Yogyakarta, Beritasatu.com – Malam mulai merangkak naik di Yogyakarta, tetapi denyut kehidupan di kawasan Malioboro justru semakin terasa. Di tengah libur panjang akhir pekan dan peringatan Kenaikan Isa Almasih, destinasi legendaris ini kembali jadi magnet bagi ribuan pelancong dari berbagai penjuru Indonesia.
Langkah-langkah kaki berpadu dengan tawa riang memenuhi trotoar. Para wisatawan, tua-muda, sibuk mengabadikan momen dengan latar belakang ikonik seperti papan nama Malioboro, gedung-gedung kolonial, hingga lampu-lampu jalanan yang memancarkan cahaya hangat.
Tak hanya foto-foto, mereka juga menyerbu toko-toko suvenir yang berjajar di sepanjang jalan. Kaos khas Jogja, batik, hingga gantungan kunci bergaya klasik diborong sebagai buah tangan. Semuanya ditawarkan dengan harga bersahabat, khas keramahan Yogyakarta.
Menambah kenyamanan, sejak pukul 18.00 hingga 21.00 WIB, di Malioboro diberlakukan sebagai kawasan car free night. Tanpa bising knalpot dan lalu-lalang kendaraan, suasana menjadi lebih tenang, memberi ruang bagi wisatawan untuk menikmati suasana malam dengan santai. Suasana ini pun membuat wisatawan terkesan.
“Seru banget, ramai, dan tentunya tidak ngebosenin,” ujar Ayu Clara, wisatawan asal Bojonegoro, Sabtu (31/5/2025) malam.
Di sela keramaian, terdengar derap pelan kaki-kaki kuda. Andong, kendaraan tradisional khas Jogja, siap mengantar pengunjung menyusuri pesona kota dengan tempo yang lebih lambat.
