Hadirnya ChatGPT-5 membawa lompatan besar dalam kecerdasan buatan. Sistem ini mampu memberikan jawaban yang semakin mendekati percakapan manusia nyata, dengan tingkat akurasi lebih tinggi serta kemampuan analisis yang lebih dalam.
Namun, di balik peningkatan itu, biaya pengoperasian dan pengembangan ikut melonjak drastis.
Infrastruktur server yang dibutuhkan untuk melayani ratusan juta pengguna, ditambah riset berkelanjutan, menimbulkan beban keuangan yang sangat besar bagi OpenAI.
Turley mengakui, meski pelanggan berbayar terus bertambah, pendapatan langganan belum sepenuhnya menutupi kebutuhan ekspansi.
OpenAI menargetkan USD 12,7 miliar atau setara dengan Rp 195 triliun dari langganan pada 2025, naik lebih dari tiga kali lipat dari 2024.
Walau begitu, perusahaan memperkirakan baru bisa mencapai arus kas positif pada 2029 karena tingginya biaya operasional.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4566653/original/084597600_1694064701-pexels-andrew-neel-15863044.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)