Category: Antaranews.com Ekonomi

  • Pemerintah tarik utang Rp463,7 triliun per 31 Agustus 2025

    Pemerintah tarik utang Rp463,7 triliun per 31 Agustus 2025

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah melakukan penarikan utang sebesar Rp463,7 triliun per 31 Agustus 2025, setara 59,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp775,9 triliun.

    Sedangkan pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp38 triliun, sehingga pembiayaan anggaran terealisasi sebesar Rp425,7 triliun.

    “Dari segi pembiayaan anggaran, sampai dengan 31 Agustus 2025 realisasinya adalah Rp425,7 triliun atau 69,1 persen dari target APBN,” kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dikutip dari konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Selasa.

    Thomas memaparkan, pasar domestik menunjukkan kinerja yang positif, utamanya pada surat berharga negara (SBN). Permintaan investor terlihat kuat di tengah volatilitas pasar, tecermin pada tingginya bid to cover ratio.

    Hingga lelang terakhir, rata-rata bid to cover ratio tahun 2025 tercatat 3,03 untuk surat utang negara (SUN) dan 3,15 untuk surat berharga syariah negara (SBSN).investment grad

    “Meskipun kualitas pasar meningkat, kepercayaan ini juga tidak terlepas dari status investment grade yang disandang Indonesia, sehingga SBN Indonesia tetap dipandang sebagai instrumen yang aman dan kredibel di pasar global,” ujar Thomas.

    Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun juga mengalami penurunan sebesar 70 basis poin (bps) atau minus 10 persen secara tahun berjalan (year-to-date/ytd), didukung oleh permintaan investor yang kuat di pasar perdana maupun sekunder.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komisi IV DPR RI tekankan tata kelola kawasan hutan di Sulteng

    Komisi IV DPR RI tekankan tata kelola kawasan hutan di Sulteng

    Palu (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menekankan pentingnya tata kelola kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan secara adil dan berkesinambungan.

    “Hal ini agar potensi besar yang dimiliki benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” katanya dalam keterangannya di Palu, Selasa, saat kunjungan kerja Komisi IV DPR RI untuk melaksanakan diskusi bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tentang penggunaan kawasan hutan.

    Komisi IV DPR RI membidangi pengawasan sektor pertanian, kehutanan dan kelautan. Wakil Ketua Komisi IV DPR menyebut luasnya kawasan hutan di Sulawesi Tengah harus dikelola dengan tata kelola yang lebih baik.

    Abdul Kharis menyoroti tanggung jawab pelaku usaha yang memegang izin Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) agar tidak hanya mengambil manfaat saja, tetapi juga harus melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan.

    Menurut dia, kewajiban itu antara lain merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak Penggunaan Kawasan Hutan (PNBP-PKH), serta ikut memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan.

    “Potensinya besar, tapi realitasnya belum memberikan kesejahteraan yang berdampak,” ujarnya.

    Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Reny A. Lamadjido juga menekankan keseimbangan antara aspek ekologi dan ekonomi dalam pengelolaan kawasan hutan.

    “Lebih dari 66 persen wilayah Sulawesi Tengah merupakan kawasan hutan dengan beragam fungsi, mulai dari konservasi, lindung, hingga hutan produksi,” ujarnya.

    Pewarta: Nur Amalia Amir
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ICA-CEPA sebagai jalan ganda diplomasi ekonomi Indonesia

    ICA-CEPA sebagai jalan ganda diplomasi ekonomi Indonesia

    Melalui ICA-CEPA, Indonesia berkesempatan tidak lagi berhenti pada ekspor bahan mentah, tetapi naik kelas menjadi negara pengolah dengan nilai tambah lebih tinggi

    Jakarta (ANTARA) – Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) menandai babak baru dalam sejarah hubungan dagang Indonesia. Perjanjian ini bukan sekadar soal tarif, tetapi juga bagian dari strategi diplomasi ekonomi yang lebih luas.

    Sebagai CEPA pertama Indonesia di kawasan Amerika Utara, ICA-CEPA menempati posisi strategis. Perjanjian ini bisa dibilang bukan hanya simbol keberhasilan diplomasi, tetapi juga membuka peluang praktis seperti perluasan pasar ekspor, investasi, dan kerja sama teknologi.

    Selama ini, ekspor Indonesia bertumpu pada Asia Timur, ASEAN, dan sebagian Eropa. Amerika Utara hanya menempati porsi kecil dalam peta perdagangan kita. Dengan adanya ICA-CEPA, peta itu mulai bergeser. Indonesia kini memiliki pintu masuk yang lebih ramah tarif untuk menembus pasar Kanada — sebuah pasar yang kerap dianggap sulit dijangkau.

    Kanada bukanlah pemain kecil dalam percaturan ekonomi global. Ekonominya relatif stabil, konsumennya memiliki daya beli tinggi, dan regulasi pasarnya ketat. Bagi eksportir Indonesia, kondisi ini adalah tantangan dan sekaligus peluang. Jika produk kita mampu menembus rak-rak Kanada, kredibilitasnya di mata pasar dunia otomatis meningkat.

    Kanada berkepentingan menancapkan kaki lebih kuat di Asia Tenggara. Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di kawasan, dipandang sebagai mitra kunci. Situasi geopolitik dunia membuat rantai pasok harus lebih beragam. Dari sanalah, Kanada menilai Indonesia sebagai simpul strategis.

    Sebaliknya, Indonesia berkepentingan memperluas basis ekspornya. Ketergantungan berlebihan pada sejumlah negara tertentu membuat risiko tinggi ketika terjadi guncangan. Maka, diversifikasi pasar menjadi keharusan agar ekonomi Indonesia tidak mudah terombang-ambing. Nah, ICA-CEPA menjadi salah satu jawaban untuk masalah tersebut.

    Menuntut standar mutu

    Secara teori, kehadiran ICA-CEPA dapat dijelaskan melalui konsep keunggulan komparatif David Ricardo.

    Indonesia diuntungkan bila mengekspor barang yang relatif efisien diproduksi di dalam negeri, seperti tekstil, alas kaki, atau makanan olahan. Di sisi lain, Kanada lebih unggul menghasilkan gandum dan teknologi mutakhir sehingga lebih masuk akal bila Indonesia mengimpornya. Pola inilah yang melahirkan potensi saling menguntungkan.

    Namun, tantangan tak kalah besar menghadang. Kanada dikenal dengan standar pasar yang ketat, mulai dari isu keberlanjutan hingga sertifikasi lingkungan. Industri dalam negeri dituntut bukan hanya efisien, tetapi juga mampu menembus persyaratan kualitas global. Jika tidak, keunggulan komparatif bisa berhenti pada potensi belaka, tanpa berubah menjadi keuntungan nyata.

    Pertanyaan krusialnya, apakah industri nasional siap menjawab peluang ini? Ataukah Indonesia hanya akan menjadi pasar yang lebih terbuka bagi produk Kanada tanpa berhasil memperluas pijakan di pasar negara maju?

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Purbaya kejar Rp60 triliun dari 200 penunggak pajak besar

    Purbaya kejar Rp60 triliun dari 200 penunggak pajak besar

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bakal mengejar 200 wajib pajak besar untuk menagih tunggakan pajak yang telah berkekuatan hukum tetap atau inkrah dengan potensi serapan mencapai Rp60 triliun.

    “Kami punya daftar 200 penduduk wajib pajak besar yang sudah inkrah. Kami mau kejar dan eksekusi sekitar Rp50 triliun sampai Rp60 triliun,” kata Purbaya dikutip dari konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Selasa.

    Purbaya menyebut bakal segera mengeksekusi rencananya itu dalam waktu dekat. Ia optimistis para penunggak pajak itu tak bisa mangkir dari kewajiban mereka.

    “Dalam waktu dekat akan kami tagih, dan mereka nggak akan bisa lari,” tambahnya.

    Untuk mendukung strategi itu, dia juga bekerja sama dengan sejumlah instansi untuk mengoptimalkan kepatuhan pajak. Instansi-instansi itu di antaranya Polri, Kejaksaan Agung, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

    Dengan kerja sama itu, Kemenkeu dan kementerian/lembaga (K/L) terkait akan saling bertukar data untuk memudahkan penarikan pajak.

    Strategi lainnya juga termasuk mendorong aktivitas ekonomi melalui suntikan stimulus Paket Ekonomi 2025, memperbaiki Coretax, serta memberantas rokok ilegal di pasaran, baik di pasar daring maupun luring.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Serapan pajak melambat akibat kontraksi PPh badan dan PPN

    Serapan pajak melambat akibat kontraksi PPh badan dan PPN

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menyampaikan penurunan realisasi penerimaan pajak sebesar 5,1 persen dengan nilai sebesar Rp1.135,4 triliun per Agustus 2025, disebabkan oleh kontraksi setoran pajak penghasilan (PPh) badan serta pajak pertambahan nilai (PPN).

    “Kalau netto, angkanya setara 54,7 persen dibandingkan dengan outlook. Dibandingkan Agustus, penerimaan netto kita negatif 3,8 persen,” kata Anggito dikutip dari konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Selasa.

    Menurut Anggito, kinerja PPh badan bila ditinjau secara bruto mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,5 persen. Namun akibat adanya restitusi, maka realisasi netto PPh badan terkontraksi 8,7 persen dengan nilai Rp194,20 triliun.

    Sementara realisasi serapan PPN dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) turun baik secara bruto maupun netto. Secara bruto, penerimaan PPN dan PPnBM melambat tipis sebesar 0,7 persen. Namun secara netto, kontraksi cukup besar yakni 11,5 persen dengan realisasi Rp416,49 triliun, yang disebabkan oleh restitusi.

    Di sisi lain, PPh orang pribadi dan pajak bumi dan bangunan (PBB) mengalami pertumbuhan signifikan.

    PPh orang pribadi tumbuh 39,1 persen secara netto dengan nilai Rp15,91 triliun. Sedangkan realisasi PBB melonjak 35,7 persen dengan nilai Rp14,17 triliun.

    Anggito pun memaparkan realisasi penerimaan pajak sektoral secara bruto guna menunjukkan kinerja penerimaan sebelum restitusi.

    “Penerimaan bruto kami tarik sebelum dikurangi dengan restitusi, yang merupakan suatu proses administrasi dari penarikan ataupun pengeluaran untuk restitusi secara umum,” jelas Anggito.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menjawab tantangan kredibilitas perpajakan melalui pembentukan BPN

    Menjawab tantangan kredibilitas perpajakan melalui pembentukan BPN

    Dalam konteks yang lebih luas, pembentukan BPN tidak boleh dilihat semata sebagai tujuan akhir, melainkan sebagai instrumen transformatif untuk menutup jurang antara potensi dan realisasi penerimaan negara.

    Jakarta (ANTARA) – Keputusan pemerintah membentuk Badan Penerimaan Negara (BPN) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025 menandai langkah besar dalam reformasi pengelolaan fiskal Indonesia.

    Program ini dikategorikan sebagai salah satu Program Hasil Terbaik Cepat yang ditujukan untuk meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai target ambisius sebesar 23 persen.

    Kehadiran BPN tidak hanya dipandang sebagai kebijakan teknokratis, melainkan juga sebagai jawaban atas tantangan kredibilitas perpajakan yang selama ini menjadi sorotan, baik di ranah akademis, praktisi, maupun dalam ruang publik.

    Kritik yang belakangan ini ramai, termasuk dari Dewan Energi Nasional (DEN), menyebut bahwa Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sering dianggap “hanya berburu di kebun binatang”. Istilah ini menggambarkan kecenderungan aparat pajak mengejar wajib pajak yang sudah patuh dan berada dalam lingkaran formal, alih-alih memperluas basis pajak dengan menjangkau sektor informal dan potensi baru.

    Kritik ini menohok legitimasi DJP sebagai lembaga yang seharusnya menjadi tulang punggung penerimaan negara. Maka, pembentukan BPN hadir sebagai bentuk koreksi struktural dan institusional untuk mengubah paradigma lama tersebut.

    Dalam konteks inilah, gagasan pembentukan BPN menemukan relevansinya. Pemerintah berupaya keluar dari jebakan “perburuan di kebun binatang” dengan membangun satu institusi baru yang tidak hanya mengintegrasikan penerimaan pajak, bea-cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), tetapi juga memperkuat basis data, sistem informasi, serta strategi intelijen fiskal.

    Esensi dari langkah ini adalah memperluas jangkauan penerimaan negara dengan instrumen kelembagaan yang lebih modern, terintegrasi, dan kredibel.

    Langkah besar reformasi fiskal

    Narasi pemerintah tentang BPN tidak bisa dilepaskan dari realitas penerimaan negara tahun berjalan. Data fiskal menunjukkan adanya shortfall penerimaan di beberapa kuartal 2025, sementara realisasi pajak hingga pertengahan tahun belum mampu menembus separuh target. Situasi ini membuat pemerintah terdesak untuk mencari solusi struktural.

    Sejak lama tax ratio Indonesia bergerak di kisaran 9 – 11 persen dari PDB, jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang berada di atas 20 persen. Meski sempat membaik setelah pandemi, angka itu kembali bergejolak pada 2025, sehingga target ambisius 23 persen membutuhkan instrumen kelembagaan baru yang diyakini lebih mampu mendongkrak kinerja.

    Secara historis, tax ratio Indonesia sempat berada di kisaran 9,11 persen pada tahun 2020, kemudian naik perlahan menjadi 10,33 persen pada tahun 2023 dan diproyeksikan mencapai 11,1 persen pada akhir 2025. Namun, proyeksi ini masih jauh dari rata-rata negara berkembang di Asia yang sudah menembus 15–18 persen.

    Di sinilah BPN diharapkan memberikan dorongan signifikan melalui optimalisasi penerimaan, harmonisasi pajak dan bea cukai, serta integrasi dengan sektor penerimaan non-pajak.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menperin: RI siap dukung kolaborasi dengan Turki di industri baterai

    Menperin: RI siap dukung kolaborasi dengan Turki di industri baterai

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan Indonesia siap mendukung kolaborasi dengan Turki dalam industri baterai, melalui riset hingga investasi.

    ‎”Indonesia siap mendukung kolaborasi dengan Turki dalam industri baterai, baik melalui riset bersama, investasi, maupun transfer teknologi, agar rantai pasok regional dapat lebih kuat dan berdaya saing,” ujar Agus dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.

    Menperin menyatakan dukungannya saat mengunjungi stan Aspilsan, salah satu perusahaan teknologi energi dan baterai Turki yang juga mengembangkan solusi untuk kendaraan listrik, dalam perhelatan Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival (Teknofest) yang berlangsung di Istanbul, Turki, 20 September.

    ‎Kunjungan ini menjadi penting mengingat Indonesia tengah mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai sebagai bagian dari transformasi industri nasional.

    ‎Lebih lanjut, Menperin menekankan pentingnya kerja sama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik, baik untuk kebutuhan sipil maupun militer.

    Perusahaan asal Turki, Aspilsan, yang dikenal sebagai produsen sel baterai lithium-ion, membuka ruang kolaborasi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC). Dengan kapasitas produksi mencapai 21,6 juta unit per tahun, Aspilsan berpotensi memperkuat rantai pasok ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

    ‎Populasi kendaraan listrik di Indonesia terus meningkat pesat, dari 116 ribu unit pada 2023 menjadi 207 ribu unit pada 2024. Proyeksi kebutuhan material baterai untuk kendaraan listrik melonjak signifikan, sejalan dengan megaproyek ekosistem baterai EV yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo, dengan nilai investasi 5,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp96 triliun.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Purbaya sebut dampak penempatan dana Rp200 T di bank sudah terlihat

    Purbaya sebut dampak penempatan dana Rp200 T di bank sudah terlihat

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meyakini dampak kebijakan penempatan dana senilai Rp200 triliun di lima bank sudah mulai terlihat.

    Dia menyebut contoh efektivitas kebijakan tecermin pada komentar pengacara kondang Hotman Paris terkait bunga deposito.

    “Pak Hotman Paris protes sama saya. Waktu dia memperpanjang depositonya, bunga jadi turun, dia jadi rugi katanya. Memang itu tujuan saya. Biar dia belanja lagi, jadi ekonomi jalan,” kata Purbaya dikutip dari konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Selasa.

    Purbaya menggarisbawahi penempatan kas negara dengan bunga rendah di bank komersial itu bukan ditujukan untuk program pembangunan pada suatu tujuan tertentu.

    Dengan menempatkan dana di bank, dia menargetkan dapat meningkatkan likuiditas dan menurunkan cost of fund, yang akhirnya bisa mendongkrak pertumbuhan kredit, konsumsi dan investasi, serta efek berganda (multiplier effect) terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Maka dari itu, cerita Hotman Paris terkait turunnya bunga deposito diyakini membuktikan keberhasilan dari inisiatif yang ia jalankan.

    “Itu merupakan konfirmasi bahwa kebijakan kita mulai jalan,” ujarnya.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PLN sukses hadirkan listrik tanpa kedip di Stadion BJ Habibie

    PLN sukses hadirkan listrik tanpa kedip di Stadion BJ Habibie

    Makassar (ANTARA) – PT PLN (Persero) sukses menghadirkan layanan listrik tanpa kedip di balik terangnya stadion dan kemenangan big match laga kandang PSM Makassar melawan Persija Jakarta di Stadion BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, Minggu (21/9).

    Disaksikan lebih dari 6.000 penonton, kesuksesan penyelenggaraan pertandingan di Stadion BJ Habibie, Kota Parepare tidak lepas dari kesigapan PLN dalam menghadirkan layanan listrik yang andal selama pertandingan berlangsung.

    Panitia Pelaksana Azis Djarre melalui keterangannya yang diterima di Makassar, Selasa turut mengapresiasi PLN atas layanan kelistrikan andal yang mengawal proses persiapan hingga perhelatan pertandingan big match.

    “Terima kasih kepada PLN, persiapan dan pelaksanaan sangat baik pasokan listriknya. Kami optimis laga-laga berikutnya dapat berlangsung lebih sukses,” kata Azis.

    General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Edyansyah yang hadir langsung meninjau persiapan personel di stadion, menegaskan komitmen PLN untuk senantiasa menghadirkan listrik yang andal dalam tiap laga kandang tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan tersebut.

    “Kami bangga dapat menghadirkan layanan pasokan listrik andal bagi PSM Makassar, yang juga merupakan tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan,” ujarnya.

    Edyansyah menambahkan, PLN bukan hanya berfokus pada keandalan pasokan listrik untuk kelancaran pertandingan, tetapi juga siap mendukung perputaran ekonomi lokal yang tumbuh dengan adanya laga sepak bola.

    Pewarta: Nur Suhra Wardyah
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Harga emas Antam-UBS naik, Galeri24 stabil di Pegadaian Selasa ini

    Harga emas Antam-UBS naik, Galeri24 stabil di Pegadaian Selasa ini

    Jakarta (ANTARA) – Harga emas yang dikutip dari laman resmi Sahabat Pegadaian, Selasa (23/9) menunjukkan harga tiga produk logam mulia, yakni buatan UBS, Galeri24, dan Antam.

    ‎Harga jual emas Antam naik Rp1.000 dari angka Rp2.212.000 menjadi Rp2.213.000 per gram, begitu pula emas UBS yang naik menjadi Rp2.153.000 dari awalnya Rp2.142.000 per gram.

    ‎Sementara itu emas Galeri24 stabil di Rp2.112.000 per gram.

    ‎Emas Galeri24 dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 1.000 gram atau 1 kilogram. Sementara emas UBS dijual dengan kuantitas 0,5 gram hingga 500 gram.

    ‎Berikut daftar lengkap harga emas masing-masing produk:

    ‎Harga emas UBS:

    ‎- Harga emas UBS 0,5 gram: Rp1.164.000

    ‎- Harga emas UBS 1 gram: Rp2.153.000

    ‎- Harga emas UBS 2 gram: Rp4.272.000

    ‎- Harga emas UBS 5 gram: Rp10.554.000

    ‎- Harga emas UBS 10 gram: Rp20.996.000

    ‎- Harga emas UBS 25 gram: Rp52.386.000

    ‎- Harga emas UBS 50 gram: Rp104.556.000

    ‎- Harga emas UBS 100 gram: Rp209.028.000

    ‎- Harga emas UBS 250 gram: Rp522.414.000

    ‎- Harga emas UBS 500 gram: Rp1.043.599.000

    ‎Harga emas Galeri24:

    ‎- Harga emas Galeri24 0,5 gram: Rp1.107.000

    ‎- Harga emas Galeri24 1 gram: Rp2.112.000.

    ‎- Harga emas Galeri24 2 gram: Rp4.160.000

    ‎- Harga emas Galeri24 5 gram: Rp10.321.000

    ‎- Harga emas Galeri24 10 gram: Rp20.588.000

    ‎- Harga emas Galeri24 25 gram: Rp51.342.000

    ‎- Harga emas Galeri24 50 gram: Rp102.601.000

    ‎- Harga emas Galeri24 100 gram: Rp205.101.000

    ‎- Harga emas Galeri24 250 gram: Rp512.497.000

    ‎- Harga emas Galeri24 500 gram: Rp1.024.489.000

    ‎- Harga emas Galeri24 1.000 gram: Rp2.048.978.000.

    ‎Harga emas Antam:

    ‎- Harga emas Antam 0,5 gram: Rp1.159.0000

    ‎- Harga emas Antam 1 gram: Rp2.213.000

    ‎- Harga emas Antam 2 gram: Rp4.362.000

    ‎- Harga emas Antam 3 gram : Rp6.517.000

    ‎- Harga emas Antam 5 gram: Rp10.827.000

    ‎- Harga emas Antam 10 gram: Rp21.596.000

    ‎- Harga emas Antam 25 gram: Rp53.858.000

    ‎- Harga emas Antam 50 gram: Rp107.634.000

    ‎- Harga emas Antam 100 gram: Rp215.186.000

    ‎- Harga emas Antam 250 gram: Rp537.688.000

    ‎- Harga emas Antam 500 gram: Rp1.075.157.000

    ‎- Harga emas Antam 1.000 gram: Rp2.150.272.000.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.