BUMN: PT Timah Tbk

  • Dirjen Minerba ESDM Soroti PT Timah karena Tak Capai Target sejak 2020

    Dirjen Minerba ESDM Soroti PT Timah karena Tak Capai Target sejak 2020

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyoroti kinerja PT Timah Tbk. (TINS) karena tidak pernah mencapai target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) sejak 2020.

    Tri bahkan menyebut target RKAB TINS untuk 2024 ini yang sebesar 48.000 ton, tidak dapat tercapai.

    “Tapi target 48.000 ton kayaknya gak tercapai ya? PT Timah itu kalau tidak salah mulai tahun 2020 sampai sekarang RKAB-nya selalu di bawah [target produksi] ya, Pak ya?” ucap Tri dalam acara MIND ID Commodities Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

    Komentar Tri itu pun disambut gelak tawa direksi dan komisaris anggota holding BUMN tambang MIND ID. Adapun salah satu direksi yang hadir dalam forum tersebut adalah Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo.

    Tri juga menyebut TINS menguasai 70% luas lahan izin usaha pertambangan (IUP) timah. Meski demikian, kata Tri, produksi TINS hanya mencapai 20%.

    Oleh karena itu, Tri mengatakan fakta tersebut sebagai tantangan bagi TINS.

    “Jadi poinnya sangat aneh apabila saya gak tahu industri pertambangan, terus dikasih tahu PT Timah itu menguasai 70% luas lahan, tetapi tingkat produksinya hanya 20% [dari total]. Itu orang luar pasti akan heran, kok bisa?” tutur Tri.

    Dia lantas mengingatkan TINS melalui MIND ID tidak membuat target terlalu tinggi dalam RKAB. Dia menilai realisasi yang berada di bawah target bukan disebabkan oleh kapasitas TINS yang kurang.

    “Ya Pak Dilo kalau pas pembuatan RKAP jangan kenceng-kenceng targetnya Pak Dilo,” kata Tri kepada Dilo yang duduk di antara tamu yang hadir. 

    Ditemui setelah acara, Dilo mengatakan tak tercapainya target terjadi karena masih banyak IUP TINS yang berada di tanah milik masyarakat. Oleh karena itu, TINS tidak bisa sembarangan menggarap lahan tersebut.

    “Penguasaan tanahnya itu bukan [oleh TINS], walaupun IUP-nya PT Timah, tapi lahannya kan bukan penguasaan atas nama PT Timah,” jelas Dilo.

    IUP sendiri diberikan kepada perusahaan untuk mengelola sumber daya mineral di bawah tanah. Sementara untuk lahan di atas permukaan tanah tidak termasuk ke dalam IUP tersebut.

    Dengan kata lain, harus ada proses pembebasan lahan yang dilakukan oleh perusahaan dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebesar dua hingga tiga kali lipat sebelum melakukan penambangan.

    “Jadi kalau ada orang PT Timah datang ke rumah gali-gali di situ kan banyak yang harus dibereskan. Pengertian tentang penguasaan yang di atas dan yang di bawah tanah ini juga mungkin tidak aware,” katanya.

  • Batik Sepiak Belitung mitra PT Timah tembus pasar dunia

    Batik Sepiak Belitung mitra PT Timah tembus pasar dunia

    Pengelola Sepiak Belitung Bela Kartika Aprilia (ANTARA/HO-Humas PT Timah Tbk)

    Batik Sepiak Belitung mitra PT Timah tembus pasar dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 22 November 2024 – 15:01 WIB

    Elshinta.com – Batik Sepiak Belitung mitra PT Timah Tbk sukses menembus pasar dunia, sebagai langkah perusahaan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

    “Alhamdulillah, berkat bantuan PT Timah Tbk saat ini pemasaran produk sudah dipasarkan di Jepang, Singapura, Korea dan Malaysia,” kata Pengelola Sepiak Belitung Bela Kartika Aprilia yang dirilis PT Timah di Pangkalpinang, Jumat.

    Ia mengatakan UMKM Sepiak Belitung yang bergerak dalam bidang fashion batik sudah menjadi mitra PT Timah Tbk sejak 2019 dan telah mendapatkan berbagai bantuan melalui berbagai program seperti program pendampingan, pendanaan, pelatihan hingga promosi, sehingga usahanya berhasil bertahan menghadapi tantangan pandemi dan terus berkembang hingga saat ini.

    “Kami sangat terbantu dengan program kemitraan PT Timah Tbk ini. Mulai dari pendanaan berupa pinjaman tanpa bunga, pelatihan pembuatan produk, hingga promosi ke luar negeri,” katanya.

    Menurut dia, dukungan yang diberikan PT Timah Tbk ini benar-benar membantu kami untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas jangkauan pemasaran, tidak hanya pemasaran dalam negeri tetapi juga ke luar negeri.

    “Bantuan dana pinjaman bergulir ini sangat membantu kami, terutama ketika pandemi melanda. Modal yang diberikan memungkinkan kami untuk mempertahankan produksi dan mengembangkan produk meskipun banyak kendala yang kami hadapi,” ujarnya.

    Ia menyatakan dengan adanya dukungan program PUMK PT Timah tidak hanya berdampak pada usahanya, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar melalui penciptaan lapangan pekerjaan.

    “Awalnya saya hanya memiliki satu tenaga kerja, seiring dengan perkembangan usahanya saat ini kini telah memiliki 23 tenaga kerja yang turut mendukung usahanya itu,’ katanya.

    Ia berharap dalam lima tahun ke depan, Sepiak Belitung menjadi merek yang dapat diterima secara nasional.

    “Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, target saya Sepiak Belitung menjadi merek yang diterima secara nasional. Saya berharap PT TIMAH Tbk akan terus mendukung, terutama dalam branding dan pemasaran, untuk mewujudkan target tersebut,” katanya.

    Departemen Head Corporate Communication PT Timah Anggi Siahaan mengatakan PT Timah Tbk terus berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan UMKM di wilayah operasionalnya. 

    “Melalui Program PUMK ini, tidak hanya memberikan manfaat bagi mitra binaan, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

    Ia menambahkan program PUMK PT Timah terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi banyak pelaku UMKM, seperti Sepiak Belitung, yang kini semakin berkembang dan siap memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih luas.

    “PT Timah Tbk terus mendukung pertumbuhan UMKM di wilayah operasional perusahaan melalui Program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) dan lainnya, untuk menaikkan kelas pelaku usaha mikro di daerah ini,” katanya.

    Sumber : Antara

  • PT Timah (TINS) Produksi Bijih Timah 15.189 Ton Kuartal III/2024, Naik 36%

    PT Timah (TINS) Produksi Bijih Timah 15.189 Ton Kuartal III/2024, Naik 36%

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) memproduksi bijih timah sebesar 15.189 ton per kuartal III/2024. atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 11.201 ton.

    Produksi logam dari PT Timah juga naik 25% (yoy) dari 11.540 menjadi 14.440 metrik ton per kuartal III/2024. Sedangkan, penjualan logam timah naik 21% dari 11.100 menjadi 13.441 metrik ton.

    “Faktor peningkatan produksi pada kuartal III-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya penambahan jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi dan ponton isap produksi yang beroperasi, sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi perseroan,” tulis TINS dikutip pada Jumat (22/11/2024).

    Adapun harga jual rata-rata logam timah sebesar TINS mencapai US$31.183 per metrik ton. Angka ini naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$27.017 per metrik ton. 

    Dalam kurun Januari-September 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan 6 besar negara tujuan ekspor. Negara tersebut meliputi Singapura 16%, Korea Selatan 15%, India 11%, Jepang 10%, Amerika Serikat 9%, dan Belanda 8%.

    Lebih lanjut, TINS mencatatkan laba sebesar Rp908,81 miliar atau 169% dari target yang sudah ditentukan perseroan.

    “Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp8,25 triliun meningkat 29% dari Rp6,38 triliun di 9 bulan 2024 di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$27.017 per metrik ton di 9 bulan 2023 menjadi US$31.183 per metrik ton di 9 bulan 2024,” imbuh perusahaan.

    Di sisi lain, harga pokok pendapatan TINS naik sebesar 4,5% dari Rp5,79 triliun menjadi Rp6,05 triliun per kuartal III/2024. Sehingga, TINS membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun.

    Adapun nilai aset TINS mencapai Rp12,82 triliun per kuartal III/2024. Angka ini turun 0,3% dibandingkan kuartal III/2023 yang sebesar Rp 12,85 triliun.

    Sementara, posisi liabilitas TINS mencapai Rp5,63 triliun pada kuartal III/2024. Angka ini juga turun 14,8% dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp6,61 triliun.

  • PT Timah mencatatkan laba positif Rp908,81 miliar

    PT Timah mencatatkan laba positif Rp908,81 miliar

    Peningkatan kinerja operasi produksi, keuangan dan perbaikan tata kelola pertambangan timah telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan laba bersih perusahaan.

    Pangkalpinang (ANTARA) – PT Timah Tbk (TINS) hingga September 2024 telah berhasil mencatatkan laba positif Rp908,81 miliar atau 169 persen dari target yang sudah ditentukan, sebagai dampak perbaikan tata kelola pertambangan timah di wilayah operasional perusahaan ini.

    “Peningkatan kinerja operasi produksi, keuangan dan perbaikan tata kelola pertambangan timah telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan laba bersih perusahaan,” kata Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal dalam keterangan diterima di Pangkalpinang, Jumat.

    Ia mengatakan PT Timah Tbk hingga September 2024 juga telah membukukan pendapatan sebesar Rp8,25 triliun dan meningkat 29 persen dari sebelumnya, karena adanya kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15 persen dari 27.017 dolar Amerika Serikat (AS) per metrik ton di 9M 2023 menjadi 31.183 dolar AS per metrik ton di 9M 2024.

    Di sisi lain, harga pokok pendapatan perseroan naik sebesar 4,5 persen dari Rp5,79 triliun di 9M 2023 menjadi Rp6,05 triliun di 9M 2024, sehingga perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,08 triliun atau 194 persen dari 9M 2023.

    Sementara itu, nilai aset perseroan pada 9M 2024 turun 0,3 persen menjadi Rp12,82 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir 2023.

    “Kinerja keuangan perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting, di antaranya quick ratio sebesar 76,0 persen, current ratio sebesar 249,0 persen, debt to asset ratio sebesar 44,0 persen, dan debt to equity ratio sebesar 78,4 persen.

    Ia mengatakan kondisi saat ini dan prospek ke depan. Harga rata-rata logam timah cash settlement price LME sampai dengan September 2024 sebesar 30.130 dolar AS per ton atau naik 13,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26.456 serta proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran 28.000-31.000 dolar AS per metrik ton.

    Ke depannya TINS akan terus melakukan berbagai upaya, antara lain fokus terhadap optimalisasi dan perbaikan-perbaikan sistem terkait peningkatan sumber daya cadangan, penambangan, processing, hingga upaya peningkatan recovery perolehan bijih timah.

    Pewarta: Aprionis
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • Produksi bijih timah PT Timah meningkat 36 persen

    Produksi bijih timah PT Timah meningkat 36 persen

    Peningkatan produksi bijih timah ini karena adanya penambahan armada operasi produksi.

    Pangkalpinang (ANTARA) – Produksi penambangan bijih timah PT Timah Tbk hingga kuartal III-2024 mencapai 15.189 ton atau meningkat 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 11.201 ton.

    “Peningkatan produksi bijih timah ini karena adanya penambahan armada operasi produksi,” kata Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal dalam keterangan diterima di Pangkalpinang, Jumat.

    Ia mengatakan faktor peningkatan produksi bijih timah pada kuartal III-2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya, selain karena adanya penambahan armada operasi produksi, juga adanya pembukaan lokasi baru sehingga secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi perseroan.

    Sementara itu, dalam kurun waktu hingga September 2024, PT Timah Tbk mencatatkan ekspor timah sebesar 91 persen ke enam besar negara tujuan ekspor.

    Enam negara tujuan ekspor timah PT Timah Tbk, yaitu Singapura 16 sebesar, Korea Selatan sebesar 15 persen, India sebesar 11 persen, Jepang 10 persen, dan Amerika Serikat sebesar 9 persen serta Belanda sebesar 8 persen.

    “PT Timah terus berupaya peningkatan kinerja operasi produksi, kinerja keuangan, serta perbaikan tata kelola pertambangan timah telah memberikan dampak positif dengan peningkatan laba bersih,” katanya pula.

    Ia menyatakan ke depan tentunya hal ini harus terus ditingkatkan, agar perusahaan lebih lincah dan efisien, maka penyempurnaan teknologi menjadi sebuah keharusan.

    Pewarta: Aprionis
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • PT Timah Buka-bukaan soal Kondisi Perusahaan hingga Prospek Kinerja

    PT Timah Buka-bukaan soal Kondisi Perusahaan hingga Prospek Kinerja

    Jakarta

    PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan perolehan laba bersih Rp 908,78 miliar di kuartal III 2024 atau 169% dari target yang sudah ditetapkan. Kondisi ini terjadi di tengah lonjakan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15%.

    Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal mengatakan, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 8,25 triliun atau meningkat 29% dari Rp6,38 triliun di periode yang sama tahun lalu.

    “Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 8,25 triliun, meningkat 29% dari tahun sebelumnya, di tengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% dari US$ 27.017 per metrik ton di 9M (Januari-September) 2023 menjadi US$ 31.183 per metrik ton di 9M 2024,” kata Ahmad, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024).

    Harga pokok pendapatan Perseroan naik sebesar 4,5% dari Rp 5,79 triliun di 9M 2023 menjadi Rp 6,05 triliun di 9M 2024. Perusahaan pun dapat mengantongi laba usaha Rp 1,42 triliun, dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp 2,08 triliun atau 194% dari 9M 2023.

    Sementara itu dari sisi nilai aset Perseroan pada 9M 2024 mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi Rp 12,82 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir tahun 2023. Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 76,0%, Current Ratio sebesar 249,0%, Debtto Asset Ratio sebesar 44,0%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 78,4%.

    “Upaya peningkatan kinerja operasi produksi, kinerja keuangan, serta perbaikan tata kelola pertambangan timah telah memberikan dampak positif dengan peningkatan laba bersih. Kedepan tentunya hal ini harus terus ditingkatkan,” ujar Ahmad.

    Sampai dengan kuartal III-2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 15.189 ton atau naik 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 11.201 ton. Peningkatan produksi ini disebabkan karena adanya penambahan armada operasi produksi serta pembukaan lokasi baru.

    Selain itu, di sepanjang tahun 2024, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 91% dengan 6 besar Negara tujuan ekspor meliputi Singapura 16%, Korea Selatan 15%, India 11%, Jepang 10%, Amerika Serikat 9%, dan Belanda 8%.

    Prospek Kinerja hingga Harga Timah

    Ahmad mengatakan, harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price LME sampai dengan September 2024 sebesar US$ 30.130 per ton atau naik 13,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 26.456 per ton.

    “Proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran US$ 28.000-31.000 per metrik ton,” kata dia.

    Kedepannya, TINS akan terus melakukan berbagai upaya antara lain fokus terhadap optimalisasi dan perbaikan-perbaikan sistem terkait peningkatan sumberdaya cadangan, penambangan, processing, hingga upaya peningkatan recovery perolehan bijih timah.

    “Agar perusahaan lebih lincah dan efisien, maka penyempurnaan teknologi menjadi sebuah keharusan. Kita akan fokus kepada perbaikan teknologi, baik dari alat penambangan maupun processing agar terus dapat survive dan lebih ekonomis,” sambungnya.

    Saksikan juga video: Warga di Bangka Tengah Diusir Karena Setuju Tambang Timah

    (shc/rrd)

  • Bos Sriwijaya Air Terseret Kasus Korupsi Timah Rp271 Triliun, Diduga Gunakan Uang Haram untuk Bangun Villa Mewah

    Bos Sriwijaya Air Terseret Kasus Korupsi Timah Rp271 Triliun, Diduga Gunakan Uang Haram untuk Bangun Villa Mewah

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kasus korupsi tambang timah dengan nilai kerugian negara mencapai Rp271 triliun kembali menjadi sorotan publik. Nama baru yang mencuat adalah Hendry Lie, pendiri maskapai Sriwijaya Air, yang diduga menikmati hasil kejahatan tersebut.

    Menurut informasi yang beredar, uang hasil korupsi itu digunakan oleh Hendry Lie untuk membangun sebuah villa mewah di Bali. Villa ini berdiri megah di atas lahan seluas 1.800 meter persegi dengan nilai mencapai Rp20 miliar.

    Hal ini diungkap melalui unggahan akun media sosial platform X milik @jaksapedia pada Selasa (19/11/2024). Dalam unggahan itu, terlihat foto bangunan villa yang disebut milik Hendry.

    “Nggak nyangka, 1 unit villa yang dibangun di tanah seluas 1.800 meter persegi, diperkirakan seharga Rp20 miliar, ternyata berasal dari korupsi timah,” tulis akun tersebut.

    Lebih lanjut, Hendry Lie ternyata tidak beraksi sendirian. Ia diduga melibatkan adiknya, Fandy Lingga, dalam pengelolaan uang hasil korupsi melalui perusahaan mereka, PT Tinindo Internusa (PT TIN).

    Perusahaan ini diketahui berperan penting dalam mengelola tambang ilegal di kawasan milik PT Timah Tbk sepanjang 2018 hingga 2022. PT TIN bahkan disebut sebagai salah satu pelopor kerja sama untuk mengelola tambang ilegal di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

    “PT TIN ikut terlibat dalam kasus penambangan liar di wilayah kuasa PT Timah sepanjang 2018-2022,” jelas @jaksapedia.

    Untuk menghindari jejak hukum, kakak beradik ini diduga membentuk sejumlah perusahaan boneka. Perusahaan-perusahaan tersebut digunakan sebagai kedok untuk mengelola hasil tambang ilegal secara terselubung.

  • Akhir Perjalanan Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Usai 7 Bulan Jadi Tersangka Kasus Timah

    Akhir Perjalanan Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Usai 7 Bulan Jadi Tersangka Kasus Timah

    Bisnis.com, JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) menjelaskan kronologi penangkapan pendiri Sriwijaya Air sekaligus tersangka kasus timah, Hendry Lie.

    Dirdik Jampidsus Kejagung RI, Abdul Qohar menyatakan bahwa awalnya penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap Hendry Lie pada (29/2/2024).

    Kemudian, penyidik Jampidsus kembali melakukan sejumlah pemanggilan terhadap Hendry Lie. Namun, Hendry tidak mengindahkan panggilan tersebut.

    Namun, usut punya usut ternyata Kejagung mendapatkan informasi bahwa Hendry Lie sudah berada di Singapura sejak (25/3/2024).

    “Pascapemeriksaan sebagai saksi, berdasarkan informasi dari Otoritas Imigrasi Singapura, HL diketahui keberadaannya di Singapura sejak tanggal 25 Maret 2024,” ujar Qohar di Kejagung, Selasa (19/11/2024).

    Mengetahui keberadaan Hendry Lie, Kejagung kemudian meminta pihak Imugrasi untuk melakukan penarikan paspor Hendry Lie terhitung enam bulan pada (28/3/2024).

    Kemudian, Hendry Lie ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Penetapan Nomor: TAP-27/F.2/Fd.2/04/2024 pada (16/4/2024). 

    Sejak penetapan tersangka, Hendry tidak pernah memenuhi panggilan penyidik Kejagung karena tengan menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura.

    Hampir tujuh bulan menyandang status tersangka kasus timah, perjalanan Hendry Lie harus berakhir usai secara diam-diam kembali ke Indonesia karena masa berlaku paspornya habis.

    Dia ditangkap di terminal 2F Bandara Soekarno Hatta usai penyidik bekerjasama dengan atase Kejaksaan Kedubes RI di Singapura dan jaksa agung muda bidang intelijen atau Jamintel.

    “Pada 18 November 2024, Tersangka HL berhasil dilakukan penangkapan di Bandara Soekarno Hatta setelah yang bersangkutan tiba dari Singapura,” imbuh Qohar.

    Berdasarkan pantauan Bisnis di kompleks Kejagung, Hendry Lie tiba di lokasi pada Senin (18/11/2024) sekitar 23.14 WIB. 

    Dia tiba dengan mengenakan borgol di tangan serta kemeja berwarna merah muda dan langsung dibawa ke Gedung Kartika Kejagung.

    Selang hampir satu jam kemudian, Hendry Lie keluar dari Gedung Kartika dengan rompi tahanan dan langsung diboyong ke mobil tahanan Kejaksaan RI. Hendry juga tidak mengucap satu kalimat pun saat digiring tersebut.

    Adapun, Hendry Lie kini harus puas dengan mendekam dibalik jeruji besi Rutan Salemba Kejari Jakarta Selatan selama 20 hari ke depan.

    “Tersangka HL dilakukan penahanan selama 20 (dua puluh) hari ke depan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan,” tambah Qohar.

    Peran Hendry Lie 

    Dalam kasus ini, Hendry Lie memiliki peran sebagai Beneficiary Owner PT Tinindo Inter Nusa (TIN) yang diduga berperan aktif melakukan kerja sama penyewaan peralatan processing peleburan timah.

    Kerja sama itu dilakukan antara PT Timah Tbk. dengan PT TIN, yang penerimaan bijihnya bersumber dari CV BPR dan CV SMS.

    Dua perusahaan itu diduga sengaja dibentuk sebagai perusahaan untuk penerimaan bijih timah dari kegiatan penambangan timah ilegal. 

    Atas perbuatannya, Hendry Lie dan sejumlah tersangka lainnya diduga telah menyebabkan kerugian negara dalam kasus timah ini sebesar Rp300 triliun.

    Selain itu, Hendry Lie juga telah dipersangkakan melanggar Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 jo. Pasal 18 UU RI No.31/1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU No.20/2001 tentang Perubahan Atas UU RI No.31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. 

    Adapun, dalam sidang dakwaan kasus tata niaga timah di IUP PT Timah di PN Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024). Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengungkapkan Hendry Lie diduga menerima uang korupsi sebesar Rp1,05 triliun.

    “Memperkaya Hendry Lie melalui PT Tinindo Internusa setidak tidaknya Rp1.059.577.589.599,19,” dalam dakwaan yang dibacakan JPU.

  • Harta Kekayaan Hendry Lie, Bos Maskapai Sriwijaya Air yang Ditangkap Kejagung

    Harta Kekayaan Hendry Lie, Bos Maskapai Sriwijaya Air yang Ditangkap Kejagung

    Jakarta, Beritasatu.com – Hendry Lie, pendiri maskapai Sriwijaya Air ditangkap oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (18/11/2024) malam. Hendry tersangkut kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022. Berapa harta kekayaan bos Sriwijaya tersebut.

    Mengutip GlobeAsia Magazine, Hendry Lie dan sang kakak Chandra Lie masuk dalam daftar 150 orang terkaya Indonesia pada 2016. 

    Hendry Lie dan Chandra Lie memiliki harga sebesar Rp 325 miliar atau Rp 5.146.537.500.000 pada 2016. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 300 miliar atau Rp 4.750.650.000.000.

    Beritasatu.com belum menemukan penelusuran terkait harta terbaru Hendry Lie dan Chandra Lie pada 2024. Namun, pada penangkapan ini, Kejagung turut menyita sebuah vila mewah di Bali bernilai Rp 20 miliar. Hendry juga diketahui memiliki banyak tanah dan bangunan.

    “Banyak tanah dan bangunan yang telah disita, termasuk yang berlokasi di Bali,” jelas Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar, dalam konferensi pers di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

    Pada Agustus 2024, Kejagung menyita sebuah vila milik Hendry di Bali, yang berdiri di atas lahan seluas 1.800 meter persegi dengan estimasi nilai sekitar Rp 20 miliar.

    Hendry Lie diduga sebagai beneficiary owner PT Tinindo Inter Nusa (PT TIN) yang secara aktif melakukan kerja sama penyewaan peralatan peleburan timah antara PT Timah Tbk dan PT TIN.

    Biji timah yang dilebur berasal dari penambangan ilegal melalui dua perusahaan fiktif, CV BPR dan CV SFS, yang sengaja dibentuk untuk menerima hasil tambang tersebut.

    Tindakan yang melibatkan Hendry dan sejumlah tersangka lainnya mengakibatkan kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp 300 triliun.

    Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) menangkap Hendry Lie dalam kasus dugaan korupsi PT Timah Tbk.

    Abdul Qohar menyampaikan, penangkapan tersebut bermula saat pihaknya melayangkan surat panggilan terhadap Hendry Lie. Namun, Hendry Lie mangkir beberapa kali dengan alasan sakit.

    “HL kemudian dilakukan pencekalan berdasarkan Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: KEP-043/D/Dip.4/03/2024 yang ditetapkan tanggal 28 Maret 2024,” kata Qohar kepada wartawan Selasa (19/11/2024).

    Diketahui, harta kekayaan yang dimiliki Hendry Lie membuat ia dan sang kakak Chandra Lie masuk dalam jajaran 105 orang terkaya di Indonesia pada 2024.

  • Kejagung Ungkap Hendry Lie Pulang ke Indonesia dari Singapura secara Diam-diam

    Kejagung Ungkap Hendry Lie Pulang ke Indonesia dari Singapura secara Diam-diam

    Jakarta, Beritasatu.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan tersangka kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah IUP PT Timah Tbk pada tahun 2015-2022, Hendry Lie, pulang ke Indonesia dari Singapura secara diam-diam.

    “Dia pulang secara diam-diam dengan maksud menghindari petugas,” kata Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Abdul Qohar dalam konferensi pers di gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (19/11/2024) dini hari WIB.

    Hendry Lie telah berada di Singapura sejak 25 Maret 2024 seusai pemeriksaan pertama kali sebagai saksi dalam kasus tersebut.

    Dia berhasil ditangkap oleh penyidik Direktorat Penyidikan pada Jampidsus dengan jajaran intelijen pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel) serta Atase Kejaksaan RI di Singapura di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Senin (18/11/2024) pukul 22.30 WIB.

    Ternyata Hendry balik ke Indonesia lantaran paspor yang bersangkutan ditarik oleh imigrasi dan tidak bisa diperpanjang.