FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sejumlah kalangan mengeluh mencari pekerjaan, Penutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi dimana-mana. Tapi di sisi lain, perilaku konsumtif meraja lela.
Mulai dari tiket konser yang selalu habis, pembelian boneka Labubu yang antre, hingga pembelian keluaran Apple teranyar yang mesti pre order.
Fenomena itu diunggah sebuah akun di X dengan 12 juta lebih pengikut, yakni @kegblknunfaedh. Unggahan itu pun dikomentari lebih 1,9 ribu.
Komentarnya beragam. Ada yang menyebut fenomena dimaksud adalah doom spending.
“Nama fenomenanya doom spending der. Ketika seseorang ngebelanjain uangnya untuk hal yang sebenarnya gak dibutuhi ,” kata salah seorang warganet.
Apa itu doom spending?
Dikutip dari Stekom.ac.id, doom spending adalah fenomena ketika seseorang menghabiskan uang secara impulsif. Sebagai reaksi terhadap situasi atau perasaan negatif, seperti stres, kecemasan, atau ketidakpastian di masa depan.
Perilaku ini biasanya terjadi di tengah situasi krisis, seperti resesi ekonomi atau pandemi, di mana ketidakpastian hidup membuat banyak orang beralih ke belanja sebagai cara untuk mencari kenyamanan atau pelarian.
Dalam konteks ini, doom spending sering kali tidak didasari oleh kebutuhan, melainkan dorongan emosional yang bisa berdampak buruk pada kondisi finansial seseorang.
Meskipun memberikan kebahagiaan sementara, kebiasaan ini bisa menyebabkan penyesalan di kemudian hari karena dapat membebani keuangan pribadi.
Ada sejumlah faktor yang memengaruhi doom spending. Mulai dari kecemasan atas ketidak pastian, pengaruh media sosial, hingga diskon yang ditawarkan. (Arya/Fajar)