Liputan6.com, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Kepala Kantor Pelaksana Program Gizi (KPPG) Wilayah Jawa Tengah–DIY, Harsono Budi Waluyo, menyampaikan permintaan maaf atas insiden keracunan massal yang menimpa 695 siswa di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, beberapa waktu lalu.
Harsono menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi pukulan berat bagi seluruh jajaran pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG). BGN berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan memastikan agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini. Tidak ada satu pun dari kami yang menginginkan hal seperti ini terjadi, apalagi menimpa anak-anak kita,” ujar Harsono.
Menurutnya, BGN saat ini tengah melakukan penguatan di berbagai aspek pelaksanaan program MBG. Langkah-langkah tersebut meliputi pemilihan bahan baku yang lebih ketat, peningkatan pengawasan proses pengolahan makanan, serta pelatihan bagi para penjamah makanan agar memahami standar kebersihan dan sanitasi.
Selain itu, Harsono juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratorium terhadap sumber air, serta mendorong seluruh dapur sehat untuk memperoleh sertifikasi laik higiene sanitasi (SLHS). Tujuannya adalah agar seluruh dapur program MBG memiliki standar keamanan pangan yang seragam dan terukur.
“Kami menargetkan pada November nanti seluruh dapur sehat di wilayah utama Kabupaten Gunungkidul sudah mengantongi sertifikat SLHS. Saat ini dari 27 dapur yang beroperasi, semuanya telah melalui proses pengujian air dan pengolahan limbah (IPAL), tinggal menunggu proses sertifikasi,” jelasnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5399716/original/060120300_1761995213-KMF00241.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)