BUMN: PTPN III

  • PTPN mendorong gelaran APRC daya tarik pariwisata di Sumut

    PTPN mendorong gelaran APRC daya tarik pariwisata di Sumut

    Kami ingin menunjukkan bahwa kawasan kebun pun bisa ikut ambil bagian dalam industri pariwisata.

    Jakarta (ANTARA) – PTPN IV PalmCo yang merupakan Sub Holding PTPN III (Persero) mendukung gelaran Asia Pacific Rally Championship (APRC) 2025 bersama Kejuaraan Nasional Rally Putaran Tiga yang digelar di perkebunan teh Kebun Toba Sari, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) sebgaai daya tarik pariwisata di daerah ini.

    Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa dalam pernyataan di Jakarta, Minggu, menyampaikan pihaknya melihat ajang ini sebagai momentum untuk menampilkan wajah baru kawasan perkebunan sebagai ruang terbuka yang memberi nilai tambah bagi masyarakat dan daerah.

    “PalmCo memandang ajang olahraga otomotif ini sebagai kesempatan untuk mendorong potensi sport tourism di wilayah Danau Toba. Kami ingin menunjukkan bahwa kawasan kebun pun bisa ikut ambil bagian dalam industri pariwisata,” kata Jatmiko.

    Ajang yang akan berlangsung pada 8-10 Agustus 2025 di arena utama kejuaraan bertaraf internasional ini, menjadi panggung bagi puluhan pereli nasional dan internasional, kejuaraan ini juga disebut sebagai pemanasan menuju World Rally Championship (WRC) 2026 yang rencananya akan digelar di Sumut.

    Dia menyampaikan, selain membuka akses dan menyediakan lokasi pelaksanaan, PalmCo juga mengalokasikan dana hingga Rp380 juta untuk mendukung perbaikan jalan serta penataan areal lintasan demi menjamin kenyamanan peserta maupun penonton.

    Ia menambahkan bahwa keterlibatan PalmCo dalam gelaran ini, juga mencerminkan semangat perusahaan dalam mendukung promosi daerah dan penguatan ekonomi lokal.

    “Semoga event tahunan ini dapat berjalan lebih baik lagi tahun ini, dan kami berharap kehadiran ajang balap internasional yang kita banggakan tersebut mampu memberikan multiplier effect bagi masyarakat sekitar, terutama bagi pelaku UMKM. PalmCo senantiasa berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan,” ujarnya pula.

    Pemerintah Kabupaten Simalungun sangat menyambut baik dan menyatakan kesiapan penuh untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan rally tersebut.

    Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih menilai bahwa kejuaraan yang telah dilaksanakan dua tahun berturut-turut ini bisa menjadi daya tarik besar bagi wisatawan.

    “Rally ini menarik, karena memacu adrenalin. Intinya saya setuju kegiatan ini diselenggarakan di Simalungun,” katanya lagi.

    Dirinya juga meminta jajarannya untuk bergerak cepat mempersiapkan infrastruktur pendukung, termasuk akses jalan dan fasilitas umum yang menunjang kelancaran kegiatan. Ia menekankan pentingnya peran aktif seluruh perangkat demi memastikan ajang ini berjalan sukses.

    “Saya berharap, dengan kegiatan ini Simalungun semakin dikenal dan semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan, dampaknya pasti terasa bagi masyarakat yang bisa merasakan langsung geliat ekonomi dari hadirnya ribuan pengunjung,” ujar Anton pula.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KB Bank Indonesia Salurkan Pembiayaan Rp400 Miliar ke PT Sinergi Gula Nusantara, Dorong Ketahanan Pangan dan Pertanian Berkelanjutan – Page 3

    KB Bank Indonesia Salurkan Pembiayaan Rp400 Miliar ke PT Sinergi Gula Nusantara, Dorong Ketahanan Pangan dan Pertanian Berkelanjutan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komitmen KB Bank Indonesia dalam memperkuat sektor strategis nasional kembali ditegaskan lewat penandatanganan perjanjian pembiayaan senilai Rp400 miliar bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai anak perusahaan dari holding PTPN III (Persero). Acara penandatanganan resmi berlangsung di Surabaya dan dihadiri jajaran manajemen senior dari kedua pihak.

    Pembiayaan ini ditujukan untuk mendukung petani tebu binaan SGN yang menyuplai bahan baku ke empat pabrik gula utama milik SGN, yakni PG Gempolkrep, PG Tjoekir, PG Pesantren Baru, dan PG Ngadiredjo. Dana segar ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan, memperluas akses pembiayaan bagi petani, serta memperkuat efisiensi dalam rantai pasok industri gula nasional.

    Langkah strategis ini mencerminkan peran aktif KB Bank Indonesia dalam mendorong ketahanan pangan nasional sekaligus membangun rantai nilai sektor pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Sektor tebu sendiri merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN), dan pembiayaan ini menjadi kontribusi konkret terhadap penguatan agro industri dari hulu ke hilir.

    “Kami menyadari bahwa industri gula Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Kolaborasi ini bukan sekadar pembiayaan, tetapi merupakan kemitraan jangka panjang yang memperkuat ekosistem agroindustri dari hulu ke hilir. Kami yakin inisiatif ini akan memberdayakan petani lokal, memperkuat kapasitas produksi, dan membangun fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Han, Jung Ho, Chief Strategy Officer KB Bank Indonesia.

    Program pembiayaan ini disusun berdasarkan prinsip peningkatan produktivitas, efisiensi rantai pasok, dan keberlanjutan sosial serta lingkungan. Selain mendukung modal kerja petani, dana ini juga akan mendorong peningkatan kualitas panen dan proses pengolahan di level industri.

    “Kami sangat menghargai kepercayaan dan dukungan dari KB Bank Indonesia. Pembiayaan ini membawa semangat baru bagi para petani binaan kami untuk memperluas usaha, mengadopsi teknologi yang lebih baik, dan memastikan pasokan bahan baku yang stabil bagi pabrik-pabrik kami,” ujar Hariyanto, Chief Finance Officer PT Sinergi Gula Nusantara.

    Tak hanya memperkuat sektor pertanian, kolaborasi ini juga menjadi bagian dari strategi KB Bank Indonesia dalam memperluas portofolio pembiayaan berkelanjutan. Fokusnya adalah mendukung inklusi keuangan, membangun ekonomi pedesaan, dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) seperti pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan.

    Ke depan, KB Bank Indonesia akan terus mengintegrasikan teknologi keuangan mutakhir dan pengalaman global untuk menawarkan solusi keuangan berdampak yang berorientasi pada keberlanjutan. Lewat kolaborasi aktif bersama sektor riil dan pemerintah, bank ini siap menjadi katalis pertumbuhan sektor prioritas nasional.

     

    (*)

  • Bulog Diminta Genjot Operasi Pasar Beras SPHP, Inflasi Jadi Taruhan – Page 3

    Bulog Diminta Genjot Operasi Pasar Beras SPHP, Inflasi Jadi Taruhan – Page 3

    Masyarakat dapat memperoleh beras SPHP dengan kualitas baik seharga Rp12.500 per kilogram atau Rp62.500 per kemasan 5 kg, sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk wilayah Jawa.

    “Program SPHP adalah instrumen penting pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat serta mengendalikan inflasi pangan. Bulog berkomitmen untuk memastikan ketersediaan dan distribusi beras SPHP secara merata,” ujar Ahmad Rizal dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).

    Untuk memperluas jangkauan distribusi, Perum Bulog menggandeng sejumlah mitra strategis seperti PT Pos Indonesia, PT Pupuk Indonesia, ID Food, dan PT Perkebunan Nusantara III, didukung berbagai instansi pemerintah.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari operasi pasar guna merespons kenaikan harga di beberapa wilayah.

    “Sebanyak 1,3 juta ton SPHP digelontorkan, dengan harga Rp62.500 per 5 kg. Diharapkan ini mampu meredam lonjakan harga,” tuturnya.

     

  • Ingat, Pembelian Beras SPHP Dibatasi Maksimal 2 Pack per Transaksi – Page 3

    Ingat, Pembelian Beras SPHP Dibatasi Maksimal 2 Pack per Transaksi – Page 3

    Lewat Gerakan Pangan Murah ini, lanjut Denaldy, PTPN hadir lebih dekat dengan masyarakat, menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau, terutama dalam upaya mendukung stabilisasi harga pangan nasional.

    “Kami bangga bisa menjadi bagian sinergi BUMN bersama Bulog, PT Pos Indonesia, ID Food dan PIHC dalam menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas harga pangan,” tambahnya.

    Sementara itu, Direktur Bisnis Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy menekankan aspek keberlanjutan program.

    “Gerakan ini dirancang untuk menjangkau masyarakat secara merata melalui infrastruktur distribusi PTPN yang tersebar di wilayah kerja kami di Indonesia. Kami mengoptimalkan 300 titik strategis termasuk perkebunan dan pabrik untuk memastikan akses pangan terjangkau tetap berjalan berkesinambungan, terutama bagi masyarakat di sekitar kebun.”

     

  • PPKS dorong industri sawit berdaya saing dan berkelanjutan

    PPKS dorong industri sawit berdaya saing dan berkelanjutan

    Pembukaan Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) ke-9 yang digelar Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Yogyakarta, 16-17 Juli 2025. (Antara/HO/PPKS)

    PPKS dorong industri sawit berdaya saing dan berkelanjutan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 19 Juli 2025 – 14:55 WIB

    Elshinta.com – Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berkomitmen untuk terus mendorong industri sawit berdaya saing dan ramah lingkungan atau berkelanjutan. Kepala PPKS Dr. Winarna menyatakan industri sawit merupakan salah satu pilar utama perekonomian nasional kontribusinya nyata, mulai penghasil devisa, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan wilayah.

    Namun, lanjut dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu masih ada tantangan besar yang menghadang seperti isu keberlanjutan lingkungan, efisiensi produksi, pasar global, transparansi dan tata kelola yang baik.

    “Untuk mengatasinya, riset dan inovasi merupakan kunci utama,” katanya pada ajang Pertemuan Teknis Kelapa Sawit (PTKS) ke-9 di Yogyakarta.

    PTKS 2025, tambahnya, selain menjadi ajang berbagi pengetahuan dan inovasi, juga wahana membangun jejaring dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam mewujudkan tata kelola kelapa sawit yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Menurut Winarna, PTKS 2025 hadir sebagai forum strategis yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, baik dari peneliti, akademisi, pelaku industri, pemerintah, petani, hingga masyarakat luas.

    “Berbagai inovasi, hasil riset, dan solusi praktis dipresentasikan di ajang tersebut. Saya percaya, setiap gagasan yang lahir dalam forum ini akan menjadi kontribusi nyata bagi kemajuan industri kelapa sawit Indonesia ke depan,” ujarnya.

    Pada kegiatan yang mengambil tema “Transformasi Teknologi dan Inovasi untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan” tersebut juga menampilkan berbagai inovasi mutakhir seperti teknologi digitalisasi kebun berbasis Internet of Things (IoT), varietas unggul tahan Ganoderma, pemupukan berbasis drone, hingga pendekatan agroforestry dalam praktik pertanian presisi.

    Salah satunya “Klinik Sawit”, sebuah layanan konsultasi gratis yang menghadirkan pakar-pakar PPKS dan mitra strategis untuk membantu menjawab permasalahan teknis lapangan. Direktur Asset Holding PTPN III (Persero) Agung Setya Imam Effendi menyebutkan penyelenggaraan PTKS 2025 merupakan komitmen untuk mengedukasi dan menginformasikan riset pelaku industri sawit.

    Selain itu, faktor SDM juga penting bagi perkebunan sawit. Tidak hanya terfokus kepada teknisnya saja. Termasuk juga memperhatikan aspek sosial di sekitar kebun,” ujarnya.

    Sementara itu Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Dr. Iman Yani Harahap menambahkan pihaknya melalui Pusat Penelitian Kelapa Sawit menaruh perhatian besar pada penguatan ekosistem riset dan pengembangan di sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit.

    ”Kami percaya, riset tidak hanya berhenti pada penemuan di laboratorium atau publikasi ilmiah, tetapi harus didorong untuk didiseminasikan secara luas dan diimplementasikan di lapangan. Diseminasi hasil riset menjadi jembatan penting agar inovasi yang dihasilkan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh pelaku industri, petani, hingga masyarakat luas,” katanya.

    Direktur Asset Holding PTPN III (Persero) Agung Setya Imam Effendi menambahkan bahwa penyelenggaraan PTKS 2025 merupakan komitmen untuk mengedukasi dan menginformasikan riset pelaku industri sawit. Selain itu, faktor SDM juga penting bagi perkebunan sawit. Tidak hanya terfokus kepada teknisnya saja. Termasuk juga memperhatikan aspek sosial di sekitar kebun,” ujar Agung Setya.

    Sumber : Antara

  • Lewat Aplikasi Eco Cycle, Kelola Limbah di Industri Sawit hingga Karet Lebih Mudah – Page 3

    Lewat Aplikasi Eco Cycle, Kelola Limbah di Industri Sawit hingga Karet Lebih Mudah – Page 3

    Sementara itu Ugun Untaryo yang hadir mewakili Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menjelaskan bahwa penerapan Eco Cycle di lingkungan PalmCo akan menjadi lompatan besar dalam digitalisasi pengelolaan limbah berbasis prinsip ekonomi sirkular. Dengan sistem yang terintegrasi, pengambilan keputusan di

    lapangan dinilainya akan jauh lebih cepat dan tepat, khususnya dalam mengelola sisa produksi seperti tandan kosong, limbah cair (palm oil mill effluent), hingga abu boiler.

    “Dengan Eco Cycle, kami bisa memantau secara menyeluruh titik-titik penghasil limbah dan langsung menganalisis potensi pemanfaatannya. Ini membuka ruang besar bagi pengembangan energi alternatif, efisiensi biaya, dan potensi komersialisasi limbah,” terang Ugun.

    Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa aplikasi ini akan memperkuat posisi PalmCo dalam aspek ESG (Environmental, Social, Governance), serta mendukung pencapaian Proper Emas dan sertifikasi pengurangan emisi gas rumah kaca. Eco Cycle juga disebutnya sebagai langkah konkret untuk mendukung strategi dekarbonisasi PTPN Group dalam menghadapi tantangan industri masa kini.

    “Sebagai salah satu subholding di bawah naungan PTPN III (Persero), kami menyadari bahwa tantangan ke depan tidak ringan. Dunia usaha kini bergerak ke arah yang lebih hijau, lebih efisien, dan lebih bertanggung jawab secara sosial maupun lingkungan,” jelasnya.

     

     

  • Pertamina Gandeng PTPN III Bangun PLTS 3 MW di KEK Sei Mangkei

    Pertamina Gandeng PTPN III Bangun PLTS 3 MW di KEK Sei Mangkei

    JAKARTA – Pertamina melalui Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) bersinergi mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 3 megawatt (MW) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.

    Penandatanganan kerja sama antara Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) melalui perjanjian Bangun Guna Serah dan pengembangan kapasitas energi baru terbarukan di wilayah KEK Sei Mangkei berlangsung di Jakarta, pada Senin, 7 Juli 2025, dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina NRE John Anis dan Direktur Bisnis PTPN III (Persero) Ryanto Wisnuardhy, serta disaksikan langsung oleh Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza, Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina Agung Wicaksono, dan Direktur Utama PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna.

    Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis mengatakan pengoperasian PLTS ini nantinya terdapat potensi nilai tambah dari perdagangan karbon, di mana untuk PLTS kapasitas 3 MW ini dapat menurunkan emisi karbon sebesar 4.100 Ton CO2e/tahun atau setara 102,5 ribu Ton CO2 dalam 25 tahun masa kerja sama dengan Pertamina NRE.

    “Harapannya, energi terbarukan yang kami sediakan dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang ada di KEK Sei Mangkei. Kerja sama antara Pertamina dengan PTPN III (Persero) ini juga turut mendukung realisasi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL),” jelas John Anis, Senin, 7 Juli.

    John Anis menambahkan, Pertamina NRE juga terus melakukan kajian dan inovasi terhadap pengembangan energi dengan pemanfaatan tanaman, sehingga nantinya ekosistem energi berbasis Perkebunan akan semakin besar yang bisa memberikan efek domino pada masyarakat dari segi peningkatan ekonomi hingga kedaulatan energi Indonesia.

    Selain PLTS dengan total kapasitas terpasang 5 MW, Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) juga telah bekerja sama mengelola pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di KEK Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2,4 MW yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME).

    Dari pengoperasian PLTBg ini ditargetkan memproduksi kredit karbon dalam waktu dekat dengan volume mencapai 66 ribu Ton setara CO2.

    Sementara itu, Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy, menjelaskan bahwa Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dihasilkan dari tenaga surya secara alami tidak akan habis, bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik, serta merupakan salah satu sumber energi yang relatif efisien dari segi teknis dan biaya pengembangan.

    “PTPN III (Persero) bersama Pertamina NRE telah dan akan terus mengoptimalkan pemanfaatan EBT secara optimal di Indonesia,” terang Ryanto.

    Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari proyek PLTS 2 MW yang telah beroperasi sejak 2021 di kawasan yang sama. Pertamina NRE melihat keberlanjutan proyek ini sebagai model kolaborasi ideal antara sektor energi dan perkebunan.

    Energi surya yang dihasilkan juga mendukung ketahanan energi lokal serta menarik minat investor yang mencari kawasan industri berbasis energi hijau.

    Program berbasis energi ramah lingkungan ini mendukung upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan nasional dan upaya menarik minat lebih banyak investor untuk berinvestasi di KEK Sei Mangkei.

  • Sinergi BUMN, Pertamina bersama PTPN III (Persero) Dorong Kawasan Ekonomi Hijau di Sei Mangkei

    Sinergi BUMN, Pertamina bersama PTPN III (Persero) Dorong Kawasan Ekonomi Hijau di Sei Mangkei

    Jakarta: Pertamina melalui Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) bersinergi mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 3 megawatt (MW) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. 

    Penandatanganan kerja sama antara Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) melalui perjanjian Bangun Guna Serah dan pengembangan kapasitas energi baru terbarukan di wilayah KEK Sei Mangkei berlangsung di Jakarta, pada Senin, 7 Juli 2025, dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina NRE John Anis dan Direktur Bisnis PTPN III (Persero) Ryanto Wisnuardhy, serta disaksikan langsung oleh Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza, Direktur Transformasi & Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono dan Direktur Utama PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna.

    Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengatakan, Sinergi BUMN antara Pertamina dan PTPN III (Persero) merupakan bagian dari upaya bersama untuk mempercepat pengembangan teknologi energi hijau di Indonesia. “Harapannya, kolaborasi ini dapat diperluas ke sektor lain seperti biodiesel, sustainable aviation fuel (SAF), dan bioethanol, sehingga memperkuat ekosistem energi terbarukan nasional secara menyeluruh,” ujar Oki Muraza, Wakil Direktur Utama Pertamina. 
     

    Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis mengatakan pengoperasian PLTS ini nantinya terdapat potensi nilai tambah dari perdagangan karbon dimana untuk PLTS kapasitas 3 MW ini dapat menurunkan emisi karbon sebesar 4.100 Ton CO2e/tahun atau setara 102,5 ribu Ton CO2 dalam 25 tahun masa kerja sama dengan Pertamina NRE. 

    “Harapannya, energi terbarukan yang kami sediakan dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang ada di KEK Sei Mangkei. Kerja sama antara Pertamina dengan PTPN III (Persero) ini juga turut mendukung realisasi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL),” jelas John Anis. 

    John Anis menambahkan, Pertamina NRE juga terus melakukan kajian dan inovasi terhadap pengembangan energi dengan pemanfaatan tanaman, sehingga nantinya ekosistem energi berbasis Perkebunan akan semakin besar yang bisa memberikan efek domino pada masyarakat dari segi peningkatan ekonomi hingga kedaulatan energi Indonesia.
     
    Selain PLTS dengan total kapasitas terpasang 5 MW, Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) juga telah bekerja sama mengelola pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di KEK Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2,4 MW yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME). Dari pengoperasian PLTBg ini ditargetkan memproduksi kredit karbon dalam waktu dekat dengan volume mencapai 66 ribu Ton setara CO2.

    Sementara itu, Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy, menjelaskan bahwa Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dihasilkan dari tenaga surya secara alami tidak akan habis, bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik, serta merupakan salah satu sumber energi yang relatif efisien dari segi teknis dan biaya pengembangan. “PTPN III (Persero) bersama Pertamina NRE telah dan akan terus mengoptimalkan pemanfaatan EBT secara optimal di Indonesia,” terang Ryanto.
     
    Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari proyek PLTS 2 MW yang telah beroperasi sejak 2021 di kawasan yang sama. Pertamina NRE melihat keberlanjutan proyek ini sebagai model kolaborasi ideal antara sektor energi dan perkebunan.

    Energi surya yang dihasilkan juga mendukung ketahanan energi lokal serta menarik minat investor yang mencari kawasan industri berbasis energi hijau. Program berbasis energi ramah lingkungan ini mendukung upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan nasional dan upaya menarik minat lebih banyak investor untuk berinvestasi di KEK Sei Mangkei.

    Jakarta: Pertamina melalui Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) bersinergi mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 3 megawatt (MW) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. 
     
    Penandatanganan kerja sama antara Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) melalui perjanjian Bangun Guna Serah dan pengembangan kapasitas energi baru terbarukan di wilayah KEK Sei Mangkei berlangsung di Jakarta, pada Senin, 7 Juli 2025, dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina NRE John Anis dan Direktur Bisnis PTPN III (Persero) Ryanto Wisnuardhy, serta disaksikan langsung oleh Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza, Direktur Transformasi & Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono dan Direktur Utama PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna.
     
    Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengatakan, Sinergi BUMN antara Pertamina dan PTPN III (Persero) merupakan bagian dari upaya bersama untuk mempercepat pengembangan teknologi energi hijau di Indonesia. “Harapannya, kolaborasi ini dapat diperluas ke sektor lain seperti biodiesel, sustainable aviation fuel (SAF), dan bioethanol, sehingga memperkuat ekosistem energi terbarukan nasional secara menyeluruh,” ujar Oki Muraza, Wakil Direktur Utama Pertamina. 
     

    Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis mengatakan pengoperasian PLTS ini nantinya terdapat potensi nilai tambah dari perdagangan karbon dimana untuk PLTS kapasitas 3 MW ini dapat menurunkan emisi karbon sebesar 4.100 Ton CO2e/tahun atau setara 102,5 ribu Ton CO2 dalam 25 tahun masa kerja sama dengan Pertamina NRE. 
     
    “Harapannya, energi terbarukan yang kami sediakan dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang ada di KEK Sei Mangkei. Kerja sama antara Pertamina dengan PTPN III (Persero) ini juga turut mendukung realisasi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL),” jelas John Anis. 
     
    John Anis menambahkan, Pertamina NRE juga terus melakukan kajian dan inovasi terhadap pengembangan energi dengan pemanfaatan tanaman, sehingga nantinya ekosistem energi berbasis Perkebunan akan semakin besar yang bisa memberikan efek domino pada masyarakat dari segi peningkatan ekonomi hingga kedaulatan energi Indonesia.
     
    Selain PLTS dengan total kapasitas terpasang 5 MW, Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) juga telah bekerja sama mengelola pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di KEK Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2,4 MW yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME). Dari pengoperasian PLTBg ini ditargetkan memproduksi kredit karbon dalam waktu dekat dengan volume mencapai 66 ribu Ton setara CO2.
     
    Sementara itu, Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy, menjelaskan bahwa Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dihasilkan dari tenaga surya secara alami tidak akan habis, bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik, serta merupakan salah satu sumber energi yang relatif efisien dari segi teknis dan biaya pengembangan. “PTPN III (Persero) bersama Pertamina NRE telah dan akan terus mengoptimalkan pemanfaatan EBT secara optimal di Indonesia,” terang Ryanto.
     
    Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari proyek PLTS 2 MW yang telah beroperasi sejak 2021 di kawasan yang sama. Pertamina NRE melihat keberlanjutan proyek ini sebagai model kolaborasi ideal antara sektor energi dan perkebunan.
     
    Energi surya yang dihasilkan juga mendukung ketahanan energi lokal serta menarik minat investor yang mencari kawasan industri berbasis energi hijau. Program berbasis energi ramah lingkungan ini mendukung upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan nasional dan upaya menarik minat lebih banyak investor untuk berinvestasi di KEK Sei Mangkei.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Peran Penting Industri Sawit: Serap 16,5 Juta Tenaga Kerja – Page 3

    Peran Penting Industri Sawit: Serap 16,5 Juta Tenaga Kerja – Page 3

    Sebagaimana diketahui, PalmCo Business Cockpit merupakan platform digital yang dirancang untuk menampilkan data operasional perusahaan secara real-time dan visual, mulai dari kondisi lapangan, produktivitas tanaman, hingga performa unit kerja. Sementara AgroView adalah sistem berbasis citra satelit dan drone yang digunakan untuk memantau kondisi, hingga kesehatan dan pertumbuhan tanaman di seluruh areal perkebunan secara real time.

    “Saya mengapresiasi, kita bisa melihat kondisi kebun secara real-time dan detail, meskipun kita tidak berada di lokasi. Saya harap ini benar-benar diterapkan berkelanjutan dalam proses bisnis PalmCo,” ujarnya.

    Sementara itu Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN Faturohman menjelaskan bahwa saat ini PTPN Group memasuki fase ekspansi setelah restrukturisasi yang dimulai pada akhir 2023. Ia menyebut, PalmCo merupakan backbone PTPN Group dengan kontribusi mencapai 70 persen terhadap total pendapatan.

    “PalmCo mengelola sekitar 618 ribu hektare kebun inti, dan ini menjadikannya salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia saat ini,” jelas Faturohman.

    Ditempat yang sama, Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III (Persero) Denaldy Mulino Mauna berbalik mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh DPR RI khususnya Komisi VI terhadap pengembangan sawit nasional, dan tentu kunjungan ini menjadi momentum yang strategis kedepannya untuk sinergi antara Pemerintah, DPR dan PTPN dalam mendukung program nasional. Ia juga sekaligus menyampaikan bahwa Perusahaan juga sedang berfokus terhadap capaian ROA yang ditargetkan 7,5%.

    “Beberapa waktu yang lalu kami mendapat sebuah challenge dari Bapak Presiden, bagaimana perjuangan pengelolaan asset yang lebih baik, dan PTPN menargetkan capaian ROA sebesar 7,5% di tahun 2029”, kata Denaldy.

     

  • PTPN IV PalmCo Gandeng PLN Berikan Edukasi Keselamatan Panen, K3 Jadi Prioritas

    PTPN IV PalmCo Gandeng PLN Berikan Edukasi Keselamatan Panen, K3 Jadi Prioritas

    JAKARTA- PTPN IV Palmco yang merupakan bagian dari Holding Perkebunan PTPN III (Persero), berkolaborasi antar BUMN dengan menggandeng PT PLN (Persero) untuk memberikan edukasi keselamatan kerja bagi para pemanen sawit. Kegiatan ini berlangsung di area operasional Kebun Sei Putih serta di beberapa titik lainnya di Sumatera Utara.

    Kegiatan yang mengusung tema “Selamat Panen, Selamat dari Bahaya Listrik”, ini menjadi langkah preventif yang bertujuan meningkatkan kesadaran para pekerja lapangan terhadap potensi bahaya kelistrikan, terutama yang terjadi saat proses panen sawit menggunakan alat-alat panjang di sekitar jaringan listrik.

    Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyampaikan bahwa kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh perusahaan dalam membangun budaya K3 yang konsisten dan berkelanjutan.

    “Keselamatan kerja adalah pondasi dari keberlanjutan bisnis perkebunan, kehadiran PLN bersama PalmCo dalam memberikan edukasi langsung kepada pemanen sawit merupakan langkah konkret mewujudkan lingkungan kerja yang aman. Inisiatif ini juga mencerminkan komitmen kami untuk tidak hanya mengejar produktivitas, tetapi juga memastikan seluruh pekerja kembali ke rumah dalam keadaan selamat,” ujar Jatmiko dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 5 Juli. 

    Menurut Jatmiko, edukasi bahaya listrik sangat relevan di tengah padatnya aktivitas panen, terutama karena banyak kebun sawit bersinggungan dengan jalur distribusi listrik tegangan menengah. Hal ini berpotensi menimbulkan kecelakaan fatal apabila pekerja tidak memahami risiko dan tidak dibekali pemahaman yang cukup.

    General Manager PLN UID Sumatera Utara Ahmad Syauki, menambahkan bahwa kegiatan edukasi seperti ini harus rutin dilakukan sebagai langkah membangun kesadaran risiko di tengah masyarakat, terutama kelompok pekerja lapangan.

    “Hal-hal yang terlihat sepele namun dilakukan berulang kali, seperti kegiatan panen, bisa menjadi celah bahaya jika tidak disertai pemahaman keselamatan yang tepat. Untuk itu, PTPN berkolaborasi bersama PLN hadir memberikan edukasi dan pengingat agar setiap langkah pekerjaan dilakukan dengan memastikan keselamatan diri dan lingkungan sekitar,” katanya.

    Adapun materi dalam kegiatan ini mencakup risiko penggunaan alat berbahan logam dekat kabel listrik, cara mengenali kondisi jaringan yang berbahaya seperti kabel menggantung atau tiang miring, hingga tindakan pertama saat terjadi insiden kelistrikan.

    Sementara itu mewakili para pemanen, Kepala Kebun Sei Putih, Efri Handoko Asisten menuturkan edukasi langsung sangat efektif karena menyentuh realitas sehari-hari para pemanen di lapangan.

    “Pekerjaan panen sawit penuh tantangan. Dengan edukasi ini, para pemanen kami jadi lebih waspada dan memahami langkah preventif. Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkala,” katanya.

    Jatmiko kembali menambahkan, langkah ini menjadi pelengkap dari berbagai strategi PalmCo dalam mewujudkan target Zero Fatality di seluruh unit kerjanya. Hingga April 2025, PTPN IV PalmCo telah mencatat lebih dari 160 unit kerja bersertifikat SMK3 dan melahirkan 268 Ahli K3 Umum (AK3U) dari berbagai Regional.

    “Kami akan terus memperluas edukasi dan pelatihan semacam ini ke wilayah lain, agar seluruh pekerja yang merupakan asset Perusahaan terpenting memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya keselamatan,” pungkas Jatmiko.