Category: Antaranews.com Nasional

  • Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Tim DVI: Pencarian jasad korban kebakaran terhambat reruntuhan gedung

    Jakarta (ANTARA) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya menyatakan pencarian jasad korban yang hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat terhambat reruntuhan gedung bangunan tersebut.

    “Proses pencarian korban terhambat reruntuhan. Kalau kita masuk, membahayakan,” kata Tim DVI Polda Metro Jaya, dr. Imam di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, proses pencarian korban kebakaran akan dimaksimalkan sambil menunggu pembersihan dari pengelola gedung karena untuk mengetahui detail struktur bangunan.

    Imam mengatakan, Rumah Sakit Polri Kramat Jati masih menunggu data Ante Mortem dari pihak keluarga korban. Data dari keluarga akan dicocokkan dengan jasad korban.

    “Korban yang teridentifikasi di rumah sakit masih menunggu data dari Ante Mortem. Karena data yang didapatkan itu potongan tubuh, jadi kita masih memproses semuanya. Banyak yang nggak utuh, kita banyak menemukan potongan-potongan tubuh,” ujarnya.

    Tim DVI membuka laporan kehilangan dari keluarga korban yang merasa belum kembali ke rumah setelah kejadian kebakaran itu.

    “Keluarga yang melapor syaratnya ada kartu keluarga (KK), KTP, kalau diperlukan nanti akan dilakukan tes DNA,” kata Imam.

    Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pencarian korban kebakaran Glodok Plaza dihentikan sementara

    Pencarian korban kebakaran Glodok Plaza dihentikan sementara

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, menyebutkan, proses pencarian korban kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, dihentikan sementara pada Minggu sore dan akan dilanjutkan pada esok hari.

    “Iya proses pencarian hari ini selesai pada pukul 16.00 WIB sesuai kesepakatan dengan Kapolsek karena pencarian korban ini dipimpin pihak kepolisian,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, tim pemadam kebakaran merupakan pendamping dari kepolisian yang diarahkan tim DVI, BPBD dan pengelola gedung.

    “Sesuai kesepakatan kita apel jam 08.30 WIB langsung kita mulai pencarian dan selesai dipukul 16.00 WIB,” ujarnya.

    Untuk area pencarian, pihaknya berkoordinasi dengan pihak keamanan karaoke yang lebih mengetahui posisi serta titik-titik yang diperkirakan ada korban.

    “Kami belum tahu di titik kamar berapa, yang terisi yang mana,” kata dia.

    Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan di dalam lift di bangunan, namun tidak ditemukan adanya korban.

    Sudin Gulkarmat Jakarta Barat akan terus bekerja optimal melakukan pencarian terhadap korban kebakaran di dalam gedung Glodok Plaza itu.

    Sejauh ini sudah ada delapan kantong jenazah yang ditemukan, sementara untuk laporan korban hilang sebanyak 14 orang.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri surati Badan Kesehatan Penerbangan bantu identifikasi korban

    RS Polri surati Badan Kesehatan Penerbangan bantu identifikasi korban

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati akan mengirimkan surat kepada Badan Kesehatan Penerbangan untuk mendapatkan data kru pesawat yang diduga menjadi korban dalam kejadian kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1) malam.

    “Kami akan bersurat besok kepada Balai Kesehatan Penerbangan,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, Balai Kesehatan Penerbangan dinilai memiliki data rekam medis terhadap kru pesawat yang diduga menjadi korban kebakaran di Glodok Plaza.

    “Data ini nanti akan membantu tim DVI melakukan identifikasi korban kebakaran (ante mortem dan post mortem),” kata Ahmad.

    Ia menambahkan pihaknya telah mengambil sampel Deoxyribonucleic Acid (DNA) dari 14 keluarga yang melaporkan kehilangan keluarga setelah kejadian kebakaran.

    “Kami ambil swab mukosa dari mulut dan sejumlah dokumen,” katanya.

    Untuk data Post Mortem, akan diambil DNA dari keluarga terdekat seperti orang tua kandung atau anak.

    “Kami juga sudah menerima data Post Mortem dari Malang yang kami terima tadi malam,” tuturnya.

    Setelah hasil pemeriksaan DNA keluar, maka pihaknya akan melakukan rekonsiliasi melakukan pencocokan data Ante Mortem dengan Post Mortem.

    “Jika hasil sudah ada kecocokan maka kami akan segera umumkan,” ucap Ahmad.

    Ia mengatakan petugas akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan DNA dari bagian-bagian yang ada di kantong jenazah.

    “Bisa saja dari satu kantong itu bagian tubuh dari beberapa orang maupun bisa jadi satu orang,” ujarnya.

    Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan atau lebih untuk memastikan hasil identifikasi korban kebakaran ini.

    “Biasanya lebih lambat karena kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA kondisinya juga sulit,” kata Ahmad.

    Ia mengaku dalam melakukan proses identifikasi sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di RS Polri Kramat Jati sangat lengkap.

    “Yang jadi kendala adalah data ante mortem ini yang harus didalami,” tuturnya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri kesulitan identifikasi jasad korban kebakaran Glodok

    RS Polri kesulitan identifikasi jasad korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan kesulitan melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, karena kondisi jasadnya yang terbakar parah dan sulit dikenali secara visual,

    “Jadi, kesulitan yang dihadapi pertama adalah kondisi korban yang terbakar parah, sehingga sulit dikenali secara visual,” kata Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Kemudian, lanjut dia, kejadian ini merupakan “open disaster” yang membuat siapa yang jadi korban jumlahnya berapa masih belum jelas karena ini lokasi tempat umum, yang siapa saja bisa masuk ke dalam lokasi kejadian.

    Dia berpendapat bisa saja korban yang hilang jumlahnya lebih dari 14 orang karena tidak menutup kemungkinan ada korban lain di lokasi dan keluarga mereka tidak melapor karena tidak sadar.

    “Kami sudah menerima delapan kantong jenazah dan dilakukan pemeriksaan Ante Mortem,” kata Ahmad.

    Selain itu, pihaknya juga mengambil data post mortem dari 14 keluarga yang melaporkan keluarga mereka hilang selepas kejadian kebakaran tersebut.

    Setelah hasil pemeriksaan DNA keluar, kata dia, pihaknya akan melakukan rekonsiliasi melakukan pencocokan data Ante Mortem dengan Post Mortem.

    “Jika hasil sudah ada kecocokan, maka kami akan segera umumkan,” ujarnya.

    Dia menuturkan, petugas akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan DNA dari bagian-bagian yang ada di kantong jenazah. Bisa saja dari satu kantong itu bagian tubuh dari beberapa orang maupun bisa jadi satu orang, ucapnya.

    Tim DVI membutuhkan waktu satu hingga dua pekan atau lebih untuk memastikan hasil identifikasi korban kebakaran ini.

    “Biasanya lebih lambat karena kondisi barang bukti yang dibawa ke laboratorium DNA kondisinya juga sulit,” kata dia

    Ia mengaku dalam melakukan proses identifikasi sarana prasarana dan sumber daya manusia yang ada di RS Polri Kramat Jati sangat lengkap.

    “Yang jadi kendala adalah data ante mortem ini yang harus didalami,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    RS Polri telah ambil DNA 14 keluarga diduga korban kebakaran Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah mengambil sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    “Betul hingga Minggu sore sudah 14 keluarga yang diambil sampel DNA,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, pihaknya masih membuka posko laporan kehilangan anggota keluarga bagi pihak yang menduga keluarga mereka menjadi korban kebakaran tersebut.

    Ahmad menjelaskan, musibah ini termasuk “open disaster” sehingga kepastian siapa saja yang ada di lokasi dan belum dapat dipastikan jumlah korbannya.

    Hingga kini baru ada 14 keluarga yg melaporkan kemungkinan anggota keluarganya menjadi korban dari kebakaran tersebut.

    “Tidak menutup kemungkinan ada korban lain yang bisa saja menjadi korban tapi belum ada yang melaporkan,” kata dia.

    Ia mengatakan, metode pemeriksaan sampel DNA ini satu metode yang sangat diandalkan. Jadi ketika metode lain sudah tidak dapat diandalkan diharapkan dengan DNA ini bisa lengkap identitas korban.

    ” DNA itu ada sifatnya ‘direct’ dan ‘indirect’. Kalau ‘direct’ itu dari benda-benda kepemilikan korban,” katanya.

    Misalnya, sikat gigi yang habis dipakai, biasanya sikat gigi kan tidak tukar-tukaran. “Tapi harus diyakinkan bahwa benar itu sikat gigi korban,” kata dia.

    Kemudian dari pakaian dalam terutama yang belum dicuci juga ada bukti DNA. “Sedangkan yang tidak langsung itu justru dari keluarga,” kata dia.

    Selain itu, RS Polri hingga Minggu sore sudah menerima delapan kantong jenazah dari lokasi kejadian kebakaran Glodok Plaza.

    “Saya ingatkan 8 kantor jenazah bukan berarti 8 jenazah karena bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” kata dia.

    Hingga kini proses pencarian korban masih berlangsung dan pihaknya sudah membuka Posko Ante Mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko Ante Mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam.

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 1.200 atlet karate ikuti Kejurnas Budokai 2025 di Jakarta Timur

    1.200 atlet karate ikuti Kejurnas Budokai 2025 di Jakarta Timur

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 1.200 atlet karate Indonesia mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PB Budo Kyokai (Budokai) 2025 yang digelar selama dua hari di Gelanggang Olahraga (GOR) PKP Jakarta Islamic Center, Ciracas, Jakarta Timur.

    Kejurnas itu dibuka oleh Wakil Ketua III PB Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Marsma TNI Purn Nelson Noak yang didampingi oleh Ketua Umum PB Budokai Indonesia, Darly Siregar pada Minggu.

    Darly Siregar mengatakan, sebanyak 1.200 atlet karate yang mengikuti Kejurnas teriberasal dari 28 Pengurus Provinsi (Pengprov) Budokai.

    “Mereka akan memperebutkan piala bergilir Ketua Umum Budokai,” kata Darly di sela-sela Pembukaan Kejurnas Budokai.

    Tak hanya itu, Juara I akan mendapatkan medali emas, Juara II akan mendapatkan medali perak dan Juara III akan mendapatkan medali perunggu.

    Menurut dia, dalam Kejurnas itu semua kelas dipertandingkan, mulai dari kelas prapemula, pemula, kadet, junior, under 21 hingga kelas senior. “Kategori yang dipertandingkan kumite dan kata,” ujar Darly.

    Wakil Ketua IV PB FORKI itu berharap melalui Kejurnas ini Budokai yang merupakan salah satu dari 25 perguruan karate Indonesia di bawah FORKI dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi yang bisa mengibarkan bendera merah putih di luar negeri melalui jalur FORKI.

    Selain itu, melalui kejuaraan ini para atlet karate dari Budokai bisa menyiapkan diri untuk mengikuti Kejurnas yang digelar FORKI pada April 2025.

    “Jadi, 25 perguruan karate di tanah air akan mengikuti Kejurnas yang digelar FORKI. Atlet yang juara akan mengikuti ‘Southeast Asia Karate Federation Championship’ di Brunei Darussalam pada April 2025. Mereka akan mewakili Indonesia dalam kejuaraan di Asia Tenggara tersebut,” katanya.

    Wakil Ketua III PB FORKI Marsma TNI Purn Nelson Noak mengatakan kejuaraan karate ini harus dilakukan sebagai sarana peningkatan kualitas atlet.

    Selain itu mengukur kemampuan teknik atlet-atlet Budokai dari berbagai provinsi, untuk dijadikan bahan evaluasi dalam melakukan pembinaan prestasi secara berjenjang, bertahap, bertingkat dan berkelanjutan.

    Ketua Umum PB Budokai Indonesia, Darly Siregar saat memberikan keterangan pers di sela-sela Kejuaraan Nasional Budokai Indonesia 2025 yang digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) PKP Jakarta Islamic Center, Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025). ANTARA/Syaiful Hakim

    Budokai sebagai salah satu pengurus karate anggota FORKI, kata dia, dituntut untuk meningkatkan pembinaannya dalam menciptakan atlet-atlet terbaik untuk nantinya dapat mengharumkan Indonesia, baik di tingkat Asia Tenggara, Asia, bahkan di tingkat dunia.

    Dia berharap melalui kejuaraan itu Pengurus Besar Budokai, Dewan Guru serta seluruh Pengurus Provinsi Budokai dapat memantau potensi dan kemampuan atlet-atlet yang ada untuk dilakukan pembinaan lanjutan serta mengevaluasi program pembinaan yang selama ini dijalankan berdasarkan penampilan para atlet.

    “Kepada semua atlet yang bertanding, berusahalah bertanding dengan menampilkan teknik yang terbaik serta raihlah prestasi yang gemilang. Hormati semua keputusan wasit dan juri yang memimpin pertandingan karena hal itu menunjukkan kedewasaan kalian dalam berkompetisi,” katanya.

    Untuk semua pelatih dan tim manajer, dia menegaskan, berikanlah arahan yang baik kepada atlet-atlet yang kalian bina, agar mereka bisa tampil dengan baik dan maksimal.

    “Mari kita ciptakan kompetisi yang sehat dan bermartabat untuk menghasilkan atlet-atlet terbaik yang lahir dari karateka yang menjunjung tinggi sportivitas dan mengedepankan sumpah karate,” kata Nelson.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Ibu Sinta Amelia berharap ada keajaiban

    Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya

    Jakarta (ANTARA) – Keluarga Sinta Amelia (20) yang diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza di Jakarta Barat berharap ada keajaiban dari Tuhan dan anaknya dapat ditemukan keberadaannya.

    “Mohon doa untuk anak saya agar ada keajaiban sehingga dapat ditemukan dalam keadaan apapun,” kata ibu korban Imelda usai melapor di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu.

    Ia mengaku tidak menyangka anak kesayangannya menjadi salah satu korban hilang dari peristiwa kebakaran hebat tersebut.

    “Dia itu anak yang kuat dan punya seribu cara untuk selamat. Saya mohon doa ya,” kata dia.

    Imelda mengakui dirinya tidak mengetahui Sinta Amelia pergi ke Glodok Plaza untuk merayakan ulang tahun bersama teman-temannya.

    Ia mengatakan, baru mengetahui anaknya menjadi korban hilang setelah diberitahu teman Sinta yang mengetahui bahwa anaknya berada di lokasi tersebut.

    “Teman ini mengetahui dan memberitahu saya bahwa anaknya merayakan ulang tahun di sana,” kata dia.

    Ia mengatakan, terakhir kali berkomunikasi dengan Sinta pada Rabu siang sekitar pukul 10.30 WIB dan hingga malam tidak ada informasi apa-apa.

    “Kamis pagi saya menelepon dia tapi tidak angkat. Saya bingung karena biasanya anak ini sesibuk apapun pasti angkat telepon,” kata dia.

    Lalu setelah telepon seluler miliknya mati akibat kehabisan baterai dan sorenya setelah hidup baru diketahui ada info tersebut dari temannya.

    “Dia tidak izin pergi ke Glodok untuk merayakan ulang tahun. Tapi sebelumnya saya tahu dia merayakan ulang tahun beberapa hari sebelumnya di tempat lain,” kata dia.

    Ia mengatakan hari ini dirinya datang ke RS Polri membuat laporan hilang untuk mengetahui apa benar anaknya menjadi salah satu korban kebakaran tersebut.

    “Saya serahkan foto, kartu keluarga, sama sampel DNA serta ciri-ciri anaknya,” kata dia,

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1)

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Dian pamit ke Jakarta dan hingga saat ini belum kembali

    Jakarta (ANTARA) – Korban hilang dalam kebakaran Plaza Godok, Jakarta Barat, Dian Cahyani (29) saat kejadian pamit kepada keluarga pergi ke Jakarta untuk bertemu teman-temanya dan hingga hari ini mereka belum mendapatkan informasi keberadaan korban.

    “Rabu sore dia sempat kontak adik saya mau pergi main ke Glodok Plaza dan hingga saat ini dia tidak bisa dihubungi,” kata keluarga Dian Cahyani, Ade Mulyani di Jakarta, Minggu.

    Ade hari ini ke RS Polri mengantarkan ayahnya yang juga ayah Dian Cahyani, Sukarna untuk mengantarkan sampel DNA.

    “Kemarin saya sudah berikan dokumen serta barang-barang milik Dian dan hari ini mereka mau ambil sampel orang tua saya,” kata dia.

    Dian Cahyani berdomisili di Pontianak (Kalimantan Barat) dan pada tahun baru lalu pulang ke rumah orang tua di Bogor untuk berlibur.

    “Dia ambil cuti dari pekerjaan dan pulang ke rumah orang tua di Bogor. Hari itu dirinya pergi,” kata dia.

    Ade mengakui mengetahui adanya peristiwa kebakaran hebat di Glodok Plaza pada Rabu malam dari siaran berita di televisi.

    Lalu adiknya menghubungi agar menghubungi korban karena sudah tidak bisa dihubungi sejak peristiwa tersebut.

    “Adik saya yang satu mengatakan Dian ada di Glodok Plaza bersama teman-temannya dan saya tidak mengenal mereka. Saya hubungi tapi tidak aktif,” kata dia.

    Hingga saat ini dirinya beserta keluarga belum mendapatkan info apapun dan pihak RS Polri menyatakan data ini baru bisa diketahui satu hingga dua minggu. “Kami berharap cepat ketemu dan mudah-mudahan baik-baik saja,” kata dia.

    Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah menerima 13 sampel “Deoxyribo Nucleic Acid” (DNA) dari keluarga korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza Taman Sari Jakarta Barat pada Rabu (15/1).

    “Data yang kita terima sebanyak 13 sampel DNA sampai hari ini,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah korban

    Delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah korban

    Jakarta (ANTARA) – Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi menegaskan bahwa delapan kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramat Jati bukan berarti ada delapan jenazah yang telah diterima rumah sakit tersebut.

    “Saya ingatkan delapan kantong jenazah bukan berarti delapan jenazah, bisa saja isinya kurang dari itu atau lebih dari itu,” katanya di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, proses pencarian korban masih berlangsung. Pihaknya sudah membuka posko ante mortem dan post mortem untuk korban kebakaran Glodok Plaza ini.

    Menurut dia, sejak mendapatkan laporan ada kebakaran, tim DVI segera membentuk posko ante mortem untuk menunggu pengiriman jenazah dari lokasi kejadian yang buka selama 24 jam

    “Jadi sejak hari pertama sampai sekarang kita telah menerima sebanyak delapan kantong jenazah,” kata dia.

    Ia mengatakan untuk isi delapan kantong jenazah ini adalah bagian dari tubuh semua atau cuma serpihan-sepihan dari bangunan sekitarnya dan sebagainya. “Kan kita tidak tahu karena kondisinya terbakar,” kata dia.

    Menurut dia, ini tentu sulit dibedakan secara visual sehingga dibutuhkan “scientific”. Misalnya secara ilmiah apakah ini jenazah atau bukan.

    “Kalau jenazah ini siapa dan sebagainya,” kata dia.

    Selain itu, pihaknya menerima laporan dari keluarga yang merasa anggota keluarganya hilang atau diduga menjadi korban dalam kejadian tersebut.

    Pihaknya minta data-data korban sebelum meninggal dunia, ciri-ciri fisik, pakaian, perlengkapan dan aksesoris yang terakhir dipakai pada saat kejadian. Kemudian terakhir sampel DNA.

    “Kita tanya juga sidik jarinya, kartu keluarganya. Nanti kita bisa telusuri sidik jarinya,” kata dia.

    Pencocokan ini membutuhkan waktu satu hingga dua minggu karena meski profil korban sudah keluar tetap harus menunggu data pembanding. “Ini yang membutuhkan waktu,” kata dia

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sebanyak 13 kapal nelayan terbakar di Tegal

    Sebanyak 13 kapal nelayan terbakar di Tegal

    Jumat, 27 Desember 2024 15:38 WIB

    Petugas terperosok saat berusaha memadamkan kapal nelayan yang terbakar di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024). Pemadam kebakaran dan warga kesulitan memadamkan api yang membakar 13 kapal nelayan akibat akses jalan sulit, angin besar dan banyak oli di atas kapal. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/YU

    Petugas berusaha memadamkan api saat kebakaran kapal nelayan di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024). Sebanyak 13 kapal nelayan yang bersandar setelah melaut terbakar sekitar pukul 03.00 WIB dan pihak terkait masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/YU

    Petugas berusaha memadamkan api saat kebakaran kapal nelayan di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024). Sebanyak 13 kapal nelayan yang bersandar setelah melaut terbakar sekitar pukul 03.00 WIB dan pihak terkait masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/YU