BUMN: PT Telekomunikasi Selular

  • Babak Baru Internet RI Capai 100 Mbps Pakai Frekuensi 1,4 GHz

    Babak Baru Internet RI Capai 100 Mbps Pakai Frekuensi 1,4 GHz

    Jakarta

    Koneksi internet Indonesia akan memasuki babak baru setelah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka lelang frekuensi 1,4 GHz. Spektrum tersebut digadang-gadang akan bikin internet ngebut sampai 100 Mbps dan harganya terjangkau.

    Komdigi akan meningkatkan jangkauan akses internet berbasis jaringan pita lebar tetap (fixed broadband) dan juga penggelaran serat optik secara nasional. Di saat bersamaan, frekuensi 1,4 GHz bisa membuat harga layanan internet tetap lebih terjangkau dari sebelumnya.

    Pita frekuensi yang menjadi objek seleksi meliputi rentang1432 MHz hingga 1512 MHz, dengan total lebar pita80 MHz. Frekuensi ini direncanakan akan digunakan untuk penyelenggaraan layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access/BWA) yang sebelumnya sempat eksis namun mati di tengah perjalanan seiring berkembangnya layanan 4G saat itu.

    Komdigi menyebutkan frekuensi 1,4 GHz diharapkan dapat menyediakan layanan internet cepat dengan kecepatan sampai dengan 100 Mbpsdengan harga terjangkau bagi masyarakat luas.

    “Makanya sering disebut voorijder kan. Program ini voorijder bagaimana menarik FO (fiber optik) ini sampai ke titik akhir BTS (base transceiver station) baru ke rumah-rumah untuk menggunakan frekuensi 1,4 GHz. Ini untuk fixed broadband, bukan seluler,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto (4/8/2025).

    Komdigi mengatakan bahwa penggunaannya nanti diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan berdasarkan regional. Lelang frekuensi 1,4 GHz ini akan terbagi ke dalam 15 zona di tiga regional.

    Disorot Pakar Telekomunikasi

    Pengamat telekomunikasi dari ITB Agung Harsoyo sempat memberikan catatan penting kepada Komdigi yang waktu itu sedang uji publik terkait lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Agar objektif pemerintah dapat tercapai, mantan komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia periode 2018 – 2022 ini memberikan beberapa catatan penting kepada Komdigi. Dalam lelang itu, Agung mengingatkan tentang konsolidasi industri telekomunikasi di Indonesia, di mana Komdigi telah mendorong terjadinya konsolidasi operator selular.

    Sebab frekuensi 1,4 GHz akan dipergunakan untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband, sehingga Agung mengharapkan Komdigi dapat menentukan harga izin pita frekuensi radio (IPFR) yang affordable bagi industri.

    Disampaikan Dosen Sekolah Teknik dan Informatika (STEI) ITB ini, kalau harga IPFR terlalu tinggi seperti selular, maka objektif pemerintah untuk menyediakan internet murah fixed broadband tak akan tercapai.

    “Dari draft RPM ini Komdigi akan menggunakan frekuensi 1,4 GHz untuk penetrasi fixed broadband dan akan membagi wilayah layanan berdasarkan regional. Karena karakteristiknya beda dengan selular, maka harga IPFR harus terjangkau, sehingga BHP frekuensinya tidak bisa disamakan dengan selular,”papar Agung.

    Prinsip dasar frekuensi adalah sumberdaya terbatas yang dimiliki negara. Sumberdaya tersebut harus optimal dipergunakan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan negara. Karena pengalaman tersebut Agung berharap Komdigi dapat melakukan lelang frekuensi secara nasional untuk frekuensi 1,4 GHz.

    “Agar terjadi persaingan usaha yang sehat, Komdigi dapat menetapkan 2 pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz secara nasional. Dengan lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz memang tidak optimal untuk satu operator menyelenggarakan 5G,” kata Agung.

    7 Perusahaan Berebut

    Seiring telah dilakukannya pengambilan akun e-auction pekan lalu, kini telah diketahui ada tujuh perusahaan telekomunikasi yang akan berebut blok kosong di lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Tiga operator seluler, yakni Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XLSmart turut meramaikan memperebutkan frekuensi 1,4 GHz. Begitu pula nama Telkom yang notabene induk perusahaan Telkomsel, ikut serta.

    Lalu, ada Telemedia Komunikasi Pratama merupakan anak usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI). PT Netciti Persada yang menyediakan jaringan fiber to the home (FTTH) juga menyatakan minat terhadap ekosistem anyar ini.

    Sedangkan, PT Eka Mas Republik adalah perusahaan yang dikenal dengan merek MyRepublic, penyedia layanan internet fiber dan TV berlangganan yang bagian dari Sinar Mas Group.

    (agt/fyk)

  • Pakai Anak Usaha untuk Ikut Lelang 1,4 GHz, Bos Yune: Ini Strategi WIFI

    Pakai Anak Usaha untuk Ikut Lelang 1,4 GHz, Bos Yune: Ini Strategi WIFI

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge mengungkapkan alasan menggunakan anak usahanya untuk mengikuti lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bagi layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access/BWA). Adapun anak usaha yang digunakan dalam lelang tersebut adalah PT Telemedia Komunikasi Pratama.

    Presiden Direktur Surge Yune Marketatmo menjelaskan keputusan tersebut merupakan bagian dari strategi yang telah dipersiapkan perusahaan sejak lama.

    “Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan yang telah dikaji sebelumnya,” kata Yune kepada Bisnis pada Selasa (19/8/2025).

    Adapun mengenai kabar nilai dasar lelang frekuensi 1,4 GHz senilai Rp230 miliar untuk regional I, Yune enggan menjawab. 

    Dia mengatakan nilai dasar lelang menjadi ranah dan kewenangan Komdigi untuk mengumumkannya.

    Diketahui, PT Telemedia Komunikasi Pratama memang tidak merinci laporan keuangannya, namun mengklaim telah menjangkau lebih dari 150 juta populasi di Pulau Jawa, 18.000 desa, 592 kota, serta menggelar lebih dari 2.800 kilometer jaringan fiber optik.

    Sementara Surge mencatat pendapatan Rp513,4 miliar, tumbuh 66,17% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp309 miliar pada semester I/2025, 

    Pendapatan itu terdiri atas iklan Rp232,8 miliar, bandwidth Rp241,2 miliar, sewa core Rp31,4 miliar, colocation Rp1,15 miliar, serta managed telco service Rp7,5 miliar.

    PT Telemedia Komunikasi Pratama sebelumnya mayoritas dimiliki PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (YELO). Namun pada Juni 2025, YELO melepas kepemilikannya kepada PT Dharma Sinar Semesta, anak usaha Surge, dengan nilai transaksi Rp20,6 miliar.

    Melansir laporan keuangan Surge dan entitas anak per 31 Desember 2024, PT Telemedia Komunikasi Pratama masuk dalam lima besar anak usaha dengan saldo piutang usaha terbanyak yakni Rp24,19 miliar.

    Disusul PT Berkat Anugerah Investindo Rp16,3 miliar, PT Mitra Pulau Media Rp14,65 miliar, PT Ads Platform Indonesia Rp13,83 miliar, dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk Rp12,06 miliar. 

    Sebelumnya, Komdigi melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz telah mengumumkan tujuh perusahaan yang mengambil akun sistem lelang elektronik (e-auction) untuk seleksi pengguna pita frekuensi tersebut pada 2025.

    Ketujuh perusahaan tersebut adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk., PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular, dan PT Eka Mas Republik.

    Tim Seleksi menyampaikan penyelenggara telekomunikasi yang telah memperoleh akun e-auction dapat mengunduh dokumen seleksi hingga 20 Agustus 2025. Selanjutnya, peserta dapat mengajukan pertanyaan tertulis mengenai isi dokumen hingga 21 Agustus 2025.

  • Netflix Ditinggal, Aplikasi China Tak Terkenal Mendadak Ramai

    Netflix Ditinggal, Aplikasi China Tak Terkenal Mendadak Ramai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Popularitas Netflix makin tergeser di Asia Tenggara. Raksasa streaming asal China seperti iQiyi dan Tencent disebut kian agresif merebut pasar dari pemain asal Amerika Serikat (AS).

    Menurut laporan Nikkei Asia, perusahaan seperti iQiyi dan Tencent kini melakukan langkah besar dengan berfokus pada produksi konten orisinal yang disesuaikan untuk audiens lokal.

    iQiyi, yang kerap dijuluki “Netflix-nya China, tengah memperluas bisnisnya di kawasan sejak 2019. Anak usaha Baidu ini sudah memiliki 36 juta pelanggan bulanan di Thailand, Indonesia, dan Malaysia dengan strategi kombinasi layanan gratis berbasis iklan serta biaya berlangganan murah.

    Di Thailand, iQiyi menawarkan lebih dari 9.000 judul konten, dengan lebih dari 60% berupa produksi asal China. Ke depan, perusahaan berencana menginvestasikan hingga US$1,54 juta per produksi untuk konten lokal dan merilis 4-6 judul Thailand setiap tahun. Fokus utama adalah drama populer seperti genre “boys’ love” dan “girls’ love.”

    Di Indonesia dan Malaysia, iQiyi menjalin kemitraan dengan studio lokal dan operator besar seperti Telkomsel untuk memproduksi konten orisinal. Strategi ini sekaligus memperkuat posisi iQiyi yang saat ini bersaing dengan Tencent Holdings dan Alibaba Group di pasar domestik China yang memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif bulanan.

    Tencent juga tak mau kalah. Perusahaan meluncurkan WeTV di Asia Tenggara pada 2019 dan sejak tahun lalu mulai serius memproduksi program idola lokal. Salah satunya melahirkan boyband tujuh anggota bernama NexT1de.

    Menariknya, iQiyi juga berencana membuka taman hiburan bertajuk “iQiyi Land” di kota Yangzhou, Provinsi Jiangsu, tahun ini. Taman tersebut akan menampilkan karakter dari konten orisinal perusahaan.

    Layanan streaming asal AS seperti Netflix dan Amazon Prime Video mulai masuk ke Asia Tenggara sekitar 2016 dan masih mendominasi di beberapa negara, misalnya dengan pangsa pasar hampir 60% di Singapura.

    Namun, perusahaan asal China cepat menutup celah tersebut. Di Thailand, penyedia asal China menguasai sekitar 40% pasar, melampaui pangsa sekitar 30% yang dimiliki layanan asal AS.

    Ekspansi ini dipicu oleh ketatnya persaingan di pasar domestik China serta peluang pertumbuhan di Asia Tenggara yang memiliki populasi muda dan daya beli meningkat. Pasar streaming kawasan ini diperkirakan menembus US$6,8 miliar pada 2030, naik 49% dari 2024.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cara Lacak Lokasi Orang Cuma Pakai Nomor HP, Mudah dan Praktis

    Cara Lacak Lokasi Orang Cuma Pakai Nomor HP, Mudah dan Praktis

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Cara melacak lokasi orang lain bisa dilakukan dengan beberapa metode. Umumnya, hal yang perlu Anda siapkan adalah nomor HP orang yang hendak dilacak. 

    Beberapa cara ini akan membantu Anda untuk mencari HP yang hilang atau dicuri maling. Bisa juga untuk mendeteksi keberadaan pasangan dan kelauarga. .

    Beberapa platform menyediakan fitur untuk melakukan pelacakan lokasi perangkat secara real time. Anda bisa melakukan pelacakan mulai dari WhatsApp, Google Maps, hingga Geofind.

    Selengkapnya, berikut cara melacak lokasi orang lain yang dirangkum CNBC Indonesia melalui beberapa platform:

    Melalui WhatsApp

    1. Buka WhatsApp Web

    2. Masuk ke pesan orang yang ingin dilacak lokasinya. Bisa juga meminta orang tersebut mengirimkan pesan lagi, jika pesan terakhir sudah tidak ada. Ini berguna untuk mendapatkan alamat IP orang tersebut.

    3. Berikutnya tekan tombol Ctrl+Alt+Del secara bersamaan. Kombinasi tersebut akan membuat Anda masuk ke Task Manager.

    4. Tekan Windows+R bersamaan.

    5. Klik cmd dan ketuk tombol Enter

    6. Saat command prompt muncul, klik netstat dan tekan Enter

    7. Catat alamat IP yang muncul

    8. Berikutnya menuju ke https://www.ip-adress.com/ip_tracer/ dan lacak lokasi orang tersebut dengan memasukkan alamat IP yang didapatkan sebelumnya.

    Melalui Google Maps

    1. Buka aplikasi Google Maps

    2. Masuk ke menu Option dan menuju ke Friend List atau Daftar Teman.

    3. Berikutnya pilih Add Friend atau Tambah Teman

    4. Undang nomor HP orang yang ingin diketahui lokasinya

    5. Pastikan nomor HP tersebut sudah menerima undangan tersebut

    6. Klik kontak yang ingin dilacak. Berikutnya Google Maps akan mencarinya secara otomatis dan memberitahu lokasi orang tersebut.

    Melalui Satelit

    1. Buka aplikasi Google Maps di HP yang ditargetkan.

    2. Klik tombol menu

    3. Pilih menu lokasi, dan berikutnya masuk ke laman bagikan lokasi dan klik mulai

    4. Terdapat opsi waktu berbagi lokasi, dari “Selama 1 Jam” atau “Hingga dinonaktifkan”. Klik Lainnya

    5. Masukkan nomor atau email Anda yang ingin digunakan untuk melacak HP target. Klik kirim.

    Melalui Email

    1. Buka aplikasi gmail melalui PC atau laptop

    2. Login akun email HP yang ditargetkan

    3. Pilih ikon titik sembilan. Berikutnya klik menu akun 4. Google dan menuju Buka Aktivitas Saya

    4. Klik Kelola Aktivitas

    Melalui Geofind

    1. Masuk ke www.geofind-id.com

    2. Pilih negara dan masukkan nomor HP yang dilacak

    3. Masukkan email Anda dan beri persetujuan pada Syarat dan Ketentuan Umum

    4. Masukkan nomor kartu kredit dan lengkapi data yang dibutuhkan

    5. Akan ada masa trial dengan waktu tertentu pada penggunaan awal. Pelajari cara membatalkan langganan saat ingin berhenti langganan.

    Melalui Operator Seluler

    1. Telkomsel: Buka menu panggilan dan ketik *250#. Setelah itu akan muncul tampilan “Lihat/Edit daftar teman”, dan masukkan nomor HP yang ingin dicek lokasinya. Selain itu juga bisa mengirim SMS ke 5200 dengan format “Teman Nama Nomor”.

    2. Indosat: Ketik *777*6*6# dan pilih menu lokasi keluarga. Selain itu juga bisa SMS ke nomor 9111 dan kirim dengan format “CARI NoHP”.

    3. XL: Ketik kode dial up *123*573*1# dan pilih menu Lokasi Keluarga. Anda juga bisa mengirimkan SMS ke 9111 dengan format CARI NoHP.

    Nah, itu dia beberapa cara untuk melacak lokasi orang lain. Mayoritas memang memerlukan nomor HP. Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mastel Usul Insentif Investasi bagi Pemenang

    Mastel Usul Insentif Investasi bagi Pemenang

    Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengusulkan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk memberikan insentif bagi perusahaan pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz yang digelar pada tahun ini. 

    Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno menyampaikan pihaknya telah mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan regionalisasi perizinan frekuensi untuk penyelenggaraan jaringan fixed wireless access (FWA). 

    Skema tersebut diyakini akan membantu operator dalam mengelola potensi bisnis sekaligus memperluas jangkauan layanan.

    “Mastel telah mengusulkan regionalisasi perizinan frekuensi untuk penyelenggaraan jaringan FWA berbasis kombinasi peluang bisnis regional,” kata Sarwoto kepada Bisnis pada Senin (18/8/2025). 

    Sarwoto mengatakan kombinasi dari region Jawa dan luar Jawa akan mempermudah perhitungan kelayakan bisnis sekaligus menjamin pemerataan layanan. Sarwoto menambahkan, regulator juga diminta untuk menyiapkan skema insentif agar beban investasi operator menjadi lebih ringan, mengingat belum jelasnya pembagian skema bisnis antara penyelenggara infrastruktur jaringan dengan penyelenggara jasa maupun konten.

    “Di samping itu regulator kembali lagi dimintakan skema insentif agar beban investasi operator lebih ringan ditengah masih belum jelasnya skema bisnis penyelenggara Infrastruktur jaringan dengan penyelenggara jasa/konten nya,” katanya. 

    Sarwoto menyampaikan pemerintah bisa saja meminta adanya formula kapasitas jaringan tertentu untuk mendukung E-Gov agar tidak terlalu membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

    Menurutnya, tujuan utama penyelenggaraan FWA untuk memberikan layanan internet hingga kecepatan 100 Mbps masih relevan, terutama di tengah belum meratanya ketersediaan layanan 5G.

    “Industri menunggu sudah cukup lama untuk lelang frekuensi 1,4GHz dan lainnya. Khusus 1,4GHZ alokasi masih untuk FWA. FWA tetap memerlukan backhaul fiber optik kapasitas besar, dengan investasi besar,” katanya.

    Adapun Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz telah mengumumkan daftar penyelenggara telekomunikasi yang mengikuti proses pengambilan akun sistem lelang elektronik (e-auction).

    Tercatat tujuh perusahaan yang resmi mengikuti seleksi, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular, dan PT Eka Mas Republik.

    Berdasarkan pengumuman yang dirilis Komdigi pada Kamis (14/8/2025), ketujuh perusahaan tersebut telah mengambil akun e-auction pada periode 11–13 Agustus 2025. Selanjutnya, mereka berhak mengunduh dokumen seleksi dan akan berstatus sebagai calon peserta seleksi setelah melakukan pengunduhan dokumen.

    Komdigi menekankan seleksi ini bertujuan untuk menentukan pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz pada seluruh regional sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz, sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan spektrum frekuensi tersebut untuk layanan akses nirkabel pitalebar. 

    Upaya ini dilakukan dalam rangka meningkatkan jangkauan akses internet berbasis jaringan pitalebar tetap (fixed broadband), menyediakan layanan dengan harga terjangkau yang mengacu pada rata-rata konsumsi rumah tangga telekomunikasi di wilayah perdesaan, meningkatkan kecepatan unduh, serta memperluas penggelaran jaringan fiber optik.

  • Berebut Lelang Frekuensi 1,4 GHz Mulai Telkom, Sinar Mas, hingga Anak Usaha WIFI

    Berebut Lelang Frekuensi 1,4 GHz Mulai Telkom, Sinar Mas, hingga Anak Usaha WIFI

    Jakarta

    Seiring telah dilakukannya pengambilan akun e-auction pekan lalu, kini telah diketahui ada tujuh perusahaan telekomunikasi yang akan berebut blok kosong di lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan ketujuh perusahaan tersebut berdasarkan waktu pengambilan akun e-Auction pada 11-13 Agustus 2024, yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Seluler, dan PT Eka Mas Republik.

    Kesemuanya belum dinyatakan calon peserta seleksi, jika tidak mengikuti tahap selanjutnya dengan melakukan pengunduhan dokumen seleksi melalui sistem e-Auction. Proses tersebut diagendakan Senin 11 Agustus hingga Rabu 20 Agustus 2025.

    “Penyelenggara telekomunikasi yang telah mengunduh dokumen seleksi selanjutnya disebut calon peserta seleksi,” kata Komdigi.

    Calon peserta seleksi dapat dapat menyampaikan pertanyaan tertulis tentang isi Dokumen Seleksi melalui surat resmi yang ditandatangani oleh Direktur Utama atau Direktur yang diberikan kewenangan berdasarkan anggaran dasar perusahaan.

    Lelang frekuensi 1,4 GHz akan dialokasikan Komdigi untuk layanan akses nirkabel pita lebar atau broadband wireless access (BWA). Lebar pita 80 MHz di rentang pita 1423-1512 MHz di spektrum itu dibagi ke dalam tiga regional yang terdapat 15 zona.

    Komdigi mengatakan bahwa penggunaannya nanti diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan berdasarkan regional.

    Profil Singkat Perusahaan

    Tiga operator seluler, yakni Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XLSmart turut meramaikan memperebutkan frekuensi 1,4 GHz. Begitu pula nama Telkom yang notabene induk perusahaan Telkomsel, ikut serta.

    Lalu, ada Telemedia Komunikasi Pratama merupakan anak usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI). PT Netciti Persada yang menyediakan jaringan fiber to the home (FTTH) juga menyatakan minat terhadap ekosistem anyar ini.

    Sedangkan, PT Eka Mas Republik adalah perusahaan yang dikenal dengan merek MyRepublic, penyedia layanan internet fiber dan TV berlangganan yang bagian dari Sinar Mas Group.

    (agt/agt)

  • Jejak 7 Perusahaan Peserta e-Auction Lelang 1,4 GHz: Telkom hingga Telemedia

    Jejak 7 Perusahaan Peserta e-Auction Lelang 1,4 GHz: Telkom hingga Telemedia

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz mengumumkan tujuh perusahaan yang telah mengambil akun sistem lelang elektronik (e-auction) untuk seleksi pengguna pita frekuensi tersebut pada 2025.

    Ketujuh perusahaan itu adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama, PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular, dan PT Eka Mas Republik. 

    Untuk mengetahui lebih jauh kapasitas dan posisi finansial para peserta, berikut kinerja pendapatan terakhir masing-masing perusahaan berdasarkan laporan resmi yang telah dipublikasikan:

    1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)

    Telkom menjadi perusahaan dengan kinerja dan aset terbesar yang mengambil dokumen e-Auction. Telkom membukukan pendapatan Rp73 triliun pada semester I/2025,.

    Rinciannya, pendapatan telepon sebesar Rp3,07 triliun, interkoneksi Rp4,96 triliun, data-internet dan jasa teknologi Rp44,25 triliun, serta jaringan Rp1,84 triliun. Sementara itu, IndiHome menyumbang Rp13,25 triliun dan layanan lain Rp4,14 triliun.

    Telkom memiliki panjang serat optik 173.000-175.000 kilometer, yang tersebar di dalam dan luar negeri.

    2. PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) 

    PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang kini menjadi PT XLSMART Telecom Sejahtera, setelah bergabungnya PT Smartfren Telecom Tbk  mencatat pendapatan Rp8,6 triliun pada kuartal I/2025, naik 1,93% dibandingkan Rp8,43 triliun pada periode sama tahun lalu.

    Pendapatan tersebut ditopang jasa GSM mobile dan jaringan telekomunikasi senilai Rp8,47 triliun, serta managed service dan jasa teknologi informasi sebesar Rp125,8 miliar. Dari sisi aset, serat optik XLSMART mencapai 165.000 kilometer pada 2024. 

    3. PT Indosat Tbk (ISAT) / Indosat Ooredoo Hutchison (IOH)

    Indosat membukukan pendapatan Rp27,1 triliun pada semester I/2025, turun 3,1% YoY dari Rp27,9 triliun. Kontributor utama berasal dari seluler Rp22,7 triliun, MIDI Rp3,96 triliun, dan telekomunikasi tetap Rp398 miliar.

    Pendapatan seluler turun 3,6% YoY, terutama akibat penurunan pendapatan data, telepon, dan SMS, meski sedikit tertolong kenaikan jasa nilai tambah dan interkoneksi.

    4. PT Telemedia Komunikasi Pratama

    Perusahaan ini tidak merilis laporan keuangan rinci. Namun, mereka mengklaim telah menjangkau lebih dari 150 juta populasi di Pulau Jawa, 18.000 desa, 592 kota, dan membentangkan lebih dari 2.800 kilometer jaringan fiber optik.

    Telemedia merupakan anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI). Surge membeli Telemedia dari YELO sekitar Rp20 miliar. 

    Dalam laporan semester I/2025, Surge membukukan pendapatan Rp513,4 miliar, naik 66,17% YoY dari Rp309 miliar.

    Pendapatan itu berasal dari iklan Rp232,8 miliar, bandwidth Rp241,2 miliar, sewa core Rp31,4 miliar, colocation Rp1,15 miliar, serta managed telco service Rp7,5 miliar.

    5. PT Netciti Persada

    Netciti tidak mencantumkan laporan kinerja keuangan di laman resminya. Perusahaan ini fokus menyediakan jaringan Fiber to the Home (FTTH) dan broadband ultra-cepat, dengan jangkauan di wilayah utama Indonesia seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Medan, serta kawasan hunian seperti Alam Sutera dan Suvarna Sutera.

    6. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

    Telkomsel melaporkan pendapatan Rp113,3 triliun sepanjang 2024, tumbuh 10,7% YoY. Bisnis digital mendominasi dengan kontribusi Rp102,9 triliun, naik 13,5% YoY. Rinciannya, layanan data Rp86,8 triliun dan digital service Rp16,1 triliun.

    7. PT Eka Mas Republik

    Perusahaan ini tidak merinci laporan keuangan. Eka Mas Republik merupakan entitas anak tidak langsung PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui kepemilikan di PT DSSA Mas Sejahtera.

  • Komdigi Diminta Kawal Komitmen Pembangunan WIFI-Telkom Cs

    Komdigi Diminta Kawal Komitmen Pembangunan WIFI-Telkom Cs

    Bisnis.com, JAKARTA — Lelang pita frekuensi 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access/BWA) diminati oleh tujuh perusahaan telekomunikasi. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) diminta mengawasi komitmen para pemenang dalam mendorong pemerataan internet.

    Meski jumlah peserta tidak banyak, pengamat menilai hal ini sudah cukup positif mengingat kebutuhan investasi yang besar dalam pemanfaatan spektrum tersebut. 

    Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo mengatakan pemanfaatan pita frekuensi 1,4 GHz membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang tidak kecil. Selain itu, pada lelang kali ini ada persyaratan wajib menggunakan backhaul berupa serat optik (fiber optic).

    “Dari dua hal tersebut, menurut saya, kalau ada tujuh perusahaan yang berminat sudah bagus,” kata Agung kepada Bisnis pada Sabtu (16/8/2025). 

    Agung menilai, kombinasi antara BWA dengan frekuensi 1,4 GHz dan fiber optik bisa mempercepat penetrasi layanan internet broadband di Indonesia. Meski demikian, menurutnya keberhasilan pemanfaatan spektrum tersebut tetap ditentukan oleh harga lelang. 

    Jika harga frekuensi tidak terlalu mahal, maka tarif berlangganan internet yang dibayar pelanggan juga berpotensi lebih murah dibandingkan saat ini. 

    Dia menambahkan, dengan jumlah pelanggan FTTH (GPON) yang masih di bawah 20 juta, peluang untuk memperluas layanan internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau masih terbuka lebar.

    “Tantangannya, pemenang lelang mesti membangun jaringan untuk melayani daerah yang belum atau kurang terlayani, agar terjadi pemerataan. Tugas kita bersama untuk ikut mengawasi hal ini,” tambahnya. 

    Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menyampaikan keputusan untuk ikut lelang frekuensi sangat bergantung pada kebutuhan dan kesiapan finansial dari masing-masing operator.

    “Yang merasa butuh dan siap anggaran untuk membayar frekuensi yang dimenangkan itu yang akan ikut lelang. Kalau nggak butuh, nggak akan ikut lelang. Kalau nggak ada anggaran, ya juga tidak ikut. Bahkan kalau anggarannya tidak cukup ya nanti akan menawarkan nilai rendah dalam lelang,” kata Heru.

    Menurut Heru, frekuensi 1,4 GHz lebih tepat digunakan untuk layanan BWA dibandingkan seluler karena memiliki keterbatasan jangkauan. Dia menjelaskan, spektrum ini pada prinsipnya hanya dipakai untuk menghubungkan titik akhir serat optik ke rumah atau kantor, sehingga tidak perlu menarik serat optik langsung ke dalam rumah yang biayanya relatif mahal.

    “Targetnya kan bisa memberikan harga Rp100 ribu per bulan dengan kecepatan tinggi,” tuturnya.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Tim Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz mengumumkan tujuh perusahaan yang telah mengambil akun sistem lelang elektronik (e-auction) untuk seleksi pengguna pita frekuensi tersebut pada 2025.

    Ketujuh perusahaan tersebut adala PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT XLSMART Telecom Sejahtera, PT Indosat Tbk, PT Telemedia Komunikasi Pratama (anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), PT Netciti Persada, PT Telekomunikasi Selular, dan PT Eka Mas Republik.

    Tim Seleksi menyebut penyelenggara telekomunikasi yang telah mendapatkan akun e-auction dapat mengunduh dokumen seleksi hingga 20 Agustus 2025. Selanjutnya, calon peserta dapat mengajukan pertanyaan tertulis terkait isi dokumen hingga 21 Agustus 2025.

  • Langganan Microsoft PC Game Pass Kini Bisa Lewat IndiHome

    Langganan Microsoft PC Game Pass Kini Bisa Lewat IndiHome

    Jakarta

    Telkomsel bersama Nuon dan Bango mengumumkan kolaborasi strategis untuk memasarkan Microsoft PC Game Pass lewat IndiHome Add-On.

    Kemitraan ini memanfaatkan teknologi Digital Vending Machine (DVM) dari Bango yang merupakan perusahaan penyedia bundling langganan, untuk menyediakan proses aktivasi yang cepat, aman, dan mudah.

    Microsoft PC Game Pass menghadirkan akses tanpa batas ke ratusan game PC berkualitas, termasuk rilis hari pertama (day-one) dari Xbox Game Studios, Bethesda Softworks, sampai Activision Blizzard; keanggotaan EA Play yang mencakup FC 25, Battlefield, dan berbagai franchise ternama lainnya; serta bonus eksklusif dari Riot Games setelah akun pemain ditautkan ke Xbox Profile.

    PC Game Pass juga menghadirkan deretan judul games baru yang siap menemani waktu bermain para pelanggan, mulai dari Valorant, Minecraft, Football Manager 2024, Call of Duty, hingga Clair Obscur Expedition 33.

    PC Game Pass menjadi cara praktis bagi gamer untuk menikmati pengalaman premium dengan harga lebih terjangkau daripada membeli banyak game secara terpisah. Kolaborasi ini memudahkan pembelian PC Game Pass secara berlangganan bulanan sebagai layanan tambahan IndiHome Add-On, memperkuat ekosistem gaming di Indonesia.

    “Dalam komitmen menghadirkan layanan digital lifestyle terlengkap bagi pelanggan, Telkomsel terus berupaya membuka akses yang lebih terjangkau dan praktis ke pengalaman gaming berkualitas. Kami berharap integrasi PC Game Pass ke dalam penawaran khusus gamers melalui IndiHome Add-On ini bisa semakin mendorong akuisisi pelanggan baru, meningkatkan retensi, hingga menghadirkan nilai tambah yang nyata bagi para gamer Indonesia,” kata Lesley Simpson, VP Digital Lifestyle Telkomsel, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Dalam meluncurkan penawaran PC Game Pass secara efisien melalui kanal layanan Nuon dan Telkomsel yang tersedia, Digital Vending Machine dari Bango berfungsi menangani seluruh aspek teknis, termasuk memungkinkan sejumlah promo dan diskon tertentu bagi pelanggan, memperkuat retensi di pasar telekomunikasi yang kian kompetitif.

    “Selain melalui IndiHome, pelanggan juga dapat membeli PC Game Pass melalui kanal distribusi milik Nuon, UPOINT.ID, dengan menggunakan beragam metode pembayaran digital seperti e-wallet dan fintech. Kami optimistis kerja sama ini dapat ikut mendorong pertumbuhan ekosistem gim nasional serta menghadirkan nilai tambah bagi para gamer di seluruh Indonesia,” kata Aris Sudewo, CEO Nuon Digital Indonesia.

    Untuk memperoleh PC Game Pass, pelanggan dapat mengakses laman IndiHome Add-On PC Game Pass dan mengaktifkan layanan ini seharga Rp 63.063/bulan (belum termasuk PPN). Biaya akan otomatis terakumulasi dalam tagihan IndiHome.

    Setelah melakukan transaksi, pelanggan akan mendapatkan kode aktivasi yang perlu dimasukkan pada aplikasi Xbox di Windows untuk mulai menggunakan layanan.

    Bagi 500 pelanggan pertama, tersedia promo PC Game Pass Xbox First-Month-Free, berlaku mulai tanggal 14 Agustus 2025. Promo bebas bayar bulan pertama ini akan aktif setelah login di aplikasi Xbox menggunakan akun yang sama. Pada bulan berikutnya, layanan otomatis diperpanjang dengan harga normal.

    “Menawarkan produk langganan unggulan seperti PC Game Pass adalah cara efektif bagi operator memperkaya nilai pelanggan, meningkatkan loyalitas, dan menarik subscriber yang bertahan lebih lama. Kami senang mendukung integrasi ini melalui Digital Vending Machine dari Bango, sehingga Telkomsel dan Nuon dapat menghadirkan pengalaman gaming kelas dunia,” tutup Paul Larbey, CEO Bango.

    (asj/asj)

  • Top 3 Tekno : Telkomsel Sebar Promo HUT RI ke-80 hingga Galaxy S25 FE Tembus TKDN – Page 3

    Top 3 Tekno : Telkomsel Sebar Promo HUT RI ke-80 hingga Galaxy S25 FE Tembus TKDN – Page 3

    Galaxy S25 FE, Galaxy Tab S11, Galaxy Tab S11 Ultra, hingga Galaxy A71 dipastikan meluncur di pasar Indonesia. Hal ini terungkap melalui situs Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

    Pantauan tim Tekno Liputan6.com di situs TKDN, Minggu (17/8/2025), empat perangkat baru Samsung sudah terdaftar dengan masing-masing memiliki nomor model SM-S731B, SM-A175F, SM-X736B, dan SM-X936B.

    Kode nomor SM-S731B adalah Galaxy S25 FE dengan nilai TKDN sebesar 38,20 persen, dan SM-A175F untuk Galaxy A71 (TKDN 40.30 persen).

    Baca selengkapnya di sini