Tahap selanjutnya, ribuan liter minyak jelantah yang dikumpulkan dari masing-masing mesin UCollect yang tersedia, kata Purwono, diolah oleh pihak Noovoleum menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau bioavtur.
“Ini bukan sekadar pengumpulan limbah (minyak jelantah), namun bagian dari transisi energi bersih,” ucap Purwono.
Kehadiran mesin UCollect itu telah dilengkapi teknologi untuk mendeteksi kualitas minyak. Selain itu juga dilengkapi teknologi membedakan kandungan air atau kontaminasi oli.
“Pengguna cukup scan QRIS di mesin melalui aplikasi UCollect, lalu saldo (Rupiah) akan otomatis bertambah setelah minyak jelantah dimasukkan,” ujar Development Manager Noovoleum, Maudy Dwi Lestari.
Maudy menjelaskan, update harga per liter minyak jelantah yang disetor tertanggal 3 Juli 2025 yakni Rp 6.049. Seluruh transaksi penyetoran minyak jelantah tercatat secara digital dan transparan melalui aplikasi yang telah dikembangkan.
Ke depan, pihak Djarum Foundation berencana memperluas jangkauan mesin UCollet ke semua unit produksi rokok linting tangan (SKT) yang ada di Kabupaten Kudus.
Selain menciptakan dampak lingkungan positif, kolaborasi ini juga membuka ruang partisipasi aktif karyawan dalam isu lingkungan keberlanjutan.
“Ini langkah kecil dengan dampak besar, terutama jika dilakukan bersama. Kami berharap kerja sama ini membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan menjadikan Kudus sebagai pelopor kota peduli lingkungan,” pungkas Maudy.
Arief Pramono
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273034/original/060012500_1751608687-Jelantah.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)