Syakur mengintruksikan seluruh aparatnya terutama di desa sekitar kejadian, untuk menyisir sekaligus mendeteksi warga, jika ada keluhan serupa, agar segera melakukan pemeriksaan.
“Jangan sampai ada warga yang enggan berobat karena takut biaya atau merasa jauh, semuanya ditangani gratis,” ujar dia.
Hingga hari ini, Dinas Kesehatan Garut mencatat 131 orang siswa korban keracunan masih menjalani perawatan di dua lokasi yakni Puskesmas Kadungora dan Puskesmas Leles.
“Tiga di antaranya dirujuk ke rumah sakit, termasuk seorang balita, karena membutuhkan penanganan lebih intensif,” ujar dia.
Beberapa pasien sudah meninggalkan ruang perawatan, kondisi sebagian pasien mulai membaik, terlihat dari wajah pasien yang terlihat cerah, gejala juga berkurang. “Tetapi kita tetap monitor hingga delapan jam,” ujar dia.
“Saya berharap mereka cepat sembuh, beberapa pasien tadi bahkan sudah bisa tersenyum,” kata dia.
Pemerintah Kabupaten Garut belum memastikan penyebab utama keracunan massal. Masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut.
Saat ini, dapur SPPG yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah ditutup sementara, untuk kepentingan evaluasi.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366891/original/070633000_1759293603-1003511268.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)