Category: Antaranews.com Nasional

  • Tolak rangkap jabatan satu di antara tuntutan mahasiswa di Patung Kuda

    Tolak rangkap jabatan satu di antara tuntutan mahasiswa di Patung Kuda

    Jakarta (ANTARA) – Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) menggelar demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis, dengan beragam tuntutan di antaranya tolak rangkap jabatan.

    Mereka menyuarakan berbagai tuntutan terhadap Presiden Prabowo yang dinilai telah mengeluarkan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

    Para mahasiswa yang hadir juga terlihat membawa berbagai macam spanduk untuk menyuarakan aspirasinya.

    Ada beberapa mahasiswa yang membawa spanduk bertuliskan “Tolak Imunitas Kejaksaan” dan “#tolakasasdominuslitis”.

    Ada juga yang membawa tulisan “Tolak dominasi Kejaksaan dan RUU Kejaksaan”.

    “Kami mahasiswa dari berbagai penjuru daerah Indonesia dari Jakarta sampai Mataram berkumpul hari ini untuk menyampaikan aspirasi,” ujar seorang mahasiswa dalam orasinya.

    Sejumlah mahasiswa saat unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Jakarta, Kamis (20/2/2025).

    Para demonstran juga menyoroti berbagai persoalan sosial yang dianggap mencederai rasa keadilan masyarakat, seperti permasalahan pagar laut, kelangkaan gas 3 kg, dan berbagai kebijakan lain.

    Mereka mendesak pemerintah untuk mengubah kebijakan yang dinilai kurang berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

    Sementara itu, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Herianto menjelaskan pihaknya juga membawa 9 tuntutan lainnya, seperti kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

    Kedua, transparansi status pembangunan dan pajak rakyat, kemudian evaluasi besar-besaran Makan Bergizi Gratis, tolak Revisi UU Minerba yang bermasalah.

    Selain itu ada pula tolak Dwifungsi TNI, sahkan RUU Perampasan Aset, tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional, tolak impunitas dan tuntaskan pelanggaran HAM berat.

    Juga, tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo dan tolak imunitas jaksa dan asas dominus litis.

    Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi meminta kepada mahasiswa peserta unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, Jakarta, untuk bersama-sama memperbaiki kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat.

    “Mana yang kurang tepat, mari kita perbaiki bersama-sama,” kata Mensesneg Prasetyo di hadapan para mahasiswa itu.

    Mensesneg mengajak kepada para mahasiswa untuk menunjuk perwakilannya bertemu dan berdiskusi mencari solusi serta berikan masukan kepada pemerintah mana saja poin yang kurang tepat.

    “Tunjuk perwakilan-perwakilan saudara, kita berdialog, kita berdiskusi, yang konstruktif, berikan masukan,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • DPRD komitmen kerja sama dengan pemerintahan baru demi kesejahteraan

    DPRD komitmen kerja sama dengan pemerintahan baru demi kesejahteraan

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Khoirudin mengungkapkan bahwa DPRD berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintahan Pramono-Rano Pemerintah Provinsi (Pemprov) demi kesejahteraan warga.

    “DPRD siap bekerja sama dengan gubernur dan program yang diusung bisa berjalan transparan,” kata Khoirudin di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, kerja sama antara legislatif dan eksekutif penting dilakukan terutama untuk kepentingan dan kesejahteraan warga Jakarta.

    Khoirudin percaya bahwa kemampuan, pengalaman dan dedikasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung-Rano Karno sudah tidak perlu diragukan lagi, diharapkan bisa menjalankan tugas dengan baik.

    “Karena hanya dengan kebersamaan dapat menciptakan kegiatan responsif dan pro rakyat,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tantangan Jakarta ke depan semakin kompleks seperti terjadi banjir, polusi udara, sampah, kemacetan, dan lain sebagainya perlu segera dicarikan jalan keluar.

    Khoirudin meyakini dengan kepemimpinan yang berbasis data serta dukungan dari masyarakat, maka pemimpin baru DKI Jakarta akan mampu menghadapi segala tantangan tersebut.

    “DPRD DKI Jakarta berkomitmen untuk bekerja sama dengan gubernur demi mewujudkan Jakarta yang lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera,” katanya.

    Sebanyak 961 kepala daerah, terdiri atas 33 gubernur dan 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, 85 wali kota, dan 85 wakil wali kota dilantik dalam satu rangkaian prosesi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

    Upacara pelantikan dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto yang mengambil sumpah jabatan para kepala daerah terpilih.

    Pelantikan kepala daerah secara serentak disebut menjadi momen bersejarah yang menandai komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan pemerintahan daerah yang lebih efektif, efisien, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik.

    Setelah dilantik, para kepala daerah akan menjalani retret atau pembekalan di Akademi Militer (Akmil) Magelang Jawa Tengah selama 21-28 Februari 2025.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: M. Tohamaksun
    Copyright © ANTARA 2025

  • Demokrat Jakarta siap bersinergi dengan pemerintahan baru Pramono-Rano

    Demokrat Jakarta siap bersinergi dengan pemerintahan baru Pramono-Rano

    Jakarta (ANTARA) – Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta siap bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintahan baru DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Pramono Anung-Rano Karno guna menghadirkan kemajuan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor.

    “Kami yakin, Bang Anung dan Bang Rano dapat menjalankan tugas dengan penuh amanah dan dapat mewujudkan harapan-harapan masyarakat Jakarta sesuai dengan visi dan misi besar dari Presiden Prabowo Subianto,” kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Johan di Jakarta, Kamis.

    Ali juga menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2025-2030.

    Ali mengatakan bahwa kesiapan itu untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota bisnis global yang bersaing di tingkat internasional, serta meraih masa depan yang gemilang.

    Menurut dia, sinergi yang lebih erat antara eksekutif dan legislatif untuk menciptakan kebijakan yang pro-rakyat, yang menjadi kunci utama dalam menjalankan pemerintahan yang efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

    “Kami pastikan, kami akan mengawal kinerja pemerintahan hingga tuntas, memastikan kebijakan yang diambil selalu berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa tantangan besar masih menanti pemerintah DKI Jakarta. Dalam lima tahun ke depan, Jakarta dihadapkan pada sejumlah masalah krusial, seperti kemacetan, banjir, polusi udara, sampah, stunting, pendidikan, hingga pengentasan kemiskinan.

    Ali berharap, pemerintahan baru dapat membuat kebijakan berbasis data yang tepat sasaran, serta melanjutkan program-program pembangunan yang sudah dimulai oleh gubernur sebelumnya.

    Sebelumnya, sebanyak 961 kepala daerah, terdiri dari 33 gubernur dan 33 wakil gubernur, 363 bupati, 362 wakil bupati, 85 wali kota, dan 85 wakil wali kota dilantik dalam satu rangkaian prosesi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Upacara pelantikan dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto yang akan mengambil sumpah jabatan para kepala daerah terpilih.

    Pelantikan kepala daerah secara serentak disebut menjadi momen bersejarah yang menandai komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan pemerintahan daerah yang lebih efektif, efisien, transparan dan berorientasi pada pelayanan publik.

    Setelah dilantik, para kepala daerah akan menjalani retret atau pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, selama 21-28 Februari 2025.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mensesneg minta mahasiswa perbaiki kebijakan kurang tepat pemerintah

    Mensesneg minta mahasiswa perbaiki kebijakan kurang tepat pemerintah

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi meminta kepada mahasiswa peserta unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, Jakarta, untuk bersama-sama memperbaiki kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat.

    “Mana yang kurang tepat, mari kita perbaiki bersama-sama,” kata Mensesneg Prasetyo di hadapan para mahasiswa itu, Kamis.

    Mensesneg mengajak kepada para mahasiswa untuk menunjuk perwakilannya bertemu dan berdiskusi mencari solusi serta berikan masukan kepada pemerintah mana saja poin yang kurang tepat.

    “Tunjuk perwakilan-perwakilan saudara, kita berdialog, kita berdiskusi, yang konstruktif, berikan masukan,” katanya melanjutkan.

    Ia mengingatkan kepada para mahasiswa bahwa mereka semua satu bangsa, satu negara dan pasti mendambakan pendidikan yang baik serta berkualitas.

    Menurut dia, pemerintah pun menginginkan hal yang sama.

    Saat ini, kata Mensesneg, ia bersama pejabat lainnya juga berupaya memperjuangkan nasib warga negara, nanti di kemudian hari para mahasiswa yang menjadi penerus perjuangan mereka.

    “Kalian nanti akan meneruskan apa yang sedang kami perjuangkan. Sebagai mahasiswa, sebagai generasi muda, kita harus terus kritis,” katanya.

    Mensesneg Prasetyo menambahkan bahwa apa yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan hak semua warga negara yang dilindungi undang-undang.

    Tetapi sebagai mahasiswa, sebagai generasi muda, Mensesneg berpesan supaya waspada dan jeli serta menjaga fasilitas umum dengan tidak merusak.

    “Setelah ini, kita kembali mempersiapkan diri belajar mencari ilmu. Tapi harus kritis. Tidak boleh hanya belajar saja. Tidak cukup itu. Berkegiatan boleh tapi jangan merusak, kita bersihkan bersama-sama karena ini semua adalah fasilitas masyarakat. Fasilitas umum,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cerita nganter ngantor Pram-Doel yang akhirnya rampung

    Cerita nganter ngantor Pram-Doel yang akhirnya rampung

    bersama-sama membangun, memajukan Jakarta,

    Jakarta (ANTARA) – “Nganter ngantor beliau berdua di balai kota sudah berhasil, Alhamdulillah,” demikian kata Lies Hartono atau akrab disapa Cak Lontong mengawali sepatah dua patah kata di hadapan para relawan dan simpatisan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno (Bang Doel) di Balaikota Jakarta, siang ini.

    Dengan demikian, sambung dia, tugas sebagai Ketua Tim Pemenangan Pram-Doel dan para relawan rampung dan tiba saatnya untuk mendukung dan mengawal para pemimpin baru Jakarta itu untuk membahagiakan seluruh warganya.

    Perkataan Cak Lontong itu kemudian disambut sorak-sorai para ratusan relawan yang sudah menanti Pram-Doel usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Kamis pagi tadi.

    Cak Lontong lalu mengajak relawan dan pendukung Pram-Doel kembali menjadi warga Jakarta yang tertib, kondusif, dan dengan bersemangat membantu gubernur dan wakil gubernur melaksanakan tugas.

    Di sebelah Cak Lontong, Pram-Doel sembari masih mengenakan busana serba putih — busana yang dikenakan saat pelantikan hingga menghadiri rapat paripurna DPRD DKI — bersiap memulai kata sambutan mereka.

    Diawali Pram. Pria yang kini tak lagi disapa Bang Doel sebagai Mas Pram melainkan Bang Anung itu mengawali sambutannya dengan dua pantun berturut-turut, sesuatu yang jarang dia lakukan sebelumnya.

    Begini bunyi pantun pertama Pram, “Beli roti buaya di Pasar Baru. Untuk seserahan saat ijab kabul. Jakarta sekarang punya pemimpin baru. Kenalin nih, aye Mas Pram dan Bang Doel”.

    Tanpa jeda, dia melanjutkan dengan pantun kedua, “Beli buah durian ke Kalibata. Perginya naik Transjakarta. Kita bersama di balai kota. Izinkan saya menyampaikan satu dua patah kata”.

    Usai berpantun ria, Pram menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan berbagai pihak pada dirinya dan Doel, baik itu partai politik pendukung, relawan, simpatisan, dan mereka yang sudah berkontribusi pada kemenangannya hingga dapat melangkah ke Balaikota Jakarta satu putaran.

    Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta satu putaran sebelumnya terjadi pada tahun 2007, sementara pemilihan berikutnya yakni 2012 dan 2017 berlangsung dua putaran.

    Setelah menyampaikan rasa terima kasih, Pram lalu meminta izin pada para pendukungnya agar dapat bersama Doel bekerja secara sungguh-sungguh membahagiakan, memperbaiki kehidupan di Jakarta, menyempurnakan yang kurang sempurna, dan menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan riil di masyarakat.

    Dia kemudian menyebut tentang masalah program Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), dan Kartu Lansia Jakarta (KLJ) sebagai bagian yang ingin diselesaikan.

    “Berilah waktu, saya dan Bang Doel untuk menyelesaikan itu,” kata Pram.

    Mengakhiri sambutannya, dia meminta relawan juga warga Jakarta untuk mengawasi, terus mendukung dan mendoakan dirinya dan Doel agar dapat bekerja sungguh-sungguh untuk kebaikan rakyat Jakarta.

    “Sejak hari ini tidak ada lagi pasangan 01, 02, 03. Yang ada adalah seluruh warga Jakarta, yang bersama-sama membangun, memajukan Jakarta,” katanya.

    Belum reda riuh ratusan pendukung yang hadir saat itu, Doel melanjutkan sambutan, menyapa dengan meneriakkan, “Encang encing nyak babe akhirnya si Doel pulang kampung juga. Enggak pernah kepikiran Si Doel bisa ada di sini”.

    Dia lalu teringat tokoh Sabeni (tokoh yang diperankan aktor Benyamin S. dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”). Doel berkata, “Tadi waktu sampai balaikota, kite duduk diem ngelamun. (Babe) Sabeni doain gue, akhirnya Si Doel bisa ada di sini”.

    Riuh pendukung kembali terdengar, meramaikan area panggung hiburan di pekarangan Balaikota Jakarta.

    Dalam kesempatan itu, Doel sempat mencurahkan isi hatinya. Dia mengaku “engap-engapan” karena berlatih baris-berbaris sehari sebelum pelantikan. Dia juga bercerita lututnya teklok (lunglai) dan mengaku tak sanggup bila harus baris berbaris hari ini.

    Usai curhat, dia berbicara tentang kerja pertamanya sebagai pemimpin Jakarta, menggantikan sementara Pram, yang akan dimulai besok. Ini karena Pramono mengikuti retret atau pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah selama 21-28 Februari 2025.

    Dengan begitu, Doel akan menjabat sebagai gubernur untuk sepekan. Sembari bercanda, dia mengatakan “Alhamdulillah si Doel selama seminggu jadi gubernur. Lumayan bisa jadi gubernur seminggu”.

    Dia membahas tentang upaya membenahi Jakarta, diawali pengerukan kali, sungai, dan waduk di Jakarta. Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi lokasi pertama yang dia tuju.

    Selain membahas soal pengerukan, Doel juga memberi sinyal hijau tentang program “Jaring Asmara” atau menjaring aspirasi masyarakat Jakarta.

    Program yang digagas sewaktu berkampanye itu dikatakan menjadi wadah bagi warga untuk menyampaikan secara langsung tentang persoalan Jakarta.

    Doel kemudian menyebut tentang perekrutan tenaga penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) yang akan dibuat lebih mudah.

    Untuk melamar sebagai petugas PPSU, kata dia, kini tak perlu lagi ijazah sekolah namun cukup dengan kemampuan baca dan tulis.
    Ini dilakukan lantaran Jakarta masih membutuhkan sekitar lima ribu petugas teknis termasuk pasukan biru (satuan tugas dari Dinas Sumber Daya Air), lalu pemadam kebakaran.

    Selain untuk membantu menjaga Jakarta, upaya mempermudah rekrutmen ini juga guna menciptakan lapangan kerja di ibu kota.

    Hari ini Pram-Doel bersama 959 kepala daerah lainnya dilantik dalam satu rangkaian prosesi di Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Secara keseluruhan, kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dilantik hari ini berasal dari 481 daerah, yang terdiri atas 33 provinsi, 364 kabupaten, dan 84 kota.

    Upacara pelantikan dipimpin langsung Presiden Prabowo Subianto yang akan mengambil sumpah jabatan para kepala daerah terpilih.

    Pelantikan kepala daerah secara serentak disebut menjadi momen bersejarah yang menandai komitmen kuat pemerintah dalam menciptakan pemerintahan daerah yang lebih efektif, efisien, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik.

    Setelah dilantik, para kepala daerah akan menjalani retret atau pembekalan di Akmil, Magelang, Jawa Tengah, selama kurang lebih sepekan.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ted Sioeng pertanyakan JPU karena enggan tampilkan nama dalam BAP

    Ted Sioeng pertanyakan JPU karena enggan tampilkan nama dalam BAP

    Jakarta (ANTARA) – Terdakwa kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana Bank Mayapada, Ted Sioeng mempertanyakan jaksa penuntut umum (JPU) karena enggan menampilkan nama-nama dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

    “Kenapa sih orang takut-takut nyebut namanya Pak Dato Tahir? Dato Tahir kan udah disebutkan di BAP-nya terdakwa,” kata kuasa hukum Ted Sieong, Julianto Asis kepada wartawan usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis.

    Julianto mengatakan itu dalam pembacaan replik Jaksa Penuntut Umum (JPU) di sidang lanjutan.

    Dia menyebutkan replik yang dibacakan oleh JPU hanya sekadar pengulangan dari surat tuntutan.

    Pihaknya juga menilai tidak ada hal substansial yang diutarakan oleh JPU dalam persidangan tersebut.

    Penegasan tersebut didasari karena JPU tidak menghadirkan pihak-pihak yang selama ini disebutkan oleh terdakwa di dalam persidangan.

    Salah satunya yakni Direktur Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi dan Dato Sri Tahir selaku pemilik.

    Hal itu karena, kata dia, sudah menyebutkan nama-nama yang diduga terkait dalam dugaan kasus penipuan tersebut, baik dalam BAP maupun persidangan. Siapa-siapa saja yang terlibat hingga penerima aliran dana, disertai dengan bukti-bukti.

    “Kami tidak ada sentimen atau apa dan sebagainya, tapi hanya ingin menekankan bahwa kita ingin mencari kebenaran, kebenaran material,” katanya.

    Menurutnya, pemanggilan sejumlah nama yang diduga kuat mengetahui kasus tersebut memiliki landasan yang kuat berdasarkan keterangan terdakwa.

    Sementara Ahli Hukum dari Universitas Islam Indonesia (UII), Mudzakkir menjelaskan bahwa majelis hakim bisa memerintahkan JPU untuk menghadirkan saksi-saksi yang dianggap penting dalam perkara dugaan penipuan dan penggelapan dengan terdakwa Ted Sioeng.

    Bahkan, kata dia, majelis hakim bisa mengingatkan bahwa saksi yang tak mau memberikan keterangan dalam persidangan itu ada ancaman hukumannya sesuai aturan yang berlaku.

    “Kalau saksi memiliki peran utama dan penting menentukan perkara yang bersangkutan, maka hakim memiliki kewajiban meminta JPU untuk menghadirkan saksi yang bersangkutan,” ujar Mudzakkir.

    Ted Sioeng didakwa JPU dengan pasal 378, Jo. pasal 372 KUHP dengan tuduhan melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan senilai Rp133 miliar milik PT Bank Mayapada Internasional Tbk.

    Ted Sioeng telah membantah semua tuduhan JPU dalam dakwaannya termasuk pinjaman awal ke Bank Mayapada sebesar Rp70 miliar yang disebutkan untuk pembelian 135 unit vila di kawasan Taman Buah Puncak, Cianjur.

    Kemudian, Ted Sioeng mengaku pinjaman Rp70 miliar tersebut untuk membeli apartemen milik Dato Sri Tahir di Singapura yang merupakan pemilik dan pemegang saham pengendali Bank Mayapada.

    Bahkan, kata dia, pembelian apartemen tersebut atas tawaran dan permintaan dari Dato Sri Tahir.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Spanduk ucapan kepada Pram-Rano marak terpasang di Tamansari

    Spanduk ucapan kepada Pram-Rano marak terpasang di Tamansari

    Jakarta (ANTARA) – Spanduk ucapan selamat atas pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung Wibowo dan Rano Karno, marak terpasang pada sejumlah titik di Tamansari, Jakarta Barat, Kamis.

    Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto saat dihubungi di Jakarta, menyebutkan, spanduk-spanduk tersebut merupakan bentuk apresiasi wilayah dan warga setempat atas pelantikan tersebut.

    “Itu ucapan sebagai rasa apresiasi kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, motivasi, sebagai apresiasi warga,” katanya.

    Uus mengungkapkan bahwa dirinya tidak mengeluarkan instruksi khusus kepada jajaran wilayah di kelurahan atau kecamatan Jakarta Barat untuk memasang spanduk-spanduk tersebut.

    “Itu apresiasi aja. Kita juga tak bisa melarang warga untuk pasang spanduk begitu,” ucap Uus.

    Uus juga siap bekerja di bawah kepemimpinan Pram-Rano yang resmi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Kamis ini.

    “Intinya kita sudah siap bekerja. Barusan sudah ‘dikumpulin’ juga semua (wali kota/bupati) sama Pak Gubernur,” imbuh Uus.

    Sejumlah titik yang dipasangi spanduk ucapan kepada Pram-Rano di Tamansari setidaknya berada di 11 titik ruas jalan, seperti di Jalan Kebon Jeruk XIV, Jalan Kebon Jeruk XVI dan Jalan Kebon Jeruk VII.

    Kemudian, Jalan Hayamwuruk, Japan Sukarjo Wiryopranoto, Jalan Tamansari Raya, Jalan Raya Tamansari, Jalan Mangga Besar Raya, Jalan Kebon Jeruk III, Hayamwuruk, Jalan Raya Kebon Jeruk IX dan Jalan Raya Kebon Jeruk II, Mangga Besar Raya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mahasiswa membubarkan diri dengan tertib setelah ditemui Mensesneg

    Mahasiswa membubarkan diri dengan tertib setelah ditemui Mensesneg

    Jakarta (ANTARA) – Ratusan mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, Jakarta, membubarkan diri dengan tertib setelah ditemui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.

    Para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama-sama meninggalkan lokasi unjuk rasa.

    “Mari kita bersama-sama bubar dengan tertib,” seru koordinator aksi melalui pengerah suara.

    Mereka membubarkan diri sekitar pukul 18.30 WIB secara sukarela dengan mengikuti koordinator masing-masing.

    Meski sempat diwarnai aksi pembongkaran blokade dari beton, para mahasiswa melunak setelah perwakilan dari Istana Negara yaitu Mensesneg Prasetyo Hadi menemui para mahasiswa.

    Polisi juga sempat memperingatkan agar mereka tidak memulai anarkis karena semua merupakan fasilitas umum.

    Unjuk rasa yang dimulai sejak Kamis siang itu akhirnya berjalan dengan tertib dan mereka pulang dengan membawa kabar baik.

    “Kita sudah menang. Tapi ingat kita tunggu janji pemerintah dengan waktu 2×24 jam,” kata koordinator aksi.

    Sebelumnya, Mensesneg Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, pada Kamis petang.

    Mensesneg mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutus dirinya untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa.

    “Saya mewakili pemerintah untuk berkomunikasi dengan adik-adik,” katanya.

    Ia pun memastikan bahwa aksi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia didengar oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Prasetyo pun menghargai sikap kritis dari para mahasiswa dan mencoba menjawab apa yang menjadi tuntutan mereka.

    “Kami sudah membaca apa yang adik-adik tuntut,” kata dia kepada para pendemo.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mensesneg bersama ratusan mahasiswa bernyanyi “darah juang”

    Mensesneg bersama ratusan mahasiswa bernyanyi “darah juang”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi bersama ratusan mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, bernyanyi bersama lagu “darah juang”.

    “Saya sudah lama tidak bernyanyi. Semoga masih hafal,” kata Mensesneg Prasetyo Hadi di Jakarta, Kamis.

    Hal itu dilakukan setelah berorasi di atas mobil komando.

    Mereka bernyanyi lagu khas untuk aksi para mahasiswa yaitu “darah juang”. Dengan kepalan tangan membumbung tinggi dan suara keras mereka bersama-sama hanyut dalam lantunan lagu perjuangan bagi mahasiswa.

    Tidak hanya bernyanyi bersama, Mensesneg bersama mahasiswa juga menyepakati untuk berdiskusi lebih lanjut terkait tuntutan mereka.

    “Mari kita diskusikan apa yang menjadi tuntutan adik-adik,” katanya.

    Sebelumnya, Mensesneg Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kawasan Patung Kuda Arjuna, Monas, pada Kamis petang.

    Dalam kesempatan itu, Mensesneg mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutus dirinya untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa.

    “Saya mewakili pemerintah untuk berkomunikasi dengan adik-adik,” katanya.

    Ia pun memastikan bahwa aksi yang dilakukan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia didengar oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Prasetyo pun menghargai sikap kritis dari para mahasiswa dan mencoba menjawab apa yang menjadi tuntutan mereka.

    “Kami sudah membaca apa yang adik-adik tuntut,” kata dia kepada para pendemo.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mahasiswa hingga ibu-ibu ikut ramaikan aksi unjuk rasa di Patung Kuda

    Mahasiswa hingga ibu-ibu ikut ramaikan aksi unjuk rasa di Patung Kuda

    Jakarta (ANTARA) – Kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, relawan, masyarakat sipil hingga kaum ibu-ibu tampak ikut meramaikan aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis sore.

    Sejak pukul 15.00 WIB, rombongan mahasiswa terus menerus datang memenuhi kawasan Patung Kuda. Massa aksi berasal dari berbagai kalangan, yang didominasi oleh mahasiswa dari berbagai daerah di antaranya UNJ, UI, IPB, Universitas Bung Hatta, STEI SEBI dan Politeknik Negeri Media Kreatif dan Pers Mahasiswa.

    Peserta aksi beramai-ramai mengangkat spanduk berbunyi ” Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan, #IndonesiaGelap”, “Negara Hemat Rakyat Tamat” dan bendera-bendera dengan logo himpunan dan kampus masing-masing.

    Tidak hanya mahasiswa, kelompok relawan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Penggugat yang didirikan oleh perempuan paruh baya juga turut hadir dalam aksi ini.

    Ada pula organisasi simpatisan Anies Baswedan, HumAnies Project yang berbasis di X, hadir membawa kurang lebih 100 dus air mineral dan 300 porsi makanan. Bantuan konsumsi ini datang dari hasil donasi dari warganet di sosial media dan diletakkan di sudut jalanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

    Tak hanya bantuan logistik, HumAnies juga membahu menyediakan fasilitas seperti tenaga medis, ambulans dan bantuan biaya pengobatan apabila terjadi gesekan fisik.

    Selain itu, ada pula masyarakat yang tidak tergabung dalam aliansi dan organisasi turut serta dalam kegiatan aksi unjuk rasa tersebut. Beberapa relawan ibu-ibu bahkan datang membawa serta konsumsi gratis untuk dibagikan kepada peserta aksi.

    Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi unjuk rasa Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025) sore. ANTARA/Yamsyina Hawnan

    Salah satu orator yang tengah berorasi menyampaikan bahwa aksi kali ini melibatkan sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai kampus dan wilayah.

    Aksi ini kembali dilaksanakan karena ketidakpuasan masyarakat dari hasil aksi pada Senin (17/2) karena tidak ada perwakilan dari pemerintah yang turun menemui mahasiswa.

    Para mahasiswa merasa suara mereka tidak terdengar sehingga mencetuskan aksi lanjutan.

    “Apabila tuntutan-tuntutan kami tidak didengar, apabila pemerintah tidak berani menemui kami, maka kami tidak akan bergeser sampai menang!” ujar salah satu orator.

    Mahasiswa kembali menyuarakan kritik dan tuntutan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Mereka meminta agar kebijakan efisiensi anggaran dikaji ulang bahkan dihentikan sama sekali.

    Hingga Kamis petang, masyarakat dan mahasiswa masih menunggu adanya respon dari pemerintah sambil berulang kali menyampaikan orasi.

    “Kita lihat petani, nelayan, masyarakat, dosen dan mahasiswa, yang terdampak kebijakan ambisius yang mengorbankan program-program lain demi efisiensi. Kita tidak akan mundur, sampai kita menang!!” teriak salah seorang orator dari mobil komando.

    Para peserta aksi juga telah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan tindakan pemukulan mundur secara paksa. Mereka menegaskan akan tetap melanjutkan orasi hingga tuntutan mereka didengar oleh pemerintah.

    Pewarta: Ade irma Junida/Yamsyina Hawnan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025