Category: Antaranews.com Nasional

  • Legislator DKI pantau harga pangan di pasar jelang Ramadhan

    Legislator DKI pantau harga pangan di pasar jelang Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Tomang Barat, Grogol Petamburan, Jakarta Barat dalam rangka memantau harga pokok menjelang bulan Ramadhan.

    Dalam sidak tersebut, Kenneth menemukan harga beras yang dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

    “Saat saya melakukan penelusuran di Pasar Tomang Barat, saya menemukan ada pedagang yang menjual beras dan cabai melebihi HET, ada margin yang berlebih,” katanya di Jakarta, Jumat.

    Pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Food Station Tjipinang Jaya dan PD Pasar Jaya terkait adanya pedagang yang masih menjual beras dan cabai melebihi HET.

    Dirinya mengaku sudah meminta Direktur Food Station agar hal tersebut diselesaikan karena pedagang tidak boleh menjual barang dagangannya di atas HET yang telah ditetapkan pemerintah.

    “Apalagi sudah mau memasuki bulan suci Ramadhan” kata pria yang biasa disapa Kent.

    Oleh karena itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan ini meminta kepada sejumlah pemangku kepentingan untuk melakukan pengecekan regulasi atau keputusan pemerintah terkait HET barang-barang dagangan seperti beras, minyak goreng, cabai, gas elpiji dan lain-lain.

    Pasalnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menginginkan para pedagang tidak menjual barang dagangannya dengan harga di atas HET sebagai upaya melindungi konsumen dan menjaga stabilitas harga.

    Dia menegaskan, dirinya akan terus melakukan pengawasan terkait harga kebutuhan pokok yang melejit saat bulan Ramadhan.

    Kent pun mengakui, kecurangan dalam penerapan HET sering terjadi di berbagai sektor, seperti modus pedagang atau distributor menaikkan harga dengan alasan stok terbatas, atau kenaikan harga bahan baku. Lalu mengubah kemasan untuk menghindari HET, dan permainan harga di pasar tradisional dan modern.

    “Hal itu akan membuat masyarakat terpaksa membeli dengan harga lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah. Serta kelangkaan barang di pasar, yang membuat harga melambung di atas HET,” kata Kent.

    Oleh karena itu, Kent meminta kepada seluruh Pemerintah Kota di Jakarta agar mulai melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan HET, dan jika menemukan agar melapor ke Satgas Pangan.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sudin KPKP Jakbar awasi produk pangan di enam pasar jelang Ramadhan

    Sudin KPKP Jakbar awasi produk pangan di enam pasar jelang Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat melakukan pengawasan pangan segar di enam pasar menjelang bulan Ramadhan 1446 Hijriah untuk memastikan keamanan pangan yang dijual aman dikonsumsi masyarakat.

    “Pemeriksaan difokuskan pada sejumlah kandungan kimia berbahaya, seperti pestisida pada pertanian dan formalin pada peternakan,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Barat, Novy C. Palit saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Keenam pasar yang dilakukan pengawasan, yakni Pasar Tomang Barat, Timbul Barat, Jelambar Polri, Duta Mas, Grogol, dan Slipi.

    Novy menyebut pengawasan pangan dilakukan dengan mengambil sejumlah sampel produk pertanian dan peternakan di enam pasar tradisional di Jakarta Barat.

    Sampel produk pertanian yang diperiksa antara lain, anggur, apel, beras, cabai merah keriting, cabe rawit, kacang panjang, sawi hijau, sawi putih, tomat, dan kembang kol. Sedangkan sampel produk peternakan seperti daging ayam dan daging sapi.

    “Petugas uji sampel masing-masing 11 produk pertanian dan 2 produk peternakan di enam pasar tradisional. Total 78 sampel produk pertanian dan peternakan. Sampel produk diperiksa secara on the spot di mobil uji laboratorium Dinas KPKP DKI Jakarta,” ujarnya.

    Seluruh sampel produk pertanian dan peternakan, tambah dia, aman dari bahan kimia berbahaya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • PPKUKM Jaksel edukasi pelaku UMKM Setiabudi cegah kebakaran

    PPKUKM Jaksel edukasi pelaku UMKM Setiabudi cegah kebakaran

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) Jakarta Selatan mengedukasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Setiabudi untuk menanggulangi kebakaran sebagai upaya mitigasi bencana.

    “Kami menggandeng Gulkarmat bersama kelurahan dan kecamatan Setiabudi mengedukasi pedagang JS09 terkait penanggulangan dan pencegahan kebakaran pada lokasi usaha terkhusus di JS09,” kata Kasatpel Sudin PPKUKM Setiabudi, Bisner Damanik dalam sosialisasi di Kompleks UKM Jalan H. Achmad Bakrie Jakarta, Jumat.

    Kegiatan ini bertujuan agar para pelaku UMKM lebih memahami cara penanggulangan pemadam kebakaran. Apalagi, sebanyak 70 pelaku UMKM kesehariannya berhadapan dengan kompor yang rawan kebakaran.

    Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya mengajak para pedagang itu untuk bisa mawas diri dengan memahami peralatan dan situasi saat terjadi kebakaran.

    “Mereka sangat antusias untuk mengikuti pelatihan pemadaman secara tradisional maupun modern tradisional menggunakan karung dan moderen menggunakan alat pemadam api ringan (APAR),” ujarnya.

    Ke depannya, pihaknya akan rutin melakukan sosialisasi di setiap lokasi sementara (loksem) yang ada di Setiabudi.

    Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyatakan bahwa program gerakan masyarakat punya APAR (gempar) di Jakarta Selatan, perlu dicontoh untuk meminimalkan terjadinya kebakaran.

    Diharapkan dengan adanya APAR di setiap rumah atau lokasi rawan kebakaran dapat mencegah terjadinya kebakaran yang meluas sebab masyarakat dapat meminimalkan dengan alat pemadam yang dimiliki.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kedubes cari alamat WNA Singapura yang tewas di Gropet

    Kedubes cari alamat WNA Singapura yang tewas di Gropet

    Jakarta (ANTARA) – Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura masih mencari alamat warga negaranya yang tewas dalam sebuah halte di Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Rabu (26/2).

    “Kedubes (Singapura) masih cari alamatnya. Kita juga masih menunggu,” kata Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, Jakarta Barat, AKP Muhammad Aprino Tamara melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

    Pihak keluarga atau rekan pria asal Singapura itu juga belum melapor ke Polsek Grogol Petamburan.

    “Keluarga juga belum ada yang datang ke kita,” ujar Aprino.

    Hingga kini, mayat pria tersebut juga masih dalam proses visum di di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

    “Masih proses visum sampai sekarang,” katanya.

    Sebelumnya, Aprino menyebut bahwa pria berusia 45 tahun tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia ketika petugas tiba di halte tersebut.

    “Kita tiba, dia sudah meninggal,” ujarnya.

    Berdasarkan keterangan para saksi yang diperiksa kepolisian, korban tiba-tiba tersungkur dan kemudian meninggal.

    “Adapun dari keterangan saksi-saksi, korban tiba-tiba tersungkur dan tidak beberapa lama kemudian dinyatakan meninggal,” kata Aprino.

    Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) yang melakukan pemeriksaan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Warga coba padamkan api saat kebakaran di Pondok Bambu

    Warga coba padamkan api saat kebakaran di Pondok Bambu

    Jakarta (ANTARA) – Pemilik rumah tinggal di kawasan padat penduduk di Jalan Tegal Amba, Kelurahan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur sempat berupaya memadamkan api saat kebakaran terjadi, tetapi tidak mempan.

    “Dari seberang kan api sudah kelihatan, nah warga udah mencoba padamkan api pakai air di ember, semua warga ikut tapi tetap ga bisa, ga mempan udah keburu besar apinya. Ada belasan rumah,” kata salah satu korban kebakaran Lili (47) saat ditemui di lokasi, Jumat.

    Lili mengatakan, awalnya api muncul dari salah satu rumah warga yang ada di seberang rumahnya. Lili mengetahui hal itu saat tengah duduk di depan pintu setelah pulang kerja di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.

    “Saya baru balik kerja di percetakan Kemayoran, tiba-tiba lagi duduk di depan ada teriak warga ‘kebakaran, kebakaran’ terus saya lihat api di seberang,” ujar Lili.

    Melihat api semakin membesar, Lili bersama warga lainnya terus mengambil air dengan ember untuk memadamkan api. Sayangnya, api dengan cepat membesar dan merembet ke rumah warga lainnya.

    “Cepat banget merembetnya, kita udah berusaha padamin sekitar 30 menit, tapi ga bisa keburu membesar, jadi beberapa warga langsung lapor juga ke pos pemadam kebakaran,” ucap Lili.

    Lili bersama sang istri dan kedua anaknya langsung menyelamatkan diri ke luar rumah dan membawa semua berkas penting.

    “Langsung saya bawa semua berkas penting, saya bawa anak, istri saya ke luar. Sekarang mereka lagi mengungsi di rumah orang tua di daerah Cipinang,” jelas Lili.

    Tak ada korban jiwa atas kebakaran tersebut, namun ada satu warga yang pingsan akibat menghirup asap terlalu lama.

    Rumah tinggal di kawasan padat penduduk di Jalan Tegal Amba, Duren Sawit, Jakarta Timur terbakar sore ini.

    Personel Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur (Jaktim) dikerahkan sebanyak 11 unit untuk memadamkan api.

    “Objek yang terbakar rumah dengan titik kenal di Gor Pondok Bambu yang beralamat di Jalan Tegal Amba, Pondok Bambu, Duren Sawit,” kata Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaktim, Abdul Wahid saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Abdul menyebut pihaknya menerima informasi terjadinya kebakaran pukul 17.55 WIB dari warga yang datang ke pos Pondok Bambu.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hilal tak terlihat dari Masjid Raya Hasyim Asy’ari karena kendala awan

    Hilal tak terlihat dari Masjid Raya Hasyim Asy’ari karena kendala awan

    Jakarta (ANTARA) – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta menyatakan bahwa hilal tidak terlihat di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Barat, Jumat karena pandangan teleskop tertutup awan mendung.

    “Ya memang faktor utama karena mendung awan ya. Jadi, itulah faktor utama yang menyebabkan tidak terlihatnya hilal,” kata Ketua PWNU Jakarta, Syamsul Maarif dalam jumpa pers di lokasi, Jumat.

    Namun demikian, Syamsul menyebut bahwa waktu dimulainya masa puasa akan tetap menunggu sidang isbat yang digelar Kementerian Agama.

    “Hasil pemantauan ini akan kami sampaikan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, kapan kita akan berpuasa tetap menunggu sidang isbat Kementerian Agama,” ucap Syamsul.

    Sementara itu, Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Jakarta Abdul Kholik Sholeh menyebut bahwa selain faktor alam, data hisab yang ada di Jakarta belum memenuhi kriteria imkanur rukyah (pertimbangan kemungkinan terlihatnya hilal).

    “Data hisap yang ada di Jakarta ini belum memenuhi kriteria imkanur rukyah Nahdlatul Ulama, yakni ketinggiannya 3 derajat. Memang di Jakarta sudah sampai bahkan 3,9 derajat, namun elongasinya (jarak sudut) itu baru sampai di 6 derajat,” ucap Syamsul.

    Namun demikian, ketentuan imkanur rukyah Nahdlatul Ulama, yakni tinggi 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

    “Selisih sedikit, hanya kurang dari 0,4 derajat,” ujarnya.

    Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari menjadi salah satu dari 125 tempat pemantauan hilal untuk menentukan awal Ramadan 1446 Hijriah.

    Pemantauan hilal di Masjid Raya pertama di Jakarta tersebut digelar oleh Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nhdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • KPKP Jaksel berikan tips untuk ketahui ciri ayam gelonggongan

    KPKP Jaksel berikan tips untuk ketahui ciri ayam gelonggongan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan memberikan tips kepada pembeli untuk mengetahui ayam gelonggongan, dengan cara mengangkat dan melihat banyaknya air yang keluar dari ayam itu.

    “Kalau ayamnya diangkat dan airnya tidak banyak yang menetes, ya berarti dia tidak gelonggongan,” kata Kepala Sudin KPKP Jaksel Hasudungan A. Sidabalok kepada wartawan di Jakarta, Jumat, menyusul ditemukannya ayam gelonggongan di Pasar Kebayoran Lama.

    Tips lainnya, yakni pembeli bisa mengecek daging ayam sebelum membeli dengan meraba daging ayam apakah basah atau pun lembap.

    Selain memastikan ayam harus dalam kondisi kering, kata dia, ayam yang sudah disuntik memiliki bau amis dan kulit juga lebih licin.

    Lalu, saat dimasak dengan direbus atau goreng, maka ayam gelonggongan akan menyusut atau mengecil secara drastis.

    “Kalau misalnya digoreng itu air itu benar-benar nyiprat,” tambahnya.

    Sementara, Kanit Resmob Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Bima Sakti menambahkan ciri ayam gelonggongan bisa dilihat dengan adanya bekas suntikan.

    “Apabila dia lihat secara detail, di situ yang kami temukan di lapangan ada bekas suntikan,” ucap Bima.

    Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan menyebutkan bahwa warga bisa terkontaminasi bakteri jika mengonsumsi ayam gelonggongan.

    Polisi menangkap pembuat ayam gelonggongan berinisial S (31) di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dalam rangka operasi satuan tugas (satgas) pangan menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.

    Penangkapan itu terjadi pada Kamis (27/2) dini hari pukul 00.41 WIB.

    Pada awalnya, petugas mendapatkan informasi dari masyarakat tentang keberadaan pelaku tindak pidana produksi ayam potong diisi dengan air.

    Polres Metro Jakarta Selatan menyebutkan omzet penjualan ayam gelonggongan yang diterima oleh pelaku berinisial SY saat melakukan aksinya di Pasar Kebayoran Lama, mencapai Rp10 juta per hari.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Satgas Pangan Polda Metro pastikan stok pangan cukup jelang Ramadhan

    Satgas Pangan Polda Metro pastikan stok pangan cukup jelang Ramadhan

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Metro Jaya memastikan stok bahan pokok dan penting (Bapokting) di sejumlah pasar tradisional di wilayah hukum Polda Metro Jaya mencukupi menjelang Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Hasil sidak dan pengecekan di pasar-pasar tradisional di wilayah hukum Polda Metro Jaya sampai saat ini untuk ketersediaan stok bapokting mencukupi atau tersedia dan harga juga masih relatif stabil, walaupun ada kenaikan yang bervariatif,” kata Kasatgas Pangan Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Ade Safri menjelaskan monitoring dan pengawasan barang-barang pokok itu meliputi beras premium, beras medium, bawang merah, bawang putih, cabe rawit merah, daging ayam, telur, gula, minyakita dan daging sapi.

    Adapun sidak dan pengecekan serta monitoring tim Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya dilakukan di 10 pasar di Jakarta Utara, dua pasar di Jakarta Selatan, empat pasar di Jakarta Barat, empat di Jakarta Pusat, satu pasar di Kepulauan Seribu.

    Kemudian, masing-masing satu pasar di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Depok, Kota Bekasi.

    “Dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2025, pemerintah juga telah menggelar operasi pasar pangan murah mulai 24 Februari 2025 sampai dengan 29 Maret 2025, termasuk di wilayah Jakarta,” ucap Ade Safri.

    Selain melakukan sidak dan pengecekan di pasar-pasar tradisional, Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya juga meninjau stok ketersediaan bahan pokok di gudang para distributor.

    “Saat melakukan sidak dan pengecekan, petugas Satgas Pangan Daerah Polda Metro Jaya juga memberikan edukasi kepada para pedagang dan masyarakat. Kami imbau pedagang agar tidak menaikkan harga di luar batas kewajaran,” ujarnya.

    Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi borong supaya tidak terjadi “panic buying” yang menimbulkan gejolak harga yang tidak stabil.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kebakaran melanda rumah di permukiman padat Pondok Bambu Jaktim

    Kebakaran melanda rumah di permukiman padat Pondok Bambu Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Kebakaran melanda rumah tinggal di kawasan padat penduduk di Jalan Tegal Amba, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat sore ini.

    Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur (Gulkarmat Jaktim) untuk memadamkan api.

    “Objek yang terbakar rumah dengan titik kenal di GOR Pondok Bambu yang beralamat di Jalan Tegal Amba, Pondok Bambu, Duren Sawit,” kata Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaktim Abdul Wahid saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Abdul menyebut pihaknya menerima informasi terjadinya kebakaran pukul 17.55 WIB dari warga yang datang ke pos Pondok Bambu.

    “Kami terima informasi dari pukul 17.55 WIB, ada warga yang datang ke pos Pondok Bambu melapor,” ujar Abdul.

    Merespon laporan tersebut, personel pemadam kebakaran langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP) pukul 17.57 WIB dan langsung melakukan pemadaman pukul 17.58 WIB.

    Hingga saat ini petugas yang berada di lokasi masih berupaya untuk memadamkan si jago merah dengan bantuan warga sekitar yang turut membantu mengamankan lokasi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cek fakta, video pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta pada 25 Februari

    Cek fakta, video pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta pada 25 Februari

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di Facebook dari dalam pesawat. Terdengar suara pramugari meminta semua penumpang untuk segera meninggalkan pesawat.

    Video tersebut dinarasikan pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta dan diunggah pada 25 Februari 2025.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Semua penumpang kapal batik air pada histeris”

    Namun, benarkah video pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta pada 25 Februari?

    Unggahan yang menarasikan video pesawat Batik Air tergelincir di Yogyakarta pada 25 Februari. Faktanya, video tersebut merupakan saat pesawat Batik Air tergelincir di Jogja 2015, bukan 2025. (Facebook)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan TikTok ini yang diberi keterangan pesawat Batik Air yang tergelincir di Yogyakarta pada 2016. Video tersebut telah ditayangkan 30 juta kali di platform TikTok.

    ANTARA menelusuri menggunakan kata kunci “pesawat batik air tergelincir di Jogja 2016” dan menemukan unggahan di laman Kemenhub berjudul “Kemenhub Bekukan Izin Slot Batik Air Yang Tergelincir di Jogja”.

    Pesawat Batik Air rute penerbangan Cengkareng – Yogyakarta dengan nomor penerbangan ID 6380 mengalami incident overshoot pada saat landing pukul 15.05, Jumat (6/11/15) di Bandara Adisucipto Yogyakarta.

    Komandan Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta Marsekal Pertama Imran Baidirus mengatakan kejadian tersebut bermula sekitar pukul 15.02 WIB persawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6380 mendarat di Landasan Bandara Asdisutjipto Yogyakarta.

    “Saat itu kondisi di landasan sedang hujan, setelah berhasil mendarat pessawat justru mengalami over shoot dan keluar dari landasan,” katanya, dilansir dari ANTARA.

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025