Kondisi rumah warga Perumahan The Arthera Hill Ekstension di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, usai diterjang banjir pada Selasa (8/7/2025) lalu. (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).
Bupati Bekasi tuntut tanggung jawab pengembang Arthera Hill
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Kamis, 24 Juli 2025 – 15:10 WIB
Elshinta.com – Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang menuntut tanggung jawab pengembang perumahan ‘The Arthera Hill Ekstension’ di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, karena diduga melakukan pembiaran terhadap dampak bencana yang kerap melanda wilayah itu.
“Penanganan banjir di Perumahan The Arthera Hill Ekstension sepenuhnya masih menjadi tanggung jawab pihak pengembang,” katanya di Cikarang, Kamis.
Menurut dia persoalan banjir yang terus terjadi bahkan hingga enam kali dalam setahun belakangan di kawasan perumahan tersebut akibat meluap air sungai disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan pembangunan perumahan.
“Resapan air tidak ada, jadi kita sebagai pemerintah harus lebih fokus kepada pengembang. Bagaimana pengembang ini bertanggung jawab atas kesalahan pembangunan rumah yang sudah dipasarkan ke masyarakat. Karena kan perumahan tidak gratis, mereka beli dan pengembang sifatnya bisnis,” katanya.
Ade menjelaskan lahan yang digunakan untuk pembangunan Perumahan The Arthera Hill Ekstension sebenarnya tidak diperuntukkan untuk kawasan hunian, melainkan daerah resapan air sehingga pengembang dituntut membangun infrastruktur pengendali banjir di area proyek perumahan mereka.
“Kalaupun kita bantu, mungkin bisa dibantu tetapi ini nggak bakal selesai. Sedangkan banjir di situ itu hampir semua bangunan rumah terdampak. Ketika banjir meliputi semua struktur bangunan, kerusakan itu fatal dibandingkan dengan rumah yang hanya terkena banjir satu meter atau di bawah satu meter,” katanya.
Dirinya juga menyoroti minim laporan intensif dari dinas terkait mengenai penanganan bencana banjir di wilayah itu. Pemerintah daerah akan mengupayakan audiensi dengan pihak pengembang untuk mencari solusi atas masalah ini.
“Ke depan kita akan lebih fokus kepada pengembang. Kita akan audiensi agar mereka bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan. Karena ini menyangkut kenyamanan dan keamanan masyarakat yang tinggal di sana,” ucapnya.
Perumahan The Arthera Hill Ekstension menjadi sorotan setelah diterjang banjir sebanyak enam kali dalam kurun waktu satu tahun sejak dibangun pertengahan tahun 2024. Banjir dengan ketinggian mencapai tiga meter memaksa sebagian besar warga meninggalkan rumah karena tidak mampu menanggung dampak.
Salah seorang warga terdampak Adam mengungkapkan bahwa kerugian akibat banjir tidak hanya berupa materi tetapi juga dampak psikologis pada keluarganya. “Kalau materi masih mungkin ada jalan lagi, tapi kalau masalah mental anak itu berat, itu nggak ada harganya,” katanya.
Hingga kini warga masih menunggu tindakan nyata pihak pengembang untuk merealisasikan tuntutan mereka. Warga meminta relokasi unit, pembelian kembali rumah oleh pengembang atau buy back maupun penanganan permanen berupa pemasangan sheet pile beton di bantaran Kali Cikarang sebagai solusi jangka panjang.
Sumber : Antara
