Category: Antaranews.com Nasional

  • Polsek Pesanggrahan dapat penghargaan dari Kompolnas

    Polsek Pesanggrahan dapat penghargaan dari Kompolnas

    Jakarta (ANTARA) – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) memberikan penghargaan kepada Polsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan, atas inovasinya meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

    “Yang pasti penghargaan ini berkat dukungan dari masyarakat. Kami berterima kasih kepada Kompolnas atas kesempatannya,” kata Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam di Jakarta, Jumat.

    Polsek Pesanggrahan akan terus semangat memberikan pelayanan terbaik dan selalu berada di tengah masyarakat.

    Dia bersyukur atas penghargaan yang diterimanya baru-baru ini. Ia menegaskan, pencapaian tersebut tidak lepas dari dukungan masyarakat.

    Menurut Seala, penghargaan itu menjadi dorongan bagi seluruh jajaran Polsek Pesanggrahan.

    “Polsek Pesanggrahan akan terus hadir di tengah masyarakat sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang profesional,” katanya.

    Adapun dalam perjalanannya selama empat bulan memimpin, AKP Seala melakukan berbagai pembenahan signifikan. Antara lain merombak bangunan Polsek dan memperbaiki sistem pelayanan agar lebih cepat, transparan dan mudah diakses oleh masyarakat.

    Langkah ini dilakukan demi menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi petugas dan masyarakat yang datang mengurus keperluan Kepolisian.

    Selain itu, dia juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang menjunjung tinggi kesetaraan gender di lingkungan Kepolisian.

    Ia mendorong seluruh anggota, baik pria maupun wanita, untuk berani tampil dan menunjukkan kinerja terbaik tanpa rasa minder. “Tetap semangat, jangan minder. Karena kesetaraan gender itu nyata adanya,” katanya.

    Polsek Pesanggrahan di bawah kepemimpinan Seala juga meluncurkan fasilitas aduan masyarakat agar warga dapat berkomunikasi langsung dengan pihak Kepolisian.

    Ia bahkan menyebarkan nomor pribadinya, yakni 0813-8222-5050 agar masyarakat bisa langsung melapor kepada Kapolsek jika terjadi gangguan keamanan atau membutuhkan bantuan cepat.

    Dengan inovasi, keterbukaan dan pendekatan humanisnya, Polsek Pesanggrahan berkomitmen sebagai institusi yang responsif dan dekat dengan masyarakat.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jaktim berikan bantuan bagi penyintas kebakaran rumah di Utan Kayu

    Jaktim berikan bantuan bagi penyintas kebakaran rumah di Utan Kayu

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur memberikan sejumlah bantuan bagi penyintas kebakaran rumah dua lantai di Kelurahan Utan Kayu Utara, Matraman, Rabu (15/10) lalu.

    “Bantuan kita berikan sesuai permohonan dari pihak kelurahan. Mudah-mudahan ini dapat meringankan beban yang mereka alami,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas (Kasudin) Sosial Jakarta Timur, Suprapto saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Bantuan tersebut berupa 10 bantuan natura dan 34 kebutuhan sandang termasuk perlengkapan sekolah bagi penyintas kebakaran tersebut.

    Bantuan tersebut langsung diberikan kepada warga terdampak dengan disaksikan pengurus RT, RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan perwakilan kelurahan. “Bantuan jenis natura yang diberikan ada dua kantong beras kemasan lima kilogram,” katanya.

    Kemudian, mi instan dua dus, minyak goreng empat kantong kemasan dua liter, kecap manis empat botol, ikan sarden delapan kaleng, biskuit empat pak serta air mineral kemasan 600 mililiter dua dus.

    Sedangkan kebutuhan rumah tangga berupa sandang dan seragam sekolah berupa pengki dua buah, alat pel dua buah, sapu lidi dua buah, gayung dua buah, serokan air dua buah, sikat WC dua buah dan cairan pembersih lantai dua derigen.

    Selanjutnya, pembalut wanita empat pak, sapu ijuk dua buah, tas sekolah tiga buah, handuk dua lembar, sikat gigi dua buah, pasta gigi dua buah, sampo dua buah, sabun cair dua buah serta sepatu sekolah tiga pasang.

    Kemudian, ada selimut dewasa dua lembar, baju koko dua pak, pakaian dalam sekitar enam buah, celana training dua buah, sarung dua buah, kaos oblong dua buah, daster dua buah, mukena dua buah dan songkok dua buah.

    “Ada tambahan seragam SD perempuan dua setel, seragam SMP perempuan dua setel, seragam SMA dua setel, kaos kaki enam pasang, sandal empat pasang, lap serbet enam lembar dan ‘goodie bag’ 4 pcs,” katanya.

    Sebelumnya, Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur menyebutkan, kebakaran rumah yang terjadi di Kelurahan Utan Kayu Utara, Matraman, pada Rabu sore, diduga akibat arus pendek listrik (korsleting).

    Objek yang terbakar rumah tinggal dua lantai semi permanen milik Ibu Ida (60). Penyebabnya diduga akibat fenomena listrik atau ‘korsleting’,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas (Sudin) Gulkarmat Jakarta Timur, Abdul Wahid saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (15/10).

    Sudin Gulkarmat Jakarta Timur menerima laporan kejadian sekitar pukul 16.53 WIB dari seorang warga bernama Rahma.

    Petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Timur langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) bersama satu unit pemadam kebakaran untuk pengerahan awal.

    Kemudian sebanyak 33 unit mobil pemadam kebakaran dengan 65 personel untuk memadamkan api yang menghanguskan bangunan rumah tinggal tersebut.

    Status pemadaman kebakaran dinyatakan selesai pada pukul 18.00 WIB. Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran rumah di Jalan Angsana RT 11/RW01, Kelurahan Utan Kayu Utara, Matraman, seluas 40 meter persegi (m2) itu.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kopi excelsa Sumedang bersaing di kancah global

    Kopi excelsa Sumedang bersaing di kancah global

    Jakarta (ANTARA) – Pahit atau sepat itulah rasa kopi bagi orang awam. Bagi mereka, tidak ada bedanya antara kopi robusta, arabika, liberika, maupun excelsa. Bahkan kopi sachet pun sama rasanya.

    Bagi orang awam, mereka mungkin hanya tahu kopi sachet dan biji kopi, untuk nama dan jenisnya pun dipastikan tidak tahu.

    Dari penuturan para pecintanya, kopi memiliki berbagai rasa ada yang pahit, sepet, manis, bahkan ada pula perpaduan rasa, seperti nangka, durian, dan buah lainnya.

    Rasa-rasa itu tak perlu dibahas panjang kali lebar, karena para pecintanya memiliki referensi rasa yang berbeda-beda tergantung sudut pandang penikmatnya.

    Selama ini biji kopi yang masyhur atau terkenal yaitu robusta dan arabika. Kedua nama itu tersohor di mana-mana berbeda dengan kopi excelsa yang belum familiar di telinga.

    Kopi excelsa Sumedang

    Kopi excelsa Sumedang awalnya tidak memilik nilai ekonomi, karena satu kilogram ceri kopi hanya dihargai Rp3 ribu, berbeda dengan ceri kopi robusta maupun arabika yang rerata di atas Rp15 ribu per kilogram.

    Pekerja saat sortir manual kopi excelsa di Sumedang, Jawa Barat, Rabu (1/10/2025). ANTARA/Khaerul Izan

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI latih Pemda Bodetabek kelola data kualitas udara

    DKI latih Pemda Bodetabek kelola data kualitas udara

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Clean Air Asia (CAA) menggelar pelatihan pengelolaan data pemantauan kualitas udara bagi pemerintah daerah di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek).

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, Jakarta siap menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain.

    “Saat ini kami memiliki 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) aktif yang terintegrasi di seluruh wilayah. Melalui pengalaman ini, kami ingin berbagi bagaimana sistem pemantauan dapat dikelola secara efektif dan transparan,” ujar Asep di Jakarta, Jumat.

    Pada hari pertama yang digelar 15 Oktober lalu, kata Asep, para peserta dari berbagai DLH dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di wilayah Bodetabek saling berbagi informasi mengenai sistem pemantauan udara yang mereka miliki.

    Selain itu target pemantauan regional serta upaya standarisasi dan pengelolaan data agar hasilnya akurat dan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan publik.

    Kegiatan hari kedua tanggal 16 Oktober lalu diisi dengan kunjungan lapangan ke sejumlah titik pemantauan kualitas udara, baik stasiun referensi maupun “Low-Cost Sensor” (LCS).

    Melalui kunjungan ini, kata Asep, peserta mempelajari langsung proses kalibrasi alat, pengambilan data hingga integrasi hasil pemantauan ke dalam portal udara.jakarta.go.id yang merupakan sistem daring untuk menampilkan data kualitas udara Jakarta secara terkini dan terus-menerus (real time)

    “Dengan data yang kuat dan terkelola baik, kebijakan yang diambil dapat berbasis bukti. Itu artinya, penanganan polusi udara bisa lebih tepat sasaran,” kata Asep.

    Direktur CAA Indonesia, Ririn Radiawati Kusuma menegaskan pentingnya tata kelola data yang andal di setiap daerah agar hasil pemantauan dapat diandalkan dan konsisten.

    Setiap daerah perlu memiliki mekanisme pengelolaan data yang baik. “Pemerintah daerah juga bisa mencari alternatif pembiayaan, misalnya mewajibkan industri memiliki stasiun pemantau sendiri, atau mendorong kolaborasi lintas wilayah,” ujar Ririn.

    Ririn menilai, Jakarta dapat berperan sebagai perintis (pioneer) dengan memberikan dukungan teknis maupun hibah alat pemantauan ke daerah sekitar serta berbagi data lintas wilayah. Kegiatan ini menjadi langkah penting membangun jejaring pengelolaan udara bersih antarwilayah.

    “Dengan berbagi praktik baik seperti ini, kita bisa membangun sistem pemantauan yang saling terhubung. Karena udara bersih adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya satu daerah saja,” kata Ririn.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • RTA pakai KTP kerabat untuk daftar jadi terapis di Jaksel

    RTA pakai KTP kerabat untuk daftar jadi terapis di Jaksel

    Jakarta (ANTARA) – Wanita berinisial RTA (14) memakai KTP kerabat keluarganya untuk mendaftar menjadi terapis, sebelum ditemukan tewas di lahan kosong di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10) pukul 05.00 WIB.

    “KTP yang digunakan oleh korban untuk mendaftar pekerjaan adalah KTP kerabat dari korban, masih keluarga,” kata Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

    Citra mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak rekrutmen, wanita itu mendaftar dengan identitas inisial SA untuk bisa diterima di perusahaan.

    RTA menggunakan identitas kerabatnya lantaran tertarik dengan lowongan kerja yang ditawarkan melalui media sosial (medsos) TikTok.

    “Awalnya korban tertarik dan mendaftar kerja setelah melihat temannya yang siaran langsung (live) dari TikTok, kemudian datang untuk melakukan ‘interview’,” katanya.

    Dalam penyelidikannya, berdasarkan keterangan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Indramayu, asal tempat tinggalnya, wanita itu ternyata bernama RTA berusia 14 tahun sesuai dengan Kartu Keluarga (KK).

    “Benar yang bersangkutan sesuai dengan registrasi KK bernama RTA dengan usia 14 tahun,” katanya.

    Polisi akan memanggil sejumlah pihak pada minggu depan untuk dimintakan keterangan. Yakni kerabat korban yang identitasnya digunakan oleh korban untuk mendaftar kerja dan orang lapangan yang melakukan rekrutmen.

    Sebelumnya, Kepolisian sedang menyelidiki temuan mayat wanita yang diduga berprofesi sebagai terapis di sebuah lahan di kawasan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10) pukul 05.00 WIB.

    Saat pengecekan di lokasi kejadian, mayat wanita itu dalam posisi terlentang dengan kaki miring kanan. Ciri-cirinya memakai kaos warna abu-abu, celana panjang warna abu-abu, kulit putih dan rambut hitam.

    Kemudian di sekitar jenazah korban terdapat kain selendang serta sebuah dompet genggam berisi dua buah telepon seluler (ponsel) yang diduga milik korban.

    Petugas telah memeriksa saksi-saksi terkait penemuan mayat tersebut. Salah satu saksi mendengar suara perempuan berteriak dari salah satu penghuni Ruko Pejaten Office Park.

    Dalam pengecekan terhadap jenazah korban tidak ditemukan adanya tanda akibat kekerasan, namun terlihat adanya luka tergores (lecet) pada bagian lengan kiri, perut sebelah kiri dan dagu.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jakarta jadi kota dengan sistem pemantauan udara terluas di Indonesia

    Jakarta jadi kota dengan sistem pemantauan udara terluas di Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Jakarta menjadi kota dengan sistem pemantauan kualitas udara terintegrasi dan terluas di Indonesia, dengan 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang aktif di seluruh wilayah Ibu Kota.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan, sistem pemantauan tersebut merupakan kombinasi antara stasiun referensi dan sensor berbiaya rendah (Low-Cost Sensor atau LCS) yang dipasang di berbagai titik strategis.

    “Melalui sistem yang terintegrasi ini, kami dapat memantau kondisi udara secara ‘real-time’ dan melakukan langkah mitigasi lebih cepat untuk melindungi kesehatan warga,” ujar Asep di Jakarta, Jumat.

    Jaringan pemantauan ini merupakan hasil kolaborasi antara DLH DKI Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi serta mitra dari sektor swasta.

    Asep menambahkan, seluruh data dari SPKU terhubung ke portal publik udara.jakarta.go.id yang menampilkan data kualitas udara terkini berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

    Melalui portal ini, masyarakat dapat memantau kondisi udara harian, melihat peta sebaran sensor, mengetahui wilayah dengan ISPU terbaik maupun terburuk serta memperoleh rekomendasi aktivitas bagi kelompok umum maupun sensitif.

    Jakarta telah membuktikan bahwa tata kelola data yang terbuka dan terintegrasi tidak hanya memperkuat kebijakan berbasis bukti. “Tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan berkelanjutan,” kata Asep.

    Asep menyebutkan, Jakarta juga tengah menyiapkan “Early Warning System” (EWS) untuk polusi udara sebagai langkah antisipatif dan responsif terhadap potensi peningkatan pencemaran.

    “Melalui sistem peringatan dini ini, warga akan mendapatkan informasi kualitas udara secara ‘real-time’ hingga tiga hari ke depan, lengkap dengan rekomendasi langkah mitigasi seperti memakai masker atau mengurangi aktivitas di luar ruangan,” ujar Asep.

    Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Edward Nixon Pakpahan menegaskan pentingnya data pemantauan kualitas udara yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan pemerintah, terutama saat kualitas udara memburuk.

    Menurut dia, kebijakan lingkungan tidak bisa dibuat berdasarkan asumsi semata. Data yang valid menjadi landasan utama untuk menentukan langkah mitigasi yang efektif dan cepat, termasuk pemberian peringatan dini kepada masyarakat.

    “Ketika kualitas udara menurun, keputusan harus berbasis bukti, bukan perkiraan. Karena itu, keandalan data menjadi hal yang sangat krusial,” katanya.

    KLH juga berencana memperluas cakupan pemantauan, khususnya di daerah dengan tingkat polusi tinggi.

    Langkah ini akan dilakukan melalui integrasi jaringan pemantauan hibrid yang menggabungkan data dari berbagai sumber termasuk stasiun referensi milik pemerintah daerah, BMKG, sektor swasta, hingga lembaga penelitian.

    Saat ini, KLH sudah memasang 12 stasiun pemantau di Jabodetabek. “Dengan sistem terintegrasi ini, pemantauan bisa dilakukan secara ‘real-time’ dan memberikan gambaran kualitas udara yang lebih komprehensif di tingkat regional,” ujar Edward.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • “Debt collector” lakukan intimidasi terhadap wanita di Kalideres

    “Debt collector” lakukan intimidasi terhadap wanita di Kalideres

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengusut aksi intimidatif sejumlah penagih utang (debt collector) terhadap seorang pengendara wanita di sekitar Halte Jembatan Baru, Kalideres, Jakarta Barat.

    “Sedang kita lakukan penyelidikan. Tapi memang sekarang korban belum bikin LP (laporan polisi),” kata Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Cengkareng, Jakarta Barat, AKP Parman Gultom saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

    Dalam video viral yang beredar di media sosial, terlihat enam orang “debt collector” menghadang seorang wanita yang sedang mengendarai motor di jalan.

    Salah satu pria berpakaian serba hitam dan membawa tas terlihat menghampiri pengendara tersebut, disusul tindakan bernada intimidatif dari salah satu penagih utang tersebut.

    Sementara itu, banyak komentar dalam video yang diunggah di media sosial @warga.jakbar untuk meminta agar oknum-oknum tersebut dapat ditindak oleh pihak Kepolisian.

    “Ini sudah sering kali begini. Meresahkan masyarakat banget ini di sepanjang Jalan Daan Mogot Kalideres,” tulis salah satu komentar.

    Video yang diunggah di media sosial (medsos) dengan nama akun @warga.jakbar itu mendapat banyak perhatian warganet. Banyak yang mengecam tindakan para “debt collector” tersebut dan meminta polisi segera bertindak tegas.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Istri yang dibakar suaminya di Jaktim sudah dirujuk ke RSCM

    Istri yang dibakar suaminya di Jaktim sudah dirujuk ke RSCM

    Jakarta (ANTARA) – Seorang istri berinisial CAU (24) yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sekaligus dibakar oleh suaminya di kawasan Otista, Jatinegara, Jakarta Timur, sudah dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

    “Dirujuk ke RSCM dari Rumah Sakit Hermina Jatinegara kemarin. Dari RS Hermina sudah menghubungi Jaminan Kesehatan Jakarta (Jamkesjak),” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    CAU mengalami luka pada wajah dan bagian tubuh lainnya akibat dibakar oleh suaminya yang berinisial Y (26).

    Herwin menjelaskan, seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung oleh Jamkesjak. Program tersebut mencakup jaminan kesehatan bagi korban tindak pidana.

    Meski begitu, korban tetap harus melengkapi sejumlah persyaratan agar bisa mendapatkan pembebasan biaya perawatan.

    “Dengan syarat ada surat keterangan Kepolisian yang menjelaskan kronologi bahwa ini kejadian kekerasan dan pasien adalah korban,” katanya.

    Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Alfian Nurrizal mengatakan, seorang korban KDRT di kawasan Otista, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (13/10) mengalami luka serius pada bagian wajah.

    Korban mengalami luka bakar cukup parah di bagian wajah dan tubuh sehingga kondisinya membutuhkan tindakan media lanjutan berupa operasi plastik.

    Alfian menyebutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Dinas Sosial dan rumah sakit agar korban mendapatkan pelayanan yang optimal.

    “Kami utamakan keselamatan korban dulu. Penegakan hukum tetap berjalan, tapi fokus kami saat ini adalah memastikan korban mendapat perawatan sebaik mungkin,” kata Alfian menegaskan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (15/10).

    Kepolisian telah mengantongi identitas pelaku. Namun, aparat masih menahan diri untuk memaparkan kronologi lengkap maupun motif dibalik kejadian tersebut karena masih dalam tahap penyelidikan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI ungkap praktik penyalahgunaan izin sewa kios di Pasar Barito

    DKI ungkap praktik penyalahgunaan izin sewa kios di Pasar Barito

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta mengungkap praktik penyalahgunaan izin sewa kios di Pasar Barito, Jakarta Selatan.

    Kepala Dinas PPKUKM DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo menyampaikan, beberapa tahun terakhir, 58,9 persen atau 93 dari total 158 kios yang ada di Pasar Barito dikuasai hanya oleh sejumlah pedagang.

    “Berdasarkan data di lapangan, sejumlah pedagang selama ini diduga telah menyalahgunakan izin sewa kios Pasar Barito,” kata Ratu di Jakarta, Jumat.

    Ternyata ada satu pedagang bisa menguasai 10 sampai 15 kios. “Kemudian mereka sewakan kepada pedagang kecil,” katanya.

    Menurut data Dinas PPKUKM, praktik penyalahgunaan izin sewa kios terjadi hampir di seluruh blok kios Pasar Barito. Di Blok JS25, yang merupakan area perdagangan hewan peliharaan, misalnya, 68,2 persen atau 58 dari total 85 kios dikuasai hanya oleh 17 pedagang.

    Di blok kios inilah ada satu pedagang yang menguasai 15 kios. “Kemudian disewakan kepada pihak kedua, seolah kios ini milik pribadi,” katanya.

    Kemudian di Blok JS26, zona perdagangan buah dan bingkisan (parcel), 88,9 persen atau 16 dari total 18 kios dikuasai oleh 6 pedagang. Lalu di Blok JS30, zona kuliner, 50 persen atau 17 dari total 34 kios hak atas sewa dikuasai oleh enam orang.

    Hanya di Blok Kuliner JS96 data antara hak sewa resmi dan praktik berdagang di lapangan sesuai.

    Hal ini perlu diluruskan, karena penyalahgunaan izin sewa kios ini jelas merugikan para pedagang kecil. Yang semestinya bisa berkontrak langsung dengan PPKUKM, jadi harus berkontrak dengan mereka yang memonopoli hak sewa kios.

    Untuk mengakhiri praktik ilegal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen mengembangkan Sentra Fauna Lenteng Agung. Kawasan ini akan menjadi pusat perdagangan fauna yang lebih tertata dan berkeadilan bagi seluruh pedagang.

    Ratu menuturkan, pemprov membuka kesempatan bagi pedagang Pasar Barito untuk berkolaborasi mengembangkan sentra baru tersebut.

    Sebagai bentuk dukungan, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan paket insentif, mulai dari bebas sewa kios selama enam bulan pertama, kemudahan izin usaha, hingga pendampingan manajemen dan akses pembiayaan bagi pelaku usaha kecil.

    “Sentra Fauna Lenteng Agung kami desain agar menjadi rumah baru bagi para pedagang. Di sana lebih bersih, aman, dan nyaman bagi pengunjung maupun hewan peliharaan,” kata Ratu.

    Ia berharap langkah ini bisa membuka lembaran baru dalam tata kelola perdagangan fauna di Jakarta lebih tertib, adil dan memberikan ruang tumbuh bagi pedagang kecil.

    “Kami berkomitmen menciptakan ekosistem dagang yang sehat. Jadi mari kita bangun Sentra Fauna Lenteng Agung bersama-sama,” ujar Ratu.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kerap dijadikan parkir liar, petugas tata trotoar di Kembangan Jakbar

    Kerap dijadikan parkir liar, petugas tata trotoar di Kembangan Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 30 petugas gabungan menata trotoar di Jalan Srengseng Raya, RW 08 Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis, lantaran kerapdijadikan lokasi parkir liar dan pedagang kaki lima (PKL).

    Penataan itu bagian dari rencana revitalisasi yang akan dilaksanakan oleh Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, di mana area tersebut akan dimanfaatkan untuk penghijauan pedestarian.

    “Sesuai gambar Rekomtek (Rekomendasi Teknis) dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta bahwa lahan di sini akan diperuntukkan penghijauan. Maka, sebelum pekerjaan dilakukan kita coba tata,” ujar Lurah Srengseng, Adith Pratama di Jakarta, Kamis.

    Adapun penataan dilakukan dengan pembersihan dan pematangan lahan, sehingga lahan tidak kembali diokupasi oleh parkir liar dan PKL.

    Adapun pekerjaan penataan dilaksanakan secara bertahap, di mana pembersihan ditargetkan rampung hari ini.

    “Selanjutnya nanti Sudin Tamhut akan masuk melakukan penataan. Mungkin satu atau dua pekan sudah selesai,” kata dia.

    Sementara itu, Kepala Satuan Pelaksana (Satpel) Tamhut Kecamatan Kembangan, Agustinus Asayuda menjelaskan, trotoar yang akan ditata sebagai lokasi penghijauan itu memiliki luas sekitar 98 meter persegi (m2).

    Selain menjadi penghijauan untuk mengurangi polusi, keberadaan area buffer itu juga akan mempercantik kawasan.

    “Kami akan coba hasilnya nanti seestetik mungkin. Makanya yang ditanam nanti pohon Tabebiya Pink,” kata Agustinus.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.