Category: Antaranews.com Nasional

  • Cegah banjir, SDA keruk 1.500 karung lumpur di saluran Jatinegara

    Cegah banjir, SDA keruk 1.500 karung lumpur di saluran Jatinegara

  • Jaktim dan Pegadaian perkuat ketahanan pangan lewat “urban farming”

    Jaktim dan Pegadaian perkuat ketahanan pangan lewat “urban farming”

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur bersama Pegadaian Kanwil VIII Jakarta I memperkuat ketahanan pangan melalui program pertanian perkotaan (urban farming) di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jumat.

    Kegiatan yang berlangsung di Bantaran Kali Cipinang Melayu, tepat di bawah Jalan Tol Becakayu ini hadir sebagai langkah kolaboratif memperkuat ketahanan pangan, kota, dan pemanfaatan ruang publik di kawasan perkotaan.

    “Dalam rangka memperingati World Habitat Day tahun 2025, kegiatan urban farming ini merupakan bentuk strategi ketahanan pangan dan kota di wilayah perkotaan khususnya Jakarta. Kami bersama dengan Pegadaian Jakarta Timur,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Timur Kusmanto di sela-sela kegiatan itu.

    Menurut dia, pertanian perkotaan menjadi strategi penting dalam membangun ketangguhan kota menghadapi tantangan urbanisasi. Selain menjaga ruang hijau, kegiatan ini juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat setempat.

    “Mudah-mudahan kegiatan ini berlanjut dan terus digiatkan. Masyarakat dapat menjaga lahan tanam ini dan memanfaatkan hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari. Ini langkah positif untuk memperkuat ketahanan pangan di Jakarta Timur,” jelas Kusmanto.

    Seribu bibit

    Dalam kegiatan ini, Pegadaian memberikan dukungan penuh berupa bibit hortikultura dan sarana pendukung pertanian. Sebanyak seribu bibit tanaman disalurkan, terdiri dari cabai, tomat, timun, dan jenis hortikultura lainnya.

    Khusus tanaman cabai, Pegadaian memperkenalkan teknologi baru berupa sistem irigasi air otomatis yang memudahkan proses perawatan.

    “Jenis tanaman yang ada di sini adalah tanaman cabai, dengan teknologi baru menggunakan sistem air otomatis. Jadi yang merawat tidak perlu sampai mengontrol. Cukup melihat dan merawat seperlunya karena penyiramannya sudah otomatis,” kata Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil VIII Jakarta 1, Ahmad Zaenudin.

    Selain bibit, Pegadaian juga menyediakan pupuk, mesin pompa air, semprotan (spray) penyiraman otomatis, dan alat penggembur tanah yang tidak memerlukan tenaga besar seperti mencangkul. Semua peralatan tersebut disiapkan agar masyarakat lebih mudah dalam mengelola lahan urban farming.

    “Dalam penyiraman, alatnya sudah dilengkapi semprotan. Jadi tinggal ditunggu sampai cukup pengairannya. Pompa juga bisa dilepas untuk penyimpanan agar awet dan digunakan lagi keesokan harinya,” ujar dia,

    Adapun kegiatan urban farming ini merupakan bagian dari program nasional memperingati Hari Habitat Sedunia yang digelar serentak di berbagai daerah di Indonesia. Untuk wilayah Jakarta, Kanwil VIII Jakarta I memilih Cipinang Melayu sebagai lokasi utama.

    “Pegadaian menyelenggarakan kegiatan ini di seluruh Indonesia. Namun untuk wilayah Jakarta, Kanwil VIII Jakarta I menyelenggarakannya di Kelurahan Cipinang Melayu,” ucapnya.

    Ahmad menjelaskan bahwa penentuan lokasi didasarkan pada wilayah kerja Pegadaian yang mencakup Jakarta Timur, Bekasi, Bogor, dan Karawang. Untuk tahun ini, fokus diberikan pada kawasan Jakarta Timur karena dinilai memiliki potensi urban farming yang besar.

    “Kalau di Kepulauan Seribu, bentuk kegiatannya lain, misalnya penanaman mangrove, disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kami akan dukung juga program itu. Untuk sekarang kami fokus dulu di Jakarta,” katanya.

    Dia berharap kegiatan urban farming di Cipinang Melayu menjadi pemicu bagi komunitas lain untuk melakukan gerakan serupa sehingga dampaknya semakin meluas.

    “Harapannya ada komunitas atau lembaga lain yang bisa melaksanakan kegiatan seperti ini secara serempak. Dengan begitu dampaknya akan lebih besar bagi masyarakat dan juga kota Jakarta,” kata Ahmad.

    Kolaborasi Pemkot Jakarta Timur dan Pegadaian ini menghadirkan ruang hijau produktif di tengah padatnya perkotaan sekaligus menjadi bentuk nyata peringatan World Habitat Day 2025, yang mengangkat pentingnya lingkungan berkelanjutan dan ketahanan kota bagi masa depan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PPKUKM Jaksel tambah mural dan pohon di Sentra Fauna Lenteng Agung

    PPKUKM Jaksel tambah mural dan pohon di Sentra Fauna Lenteng Agung

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan (Jaksel) menambah mural dan pohon di Sentra Fauna Lenteng Agung, Jagakarsa, sebagai upaya mempercantik kawasan tersebut.

    “Kami melakukan pengerasan jalan dan pemasangan penerangan jalan umum (PJU), penanaman pohon dan mural,” kata Kepala Sudin PPKUKM Jaksel Parulian Tampubolon saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, penataan kawasan itu sudah dilakukan sejak awal September 2025 dan terus dipercantik hingga peresmiannya nanti.

    Dia pun berharap berbagai fasilitas sudah tersedia menjelang peresmian Sentra Fauna Lenteng Agung yang rencananya akan dilakuksanakan pada 15 November 2025.

    “Penataan sudah mulai dari September minggu awal, sekarang sudah bisa digunakan,” ujar Parulian.

    Sementara itu, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mencatat sebanyak 25 pedagang sudah terdaftar di Sentra Fauna Lenteng Agung.

    Sebanyak 25 pedagang itu terdiri dari dua orang yang berasal dari lokasi sementara (loksem) JS 25, lima orang dari JS 30, dan 18 orang dari JS 96.

    Biaya retribusi pedagang di lokasi tersebut berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per bulan. Namun selama masa adaptasi, pedagang tidak akan dikenakan biaya untuk menyesuaikan dengan pola konsumen yang mereka harapkan.

    Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan Sentra Fauna di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sebagai tempat relokasi yang baik dan layak bagi pedagang Barito.

    Sentra tersebut berdiri di atas lahan seluas 7.500 meter persegi. Dari luas tersebut, sekitar 2.000 meter persegi dialokasikan untuk pedagang yang sebelumnya menempati loksem JS 25, JS 26, JS 30, dan JS 96.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2025 tertinggi di Indonesia

    Indeks Pembangunan Manusia Jakarta 2025 tertinggi di Indonesia

  • Polisi tangkap komplotan curanmor di Jakarta Utara

    Polisi tangkap komplotan curanmor di Jakarta Utara

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Utara menangkap komplotan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang kerap melakukan tindak kejahatannya di wilayah Jakarta Utara.

    “Keenam pelaku yang ditangkap, yaitu SH, TK, HA, AS, JA dan IB. Mereka terbagi dalam dua kelompok, satu kelompok bermain di Koja dan satu di Cilincing,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar di Jakarta, Jumat.

    Dia mengatakan dari keenam pelaku tersebut, petugas menyita enam unit sepeda motor yang terdiri dari empat unit motor milik korban dan dua motor yang digunakan untuk mencuri.

    Menurut dia, para pelaku itu menyasar motor yang terparkir di halaman rumah dan motor yang tidak terkunci.

    Dalam melakukan tindak kejahatannya, sambung dia, para pelaku menggunakan kunci letter T atau membuka paksa stang motor hingga dol, kemudian motor dibawa pergi.

    “Pelaku ini menjual motor curian seharga Rp3 juta hingga Rp5 juta, dan uang hasil penjualan digunakan untuk membeli narkoba,” ujar Onkoseno.

    Komplotan tersebut, kata dia, sudah melakukan pencurian sepanjang Agustus hingga September 2025.

    Setelah serangkaian penyelidikan, polisi kemudian menangkap mereka di rumah kontrakan di kawasan Koja, Jakarta Utara.

    “Mereka ditangkap di awal November 2025. Kami tangkap satu pelaku, dan kemudian kami lakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya,” terang Onkoseno.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sudin Bina Marga Jaksel tangani kabel menjuntai di Karet Kuningan

    Sudin Bina Marga Jaksel tangani kabel menjuntai di Karet Kuningan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Bina Marga Jakarta Selatan (Jaksel) melakukan penanganan terkait kabel yang menjuntai di Jalan Anggrek II, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi.

    “Kabel menjuntai yang terjadi di Jalan Anggrek II tersebut menurut warga disebabkan tertarik kendaraan besar saat melintas,” kata Kepala Sudin Bina Marga Jakarta Selatan Rifki Rismal di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, kabel tersebut menjuntai ke bawah akibat kondisi cuaca hujan dan angin yang cukup kencang.

    Pihaknya menerima laporan tersebut dari warga. Kemudian, bersama dengan pemilik kabel, Sudin Bina Marga Jaksel meninggikan kabel tersebut dengan pemasangan satu tiang baru atau tambahan pada Rabu (12/11).

    Lalu pada Kamis (13/11), pihaknya juga sudah melakukan survei bersama dengan pemilik kabel terkait pemasangan tiang tambahan untuk menyangga kabel-kabel tersebut.

    “Jadi selama dua hari, tiang-tiang tambahan kita pasang di sana, sekaligus merapikan kabel-kabel yang menjuntai agar tidak membahayakan masyarakat, khususnya pengguna jalan,” ujar Rifki.

    Sementara itu, salah seorang warga bernama Kurnia mengapresiasi kesigapan petugas dalam melakukan perbaikan tiang yang miring dan kabel yang menjuntai itu.

    Kesigapan penanganan itu, kata dia, dapat membuat aktivitas warga yang melintasi jalan tersebut kembali normal.

    “Semoga perbaikan bisa dilakukan secara permanen, bahkan kalau bisa kabel udara itu dipindahkan ke Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) agar tidak terlihat semrawut,” ucap Kurnia.

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan hingga awal 2025, telah merapikan kabel utilitas sepanjang 5.212 meter atau 5,2 kilometer (km) untuk menjamin keamanan pengguna jalan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KemenHAM tetapkan Kelurahan Manggarai jadi “Kampung Redam” pertama

    KemenHAM tetapkan Kelurahan Manggarai jadi “Kampung Redam” pertama

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) menetapkan Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan, sebagai “Kampung Rekonsiliasi dan Perdamaian” (Redam) pertama di Indonesia.

    Menteri HAM Natalius Pigai menyebutkan pertimbangan pembentukan Kampung Redam selaras dengan berbagai pemikiran dunia hari ini di mana sumber-sumber pemicu masalah berasal dari setiap individu.

    “Jadi, kalau di seluruh dunia itu ada sampai 9 miliar orang, itu bisa memunculkan masalah maupun ketidakadilan,” ucap Pigai dalam acara penetapan Kelurahan Manggarai sebagai Kampung Redam, di Jakarta, Jumat.

    Demikian pula di Indonesia, kata dia, apabila terdapat 280 juta orang lebih, maka setiap individu bisa memunculkan masalah atau menjadi sumber ketidakadilan.

    Meski begitu, ia menuturkan hal tersebut tidak hanya berlaku bagi individu, tetapi juga berlaku bagi struktural maupun institusi, baik penegak hukum, pemerintah, hingga kementerian/lembaga, sehingga perlu dibentuk Kampung Redam, salah satunya di Kelurahan Manggarai.

    Adapun Kampung Redam merupakan sebuah program inovatif yang diluncurkan oleh KemenHAM untuk mendorong proses perdamaian, rekonsiliasi, dan pemulihan di daerah-daerah yang pernah mengalami konflik sosial di Indonesia.

    Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar menuturkan Kelurahan Manggarai terkenal dengan aksi tawuran yang sudah ada sejak sekitar tahun 1970.

    Setelah diselidiki, sambung dia, penyebab tawuran yang terjadi meliputi berbagai macam, yakni adanya kawasan padat dan kumuh, mobilitas tinggi, hingga terdapat pihak tertentu yang memanfaatkan situasi.

    Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun meluncurkan program “Manggarai Bershalawat”, yang menggunakan pendekatan kultural dan keagamaan untuk mengajak warga berdiskusi dan mencari akar masalahnya, dengan tujuan menciptakan suasana kekeluargaan dan menyalurkan energi positif melalui kegiatan-kegiatan yang positif.

    “Setelah itu agak berkurang tawurannya,” ucap Anwar.

    Dengan demikian melalui penetapan Kelurahan Manggarai sebagai Kampung Redam, dirinya berharap kelurahan tersebut semakin bebas dari aksi tawuran.

    Ia menyarankan agar pelaksanaan Kampung Redam di Kelurahan Manggarai nantinya bisa dijalankan bersama-sama dengan pemangku kepentingan lainnya dengan melibatkan masyarakat.

    “Diharapkan Kampung Redam dapat mengatasi traumatik, menanamkan nilai-nilai HAM, serta memberi solusi untuk menyelesaikan konflik secara damai dengan masalah sosial yang berbeda-beda antara wilayahnya,” ungkapnya.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tiga orang meninggal dan 20 lainnya masih dalam pencarian akibat longsor di Majenang

    Tiga orang meninggal dan 20 lainnya masih dalam pencarian akibat longsor di Majenang

    Jumat, 14 November 2025 14:22 WIB

    Warga melihat lokasi terdampak tanah longsor hingga menimbun rumah warga di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). Bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam itu menyebabkan 16 rumah tertimbun, tiga orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 20 lainya masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/YU

    Petugas dengan alat berat melakukan pencarian korban di kawasan yang terdampak tanah longsor hingga menimbun rumah warga di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). Bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam itu menyebabkan 16 rumah tertimbun, tiga orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 20 lainya masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/YU

    Petugas melintas di dekat rumah warga yang terdampak bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). Bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam itu menyebabkan 16 rumah tertimbun, tiga orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 20 lainya masih dalam proses pencarian. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkab angkut 4,4 ton sampah kiriman dari daratan Jakarta

    Pemkab angkut 4,4 ton sampah kiriman dari daratan Jakarta

  • Polisi masih selidiki siswa yang jatuh di sekolah di Tangerang

    Polisi masih selidiki siswa yang jatuh di sekolah di Tangerang