Category: Antaranews.com

  • Ekonom mendukung Danantara jadi pemasok likuiditas pasar modal RI

    Ekonom mendukung Danantara jadi pemasok likuiditas pasar modal RI

    Inisiatif Danantara tersebut bagus sekali, perlu didukung.

    Jakarta (ANTARA) – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mendukung langkah Daya Anagata Nusantara (Danantara) menjadi pemasok likuiditas (liquidity provider) di pasar modal Indonesia.

    “Inisiatif Danantara tersebut bagus sekali, perlu didukung,” kata Wijayanto, di Jakarta, Jumat.

    Wijayanto berpendapat transformasi pasar modal perlu untuk lebih digalakkan, mengingat segmen ini kerap ‘dianaktirikan’ meski memiliki banyak potensi strategis.

    “Insentif perlu digelontorkan, tata kelola diperbaiki, dan regulasi dimutakhirkan,” katanya lagi.

    Dia menekankan pasar modal merupakan etalase ekonomi Indonesia, dengan orang masuk dan berbelanja di toko setelah tertarik melihat barang yang dipajang di etalase.

    Bila pasar modal sehat, kata Wijayanto, investor akan bersemangat dan ekonomi menggeliat.

    “Pasar modal bukan mainan para elite, di negara maju ia menjadi platform untuk menyebarkan kesejahteraan. Masyarakat kebanyakan ikut menikmati berkah, melalui dana pensiun, asuransi dan reksadana yang berinvestasi di bursa efek,” ujar Wijayanto.

    Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan BPI Danantara untuk mendorong kemungkinan lebih besar lagi bagi lembaga jasa keuangan milik pemerintah untuk melakukan investasi di pasar modal sebagai investor institusional.

    Mahendra mengatakan langkah itu akan membuahkan hasil yang lebih konkret serta kemungkinan penguatan sektor riil yang lebih tangguh. Pendalaman sektor keuangan pun bisa dikejar untuk sesuai yang ditargetkan.

    “Juga yang kami ingin dorong ke depan adalah penguatan dari investasi domestik di pasar modal kita, khususnya oleh investor institusional, termasuk di dalamnya adalah dari lembaga jasa keuangan milik pemerintah atau BUMN,” ujar Mahendra.

    Di samping itu, terkait dengan kondisi pasar modal yang terpengaruh sentimen global, Mahendra mengatakan bahwa OJK juga telah mengambil beberapa langkah kebijakan.

    Salah satunya yaitu buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta penyesuaian trading halt dan batasan persentase auto rejection bawah (ARB).

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemprov Jatim siap bentuk 8.501 Kopdes Merah Putih

    Pemprov Jatim siap bentuk 8.501 Kopdes Merah Putih

    Mungkin di kelurahan itu punya usaha batik atau apa, itu bisa dikolaborasikan ke dalam koperasi kelurahan

    Surabaya (ANTARA) – Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Endy Alim Abdi Nusa menyatakan sebanyak 8.501 desa/kelurahan di Jawa Timur siap membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih pada Juli 2025 sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

    Endy mengatakan adanya kelurahan yang terlibat lantaran di beberapa kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya bukan berbentuk desa melainkan kelurahan.

    “Kita itu kan yang di perkotaan bentuknya bukan desa tapi kelurahan. Di Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 berbunyi Koperasi Desa/Kelurahan,” kata Endy Alim Abdi Nusa di Surabaya, Jumat.

    Endy menuturkan nantinya koperasi ini tidak hanya akan bergerak di sektor riil seperti pertanian atau perikanan melainkan juga akan menyasar bidang jasa.

    Hal tersebut lantaran di perkotaan seperti Surabaya tidak mungkin terdapat sektor riil seperti pertanian sehingga untuk di perkotaan akan menyasar bidang jasa termasuk UMKM.

    “Mungkin di kelurahan itu punya usaha batik atau apa, itu bisa dikolaborasikan ke dalam koperasi kelurahan,” ujarnya.

    Sementara itu, Endy mengatakan skema pembentukan Kopdes Merah Putih di Jatim akan melihat kondisi yakni apabila di sebuah desa atau kelurahan telah terdapat sebuah koperasi maka koperasi tersebut akan didorong menjadi Kopdes Merah Putih.

    Di sisi lain, apabila di sebuah desa/kelurahan belum memiliki koperasi maka pemerintah daerah akan membentuk koperasi baru yaitu Kopdes Merah Putih.

    Nantinya, pemerintah daerah melibatkan pemerintah desa yakni kepala desa setempat sebagai ex-officio pengawas koperasi.

    “Tentunya akan melibatkan pemerintah desa karena nanti kepala desa itu ex-officio pengawas koperasi desa. Jadi koperasi ini bukan punya pemerintah desa tapi milik warga desa,” tegas Endy.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Indonesia perkuat peran dalam diplomasi maritim di kancah global

    Indonesia perkuat peran dalam diplomasi maritim di kancah global

    Technical Group ini memiliki peran strategis dalam memberikan rekomendasi teknis terkait penetapan wilayah laut yang sensitif

    Jakarta (ANTARA) – Indonesia memperkuat peran dalam diplomasi maritim global lewat penunjukan Atase Perhubungan KBRI London sebagai Chair Technical Group dalam sidang International Maritime Organization (IMO) Marine Environment Protection Committee (MEPC) Ke-83 yang berlangsung di London, Inggris.

    Atase Perhubungan KBRI London Barkah Bayu Mirajaya mengatakan dengan kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia menjadi Chair Technical Group, merupakan salah satu pencapaian penting bagi diplomasi maritim Indonesia.

    Menurut dia, hal itu merupakan bentuk pengakuan internasional terhadap kompetensi dan peran aktif Indonesia dalam isu-isu perlindungan lingkungan maritim.

    “Technical Group ini memiliki peran strategis dalam memberikan rekomendasi teknis terkait penetapan wilayah laut yang sensitif dan memerlukan perlindungan khusus dari dampak kegiatan pelayaran internasional,” kata Barkah dalam keterangan sebagaimana dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Kementerian Perhubungan melalui Atase Perhubungan KBRI London dipercaya sebagai Chair Technical Group on the Designation of Particularly Sensitive Sea Areas (PSSA) and Special Areas dalam sidang IMO MEPC ke-83 yang berlangsung 7-11 April 2025, di London.

    Technical Group itu bertugas untuk mempertimbangkan proposal penetapan Emission Control Area (ECA), wilayah khusus bebas emisi SOx, PM dan NOx di the North-East Atlantic Ocean (Samudra Atlantik Timur Laut), serta usulan penetapan the Nasca Ridge National Reserve dan the Grau Tropical Sea National Reserve di Peru sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA), sesuai dengan panduan penetapan PSSA IMO.

    Indonesia dipilih untuk memimpin Technical Group ini, lanjut Barkah, juga merupakan pengakuan dari komunitas maritim internasional atas pengalaman dan keberhasilan Indonesia dalam mengajukan Selat Lombok sebagai PSSA pada tahun 2024.

    Pengajuan tersebut menjadi salah satu contoh nyata kontribusi Indonesia dalam perlindungan lingkungan laut, serta menunjukkan kemampuan teknis dan diplomatik Indonesia di panggung global.

    “Penunjukan ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah diplomasi maritim global,” ucap Barkah.

    Selain itu, langkah tersebut juga menjadi bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan profil Indonesia di sektor maritim, sekaligus mendukung kampanye pencalonan Indonesia sebagai anggota Council IMO untuk periode 2026–2027.

    Sebagai negara kepulauan dengan posisi geografis strategis, keterlibatan aktif Indonesia dalam forum-forum IMO sangat penting untuk memastikan kepentingan nasional maritim dapat terus diperjuangkan.

    “Dengan terus berperan aktif di level teknis maupun kebijakan internasional, Indonesia dapat menegaskan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan laut dan keamanan pelayaran dunia,” kata Barkah.

    Adapun terkait usulan penetapan ECA di Samudra Atlantik Timur Laut, Barkah menjelaskan, Technical Group telah meninjaunya berdasarkan kriteria dan prosedur yang ditetapkan dalam Lampiran III MARPOL Annex VI dan menganggap bahwa usulan tersebut telah memenuhi kriteria.

    Selain itu, terang Barkah, Technical Group juga membahas dan menyetujui rancangan amandemen yang diusulkan untuk Peraturan 13.5, 13.6, 14.3 dan Lampiran VII MARPOL Annex VI tentang penetapan ECA, wilayah khusus bebas emisi SOx, PM dan NOx di Samudra Atlantik Timur Laut.

    Rancangan amandemen tersebut mencakup tanggal konstruksi 1 Januari 2027 untuk kapal-kapal yang beroperasi di ECA Samudra Atlantik Timur Laut, sesuai dengan Peraturan 13.5.1.3 MARPOL Annex VI, dan juga “kriteria tiga tanggal” untuk konstruksi, peletakan lunas, dan pengiriman kapal.

    “Rancangan amandemen ini tentunya perlu diteruskan untuk diadopsi pada Sidang MEPC Luar Biasa yang akan digelan bulan Oktober tahun ini sebagai bagian dari MARPOL Annex VI yang direvisi, sehingga dapat diberlakukan secepat mungkin di tahun 2027,” kata Barkah.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wamenkop: Kopdes Merah Putih dorong pertumbuhan ekonomi 8 persen

    Wamenkop: Kopdes Merah Putih dorong pertumbuhan ekonomi 8 persen

    Kalau Koperasi Desa bisa berdiri dan melakukan aktivitas secara baik Insya Allah pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen bisa tercapai

    Surabaya (ANTARA) – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyatakan menyatakan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih akan mampu mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.

    “Kalau Koperasi Desa bisa berdiri dan melakukan aktivitas secara baik Insya Allah pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen bisa tercapai,” kata Wamenkop Ferry Juliantono di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Ferry menuturkan target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen akan tercapai lantaran Kopdes Merah Putih dinilai mampu mendukung terjadinya aktivitas ekonomi yang masif di pedesaan.

    Hal tersebut lantaran pendirian Kopdes Merah Putih merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memastikan keberpihakan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia termasuk masyarakat desa.

    Melalui Kopdes Merah Putih, Presiden Prabowo Subianto mengarahkan agar sumber daya potensial tidak hanya dimiliki segelintir orang atau kelompok dan hanya orang-orang yang berada di kota.

    Melainkan, harus ada distribusi aset maupun pekerjaan-pekerjaan produktif yang sampai ke masyarakat desa sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi di desa yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan secara nasional.

    “Tapi sekarang harus ada distribusi aset, distribusi apapun bentuk kerja-kerja produktif yang bisa di desa-desa sehingga muncul pertumbuhan ekonomi di sana,” kata Ferry.

    Ia menyebutkan Kopdes Merah Putih akan diluncurkan pada Juli 2025 dengan melibatkan 80.000 desa/kelurahan yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Meski terdapat kelurahan yang terlibat lantaran di beberapa kota besar tidak terdapat desa, ia memastikan pemerintah tetap memprioritaskan desa-desa.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • OJK berharap lebih banyak LJK yang berpartisipasi dalam usaha bulion

    OJK berharap lebih banyak LJK yang berpartisipasi dalam usaha bulion

    untuk bagaimana mengembangkan ekosistem bulion secara lebih baik lagi

    Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap ke depan lebih banyak lembaga jasa keuangan (LJK) yang berpartisipasi dalam kegiatan usaha bulion untuk percepatan pembentukan ekosistem bulion.

    Sehingga kondisi tersebut dapat mengakselerasi optimalisasi pengembangan usaha bulion di Indonesia.

    “Kami di OJK senantiasa melakukan kerja sama dan analisis secara internal maupun dengan industri jasa keuangan untuk bagaimana mengembangkan ekosistem bulion secara lebih baik lagi,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Maret 2025 di Jakarta, Jumat.

    Ia menyampaikan pada dasarnya OJK menyambut baik dalam hal terdapat bank yang akan mengajukan permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan usaha bulion sepanjang memenuhi persyaratan dan ketentuan.

    Apabila terdapat pengajuan permohonan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan usaha bulion kepada OJK, Dian mengatakan bahwa evaluasi akan segera dilakukan dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Jika bank-bank dalam kategori Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) III dan IV telah menyampaikan minat (appetite) kepada OJK untuk menyelenggarakan usaha bulion, ujar Dian, maka hal ini tentunya merupakan potensi yang sangat besar.

    Dengan perkembangan yang terjadi pada saat ini, ia menyebutkan bahwa kegiatan usaha perbankan yang terkait dengan bulion sudah mencapai hampir Rp1 triliun dalam waktu yang sangat singkat, sehingga ke depan potensi untuk bisnis perbankan yang terkait dengan bulion sangat besar.

    “Tentu kita pada waktunya akan informasikan lebih lanjut kira-kira berapa bank yang memang akan segera siap untuk ikut (melaksanakan kegiatan usaha bulion),” kata dia.

    Dian mengungkapkan alasan mengapa dirinya sangat optimistis terhadap keterlibatan perbankan dalam usaha bulion dengan potensi yang sangat besar ke depan.

    Hal ini mengingat Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan komoditas emas dan pengembangan ekosistem bulion yang terintegrasi.

    Pada tahun 2023, catat Dian, Indonesia berada di posisi delapan sebagai negara penghasil emas terbesar dengan produksi tahunan mencapai 110-160 ton dan berada di peringkat keenam sebagai negara dengan cadangan emas terbesar.

    Dengan jumlah cadangan yang besar dan produksi emas yang solid, Indonesia dapat mengoptimalkan monetasi emas untuk mendorong perekonomian nasional yaitu melalui pembentukan kegiatan usaha bulion.

    Ia menyampaikan kegiatan usaha bulion menjadi bentuk diversifikasi produk jasa keuangan yang memanfaatkan monetasi emas sebagai sumber pendanaan dalam rangka mendukung kebutuhan pembiayaan pada rantai pasok emas di dalam negeri, mulai dari sektor pertambangan beserta pemurniannya, manufaktur, hingga penjualan emas ke konsumen ritel.

    “Langkah ini tidak hanya memperluas pilihan investasi, tetapi juga akan semakin memperdalam pasar keuangan di Indonesia melalui monetasi emas yang disalurkan kepada lembaga jasa keuangan, khususnya dalam hal ini bank yang sampai dengan saat ini mungkin masih memainkan porsi yang sangat besar,” kata Dian.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Indonesia dan Prancis memperdalam kemitraan sektor transportasi

    Indonesia dan Prancis memperdalam kemitraan sektor transportasi

    Indonesia berkomitmen memperdalam kemitraan sektor transportasi dengan Prancis.

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Kementerian Perdagangan Prancis memperdalam kemitraan strategis di sektor transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian, serta penguatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

    ”Indonesia berkomitmen memperdalam kemitraan sektor transportasi dengan Prancis,” kata Menteri Perhubungan (‘Menhub) Dudy Purwagandhi dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menhub mengaku pembahasan peluang kerja sama sektor transportasi lintas moda tersebut telah dilakukan bersama Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint-Martin di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.

    Sejumlah kemitraan dan kerja sama yang dibahas, antara lain terkait sektor transportasi darat, laut, udara, perkeretaapian, serta penguatan dan pengembangan sumber daya manusia transportasi yang difokuskan pada pendidikan kompetensi, kejuruan, pelatihan, juga pendidikan vokasi di politeknik dan akademi transportasi binaan Kemenhub.

    “Diskusi kali ini untuk memastikan kerja sama yang terjalin akan menghasilkan dampak nyata bagi kedua negara,” ujar Menhub.

    Adapun peluang kerja sama sektor darat yang dibahas adalah peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas transportasi umum di wilayah perkotaan di seluruh Indonesia, serta pembiayaan proyek Bus Rapid Transit (BRT) di Medan dan Bandung yang akan berkontribusi pada sistem transportasi terpadu dan meningkatkan mobilitas.

    Pada sektor perhubungan laut, kerja sama yang dibahas adalah pembaharuan MoU Certificate of Recognition (COR). Saat ini, MoU tersebut terdapat pada kategori 1, sehingga hanya Indonesia yang mengakui sertifikat pelaut Prancis. Ke depan, diharapkan MoU tersebut menjadi kategori 3, sehingga Indonesia dan Prancis saling mengakui.

    ”Dengan mengakui sertifikasi kedua negara akan mendorong peluang tenaga kerja, memperkuat kerja sama maritim, meningkatkan manfaat ekonomi bagi kedua negara, serta mendukung efisiensi dan keselamatan operasional industri pelayaran global,” ujar Menhub pula.

    Untuk sektor perhubungan udara, dibahas perpanjangan kerja sama Technical Cooperation Agreement dan modernisasi peralatan navigasi penerbangan untuk wilayah ruang udara kawasan Barat Indonesia.

    Dudy mendorong industri penerbangan Prancis, untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dan berpartisipasi aktif dalam proses pengadaan mendatang.

    “Proses pengadaan sepenuhnya menjadi kewenangan AirNav Indonesia dan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku,” kata Menhub pula.

    Sementara itu, pada sektor perkeretaapian, dibahas potensi kerja sama pada proyek pengembangan Perkeretaapian Bandung, elektrifikasi Padalarang-Cicalengka, serta akselerasi rencana LRT Bandung.

    Terkait pengembangan sumber daya manusia, dibahas terkait program magister pada bidang Air Navigation Services Management yang dilaksanakan di Toulouse, Prancis, dan pelatihan bidang Air Navigation Services di Indonesia.

    ”Saya harap diskusi ini akan membuahkan hasil. Kami berkomitmen penuh dan selalu terbuka memperkuat kerja sama transportasi dengan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku,” kata Menhub Dudy.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Percepatan aturan pengolahan sampah dorong potensi bisnis PLTSa

    Percepatan aturan pengolahan sampah dorong potensi bisnis PLTSa

    Penggabungan ketiga Perpres ini pun dipercepat guna mewujudkan tata kelola pengolahan sampah menjadi energi listrik dapat berjalan lebih baik dan tidak membingungkan

    Jakarta (ANTARA) – Swasembada energi menjadi salah satu program yang digalakkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia sebagai negara yang berdaulat tidak bergantung pada negara lain, khususnya di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu.

    Berbagai cara ditempuh oleh Pemerintah, dengan menggali potensi yang ada, tak terkecuali mentransformasikan sampah menjadi energi bersih dan berkelanjutan.

    Sampah-sampah hasil rumah tangga maupun industri, bila tidak dikelola dengan baik hanya akan menjadi permasalahan negara yang tak kunjung reda. Sebagaimana diketahui, volume sampah setiap harinya terus meningkat tanpa bisa dibendung.

    Oleh karena itu, diperlukan sebuah solusi yang tidak hanya menyelesaikan masalah persampahan, tetapi juga mampu memberikan manfaat secara ekonomi, sekaligus menghasilkan energi baru terbarukan (EBT).

    Kemajuan teknologi saat ini sudah mampu menciptakan energi baru yang lebih bersih dan berkelanjutan, salah satunya dengan mengolah sampah yang dapat bertransformasi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

    Pemerintah pun sangat serius melihat potensi dari PLTSa ini, bahkan telah menargetkan bahwa limbah-limbah sampah yang dihasilkan masyarakat dapat diolah menjadi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) di 30 kota besar Indonesia pada 2029 mendatang. PLTSa ini diharapkan mampu menyumbang listrik 20 megawatt di tiap kota.

    Akselerasi melalui Perpres

    Akselerasi pemanfaatan sampah menjadi energi diharapkan bisa menjadi solusi penanganan sampah di daerah yang akan didukung dengan aturan baru mengenai elektrifikasi.

    Untuk itu, pemerintah tengah melakukan penyatuan tiga Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan sampah guna mendukung upaya pemanfaatan sampah menjadi energi listrik lewat PLTSa.

    Adapun tiga Perpres yang disatukan itu adalah Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan, serta Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah di laut.

    Nantinya, aturan tersebut akan mencakup berbagai jalur perizinan pengolahan sampah hingga skema biaya listrik dari PLTSa sebesar 19,20 sen per kilowatt hour (kWh). Jumlah itu berada di atas penetapan tarif listrik dari PLTSa yang ditetapkan PLN yaitu 13,5 sen per kWh. Selisih itu rencananya akan dipenuhi dengan subsidi dari Kementerian Keuangan.

    Penggabungan ketiga Perpres ini pun dipercepat guna mewujudkan tata kelola pengolahan sampah menjadi energi listrik dapat berjalan lebih baik dan tidak membingungkan.

    Selama ini aturan terkait perizinan pengelolaan sampah terlalu berbelit-belit. Pengurusan izin harus melewati berbagai kementerian/lembaga dan instansi terkait lainnya.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menilai bahwa perizinan tersebut dapat membuat investor yang melihat peluang baru dari sampah ini jadi mundur, dan rencana pengolahan menggunakan teknologi pun tidak jadi dilanjutkan.

    Ia lantas memutuskan untuk melebur ketiga Perpres, dengan harapan dapat menyederhanakan aturan dan memotong proses perizinan. Nantinya, untuk melakukan pengolahan sampah menjadi energi listrik, hanya perlu melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saja dan langsung diteruskan ke PT PLN (Persero).

    “Kita akan selesaikan cepat, bagaimana rantai pengolahan sampah yang begitu panjang perizinannya itu dibersihkan,” kata Zulhas.

    Regulasi yang disederhanakan dan penyesuaian tarif listrik dari PLTSa ini, diyakini dapat menarik lebih banyak investasi swasta untuk terlibat dalam bisnis di sektor pengolahan sampah.

    Selain itu, melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), proyek pengelolaan sampah diharapkan berjalan efektif tanpa terlalu membebani anggaran negara.

    Menarik investor swasta

    Banyak negara maju, seperti Singapura, China, Jepang, dan negara-negara di Eropa telah lebih dulu melakukan transformasi sampah menjadi energi. Meski demikian, Indonesia belum terlambat untuk menuju ke arah sana.

    Penyederhanaan regulasi (deregulasi) perizinan dan penyesuaian tarif, menjadi sebuah ikhtiar untuk dapat menggaet para investor baik secara pendanaan maupun teknologi.

    Deregulasi ini sangat penting karena panjangnya urusan perizinan dan kelembagaan bisa membuat investor mundur teratur, meski potensi bisnisnya begitu besar.

    Saking menjanjikan, Chief Investment Officer (CIO) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Pandu Sjahrir menyebut bahwa bisnis ini dapat balik modal hanya dalam waktu 5-6 tahun. Keyakinan ini didapat berdasarkan perbandingan dengan negara-negara maju.

    Sebagai Badan Pengelola Investasi, Danantara juga memiliki peran penting dalam penyeleksian investor. Sebab tidak hanya soal dana, salah memilih teknologi yang digunakan hanya akan membuat proses transformasi ini berjalan lambat atau tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    Oleh karena itu, diharapkan nantinya investor yang masuk ke Indonesia sudah berpengalaman dalam pengelolaan sampah di skala yang cukup besar.

    Saat ini sudah beberapa negara yang tertarik untuk berinvestasi seperti Singapura, Korea Selatan, Jepang, China dan Eropa. Namun, mereka juga masih wait and see terkait dengan regulasinya.

    Indonesia sendiri bukannya tak punya tempat pengelolaan sampah. Yang tercatat sudah mulai melakukan tugasnya antara lain Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, Jawa Timur dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang di Bekasi, Jawa Barat.

    Kehadiran dua tempat tersebut, diharapkan dapat menjadi inspirasi dan diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia. Sebab, kunci utama untuk menjadi kota yang cerdas adalah terdapat tempat pengelolaan sampah yang modern.

    Nantinya, pengolahan sampah tidak terbatas pada energi listrik saja, tetapi juga mencakup bahan bakar minyak (BBM) dengan teknologi pirolisis. Pemerintah pun sangat optimis, EBT ini dapat tercapai asalkan menggunakan teknologi yang tepat.

    Oleh karen itu, sangat penting untuk segera mengakselerasi Perpres pemanfaatan sampah menjadi energi, yang juga didukung dengan aturan baru mengenai elektrifikasi. Sebab, potensi peningkatan jumlah sampah yang cepat seiring dengan laju pertambahan penduduk membuat realisasi PLTSa tidak bisa ditunda.

    Copyright © ANTARA 2025

  • Penataan gang di Pecinan Bogor usung mural bertema akulturasi budaya

    Penataan gang di Pecinan Bogor usung mural bertema akulturasi budaya

    ANTARA –  Tiga ruas selasar atau gang di kawasan Pecinan Bogor (jl. Suryakencana) akan ditata dengan menghadirkan mural bertema akulturasi budaya. Penataan ini bertujuan mempercantik lingkungan sekaligus mendukung pelaku UMKM agar berjualan di tempat yang lebih tertib dan layak.(Fadzar Ilham Pangestu/Chairul Fajri/Rinto A Navis)

  • Wamentan: Penghapusan kuota impor agar tidak ada monopoli

    Wamentan: Penghapusan kuota impor agar tidak ada monopoli

    Kebijakan tersebut tidak berarti membuka keran impor secara besar-besaran….

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan rencana Presiden Prabowo Subianto menghapus sistem kuota impor komoditas bertujuan mencegah monopoli dan tidak akan mengancam keberlangsungan industri pertanian nasional secara keseluruhan.

    “Bukan berarti kemudian impor besar-besaran, semua diimpor, bukan! Tetap harus melindungi produksi dalam negeri untuk komoditas pangan, komoditas teknologi, komoditas pakaian, komoditas apa pun, tetap produksi dalam negeri akan diprioritaskan,” kata Wamentan dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Dia menegaskan rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem kuota impor komoditas tidak akan mengancam kelangsungan industri pertanian dalam negeri.

    Pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk melindungi kepentingan petani dan pelaku usaha domestik, seiring dengan langkah mendorong tercapainya swasembada pangan nasional.

    Wamentan Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan, kebijakan itu justru ditujukan untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan efisien dalam rantai pasok pangan nasional.

    “Kebijakan tersebut tidak berarti membuka keran impor secara besar-besaran,” ujarnya pula.

    Ia juga menuturkan, Indonesia masih memiliki fokus utama untuk mewujudkan swasembada pangan dan energi. Kuota impor yang akan dihapus hanya terbatas pada sektor tertentu.

    “Maksudnya gini, misalnya butuh impor daging beku, yang butuh industri, ya sudah industri saja yang impor. Nggak usah ada pihak tertentu yang dikasih kuota, kemudian dia yang ngatur jumlahnya, dia yang dikasih hak khusus. Menurut Pak Presiden itu tidak adil,” kata Wamentan.

    Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa kebijakan penghapusan kuota impor tidak akan mematikan industri dalam negeri. Bahkan, sektor pertanian dalam negeri terus didorong untuk mencapai swasembada pangan dan memperkuat daya saing industri nasional.

    “Kita kan melindungi yang di dalam negeri, itu pasti harus tetap dilindungi. Bukan berarti dibuka seluas-seluasnya kemudian industri yang di dalam negeri mati, enggak. Kita tetap harus swasembada,” katanya lagi.

    Kebijakan itu juga diyakini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan sistem impor yang lebih terbuka, harga komoditas pangan seperti daging yang mengandung protein tinggi berpotensi menjadi lebih terjangkau.

    “Kalau harga beli impornya murah, maka harga jualnya akan lebih murah. Yang menikmati siapa? Rakyat Indonesia,” kata Sudaryono lagi.

    Terkait skema pelaksanaan, Sudaryono menyebut bahwa industri akan dapat mengimpor langsung sesuai kebutuhan tanpa perantara kuota yang selama ini dimonopoli dan diperuntukkan ke segelintir kelompok.

    “Yang dimaksud dengan tidak ada kuota itu maksudnya jumlah volume yang harus kita impor tidak boleh lagi dimonopoli oleh orang-orang tertentu,” katanya pula.

    Ia menerangkan volume yang sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan neraca komoditas boleh diimpor, volume itu bisa diimpor oleh siapa saja, tidak lagi dimonopoli oleh orang-orang tertentu.

    “Supaya lebih adil dan tidak ada lagi praktik monopoli dengan pemberian kuota kepada orang-orang tertentu,” katanya menegaskan.

    Kementerian Pertanian memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil akan selalu berpihak pada kepentingan rakyat dan keberlangsungan industri dalam negeri. Melalui sinergi dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia diyakini mampu menciptakan sistem pangan yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wamenkop: Peluncuran Kopdes Merah Putih libatkan 80 ribu desa

    Wamenkop: Peluncuran Kopdes Merah Putih libatkan 80 ribu desa

    Koperasi Desa Merah Putih nanti Juni kita akan selesaikan proses pendiriannya sehingga Juli ‘launching’

    Surabaya (ANTARA) – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyatakan pemerintah akan meluncurkan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih pada Juli 2025 dengan melibatkan sebanyak 80 ribu desa.

    “Koperasi Desa Merah Putih nanti Juni kita akan selesaikan proses pendiriannya sehingga Juli launching. Nanti aktivitas kegiatan koperasinya akan diumumkan. Jumlah pastinya 80 ribu,” kata Ferry Juliantono di Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

    Ferry mengatakan dari total 80 ribu Kopdes Merah Putih yang akan terbentuk pada Juli nanti sebanyak 40 ribu di antaranya berasal dari Pulau Jawa.

    Ia menjelaskan nantinya di antara 80 ribu Kopdes Merah Putih juga terdapat kelurahan mengingat di kota-kota besar seperti Surabaya bukan berbentuk desa melainkan kelurahan.

    “Kalau di Jawa 40 ribu, kalau di Jawa Timur 7.000. Nanti kita prioritaskan yang di desa meskipun nanti ada kelurahan juga,” ujarnya.

    Ia mengatakan Kopdes Merah Putih sendiri merupakan bentuk cita-cita dan pikiran Presiden Prabowo Subianto dalam memastikan keberpihakan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Melalui Kopdes Merah Putih, Presiden Prabowo ingin agar sumber daya potensial tidak hanya dimiliki segelintir orang atau kelompok dan hanya orang-orang yang berada di kota.

    Melainkan, harus ada distribusi aset maupun pekerjaan-pekerjaan produktif yang sampai ke masyarakat desa yakni melalui Kopdes Merah Putih ini.

    “Tapi sekarang harus ada distribusi aset, distribusi apapun bentuk kerja-kerja produktif yang bisa di desa-desa sehingga muncul pertumbuhan ekonomi di sana,” kata Ferry.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025