Category: Antaranews.com Nasional

  • Tembok sekolah roboh, pelaksana proyek diminta bersihkan reruntuhan

    Tembok sekolah roboh, pelaksana proyek diminta bersihkan reruntuhan

    Jakarta (ANTARA) – Pelaksana proyek renovasi di SMPN 130 Jakarta serta pihak terkait diminta segera membersihkan puing-puing reruntuhan tembok sekolah yang jatuh ke gang perumahan warga RT 14 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat.

    “Kami sudah menyampaikan kepada Dinas Pendidikan, kepada pak lurah, pak camat dan juga pelaksana proyek di sini untuk segera merapikan,” kata Ketua RW 02 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, Decky Ohei kepada wartawan di lokasi pada Jumat.

    Hal itu disampaikan Decky lantaran reruntuhan tembok serta timbunan tanah galian proyek itu masih menutupi gang di area RT 14 sehingga menyulitkan mobilitas warga.

    Bahkan salah satu korban terpaksa menutup toko kelontongnya, lantaran rumahnya belum bisa dimasuki.

    Selain reruntuhan itu, tembok lain di sekitarnya juga sudah cukup lama. “Kondisinya tidak layak, tidak kuat, sehingga harus dirobohkan juga dan dibangun dengan tembok yang baru,” kata Decky.

    ​​​​​​Dia menunjuk tembok pembatas sekolah yang sudah miring di sebelahnya. Decky juga meminta agar para korban diberi penyembuhan trauma dari dinas terkait.

    “Alhamdulillah kemarin itu tidak ada korban jiwa atau luka, tapi warga trauma. Jadi penting itu ada ‘trauma healing’,” kata dia.

    Mengenai ganti rugi bagi korban, Decky sudah berkoordinasi dengan pelaksana proyek serta dinas terkait untuk membayar ganti rugi yang dialami warga.

    Sementara itu, Cici (51), korban robohnya tembok sekolah itu mengaku mengalami sejumlah kerugian.

    Motornya tertimpa tembok. “Terus jadinya enggak bisa dagang, enggak bisa istirahat juga. Terus kalau kalau hujan, asbes bocor. Lihat saja asbes atas, padahal baru, jadi bocor kena tiang (listrik),” katanya.

    Dia pun berharap agar kerugian yang dialaminya itu dapat diganti oleh pihak terkait, terutama pelaksana proyek renovasi sekolah.

    Selain itu, dia juga meminta agar lokasi robohnya tembok itu segera dibersihkan sehingga warga dapat kembali beraktivitas.

    “Harapannya, bisa cepat dibersihkan, motornya juga dievakuasi. Ini terhalang jadinya. Ada garis polisi juga kan,” tutur Cici.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini kesaksian korban tembok sekolah roboh di Palmerah Jakarta Barat

    Ini kesaksian korban tembok sekolah roboh di Palmerah Jakarta Barat

    Jakarta (ANTARA) – Korban robohnya tembok pembatas sekolah SDN 01 dan SDN 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, pada Jumat, bernama Cici (51) menyaksikan detik-detik insiden itu terjadi.

    “Waktu itu panik. Jadi sebelum roboh, emang udah tahu, kelihatan mau roboh. Udah goyah tuh temboknya. Saya lagi diam di depan warung kan, (lihat ke tembok) kayaknya mau roboh gitu,” kata Cici kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat.

    Melihat tembok setinggi tiga meter itu roboh, Cici spontan berlari ke dalam rumah.

    “Terus saya lari ke dalam (rumah),” ujar Cici.

    Untungnya, kata dia, robohnya tembok itu tidak melukainya serta warga lain yang berada di dekat lokasi kejadian.

    “Enggak ada korban, Alhamdulillah. Tapi motor ada yang ketimpa, empat motor. Sampai sekarang kan belum dievakuasi itu (sepeda motor),” ucap Cici.

    Selain menimpa sepeda motor, dia menyebutkan tembok sekolah itu juga menimpa tiang listrik yang berdiri mepet dengan rumahnya, sehingga kabel ikut listrik tertarik ke bawah.

    Kabel-kabel itu pun sempat mengeluarkan percikan api sehingga Cici beserta keluarganya belum diperbolehkan masuk ke dalam rumah.

    “Ada (percikan api), itu kabel di tiang yang tinggi. Makanya masih enggak boleh masuk (rumah),” imbuh Cici.

    Kerugian korban

    Imbas insiden yang terjadi pada Kamis (20/11) pukul 17.35 WIB itu, Cici mengaku mengalami sejumlah kerugian.

    “Motor (tertimpa tembok), terus jadinya enggak bisa dagang, enggak bisa istirahat juga kan. Terus kalau kalau hujan, asbes bocor. Lihat aja tuh asbes atas, padahal baru dibenerin, jadi bocor kena tiang (listrik),” keluh Cici.

    Dia pun berharap agar kerugian yang dialaminya itu dapat diganti oleh pihak terkait, terutama pelaksana proyek renovasi sekolah.

    Selain itu, dia juga meminta agar lokasi robohnya tembok itu segera dibersihkan sehingga dapat kembali beraktivitas.

    “Harapannya, bisa cepat dibersihin, motornya juga dievakuasi gitu. Ini kan kehalang jadinya. Ada garis polisi juga kan,” tutur Cici.

    Sementara itu, tetangga Cici yang bernama Heni (55), menduga insiden tersebut diakibatkan struktur tembok yang tak mampu menopang tanah galian proyek renovasi yang tengah berlangsung di lingkungan sekolah, serta ditambah hujan deras yang sebelumnya mengguyur wilayah setempat.

    “Dua hari kemarin kan hujan deras, ditambah lagi ada pengeboran bikin fondasi sekolahan. Jadi, kan tambah padat (tanah galian proyek yang menumpuk di balik tembok), makanya roboh,” terang Heni.

    Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 12.00 WIB, tembok yang roboh itu menutup akses gang sehingga warga yang hendak melintas harus mengambil jalur memutar.

    Sebanyak empat unit sepeda motor yang tertimpa di lokasi kejadian itu belum dievakuasi. Reruntuhan tembok itu pun menutup akses ke dua rumah warga yang tepat berada di depan tembok.

    Selain itu, reruntuhan tembok itu juga turut menarik kabel listrik ke bawah hingga hampir setinggi orang dewasa. Kendati robohnya tembok itu tidak menyebabkan kerusakan parah pada bangunan rumah, penghuni diminta agar tidak memasuki rumah untuk sementara waktu.

    Beranjak ke dalam lingkungan sekolah, tanah yang telah menjadi lumpur itu menumpuk hingga hampir setinggi tembok tiga meter yang roboh.

    Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi kejadian agar warga sekitar tidak melintas, sekaligus menghindari adanya korban jika insiden serupa terulang.

    Selain bagian tembok yang roboh, tembok pembatas yang berdiri segaris juga sudah nampak miring dan rapuh. Seluruh warga, termasuk anak-anak diimbau oleh petugas untuk menjauh dari lokasi tersebut.

    Hingga kini, proyek renovasi sekolah masih berlanjut. Sejumlah kendaraan proyek tampak keluar masuk area pembangunan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi selidiki kasus begal di flyover Kampung Melayu Jaktim

    Polisi selidiki kasus begal di flyover Kampung Melayu Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Polsek Jatinegara menyelidiki kasus pembegalan yang menimpa seorang pengendara sepeda motor di jalan layang (flyover) Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim), Jumat dini hari.

    “Iya, masih dalam penyelidikan, ya, terkait kasus pembegalan di flyover Kampung Melayu, Jatinegara,” kata Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Dia menjelaskan peristiwa pembegalan itu terjadi pada Jumat pukul 01.00 WIB.

    Korban yang baru pulang bekerja itu dipukul oleh pelaku hingga tidak sadarkan diri dan mengalami patah tulang, sementara sepeda motornya raib.

    “Sehabis pulang bekerja, korban melintas di Jalan Abdullah Syafei melewati flyover Terminal Kampung Melayu. Setibanya di TKP (tempat kejadian perkara), korban dipukul dengan benda tumpul dan keras hingga korban tidak sadarkan diri dan terjatuh,” jelas Samsono.

    Saat tersadar, motor korban telah hilang. Seorang pengemudi ojek yang berada di sekitar lokasi itu kemudian membantu membawa korban yang mengalami luka cukup serius.

    “Ketika korban tersadar, motornya korban sudah hilang, dan korban sudah dibantu oleh pengemudi ojek, dan dibawa oleh ambulans ke Rumah Sakit Hermina Jatinegara,” ujar Samsono.

    Dia menyebutkan korban masih menjalani perawatan sehingga belum dapat memberikan keterangan langsung kepada penyidik.

    “Korban masih di rumah sakit,” ucap Samsono.

    Meski demikian, Polsek Jatinegara memastikan proses penyelidikan sudah berjalan. Tim penyelidikan telah diterjunkan ke lapangan untuk mengumpulkan berbagai keterangan awal terkait insiden tersebut.

    Pemeriksaan saksi, sambung dia, sejauh ini belum dilakukan karena laporan resmi baru masuk setelah keluarga korban mendatangi kantor polisi.

    Namun, upaya penggalian informasi tetap dilakukan untuk memetakan dugaan kronologi dan pola serangan pelaku.

    “Belum, karena masih belum ada laporan, hanya mencari keterangan,” tutur Samsono.

    Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Timur AKP Eko Bayu menuturkan pihaknya telah menerima laporan dari pihak keluarga yang baru saja mendatangi kantor polisi.

    “Mengaku sebagai adik angkatnya, pihak keluarga korban baru saja datang untuk membuat laporan polisi,” ungkap Eko.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pria aniaya mantan istri hingga luka lebam di Penjaringan Jakut

    Pria aniaya mantan istri hingga luka lebam di Penjaringan Jakut

    Jakarta (ANTARA) – Seorang wanita berinisial RP (35) menjadi korban penganiayaan hingga mengalami luka lebam dan giginya rontok akibat dianiaya mantan suaminya yang berinisial S di RS Duta Indah, Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut).

    “Kami sudah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian pada Kamis (20/11). Dari hasil pemeriksaan awal, korban sedang menunggu kerabatnya yang dirawat ketika kemudian datang mantan suaminya,” kata Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Agus Ady Wijaya di Jakarta, Jumat.

    Peristiwa itu terjadi di lantai 5 ruang 512 rumah sakit tersebut. Sebelumnya, sempat terjadi cekcok antara korban dan pelaku, namun kemudian berujung pada penganiayaan.

    “Terjadi cekcok dan berujung pada tindakan kekerasan yang menyebabkan bibir korban lebam dan satu gigi bagian atas patah,” ujar Agus.

    Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan masih melakukan pemeriksaan terkait kejadian tersebut, termasuk mengecek rekaman kamera pengawas (CCTV).

    “Kami lakukan interogasi terduga pelaku untuk memastikan seluruh kronologi peristiwa,” tutur Agus.

    Kendati demikian, kata dia, pelaku berinisial S dan korban inisial RP itu sepakat untuk berdamai. Korban memaafkan dan tidak ingin membuat laporan polisi.

    Namun, dia tetap mengimbau agar masyarakat bijak dalam menyebarkan video di media sosial.

    Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan AKP Sampson Sosa Hutapea membenarkan adanya restorative justice pada perkara penganiayaan di rumah sakit tersebut.

    “Korban dan pelaku sudah berdamai secara kekeluargaan,” ungkap Agus.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polisi tangkap pria pencuri motor di sejumlah lokasi Tanjung Priok

    Polisi tangkap pria pencuri motor di sejumlah lokasi Tanjung Priok

    Jakarta (ANTARA) – Polsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, menangkap seorang pria berinisial M yang telah melakukan pencurian sepeda motor di sejumlah lokasi di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Pelaku ini ditangkap di Jalan Agung Timur 8, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (15/11),” kata Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Handam Samudro di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pelaku tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polsek Tanjung Priok untuk proses penyidikan.

    Dia membeberkan penangkapan pelaku itu berawal saat Reskrim mendapatkan informasi dari masyarakat yang menyebutkan di Jalan Agung Timur telah diamankan terduga pelaku percobaan pencurian kendaraan bermotor pada Sabtu (15/11) sekitar pukul 06.00 WIB.

    Selanjutnya, Tim Buser Polsek Tanjung Priok mengamankan terduga pelaku beserta barang bukti berupa sejumlah peralatan yang digunakan untuk melakukan pencurian.

    Berdasarkan hasil pengembangan, sambung dia, diketahui pelaku pernah melakukan pencurian kendaraan bermotor di beberapa lokasi lainnya.

    Fakta tersebut diperoleh melalui analisis yang dilakukan penyidik terhadap rekaman kamera pengawas (CCTV), yang menunjukkan kemiripan dengan pelaku.

    Selain itu, Handam menuturkan pelaku tersebut mengaku pernah melakukan pencurian kendaraan bermotor di Kelurahan Warakas dan Jalan Ganggeng di Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok.

    Polsek Tanjung Priok juga telah mengidentifikasi tiga laporan polisi terkait tindak pidana pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh pelaku tersebut di wilayah Kecamatan Tanjung Priok.

    “Untuk komplotan yang diduga bersama-sama dengan pelaku saat melakukan aksi-aksinya masih dalam upaya pengejaran,” terang Handam.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Koordinasi lintas sektor dinilai permudah bantuan ke Palestina

    Koordinasi lintas sektor dinilai permudah bantuan ke Palestina

    Jakarta (ANTARA) – Vice President Human Initiative (HI) Bambang Suherman menilai koordinasi lintas sektor yang kuat dapat mempermudah penyaluran bantuan bagi warga Palestina setelah gencatan senjata.

    “Kami ingin membuka pemahaman bersama agar kolaborasi makin kuat dan akses bantuan semakin terbuka,” kata Bambang dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Dalam diskusi publik bertema “Ruang gelap distribusi bantuan kemanusiaan di tengah gencatan senjata” yang digelar oleh HI di Jakarta, dia mengatakan diskusi tersebut penting bagi seluruh pihak agar dapat memahami proses yang tidak tampak oleh publik.

    “Ruang gelap ini menggambarkan proses dan hambatan yang tidak terlihat publik saat bantuan bergerak menuju Gaza,” ujar Bambang.

    Sementara itu, pelaksana bantuan di lapangan HI Boy Mareta turut menekankan perlunya koordinasi lintas pihak.

    Distribusi bantuan, kata dia, tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri mengingat adanya perubahan aturan di perbatasan. Oleh karena itu, setiap proses distribusi itu harus dijalankan bersama dengan mitra lokal, lembaga internasional, dan relawan di lapangan.

    “Agar penyesuaian barang bisa dilakukan cepat dan bantuan tetap bergerak menuju Gaza,” tutur Boy

    Selain peraturan yang berubah, sambung dia, kondisi musim dingin, badai, serta kerusakan tempat pengungsian juga menghambat penyaluran bantuan.

    Dalam proses distribusi, dia mengungkapkan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanuasiaan (UN OCHA) dapat memfasilitasi koordinasi antarorganisasi, sementara informasi relawan tetap menjadi acuan penting.

    “Kolaborasi terarah dan dukungan diplomatik menjadi bagian penting agar bantuan dapat menjangkau warga Gaza,” ungkap Boy.

    Diskusi tersebut menutup rangkaian kegiatan dengan penekanan pada pentingnya kerja bersama yang terkoordinasi sehingga berbagai upaya kemanusiaan dapat berjalan lebih efektif bagi masyarakat yang terdampak di Gaza.

    Diskusi itu mempertemukan sejumlah akademisi, praktisi kemanusiaan, dan jurnalis untuk membahas hambatan penyaluran bantuan ke Gaza serta memberikan gambaran tentang dinamika di lapangan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rano sebut ruang hijau Jakarta jadi destinasi favorit warga

    Rano sebut ruang hijau Jakarta jadi destinasi favorit warga

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan sejumlah ruang terbuka hijau (RTH), di antaranya Tebet Eco Park dan Taman Lapangan Banteng di Jakarta kini menjadi destinasi favorit warga.

    Dalam kegiatan menanam 40 pohon menteng di area Taman Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, dia menyebutkan tingginya antusiasme itu menunjukkan kebutuhan masyarakat akan ruang hijau semakin besar.

    Jakarta, kata dia, seharusnya memiliki 30 persen RTH. Sementara merujuk data Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, hingga 2023, luas RTH di Jakarta mencapai 33,34 juta meter persegi atau 5,2 persen dari total luas wilayah Jakarta.

    Maka dari itu, sambung dia, Pemprov DKI berupaya menambah RTH dengan memanfaatkan aset daerah yang dapat diubah menjadi taman dan ruang publik, termasuk area kolong tol.

    Saat ini, Pemprov DKI juga berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan, mitigasi perubahan iklim, serta konservasi alam. Upaya tersebut sejalan dengan arah pengembangan ekonomi hijau (green economy) yang sedang dibangun di Jakarta.

    Dalam kegiatan penanaman pohon itu, Rano juga mengingatkan pentingnya aksi nyata dalam menjaga lingkungan di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim dan degradasi ekologis.

    “Kita butuh kontribusi nyata dalam pelestarian alam. Saat ini, kita merasakan langsung dampak perubahan iklim. Karena itu, kegiatan tanam pohon seperti ini sangat penting sebagai bagian dari upaya bersama merawat masa depan,” ujar Rano.

    Lebih lanjut, dia menyoroti manfaat ekologis pohon buah, termasuk pohon menteng, yang memiliki peran penting dalam menghidupkan kembali ekosistem perkotaan.

    Menurut dia, keberadaan tanaman buah dapat menarik berbagai jenis burung, sehingga taman bukan hanya hijau, tetapi juga hidup dan dinamis.

    “Dengan menanam pohon menteng, kita juga menghidupkan ekosistem, menghadirkan kembali burung-burung dan kehidupan lain di taman,” tutur Rano.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tembok sekolah di Palmerah roboh dan menimpa sepeda motor warga

    Tembok sekolah di Palmerah roboh dan menimpa sepeda motor warga

    Jakarta (ANTARA) – Tembok pembatas SDN 01 dan 02 serta SMPN 130 di Kelurahan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, roboh dan menimpa sepeda motor serta bagian depan rumah warga, Kamis.

    Insiden itu terjadi sekira pukul 17.35 WIB, saat hujan gerimis di wilayah tersebut.

    Warga bernama Heni (55) di lokasi kejadian itu menduga insiden tersebut diakibatkan struktur tembok yang tak mampu menopang tanah galian proyek renovasi yang tengah berlangsung di lingkungan sekolah, serta ditambah hujan deras yang sebelumnya mengguyur wilayah setempat.

    “Dua hari kemarin kan hujan deras, ditambah lagi ada pengeboran bikin fondasi sekolahan. Jadi, kan tambah padat (tanah galian proyek yang menumpuk di balik tembok), makanya roboh,” kata Heni kepada ANTARA di lokasi kejadian, Jumat.

    Untungnya, kata dia, tidak ada korban jiwa atau pun korban luka akibat insiden tersebut. Kendati demikian, empat unit sepeda motor tertimpa tembok dan belum dievakuasi sampai dengan saat ini.

    “Anak-anak pada mau shalat. Untungnya kan ada gang kecil tuh, pada masuk dah tuh dia ke dalam. Alhamdulillah, enggak ada korban, tapi ada motor yang ketimpa. Kalau korban jiwa, Alhamdulillah, enggak ada,” ujar Heni.

    Dia menceritakan warga di lokasi kejadian itu panik saat tembok tersebut roboh. Mereka berusaha menyelamatkan diri serta orang terdekat.

    “Panik lah, pas kita keluar rumah, ternyata ada tembok sekolah tuh roboh,” ucap Heni.

    Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 12.00 WIB, tembok yang roboh itu menutup akses gang sehingga warga yang hendak melintas harus mengambil jalur memutar.

    Sebanyak empat unit sepeda motor yang tertimpa di lokasi kejadian itu belum dievakuasi. Reruntuhan tembok itu pun menutup akses ke dua rumah warga yang tepat berada di depan tembok.

    Selain itu, reruntuhan tembok itu juga turut menarik kabel listrik ke bawah hingga hampir setinggi orang dewasa. Kendati robohnya tembok itu tidak menyebabkan kerusakan parah pada bangunan rumah, penghuni diminta agar tidak memasuki rumah untuk sementara waktu.

    Beranjak ke dalam lingkungan sekolah, tanah yang telah menjadi lumpur itu menumpuk hingga hampir setinggi tembok tiga meter yang roboh.

    Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi kejadian agar warga sekitar tidak melintas, sekaligus menghindari adanya korban jika insiden serupa terulang.

    Selain bagian tembok yang roboh, tembok pembatas yang berdiri segaris juga sudah nampak miring dan rapuh. Seluruh warga, termasuk anak-anak diimbau oleh petugas untuk menjauh dari lokasi tersebut.

    Hingga kini, proyek renovasi sekolah masih berlanjut. Sejumlah kendaraan proyek tampak keluar masuk area pembangunan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Legislator minta Satpol PP tindak tegas prostitusi di Gang Royal

    Legislator minta Satpol PP tindak tegas prostitusi di Gang Royal

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Kevin Wu meminta kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) agar menindak tegas serta menutup permanen tempat prostitusi di Gang Royal, Jakarta Barat, karena meresahkan masyarakat.

    “Apa yang terjadi di Gang Royal sudah jelas-jelas merupakan pelanggaran hukum,” kata Kevin di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, berdasarkan informasi yang diperoleh, prostitusi masih berlangsung di sekitar Gang Royal, padahal kegiatan tersebut sebelumnya sudah berkali-kali ditertibkan oleh Satpol PP.

    Dia menegaskan prostitusi tersebut merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum yang berlaku di Jakarta.

    “Mengacu kepada Perda (Peraturan Daerah) Nomor 8/2007 tentang Ketertiban Umum, setiap orang dilarang untuk melakukan kegiatan seks komersial di Jakarta ini,” ujar Kevin.

    Dalam Pasal 42 nomor (2) Perda Nomor 8/2007 tentang Ketertiban Umum, disebutkan setiap orang dilarang menjadi penjaja seks komersial, memfasilitasi orang lain untuk menjadi penjaja seks komersial, dan memakai jasa tersebut.

    Oleh sebab itu, Kevin menyayangkan apabila sampai dengan hari ini, masih ditemukan pihak-pihak yang melakukan kegiatan terlarang itu.

    Padahal, sambung dia, Jakarta pernah memiliki rekam jejak yang baik dalam menangani permasalahan sosial tersebut, salah satunya dengan pembongkaran tempat lokalisasi di wilayah Kalijodo.

    Dia pun menilai aktivitas terlarang itu menjadi gangguan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, keberadaannya juga berpotensi menjadi sumber kemunculan dari penyakit berbahaya yang dapat menjangkiti masyarakat secara luas.

    “Keberadaan prostitusi seperti yang ditemukan di Gang Royal ini mengganggu ketertiban masyarakat dan berpotensi menciptakan pelbagai masalah sosial. Kemudian, tidak menutup kemungkinan oleh karena aktivitas di dalamnya, maka penyakit yang berbahaya bisa menyebar dan menjadi wabah di tengah-tengah masyarakat,” tutur Kevin.

    Lebih lanjut, dia meminta agar Satpol PP DKI segera menindak serta menutup tempat prostitusi tersebut secara permanen.

    Dia juga mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar melakukan pembinaan terhadap para pelaku seks komersial sehingga dapat mencari penghidupan dengan cara yang lain.

    “Satpol PP harus masuk kembali dan tegas melakukan penutupan terhadap lokasi prostitusi di Gang Royal tersebut. Kemudian, Pemprov DKI juga harus memastikan bahwa aktivitas prostitusi seperti itu tidak terulang kembali di sana,” tegas Kevin.

    Pada saat yang bersamaan, Pemprov DKI juga dinilai perlu melakukan pembinaan. Dia mengungkapkan harus ada upaya serius untuk membuat masyarakat benar-benar menjauh aktivitas terlarang itu dengan menggelar beragam pelatihan kerja.

    “Harapannya, setelah itu, para pelaku tidak kembali ke pekerjaan lamanya karena bisa mendapatkan sumber pencaharian yang lebih baik,” imbuh Kevin.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Petugas gabungan bersihkan material atap rumah ambruk di Kramat Jati

    Petugas gabungan bersihkan material atap rumah ambruk di Kramat Jati

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 28 petugas gabungan membersihkan material atap rumah yang ambruk di Gang Senggol, RT 02/08, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

    “Pembersihan dilakukan untuk meringankan beban warga yang penyintas atap rumah ambruk tersebut,” kata Sekretaris Kelurahan Tengah Endri Budiarta saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Petugas gabungan itu terdiri dari petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

    “Petugas gabungan bersama warga bahu-membahu membersihkan material atap dua rumah yang ambruk pada Selasa (18/11) sekitar pukul 16. 30 WIB,” ujar Endri.

    Selain itu, dia menyebutkan pihaknya akan mengusulkan ke Baznas Bazis Jakarta Timur agar kedua rumah tersebut dibantu untuk direnovasi karena kondisi bangunannya sudah rapuh sejak dibangun pada 1960-an.

    Dua rumah yang atapnya ambruk itu dihuni oleh dua Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah 11 jiwa. Saat ambruk, penghuni rumah mengungsi ke rumah kosong yang hanya berjarak sekitar 15 meter.

    “Kami juga sedang mengajukan bantuan barang (natura) ke Suku Dinas Sosial Jakarta Timur. Untuk Pembersihan material atap rumah ambruk ditargetkan rampung hari ini,” jelas Endri.

    Sementara itu, salah seorang pemilik rumah bernama Ani Pancawati Ningrum membeberkan peristiwa itu terjadi saat ia sedang beristirahat sambil bermain telepon genggam di dalam rumah bersama anaknya.

    Tiba-tiba Ani terkejut saat mendengar suara atap rumah yang ambruk.

    “Saya berharap sekali bantuan untuk memperbaiki rumah ini agar bisa tinggal dengan aman dan nyaman,” ucap Ani.

    Sebelumnya, sebuah pohon besar dan tiang lampu penerangan jalan umum (PJU) tumbang sehingga menimpa empat unit mobil yang tengah melintas di Jalan DI Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (20/11).

    Petugas keamanan bernama Tegar yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian itu mengatakan pohon tersebut tumbang sekitar pukul 14.45 WIB, setelah angin kencang menerjang wilayah tersebut.

    “Tadi angin dulu. Lalu, gerimis dan tak lama, terdengar bunyi ‘bruk’ keras sekali, sambil diikuti bunyi kaya gelas pecah. Saya langsung cek, ternyata pohon tumbang,” kata Tegar di Jakarta, Kamis (20/11).

    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, tiga mobil rusak akibat tertimpa batang, ranting pohon dan tiang lampu jalanan, sehingga total kerugian mencapai Rp100 juta.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.