BUMN: TransJakarta

  • Transjakarta diminta evaluasi menyeluruh imbas kecelakaan

    Transjakarta diminta evaluasi menyeluruh imbas kecelakaan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta meminta manajemen Transjakarta untuk segera evaluasi menyeluruh, mulai dari kualitas armada, sistem perekrutan dan pelatihan pengemudi, hingga pengawasan operasional di lapangan.

    “Evaluasi itu sangat penting agar kejadian serupa tidak terus berulang,” kata Kenneth di Jakarta, Senin, menanggapi serangkaian kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta dalam beberapa pekan terakhir.

    Kasus terbaru, bus Transjakarta menabrak kios pedagang dan rumah di Jalan Raya Stasiun Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur pada Jumat (19/9). Dalam kecelakaan itu terdapat enam korban luka, yakni empat orang pelanggan, satu orang pramudi dan satu orang warga.

    Ia menilai, kejadian tersebut harus menjadi alarm serius yang harus ditindaklanjuti dengan langkah konkret, bukan sekedar malah mencari pihak yang bersalah.

    “Saya sangat prihatin dengan maraknya kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta belakangan ini. Transportasi massal seharusnya memberikan rasa aman bagi warga, bukan malah menambah kekhawatiran,” ujarnya.

    Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth. ANTARA/HO-DPRD DKI (M)

    Selain itu, Kent juga menekankan pentingnya kerja sama antara Transjakarta, Dinas Perhubungan dan kepolisian dalam meningkatkan standar keselamatan serta disiplin berlalu lintas.

    Teknologi pendukung seperti sensor dan kamera pengawas juga dianggap perlu diterapkan untuk meminimalisasi potensi kecelakaan.

    “Langkah konkret yang perlu ditempuh antara lain adalah memperketat proses rekrutmen dan pelatihan pengemudi dengan standar keselamatan yang lebih tinggi,” kata dia.

    Kent juga meminta operator melakukan peremajaan armada secara konsisten agar seluruh bus laik jalan, serta memperluas penggunaan teknologi pendukung.

    Dalam hal ini DPRD DKI Jakarta siap mendukung kebijakan maupun penganggaran yang diarahkan untuk meningkatkan keselamatan publik.

    Kent juga menyoroti sistem kerja sopir bus Transjakarta yang bekerja selama delapan jam. Namun, beberapa laporan dari serikat pekerja menyebut bahwa meskipun secara resmi dibatasi delapan jam, dalam praktik ini tetap ada keluhannya.

    Seperti waktu bekerja dengan standar shif ini, karena ada yang selesai shif malam lalu harus pagi hari bekerja kembali dan membuat sopir merasa waktu kerjanya menjadi tidak ideal.

    Tren menurun

    Padahal, sambung Kent, dalam Pasal 90 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) disebutkan bahwa setiap perusahaan angkutan umum wajib patuhi jam operasional bekerja bagi pengemudi.

    Disebutkan dalam UU LLAJ bahwa maksimal pengemudi itu hanya diperbolehkan mengemudi selama delapan jam sehari dan dalam pasal 90 ayat (3) disebutkan setiap empat jam harus istirahat minimal setengah jam.

    “Ada pembicaraan bahwa perlu regulasi tambahan yang memastikan kesehatan dan keselamatan pengemudi, termasuk aspek seperti jam kerja, kondisi fisik dan kemampuan menjalankan tugas tanpa risiko tinggi karena kelelahan,” ujarnya.

    Kent menambahkan, dari data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, bus Transjakarta terlibat dalam 827 kecelakaan pada periode Januari-September 2022. Angka ini hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta pada sepanjang 2021.

    Lalu, informasi resmi dari laporan kinerja PT Transjakarta tingkat kecelakaan selama 2024 tercatat sebesar 0,36 kejadian per 100.000 kilometer perjalanan, menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan periode sebelumnya dari angka sekitar 0,70 per 100.000 km menjadi 0,36 per 100.000 km.

    Langkah strategis

    Kenneth pun mengusulkan sejumlah langkah strategis untuk menekan angka kecelakaan, di antaranya, audit keselamatan armada dengan inspeksi berkala dan transparan.

    Pengawasan ketat pengemudi melalui pelatihan, sertifikasi dan evaluasi berkala, disertai sanksi bagi kelalaian. Perbaikan infrastruktur dan manajemen rute, termasuk marka jalan, lampu lalu lintas, hingga desain halte.

    “Transparansi data kecelakaan, agar masyarakat mengetahui setiap insiden sebagai bentuk akuntabilitas,” kata dia menambahkan.

    Kenneth juga menyatakan bahwa keselamatan publik bukan sekadar tanggung jawab operator, tapi juga kewajiban pemerintah.

    “Kami akan terus mengawasi, memanggil pihak terkait dan menuntut langkah nyata agar kecelakaan serupa tidak terulang. Warga Jakarta harus tetap kritis dan waspada. Jangan biarkan keselamatan kita menjadi korban kelalaian pihak yang seharusnya bertanggung jawab,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kenneth DPRD DKI: Transportasi Massal Harus Aman, Bukan Malah Menambah Kekhawatiran

    Kenneth DPRD DKI: Transportasi Massal Harus Aman, Bukan Malah Menambah Kekhawatiran

    Jakarta

    Serangkaian kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta dalam beberapa pekan terakhir menimbulkan kekhawatiran publik. Insiden yang menyebabkan korban luka itu memicu desakan agar manajemen memperketat standar keselamatan armada.

    Kasus terbaru, bus Transjakarta menabrak kios pedagang dan rumah di Jalan Raya Stasiun Cakung, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur pada Jumat (19/9/2025). Dalam kecelakaan ini, terdapat enam korban luka, yakni 4 orang pelanggan, 1 orang pramudi, dan 1 orang warga.

    Kecelakaan itu pun menuai sorotan dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth. Ia menilai, kejadian tersebut harus menjadi alarm serius yang harus ditindaklanjuti dengan langkah konkret, bukan sekedar malah mencari pihak yang bersalah.

    “Saya sangat prihatin dengan maraknya kecelakaan yang melibatkan bus TransJakarta belakangan ini. Transportasi massal seharusnya memberikan rasa aman bagi warga, bukan malah menambah kekhawatiran,” tegas Kenneth dalam keterangannya, Senin (22/9/2025).

    Bang Kent -sapaan akrab Hardiyanto Kenneth- mendorong manajemen TransJakarta untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari kualitas armada, sistem perekrutan dan pelatihan pengemudi, hingga pengawasan operasional di lapangan.

    “Evaluasi itu sangat penting agar kejadian serupa tidak terus berulang,” ketus Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu.

    Selain itu, Kent juga menekankan pentingnya kerja sama antara TransJakarta, Dinas Perhubungan, dan pihak kepolisian dalam meningkatkan standar keselamatan serta disiplin berlalu lintas. Teknologi pendukung seperti sensor dan kamera pengawas juga dianggap perlu diterapkan untuk meminimalisasi potensi kecelakaan.

    “Langkah konkret yang perlu ditempuh antara lain adalah memperketat proses rekrutmen dan pelatihan pengemudi dengan standar keselamatan yang lebih tinggi, melakukan peremajaan armada secara konsisten agar seluruh bus laik jalan, serta memperluas penggunaan teknologi pendukung. Dalam hal ini DPRD DKI Jakarta siap mendukung kebijakan maupun penganggaran yang diarahkan untuk meningkatkan keselamatan publik,” tambahnya.

    Kent juga menyoroti sistem kerja sopir bus Transjakarta yang bekerja selama 8 jam. Namun, beberapa laporan dari serikat pekerja menyebut bahwa meskipun secara resmi dibatasi 8 jam, dalam praktik ini tetap ada keluhannya terkait waktu bekerja dengan standar shift ini, “jumping” shift (misalnya selesai shift malam lalu harus pagi hari bekerja kembali) yang membuat sopir merasa waktu kerjanya menjadi tidak ideal.

    Padahal, sambung Kent, dalam Pasal 90 Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ) disebutkan bahwa setiap perusahaan angkutan umum wajib patuhi jam operasional bekerja bagi pengemudi.

    Disebutkan dalam UU LLAJ bahwa maksimal pengemudi itu hanya diperbolehkan mengemudi selama 8 jam sehari dan dalam pasal 90 ayat (3) disebutkan setiap 4 jam harus istirahat minimal setengah jam.

    “Ada pembicaraan bahwa perlu regulasi tambahan yang memastikan kesehatan dan keselamatan pengemudi, termasuk aspek seperti jam kerja, kondisi fisik, dan kemampuan menjalankan tugas tanpa risiko tinggi karena kelelahan. Manusia ada batas kapasitasnya dalam mengemudi, sekuatnya berapa lama dia mengemudi, jadi jangan memaksakan diri,” bebernya.

    Perlu diketahui, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, bus transjakarta terlibat dalam 827 kecelakaan pada periode Januari-September 2022. Angka ini hampir tiga kali lipat dari total kecelakaan yang melibatkan bus transjakarta pada sepanjang 2021 lalu.

    Lalu, informasi resmi dari laporan kinerja PT Transjakarta, Accident rate (tingkat kecelakaan) selama 2024 tercatat sebesar 0,36 kejadian per 100.000 kilometer perjalanan, menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan periode sebelumnya-dari angka sekitar 0,70 per 100.000 km menjadi 0,36 per 100.000 km.

    Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza, yang menyatakan bahwa angka ini turun dari sekitar 0,70 menjadi 0,36 per 100.000 km. Data ini tidak memberikan jumlah absolut kecelakaan, berapa jumlah kecelakaan terjadi sepanjang 2024.

    Menurutnya, keselamatan penumpang dan kepercayaan warga terhadap transportasi publik adalah prioritas utama yang tidak bisa ditawar. Karena itu, segala upaya perbaikan di tubuh TransJakarta harus difokuskan pada peningkatan keamanan dan kenyamanan pengguna.

    Ketua IKAL Lemhannas RI PPRA LXII itu pun mengusulkan sejumlah langkah strategis untuk menekan angka kecelakaan, di antaranya:

    1. Audit keselamatan armada dengan inspeksi berkala dan transparan.

    2. Pengawasan ketat pengemudi melalui pelatihan, sertifikasi, dan evaluasi berkala, disertai sanksi bagi kelalaian.

    3. Perbaikan infrastruktur dan manajemen rute, termasuk marka jalan, lampu lalu lintas, hingga desain halte.

    4. Transparansi data kecelakaan, agar masyarakat mengetahui setiap insiden sebagai bentuk akuntabilitas.

    “Keselamatan publik bukan sekadar tanggung jawab operator, tapi juga kewajiban pemerintah. DPRD DKI Jakarta akan terus mengawasi, memanggil pihak terkait, dan menuntut langkah nyata agar kecelakaan serupa tidak terulang. Warga Jakarta harus tetap kritis dan waspada. Jangan biarkan keselamatan kita menjadi korban kelalaian pihak yang seharusnya bertanggung jawab,” tutupnya.

    (mpr/ega)

  • Pelajar Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual di JPO Jatinegara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 September 2025

    Pelajar Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual di JPO Jatinegara Megapolitan 22 September 2025

    Pelajar Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual di JPO Jatinegara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – S (16), seorang pelajar, diduga menjadi korban pelecehan seksual di jembatan penyeberangan orang (JPO) Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (21/9/2025) sore.
    Saat itu, S hendak pulang ke rumahnya di Tanjung Priok usai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya, Pondok Kopi, Duren Sawit. Ia menggunakan bus Transjakarta untuk pulang.
    “Terus saya lewat tangga bawah, tangga bawah yang arah ke Transjakarta atas, saya emang sudah lihat orang itu dari jauh. Saya cuek aja, karena saya kira dia habis kencing kan,” ujar S saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).
    Namun, S memutuskan untuk tetap berjalan sambil fokus ke ponselnya. Tiba-tiba pelaku justru mengeluarkan alat kelaminnya di hadapan S.
    “Nah, saya cuek, lanjut jalan, main HP, pas saya lihat ke arah dia, pelaku malah ngeluarin bagian sensitifnya lagi, dan malah senyum-senyum ke saya, dia malah mainin bagian sensitifnya,” kata S.
    S kaget dan memilih merekam aksi pelecehan seksual yang dilakukan pelaku.
    Setelah sadar direkam korban, pelaku langsung buru-buru menutup celananya dan melarikan diri ke arah halte atas.
    “Terus pas saya udah videoin, dia langsung tutup, terus dia naik lagi ke atas ( Halte atas), saya saat itu langsung naik Transjakarta,” ucap S.
    S mengaku sempat menegur pria tersebut dan memarahi tindakannya. Namun, ia kecewa karena petugas Transjakarta yang berada di lokasi tidak merespons serius.
    Hingga kini, S mengaku belum membuat laporan ke polisi karena masih takut setelah mengalami peristiwa tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Hari Ini, Massa Gerakan Bersama Indonesia Damai Padati Silang Monas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 September 2025

    Demo Hari Ini, Massa Gerakan Bersama Indonesia Damai Padati Silang Monas Megapolitan 22 September 2025

    Demo Hari Ini, Massa Gerakan Bersama Indonesia Damai Padati Silang Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Massa dari Gerakan Bersama Indonesia Damai menggelar demo di kawasan Silang Selatan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi pukul 13.10 WIB, massa aksi mulai memadati ruas Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Mereka membawa berbagai spanduk berukuran besar bertuliskan seruan perdamaian, di antaranya “Suara Rakyat untuk Kemakmuran”, “Satukan Suara untuk Indonesia Damai”, hingga “#JagaIndonesiaTolakAnarkisme”.
    Massa juga mengibarkan bendera Merah Putih dan mengenakan pakaian serba putih.
    Di barisan depan, sejumlah orang tampak mengenakan busana adat dari berbagai daerah, memperlihatkan simbol keberagaman budaya Indonesia.
    Sementara itu, satu unit mobil komando berdiri tepat di depan barikade besi polisi dan digunakan sebagai panggung orasi.
    Dari atas mobil tersebut, perwakilan massa bergantian menyampaikan orasi.
    Selain itu, terbentang pula banner putih di jalan yang ditandatangani massa aksi sebagai bentuk komitmen menjaga persatuan Indonesia.
    Akibat aksi ini, Jalan Medan Merdeka Selatan yang mengarah ke Bundaran Indosat dan Jalan M. Husni Thamrin ditutup.
    Penutupan arus juga diberlakukan pada ruas jalan dari Medan Merdeka Selatan menuju Jalan Budi Kemuliaan.
    Meski demikian, akses menuju Jalan M.H. Thamrin tetap dibuka sehingga kendaraan pribadi, sepeda motor, hingga bus Transjakarta masih bisa melintas tanpa hambatan.
    Penutupan jalan dilakukan dengan pemasangan barikade besi dan kawat berduri yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian serta kendaraan taktis Brimob.
    “Sekitar 300 orang massa dari wilayah Jakarta ikut dalam aksi ini. Mereka datang naik angkot, ada juga satu mobil komando. Aksi akan berlangsung sampai jam 15.00 WIB,” ujar Diman (23), Koordinator Aksi, saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi.
    Sebelumnya, dua aksi demonstrasi digelar di wilayah Jakarta Pusat pada Senin ini.
    Selain di Silang Selatan Monas, aksi lainnya berasal dari massa buruh yang tergabung dalam DPP KSPSI dan DPP KSPI di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan.
    Untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban, sebanyak 5.367 personel gabungan Polri, TNI, dan Pemda DKI Jakarta dikerahkan.
    Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, mengatakan pihaknya telah menggelar Tactical Wall Game (TWG) dan apel pengamanan sejak pukul 09.00 WIB.
    “Sekitar 300 orang massa dari wilayah Jakarta ikut dalam aksi ini. Mereka datang naik angkot, ada juga satu mobil komando. Aksi akan berlangsung sampai jam 15.00 WIB,” ujar Ruslan.
    Hingga pukul 13.40 WIB, massa aksi masih memadati area Silang Selatan Monas. Aparat kepolisian juga masih berjaga di sekitar lokasi aksi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono harap kecelakaan bus Transjakarta tak terulang

    Pramono harap kecelakaan bus Transjakarta tak terulang

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo berharap kecelakaan bus Transjakarta tak terulang lagi demi kenyamanan dan keamanan para pengguna karena saat ini kenaikan pengguna Transjakarta semakin signifkan, terlebih dengan adanya Transjabodetabek.

    “Orang yang menggunakan Transjakarta sudah naik secara signifikan. Karena memang saya mendorong untuk penggunaan transportasi publik itu meningkat,” kata Pramono di Jakarta, Senin.

    Oleh karena itu, dia meminta agar pihak Transjakarta perlu menjaga keamanan dan kenyamanan pelanggan.

    Pramono menilai, terkadang kecelakaan dapat terjadi karena adanya pengguna kendaraan lain yang memotong jalur Transjakarta. Kendati demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga telah meminta pihak Transjakarta untuk melakukan evaluasi.

    “Memang kan gini, kadangkala kejadiannya karena ada yang motong (jalur Transjakarta) dan sebagainya. Sehingga dengan demikian, tentunya akan kami perbaiki. Nggak boleh terjadi lagi. Supaya ini juga memberi rasa aman dan nyaman,” katanya.

    Sebelumnya, Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Sosial, Chico Hakim menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi tim keselamatan internal TransJakarta mengarah pada faktor manusia (human factor) sebagai perhatian utama.

    Oleh karena itu, Transjakarta fokus memperbaiki dan memperkuat aspek faktor manusia dari sisi pramudi.

    “Fokus perbaikan yang akan dilakukan adalah penguatan aspek faktor manusia (human factor) pramudi, terutama melalui peningkatan pelatihan lewat TransJakarta Academy dan penguatan proses Fit To Work (FTW) untuk memastikan seluruh pramudi dalam kondisi layak saat bertugas,” jelas Chico.

    Terkait instruksi untuk memperketat pemeriksaan penunjang keselamatan seperti rem secara berkala, Chico menegaskan bahwa TransJakarta sudah rutin melakukannya.

    Hingga kini belum ada informasi tambahan terkait investigasi lanjutan. Namun, TransJakarta memastikan akan mengutamakan langkah-langkah perbaikan ke depan demi keselamatan penumpang dan pengguna jalan.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono Anung Bakal Evaluasi TransJakarta Pasca Serangkaian Kecelakaan Sebulan Terakhir – Page 3

    Pramono Anung Bakal Evaluasi TransJakarta Pasca Serangkaian Kecelakaan Sebulan Terakhir – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Jakarta Pramono Anung bersuara soal maraknya kecelakaan bus TransJakarta. Tercatat, ada tiga kali peristiwa dalam sebulan terakhir. Menurut dia, hal itu tidak bisa dibiarkan dan harus dievaluasi.

    “Kami mengevaluasi terhadap TransJakarta,” ujar Pramono kepada awak media saat ditemui dalam acara ASN RUN di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta Pusat, Minggu (21/9/2025).

    Gubernur Jakarta Pramono Anung menilai, insiden tidak bisa sepenuhnya menyalahkan juru kemudi TransJakarta. Sebab terkadang, kata dia, ada saja kendaraan yang masuk dan memotong jalur bus TransJakarta sehingga insiden tidak nahas terjadi.

    “Sehingga dengan demikian, tentunya akan kami perbaiki. Gak boleh terjadi lagi,” terang Pramono Anung.

    Dia berjanji, TransJakarta akan berbenah dan akan memberi aman kepada para pelanggannya.

    “Sekarang ini betul-betul Transjakarta, kenaikan orang menggunakan Transjakarta sudah naik secara signifikan. Karena memang saya mendorong untuk penggunaan transportasi publik itu meningkat,” Pramono menandasi.

    Sebagai informasi, berikut catatan peristiwa kecelakaan bus TransJakarta dalam sebulan terakhir:

    1. Kecelakaan di di Setiabudi, Menteng Atas, Jakarta Selatan pada 6 September 2025.

    Pada peristiwa tersebut, bus TransJakarta menabrak bangunan toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Menteng. Seorang penjaga toko menjadi korban luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Pihak

    TransJakarta memastikan bakal menanggung seluruh biaya perawatan korban.

     

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membuat kebijakan baru per tanggal 25 Maret 2025 dengan membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) bagi masyarakat yang memiliki rumah dibawah nilai jual objek pajak Rp2 Miliar.

  • Pramono Sebut Kecelakaan Transjakarta Sering Terjadi karena Pengendara Potong Lajur Khusus
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 September 2025

    Pramono Sebut Kecelakaan Transjakarta Sering Terjadi karena Pengendara Potong Lajur Khusus Megapolitan 21 September 2025

    Pramono Sebut Kecelakaan Transjakarta Sering Terjadi karena Pengendara Potong Lajur Khusus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menilai kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta kerap dipicu oleh pengendara lain yang tiba-tiba masuk dan memotong lajur khusus Transjakarta.
    Pernyataan itu ia sampaikan menanggapi serangkaian kecelakaan Transjakarta yang terjadi sepanjang September 2025.
    “Kadangkala kejadiannya karena ada yang motong (lajur) dan sebagainya,” ucap Pramono saat ditemui di Gedung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta Pusat, Minggu (21/9/2025).
    Pramono menegaskan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional Transjakarta.
    Menurut dia, keselamatan dan kenyamanan penumpang harus menjadi prioritas.
    “Kami mengevaluasi terhadap Transjakarta. Sehingga dengan demikian, tentunya akan kami perbaiki,” ungkap Pramono.
    Tidak hanya itu, ia pun meminta peristiwa serupa tidak terulang lagi. Pasalnya saat ini, banyak warga yang mengandalkan Transjakarta untuk bepergian.
    Ia mengeklaim lonjakan jumlah penumpang terjadi karena dorongan Pemprov DKI untuk masyarakat beralih ke transportasi publik.
    “Enggak boleh terjadi lagi. Supaya ini juga memberi aman dan nyaman. Karena sekarang ini betul-betul Transjakarta, kenaikan orang menggunakan Transjakarta sudah naik secara signifikan. Karena memang saya mendorong untuk penggunaan transportasi publik itu meningkat,” kata Pramono.
    Diketahui, sepanjang September 2025, tercatat tiga kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta terjadi di Jakarta.
    Sejumlah orang, baik penumpang, pengemudi, maupun warga sekitar, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
    Kecelakaan pertama terjadi pada Sabtu (6/9/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Bus Transjakarta menabrak sebuah toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan.
    Akibat kejadian itu, seorang penjaga toko berinisial S mengalami luka di kaki dan sempat dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo.
    Insiden berikutnya terjadi pada Kamis (18/9/2025) sekitar pukul 04.45 WIB. Bus Transjakarta bertabrakan dengan truk di Jalan Cideng Timur arah Harmoni, tepat di perempatan RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
    Keesokan harinya, Jumat (19/9/2025) pagi, sebuah bus Transjakarta kembali mengalami kecelakaan di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
    Bus menabrak motor, mobil, hingga deretan ruko. Enam orang mengalami luka-luka, terdiri dari empat penumpang, satu pramudi, dan satu warga yang berada di dalam ruko.
    Seluruh korban langsung dirawat di RS Islam Jakarta Pondok Kopi.
    Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta, Ayu Wardhani, mengatakan dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah rem blong.
    “Mohon maaf atas kejadian ini, melibatkan bus operator Steady Safe – SAF 045. Korban seluruhnya telah mendapat perawatan di RS Pondok Kopi, dalam pendampingan tim Steady Safe dan Transjakarta,” ungkap Ayu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Gerakan Stop "Tok Tok Wuk Wuk"
                        Nasional

    9 Gerakan Stop "Tok Tok Wuk Wuk" Nasional

    Gerakan Stop “Tok Tok Wuk Wuk”
    Guru Besar/Professor Fakultas Hukum Universitas Indonesia Bidang Studi Hukum Masyarakat & Pembangunan/ Pengajar Tidak Tetap Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI/ Sekjen Asosiasi Pengajar Viktimologi Indonesia/ Pendiri Masyarakat Viktimologi Indonesia/ Executive Committee World Society of Victimology -WSV/ Co-Founder Victims Support Asia/ Anggota Dewan Riset Daerah DKI Jaya 2018 – 2022
    BILA
    kita berkendara di kota-kota besar di Indonesia, utamanya Jakarta, Surabaya, Bandung, atau Semarang, kemacetan di hari-hari kerja adalah hal yang tak terpisahkan. Seolah-olah ini menjadi bagian dari ritme kehidupan lalu lintas kota besar.
    Alih-alih melawan, sebagian besar pengguna jalan memilih pasrah. Kemacetan adalah bagian dari keseharian metropolitan. Nikmati saja.
    Berdasarkan data, juara dunia kemacetan terbesar di dunia jatuh pada Manila, Philippines (traffic index 71.29), lalu Mumbai, India (traffic index 67.68), Sao Paulo, Brasil (5.97), Istanbul Turkiye (49.6 1), dan baru Jakarta dengan traffic index 48.58 (data dari detract.com, 08/ 05/ 2005).
    Bila kemacetan mulai banyak dimaklumi, kenyataannya ada fenomena lain di tengah kemacetan yang lebih dibenci pengguna jalan. Bahkan lebih dibenci dari kemacetan itu sendiri.
    Yaitu penggunaan strobo, rotator, sirene, dan patrol pengawalan (
    voorijder
    ) yang tak perlu dan tak urgen.
    Mengapa hal ini menyebalkan dan melelahkan? Karena urusan sang tuan dan nyonya yang dikawal oleh
    voorijder
    tersebut seringkali tidak penting. Dan mereka bukan pula pihak yang harus dikawal.
    Mereka hanya ingin laju jalan bebas macet dan cepat sampai tujuan. Padahal, urusan pengguna jalan lain juga tidak kalah penting. Hanya saja mereka tak punya kuasa, apalagi dana untuk mendapat layanan 
    voorijder
    alias patwal.
    Naila Sakhailla (lk2fhui.law.ui.ac.id, Desember 2024) mengulas bahwa Patwal sejatinya sering disalahgunakan untuk kepentingan pribadi maupun komersial.
    Contohnya adalah
    Sunday Morning Ride
    (sunmori) motor-motor gede (moge), rombongan liburan pejabat, dan pengawalan artis menuju lokasi syuting. Bahkan, ada pula kendaraaan sekolah dan kampus yang dikawal oleh polisi.
    Fenomena ini memancing kemarahan masyarakat. Warga berpikir bahwa hal tersebut merupakan bentuk pelanggaran etika dan penyalahgunaan fasilitas negara. Namun, mereka tidak bisa bersuara karena sudah dinormalisasi.
    Masyarakat biasa hanya bisa mengeluh “Mengapa harus sirene? Siapa mereka sampai wajib didahulukan? Saya juga takut terlambat, mengapa mereka tidak berangkat lebih awal saja?”
    Atau “urusan saya tak kalah penting dengan Anda, lalu mengapa Anda harus jalan terburu-buru dengan minta dikawal?”
    Maka lahirlah Gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk”, gerakan protes masyarakat di Indonesia yang ramai di media sosial dengan menolak penggunaan strobo, sirene, dan rotator secara sembarangan atau ilegal di jalan raya.
    Istilah “Tot Tot” dan “Wuk Wuk” meniru bunyi sirene dan strobo yang kerap mengganggu pengguna jalan lain.
    Gerakan ini muncul karena banyaknya keluhan masyarakat atas penggunaan fasilitas tersebut oleh pejabat atau pengguna kendaraan yang tidak berhak, yang sering memakai strobo dan sirene untuk membelah kemacetan atau bertindak arogan.
    Mereka menuntut hanya ambulans, pemadam kebakaran, dan kendaraan darurat resmi saja yang berhak menggunakan fasilitas tersebut sesuai aturan.
    Respons atas gerakan ini antara lain dari Korlantas Polri yang membekukan penggunaan strobo dan sirene pengawalan yang menimbulkan gangguan, serta surat edaran dari Istana agar pejabat menggunakan fasilitas tersebut secara wajar dan tidak semena-mena, menghormati pengguna jalan lain. Gerakan ini juga diwujudkan dengan penyebaran stiker dan kampanye kesadaran di jalan.
    Padahal, sanksi hukum bagi pengemudi yang melanggar aturan penggunaan sirene, lampu strobo, dan rotator di jalan raya di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
    Pelanggaran penggunaan sirene dan strobo yang tidak sesuai ketentuan (misalnya, digunakan oleh kendaraan pribadi yang tidak berhak) dapat dikenakan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda maksimal Rp 250.000 (sekitar dua ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai Pasal 287 ayat (4) UU No. 22/2009.
    Lalu, petugas berwenang dapat melakukan penindakan berupa tilang dan penyitaan perangkat sirene atau strobo yang ilegal sebagai barang bukti pelanggaran.
    Penggunaan sirene dan strobo hanya diperbolehkan untuk kendaraan tertentu yang memiliki hak prioritas seperti ambulans, mobil pemadam kebakaran, polisi, dan kendaraan pengawalan resmi dalam keadaan darurat.
    Pelanggaran penyalahgunaan perangkat ini dapat membingungkan pengguna jalan lain dan meningkatkan risiko kecelakaan, sehingga aturan ini ditegakkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas.
    Mengapa sirene dan strobo ilegal wajib dilarang?
    Penggunaan sirine ilegal memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keselamatan lalu lintas. Beberapa dampak utama adalah sebagai berikut:
    Pertama, gangguan kesehatan dan keselamatan pengendara. Lampu strobo yang sering dipadukan dengan sirine menghasilkan pendar cahaya cepat yang menyebabkan distraksi dan teralihkannya fokus pengendara lain (indonesiare.co.id, 15/02/ 2022) sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
    Paparan yang berkepanjangan bahkan bisa mempercepat penuaan jaringan retina dan berisiko menyebabkan gangguan penglihatan permanen.
    Selain itu, paparan cahaya strobo dapat memicu gangguan saraf seperti perilaku mirip autisme pada penderita autisme.
    Kedua, erosi kepercayaan masyarakat dan ketidakadilan sosial. Penyalahgunaan sirine dan strobo sebagai simbol status atau kekuasaan menciptakan ketimpangan perlakuan di jalan.
    Masyarakat yang tidak memiliki akses merasa dipinggirkan dan ini merusak rasa keadilan serta mengikis kepercayaan terhadap aparat penegak hukum dan pemerintah (Sakhailla, lk2fhui.law.ui.ac.id, Desember 2024).
    Ketiga, kehilangan fungsi utama sirine sebagai alat keselamatan. Penggunaan yang tidak tepat menyebabkan sirine menjadi kurang dipercaya oleh pengendara lain, bahkan bisa menghambat kendaraan darurat sesungguhnya karena pengguna jalan lain ragu memberi jalan dengan alasan takut salah paham.
    Tidak heran jika publik banyak yang beropini negatif mengenai hal tersebut. Bahkan, ketidakpercayaan masyarakat kadang meluas sampai pada kendaraan darurat resmi.
    Sebagai contoh, pada 7 Juli 2025 di Puncak, Bogor, pengawalan darurat oleh polisi untuk anak yang sakit sempat tertahan karena pengendara lain tidak percaya kendaraan tersebut benar-benar membawa pasien (Raihan Sultan Nugraha,
    Kumparan.com
    , 18/ 09/ 2025).
    Keempat, kerusakan sosial dan budaya disiplin berlalu lintas. Penyalahgunaan fasilitas negara seperti sirine mencerminkan perilaku arogansi dan semena-mena yang menyuburkan pelanggaran lalu lintas yang lebih luas, menghambat pembentukan budaya tertib berlalu lintas secara berkelanjutan (Sakhailla, lk2fhui.law.ui.ac.id, Desember 2024)
    Penyalahgunaan sirene oleh pihak yang tidak berhak dapat dianggap sebagai pelanggaran hak rakyat dan menurunkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan dan penegakan hukum.
    Karena patwal adalah aparat negara dan motor atau mobilnya pun adalah kendaraan dinas milik negara yang dibiayai oleh pajak.
    Di negara lain, jangankah penggunaan sirene, rotator, dan strobo ilegal, membunyikan klakson sembarangan yang tidak urgen dan tidak perlu-pun oleh pengguna jalan, adalah dilarang.
    Beberapa negara melarang penggunaan klakson sembarangan atau mengatur ketat penggunaannya untuk mengurangi kebisingan dan menjaga ketertiban lalu lintas.
    Contohnya: Irlandia melarang klakson dibunyikan antara pukul 11.30 malam hingga 7 pagi kecuali keadaan darurat.
    Kota New York, Amerika Serikat, melarang penggunaan klakson kecuali dalam keadaan darurat dan memberikan denda.
    Jepang membatasi penggunaan klakson hanya untuk keadaan darurat, penggunaan sembarangan dianggap tidak sopan.
    Inggris melarang penggunaannya kecuali keadaan tertentu, denda cukup besar bagi pelanggar.
    Sebelum mengharapkan sanksi dari aparat penegak hukum untuk segala pelanggaran ini, yang harus pertama sadar adalah tuan atau nyonya dari pemilik mobil atau barangkali pemilik moge (motor gede) yang menggunakan jasa patwal/
    voorijder
    ber-strobo atau rotator ataupun sirene.
    Ketahuilah bahwa Anda tidak berhak menggunakan semua fasilitas tersebut, sekalipun Anda memiliki kekuasaan, privilleges dan dukungan cuan untuk mendapatkan layanan tersebut.
    Bila ingin jalan lebih lengang dan cepat sampai tujuan, maka berangkatlah lebih awal. Jalanlah lebih pagi. Atau gunakan transportasi umum seperti KRL, MRT, TransJakarta (bila di Jakarta) hingga ojek online.
    Karena, seringkali, urusan Anda juga tidak lebih penting dari urusan kami. Masyarakat biasa, pengguna jalan biasa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 8
                    
                        September Kelabu Transjakarta: Tiga Kecelakaan Beruntun Lukai Penumpang hingga Warga
                        Megapolitan

    8 September Kelabu Transjakarta: Tiga Kecelakaan Beruntun Lukai Penumpang hingga Warga Megapolitan

    September Kelabu Transjakarta: Tiga Kecelakaan Beruntun Lukai Penumpang hingga Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tiga kecelakaan bus Transjakarta terjadi di wilayah Jakarta dalam kurun September 2025.
    Rangkaian insiden tersebut menyebabkan sejumlah orang terluka, mulai dari penumpang, pengemudi, hingga warga sekitar.
    Berikut rangkuman peristiwa yang dihimpun
    Kompas.com
    :
    Kecelakaan pertama terjadi pada Sabtu (6/9/2025), ketika sebuah bus Transjakarta menabrak toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, sekitar pukul 11.30 WIB.
    Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Ojo Ruslani, menjelaskan kecelakaan diduga dipicu oleh kelalaian sopir berinisial L.
    “(Pengemudi diduga) karena kurang hati-hati dan konsentrasi sehingga kendaraan tidak terkontrol dan oleng ke kanan,” ujar Ojo.
    Bus oleng ke kanan dan menabrak toko di sisi jalan.
    Seorang penjaga toko berinisial S menjadi korban, mengalami luka di pergelangan kaki kiri serta lecet di kaki kanan. Korban dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo.
    Akibat peristiwa itu, bus mengalami kerusakan pada bagian depan, sementara toko rusak di area halaman.
    “(Korban) mengalami luka-luka, kendaraan Transjakarta mengalami kerusakan pada bagian depan dan toko mengalami kerusakan pada bagian halamannya,” jelas Ojo.
    Insiden kedua terjadi pada Kamis (18/9/2025) sekitar pukul 04.45 WIB di Jalan Cideng Timur, arah Harmoni, tepat di perempatan RSUD Tarakan, Jakarta Pusat.
    Sebuah bus Transjakarta bernopol B-7165-PGA yang dikemudikan Yolanda Pardamean Ritonga (27) bertabrakan dengan truk B-9083-BYW yang dikemudikan Putra Anugerah Lumbantobing (24).
    Menurut AKBP Ojo Ruslani, jarak kedua kendaraan terlalu dekat sehingga tabrakan adu banteng tak terhindarkan.
    “Benar, ada kecelakaan antara bus Transjakarta dengan truk. Sopir truk mengalami luka lecet di bagian kaki dan dada terasa sesak, kemudian dibawa ke RS Tarakan untuk perawatan,” ungkap Ojo.
    Benturan keras membuat truk mengalami kerusakan parah.
    Sopir truk mengalami luka, sementara pengemudi bus Transjakarta selamat.
    “Korban langsung dibawa ke RS Tarakan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kendaraan yang terlibat juga sudah diamankan,” tambah Ojo.
    Kecelakaan ketiga terjadi pada Jumat (19/9/2025) pagi di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
    Bus Transjakarta yang dioperasikan Steady Safe dengan kode SAF 045 kehilangan kendali, lalu menabrak motor, mobil, hingga deretan rumah toko (ruko).
    Kepala Departemen Humas dan CSR PT Transjakarta, Ayu Wardhani, menyebut dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah rem blong.
    “Mohon maaf atas kejadian ini, melibatkan bus operator Steady Safe – SAF 045. Korban seluruhnya telah mendapat perawatan di RS Pondok Kopi, dalam pendampingan tim Steady Safe dan Transjakarta,” ujar Ayu.
    Akibat insiden tersebut, enam orang terluka, terdiri dari empat pelanggan, satu pramudi, dan satu warga yang sedang berada di dalam ruko.
    Seluruh korban langsung mendapat penanganan di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi, Duren Sawit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Ibu Peluk Lindungi Anak saat TransJ di Cakung Menabrak

    Cerita Ibu Peluk Lindungi Anak saat TransJ di Cakung Menabrak

    Jakarta

    Bus Transjakarta (TJ) menabrak ruko hingga rumah di dekat Stasiun Cakung, Jakarta Timur (Jaktim) kemarin. Ada kisah haru di balik peristiwa itu, di mana seorang ibu menyelamatkan anaknya dari runtuhan bangunan rumah.

    Kisah ini disampaikan oleh adik korban bernama Jaya. Dia mengatakan saat kejadian kakaknya sedang tidur bersama anaknya.

    Jaya bercerita saat kejadian, kakaknya sedang berada di kamar bersama sang anak.Setelah kejadian, Jaya juga menghampiri sang kakak setelah mendengar suara gemuruh akibat kecelakaan.

    “Pas sekitar jam 5, tiba-tiba tuh kayak suara gemuruh. Tiba-tiba tuh ada teriakan, saya dengar teriakan kakak saya. Lalu saya buka pintu. Begitu saya buka pintu, kondisi udah gelap tuh. Gelap, mungkin listriknya udah mati ya,” kata Jaya ditemui detikcom di lokasi kejadian, Sabtu (20/9/2025).

    Jaya mengungkapkan, setelah kejadian, kondisi rumah kakaknya banyak puing-puing bangunan rumah yang runtuh. Saat ditemukan, kakaknya sendiri saat itu dalam posisi telungkup demi melindungi anaknya dari runtuhan rumah dan tertindih beberapa puing.

    “Ya habis itu udah banyak puing-puing, ketibaan kakak saya. Habis itu ya kita langsung evakuasi dah. Soalnya itu posisi kakak saya juga lagi telungkup melindungi anaknya. Posisi kakak saya udah ketiban puing-puing. Habis itu kita amanin,” lanjutnya.

    Seorang saksi yang merupakan adik salah satu korban luka, Jaya, mengungkapkan pengakuan sopir bus TransJakarta tabrak mobil-ruko di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), (20/9/2025). (Foto: Kurniawan Fadilah/detikcom)

    Setelah menolong kakaknya, Jaya langsung melihat penyebab dari runtuhan puing-puing yang menimpa kakaknya. Dia menyebut saat itu langsung keluar rumah dan melihat ada bus Transjakarta (TJ) yang menabrak ruko di atas rumahnya.

    “Begitu saya liat ke atas tuh, kayak ada yang beda gitu ya. Liat ke luar rumah, ada orang-orang ramai. Begitu saya keluar, baru ngeliat ada bus TJ yang nabrak,” kata Jaya.

    Dia menyebut kondisi kakaknya sempat kaget pada saat kejadian. Akhirnya, kakaknya pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

    Saat ini, kakaknya sudah berada di rumah kembali. Tinggal merasa sisa sakit di badan akibat tertimpa puing-puing.

    “Kaget sih udah pasti ya. Kalau badan sih pada sakit sih sampai saat ini. Cuman kemarin udah, dari pihak TransJakarta juga udah nanggung semua biaya. Udah di-rongsen segala macem. Dan udah, dari pihak rumah sakit udah bilang aman,” terang Jaya.

    “Ya paling sekarang kayak sakitnya, udah aman. Tapi udah ditanganin sama pihak TransJakarta semuanya sih. Sampai kebutuhan kita juga ditanggung sama mereka tanggung jawabnya,” imbuh dia.

    Kronologi Kejadian

    Sebagai informasi, bus Transjakarta menabrak empat rumah-toko (ruko) dan sejumlah kendaraan di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), Jumat (19/9). Polisi mengungkap bus tersebut melaju tak terkendali sebelum terjadi kecelakaan.

    “Setelah melewati Stasiun Cakung, kendaraan tidak terkendali dan menabrak sepeda motor yang sedang parkir di pinggir jalan,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Ojo Roeslani, kepada wartawan, Jumat (19/9).

    Bus Transjakarta rute koridor 11 Pulogebang-Kampung Melayu dengan nomor polisi (nopol) B-7134-PGA itu melaju di Jalan Raya Stasiun Cakung arah barat, tepatnya dekat Stasiun Cakung. Kecelakaan terjadi pada pagi hari pukul 05.37 WIB.

    Akibat kecelakaan tersebut, dua sepeda motor yang sedang parkir, Suzuki Baleno, dan rumah warga mengalami kerusakan. Total ada empat kendaraan terlibat kecelakaan itu.

    Selain itu, enam orang terluka akibat kecelakaan tersebut. Terdiri dari empat orang pelanggan, satu orang pramudi, dan satu orang warga. Seluruh korban diberi penanganan medis di Rumah Sakit (RS) Islam Pondok Kopi.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/zap)