BUMN: PT Timah Tbk

  • Menkeu Purbaya: Salah Besar jika Bilang Saya Tak Berpengalaman

    Menkeu Purbaya: Salah Besar jika Bilang Saya Tak Berpengalaman

    Bisnis.com, JAKARTA — Purbaya Yudhi Sadewa memamerkan sejumlah pengalamannya mengawal keuangan negara, usai dilantik menjadi menteri keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025) sore.

    Purbaya melihat ada sejumlah pihak yang menanyakan keputusan Prabowo mengangkatnya sebagai bendahara negara. Dia pun mengaku sudah memiliki banyak pengalaman di pemerintahan terutama terkait pengelolaan fiskal.

    “Jadi, kalau anda bilang saya nggak punya pengalaman, salah besar,” ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (8/9/2025).

    Dia merincikan bahwa dia menjadi think tank alias lembaga kajian untuk pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2008. Kemudian pada 2015, dia masuk ke Kantor Staf Presiden untuk membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat kembali perekonomian yang sedang lesu.

    Pada 2020—2021, sambungnya, dia kembali lagi ke pemerintah untuk kembali membantu perekonomian yang terhambat pandemi Covid-19.

    “Jadi saya udah kenal lama dengan fiskal, ini ahli fiskal kita Pak Suahasil [wakil menteri keuangan]. Jadi saya enggak perlu waktu untuk belajar lagi,” jelasnya.

    Sebelumnya, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Fadhil Hasan menyampaikan bahwa Purbaya memang ekonom yang baik dan paham persoalan.

    Kendati demikian, dia menanyakan keputusan Prabowo yang melantiknya sebagai menteri keuangan karena pengalamannya yang kurang dalam mengurus keuangan negara. Padahal, sambungnya, banyak kandidat lain yang pengalamannya lebih banyak.

    “Dia belum memiliki pengalaman secara langsung mengelola fiskal dan ekonomi secara keseluruhan. Jadi bisa dikatakan dia bukan pilihan terbaik, masih ada pilihan yang lebih baik, misalnya wamennya Suahasil,” ucap Fadhil, Senin (8/9/2025).

    Profil Purbaya Yudhi Sadewa

    Purbaya memamg bukan nama baru dalam jajaran pejabat publik. Pemilik nama lengkap Dr. Purbaya Yudhi Sadewa, Ph.D ini telah menjabat sebagai ketua dewan komisioner Lembaga Penjamin Simpanam (LPS) sejak 24 September 2020, setelah dilantik oleh Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Presiden RI kala itu.

    Sebelum berlabuh di LPS, Purbaya menempati sejumlah posisi penting di pemerintahan. Dia pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

    Selain kiprahnya di pemerintahan, Purbaya juga memiliki pengalaman di dunia korporasi. Purbaya pernah dipercaya menjadi salah satu komisaris PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID.

    Sebagaimana diketahui, Inalum merupakan holding BUMN pertambangan yang menaungi PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Timah Tbk. (TINS), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan PT Freeport Indonesia. Posisi itu memperkuat keterlibatannya dalam sektor strategis perekonomian nasional, khususnya di bidang energi dan pertambangan.

    Kiprah Purbaya di level korporasi tersebut tidak lepas dari fondasi akademik yang kuat. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada bidang Teknik Elektro.

    Namun demikian, ketertarikannya pada bidang ekonomi kemudian membawanya melanjutkan studi doktoral di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, hingga meraih gelar Ph.D.

  • Bos MIND ID Blak-blakan Wujudkan Tambang Berkelanjutan Standar Dunia

    Bos MIND ID Blak-blakan Wujudkan Tambang Berkelanjutan Standar Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID berkomitmen mengelola kekayaan mineral dan batu bara (minerba) secara berkelanjutan. Pasalnya, sektor ini bukan hanya sumber daya untuk digali, melainkan aset strategis yang dikelola guna memberi manfaat jangka panjang.

    Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin menyebut, industri pertambangan dan pengolahan mineral konsisten memperkuat kinerja operasionalnya untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi Indonesia. Dalam menjalankan peran tersebut, sektor pertambangan konsisten berpegangan teguh pada prinsip keberlanjutan sebagai landasan utama.

    MIND ID sendiri diketahui menaungi sejumlah perusahaan tambang, mulai dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

    Maroef menjelaskan, fondasi keberlanjutan dalam operasional Grup MIND ID berangkat dari penerapan good mining practices. Setiap tahapan mulai dari kegiatan pra penambangan, penambangan, pasca tambang, hingga aktivitas pengolahan mineral dijalankan secara bertanggung jawab untuk mengoptimalkan peningkatan nilai tambang serta pengelolaan dampak lingkungan.

    MIND ID merujuk pada standar dan kerangka global sebagai upaya menjaga keberlanjutan, sehingga penerapannya tetap sejalan dengan praktik terbaik yang berlaku secara internasional, sekaligus dengan Asta Cita Presiden.

    “Bagi MIND ID, sustainability bukan sekedar tambahan melainkan wujud nyata dari semangat MIND ID for Indonesia and the world, ini semangat moto kami yang baru,” kata Maroef dalam acara MINDialogue CNBC Indonesia, dikutip Senin (8/9/2025).

    Menurut dia, MIND ID for Indonesia and the World merefleksikan komitmen MIND ID untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi Indonesia melalui penciptaan nilai tambah dengan praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Dengan begitu, kekayaan alam Indonesia dapat dinikmati secara berkelanjutan oleh generasi mendatang.

    “Lebih dari itu, semangat ini menegaskan bahwa MIND ID siap menjadi perusahaan berkelas dunia yang beroperasi sesuai standar internasional dan berperan aktif di kancah industri pertambangan global,” ujarnya.

    Menurutnya, ketika berbicara tentang Indonesia dan dunia, yang dimaksud bukan hanya terbatas pada sektor pertambangan, melainkan juga mencakup seluruh aspek kehidupan. Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Grup MIND ID juga berkomitmen mendukung Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) pemerintah serta aspirasi menuju net zero emission.

    Guna mewujudkan hal ini, MIND ID menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 21,4% dibandingkan skenario business as usual atau setara 6,6 juta ton CO₂ equivalent pada tahun 2030. Sementara itu, untuk mencapai target penurunan emisi, Grup MIND ID telah menyusun empat skenario utama dalam upaya pengurangan gas rumah kaca dengan sejumlah langkah nyata.

    “Untuk mencapai target tersebut, kami telah menyusun empat skenario utama dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dengan beberapa langkah nyata yang telah dijalankan,” kata Maroef.

    Empat Skenario Grup MIND ID tersebut di antaranya adalah:

    1. Konversi Bahan Bakar Rendah Karbon

    Substitusi bahan bakar dengan penggunaan 35% biodiesel di seluruh operasional PT Aneka Tambang Tbk -UBP Kolaka. Dampaknya, berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 13.000 tCO₂e.

    2. Efisiensi Operasi

    Penggantian coal handling stockpile dari Excavator dan Dump Truck ke Bucket Wheel Excavator (BWE) di PT Bukit Asam Tbk – Unit Pertambangan Tanjung Enim. Hasilnya, dapat menurunkan emisi GRK sebesar 5.200 tCO₂e.

    3.Co-firing & Energi Terbarukan

    Melalui pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT), salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Misalnya di PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebesar 99,31% dari total energi yang digunakan berasal dari dua unit PLTA di kawasan Paritohan.

    Ada juga pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Photovoltaic (PV) di PT Timah. Instalasi 300 kWp solar cell off di area PT Timah Tbk. Hasilnya, menurunkan emisi GRK per tahun sebesar 300 tCO₂e.

    Maroef mengatakan MIND ID menjadi salah satu Perusahaan milik negara yang terus konsisten memperkuat kontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca. MIND ID mampu menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 0,38 juta ton co2 equivalent, dan akan terus ditingkatkan di masa depan.

    Di sisi lain, sebagai bagian dari inisiatif jangka panjang, Grup MIND ID juga tengah menjajaki peluang penerapan carbon offset, carbon trading, maupun pemanfaatan renewable energy certificate. Saat ini, berbagai opsi tersebut masih berada pada tahap kajian mencakup aspek kelayakan teknologi, metodologi, ekonomi dan finansial, serta pertimbangan sosial dan lingkungan.

    “Kami yakin masih banyak ruang bagi Grup MIND ID untuk memberikan kontribusi lebih besar. Melalui dekarbonisasi, Grup MIND ID ingin memberi kontribusi nyata pada pencapaian target iklim nasional,” ujar Maroef

    4. Biodiversity & Konservasi

    MIND ID menegaskan komitmennya menjaga alam melalui program konservasi keanekaragaman hayati yang dijalankan secara terintegrasi oleh seluruh Anggota MIND ID.

    ANTAM di Maluku Utara berhasil meningkatkan populasi burung endemik Gosong Kelam dari 18 ekor pada 2023 menjadi 22 ekor pada 2024, sementara PT Bukit Asam mendukung konservasi flora dan fauna seperti bunga bangkai, anggrek pensil, beruang madu, dan gajah Sumatera dengan melibatkan masyarakat lokal.

    Hingga 2024, Maroef menegaskan bahwa Grup MIND ID sudah mereklamasi lebih dari 7.000 Ha lahan tambang, merehabilitasi DAS lebih dari 37.000 Ha, konservasi Danau Toba lebih dari 2.700 Ha, dan melakukan konservasi ekosistem mangrove sampai lebih dari 2.000 Ha.

    Menteri LH Apresiasi Grup MIND ID

    Menteri Lingkungan Hidup (LH)/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan, di tengah upaya Presiden Prabowo Subianto mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi, aspek lingkungan harus tetap menjadi dasar utama.

    Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 4, yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia harus dijalankan salah satunya dengan berwawasan lingkungan.

    Namun, dia pun mengapresiasi upaya yang telah dilakukan MIND ID Group yang mampu konsisten dalam menjalankan komitmennya dalam menjaga lingkungan. MIND ID pun diharapkan dapat terus melanjutkan praktik bisnis berkelanjutan sekaligus menjadi contoh yang baik di industri pertambangan nasional.

    “Ini kerangka kegiatan mining (pertambangan) yang dilakukan oleh teman-teman MIND ID ini sudah sangat lebih baik daripada pertambangan umum lainnya. Saya sudah langsung ke lapangan,” ungkap dia.

    Dia mengatakan, konservasi lingkungan merupakan bentuk investasi jangka panjang yang mampu menjaga keberlanjutan bisnis. Hanif kemudian menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke PT Vale Indonesia.

    “Dia (PT Vale Indonesia) melakukan investasi lingkungan secara konsisten. Pendekatan ini lebih efektif dibandingkan dengan unit usaha yang baru melakukan investasi lingkungan saat terjadi bencana, karena biayanya justru akan lebih besar,” kata dia.

    Hanif lantas menekankan bahwa pernyataan yang disampaikan tersebut bukan sebagai bentuk pujian kepada Vale, melainkan berdasarkan dokumen dan pengamatan langsung di lapangan.

    Hal yang sama juga ditemui di wilayah operasi PT Freeport Indonesia (PTFI) yang menjalankan rehabilitasi di kawasan tambang dengan kondisi yang sangat rumit. PTFI mampu konsisten dalam merealisasikan program rehabilitasi tambang Grasberg, yang nilai investasinya tinggi dan membutuhkan teknik rehabilitasi yang rumit.

    Namun menurutnya, apa yang dilakukan MIND ID saja tidak cukup. Pasalnya, kontribusi MIND ID “hanya” 20-30% dari total pelaku usaha tambang di Tanah Air. Berdasarkan data KLH, saat ini terdapat lebih dari 400 izin tambang yang telah diterbitkan persetujuan lingkungannya.

    “Dengan seperti ini tentu banyak yang harus masih kita lakukan. Tentu dukungan dari MIND ID ini menjadi hal yang sangat penting,” katanya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hidup dari Timah, Keluh Kesah Penambang Rakyat di Bangka Belitung Hadapi Satgas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 September 2025

    Hidup dari Timah, Keluh Kesah Penambang Rakyat di Bangka Belitung Hadapi Satgas Regional 6 September 2025

    Hidup dari Timah, Keluh Kesah Penambang Rakyat di Bangka Belitung Hadapi Satgas
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Para penambang timah rakyat di Kepulauan Bangka Belitung diliputi kecemasan, menyusul hadirnya tim Satuan Tugas Penertiban dari Jakarta.
    Para penambang mengaku bahwa mereka kini tak punya penghasilan lagi karena tak ada yang mau membeli timah.
    “Musim
    saro
    (susah) sekarang, Pak. Ada sedikit timah, tetapi tidak bisa dijual. Banyak yang takut membeli karena ada razia,” kata Ilham, salah satu penambang di Bangka, Sabtu (6/9/2025).
    Keluh kesah para kuli timah tersebar di wilayah penambangan darat maupun laut.
    Mereka mengungkapkan ujian datang silih berganti.
    Setelah diterpa cuaca buruk, kini didatangi petugas yang memeriksa keabsahan kegiatan para penambang.
    “Kami hanya menggantungkan hidup dari tambang rakyat. Kami tidak meminta pada pemerintah, anak-anak mau sekolah,” ujar penambang lainnya.
    Ungkapan keresahan para penambang juga beredar di media sosial.
    Bahkan, banyak yang menyerukan agar penambang menggelar aksi demo besar-besaran.
    Kelompok massa dari Bangka Selatan secara terang-terangan telah mengajukan surat pemberitahuan aksi demo pada 8 September 2025.
    Gubernur Bangka Belitung, Hidayat Arsani, mengatakan kehadiran Satgas sebagai upaya perbaikan tata kelola pertambangan di Bangka Belitung.
    “Kami terus mengupayakan agar izin tambang rakyat segera terealisasi,” ujar Hidayat.
    Kepala Bidang Humas PT Timah Tbk, Anggi Siahaan, mengatakan bahwa kehadiran Satgas Timah yang didukung penuh oleh Pemerintah Indonesia ini dapat dipahami sebagai instrumen negara dalam memperbaiki tata kelola pertambangan.
    “Mewujudkan komitmen pemerintah terhadap penataan regulasi, pengawasan aktivitas pertambangan, serta upaya pembenahan praktik penambangan agar berwawasan lingkungan, serta optimalisasi penerimaan negara dari sektor pertambangan,” ujar Anggi.
    “Kehadiran Satgas Timah ini jangan dipandang sebagai ancaman ataupun momok yang menimbulkan rasa khawatir, melainkan sebagai perwujudan kehadiran negara untuk menata dan mewujudkan tata kelola pertambangan yang lebih baik,” tambah dia.
    Anggi menjelaskan upaya perbaikan tata kelola pertambangan yang dilakukan akan terus memberikan ruang bagi masyarakat terlibat dalam proses penambangan yang sesuai dengan regulasi, berwawasan lingkungan, dan menerapkan kaidah penambangan yang baik sehingga terus dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Minta Perkuat Produksi PT Timah dan Peran BUMN SDA

    Prabowo Minta Perkuat Produksi PT Timah dan Peran BUMN SDA

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto meminta jajarannya untuk memperkuat peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA), termasuk mendorong peningkatan kapasitas produksi PT Timah Tbk. (TINS).

    Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden di Istana Kepresidenan, Kamis (4/9/2025). 

    “Presiden memberikan beberapa pengarahan terkait dengan kinerja kabinet dan dinamika yang terjadi saat ini. Khusus untuk sektor kami, beliau meminta laporan terkait energi dan transisi energi,” ujar Bahlil kepada wartawan.

    Dalam arahannya, kata Bahlil, Presiden Ke-8 RI menekankan pentingnya mendorong BUMN yang bergerak di sektor SDA agar semakin kuat dan berdaya saing, termasuk dalam hal kapasitas produksi dan pengelolaan.

    “Salah satunya adalah peningkatan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) PT Timah di Bangka Belitung. Itu menjadi bagian dari instruksi agar kita bantu dan dorong BUMN yang mengelola SDA,” kata Bahlil.

    Selain PT Timah, Bahlil melanjutkan pemerintah juga disebut tengah mematangkan strategi penguatan energi nasional seiring dengan agenda transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

    “Bapak presiden meminta laporan terkait energi kemudian transisi energi dan di dalamnya terkait arahan agar BUMN yang mengelola SDA harus betul-betul kita dorong, kita bantu dalam rangka meningkatkan kapasitas,” pungkas Bahlil.

    Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, TINS membukukan penurunan laba bersih sekitar 30,93% secara tahunan menjadi Rp300,07 miliar pada semester I/2025. 

    Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, TINS mengemas pendapatan sebesar Rp4,22 triliun sepanjang paruh pertama tahun ini. Jumlah itu turun 19,0% dari realisasi pendapatan semester I/2024 sebesar Rp5,2 triliun. 

    Mayoritas pendapatan PT Timah berasal dari penjualan logam timah Rp3,21 triliun sepanjang Januari—Juni 2025. Disusul oleh penjualan tin chemical Rp473,5 miliar, tin solder Rp170,78 miliar, batu bara Rp122,9 miliar, nikel Rp101,98 miliar, real estat Rp78,31 miliar, jasa galangan kapal Rp39,15 miliar, jasa pengangkutan Rp17,83 miliar, dan lainnya Rp588 juta.

    Realisasi pendapatan emiten Grup MIND ID itu ditopang oleh volume produksi bijih dan logam timah perseroan. Sepanjang semester I/2025, TINS memproduksi bijih timah sebanyak 6.997 ton atau turun 32% year-on-year (YoY) dari 10.279 ton pada 6 bulan pertama 2024.

    Sejalan dengan itu, volume produksi logam timah turun 29%  YoY menjadi 6.870 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.675 ton. Pada saat yang sama, penjualan logam timah turun 28% YoY menjadi 5.983 ton pada semester I/2025 dibanding 8.299 ton pada semester I/2024.

  • Generasi muda Bangka Belitung dukung hilirisasi pertambangan nasional

    Generasi muda Bangka Belitung dukung hilirisasi pertambangan nasional

    Mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi hadir dan menyuarakan dukungan terhadap program hilirisasi yang juga menjadi bagian dari Astacita Presiden Prabowo Subianto.

    Jakarta (ANTARA) – Sosialisasi MediaMIND 2025 di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menjadi wadah bagi generasi muda untuk menunjukkan komitmen dalam mendukung hilirisasi pertambangan nasional.

    Mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi hadir dan menyuarakan dukungan terhadap program hilirisasi yang juga menjadi bagian dari Astacita Presiden Prabowo Subianto.

    Abdul, mahasiswa Institut Pahlawan 12, menilai Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral yang besar, namun kerap hanya diekspor dalam bentuk mentah.

    “Kenapa kita harus ekspor mentah? Indonesia harus bisa mengolah mineral di dalam negeri dan mengekspornya dalam bentuk produk jadi. Dengan begitu, penerimaan negara lebih besar dan menguntungkan perekonomian nasional,” kata Abdul dalam sosialisasi MediaMIND 2025, di Gedung Graha Timah, Pangkalpinang pada Selasa (26/8).

    Ia menambahkan, tantangan dari sisi investasi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) masih harus dihadapi. “Memang tantangan yang dihadapi Indonesia masih berat, mulai dari dana hingga kualitas SDM. Kami sebagai generasi muda Bangka Belitung berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan diri agar bisa berkontribusi lebih besar di masa depan,” ujarnya.

    Abdul juga menyoroti konsistensi MIND ID melalui PT Timah Tbk dalam menjalankan hilirisasi dengan mengoptimalkan empat proyek strategis yang dirancang untuk mentransformasi timah dari komoditas tambang menjadi produk bernilai tambah tinggi.

    Empat proyek tersebut mencakup pengembangan bahan baku kimia timah untuk industri film konduktif dan semikonduktor, produk intermediate timah untuk aditif industri, aditif utama berbasis timah untuk PVC, serta solder timah untuk memenuhi kebutuhan industri elektronik.

    Sementara itu, Rizky, mahasiswa Politeknik Manufaktur Negeri Babel, menilai pertambangan nasional memiliki peluang besar untuk semakin modern dengan dukungan teknologi.

    “Ke depan, saya ingin bisa memperkuat inovasi teknologi yang bisa diimplementasikan di pertambangan. Dengan pemanfaatan teknologi yang masif, pertambangan Indonesia mampu memberikan nilai tambah lebih besar bagi perekonomian,” ujarnya.

    Corporate Secretary MIND ID Pria Utama dalam keterangannya pada Rabu menyampaikan, kehadiran para mahasiswa dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa generasi muda siap mengambil peran dalam pengembangan sektor pertambangan.

    “Semangat yang disampaikan tentu merupakan modal penting bagi masa depan industri pertambangan Indonesia. Dan semangat ini harus selalu dijaga, serta diperkuat demi Indonesia Emas 2045,” katanya pula.

    MediaMIND 2025 dirancang sebagai ruang untuk menampung potensi pemikiran generasi muda melalui karya reportase dan jurnalistik yang membangun bagi masa depan Indonesia.

    Pewarta: Ida Nurcahyani
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • MIND ID gelar lagi kompetisi karya jurnalistik mahasiswa dan jurnalis

    MIND ID gelar lagi kompetisi karya jurnalistik mahasiswa dan jurnalis

    Kompetisi MediaMIND merupakan ajang untuk jurnalis dan mahasiswa menuangkan pemikiran dan pandangannya dalam bentuk karya reportase.

    Medan (ANTARA) – Kompetisi karya jurnalistik yang digelar PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID kembali diselenggarakan dengan mengusung tema ‘Menambang Potensi Menggerakkan Ekonomi’ yang diikuti jurnalis dan mahasiswa.

    Corporate Communication MIND ID Pratiwa Dyatmika mengatakan kompetisi karya jurnalistik pada tahun ini merupakan keempat kalinya digelar sejak tahun 2022.

    “Kompetisi MediaMIND merupakan ajang untuk jurnalis dan mahasiswa menuangkan pemikiran dan pandangannya dalam bentuk karya reportase,” ujar Pratiwa Dyatmika dalam sosialisasi MediaMIND 2025, di Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Kota Medan, Selasa.

    Pratiwa mengatakan kompetisi ini juga ditujukan bagi mahasiswa Indonesia yang berperan aktif dalam menggali dan menyuarakan perspektif baru tentang masa depan industri.

    Menurutnya, pemikiran dan pandangan kritis dan membangun dari mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membangun industri mineral batu bara yang sehat dan berkelanjutan.

    “Pemikiran dan pandangan kritis dan membangun dari teman jurnalis dan mahasiswa sangat dibutuhkan untuk membangun industri mineral batu bara yang sehat dan sustainable,” kata dia,

    Pada tema tahun ini, kata dia lagi, ‘Menambang Potensi Menggerakkan Ekonomi’ yakni menambang potensi merepresentasikan proses menyeluruh dari eksplorasi, produksi hingga hilirisasi.

    Dia menjelaskan bahwa perusahaan yang tidak hanya mengekstraksi mineral, tetapi juga menggali potensi sosial, ekonomi dan inovasi yang tersembunyi di dalamnya.

    “Sedangkan menggerakkan ekonomi, menegaskan bahwa setiap langkah operasional yang dilakukan berkontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, mendukung UMKM hingga memperkuat ketahanan industri nasional,” ujar dia pula.

    Nantinya, dia menambahkan, kompetisi ini juga mengangkat lima subtema, yakni tentang Ekonomi dan Investasi, ESG dan Gren Mining, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan, Hilrisasi dan Industrialisasi Berbasis SDA, dan Transformasi dan Informasi.

    “Peserta yang mengikuti kompetisi ini dapat mengikuti beberapa kategori, seperti kategori teks, hard news dan feature, foto, foto tunggal dan foto cerita, lalu tv atau video hard news dan feature serta infografik,” ujarnya lagi.

    MIND ID merupakan BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT INALUM, dan PT Timah Tbk.

    Dalam kesempatan yang sama Grup Head Business and Development Inalum Al Jupri yang juga sebagai pembicara
    menerangkan INALUM merupakan Anggota Grup MIND ID yang merupakan produsen aluminium terbesar di Indonesia, dan didirikan pada tahun 1976 dan berpusat di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

    “Dengan komitmen terhadap lingkungan, INALUM memiliki 3 buah bendungan dan dua PLTA yang menjadi energi dasar pembangkit listrik tenaga air milik perusahaan,” ujarnya pula.

    Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Sumatera Utara Irwan Arfa mengatakan kompetisi karya jurnalistik ini merupakan ajang mengedukasi masyarakat tentang perusahaan tambang miliki negara.

    “Kolaborasi ini tentu akan memberikan ide-ide, saran masukan untuk berkembang melalui karya yang dihasilkan nanti,” ujar Irwan Arfa.

    Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PT Timah Buka-bukaan Efek Tambang Ilegal: Bikin Rugi hingga Ganggu Produksi

    PT Timah Buka-bukaan Efek Tambang Ilegal: Bikin Rugi hingga Ganggu Produksi

    Bisnis.com, PANGKALPINANG — PT Timah Tbk. (TINS) mengungkapkan bahwa efek keberadaan tambang ilegal bukan hanya merugikan secara nominal, namun juga mengganggu produksi perusahaan milik negara tersebut. 

    Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara menyampaikan dirinya belum dapat memberikan angka terkini jumlah tambang ilegal yang tersebar. Namun, keberadaan tambang ilegal tersebut jelas berdampak pada sisi produksi PT Timah. 

    “PT Timah memiliki 80% wilayah IUP, sebanyak 20% ini pihak swasta. Namun, dalam konteks produksi, yang terjadi itu berbalik,” ujarnya kepada awak media, dikutip pada Minggu (24/8/2025). 

    Saat ini tercatat PT Timah memiliki luas wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) hampir 500.000 hektare di darat maupun laut. 

    Suhendra pun keheranan bahwa dengan kondisi tersebut, membuat produksi PT Timah menjadi terbatas. Meski demikian, dirinya tidak dapat menjustifikasi dari angka tersebut bahwa terjadi pareto (prinsip 80/20) negatif. 

    “Kami yang memiliki luasan wilayah IUP yang cukup luas 80%, tapi kok volume produksi kami hanya 20% dibandingkan pihak swasta,” ujarnya. 

    Untuk itu, Suhendra memandang sistem kerja sama dengan tambang mitra—sekaligus mengurangi jumlah tambang ilegal dengan penawaran kerja sama—diharapkan dapat mendorong suplai pasokan bijih timah untuk diproduksi menjadi ingot. 

    Sekaligus, lanjutnya, bahwa pihaknya memandang saat ini perjanjian dengan mitra masih cukup longgar dan ingin memperketatnya dengan menegakkan kewajiban yang harus dipenuhi kepada PT Timah. 

    Pasalnya selama ini para tambang mitra tidak diberikan target. Padahal PT Timah sendiri mengetahui volume dan potensi cadangan timah yang dapat ditambang. Suhendra menambahkan kewajiban tersebut pun akan diiringi dengan reward bagi mitra yang mampu melebihi target berupa gradasi harga jasa penampangan. 

    Saat ini pun operasional smelter menggunakan teknologi baru, yakni top submerge lance (TSL) Ausmelt Furnace masih belum maksimal meski telah berjalan sejak akhir 2022 lalu. 

    Kapasitas produksi dari teknologi canggih Ausmelt tersebut dapat memproduksi 40.000 ton per tahun. Bahkan satu Ausmelt tersebut dapat menggantikan delapan teknologi reverb yang sudah dipakai puluhan tahun lamanya di PT Timah yang terletak di Muntok, Bangka Barat. 

    Sayangnya, saat ini kapasitas produksi belum maksimal karena pasokan masih terbatas. 

    “Masih 30% yang dioptimalkan, makanya sisanya masih banyak sekali. Kami mau optimalkan agar sisi produksi PT Timah ini meningkat,” ungkapnya.

  • Berantas Tambang Ilegal, PT Timah (TINS) akan Atur Ulang Ketentuan Mitra

    Berantas Tambang Ilegal, PT Timah (TINS) akan Atur Ulang Ketentuan Mitra

    Bisnis.com, PANGKALPINANG — PT Timah Tbk. (TINS) terus berupaya menekan jumlah tambang ilegal yang masih tersebar utamanya di perairan Bangka Belitung, melalui pengaturan ulang ketentuan mitra.

    Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara menjelaskan bahwa selama ini konsep mitra menjadi salah satu langkah untuk menekan jumlah penambang timah ilegal di wilayah izin usaha tambang (IUP) yang luasnya hampir mencapai 500.000 hektare. 

    Dalam rangka memberantas tambang ilegal dalam jangka pendek, Suhendra menyampaikan akan menambah sejumlah klausul dan memperketat perjanjiannya bersama mitra tambang. 

    “Saya lihat masih sedikit longgar [kerja samanya]. Kami mau memperketat di situ dengan suatu persyaratan bahwa ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh mitra, dan itu menjadi hak bagi PT Timah,” ujarnya kepada awak media, dikutip pada Minggu (24/8/2025).  

    Pasalnya selama ini para tambang mitra tidak diberikan target. Padahal, PT Timah sendiri mengetahui volume dan potensi cadangan timah yang dapat ditambang di lokasi tersebut. Alhasil, kewajiban bagi penambang tersebut pun akan diiringi dengan reward bagi mitra yang mampu melebihi target berupa gradasi harga jasa penampangan. 

    “Kami kan ada rumusan. Ada mitra seminggu ini cuma 10 ton, atau cuma 1 ton, harus ditarget, kita kan tahu itu, cadangan yang ada di situ kita tahu,” lanjutnya. 

    Dirinya pun tidak dapat menyebutkan berapa jumlah tambang ilegal yang berada di wilayah lokasi IUP PT Timah beserta kerugiannya. 

    Untuk jangka panjang, Suhendra menjelaskan pihaknya telah menyiapkan grand design bahwa PT Timah ini menjadi lead dalam penambangan timah yang ada di Indonesia, dan khususnya di Bangka Belitung. 

    Saat ini dari sisi tata kelola tengah dicoba secara parsial, karena dirinya mengakui bahwa persoalan tambang ilegal sangat rumit dan sudah menjadi kultur bagi masyarakat setempat. Dirinya pun berharap dukungan dari regulator, pemangku kepentingan terkait di daerah maupun nasional untuk memberantas penambangan ilegal tersebut. 

    Berdasarkan pantauan Bisnis di perairan Bangka Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (23/8/2025), terpantau ratusan kapal penambang ilegal. Itu pun yang hanya Bisnis lihat sejauh mata memandang, belum nilai riil keseluruhan yang tersebar di luasnya perairan Bangka Belitung.

    Bahkan keberadaan kapal-kapal tersebut pun lokasinya tidak jauh dari Kapal Isap Produksi (KIP) PT Timah yang tengah beroperasi mengeruk bijih timah. 

    Kapal penambang ilegal secara khas tertanda dengan ukurannya yang relatif kecil dan pengambilan bijih timah secara manual tanpa alat bantu khusus seperti kapal isap alias diambil oleh penyelam secara langsung. 

    Sementara para mitra PT Timah, ditandai dengan spanduk kemitraan yang bertuliskan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) kedua pihak. 

    Adapun jumlah tambang ilegal pada April 2025 masih tinggi. Perinciannya, jumlah tambang ilegal di darat Bangka mencapai 175, laut Bangka 890, dan darat Belitung 110. Sementara penertiban baru dilakukan pada 68 tambang ilegal.

     

    Janji Prabowo Tindak Tambang Ilegal

    Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) pada pertengahan Agustus lalu menegaskan bakal menindak 1.063  Praktik Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Menurut Prabowo, potensi kerugian negara dari keberadaan tambang ilegal itu bisa mencapai minimal Rp300 triliun. 

    “Kami akan tertibkan tambang-tambang yang melanggar aturan, saya telah diberi laporan oleh aparat-aparat bahwa terdapat 1.063 tambang ilegal,” ucap Prabowo.

    Dia pun lantas mengingatkan agar pihak-pihak yang terlibat dalam praktik tambang ilegal itu untuk segera mengaku. Sang Kepala Negara itu memperingatkan bahwa semua pihak-pihak yang terlibat seperti jenderal TNI, jenderal Polri, hingga pengusaha besar bakal ditumpas.

    “Saya beri peringatan, apakah ada orang-orang besar, orang-orang kuat, jenderal-jenderal dari manapun, apakah jenderal dari TNI atau Polri, atau mantan jenderal, tidak ada alasan, kami akan bertindak atas nama rakyat,” tegas Prabowo.

  • Ironi K3: Saat Wamenaker Jadi Tersangka Suap, 6 Pekerja di Babel Tewas di Lokasi Kerja
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Agustus 2025

    Ironi K3: Saat Wamenaker Jadi Tersangka Suap, 6 Pekerja di Babel Tewas di Lokasi Kerja Regional 24 Agustus 2025

    Ironi K3: Saat Wamenaker Jadi Tersangka Suap, 6 Pekerja di Babel Tewas di Lokasi Kerja
    Tim Redaksi
    BANGKA, KOMPAS.com –
     Sebuah ironi membayangi dunia ketenagakerjaan Indonesia.
    Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Imannuel Ebenezer ditetapkan sebagai tersangka kasus suap sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
    Di waktu hampir bersamaan, enam pekerja justru ditemukan tewas dalam serangkaian kecelakaan kerja di sejumlah lokasi Kepulauan Bangka Belitung.
    Para pekerja tewas saat mencari nafkah dan diduga tidak memenuhi standar keselamatan dalam kegiatan operasional yang mereka lakukan.
    Catatan Kompas.com, dari enam pekerja tewas, empat di antaranya merupakan pekerja tambang.
    Tiga pekerja tambang ditemukan di lokasi tambang rakyat Lembah Jambu, Tempilang, Bangka Barat pada Jumat (22/8/2025). Sementara satu pekerja tambang ditemukan tewas di Laut Penganak, Bangka Barat.
    Tragedi yang menimpa ketiga pekerja tambang di Tempilang, dipicu oleh longsoran di wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Timah Tbk.
    Ketiga korban adalah:
    Kepala Polres Bangka Barat AKBP Aditya Pradana Nugraha mengatakan, akan mengambil langkah tegas terkait aktivitas penambangan dan penerapan standar keselamatan kerja.
    “Kami akan memanggil dan memeriksa pemilik tambang serta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas operasional di lokasi ini. Aspek keselamatan kerja menjadi perhatian serius, dan kami tidak akan membiarkan kelalaian yang mengorbankan nyawa,” kata Aditya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/8/2025).
    Aditya mengungkapkan, bahwa dalam kegiatan penanganan di lokasi, Polres Bangka Barat menerjunkan tim yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim AKP Fajar Riansyah, bersama personel dari Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter).
    Petugas telah melakukan olah TKP, evakuasi korban, serta mengumpulkan bukti-bukti awal dan keterangan dari para saksi di lapangan.
    “Kami masih mengumpulkan informasi terkait status legalitas tambang dan pelaksanaan standar operasional kerja di lapangan. Jika ditemukan unsur pidana, tentu akan kami tindak sesuai prosedur,” ujar Aditya.
    Kepala Bidang Informasi PT Timah Tbk Anggi Siahaan mengatakan, turut berduka cita atas kejadian yang merenggut tiga nyawa pekerja.
    “Perusahaan fokus untuk melaksanakan mitigasi dan evakuasi korban. Untuk penyebab terjadinya peristiwa masih didalami,” ujar Anggi.
    Sedangkan, untuk penyebab peristiwa ini masih dilakukan pendalaman dan investigasi oleh tim perusahaan.
    Dia menambahkan, kecelakaan tambang itu terjadi pada mitra usaha PT Timah Tbk yang sedang beroperasi di Lembah Jambu, Desa Sinar Surya, Kecamatan Tempilang.
    PT Timah Tbk melaksanakan prosedur tanggap darurat kecelakaan tambang dalam peristiwa ini. Ke depan pihaknya juga terus berupaya memaksimalkan penerapan keselamatan kerja.
    Sementara itu, sehari sebelumnya, satu korban tewas bernama Wasidi (46), warga asal Bengkulu yang sehari-hari bekerja sebagai penyelam pada ponton apung di Laut Penganak, Bangka Barat.
    Jasad Wasidi ditemukan mengapung pada Kamis (21/8/2025) setelah dua hari dilaporkan hilang.
    Kepala Kantor SAR Pangkalpinang I Made Oka Astawa mengatakan, tim selam ikut dikerahkan dalam upaya pencarian terhadap Wasidi, namun ketika itu terkendala jarak pandang bawah laut yang terbatas.
    Sementara dua jenazah lainnya merupakan warga Sungai Selan, Bangka Tengah bernama Maryadi (20) dan Reza Arta (21).
    Keduanya terakhir kali terlihat saat membawa mekanik kapal menggunakan speedboat menuju perairan laut Permis.
    Kapolsek Sungai Selan Iptu Sugianto mengungkapkan bahwa Maryadi dan Reza membawa mekanik menuju kapal barang KM Bahari Karya yang rusak di tengah laut pada Senin (18/8/2025).
    “Sesampainya di lokasi kapal, speed yang mereka gunakan lepas, lalu dikejar. Diduga mereka tenggelam karena ombak besar,” ujar Sugianto.
    Warga bersama kepolisian langsung melakukan pencarian pada hari yang sama, namun hanya menemukan speedboat kosong.
    “Tadi pagi akhirnya ditemukan, posisi keduanya berdekatan sudah meninggal,” ungkap Sugianto.
    Dengan demikian total enam korban tewas dalam tiga hari terakhir di Kepulauan Bangka Belitung, bersamaan dengan ditahannya Imannuel Ebenezer di Jakarta pada Jumat (22/8/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapasitas Smelter Ausmelt PT Timah Belum Optimal, TINS Andalkan Tambang Mitra

    Kapasitas Smelter Ausmelt PT Timah Belum Optimal, TINS Andalkan Tambang Mitra

    Bisnis.com, PANGKALPINANG — PT Timah Tbk. (TINS) menyampaikan operasional smelter teknologi baru, top submerge lance (TSL) Ausmelt Furnace, belum maksimal meski telah berjalan sejak 2022 lalu. 

    Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara menyampaikan bahwa hal tersebut dikarenakan kapasitas produksi yang cukup besar, tetapi pasokan masih cukup minim. 

    “Masih 30% yang dioptimalkan, makanya sisanya masih banyak sekali. Kami mau optimalkan agar sisi produksi PT Timah ini meningkat,” ungkapnya dalam pertemuan dengan media di Pangkalpinang, dikutip pada Minggu (24/8/2025). 

    Padahal, kapasitas produksi dari teknologi canggih Ausmelt tersebut dapat memproduksi 40.000 ton per tahun. Bahkan satu Ausmelt tersebut dapat menggantikan delapan teknologi reverb yang sudah dipakai puluhan tahun lamanya di PT Timah yang terletak di Muntok, Bangka Barat. 

    Untuk itu, Suhendra memandang sistem kerja sama dengan tambang mitra—sekaligus mengurangi jumlah tambang ilegal dengan penawaran kerja sama—diharapkan dapat mendorong suplai pasokan bijih timah untuk diproduksi menjadi ingot. 

    “Harus dioptimalkan pasokannya. Itu yang kita harapkan dari segala macam perjanjian mitra ‘Anda harus setor sekian-sekian untuk smelternya’,” tambah Suhendra. 

    Sekaligus, lanjutnya, bahwa pihaknya memandang saat ini perjanjian dengan mitra masih cukup longgar dan ingin memperketatnya dengan ada kewajiban yang harus dipenuhi yang menjadi hak PT Timah. 

    Pasalnya selama ini para tambang mitra tidak diberikan target yang padahal PT Timah sendiri mengetahui volume dan potensi cadangan timah yang dapat ditambang. Suhendra menambahkan kewajiban tersebut pun akan diiringi dengan reward bagi mita yang mampu melebihi target berupa gradasi harga jasa penampangan. 

    Untuk diketahui, Proyek TSL Ausmelt Furnace senilai Rp1,2 triliun ini merupakan salah satu proyek strategis di BUMN Holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) yang telah mulai commisioning pada kuartal IV/2022.

    TINS merupakan produsen timah kelima di dunia yang menggunakan TSL ausmelt furnace. Teknologi ini jauh telah digunakan oleh produsen timah asal Peru, Minsur pada tahun 2000 dan Yunan Tin dari China sejak 2002. 

    TSL ausmelt furnace mampu mengolah bijih timah kadar rendah mulai dari 40%—70% Sn dengan kapasitas produksi mencapai 40.000 ton crude tin per tahun. Lebih fleksibel ketimbang teknologi lama yang dimiliki TINS sebelumnya, yakni tanur reverberatory furnace yang hanya mampu mengolah bijih timah kadar lebih dari 70% Sn.