Category: Antaranews.com Nasional

  • Hadapi cuaca ekstrem, DKI siagakan 600 pompa air untuk cegah banjir

    Hadapi cuaca ekstrem, DKI siagakan 600 pompa air untuk cegah banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiagakan sebanyak 600 unit pompa air terkait peringatan curah hujan ekstrem di wilayah ibu kota dalam dua hari ke depan.

    “Kami sudah mendapatkan warning (peringatan) dari BMKG mengenai kemungkinan dalam satu, dua hari ke depan akan ada curah hujan ekstrem. Kami sudah mempersiapkan, termasuk pompa yang dimiliki oleh Jakarta,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat dijumpai di kawasan Jakarta Pusat, Selasa.

    Namun meski sudah menyiagakan pompa, dia berharap curah hujan di Jakarta tidak sampai lebih dari 250 mm.

    Apabila curah hujan masih sekitar 200 mm, dia memastikan kondisi tersebut masih memungkinkan untuk ditangani.

    Selain menyiagakan pompa air, Pemprov DKI juga menyiagakan pasukan pelangi untuk membersihkan sampah dan selokan.

    “Kami juga sudah meminta kepada para wali kota melalui pasukan pelanginya, untuk selokan-selokannya dibersihkan,” ujar Pramono.

    Sebagai informasi, saat ini Jakarta memiliki sekitar 600 unit pompa pengendali banjir yang tersebar di 202 lokasi, salah satunya di Waduk Pluit.

    Waduk Pluit dengan luas 80 hektare itu memiliki 10 unit pompa dengan kapasitas 39 meter kubik per detik. Waduk tersebut juga merupakan salah satu waduk utama untuk penampungan air di Jakarta.

    Maka dari itu, Pramono menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta agar merawat waduk dan pompa tersebut.

    Sebelumnya, dia juga sempat menyoroti pentingnya modernisasi alat pengendali banjir, termasuk pompa air, untuk mengoptimalkan pencegahan banjir di wilayah Jakarta.

    Menurut Pramono, pompa pengendali banjir berteknologi canggih sudah digunakan di negara-negara maju. Namun, dia mengakui pengadaan pompa-pompa canggih tersebut memerlukan perencanaan yang matang.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KPKP DKI jelaskan aturan pemeliharaan burung merak milik Bamsoet

    KPKP DKI jelaskan aturan pemeliharaan burung merak milik Bamsoet

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memberikan penjelasan mengenai aturan pemeliharaan burung merak milik Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Jika dilihat dari upaya pengendalian penyakit flu burung, maka berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas, memelihara unggas kesayangan, unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan unggas,” jelas Hasudungan saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Dia membenarkan burung merak itu milik Bamsoet. Dia juga menegaskan pemeliharaan burung merak maupun unggas kesayangan lainnya wajib mengikuti aturan yang berlaku.

    Masyarakat dapat mengajukan sertifikasi kesehatan unggas melalui petugas setempat untuk memenuhi izin pemeliharaan.

    “Sertifikasi kesehatan unggas, masyarakat dapat mengajukan melalui petugas Suku Dinas KPKP di kecamatan atau di Kantor Walikota wilayah setempat,” kata Hasudungan.

    Selain aturan kesehatan hewan, dia juga menyinggung ketentuan konservasi.

    Ketentuan konservasi itu mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

    “Maka untuk Merak Hijau, termasuk satwa yang dilindungi, sedangkan untuk Merak Putih, Biru dan Blorok bukan termasuk yang dilindungi,” ucap Hasudungan.

    Lebih lanjut, terkait pemeliharaan dan penangkaran satwa yang dilindungi, kata dia masyarakat perlu berkonsultasi dan mengajukan izin.

    “Untuk ketentuan pemeliharaan dan penangkaran bagi satwa yang dilindungi, dapat melakukan konsultasi dan pengajuan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah setempat,” ujar Hasudungan.

    Seperti diketahui, video seekor burung merak yang berkeliaran di jalan dan menjadi tontonan warga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, itu viral di media sosial.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @durensawit.info, terlihat dua orang berfoto bersama dengan burung merak yang sedang membuka ekornya.

    Burung itu tampak berdiri di depan sebuah rumah mewah sambil mengembangkan ekornya yang indah.

    “Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,” tulis keterangan akun instagram @durensawit.info.

    Terdapat sekitar enam ekor burung merak dengan berbagai ukuran di dalam rumah mewah tersebut.

    Beberapa di antaranya terlihat berkeliaran di halaman rumah, sementara seekor merak bertengger di bawah genteng untuk berteduh.

    Merak berwarna biru dan putih itu tampak berjalan diiringi anak-anaknya, dengan kicauannya yang terdengar nyaring.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dinas KPKP DKI pastikan burung merak di Duren Sawit milik Bamsoet

    Dinas KPKP DKI pastikan burung merak di Duren Sawit milik Bamsoet

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memastikan burung merak yang viral di Jalan Baladewa, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur, merupakan milik Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet).

    “Iya betul, pemiliknya beliau (Bambang Soesatyo),” kata Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Hasudungan Sidabalok saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Terkait pemeliharaan burung merak, menurut dia, jika dilihat dari upaya pengendalian penyakit flu burung, maka mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007.

    Perda tersebut berisi tentang pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas, memelihara unggas kesayangan dan unggas untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan konservasi wajib memiliki sertifikasi kesehatan unggas.

    “Untuk mengajukan sertifikasi kesehatan unggas, masyarakat dapat mengajukan melalui petugas Suku Dinas KPKP di kecamatan atau di wali kota wilayah setempat,” jelas Hasudungan.

    Sebelumnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta melakukan pengecekan terkait viralnya seekor burung merak yang terlihat di Jalan Baladewa, Kelurahan Duren Sawit, Jakarta Timur.

    “Tim kami sudah cek pagi hari kemarin, Senin (29/9),” kata Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA DKI Jakarta Nani Rahayu saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Dia menyebutkan pihaknya masih mengumpulkan data dan informasi terkait keberadaan burung tersebut, termasuk kepemilikan dan perizinannya.

    Dia pun memastikan tujuan petugas BKSDA DKI Jakarta turun langsung ke lokasi tersebut, yakni untuk melakukan pendataan sekaligus menggali informasi lebih lanjut mengenai burung merak itu.

    Seperti diketahui, video seekor burung merak yang berkeliaran di jalan dan menjadi tontonan warga di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, itu viral di media sosial.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @durensawit.info, terlihat dua orang berfoto bersama dengan burung merak yang sedang membuka ekornya.

    Burung itu tampak berdiri di depan sebuah rumah mewah sambil mengembangkan ekornya yang indah.

    “Sebuah penampakan burung merak sedang mengembangkan ekornya yang indah dan berwarna-warni seperti kipas raksasa ini menarik perhatian warga yang lewat di depan rumah mewah,” tulis keterangan akun instagram @durensawit.info.

    Terdapat sekitar enam ekor burung merak dengan berbagai ukuran di dalam rumah mewah tersebut.

    Beberapa di antaranya terlihat berkeliaran di halaman rumah, sementara seekor merak bertengger di bawah genteng untuk berteduh.

    Merak berwarna biru dan putih itu tampak berjalan diiringi anak-anaknya, dengan kicauannya yang terdengar nyaring.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satpol PP dan relawan ranjau paku bersinergi jaga Jalan DI Panjaitan

    Satpol PP dan relawan ranjau paku bersinergi jaga Jalan DI Panjaitan

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Jatinegara bersama dengan komunitas relawan ranjau paku berkomitmen menjaga keselamatan pengguna jalan di kawasan Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

    “Kebersamaan kami dengan para relawan ranjau paku adalah bagian dari upaya memberikan kenyamanan,” kata Kepala Satpol PP Kecamatan Jatinegara Teguh Nurdin Amali saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Komitmen itu dibuktikan melalui patroli rutin dan penyisiran ranjau paku yang kerap meresahkan pengendara yang melintasi jalan tersebut.

    Menurut Teguh, kerja sama antara petugas dan relawan sangat penting untuk mengantisipasi praktik usaha tambal ban nakal sekaligus membersihkan jalan dari paku-paku berbahaya.

    “Kami ingin pengendara merasa aman tanpa khawatir ban bocor akibat ulah oknum,” ujar Teguh.

    Patroli rutin dilakukan setiap hari, termasuk penyisiran jalan, sehingga kondisi lalu lintas di kawasan tersebut benar-benar aman.

    Langkah kolaboratif itu pun diharapkan mampu menciptakan suasana jalan yang tertib, aman, dan bebas dari praktik-praktik nakal yang merugikan pengguna jalan.

    “Kami butuh kerja sama dari warga. Kalau ada yang mencurigakan, segera laporkan. Kami akan tindaklanjuti karena keselamatan pengguna jalan adalah prioritas utama,” ucap Teguh.

    Sebelumnya, viral di media sosial video seorang relawan ranjau paku bernama Usmanto (36) yang dikejar oleh seseorang pria yang membawa bambu di Jalan DI Panjaitan arah Cawang, Jakarta Timur, Jumat (26/9) malam.

    Usmanto menjelaskan kejar-kejaran itu terjadi ketika ia sedang membersihkan ranjau paku dengan menggunakan magnet.

    “Iya, Jumat (26/9) malam itu lagi bersihin ranjau, tapi tiba-tiba ada yang datangi saya bawa bambu gitu sambil mengejar-ngejar,” kata Usmanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (29/9).

    Pembersihan ranjau paku itu rutin dia lakukan di Jalan DI Panjaitan arah Cawang hingga lampu merah Kalimalang.

    Namun karena saat itu ia khawatir mendapat tindak kekerasan, Usmanto mengaku spontan lari meninggalkan lokasi.

    “Oknum tambal ban pas lagi ngejar, sayanya langsung lari, oknumnya bawa pentungan, jadi saya kaget,” ujar Usmanto.

    Dia pun mengungkapkan tukang tambal ban di wilayah tersebut kerap buka pada malam hingga dini hari saja.

    “Siang tidak ada, itu adanya di kiri jalan setelah Magrib sampai dini hari, jadi kalau siang tidak ada,” ucap Usmanto.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @jakarta.terkini, terlihat suasana gelap di Jalan DI Panjaitan arah Cawang, dan relawan bernama Usmanto tampak dikejar seseorang yang membawa bambu.

    Rekan Usmanto yang juga berada di lokasi kejadian itu kemudian menghadang aksi tersebut dan mempertanyakan maksud pengejaran tersebut.

    “Maksudnya apa kejar-kejar, sini,” kata perekam video dalam unggahan tersebut.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satpol PP tindak pelaku tambal ban nakal di Jalan DI Panjaitan

    Satpol PP tindak pelaku tambal ban nakal di Jalan DI Panjaitan

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan Jatinegara melakukan penindakan berupa teguran terhadap oknum pelaku usaha tambal ban nakal yang beroperasi di sekitar Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur.

    Kepala Satpol PP Kecamatan Jatinegara Teguh Nurdin Amali mengatakan pihaknya sudah berulang kali mendata dan menegur oknum pelaku usaha tambal ban ilegal karena meresahkan pengguna jalan.

    “Upaya pendataan dan peneguran kepada oknum usaha tambal ban nakal kerap dilakukan di sekitar lokasi,” kata Teguh saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Akan tetapi, praktik usaha tersebut berlangsung secara diam-diam atau kucing-kucingan, terutama saat dilakukan penindakan oleh petugas.

    “Begitu kami datangi, kadang mereka tidak ada. Saat lengah, usaha itu muncul lagi. Karena itu, kami akan tingkatkan patroli rutin,” ujar Teguh.

    Menurut dia, laporan terakhir diterima setelah seorang relawan ranjau paku mengalami kejadian tidak menyenangkan dengan oknum tambal ban. Petugas pun segera melakukan pengecekan ke lokasi kejadian tersebut.

    Berdasarkan hasil pemantauan, sejak Senin (29/9) malam, aktivitas usaha tambal ban di kawasan tersebut tidak lagi terlihat.

    Meski begitu, dia memastikan patroli rutin terus dilakukan demi menjaga kenyamanan pengendara.

    “Mulai tadi malam, usaha tambal ban di lokasi tidak lagi nampak, dan upaya patroli rutin akan dilakukan, termasuk penyisiran ranjau rangka payung guna memberikan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan,” jelas Teguh.

    Sebelumnya, viral di media sosial video seorang relawan ranjau paku bernama Usmanto (36) yang dikejar oleh seseorang pria yang membawa bambu di Jalan DI Panjaitan arah Cawang, Jakarta Timur, Jumat (26/9) malam.

    Usmanto menjelaskan kejar-kejaran itu terjadi ketika ia sedang membersihkan ranjau paku dengan menggunakan magnet.

    “Iya, Jumat (26/9) malam itu lagi bersihin ranjau, tapi tiba-tiba ada yang datangi saya bawa bambu gitu sambil mengejar-ngejar,” kata Usmanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (29/9).

    Pembersihan ranjau paku itu rutin dia lakukan di Jalan DI Panjaitan arah Cawang hingga lampu merah Kalimalang.

    Namun karena saat itu ia khawatir mendapat tindak kekerasan, Usmanto mengaku spontan lari meninggalkan lokasi.

    “Oknum tambal ban pas lagi ngejar, sayanya langsung lari, oknumnya bawa pentungan, jadi saya kaget,” ujar Usmanto.

    Dia pun mengungkapkan tukang tambal ban di wilayah tersebut kerap buka pada malam hingga dini hari saja.

    “Siang tidak ada, itu adanya di kiri jalan setelah Magrib sampai dini hari, jadi kalau siang tidak ada,” ucap Usmanto.

    Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @jakarta.terkini, terlihat suasana gelap di Jalan DI Panjaitan arah Cawang, dan relawan bernama Usmanto tampak dikejar seseorang yang membawa bambu.

    Rekan Usmanto yang juga berada di lokasi kejadian itu kemudian menghadang aksi tersebut dan mempertanyakan maksud pengejaran tersebut.

    “Maksudnya apa kejar-kejar, sini,” kata perekam video dalam unggahan tersebut.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono jelaskan alasan maraknya kebakaran meski ada APAR per RT

    Pramono jelaskan alasan maraknya kebakaran meski ada APAR per RT

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menjelaskan alasan masih banyaknya kebakaran yang terjadi meskipun program satu RT satu alat pemadam api ringan (APAR) sudah berjalan di ibu kota.

    Menurut dia, situasi di lapangan menjadi penyebab kebakaran tak terbendung. Salah satunya kebakaran di Tamansari, Jakarta Barat, yang terjadi karena lingkungan padat dan angin kencang.

    “Masih berjalan. Hanya memang dalam kondisi seperti ini, apalagi yang kebakar kebanyakan plastik, sampah, dan sebagainya, pasti nggak terkejar. Apalagi dengan kepadatan dan kemarin saya mendapatkan laporan dari Kepala Dinas Damkar, apinya itu cepat sekali karena angin,” ujar Pramono di Jakarta Barat, Selasa.

    Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mengatakan program satu RT satu APAR harus terus dijalankan untuk mencegah kebakaran.

    Selain pengadaan APAR, dia mengatakan penyediaan hydrant di lokasi padat penduduk juga dapat dilakukan.

    Hanya saja, lanjut dia, pengadaan hydrant tidak dapat dilakukan sembarangan. Perlu dipastikan titik-titik yang dapat menyediakan air untuk pengadaan hydrant tersebut.

    “Memang harus dicek terlebih dahulu, kira-kira cocoknya hydrant atau APAR,” tutur Ima.

    Seperti diketahui, Pramono sebelumnya telah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) tentang satu rukun tetangga (RT) satu alat pemadam kebakaran ringan (APAR) untuk mengantisipasi kebakaran di wilayah Jakarta.

    Ditargetkan pada Agustus 2025, setiap RT di wilayah Jakarta dapat memiliki masing-masing satu APAR.

    Kendati demikian, Pramono belum merinci berapa jumlah RT di Jakarta yang sudah memiliki apar sampai dengan saat ini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Satgas SDA Ciracas normalisasi saluran air cegah genangan saat hujan

    Satgas SDA Ciracas normalisasi saluran air cegah genangan saat hujan

    Jakarta (ANTARA) – Satuan tugas (Satgas) Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Ciracas melakukan normalisasi saluran air untuk mencegah genangan saat hujan.

    “Satuan Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Kecamatan Ciracas melakukan kegiatan normalisasi saluran air di Jalan Dukuh Kelapa Dua Wetan (KDW),” kata Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) SDA Kecamatan Ciracas Yulia Indah di Jakarta Timur, Selasa.

    Normalisasi tersebut menindaklanjuti permintaan masyarakat di sekitar Komplek Hankam, Jalan Dukuh, RT 06 RW 03, Kelurahan Kelapa Dua Wetan (KDW), Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

    Sebanyak delapan satuan petugas (satgas) Suku Dinas SDA Kecamatan Ciracas dikerahkan dalam normalisasi tersebut.

    “Normalisasi saluran air ini dalam rangka adanya aduan warga masyarakat terkait saluran air yang tidak bisa lagi menampung debit air di saat hujan, sehingga dilakukan perbaikan, diperbesar dan dipasang U-ditch,” jelas Yulia.

    Saluran air beton berbentuk huruf “U” atau U-ditch itu berfungsi sebagai sistem drainase, irigasi, dan saluran air limbah untuk mengalirkan air secara efisien di berbagai lingkungan, seperti perkotaan, pedesaan, jalan, dan kawasan industri.

    Dengan begitu, maka saluran dapat menampung lebih banyak air dengan tekanan tinggi dan langsung disalurkan ke saluran utama atau kali.

    “Karena sudah memasuki musim penghujan, kami terus melakukan perbaikan saluran air warga untuk dilakukan normalisasi dalam rangka mencegah terjadinya genangan air di wilayah Kecamatan Ciracas,” ucap Yulia.

    Kegiatan normalisasi itu sudah dilakukan sejak 11 September dan diharapkan rampung pada 23 Oktober atau selama 30 hari kerja.

    Dia pun berharap normalisasi saluran tersebut selesai tepat waktu sehingga siap menghadapi hujan.

    “Karena cuaca buruk bisa memperlambat pengerjaan normalisasi, tapi akan kami maksimalkan selesai cepat dari apa yang sudah ditargetkan, sehingga warga masyarakat bisa merasakan dampak positifnya setelah selesai dinormalisasi,” ujar Yulia.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menggapai cita-cita besar Jakarta sebagai kota sinema

    Menggapai cita-cita besar Jakarta sebagai kota sinema

    Jakarta harus siap menjadi tempat yang ramah, mudah digapai dengan syarat dan ketentuan yang masuk akal bagi pelaku industri film

    Jakarta (ANTARA) – Jakarta yang bersiap menuju kota global punya sederet mimpi besar. Setelah menyandang predikat sebagai kota literatur pada tahun 2021 dari UNESCO, kini Ibu Kota bercita-cita menjadi kota sinema.

    Cita-cita tersebut bukan hal yang mustahil terwujud, apalagi karena industri film telah menjadi bagian penting yang menggerakkan perekonomian kreatif di Jakarta.

    Berdasarkan perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif DKI Jakarta 2024, subsektor film, animasi, dan video tumbuh lebih tinggi (6,22 persen) jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB DKI Jakarta secara keseluruhan (5,04 persen).

    Optimisme menjadi kota sinema juga didukung 141 rumah produksi yang ada, sebanyak 80 persennya berdomisili di Jakarta. Rumah produksi tersebut menghasilkan sebanyak 42.331 judul film yang masuk Lembaga Sensor Film dan 285 di antaranya lulus sensor.

    Langkah mewujudkan kota sinema yang berbudaya dan seni pun dilakukan dengan memberikan kemudahan perizinan hingga kebutuhan lainnya.

    Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Andhika Permata menyatakan siap memfasilitasi sineas untuk syuting di Jakarta melalui platform Filming in Jakarta.

    Fasilitas yang disiapkan termasuk aset-aset milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta seperti PT Pembangunan Jaya Ancol dan Jakarta Experience Board (JxB).

    Tujuannya bukan sekadar ingin Jakarta sebagai lokasi syuting, tetapi juga memperlihatkan kota sebagai ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri secara keseluruhan.

    Apalagi Jakarta sejak era produksi film negara telah menjadi latar bagi rumah produksi untuk menciptakan film yang menggambarkan kehidupan, dinamika, serta perkembangan kota dan masyarakatnya seperti “Njai Dasima”, “Si Doel Anak Sekolahan”, “Janji Joni” hingga film-film modern yang menorehkan prestasi di kancah nasional maupun internasional.

    Lalu untuk semakin menarik minat sineas menjadikan Jakarta sebagai lokasi syuting, lembaga bernama Komisi Film Jakarta akhirnya diinisiasi untuk dibentuk sebagai lembaga pelayanan One Stop Service (OSS) atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

    Fungsinya bukan hanya tentang perizinan, namun juga database lokasi syuting, penghubung dengan talenta lokal, dan promotor utama Jakarta sebagai destinasi produksi film.

    Ini seperti yang dimiliki kota-kota di dunia seperti Busan, Korea Selatan; Hong Kong, Tokyo; Jepang, hingga kota di Belanda.

    Dukungan pun diberikan oleh sejumlah lembaga festival film, seperti diungkapkan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno saat menghadiri Festival Film Cannes, Prancis pada Mei 2025.

    Adapun Komisi Film Jakarta menjadi bagian dari agenda besar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta. Ini lantaran sektor film menjadi sebagai salah satu prioritas utama di antara pembangunan infrastruktur lainnya.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PMI Jakbar salurkan bantuan bagi korban kebakaran di Tamansari

    PMI Jakbar salurkan bantuan bagi korban kebakaran di Tamansari

    Jakarta (ANTARA) – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Barat (Jakbar) menerjunkan tiga unit ambulans dan tim medis untuk membantu 15 orang korban luka dan sesak nafas akibat kebakaran di Gang Langgar, Tangki, Tamansari.

    “Sebanyak 15 warga serta petugas damkar (pemadam kebakaran) yang mengalami luka lecet dan sesak napas mendapatkan penanganan medis segera di tempat,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PMI Kota Jakarta Barat Ujang Sungkawa saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Selain pelayanan medis darurat, PMI Jakbar juga menyalurkan bantuan dasar bagi para penyintas.

    “Beras 5 karung 50 kilogram, mi instan 15 kardus, Pop Mie 5 kardus, biskuit 3 kardus, susu 5 kardus, sabun 10 kardus, selimut 100 lembar, air mineral 10 kardus, pampers 10 kardus, serta makanan siap saji 1.500 kotak yang dibagikan selama tiga hari berturut-turut untuk makan siang para pengungsi,” ujar Ujang.

    Selain bantuan logistik, dia menuturkan layanan kesehatan darurat juga terus diberikan kepada pengungsi di posko darurat.

    Hingga Senin (29/9), kata dia, tercatat 30 penyintas yang telah mendapatkan pelayanan medis, mulai dari keluhan pusing, luka ringan, hingga gangguan pernapasan akibat asap.

    Pihaknya pun melakukan asesmen kebutuhan lanjutan agar bantuan yang diberikan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi di lapangan.

    “Meski bantuan telah disalurkan, kebutuhan penyintas kebakaran masih sangat besar. PMI Jakbar mengajak seluruh pihak untuk bergandeng tangan membantu meringankan beban para penyintas agar mereka bisa segera bangkit dari musibah ini,” tutur Ujang.

    Seperti diketahui, ratusan rumah ludes akibat kebakaran hebat yang melanda kawasan padat penduduk di Jalan Gang Langgar 1 RT 04/06, Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, pada Minggu (28/9).

    Data sementara menunjukkan hunian di RT 03, 04, 05, 06, 07, 08, dan 09 di RW 006 hangus terbakar. Akibatnya, sekitar 316 Kepala Keluarga (KK) atau 1.256 jiwa kehilangan tempat tinggal dan kini mereka terpaksa mengungsi di lokasi yang telah disediakan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pakai masker, udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif

    Pakai masker, udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif

    Jakarta (ANTARA) – Menurut situs pemantau kualitas udara IQAir, kualitas udara di DKI Jakarta pada Kamis pagi menduduki peringkat kesebelas terburuk di dunia.

    Berdasarkan pantauan pada pukul 06.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, yaitu 113, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5 atau masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

    Peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Selasa, yakni Lahore, Pakistan, dengan indeks kualitas udara 198. Kemudian, Dhaka, Bangladesh, dengan indeks kualitas udara 165 di posisi kedua dan Delhi, India, dengan indeks kualitas udara 152 pada peringkat ketiga.

    Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta berencana meniru kota-kota besar di dunia, seperti Paris dan Bangkok dalam menangani polusi udara.

    “Belajar dari kota lain, Bangkok memiliki 1.000 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), Paris memiliki 400 SPKU. Jakarta saat ini memiliki 111 SPKU dari sebelumnya hanya 5 unit. Ke depan, kita akan menambah jumlahnya agar bisa melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat,” kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto pada 18 Maret 2025..

    Menurut dia, keterbukaan data merupakan langkah penting dalam memperbaiki kualitas udara secara sistematis.

    Oleh karena itu, penyampaian data polusi udara harus lebih terbuka agar intervensi bisa lebih efektif. Dia pun menilai intervensi yang dibutuhkan bukan hanya bersifat sesaat, tetapi berkelanjutan dan luar biasa dalam menangani pencemaran udara.

    DLH DKI Jakarta menargetkan penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah (low-cost sensors) sehingga pemantauan kualitas udara lebih luas dan akurat.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.