusus yang memahami kondisi obyektif di Tanah Papua dan mampu memainkan orkestra pembangunan secara adat bersama kelembagaan tersebut dalam menghadirkan kesejahteraan di Tanah Papua.

    *) Dr Ir Mervin Komber adalah Anggota DPD/MPR RI Periode 2009-2014 dan Periode 2014-2019 dapil Papua Barat dan Dosen Tetap Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Papua Barat Daya.

    Copyright © ANTARA 2025