Category: Antaranews.com Nasional

  • Mensesneg bersama ratusan mahasiswa bernyanyi “darah juang”

    Mensesneg bersama ratusan mahasiswa bernyanyi “darah juang”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi bersama ratusan mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, bernyanyi bersama lagu “darah juang”.

    “Saya sudah lama tidak bernyanyi. Semoga masih hafal,” kata Mensesneg Prasetyo Hadi di Jakarta, Kamis.

    Hal itu dilakukan setelah berorasi di atas mobil komando.

    Mereka bernyanyi lagu khas untuk aksi para mahasiswa yaitu “darah juang”. Dengan kepalan tangan membumbung tinggi dan suara keras mereka bersama-sama hanyut dalam lantunan lagu perjuangan bagi mahasiswa.

    Tidak hanya bernyanyi bersama, Mensesneg bersama mahasiswa juga menyepakati untuk berdiskusi lebih lanjut terkait tuntutan mereka.

    “Mari kita diskusikan apa yang menjadi tuntutan adik-adik,” katanya.

    Sebelumnya, Mensesneg Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, pada Kamis petang.

    Dalam kesempatan itu, Mensesneg mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutus dirinya untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa.

    “Saya mewakili pemerintah untuk berkomunikasi dengan adik-adik,” katanya.

    Ia pun memastikan bahwa aksi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia didengar oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Prasetyo pun menghargai sikap kritis dari para mahasiswa dan mencoba menjawab apa yang menjadi tuntutan mereka.

    “Kami sudah membaca apa yang adik-adik tuntut,” kata dia kepada para pendemo.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mahasiswa hingga ibu-ibu ikut ramaikan aksi unjuk rasa di Patung Kuda

    Mahasiswa hingga ibu-ibu ikut ramaikan aksi unjuk rasa di Patung Kuda

    Jakarta (ANTARA) – Kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, relawan, masyarakat sipil hingga kaum ibu-ibu tampak ikut meramaikan aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis sore.

    Sejak pukul 15.00 WIB, rombongan mahasiswa terus menerus datang memenuhi kawasan Patung Kuda. Massa aksi berasal dari berbagai kalangan, yang didominasi oleh mahasiswa dari berbagai daerah di antaranya UNJ, UI, IPB, Universitas Bung Hatta, STEI SEBI dan Politeknik Negeri Media Kreatif dan Pers Mahasiswa.

    Peserta aksi beramai-ramai mengangkat spanduk berbunyi ” Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan, #IndonesiaGelap”, “Negara Hemat Rakyat Tamat” dan bendera-bendera dengan logo himpunan dan kampus masing-masing.

    Tidak hanya mahasiswa, kelompok relawan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Penggugat yang didirikan oleh perempuan paruh baya juga turut hadir dalam aksi ini.

    Ada pula organisasi simpatisan Anies Baswedan, HumAnies Project yang berbasis di X, hadir membawa kurang lebih 100 dus air mineral dan 300 porsi makanan. Bantuan konsumsi ini datang dari hasil donasi dari warganet di sosial media dan diletakkan di sudut jalanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

    Tak hanya bantuan logistik, HumAnies juga membahu menyediakan fasilitas seperti tenaga medis, ambulans dan bantuan biaya pengobatan apabila terjadi gesekan fisik.

    Selain itu, ada pula masyarakat yang tidak tergabung dalam aliansi dan organisasi turut serta dalam kegiatan aksi unjuk rasa tersebut. Beberapa relawan ibu-ibu bahkan datang membawa serta konsumsi gratis untuk dibagikan kepada peserta aksi.

    Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi unjuk rasa Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025) sore. ANTARA/Yamsyina Hawnan

    Salah satu orator yang tengah berorasi menyampaikan bahwa aksi kali ini melibatkan sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai kampus dan wilayah.

    Aksi ini kembali dilaksanakan karena ketidakpuasan masyarakat dari hasil aksi pada Senin (17/2) karena tidak ada perwakilan dari pemerintah yang turun menemui mahasiswa.

    Para mahasiswa merasa suara mereka tidak terdengar sehingga mencetuskan aksi lanjutan.

    “Apabila tuntutan-tuntutan kami tidak didengar, apabila pemerintah tidak berani menemui kami, maka kami tidak akan bergeser sampai menang!” ujar salah satu orator.

    Mahasiswa kembali menyuarakan kritik dan tuntutan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Mereka meminta agar kebijakan efisiensi anggaran dikaji ulang bahkan dihentikan sama sekali.

    Hingga Kamis petang, masyarakat dan mahasiswa masih menunggu adanya respon dari pemerintah sambil berulang kali menyampaikan orasi.

    “Kita lihat petani, nelayan, masyarakat, dosen dan mahasiswa, yang terdampak kebijakan ambisius yang mengorbankan program-program lain demi efisiensi. Kita tidak akan mundur, sampai kita menang!!” teriak salah seorang orator dari mobil komando.

    Para peserta aksi juga telah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan tindakan pemukulan mundur secara paksa. Mereka menegaskan akan tetap melanjutkan orasi hingga tuntutan mereka didengar oleh pemerintah.

    Pewarta: Ade irma Junida/Yamsyina Hawnan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mensesneg temui mahasiswa yang demo di depan Patung Kuda

    Mensesneg temui mahasiswa yang demo di depan Patung Kuda

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, pada Kamis (20/2) petang.

    Dalam kesempatan itu, Mensesneg mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutus dirinya untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa.

    “Saya mewakili pemerintah untuk berkomunikasi dengan adik-adik,” katanya.

    Ia pun memastikan bahwa aksi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia didengar oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Prasetyu pun menghargai sikap kritis dari para mahasiswa dan mencoba menjawab apa yang menjadi tuntutan mereka.

    “Kami sudah membaca apa yang adik-adik tuntut,” kata dia kepada para pendemo.

    Mensesneg saat ini sedang berorasi di depan para mahasiswa dengan menaiki mobil komando yang digunakan oleh massa aksi.

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan sebanyak 588 personel gabungan untuk mengamankan unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas.

    “Kekuatan pengamanan 588 personel gabungan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Kamis.

    Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan agar selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.

    Selain pengamanan unjuk rasa, Polres Metro Jakpus juga mengamankan acara pelantikan kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2024.

    Susatyo menegaskan bahwa pengamanan dilakukan secara terpadu dengan mengedepankan pendekatan preemtif, preventif dan penegakan hukum.

    “Kami memastikan pelaksanaan pelantikan berlangsung aman dan kondusif. Rekayasa lalu lintas akan dilakukan secara situasional untuk mengurai kepadatan di sekitar Istana Negara dan Monas,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mahasiswa mencoba terobos blokade dengan menarik pagar beton

    Mahasiswa mencoba terobos blokade dengan menarik pagar beton

    Jakarta (ANTARA) – Ratusan mahasiswa yang tergabung pada Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mencoba untuk menerobos blokade petugas berupa beton dan kawat berduri guna mencoba masuk ke arah Istana Negara.

    Tampak mereka bersama-sama menarik beton yang tingginya kurang lebih satu meter setengah dengan ketebalan setengah meter untuk menerobos masuk, saat berunjuk rasa di Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, Kamis (20/2) sekitar jam 17.30 WIB.

    Saat ini satu tembok beton yang digunakan untuk menyekat antara petugas pengamanan dan para demonstran roboh setelah ditarik secara bersama-sama.

    Petugas juga berupaya menghalau aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk tidak mencoba menerobos karena dikhawatirkan akan terjadi kekerasan.

    Informasi yang dihimpun ANTARA menyebutkan, aksi pada Kamis ini merupakan dari rangkaian unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap dengan serangkaian tuntutan. Setidaknya ada 13 tuntutan utama, termasuk isu pendidikan, ekonomi dan hukum.

    Salah satu isu utama yang disoroti adalah kebijakan efisiensi anggaran yang dianggap merugikan masyarakat kecil, termasuk kurangnya transparansi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Demo ini juga bertepatan dengan pelantikan kepala daerah di Istana Negara.

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan sebanyak 588 personel gabungan untuk mengamankan unjuk rasa di kawasan itu.

    “Kekuatan pengamanan 588 personel gabungan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Kamis.

    Susatyo mengingatkan kepada seluruh personel yang terlibat pengamanan agar selalu bertindak persuasif, tidak memprovokasi dan terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta menjaga keamanan dan keselamatan.

    Selain pengamanan unjuk rasa, Polres Metro Jakpus juga mengamankan acara pelantikan kepala daerah terpilih hasil Pilkada Serentak 2024.

    Susatyo menegaskan bahwa pengamanan dilakukan secara terpadu dengan mengedepankan pendekatan preemtif, preventif dan penegakan hukum.

    “Kami memastikan pelaksanaan pelantikan berlangsung aman dan kondusif. Rekayasa lalu lintas akan dilakukan secara situasional untuk mengurai kepadatan di sekitar Istana Negara dan Monas,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi sebut Fariz RM pakai narkoba karena masalah keluarga

    Polisi sebut Fariz RM pakai narkoba karena masalah keluarga

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menyebutkan alasan musisi Fariz RM (66) memakai narkoba karena masalah keluarga sehingga penyalahgunaan obat terlarang itu terjadi keempat kalinya.

    “Mungkin dari hasil pemeriksaan sementara kita, saat ini ada karena ada permasalahan keluarga,” kata Wakil Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Telly Areska dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

    Telly mengatakan keterangan itu didapatkan dari hasil pemeriksaan awal dan Fariz memakai narkoba selama satu tahun.

    Fariz mendapatkan narkoba berupa sabu 0,89 gram dan ganja 7,4 gram dari mantan sopirnya, ADK (42).

    Setiap pembelian barang, Fariz memberikan upah sebesar Rp100 ribu – 200 ribu.

    Adapun tempat kejadian perkara (TKP) terjadi di Jalan Sunter, Kemayoran, Tanjung Priok, (Jakarta Utara) dan Dipati Ukur, Lebak Gede, Coblong, Bandung, Jawa Barat.

    Terkait rehabilitasi, polisi masih mendalami pemeriksaan kasus penyalahgunaan narkoba tersebut.

    “Nanti kita dalami untuk rehabilitasi, lagi kita dalami dalam pemeriksaan,” ujarnya.

    Sementara, musisi Fariz RM (66) mengakui alasan memakai narkoba karena tekanan popularitas di kalangan dunia hiburan sehingga mengulangi penyalahgunaan keempat kalinya.

    Polisi mengetahui musisi Fariz RM (66) memakai narkoba jenis ganja dan sabu dari keterangan sopirnya yang bekerja selama 2020-2021 dengan inisial ADK (42).

    ADK sebelumnya ditangkap pada Senin (17/2) di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat dengan barang bukti ganja.

    Kemudian, pada Selasa (18/2), polisi menangkap sang musisi di Dipati Ukur, Lebak Gede, Coblong, Bandung, Jawa Barat berdasarkan keterangan ADK bahwa Fariz juga memesan barang haram itu kepada ADK.

    Polisi kemudian menetapkan keduanya sebagai tersangka dugaan penyalahgunaan narkotika yakni ADK dan Fariz RM (FRM).

    Barang bukti yang disita dari Fariz RM yakni narkoba jenis ganja dan sabu.

    Fariz disangkakan Pasal 111 ayat (1), Pasal 112 ayat (1), Pasal 114 ayat (1) UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman lima sampai 20 tahun penjara.

    Musisi Fariz RM pernah beberapa kali terlibat kasus narkoba yakni pada 2008, 2014, 2018 dan 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Fariz RM akui alasan pakai narkoba karena tekanan popularitas

    Fariz RM akui alasan pakai narkoba karena tekanan popularitas

    Jakarta (ANTARA) – Musisi Fariz RM (66) mengakui alasan memakai narkoba karena tekanan popularitas di kalangan dunia hiburan, sehingga mengulangi penyalahgunaan narkoba keempat kalinya.

    “Tekanan-tekanan dari popularitas menjadi beban saya, mungkin saya kembali tergelincir,” kata Fariz dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis.

    Fariz mengatakan setiap kasusnya berhenti, dia juga mencoba untuk menekan memakai obat-obatan terlarang tersebut. Namun, apa daya akhirnya terjerumus kembali.

    Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga mulai dari istri hingga anak serta rekan-rekan satu profesi atas kejadian tersebut.

    “Oleh karenanya, saya ingin memohon doa teman-teman semua, keluarga, agar proses hukum atas pelanggaran yang saya lakukan berjalan lancar mudah dan aman,” ujarnya.

    Kepolisian mengetahui musisi Fariz RM (66) memakai narkoba jenis ganja dan sabu dari keterangan sopirnya yang bekerja selama 2020-2021 dengan inisial ADK (42).

    ADK sebelumnya ditangkap pada Senin (17/2) di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat dengan barang bukti ganja.

    Kemudian, pada Selasa (18/2), keterangan ADK menjadi berkembang usai ditemukan titik terang bahwa Fariz diduga juga memesan barang kepada ADK.

    Dari penangkapan itulah, pihak Kepolisian mengamankan dua orang tersangka dugaan penyalahgunaan narkotika yakni ADK dan Fariz RM (FRM).

    Adapun barang bukti yang disita dari Fariz RM yakni narkoba jenis ganja dan sabu.

    Fariz disangkakan Pasal 111 ayat (1), Pasal 112 ayat (1), Pasal 114 ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman 5 sampai 20 tahun penjara.

    Musisi Fariz RM pernah beberapa kali terlibat kasus narkoba yakni tahun 2008, 2014, 2018 dan 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi tangkap pencuri sepeda motor roda tiga di Gropet

    Polisi tangkap pencuri sepeda motor roda tiga di Gropet

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian dari Polsek Grogol Petamburan berhasil menangkap pelaku pencurian sepeda motor roda tiga di Jalan Alpukat 3 No. 14, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan (Gropet), Jakarta Barat, pada Minggu (26/1).

    “Pelaku berinisial IR (37) berhasil ditangkap di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan,” kata Kapolsek Grogol Petamburan Reza Hafiz Gumilang dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, pada awalnya pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu bekerja di salah satu laundry Mr. Clean di kawasan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan.

    “Awalnya tersangka ini baru tiga hari bekerja sebagai karyawan di usaha laundry Mr. Clean milik korban yang beralamat di TKP,” ujarnya.

    Kemudian pada Minggu (26/1) sekira pukul 02.50 WIB, tersangka IR mengambil kunci sepeda motor roda tiga lalu membawa kabur kendaraan operasional laundry tersebut.

    “Korban mengaku rugi Rp23 juta dan kemudian membuat laporan polisi pada Selasa (28/1) di Polsek Grogol Petamburan,” kata Hafiz.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, polisi melakukan penyelidikan dan pada Rabu (12/2), kepolisian mendapat informasi bahwa tersangka bekerja di toko laundry di daerah Jakarta Selatan.

    “Setelah itu anggota unit reskrim datangi toko laundry tempat tersangka bekerja. Kemudian, tersangka berhasil diamankan di toko laundry yang berada di Jalan Haji Kamang, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan,” ujarnya.

    Menurut pengakuan tersangka, kata Hafiz, motor tersebut dibawa ke tempat asalnya di Karawang, Jawa Barat dan digadaikan kepada tetangga tersangka seharga Rp8 juta.

    “Selanjutnya, unit reskrim Polsek Grogol Petamburan mengambil motor tersebut di Karawang, Jawa Barat,” kata dia.

    Atas perbuatannya, pelaku disangkakan pasal 326 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bang Doel enggan sapa Pramono Anung dengan sapaan, “Mas Pram” lagi

    Bang Doel enggan sapa Pramono Anung dengan sapaan, “Mas Pram” lagi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno (Bang Doel) mengaku enggan menyapa Gubernur Jakarta Pramono Anung dengan sapaan “Mas Pram” lagi, namun dengan “Bang Anung”.

    “Kita enggak mau panggil dia Mas Pram, (tapi) Bang Anung. Karena kemarin sudah dikasih gelar adat sama kaum Betawi. Mas Pram sekarang gelarnya Bang Anung,” kata dia di hadapan relawan dan simpatisannya di Balaikota Jakarta, Rabu.

    Doel mengaku akan mulai mengeruk sungai dan kali di Jakarta.

    “Abang minta pulang tertib, sampah angkatin. Kita jangan bikin malu Betawi,” ujar Doel.

    Hari ini Pram-Doel bersama 959 kepala daerah lainnya dilantik dalam satu rangkaian prosesi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Upacara pelantikan dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto yang akan mengambil sumpah jabatan para kepala daerah terpilih.

    Pelantikan kepala daerah secara serentak disebut menjadi momen bersejarah yang menandai komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan pemerintahan daerah yang lebih efektif, efisien, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik.

    Setelah dilantik, para kepala daerah akan menjalani retret atau pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, selama 21-28 Februari 2025.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi diminta usut tuntas kasus pemalakan sopir di Cengkareng

    Polisi diminta usut tuntas kasus pemalakan sopir di Cengkareng

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus pemalakan sopir di wilayah Kapuk, Cengkareng, pada Sabtu (15/2).

    “Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus yang terjadi di Cengkareng. Kami minta pelakunya ditindak tegas,” kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto di Jakarta, Kamis.

    Selain itu, dirinya meminta camat Cengkareng dan lurah Kapuk bersama warga sekitar untuk melakukan pengawasan untuk mengantisipasi terjadinya premanisme di wilayah tersebut.

    “Kami antisipasi agar tidak terulang kembali,” kata Uus.

    Sopir travel bernama Putra Abadi (25) menjadi korban pemalakan sejumlah preman saat dirinya hendak membawa keluarganya pulang kampung ke Klaten, Jawa Tengah pada Sabtu (15/2).

    Saat melintas di Jalan Outer Ring Road Daan Mogot, Kapuk, Putra diberhentikan oleh enam orang yang mencoba melakukan pemalakan.

    “Sampai di Kapuk Kolong Jembatan itu saya diberhentiin sama enam orang. Dikepung. Dari kiri tiga orang, dari kanan tiga orang. Mereka naik motor, dua motor,” kata Putra pada Selasa (18/2).

    Para preman yang melakukan pemalakan tersebut membawa senjata tajam dan sempat mengancam dirinya dan keluarganya.

    Kapolsek Cengkareng Kompol Abdul Jana mengatakan, satu pelaku berinisial AZ (17) ditangkap. Sementara pelaku lainnya masih dalam pengejaran.

    “Pelaku yang kami amankan merupakan anak berhadapan hukum (ABH),” jelas Jana.

    Saat ini pihaknya masih mengejar dua pelaku lain berinisial AM dan SA yang diduga terlibat aktif dalam aksi pemalakan terhadap sopir travel tersebut.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menanti kinerja Tim Pemecah Kemacetan ala Polda Metro Jaya

    Menanti kinerja Tim Pemecah Kemacetan ala Polda Metro Jaya

    evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas

    Jakarta (ANTARA) – Hari Senin tanggal 10 Februari 2025 pagi, Lapangan Presisi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sekitar pukul 06.30 mulai dipadati oleh para anggota yang bersiap-siap mengikuti apel gelar Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang akan berlangsung pada pukul 08.00 WIB.

    Awan hitam yang telah membayangi dari atas lapangan markas kepolisian yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman tersebut tidak membuat para pasukan beranjak dari tempatnya, mereka tetap fokus melaksanakan gladi resik sebelum dimulainya apel.

    Sekitar pukul 08.00 WIB, apel digelar sejumlah pejabat utama Polda Metro Jaya hadir untuk menghadiri apel Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Karyoto.

    Ada hal menarik saat amanat yang dibacakan oleh Jenderal Bintang dua polisi tersebut, bukan mengenai Operasi Keselamatan Jaya namun soal kemacetan yang terjadi di Jakarta, ya seperti diketahui kemacetan bukan hal yang aneh di Jakarta.

    Entah mengapa dalam amanatnya Karyoto mulai bercerita soal kemacetan di Jakarta, dia menyebutkan warga Jakarta sehari-hari tidak lepas dari kemacetan yang tentunya menguras emosi. Bahkan dirinya mengaku sering diklakson oleh masyarakat saat dia berkendara.

    “Ini indikasi bahwa masyarakat jenuh, untuk itu disadarkan, mari kita sama-sama dan tentunya evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas agar lebih memperhatikan persoalan ini,” ucapnya.

    Karyoto yang menjabat Kapolda Metro Jaya sejak 2023 mulai memerintahkan satuannya khususnya dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk membentuk sebuah unit pasukan khusus menyelesaikan persoalan kemacetan.

    Tim khusus tersebut akhirnya dibentuk oleh Karyoto dan dilabeli dengan nama Tim Pemecah Kemacetan atau Tim Urai Kemacetan Polda Metro Jaya. Dia juga menambahkan tim ini tidak hanya diisi oleh dari Ditlantas saja namun akan diisi oleh Direktorat Samapta dan dari Brimob Polda Metro Jaya.

    Mulai beroperasi

    Pembentukan Tim Urai Kemacetan oleh Karyoto bukan hanya sekadar formalitas belaka saja, namun dirinya sungguh-sungguh ingin Jakarta lancar dan tertib sehingga jalanan ibukota setidaknya dapat dinikmati.

    Mengapa dikatakan setidaknya dinikmati, karena melakukan perjalanan sehari-hari di Jakarta adalah salah satu pemicu stres terhadap diri sendiri, bagi warga yang biasa beraktivitas di Jakarta, macet adalah santapan sehari-hari warga ibukota, jika diibaratkan makanan, macet itu seperti nasi bagi warga Jakarta.

    Bahkan berdasarkan data yang dirilis oleh INRIX, sebuah perusahaan analisis data lalu lintas asal Amerika Serikat, Jakarta menjadi kota termacet di dunia tahun 2024 dengan menduduki peringkat tujuh. Peringkat tersebut naik jika dibandingkan pada tahun 2023 yang menempatkan Jakarta sebagai kota termacet pada peringkat 10 dunia.

    Jelas, hal tersebut bukanlah sebuah prestasi yang patut untuk dibanggakan, kenaikan peringkat tersebut dianggap sebuah kegagalan. Masih berdasarkan data yang dirilis oleh INRIX, kecepatan rata-rata berkendara di pusat kota Jakarta hanya 13 mil atau 20 km per jam artinya dalam satu tahun setiap pengendara kehilangan waktu 89 jam karena kemacetan.

    Berdasarkan data tersebut itulah, Tim Urai Kemacetan Polda Metro Jaya diharapkan dapat menyelesaikan persoalan yang telah lama tak kunjung usai di kota yang dahulu bernama Batavia ini.

    Bukan hanya isapan jempol saja, Karyoto telah menyiapkan Tim Urai Kemacetan dengan segala kebutuhan seperti jumlah personel, sarana dan prasarana yang menunjang tim tersebut saat beroperasi ataupun melaksanakan tugas.

    Pria lulusan Akpol 1990 ini menyebut Tim Urai Kemacetan ini berisi sekitar 60 sampai 80 personel, selain itu mereka juga dibekali dengan kendaraan roda dua berjenis trail agar pergerakkannya lebih cepat dan leluasa. Lalu bagaimana Tim Urai Kemacetan ini bekerja dan mengetahui dimana saja titik lokasi kemacetan terjadi?

    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono menjelaskan Tim Urai Kemacetan akan bekerja berdasarkan informasi dari petugas yang ada di lapangan yang melaporkan ke Traffic Management Center atau TMC, kemudian setelah ada laporan dari TMC, barulah Tim Urai Kemacetan akan langsung menuju ke titik yang dimaksud dan kemudian mengurai kemacetan.

    Berdasarkan laporan petugas di lapangan ada sejumlah titik yang menjadi perhatian Tim Urai Kemacetan yaitu Cawang (off ramp Bukopin), Lampu lalu lintas (TL) Pancoran (Ende 4) dengan fokus mengatur kendaraan dari arah timur menuju Kuningan.

    Selanjutnya, di penghubung ruas jalan (off ramp) Tegal Parang dengan menerapkan sistem buka-tutup kendaraan dari tol ke jalan arteri. Kemudian TL Kuningan (Ende 3) dengan fokus menarik arus kendaraan dari Tegal Parang menuju Semanggi dan Rasuna Said. Lalu, “off ramp” Semanggi dengan fokus mengelola lalu lintas dari tol dan arteri ke TL Kuningan dan Semanggi.

    Jalur lainnya, yakni Mangkuluhur Artotel dengan fokus mengatur arus kendaraan dari Slipi dan Sudirman menuju Cawang, lalu TL Slipi dan TL Tomang dengan fokus pada rekayasa lalu lintas kendaraan dari arah Semanggi dan Harmoni.

    Selanjutnya, turunan Layang Antasari dengan fokus mengontrol arus kendaraan menuju Ragunan dan Cilandak. Selain itu Bundaran Senayan dan Bundaran HI dengan mengurai kepadatan di sekitar kawasan bisnis dan perkantoran.

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Karyoto (tengah) didampingi Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Latif Usman saat meninjau Tim Urai Kemacetan. ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya

    Polda Metro Jaya juga menggunakan peranti pengeras suara untuk memberikan informasi langsung kepada pengendara sehingga mereka lebih cepat memahami situasi di lapangan dan dapat menyesuaikan perjalanan.

    Tim Urai Kemacetan juga telah ditinjau langsung oleh Karyoto pada Jumat (14/2) sekitar pukul 18.30 WIB hingga pukul 21.00 WIB dimana waktu tersebut merupakan jam-jam nya Masyarakat Jakarta pulang dari kantor menuju rumah mereka masing-masing.

    Dia meninjau langsung di lokasi yang kerap kali menjadi titik kemacetan yaitu di Traffic Light (TL) Kuningan dan TL Mampang Prapatan, dari hasil patroli, menurut Karyoto terlihat, bahwa tim telah bergerak cepat dalam mengurai kepadatan, mengatur arus lalu lintas, serta memberikan imbauan kepada pengendara agar tetap tertib dan mengikuti aturan.

    Langkah positif

    Adanya inovasi dari Polda Metro Jaya yang membentuk Tim Urai Kemacetan dinilai oleh Pemerhati masalah transportasi dan hukum, Budiyanto, sebagai langkah yang positif namun pengaturannya harus diperjelas, karena Polda Metro Jaya membentuk tim tersebut bukan hanya dari Ditlantas tetapi dari pasukan Sabhara dan Brimob.

    Menurut Budiyanto kedua pasukan tersebut juga harus dibekali keterampilan mengatur lalu linta, karena apabila tidak memiliki cara mengatur lalu lintas yang benar malah akan menimbulkan permasalahan, berbeda dengan pasukan Ditlantas yang memang ranahnya.

    Selain itu menurut Budiyanto, penerjunan Tim Urai Kemacetan juga harus ada yang mengendalikan yakni seorang perwira karena menurutnya hal-hal yang bersifat teknis harus diatur tidak boleh hanya anggota yang bergerombol dan hanya dibekali alat komunikasi untuk menginformasikan situasi lalu lintas yang besar kemungkinan info lalu lintasnya terpenggal atau tidak komplit karena mereka bisa saja pergi begitu saja.

    Dia juga menyoroti peran TMC sebagai pusat komando, kendali dan komunikasi mengenai informasi lalu lintas harus turut berperan aktif menjalankan fungsinya sehingga Tim Urai Kemacetan dapat berfungsi dengan maksimal.

    Sementara itu Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyebutkan Tim Urai Kemacetan diharapkan dapat diberikan wewenang lebih, bukan hanya mengurai kemacetan namun dapat menilang.

    Menurutnya kalau hanya mengurai kemacetan saja, sudah ada Ditlantas ataupun Dinas Perhubungan yang juga bertugas membantu mengurai kemacetan dan mengatur lalu lintas di jalan. Selain itu Deddy juga mengingatkan kepada Tim Urai Kemacetan juga tetap memperhatikan aturan-aturan yang ada, seperti tidak menggunakan jalur Busway untuk mempercepat menuju titik kemacetan.

    Dia juga berharap Tim Urai Kemacetan tidak tumpang tindih dengan tugas dari Ditlantas dan Dishub, karena semuanya memiliki kesamaan yaitu dapat mengatur lalu lintas dan juga mengurai kemacetan.

    Dengan bertambahnya tim untuk mengurai kemacetan di Jakarta, diharapkan dapat membuat Jakarta lancar lalu lintasnya, Masyarakat akan menanti keefektifan Tim Urai Kemacetan bentukan Polda Metro Jaya ini.

    Namun keefektifan tim tersebut juga harus diikuti oleh kesadaran dan kerja sama dari semua Masyarakat untuk tidak melakukan pelanggaran yang bisa mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025