BUMN: TransJakarta

  • KAI Sebut Stasiun Karet Tak Akan Ditutup Dalam Waktu Dekat – Halaman all

    KAI Sebut Stasiun Karet Tak Akan Ditutup Dalam Waktu Dekat – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

    KAI Commuter, selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta, masih melakukan kajian.

    Rencana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City, sebagai bagian dari rencana peningkatan layanan kepada penumpang, masih dalam proses kajian.

    “Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2025).

    “Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” tegasnya.

    Dalam menggodok kajian ini, KAI Commuter melibatkan sejumlah pihak untuk melakukan pendalaman.

    Adapun KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City.

    Di antaranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun.

    “Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha, sehingga dapat mendukung pelaku UMKM,” ujar Joni.

    Alasan Pengintegrasian Stasiun Karet dan BNI City

    Ia mengklaim wacana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, sebenarnya karena mempertimbangkan faktor keselamatan.

    Di samping itu, bertujuan juga untuk memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Pemangkasan waktu tempuh ditargetkan bisa terpangkas dari 1 jam menjadi sekitar 40 menit.

    “Diharapkan kedepannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang,” ucap Joni.

    Wacana pengintegrasian ini juga dalam rangka mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.

    Berdasarkan data KCI, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, pada 2024 ada sebanyak 1,5 juta penumpang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta.

    Lewat peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini, ditargetkan dapat melayani sekitar 20 persen atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City.

    Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya.

    Contohnya seperti Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Perlu dipahami oleh semua pihak bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” pungkas Joni.

    Stasiun Karet akan Ditutup

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berencana menutup Stasiun Karet karena jaraknya yang terlalu dekat dengan Stasiun BNI City.

    Direktur Pengembangan Usaha & Kelembagaan KAI Rudi As Aturridha mengatakan, bagi penumpang yang hendak ke arah Karet, bisa dilakukan dengan berjalan kaki.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja,” kata Rudi ketika ditemui di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2025).

    Menurut dia, tidak efektif jika Stasiun Karet dan Stasiun BNI City dioperasikan secara bersamaan karena jaraknya yang terlalu dekat.

    Nantinya, perjalanan KRL akan berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di Stasiun BNI City.

    Apabila ada penumpang yang hendak menuju Karet, ia mengatakan PT KAI telah membuat selasar yang bisa dilewati.

    “Kami sudah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat. Enggak perlu lagi berhenti (di Stasiun Karet), tapi langsung berhenti di sini (di Stasiun BNI City),” ujar Rudi.

    Ditemui di tempat sama, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Asdo Artrivianto belum bisa membeberkan kapan waktu pastinya dari penutupan Stasiun Karet.

    Sebab, saat ini masih menunggu penyesuaian dari Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025.

    “Rencana di 2025. Waktunya kita menunggu penyesuaian Gapeka 2025. Nanti tunggu Gapeka 2025,” kata Asdo. 

  • KCI Sebut Stasiun Karet Tak Langsung Ditutup, Butuh Kajian Lebih Lanjut

    KCI Sebut Stasiun Karet Tak Langsung Ditutup, Butuh Kajian Lebih Lanjut

    Jakarta

    KAI Commuter Indonesia selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta, menegaskan tidak langsung menutup operasional Stasiun Karet dalam waktu dekat. Rencana integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City disebut masih membutuhkan pembahasan mendalam.

    “Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet. Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).

    Dia mengatakan masih dibutuhkan pembahasan mendalam dengan regulator dan berbagai pihak terkait terkait integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City sebagai bagian dari rencana peningkatan layanan kepada penumpang.

    Dia mengatakan saat ini KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City. Joni mengatakan peningkatan kualitas dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun.

    Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha, sehingga dapat mendukung pelaku UMKM. Joni mengatakan wacana integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City di Kawasan Dukuh Atas Jakarta atas pertimbangan faktor keselamatan dan memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

    Dengan pemangkasan waktu tempuh dari yang sebelumnya mendekati 1 jam menjadi sekitar 40 menit, diharapkan ke depannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang. Menurut Joni, hal itu dilakukan KAI Commuter dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.

    Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut, tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City. Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya, seperti: Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” tutup Joni.

    (jbr/whn)

  • Masih Butuh Kajian, KAI Pastikan Stasiun Karet Tidak Langsung Ditutup

    Masih Butuh Kajian, KAI Pastikan Stasiun Karet Tidak Langsung Ditutup

    Jakarta, CNN Indonesia

    KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta, memastikan operasional Stasiun Karet tidak akan tutup dalam waktu dekat.

    Pernyataan disampaikan terkait wacana yang disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

    VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus memaparkan rencana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City sebagai bagian dari rencana peningkatan layanan kepada penumpang, masih dalam proses kajian, serta membutuhkan pembahasan mendalam dengan regulator dan berbagai pihak terkait.

    “Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet. Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” tegas Joni dalam pernyataan resminya Jumat (03/1).

    Selain masih membutuhkan pendalaman dengan sejumlah pihak, saat ini KAI Commuter juga tengah meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City.

    Di antaranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun. Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha, sehingga dapat mendukung pelaku UMKM.

    Wacana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City, di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, sebenarnya mempertimbangkan faktor keselamatan  dan bertujuan untuk memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Dengan pemangkasan waktu tempuh dari yang sebelumnya mendekati 1 jam menjadi sekitar 40 menit, diharapkan ke depannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang.

    Menurut Joni, hal itu dilakukan KAI Commuter dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.

    Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, dalam setahun terakhir (2024) sebanyak 1,5 juta penumpang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta.

    Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan dapat melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut, tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City. Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya, seperti: Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” tutup Joni.

    (agt/agt)

  • Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin Masih Lengang Pagi Ini
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin Masih Lengang Pagi Ini Megapolitan 3 Januari 2025

    Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin Masih Lengang Pagi Ini
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah ruas jalan di Jakarta Pusat masih terpantau lengang dua hari setelah libur Tahun Baru 2025.
    Pengamatan Kompas.com, Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 07.05 WIB, Jalan MH Thamrin terlihat lebih kosong dari biasanya. Biasanya, ruas jalan ini sering terjadi kemacetan.
    Namun, pagi ini tidak adanya kemacetan yang berarti. Suasana jalan juga tampak sunyi tanpa bunyi klakson yang sering terdengar saat kemacetan terjadi.
    Pagi ini, dari perbatasan Jalan Medan Merdeka Barat, menyusuri Jalan MH Thamrin menuju Bundaran Hotel Indonesia bisa ditempuh dalam waktu kurang dari lima menit menggunakan motor.
    Selain di jalan, suasana di Halte Transjakarta Monumen Nasional (Monas) juga masih tampak sepi. Antrean penumpang terjadi hanya di beberapa pintu menuju bus, tapi kondisi di dalam halte tidak sepadat hari biasanya.
    Tak hanya itu, lalu lintas di sekitar kawasan Stasiun Karet juga tampak tidak seramai biasanya. Kepadatan mulai terlihat ketika kendaraan sudah melewati lampu merah Jalan Penjernihan 1 dan memasuki arah Jalan Jenderal Sudirman.
    Sementara, lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman dari arah Gedung DPR RI masih tampak sepi, tidak menimbulkan kemacetan yang berkepanjangan.
    Begitu juga dengan lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman dari arah Dukuh Atas, jumlah kendaraan yang melintas terpantau tidak menyebabkan antrean.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Anak Kereta Murka Stasiun Karet Hendak Ditutup Pindah ke BNI City

    Jakarta

    Rencana pemerintah untuk menutup Stasiun Karet dan memindahkan operasionalnya ke Stasiun BNI City menuai protes keras dari para pengguna KRL, khususnya yang kerap menggunakan Stasiun Karet.

    Kemarahan netizen tumpah ruah di media sosial. Berbagai platform seperti Twitter, Instagram, dan Facebook dibanjiri komentar bernada kekecewaan dan protes.

    “Bni city justru deketnya ke sudirman, pemerintah harusnya juga liat seberapa banyak orang yg lebih sering gunain stasiun bni sama karet. Banyak orang yg turun dan naik di karet, otomatis kalo ditutup pasti rutinitas mereka berubah dan jaraknya bisa lebih jauh,” terang @nightfuryyyy.

    “Apa yang mereka tau tentang KRL? Sehari-hari aja pake mobil pribadi atau dinas. Coba dulu rasain naik KRL di rush hour. Karet sepadet itu mau lu tutup stasiunnya. Mending yg lu tutup Stasiun KRL BNI City, gak guna soalnya. Org mau intergrasi ke MRT dr Sudirman juga bisa,” ujar @doiebluesky.

    “Mereka pikir dekat karena surveynya naik kendaraan kali ya. Gw jalan dari BNI city ke karet wangi parfum gw udah ilang di jalan,” kata @lehugalu.

    “aku bingung deh buat keputusan keputusan kaya gini mereka pernah beneran ngerasain naik krl nya dulu gak ya? atau jalan dari bni city ke karetnya? terus dasarnya tuh apa? kenapa ya kita tuh harus dpt pelayan publik yang hasil keputusannya selalu bodoh? kaya? researchnya mana???.” @whisperingwon.

    “Nggak kebayang itu sepenuh apa kalau semuanya dijadiin satu di st. Sudirman karena sejujurnya st. BNI City & st. Sudirman bukan alternatif yang baik buat penutupan st. Karet,” tutur @asongforthesun.

    Alasan Stadiun Karet Ditutup Pindah ke BNI City

    Foto: Rifkianto Nugroho

    Rencana penutupan Stasiun Karet telah diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, sebagai bagian dari upaya optimalisasi kereta bandara yang diharapkan dapat menampung hingga 10 juta penumpang per tahun. Jarak yang terlalu dekat antara Stasiun Karet dengan BNI City disebut sebagai alasan utama.

    Awalnya Erick menjelaskan soal kinerja kereta bandara yang kurang optimal dalam hal mengangkut penumpang. Sejauh ini, kereta bandara hanya mengangkut sekitar 1,5 juta penumpang per tahun dari potensi 10 juta penumpang.

    Ia lantas menyebut perlunya perbaikan di ekosistem kereta api untuk melakukan optimalisasi. Salah satu yang dicontohkan adalah rencana penutupan Stasiun Karet karena terlalu dekat dengan stasiun KRL lainnya.

    “Ini yang tadi dibilang kan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” katanya di Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Rabu (1/1/2024), seperti dikutip detikFinance.

    Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT KAI, Rudi As Aturridha membenarkan soal rencana tersebut. Pasalnya stasiun Karet dinilai berdekatan dengan stasiun BNI City.

    “Stasiun karet ditutup karena sudah dekat sekali dengan BNI City. Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan aja. Kan kita udah buat yang selasarnya sampai dengan ke BNI City, sehingga trafiknya pun akan lebih cepat,” sebut Rudi.

    Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan operasional Stasiun Karet yang berlokasi di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Salah satu alasannya adalah karena jarak Stasiun Karet terlalu dekat dengan Stasiun BNI City sehingga kurang efisien. Foto: Rifkianto Nugroho

    Sementara itu VP Corporate Communication KAI Commuter, Joni Martinus, mengatakan melalui optimalisasi Stasiun BNI City diharapkan perjalanan kereta bandara bisa menjadi lebih singkat, dari sebelumnya total 56 menit menjadi 40 menit. Dengan begitu layanan ini dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju atau pulang dari bandara.

    Terlebih mengingat stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. Di mana stasiun yang juga melayani naik turun penumpang Commuter Line atau KRL telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” kata Joni dalam keterangan resminya, Kamis (2/1/2024).

    Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan atau DJKA, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    Sebab berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” terangnya.

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit.

    Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, yang membuatnya lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan.

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” tegas Joni

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Stasiun Karet Nggak Jadi Ditutup, Bakal Digabung dengan BNI City”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Waktu Tempuh Kereta Bandara ke Soetta Bakal Dipersingkat Jadi 40 Menit

    Jakarta, CNN Indonesia

    KAI Commuter bakal mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta bandara dari yang semula 56 menit menjadi 40 menit, dari stasiun pemberangkatan awal Stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.

    Pihak KAI Commuter mengatakan untuk mencapai rencana itu, akan dilakukan berbagai upaya perbaikan infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, termasuk memaksimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City.

    Upaya ini bertujuan agar Commuter Line Basoetta bisa menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat menuju bandara.

    Selain itu Stasiun BNI City yang akan dioptimalkan, kini juga sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi seperti Transjakarta, LRT, MRT, hingga JakLingko.

    “Hal itu sebagai solusi dari kemacetan di jalan raya menuju bandara. Dengan integrasi moda transportasi yang bermuara di Stasiun BNI City, penumpang diharapkan dapat menghemat waktu lebih banyak sehingga bisa sampai ke bandara tepat waktu,” ucap Joni Martinus, VP Corporate Communication KAI Commuter.

    Sepanjang tahun 2024, tercatat sekitar 1,5 juta penumpang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta sebagai opsi transportasi. Dengan optimalisasi ini, diharapkan peningkatan sekitar 20 persen dari total pengguna pesawat di Bandara Soetta.

    Sementara itu untuk mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, KAI Commuter dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah membahas dan berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk integrasi operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.

    “Pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya,” tutur Joni.

    (dna/dna)

  • Ciri Manusia Egois: Suka Nekat Terobos Busway

    Ciri Manusia Egois: Suka Nekat Terobos Busway

    JAKARTA – Pagi hari di Jakarta. Kala derap langkah, raungan klakson, sinar mentari dan jalannya waktu, seringkali saling berkejaran. Dalih yang terkadang dibuat-buat untuk jadi alasan melanggar aturan.

    Karena takut telat, salip sana-sini memang jadi salah satu pilihan yang harus diambil. Bahkan, tak sedikit pula yang menerobos jalur khusus TransJakarta.

    Tadi pagi, Jumat, 1 November 2019, ada satu sepeda motor yang memasuki jalur busway di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. Ternyata, di ujung sana ada polisi yang sedang melakukan penertiban. Tak ingin ditilang, pengendara motor ini berputar balik untuk kembali memasuki jalan raya. 

    Si pengendara motor ini melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga tak bisa mengendalikan kendaraannya saat berpapasan dengan TransJakarta. Pengendara motor langsung oleng dan menabrak bemper depan kanan bus. 

    Bagaimana keadaan pengendara? Dia loncat karena kendaraanya hancur terhimpit bodi bus dan separator jalur. Sikunya memar dan kaki kanan mengalami luka.

    Sementara, bus mengalami kerusakan dengan bemper depan sebelah kanan pecah dan lampu sein depan pecah. Kejadian ini perlu jadi pelajaran semua pengendara. Kendaraan lain yang memasuki busway merupakan pelanggaran hukum.

    Rambu semacam ini bukan untuk panjangan, tapi ditaati (Anto/VOI)

    “Kami menyayangkan sekaligus mengecam tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan pemotor melawan arah masuk jalur busway ataupun masuk jalur busway,” kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transjakarta Nadia Diposanjoyo dalam keterangan tertulis, Jumat (1/11/2019).

    Nadia bilang, kerugian enggak cuma dirasakan oleh pengemudi motor. Ternyata, akibat kejadian ini, sopir bus TransJakarta tidak diperkenankan untuk bekerja selama satu hari.

    Selain dampak kerugian bagi pihak yang terkait secara langsung, ada pihak lain juga yaitu pelanggan yang sudah menunggu di halte berikutnya. 

    “Pelanggan yang ada di dalam bus juga terganggu karena bus yang sedang tugas harus kembali ke pool dan tidak dapat meneruskan layanan. Akibat dari bus harus kembali ke pool maka seluruh bus di jalur itu akan terlambat dan penumpang yang di dalam bus harus dipindahkan ke bus berikut,” jelas Nadia. 

    Bisa dibayangkan banyaknya kerugian yang diakibatkan oleh satu orang egois yang melanggar jalur busway dan yang sangat mengherankan tidak belajar dari kejadian kejadian yang sudah pernah terjadi dan viral diberitakan. Untuk itu Nadia mengimbau kepada semua pihak untuk patuhi peraturan lalulintas yang sudah ditentukan, selalu disiplin diri untuk kebaikan semua pihak.

    “Kalau enggak mau buru-buru, manajemen waktu kita yang harus diperbaiki dulu.”

  • Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Integrasi Stasiun BNI City dan Karet, Waktu Tempuh KA Bandara Soetta Jadi 40 Menit

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengungkapkan integrasi Stasiun BNI City dan Stasiun Karet akan membuat waktu perjalanan ke Bandara Soekarno Hatta makin singkat dari 56 menit menjadi 40 menit. 

    VP Corporate Communication KAI Commuter Joni Martinus mengatakan KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line Basoetta tujuan Bandara Soekarno-Hatta makin efisien. 

    Integrasi membuat waktu tempuh perjalanan berkurang dari 56 menit menjadi 40 menit dari stasiun pemberangkatan awal Manggarai. 

    “Untuk mencapai tujuan tersebut, KAI Commuter akan berupaya memperbaiki infrastruktur prasarana pendukung dan layanan penumpang, serta mengoptimalkan fungsi strategis Stasiun BNI City,” kata Joni dalam keterangan resmi, Kamis (2/1/2024). 

    Guna dapat memangkas waktu tempuh, KAI dan pemangku kepentingan mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City. 

    Sebab, berdasarkan riset dan pengamatan faktual yang dilakukan, posisi Stasiun Karet hanya berjarak 350 meter dari Stasiun BNI City.

    Melalui optimalisasi Stasiun BNI City, kata Joni, diharapkan Commuter Line Basoetta dapat menjadi pilihan utama calon penumpang pesawat dalam menuju bandara. 

    Sebab, stasiun yang berlokasi di Dukuh Atas tersebut, saat ini sudah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya. 

    Stasiun BNI City, sebagai stasiun pemberangkatan Commuter Line, telah terintegrasi dengan Transjakarta, MRT, LRT, hingga JakLingko. 

    Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, sepanjang 2024 sudah mencatat sekitar 1,5 juta orang yang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta. 

    Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan akan melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

    Joni mengklaim pengguna Commuter Line akan terlayani lebih baik di Stasiun BNI City yang selama ini melayani rata-rata 2.408 orang atau sebanyak 100 orang pengguna per jam setiap hari. 

    Dari sisi kapasitas maksimal, Stasiun BNI City pun dapat menampung penumpang sebanyak 2.000 pengguna setiap jamnya. 

    Selain dapat menyingkat waktu perjalanan kereta, keberadaan Stasiun Karet dinilai sudah tidak layak. Berdasarkan data KAI, dalam satu jam pengguna Commuter Line yang masuk ke stasiun mencapai hampir 2 ribu penumpang, dengan waktu tunggu pemberangkatan selama 10 menit. Hal itu tentunya membutuhkan kapasitas ruang tunggu sebanyak 330 orang. 

    Padahal, saat ini hall Stasiun Karet hanya dapat menampung sekitar 150 orang, sehingga lebih beresiko terhadap keselamatan pengguna. Belum lagi akses menuju pintu masuk Stasiun Karet rentan memicu kemacetan lantaran berada dekat perlintasan. 

    “Jika digabung ke Stasiun BNI City, maka penumpang dapat menikmati fasilitas dan layanan yang optimal, dan tentunya lebih aman. KAI Commuter sebagai pengelola Commuter Line berkomitmen menjadikan safety atau keselamatan pengguna sebagai prioritas,” kata Joni. 

  • Arus balik di Terminal Kalideres diprediksi terjadi pada 5 Januari

    Arus balik di Terminal Kalideres diprediksi terjadi pada 5 Januari

    Jakarta (ANTARA) – Arus balik penumpang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, diprediksi bakal terjadi pada Minggu (5/1).

    “Diperkirakan tanggal 5 Januari itu kemungkinan puncaknya bisa sampai 2.000 penumpang. Tanggal 6 Januari kan anak-anak sudah masuk sekolah,” ungkap Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen saat dihubungi di Jakarta pada Kamis.

    Adapun daerah asal dengan penumpang terbanyak masih dari Jawa Tengah, Padang, Palembang dan Lampung.

    “Hingga kini, posko-posko di Terminal Kalideres masih operasional. Posko ‘ramp-check’, posko pengamanan terpadu, posko kesehatan juga,” kata Revi.

    Selain itu, kata Revi, ambulans juga tetap disediakan apabila terdapat penumpang yang membutuhkan bantuan medis. “Kita sediakan ambulans juga untuk kalau ada penumpang yang butuh bantuan darurat,” ungkap Revi.

    Selain itu, Angkutan Malam Hari (Amari) tambahan dari Transjakarta dan Jaklingko yang beroperasi sampai dengan pukul 05.00 WIB juga masih dipertahankan.

    Pada Kamis sampai dengan pukul 13.00 WIB, jumlah penumpang yang tiba di Terminal Kalideres mencapai 582 penumpang. “Jumlah itu masih terus naik sampai pukul 24.00 WIB sebentar,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hindari Macet! Jalan Jakarta yang Ditutup saat Malam Tahun Baru

    Hindari Macet! Jalan Jakarta yang Ditutup saat Malam Tahun Baru

    Jakarta: Menjelang malam pergantian tahun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai acara untuk merayakan Tahun Baru.

    Acara utama bertajuk “Semarak Jakarta Mendunia” akan digelar pada 31 Desember 2024 malam hingga dini hari 1 Januari 2025. Untuk mendukung kelancaran acara, sejumlah jalan di Jakarta akan ditutup, dan rute lalu lintas akan dialihkan.
     
    Penutupan Jalan
    Penutupan jalan akan dimulai secara bertahap mulai pukul 18.00 WIB hingga 02.00 WIB. Berikut adalah daftar jalan yang ditutup selama perayaan:

    Jalan Jenderal Sudirman (Bundaran Senayan hingga Bundaran HI).
    Jalan MH Thamrin (Bundaran HI hingga Bundaran Patung Kuda).
    Jalan Pintu 1 Senayan.
    Jalur lambat Gatot Subroto sisi barat dan timur (Kupingan Semanggi).
    Jalan Bendungan Hilir.
    Jalan KH Mas Mansyur.
    Jalan Karet Pasar Baru Timur 5.
    Jalan Kupingan BNI 46.
    Jalan Kota Bumi dan Jalan Baturaja.
    Jalan Teluk Betung.
    Jalan Kebon Kacang.
    Jalan Sunda.
    Jalan Imam Bonjol.
    Jalan Sumenep Tosari.
    Landmark (Indocement).
    Jalan Setiabudi.
    Jalan Prof. Dr. Satrio.
    Jalan Masjid (Sampoerna).
    Jalan Garnisun dan Kolong Semanggi.
    Sudirman Central Business District (SCBD).
    Jalan Tulodong Atas 2/Samping CIMB.
    Simpang Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Jalan Kebon Sirih dari arah barat (arah timur tutup di Simpang Agus Salim).
    Jalan KH Wahid Hasyim.
    Jalan Majapahit.
    Jalan Veteran III.
    Jalan Veteran II.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Medan Merdeka Utara.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan Ridwan Rais.
    Simpang Jalan Perwira – Jalan Lapangan Banteng Barat.
     
    Jalur Pengalihan Lalu Lintas
    Untuk menghindari macet, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengarahkan pengendara melalui jalur alternatif berikut:

    1. Dari selatan ke utara: Jalan Hang Lekir, Jalan Asia Afrika, hingga Jalan KS Tubun.
    2. Dari utara ke selatan: Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Pos, dan Jalan Pejambon.
    3. Dari timur ke barat: Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Ridwan Rais, hingga Jalan Veteran.
    4. Dari barat ke timur: Jalan Kramat Kwitang, Jalan Kyai Caringin, hingga Jalan Tomang Raya.
     
    Tips Menghindari Kemacetan
    Untuk menghindari terjebak macet selama perayaan Tahun Baru:

    1. Gunakan Transportasi Umum: MRT dan TransJakarta akan tetap beroperasi hingga larut malam.
    2. Rencanakan Perjalanan: Cek informasi terbaru tentang rute dan waktu penutupan jalan.
    3. Hindari Area Padat: Hindari jalur utama seperti Sudirman-Thamrin jika tidak perlu.

    Perayaan Tahun Baru di Jakarta tahun ini menjanjikan pengalaman yang meriah dan berkesan. Namun, tetap utamakan keselamatan dan rencanakan perjalanan Anda dengan baik. Selamat Tahun Baru 2025!

    Baca Juga:
    Ini 5 Spot Populer Meriahkan Malam Tahun Baru di Jakarta

    Jakarta: Menjelang malam pergantian tahun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai acara untuk merayakan Tahun Baru.
     
    Acara utama bertajuk “Semarak Jakarta Mendunia” akan digelar pada 31 Desember 2024 malam hingga dini hari 1 Januari 2025. Untuk mendukung kelancaran acara, sejumlah jalan di Jakarta akan ditutup, dan rute lalu lintas akan dialihkan.
     
    Penutupan Jalan
    Penutupan jalan akan dimulai secara bertahap mulai pukul 18.00 WIB hingga 02.00 WIB. Berikut adalah daftar jalan yang ditutup selama perayaan:
     
    Jalan Jenderal Sudirman (Bundaran Senayan hingga Bundaran HI).
    Jalan MH Thamrin (Bundaran HI hingga Bundaran Patung Kuda).
    Jalan Pintu 1 Senayan.
    Jalur lambat Gatot Subroto sisi barat dan timur (Kupingan Semanggi).
    Jalan Bendungan Hilir.
    Jalan KH Mas Mansyur.
    Jalan Karet Pasar Baru Timur 5.
    Jalan Kupingan BNI 46.
    Jalan Kota Bumi dan Jalan Baturaja.
    Jalan Teluk Betung.
    Jalan Kebon Kacang.
    Jalan Sunda.
    Jalan Imam Bonjol.
    Jalan Sumenep Tosari.
    Landmark (Indocement).
    Jalan Setiabudi.
    Jalan Prof. Dr. Satrio.
    Jalan Masjid (Sampoerna).
    Jalan Garnisun dan Kolong Semanggi.
    Sudirman Central Business District (SCBD).
    Jalan Tulodong Atas 2/Samping CIMB.
    Simpang Jalan Budi Kemuliaan dan Jalan Medan Merdeka Selatan.
    Jalan Kebon Sirih dari arah barat (arah timur tutup di Simpang Agus Salim).
    Jalan KH Wahid Hasyim.
    Jalan Majapahit.
    Jalan Veteran III.
    Jalan Veteran II.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Timur – Jalan Medan Merdeka Utara.
    Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan Ridwan Rais.
    Simpang Jalan Perwira – Jalan Lapangan Banteng Barat.
     
    Jalur Pengalihan Lalu Lintas
    Untuk menghindari macet, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengarahkan pengendara melalui jalur alternatif berikut:
    1. Dari selatan ke utara: Jalan Hang Lekir, Jalan Asia Afrika, hingga Jalan KS Tubun.
    2. Dari utara ke selatan: Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Pos, dan Jalan Pejambon.
    3. Dari timur ke barat: Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Ridwan Rais, hingga Jalan Veteran.
    4. Dari barat ke timur: Jalan Kramat Kwitang, Jalan Kyai Caringin, hingga Jalan Tomang Raya.
     
    Tips Menghindari Kemacetan
    Untuk menghindari terjebak macet selama perayaan Tahun Baru:
     
    1. Gunakan Transportasi Umum: MRT dan TransJakarta akan tetap beroperasi hingga larut malam.
    2. Rencanakan Perjalanan: Cek informasi terbaru tentang rute dan waktu penutupan jalan.
    3. Hindari Area Padat: Hindari jalur utama seperti Sudirman-Thamrin jika tidak perlu.
     
    Perayaan Tahun Baru di Jakarta tahun ini menjanjikan pengalaman yang meriah dan berkesan. Namun, tetap utamakan keselamatan dan rencanakan perjalanan Anda dengan baik. Selamat Tahun Baru 2025!
     
    Baca Juga:
    Ini 5 Spot Populer Meriahkan Malam Tahun Baru di Jakarta
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)