BUMN: PT Telekomunikasi Selular

  • Sumbar 95%, Sumut 90%, dan Aceh 60%

    Sumbar 95%, Sumut 90%, dan Aceh 60%

    Bisnis.com, JAKARTA —  Pemulihan jaringan seluler di wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatra Barat dan Sumatra Utara menunjukkan progres signifikan. Sementara itu di Aceh, masih terkendala pasokan listrik.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan pemulihan layanan komunikasi menjadi prioritas pemerintah untuk memastikan kebutuhan warga dan koordinasi penanganan bencana tetap berjalan.

    “Para operator seluler melaporkan, di Sumbar sudah 95 persen pulih dan Sumut 90 persen. Untuk Aceh, kendala listrik masih menyebabkan sekitar 60 persen menara tidak beroperasi. Pemerintah bersama operator dan PLN terus bekerja agar layanan segera normal kembali,” ujar Meutya usai memimpin rapat koordinasi di Medan, Senin (01/12/2025).

    Per Senin (01/12/2025) pukul 00.00 WIB, total menara yang mengalami gangguan di tiga provinsi berjumlah 2.804 menara, terdiri dari 1.969 menara di Aceh, 681 di Sumatra Utara, dan 154 di Sumatra Barat.

    Pemulihan di Aceh ditargetkan meningkat signifikan dalam empat hari ke depan seiring perbaikan pasokan listrik oleh PLN. Pemerintah juga bekerja sama dengan TNI untuk mempercepat pengiriman material perbaikan ke daerah yang sulit dijangkau.

    Selain pemulihan teknis, Meutya mengapresiasi langkah operator seluler yang memberikan diskon tarif dan perpanjangan masa aktif kartu bagi pengguna di wilayah terdampak.

    Meutya mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan petugas, serta memanfaatkan kanal resmi untuk informasi bencana melalui tautan https://s.id/TanggapBencanaSumatra.

    Rapat koordinasi di Balai Monitoring Frekuensi Kota Medan dihadiri Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Direktur Utama PT Telkomsel, Direktur & Chief Regulatory Officer XL Axiata, CRO Indosat Ooredoo, Perwakilan Starlink Indonesia, PT Pos Indonesia, RRI, TVRI, ANTARA dan pemerintah daerah terdampak. Turut mendampingi Menkomdigi, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama BAKTI Fadhilah Mathar.

    Sebelumnya, pemulihan jaringan di Aceh–Sumatra terus dikebut. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) berhasil memulihkan 79% layanannya, sementara PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) menambah genset untuk menjaga operasional BTS di tengah sulitnya akses dan gangguan pasokan listrik.

    Telkomsel dan XLSMART, bergerak cepat memastikan layanan komunikasi tetap bisa diakses masyarakat, terutama di area pengungsian dan lokasi tanggap darurat.

    Upaya pemulihan paling signifikan terlihat dari Telkomsel. Hingga 1 Desember 2025, operator tersebut mencatat 76,5% site seluler dan 79,7% jaringan IndiHome telah kembali beroperasi. Fokus pemulihan diarahkan ke wilayah yang terdampak paling parah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

  • Telkom Optimistis, Infranexia Bakal Jadi The Next Telkomsel

    Telkom Optimistis, Infranexia Bakal Jadi The Next Telkomsel

    Jakarta

    Telkom optimistis untuk melakukan spin off bisnis fiber connectivity menjadi entitas baru Infranexia. Unit baru ini digadang-gadang bakal sebesar Telkomsel.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra dan Direktur Strategic Business Development Portfolio Telkom, Seno Soemadji membeberkan perkembangan terbaru Infranexia dalam Executive Media Briefing Telkom di Gedung Telkom Landmark Tower, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (1/12/2025) malam.

    Seno mengatakan strategi Telkom sebagai holding sampai 2030 atau TLKM 30 adalah menjalankan 4 bisnis utama yaitu B2C lewat Telkomsel, B2B internasional lewat Telin dan kabel lautnya, B2B ICT Services yang lagi digodok untuk integrasi sistem, layanan IT dll. Satu lagi adalah B2B Infra yang mencakup Telkomsat (satelit), NeutraDC (hyperscale data center), Mitratel (tower), neuCentrIX (data center). Satu lagi yang terbaru adalah Infranexia.

    “Yang berikutnya sedang kita lakukan adalah infraco, kita akan spin off fiber asset kita ke dalam 1 perusahaan yang namanya Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF). Kita menyebutnya sebagai brandnya adalah Infranexia,” kata Seno.

    Dalam kesempatan yang sama, Angelo menjelaskan untuk Infranexia sudah selesai valuasi final dan corporate approval. Di tanggal 12 Desember 2025 ini akan ada RUPSLB dan Infranexia akan resmi spin off.

    “Tanggal 12 ini kita punya RUPSLB itu sebenarnya terkait dengan cut off ini. Dengan cut off ini kita Desember adalah fase 1, dan Insya Allah fase 2 kita targetkan di semester 1 tahun depan selesai,” kata Seno.

    Prosesnya sekarang adalah transfer aset yang tersisa ke Infranexia. Hal ini termasuk lisensi seperti sistem kabel laut yang proses transisi lisensinya makan waktu.

    “Kita ingin membesarkan Infranexia ini dan kita mengantisipasi Infranexia ini akan menjadi the next Telkomsel,” kata Seno.

    Arthur Angelo dalam kesempatan yang sama mengatakan nilai dari aset yang ditransfer ke Infranexia mencapai Rp 130 triliun saat pembelian. Dengan depresiasi, write-off dll menjadi sekitar Rp 90 triliun. Pendapatannya 88% dari perusahaan di dalam Telkom Group.

    “12% dari luar, dari ISP-ISP lain di Indonesia, ada dari operator local juga. Secara besaran kurang lebih Rp 2,7 triliun dari segi pendapatan,” kata Angelo yang akrab dipanggil Lolo.

    (fay/fyk)

  • Sinyal Darurat Dikebut, Satria & Starlink Dikerahkan Pulihkan Internet Sumatera

    Sinyal Darurat Dikebut, Satria & Starlink Dikerahkan Pulihkan Internet Sumatera

    Medan

    Guna mempercepat pemulihan akses telekomunikasi yang terdampak banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatera, pemerintah bersama operator menambah layanan berbasis satelit untuk memastikan konektivitas di lokasi bencana tetap tersedia.

    Direktur Utama Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar, memaparkan bahwa pihaknya telah menambah titik akses internet di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) menjadi 14 lokasi dari sebelumnya 10 titik.

    “Hari ini kita sudah menyediakan sampai 14 lokasi. Memang ada lokasi yang belum bisa kita tempuh karena ada jalan yang putus. Alhamdulillah, kita dibantu oleh Basarnas, TNI, dan BNPB bisa memobilisasi ke lokasi-lokasi tersebut yang sangat membantu kami penyediaan backup akses internet,” ujar Fadhilah di Balai Monitoring Komdigi Medan, Senin (1/12/2025).

    Layanan internet berbasis satelit Starlink milik SpaceX juga turut membantu penyediaan konektivitas kepada pemerintah dengan memberikan 32 unit perangkat, termasuk dukungan genset untuk menghidupkan perangkat tersebut di lapangan.

    “Dan sekarang sudah mulai on air di beberapa tempat, termasuk misalnya di Tapanuli Tengah, antara lain di SMA dan juga posko-posko BNPB,” ucapnya.

    Ia menambahkan, kebutuhan titik baru masih terus berkembang. “Selain itu, kami harapkan apabila nanti di lokasi-lokasi penambahan baru karena per hari ini usulan dari BNPB, Pemda, maupun Kemendagri itu 139 lokasi. Nanti setelah ini kita koordinasi kembali untuk penyediaan backup berupa WiFi di lokasi-lokasi tersebut,” tutur perempuan yang disapa Indah ini.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan bahwa pengerahan akses internet satelit menjadi langkah kolaboratif untuk menjaga akses telekomunikasi di tengah belum pulihnya infrastruktur darat.

    “Memang saat ini kita sangat mengandalkan Satria dan Starlink ya untuk memenuhi kebutuhan emergensi dalam masa kritis ini, artinya di mana dalam persiapan untuk recovery keseluruhannya,” pungkas Wayan.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    (afr/afr)

  • Telkomsel dan Komdigi Kebut Pemulihan Jaringan di Aceh hingga Sumatera

    Telkomsel dan Komdigi Kebut Pemulihan Jaringan di Aceh hingga Sumatera

    Bisnis.com, Jakarta — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

    Setelah bencana hidrometeorologi melanda wilayah tersebut, Telkomsel menurunkan perangkat pembangkin sinyal telekomunikasi tambahan untuk menjaga jaringan tetap aman dan terkedali. 

    Telkomsel mengerahkan tim siaga 24 jam, mengoperasikan genset cadangan dan mobil base transceiver station (BTS) hingga melakukan pengalihan backbone. 

    Telkomsel juga bekerja sama dengan PLN untuk penyediaan daya tambahan, hingga menambah kapasitas jaringan sesuai kebutuhan di lapangan. Seluruh proses dilakukan dengan prinsip cepat, terukur, dan tetap aman.

    Direktur Utama Telkomsel, Nugroho, menyampaikan komitmen perusahaan untuk memastikan layanan komunikasi tetap tersedia bagi masyarakat terdampak. 

    “Fokus kami adalah mempercepat pemulihan jaringan, menyediakan akses komunikasi yang andal, dan menyalurkan bantuan bersama pemerintah,” ujarnya dikutip dari Instagram Telkomsel, Selasa (2/12/2025).

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengapresiasi kerja cepat semua pihak yang membantu menjaga layanan komunikasi saat kondisi darurat. 

    Dia menekankan bahwa kerja sama ini penting agar warga terdampak tetap bisa berkomunikasi dan mendapatkan informasi. 

    Pemerintah juga berkomitmen mempercepat pemulihan jaringan dan menyalurkan bantuan sosial dengan lancar.

    Sekedar informasi, sebagai bagian dari upaya percepatan pemulihan konektivitas, Komdigi juga mengaktifkan layanan internet berbasis satelit SATRIA-1 di 10 titik terdampak banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

    Perangkat satelit telah dikirim oleh tim BAKTI Komdigi bersama BNPB, SAR, dan TNI, dan ditargetkan segera beroperasi.

    Meutya menegaskan bahwa akses internet darurat merupakan kebutuhan mendesak agar warga tetap terhubung setelah jaringan utama terganggu.

    SATRIA-1 sendiri dirancang untuk menjangkau wilayah 3T dan area sulit akses, termasuk saat terjadi bencana besar.

    Sebelumnya, Komdigi melaporkan hingga Sabtu (29/11/2025) pukul 00.00 WIB, sebanyak 707 menara telah kembali beroperasi normal dari sebelumnya 2.463 menara yang mengalami gangguan pada Jumat (28/11/2025).

    Dengan pulihnya ratusan menara tersebut, warga di sejumlah kecamatan mulai kembali dapat berkomunikasi dengan keluarga. Dari total BTS yang sudah berfungsi normal, 564 berada di Provinsi Aceh, 112 di Sumatra Utara, dan 31 di Sumatra Barat.

    Diketahui terdapat 2.463 menara yang mengalami gangguan akibat banjir. Saat ini, 1.756 menara masih dalam proses perbaikan.

    Menara yang masih terdampak tersebar di Aceh sebanyak 975 dari 3.414 menara, Sumatra Utara sebanyak 707 dari 9.612 menara, dan Sumatra Barat sebanyak 74 dari 3.739 menara.

    Komdigi menyampaikan bahwa koordinasi intensif dengan operator seluler terus berlangsung untuk mempercepat pemulihan layanan, terutama di titik-titik yang terdampak banjir dan longsor.

    Selain BTS, pemerintah juga memperbaiki jaringan tulang punggung (backbone). Di Sumatra Utara, jalur Rantau–Padang Sidempuan serta Sibolga–Barus–Manduamas telah kembali tersambung setelah sebelumnya terputus akibat longsor. 

    Sementara itu, di Aceh, jalur backbone Banda Aceh–Bireun dan Samalanga juga telah berhasil dipulihkan. (Nur Amalina)

  • Menkomdigi Targetkan Sinyal Internet di Aceh, Sumut & Sumbar Pulih 4 Hari

    Menkomdigi Targetkan Sinyal Internet di Aceh, Sumut & Sumbar Pulih 4 Hari

    Medan

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menargetkan pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) dalam empat hari. Ketiga provinsi tersebut mengalami gangguan sinyal internet akibat banjir dan tanah longsor.

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah melakukan koordinasi terbaru dengan penyelenggara telekomunikasi, yakni Telkom, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XLSmart. Pada kesempatan yang sama hadir pula perwakilan Starlink.

    “Kalau Sumut dan Sumbar pemulihannya sudah mencapai di atas 95% untuk seluruh operator. Untuk Sumut pemulihan mencapai 90% untuk seluruh operator. Kita masih punya PR untuk Aceh yang saat ini down-nya masih di angkat 60%,” ujar Meutya dalam konferensi pers penanganan akses telekomunikasi di Balai Monitoring Medan, Senin (1/12/2025).

    Aceh diketahui yang paling terdampak dalam bencana kali ini, di mana jumlah base transceiver station (BTS) yang mati lebih besar dari yang terjadi di Sumut dan Sumbar. Persoalan ketersediaan listrik, bahan bakar, hingga akses ke lokasi membuat proses pemulihan terkendala.

    Usai melakukan koordinasi dengan operator seluler dan menemukan kesepakatan bahwa sinyal internet akan kembali hidup diakses oleh masyarakat sekitar dalam empat hari.

    “Fokus dari teman-teman operator itu untuk melakukan percepatan di Aceh dengan catatan jika listrik sudah tersedia, karena teman-teman dan kami juga berkoordinasi dengan PLN. PLN mengatakan kalau dalam 4 hari begitu dulu ya, itu mudah-mudahan sudah bisa menyalakan listriknya. Maka dengan demikian kita cukup optimis bahwa di tanggal 5 itu untuk Aceh dengan catatan jika listrik maka ini bisa up 75%,” tutur Meutya.

    Lebih lanjut Menkomdigi mengatakan pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh saat ini mencapai 40%. Dengan target penanganan dalam empat hari, diharapkan mencapai 75%, yaitu tanggal 5 Desember.

    “Kemudian kami juga dalam empat hari itu tentu melakukan percepatan yang di luar perdekatan koneksi dari BTS, yaitu dari satelit. Dari Bakti Komdigisudah menurunkan saat ini 10 titik masih akan bertambah lagi 5. Tidak tertutup kemungkinan kita akan tambah terus jika diperlukan,” ungkap Menkomdigi.

    “Dan kemudian dari starlink tadi kita sudah membantu lebih dari 100 titik tetap 149 ya yang disebarkan di tiga wilayah provinsi. Kita dapat bekerjasama keras untuk penentuan titik dengan pemerintah,” pungkasnya.

    (agt/afr)

  • Telkomsel Pulihkan hingga 79,7% Layanan di Sumatera-Aceh

    Telkomsel Pulihkan hingga 79,7% Layanan di Sumatera-Aceh

    Jakarta

    Telkomsel memastikan percepatan pemulihan jaringan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga saat ini, 76,5% layanan seluler Telkomsel telah kembali normal (5.851 dari total 7.640 site).

    Selain itu, 79,7% layanan IndiHome Telkomsel juga telah normal kembali (422.551 dari total 530.502 line). Pemulihan ini tak lepas dari berbagai upaya untuk menjaga konektivitas masyarakat di titik pengungsian dan area tanggap darurat, termasuk dengan menghadirkan Paket Siaga Peduli Sumatera.

    “Telkomsel menyampaikan empati dan keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Sumatera. Kami berkomitmen untuk hadir di setiap situasi, memastikan layanan komunikasi tetap tersedia, dan memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak. Bersama Kemkomdigi, pemerintah daerah, serta berbagai instansi, kami terus berupaya mempercepat pemulihan jaringan dan menyalurkan bantuan agar masyarakat dapat kembali bangkit,” ujar Direktur Utama Telkomsel, Nugroho dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).

    Adapun dalam proses pemulihan jaringan, Telkomsel menggunakan berbagai skema, antara lain mobilisasi 346 personel teknis, penempatan genset tambahan dan pengalihan rute backbone dan jalur transmisi. Kemudian, penggunaan perangkat alternatif dan penggelaran BTS mobile di lokasi prioritas

    Telkomsel juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), pemerintah daerah, aparat penanggulangan bencana, PLN, serta pemangku kepentingan setempat untuk memastikan layanan komunikasi tetap tersedia.

    Pemulihan jaringan Telkomsel pun difokuskan mulai dari area pengungsian, lokasi kritikal, dan terus diperluas. Hingga kini, tercatat sejumlah capaian pemulihan per provinsi:

    – Aceh: 36% site Telkomsel pulih (708 dari 1.964 site), 41,2% line IndiHome pulih (59.836 dari 145.384 line)

    – Sumatera Utara: 90% site pulih (4.136 dari 4.610 site), 93,3% line IndiHome pulih (293.911 dari 314.957 line)

    – Sumatera Barat: 94% site pulih (1.007 dari 1.066 site), 93,3% line IndiHome pulih (68.804 dari 70.161 line)

    Sebagai bentuk kepedulian sekaligus kompensasi bagi kepada pelanggan terdampak, Telkomsel menghadirkan juga Paket Siaga Peduli Sumatera. Paket ini dapat diakses melalui UMB *888*20#, berisi 3 GB paket data untuk 7 hari, atau 300 menit telepon + 3.000 SMS ke semua operator untuk 7 hari. Paket ini dapat diaktifkan 1 (satu) kali dan berlaku di wilayah terdampak.

    Telkomsel juga membuka Posko Layanan Pelanggan Tanggap Bencana, termasuk di sekitar 100 titik di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Posko ini menyediakan sejumlah dukungan bagi pelanggan terdampak antara lain:

    – Telepon dan SMS gratis di daerah bencana sampai proses recovery selesai

    – Penggantian kartu gratis dan perpanjangan masa aktif untuk pelanggan terdampak

    – Penyesuaian paket data prabayar dan tagihan pascabayar/IndiHome

    – Penggantian modem ONT dan STB pelanggan Indihome terdampak

    – Penyediaan layanan Indihome 3P dan Telkomsel Orbit di kantor Basarnas

    Hingga saat ini, Telkomsel bersama Telkom Group terus memantau dan memastikan layanan komunikasi tetap tersedia, serta mengajak pelanggan di wilayah terdampak untuk memanfaatkan Paket Siaga Peduli Sumatera. Hotline Pusat Layanan Tanggap Bencana Sumatera juga dapat diakses melalui Call Center 24/7 Bebas Pulsa di 0800-111-9000.

    Telkomsel juga berkoordinasi dengan Telkom Group dalam pemulihan layanan telekomunikasi, dukungan tanggap darurat, konektivitas, hingga bantuan kemanusiaan. Bantuan yang diberikan, di antaranya pendirian sejumlah Posko Tanggap Darurat (Medan, Binjai, Padang Sidempuan, Aceh, Bukittinggi, Padang), penyediaan 8 titik WiFi gratis dan bantuan dapur umum.

    Kemudian, mobilisasi logistik sembako dan material perbaikan via kapal (Idi & Langsa) dan pesawat (Sibolga & Takengon), penambahan kapasitas jaringan, serta instalasi 120 unit satelit segmen komersial dan CSR dari Telkomsat (Starlink Business, VSAT Star, MangoStar, Internet Merah Putih).

    Aksi cepat tanggap ini pun mendapat apresiasi dari Kemkomdigi. Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menyampaikan saat ini pemerintah juga terus berupaya memulihkan jaringan kepada masyarakat terdampak bencana.

    “Kemkomdigi mengapresiasi langkah cepat Telkomsel dan seluruh pihak dalam memastikan layanan komunikasi tetap tersedia di tengah kondisi darurat. Kolaborasi ini penting agar masyarakat terdampak tetap terhubung dan mendapatkan akses informasi yang dibutuhkan. Pemerintah juga terus berkomitmen mendukung percepatan pemulihan jaringan dan distribusi bantuan sosial,” pungkas Meutya.

    (ega/ega)

  • Update Pemulihan Jaringan Telco Pasca Banjir Bandang Sumatera

    Update Pemulihan Jaringan Telco Pasca Banjir Bandang Sumatera

    Medan

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaporkan perkembangan terbaru upaya pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pasca banjir bandang dan tanah longsor yang menyebabkan hilangnya sinyal internet di berbagai wilayah.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan bahwa jumlah base transceiver station (BTS) terdampak terus bergerak dinamis sejak kejadian bencana. Ia memaparkan perkembangan harian berdasarkan laporan langsung dari operator seluler.

    Menurut Wayan, pada 29 November 2025, terdapat 1.756 BTS yang terdampak. Jumlah itu melonjak pada 30 November 2025 menjadi 2.349 BTS, atau naik 593 titik.

    “Dan kemudian hari ini meningkat lagi 455, menjadi 2.804,” ujar Wayan di Balai Monitoring (Balmon) Komdigi Medan, Senin (1/12/2025).

    Update jaringan telekomunikasi di tiga provinsi sebagai berikut:

    Aceh

    • Semula: 1.608 BTS down
    • Per 1 Desember 2025: naik 361 BTS, menjadi 1.969 BTS
    Aceh menjadi wilayah dengan kenaikan tertinggi. Penyebab utamanya adalah ketidaktersediaan pasokan listrik dan terbatasnya bahan bakar untuk genset.

    Sumatera Utara

    • Semula: 667 BTS down
    • Naik 14 BTS, menjadi 681 BTS
    Gangguan mayoritas disebabkan masalah power, meski beberapa titik transmisi telah membaik.

    Sumatera Barat

    • Semula: 74 BTS down
    • Naik 80 BTS, menjadi 154 BTS
    Wilayah ini sebelumnya relatif stabil, namun kembali mengalami lonjakan gangguan.

    Komdigi memastikan monitoring dilakukan sejak 26 November hingga cut-off pukul 24.00 malam ini, sembari terus berkoordinasi dengan operator seluler untuk mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak.

    Pada kesempatan ini, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    (agt/fyk)

  • Respons Telkomsel soal Rencana Komdigi Buka Lelang Frekuensi 2,6 GHz Tahun Ini

    Respons Telkomsel soal Rencana Komdigi Buka Lelang Frekuensi 2,6 GHz Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mendukung langkah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam menggelar lelang frekuensi 2,6 GHz pada tahun ini. Pita frekuensi rendah tersebut memiliki lebar bandwidh yang besar hingga 190 MHz.

    VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel Nizar Fuadi mengatakan perusahaan mendukung rencana pemerintah yang ingin membuka lelang frekuensi di pita 2,6 GHz. Menurut Nizar, hadirnya spektrum baru menjadi peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan layanan yang lebih optimal melalui pita menengah (mid band).

    “Kami operator dengan pelanggan telekomunikasi terbesar pasti terbuka untuk mengembangkan jaringan di dengan spektrum tersebut [2,6 GHz]” kata Nizar kepada Bisnis, dikutip Senin (1/12/2025).

    Nizar mengatakan layanan yang dihadirkan di pita 2,6 GHz, dapat memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan. Adapun jika dibandingkan dengan layanan di pita 700 MHz, akan banyak tergantung dari perangkat dan ekosistem.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan lelang pita frekuensi 2,6 GHz kemungkinan akan dibuka pada tahun ini.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto dalam peresmian Kampung Internet di Desa Sribit, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

    “Kemungkinan tahun ini paling hanya membuka aja,” kata Wayan. 

    Namun, Wayan belum dapat memberikan rincian mengenai waktu pasti pelaksanaan lelang pita frekuensi 2,6 GHz tersebut. Dia menjelaskan, pemerintah masih menyiapkan perangkat regulasi sebagai dasar hukum pelaksanaan lelang tersebut.

    “Kan harus ada permen [peraturan menteri], ada KM [keputusan menteri], ada KM itu pun KM tentang pengadaan, dan KM sertifikasi perangkatnya gitu ya,” katanya. 

    Sekadar informasi, pita frekuensi 2,6 GHz adalah spektrum radio mid-band (sekitar 2.600 MHz) yang digunakan untuk komunikasi nirkabel seperti jaringan 4G dan 5G, menawarkan keseimbangan antara cakupan luas dan kapasitas data tinggi dengan bandwidth hingga 190 MHz menggunakan moda Time Division Duplex (TDD).

    Di Indonesia, pita ini menjadi fokus Komdigi untuk mempercepat penggelaran 5G dan meningkatkan kecepatan internet nasional hingga 100 Mbps pada 2029 .

    Kelebihan frekuensi ini menjangkau area lebih luas dibanding pita tinggi seperti 5 GHz atau mmWave, sambil mendukung kecepatan hingga gigabit per detik untuk streaming video 4K/8K, gaming, dan aplikasi berat tanpa lag.

    Kekurangannya, rentang sinyal lebih pendek dibanding pita rendah seperti 700 MHz atau 1,4 GHz, sehingga memerlukan lebih banyak menara base station untuk cakupan optimal.

    Sebelumnya, Komdigi telah melaksanakan lelang pita frekuensi 1,4 GHz, yang bertujuan menentukan pengguna pita frekuensi radio di seluruh regional, sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada pita 1,4 GHz.

    Seleksi tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan spektrum bagi layanan akses nirkabel pita lebar (wireless broadband). 

  • Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar

    Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar

    Medan

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memimpin langsung rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi dampak banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Rapat tersebut berlangsung di Balai Monitoring (Balmon) Medan, Senin (1/12/2025). Menkomdigi didampingi Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto dan Direktur Utama Bakti Komdigi Fadhilah Mathar.

    Berdasarkan pantau detikINET yang berada di lokasi, ada pimpinan penyelenggara telekomunikasi, yakni Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison Desmond Cheung, Director & Chief Regulatory Officer XLSmart Merza Fachys, dan Market Access Manager Starlink Indonesia Tommy Des Mulianta.

    “Kami ingin sampaikan bahwa sejak dari awal, fokus dari Kementerian Komdigi bersama-sama dengan para operator adalah satu, yaitu mempercepat pemulihan akses telekomunikasi di seluruh wilayah terdampak, agar masyarakat dapat menghubungi keluarganya, menerima informasi resmi, dan juga mengakses layanan-layanan darurat,” ujar Meutya saat membuka rapat koordinasi.

    Menkomdigi Pimpin Rapat, Percepat Hidupkan Sinyal di Aceh, Sumut, Sumbar. Foto: Agus Tri Haryanto

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memantau bahwa akibat banjir dan tanah longsor di tiga provinsi Sumatera ini, telah memutuskan akses telekomunikasi, termasuk sinyal internet.

    Berdasarkan data per tanggal 25 November, kerusakan jumlah base transceiver station (BTS) di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat secara total mencapai 1.310 BTS.

    “Lalu, di tanggal 28 November naik ke 2.400-an. Lalu tim pemerintah maupun juga operator seluler berhasil menghidupkan kembali sampai 707 titik BTS, namun demikian karena ada gangguan listrik di hari berikutnya ini juga ada tambahan BTS yang terdampak,” tutur Meutya.

    Situasi tersebut yang kini sedang diatasi Komdigi bersama operator seluler agar dapat menghidupkan kembali akses telekomunikasi di wilayah yang terdampak bencana.

    “Pada prinsipnya, per hari ini kita masih memiliki tantangan-tantangan yang insya Allah dengan kerja bersama, maka dari itu kita perlu melakukan rakor, ini bisa kita lakukan percepatan-percepatan,” ucapnya menambahkan.

    (agt/fyk)

  • Telkomsel Ungkap Tantangan Berat Pulihkan Jaringan di Wilayah Bencana

    Telkomsel Ungkap Tantangan Berat Pulihkan Jaringan di Wilayah Bencana

    Jakarta

    Pemulihan layanan jaringan telekomunikasi terus diupayakan Telkomsel yang terdampak akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Telkomsel ungkap tantangan agar sinyal internet dapat digunakan kembali di wilayah bencana.

    “Di tengah tantangan akses dan infrastruktur yang masih sulit, kami berkomitmen untuk terus hadir dan memaksimalkan seluruh upaya untuk mempercepat pemulihan jaringan, sekaligus memperluas bantuan kemanusiaan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, untuk dapat meringankan beban mereka yang terdampak,” ujar Vice President Consumer Business Area Sumatera Telkomsel, Saki Hamsat Bramono dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Minggu (29/11/2025).

    Telkomsel mengungkapkan data terkini infrastruktur miliknya yang terdampak. Di Aceh, gangguan signifikan masih terjadi pada lebih dari 1.430 site, 2.400 BTS, dan 15 STO, disebabkan oleh pemadaman listrik, robohnya tower SUTET, serta akses jalan yang terputus sehingga proses pemulihan membutuhkan dukungan khusus, termasuk di antaranya perahu karet dan perangkat satelit.

    Di Sumatera Utara, sekitar 1.100 site, 1.900 BTS, dan 10 STO juga masih terdampak, terutama di wilayah Gunung Sitoli, Teluk Dalam, dan Sibolga, yang diakibatkan FO cut ruas jalur Sibolga-Barus.

    Sementara di Sumatera Barat, gangguan terjadi pada lebih dari 190 site, 360 BTS, serta 1 STO, dengan kerusakan infrastruktur dan jalur backbone di beberapa titik.

    Pada kesempatan terpisah, VP Network Strategic Collaboration and Settlement Telkomsel, Nizar Fuadi mengatakan, BTS yang lumpuh tersebut dibutuhkan pasokan listrik agar dapat beroperasi lagi. Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan PLN. Jalur menuju lokasi BTS yang sulit diakses juga menjadi persoalan berikutnya.

    “Terutama aksesibilitas, jika banjir memang ada gangguan ke akses menuju site. Kemudian ketersediaan solar. Kita sekarang untuk yang kondisi bencana sudah disiapkan sejumlah kilo liter solar. Jadi, ketika akses itu sudah bisa dilalui langsung akan di-backup dengan genset. Itu kendala terbesar (pemulihan jaringan) untuk kondisi bencana,” tutur Nizar.

    Selain memaksimalkan upaya pemulihan jaringan, Telkomsel juga menyalurkan bantuan sosial berupa sembako dan air bersih bagi lebih dari 400 KK pengungsi di Aceh Singkil dan+1200 KK di posko tanggap bencana wilayah Pidie Jaya.

    Telkomsel juga menghadirkan bantuan dapur umum untuk masyarakat terdampak di Sibolga, serta bantuan sembako dan air bersih untuk masyarakat terdampak bencana di Sipirok, Tapanuli Selatan, Agam, Tanah Datar, Pasaman Barat dan beberapa titik lainnya di wilayah Provinsi Sumut, Aceh serta Sumbar melalui posko kemanusiaan setempat.

    Telkomsel terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mendukung percepatan pemulihan serta memastikan bantuan kemanusiaan menjangkau masyarakat terdampak serta mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengutamakan keselamatan selama masa darurat.

    (agt/fay)