Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Calon Bupati (Cabup) Kediri nomor urut 1, Deny Widyanarko menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dusun-dusun di Kabupaten Kediri, dengan program utama yang diusung, yaitu anggaran sekitar Rp 300-500 juta per dusun per tahun.
Dalam debat publik terakhir Pilkada Kediri 2024 yang digelar KPU Kabupaten Kediri, pada Kamis (14/11/2024) malam, Deny mengungkapkan, dana tersebut akan digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat, bukan sekadar penyaluran dana.
“Jika terpilih menjadi bupati, fokus saya adalah pemberdayaan masyarakat, terutama melalui sektor UMKM, pertanian, dan peternakan, sesuai dengan kebutuhan setiap dusun,” terang Deny.
Menurut Deny, pengembangan sektor ekonomi di dusun-dusun Kabupaten Kediri bukan hal yang mustahil, asalkan ada niat dan upaya dari kepala daerah yang terpilih.
Deny menjelaskan, sumber dana untuk program pengembangan dusun akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dia menegaskan, besaran APBD bukan menjadi kendala utama, melainkan kemauan untuk mengalokasikan dana tersebut bagi kepentingan masyarakat di tingkat dusun.
“Saya yakin program ini bisa diwujudkan karena masalahnya bukan soal besar atau kecilnya APBD, melainkan sejauh mana Bupati Kediri nantinya bersedia untuk merealisasikannya demi kesejahteraan masyarakat dusun,” tambahnya.
Selama masa kampanye, Deny mengaku telah mengunjungi hampir 900 dusun dari total 1.176 dusun di wilayah Kabupaten Kediri.
Banyak aspirasi yang diterima dari warga, yang mayoritas menginginkan pemimpin yang turun langsung untuk menyapa dan memberikan solusi nyata.
Menurutnya hal tersebut belum terlihat di masa kepemimpinan bupati saat ini.
“Di banyak dusun, masyarakat berharap bupati dapat hadir langsung dan memberikan solusi. Sayangnya, hal ini belum terlaksana hingga sekarang,” ujar Deny.
Deny juga menyatakan, program pengembangan dusun yang dia tawarkan bisa mencakup perbaikan rumah kumuh atau tidak layak huni, yang menjadi salah satu permasalahan mendesak di Kabupaten Kediri.
Dia menyayangkan adanya peningkatan jumlah desa kumuh di Kabupaten Kediri, meskipun bupati saat ini mengklaim telah mengurangi kawasan kumuh.
“Kita tahu pada debat terakhir ini, paslon nomor urut 2, Mas Dhito-Mbak Dewi optimistis telah mengurangi kawasan kumuh di Kabupaten Kediri. Namun, dari catatan kami, saat dipimpin Mas Dhito pada tahun 2020 ada 6 desa kumuh, sedangkan tahun 2023 angkanya naik menjadi 25 desa kumuh,” bebernya.
Dengan komitmen dan visi yang jelas untuk pembangunan dusun, Deny berharap bisa membawa perubahan signifikan bagi masyarakat Kediri, khususnya di daerah pedesaan.