BUMN: PT Telekomunikasi Selular

  • by.U Lampaui 10 Juta Pengguna Aktif, Fokus Bidik Gen Z dan Milenial – Page 3

    by.U Lampaui 10 Juta Pengguna Aktif, Fokus Bidik Gen Z dan Milenial – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2025 diproyeksikan mencapai 229 juta jiwa. Berdasarkan survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), angka itu didominasi kalangan Gen Z (13–28 tahun) dan Milenial (29–44 tahun).

    Kedua generasi yang dikenal sebagai digital-native ini menjadikan internet sebagai kebutuhan primer dalam aktivitas harian mereka.

    Tren ini secara signifikan mendorong pergeseran perilaku dalam memilih layanan seluler, di mana generasi muda semakin mengutamakan layanan digital prabayar yang serba mandiri, mulai dari pembelian kartu SIM, pengaturan paket data, hingga pembayaran tanpa perlu mengunjungi gerai fisik.

    Peluang tersebut dimanfaatkan Telkomsel melalui operator digital by.U. Sejak diluncurkan pada Oktober 2019, pertumbuhan pelanggan tumbuh pesat dan diklaim menjadi pilihan utama pengguna muda.

    Hingga kuartal ketiga 2025, by.U kian mengukuhkan posisinya sebagai layanan seluler digital dengan melampaui 10 juta pengguna aktif.

    VP Brand & Marketing Communications Telkomsel, Emir G. Surya, menyebut keunggulan by.U didukung oleh empat pilar utama.

    Pertama, fleksibilitas penuh dan harga terjangkau. Pelanggan bebas membuat paket internet sendiri dengan variasi masa aktif, termasuk opsi di bawah 14 hari yang ramah kantong pelajar.

    “Pilar kedua, by.U menawarkan produk yang simple dan transparan. Semua syarat jelas di awal, kuota utuh berlaku 24 jam, tanpa biaya tersembunyi, dan SIM card aktif selamanya selama berada di jaringan Telkomsel,” Emir menjelaskan, Sabtu (18/10/2025).

    Pilar ketiga adalah hiburan tanpa batas melalui fitur U-Tainment, yang menghadirkan musik, video, games, komik, komunitas, plus bonus kuota loyalitas dan merchandise unik.

    “Dan pilar keempat adalah jaringan nomor 1 Telkomsel, memastikan Gen Z selalu terkoneksi kapan saja, di mana saja,” Emir menambahkan.

     

  • Waspada! Ini 7 Informasi Pribadi yang Tak Boleh Dibagikan di Medsos

    Waspada! Ini 7 Informasi Pribadi yang Tak Boleh Dibagikan di Medsos

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi digital membuat modus penipuan semakin beragam. Tak hanya merugikan secara finansial, kejahatan siber ini juga kerap membuat korban kehilangan data pribadi hingga tabungannya terkuras habis.

    Salah satu penyebab utamanya adalah kemudahan pelaku kejahatan mengakses informasi pribadi yang dibagikan pengguna secara bebas melalui gawai maupun media sosial.

    Pakar teknologi digital sekaligus penyiar radio, Kimberly Ann Komando mengingatkan agar pengguna internet lebih berhati-hati dan tidak sembarangan memberikan tujuh jenis informasi pribadi di dunia maya, karena dapat dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

    Berikut ini rangkumannya yang Kim bagikan melalui USA Today, dikutip Sabtu (18/10/2025):

    1. Status hubungan

    Janda dan duda menurut Kim Komando adalah target besar para penipu digital. Penjahat ingin mendapatkan uang warisan secara cuma-cuma.

    Contohnya ialah korban penipuan bernama Rosalie Douglass, yang mencoba kencan online dan mencantumkan status “janda” nya.
    Dua penipu yang berbeda terhubung dengan Rosalie dan menipunya dengan menguras uangnya senilai US$ 430.000 secara mengejutkan.

    2. Rencana liburan Anda

    Kim bercerita bahwa ada seorang wanita bernama Tiffany yang memposting tentang rencana liburan keluarganya. Ia memposting tiket liburan karnaval pelayarannya di Facebook.

    Dia tidak memikirkan fakta bahwa nomor referensi pemesanannya disertakan. Pada hari yang sama, seorang penipu membuat akun Karnaval baru menggunakan nomor konfirmasi Tiffany. Mereka membatalkan pemesanannya dan merusak perjalanannya senilai US$15.000.

    3. Video saat Anda berbicara

    Alat kecerdasan buatan seperti Artificial Intelligence (AI) membuat murah dan mudah bagi siapa saja untuk membuat video deepfake.

    Baru-baru ini, di TikTok, seorang wanita bernama Sam mengatakan sebuah perusahaan mencuri wajahnya dan menggunakannya untuk mempromosikan produk mereka.

    Mereka melakukan semuanya dengan video dari akun media sosialnya dan beberapa perangkat lunak deepfake.

    4. Elektronik mahal yang Anda jual

    Seorang pria Carolina Selatan mendaftarkan PlayStation edisi terbatas di grup beli-jual-perdagangan Facebook. “Pembeli” yang dia temui mengeluarkan pistol dan pergi dengan PlayStation, ditambah ponsel, dompet, dan jam tangan pria itu.

    5. Rute berjalan kaki, hiking, dan bersepeda Anda

    Aplikasi perekam aktivitas olah raga dengan GPS yang melacak rutinitas anda sebetulnya berisiko tinggi.

    Para penipu dapat dengan mudahnya mendatangi anda melalui aplikasi seperti Strava untuk melacak jalur olah raga anda, seperti tempat rutin berlari ataupun berjalan.

    6. Sekolah atau aktivitas anak-anak Anda

    Anda bangga dengan anak-anak Anda dan ingin membagikan tonggak sejarah pendidikan mereka secara online.

    Maaf, tetapi memposting foto di depan sekolah anak Anda atau membagikan jadwal sepak bola mingguan mereka tidaklah cerdas. Anda benar-benar tidak pernah tahu siapa yang menonton.

    Kim menyarankan supaya pengguna internet jangan memposting secara spesifik tentang sekolah, pusat penitipan anak, tim olahraga, atau bahkan klub yang mereka hadiri.

    Saat Anda berbagi, jaga agar tetap tidak jelas dan hindari apa pun yang dapat diidentifikasi di latar belakang.

    7. Detail pekerjaan Anda

    Penipuan spear-phishing menargetkan satu orang dengan informasi yang sangat dipersonalisasi. Karyawan tingkat menengah dan tinggi adalah target besar karena mereka mungkin memiliki akses ke keuangan perusahaan.

    Semakin spesifik detail yang Anda posting, semakin banyak bahan yang Anda berikan kepada scammer. Ini termasuk di mana Anda bekerja, peran Anda, proyek yang sedang Anda kerjakan, atau apa pun.

    Selain itu, anda juga perlu mengetahui bahwa Penipuan di internet kian banyak terjadi. Termasuk di antaranya banyak modus yang digunakan untuk melakukan penipuan di WhatsApp.

    Kebanyakan modus memanfaatkan file APK. File itu akan dikirim acak ke banyak nomor dan diharapkan penerima atau calon korban menekan tombol download file berbahaya itu.

    Modus Penipuan via Whatsapp

    Berikut sejumlah modus penipuan online yang terjadi di WhatsApp:

    1. Modus Kurir

    Penipuan ini berisi pengakuan seseorang berasal dari J&T. Penipu mengirimkan lampiran file apk dengan tulisan Lihat Foto Paket dan meminta para korban untuk mengunduhnya.

    Saat diunduh, korban akan kehilangan uang yang disimpan bank. Data milik korban, termasuk keuangan juga akan dicuri oleh para pelaku penipuan.

    2. File Undangan Nikah

    Sebuah file seperti undangan pernikahan akan dikirimkan kepada banyak pengguna WhatsApp. File apk ini berjudul Surat Undangan Pernikahan Digital, ukurannya 6,6 mb.

    Sama seperti modus sebelumnya, para penipu akan mendesak korban membuka file apk tersebut.

    3. Surat Tilang Palsu

    Banyak pengguna WhatsApp yang juga menerima file apk seolah telah ditilang. File apk itu berjudul ‘Surat Tilang-1.0 apk’.

    “AWAS! Hati-hati terhadap penipuan menggunakan modus kirim surat tilang lewat WhatsApp seperti ini. Jangan sekali-kali mengklik/download file dgn ekstensi “.apk” dari orang tak dikenal di gadget anda,” kicau akun @MurtadhaOne1.

    4. Penipuan Atas Nama MyTelkomsel

    Modus lainnya adalah mencatut nama aplikasi milik Telkomsel, MyTelkomsel. Sama seperti sebelumnya, akan ada file apk yang diterima korban dan diminta untuk didownload.

    File itu juga akan meminta izin akses pada sejumlah aplikasi, termasuk foto, video, SMS, dan akses akun layanan perbankan digital atau fintech.

    5. Pengumuman dari Bank

    Para penipu juga seolah membuat pengumuman berasal dari bank. Isi pengumuman itu terkait perubahan tarif transaksi dan transfer yang tidak masuk akal.

    Calon korban akan diminta mengisi formulir dalam sebuah link. Namun link itu akan mencuri sejumlah data sensitif milik korban.

    6. Undangan VCS

    Penipuan lain adalah melakukan video call sex (VCS) lalu memeras korbannya. Menurut pakar keamanan siber Alfons Tanujaya, modus tersebut memanfaatkan ketidaktahuan seseorang soal teknologi.

    “Kalau ragu dan diperas, hubungi teman yang mengerti dan minta bantuannya untuk menghadapi ancaman-ancaman yang tidak kita mengerti, jangan main mengikuti ancaman saja,” jelas Alfons.

    7. Pakai QR

    Para pelaku juga berusaha mendapatkan informasi pribadi korban dengan kombinasi kode QR dan modus phishing. Kode QR akan membawa ke situs tertentu yang dapat melacak daftar aplikasi hingga alamat korban.

    Para korban juga akan diarahkan ke situs web palsu. Pelaku akan membuat situs sulit deteksi sebelum web dibuka.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Membandingkan Biaya Frekuensi 1,4 GHz vs 2,1 GHz: WIFI Bayar Kemahalan?

    Membandingkan Biaya Frekuensi 1,4 GHz vs 2,1 GHz: WIFI Bayar Kemahalan?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), melalui anak usahanya Telemedia Komunikasi Pratama, memenangkan penawaran lelang spektrum frekuensi 1,4 GHz untuk regional I.

    WIFI mengajukan penawaran tertinggi dengan Rp403 miliar untuk dapat mengoptimalkan spektrum selebar 80 MHz guna melayani pelanggan di Pulau Jawa, Pulau Maluku, dan Pulau Papua saja. Tantangannya ekosistem yang belum matang.

    Sementara itu, jika dibandingkan dengan lelang frekuensi terakhir pada 2022, Telkomsel mengeluarkan Rp600 miliar-an untuk memberikan layanan seluruh nasional dengan ekosistem yang telah matang, nilai Rp400 miliar yang dikeluarkan menjadi perdebatan.

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan dengan diperbolehkan berjualan di Jawa, WIFI diuntungkan karena Jawa paling layak secara bisnis untuk produk internet. 

    Dengan kondisi tersebut, biaya Rp400 miliar adalah nilai yang murah, yang dikeluarkan WIFI untuk menyewa pita 1,4 GHz di Pulau Jawa selama 10 tahun menurut Ian. 

    Dia juga mengatakan penggelaran jaringan di Papua tidak akan menjadi masalah bagi WIFI mengingat jaringan tulang punggung di Papua sudah tersedia.

    “Tidak masalah karena backbone optik sudah sampai ke Papua. Layanan minimal 100 Mbps tentu dengan backbone optik. Jadi sudah jelas bukan yang dilayani oleh satelit. Kewajiban tersebut tentu harus melihat kondisi lapangan,” kata Ian kepada Bisnis, Kamis (16/10/2025).

    Sekolah di daerah 3T menggunakan satelit untuk mendapat layanan internet

    Ian juga mengatakan bahwa dibandingkan 2×5 MHz di pita 2,1 GHz yang dimenangkan oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) pada 2022 lalu, biaya yang dikeluarkan oleh WIFI relatif lebih murah dengan pita yang lebih besar.

    WIFI mendapat 80 MHz di pita 1,4 GHz dengan biaya Rp400 miliar-an, sementara itu Telkomsel harus mengeluarkan Rp600 miliar demi 2×5 MHz. Namun perlu diingat, saat Telkomsel mendapat 2,1 GHz, smartphone masyarakat di seluruh Indonesia sudah siap untuk menangkap sinyal 2,1 GHz. Sementara itu perangkat yang kompatibel dengan pita 1,4 GHz masih sangat terbatas.

    Sementara itu, Dosen ITB yang juga Mantan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Agung Harsoyo menyoroti mengenai beban yang akan dikeluarkan para pemenang pita 1,4 GHz. Selain membayar ratusan miliar per tahun, WIFI dan MyRepublik juga harus mengeluarkan ongkos layaknya menggelar layanan seluler seperti menara, elemen radio, listrik, dan lain sebagainya.

    Di tengah ongkos yang tinggi, sempat tercetus janji menjual layanan internet Rp100.000 dengan kecepatan hingga 100 Mbps.

    “Seluruh masyarakat mesti  ikut mengawasi dan menagih janji mereka sejak sekarang,” kata Agung.

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan tidak bisa dibandingkan apple to apple antara harga lelang di pita 1,4 GHz dengan 2,1 GHz.

    Pertama, memang frekuensi yang dialokasikan lebih besar. Namun, kedua, lelang menggunakan sistem regional, bukan nasional. Kemudian, di lelang 1,4 GHz ini banyak komitmen yang harus dijalankan sesuai dengan kepentingan nasional yang ditetapkan Komdigi seperti kecepatan 100 Mbps dan juga tarif lebih terjangkau

    “Frekuensi 1,4 GHz ini berbeda dengan konsep misal frekuensi yang dipakai 3G dulu, 4G atau 5G dimana dari MSC ke BTS hingga pengguna menggunakan nirkabel. Sementara untik 1,4 GHz ini, hybrid. Dimana 1,4 GHz hanya dipakai untuk jaringan akses ke pengguna, sementara dari backbone dan back haul pakai serat optik,” kata Heru.

    Pekerja memperbaiki BTS

    Heru menambahkan jika dalam mengukur  berdasarkan lebar frekuensi, memang 1,4 GHz lebih luas dan lebih murah. Pita 1,4 GHz juga memiliki jangkauan yang lebih luas ketimbang 2,1 GHz.

    “Jadi nanti pemenang 1,4GHz akan menyasar pasar residensial. Dimana jika sebelumnya ke rumah-rumah pakai serat optik yang mahal, maka nanti serap optik ke rumah-rumah atau biasa diistilahkan homepass menggunakan frekuensi 1,4 GHz. Dan pasar residensial akan sangat besar ke depannya,” kata Heru.

    Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan tantangan utama pengembangan frekuensi 1,4 GHz di Indonesia terletak pada belum terbentuknya ekosistem perangkat dan pasar, karena Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang menggunakannya untuk layanan komersial.

    “Kondisi ini akan membuat ketersediaan chipset, perangkat, dan dukungan vendor global masih terbatas, sehingga biaya investasi dan waktu adopsi berpotensi tinggi,” kata Tesar kepada Bisnis, Kamis (16/10/2025).

    Tesar menambahkan untuk membangun ekosistem, seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama.

    Dia menambahkan dengan kolaborasi lintas sektor, dukungan pemerintah, serta keterlibatan vendor global, ekosistem ini dapat berkembang dalam 2–3 tahun. Selama ekosistem belum terbentuk, WIFI-DSSA sulit mendapat pengembalian investasi yang maksimal dari pita 1,4 GHz.

    “Namun tanpa arah kebijakan dan koordinasi yang kuat, pembentukannya bisa melambat hingga 5–7 tahun,” kata Tesar.

    Sebelumnya, Global System for Mobile Communications Association (GSMA), asosiasi yang mewadahi operator telekomunikasi di seluruh dunia, mengungkap tantangan utama dalam pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz berkaitan dengan kesiapan ekosistem pendukung yang masih minim.

    Di berbagai belahan dunia, pita frekuensi paling populer yang lebih dulu diadopsi secara masif adalah 3,5 GHz, diikuti dengan 2,6 GHz dan 2,1 GHz. Pita-pita ini mendapat sambutan luas karena didukung oleh rantai pasok global yang matang dan biaya produksi perangkat yang efisien karena skala adopsi yang besar.

    Sebaliknya, pita 1,4 GHz hanya digunakan secara sporadis di beberapa wilayah dunia, sehingga keberadaan perangkat, chip, dan dukungan teknis lainnya masih relatif terbatas. 

  • Telkomsel Hadirkan iPhone 17 Series Bundling Halo+, Ini Keuntungannya

    Telkomsel Hadirkan iPhone 17 Series Bundling Halo+, Ini Keuntungannya

    Jakarta

    Setelah periode pre-order yang disambut antusias oleh pelanggan, Telkomsel kini menawarkan produk terbaru Apple termasuk iPhone 17, iPhone Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. Pelanggan dapat melakukan pemesanan untuk model iPhone terbaru mulai 17 Oktober 2025.

    Direktur Marketing Telkomsel, Derrick Heng, mengungkapkan promo paket bundling Halo+ iPhone Bold 100k 24 Bulan secara resmi Telkomsel hadirkan mulai hari ini.

    “Kami harap seluruh pelanggan Telkomsel dapat memanfaatkan promo istimewa ini. Telkomsel berharap kehadiran paket bundling ini dapat menjadi solusi bagi seluruh pelanggan yang ingin memaksimalkan penggunaan iPhone terbaru mereka dengan dukungan jaringan Telkomsel,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).

    Paket bundling Halo+ iPhone Bold 100k 24 Bulan hadir dengan ragam keuntungan, yakni:

    Buy 12 Get 24. Cukup membayar 12 bulan bisa mendapatkan langganan 24 bulan.

    Penawaran dari Halo+ dengan harga spesial Rp1.332.000 (termasuk pajak) dari harga normal Rp2.109.000.

    Paket data 58 GB dan data eSIM 10 GB tiap bulan.

    Kuota telpon 80 menit dan 80 SMS tiap bulan, yang dapat digunakan ke semua operator.

    1 Extra Benefit tanpa biaya tambahan untuk menikmati langganan layanan digital Disney+ Hotstar, Google Play Pass, Vidio, Capsyl, TREND, Noice, WeTV, Langit Musik Premium, atau Fita melalui tsel.id/halolifestyle.

    Pelanggan dapat membeli di ragam channel pembelian, seperti GraPARI Kota Kasablanka Jakarta, GraPARI Mall Kelapa Gading Jakarta, Blibli offline store , Blibli.com, Digimap, Digiplus, Erafone, Hello Store, dan iBox dengan cara:

    Channel pembelian offline:

    Kunjungi tsel.id/iPhone17, pilih varian iPhone 17, dan pilih lokasi pembelian mitra offline pilihan Anda.

    Kunjungi mitra offline dan beli iPhone 17 pilihan Anda.

    Beli promo “Halo+ iPhone bold 100k 24 bulan bayar 12 bulan”.

    Selesaikan pembayaran, dan nikmati bundling terbaru Telkomsel dengan Apple.

    Channel pembelian online:

    Kunjungi tsel.id/iPhone17, pilih varian iPhone 17, dan pilih lokasi pembelian di “Blibli.com”.

    Pilih iPhone 17 pilihan dan pilih promo Telkomsel yang ada pada link produk.

    Pilih promo “Halo+ iPhone bold 100k 24 bulan bayar 12 bulan”.

    Selesaikan pembayaran di Blibli.com, dan nikmati bundling terbaru Telkomsel dengan Apple.

    Untuk menambah keuntungan, pelanggan yang melakukan pembelian di mitra penjualan seperti GraPARI Kota Kasablanka Jakarta, GraPARI Mall Kelapa Gading Jakarta, Blibli offline store, Erafone, Hello Store, dan iBox dapat menukarkan Telkomsel Poin untuk mendapatkan tambahan potongan harga hingga Rp2.000.000.

    Selain itu, tambahan benefit khusus bagi pelanggan yang melakukan pembelian di GraPARI Kota Kasablanka Jakarta dan GraPARI Mall Kelapa Gading Jakarta (selama persediaan masih ada).

    Semua rangkaian iPhone 17, iPhone Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max telah didukung layanan eSIM Telkomsel yang memungkinkan akses ke jaringan 4G dan 5G tanpa kartu SIM fisik.

    Selain itu, kecanggihan lineup iPhone 17 juga semakin optimal dengan dukungan jaringan broadband 5G tercepat dan terluas milik Telkomsel yang memiliki lebih dari 3.000 BTS 5G Telkomsel di seluruh wilayah Indonesia.

    Untuk informasi lengkap mengenai harga dan ketersediaan, silakan kunjungi tsel.id/iPhone17.

    (anl/ega)

  • Telkomsel Hadirkan iPhone 17 Series dengan Paket Bundling Halo+

    Telkomsel Hadirkan iPhone 17 Series dengan Paket Bundling Halo+

    Bisnis.com, JAKARTA – Setelah periode pre-order yang disambut antusias oleh pelanggan, Telkomsel kini menawarkan produk terbaru Apple termasuk iPhone 17, iPhone Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. Pelanggan dapat melakukan pemesanan untuk model iPhone terbaru mulai 17 Oktober 2025. Untuk informasi lengkap mengenai harga dan ketersediaan, silakan kunjungi tsel.id/iPhone17.

    Paket bundling Halo+ iPhone Bold 100k 24 Bulan hadir dengan ragam keuntungan, yakni:

    Buy 12 Get 24. Cukup membayar 12 bulan bisa mendapatkan langganan 24 bulan.
    Penawaran dari Halo+ dengan harga spesial Rp1.332.000 (termasuk pajak) dari harga normal Rp2.109.000.
    Paket data 58 GB dan data eSIM 10 GB tiap bulan.
    Kuota telpon 80 menit dan 80 SMS tiap bulan, yang dapat digunakan ke semua operator.
    1 Extra Benefit tanpa biaya tambahan untuk menikmati langganan layanan digital Disney+ Hotstar, Google Play Pass, Vidio, Capsyl, TREND, Noice, WeTV, Langit Musik Premium, atau Fita melalui tsel.id/halolifestyle.

    Pelanggan dapat membeli di ragam channel pembelian, seperti GraPARI Kota Kasablanka Jakarta, GraPARI Mall Kelapa Gading Jakarta, Blibli offline store, Blibli.com, Digimap, Digiplus, Erafone, Hello Store, dan iBox dengan cara:

    Channel pembelian offline:

    Kunjungi tsel.id/iPhone17, pilih varian iPhone 17, dan pilih lokasi pembelian mitra offline pilihan Anda.
    Kunjungi mitra offline dan beli iPhone 17 pilihan Anda.
    Beli promo “Halo+ iPhone bold 100k 24 bulan bayar 12 bulan”.

    Selesaikan pembayaran, dan nikmati bundling terbaru Telkomsel dengan Apple.

    Channel pembelian online:

    Kunjungi tsel.id/iPhone17, pilih varian iPhone 17, dan pilih lokasi pembelian di “Blibli.com”.
    Pilih iPhone 17 pilihan dan pilih promo Telkomsel yang ada pada link produk.
    Pilih promo “Halo+ iPhone bold 100k 24 bulan bayar 12 bulan”.
    Selesaikan pembayaran di Blibli.com, dan nikmati bundling terbaru Telkomsel dengan Apple.

    Direktur Marketing Telkomsel, Derrick Heng, mengungkapkan, “Promo paket bundling Halo+ iPhone Bold 100k 24 Bulan secara resmi Telkomsel hadirkan mulai hari ini. Kami harap seluruh pelanggan Telkomsel dapat memanfaatkan promo istimewa ini. Telkomsel berharap kehadiran paket bundling ini dapat menjadi solusi bagi seluruh pelanggan yang ingin memaksimalkan penggunaan iPhone terbaru mereka dengan dukungan jaringan Telkomsel.”

    Untuk menambah keuntungan, pelanggan yang melakukan pembelian di mitra penjualan seperti GraPARI Kota Kasablanka Jakarta, GraPARI Mall Kelapa Gading Jakarta, Blibli offline store, Erafone, Hello Store, dan iBox dapat menukarkan Telkomsel Poin untuk mendapatkan tambahan potongan harga hingga Rp2.000.000. Selain itu, tambahan benefit khusus bagi pelanggan yang melakukan pembelian di GraPARI Kota Kasablanka Jakarta dan GraPARI Mall Kelapa Gading Jakarta (selama persediaan masih ada).

    Semua rangkaian iPhone 17, iPhone Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max telah didukung layanan eSIM Telkomsel yang memungkinkan akses ke jaringan 4G dan 5G tanpa kartu SIM fisik. Selain itu, kecanggihan lineup iPhone 17 juga semakin optimal dengan dukungan jaringan broadband 5G tercepat dan terluas milik Telkomsel yang memiliki lebih dari 3.000 BTS 5G Telkomsel di seluruh wilayah Indonesia.

  • Cara Migrasi SIM Fisik ke eSIM iPhone Air di Telkomsel, XL, dan Indosat

    Cara Migrasi SIM Fisik ke eSIM iPhone Air di Telkomsel, XL, dan Indosat

    Jakarta

    iPhone Air menjadi HP tertipis Apple dengan ketebalan hanya 6 mm, sekaligus menjadi seri pertama tanpa slot SIM fisik sama sekali yang dijual secara global. Sebagai gantinya, Apple sepenuhnya beralih ke eSIM, kartu digital yang tertanam langsung di perangkat.

    Bagi pengguna iPhone di Indonesia, kabar ini tak perlu dikhawatirkan. Tiga operator besar – Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison (IoH) – sudah mendukung layanan eSIM untuk pelanggan prabayar maupun pascabayar. Proses migrasinya pun mudah dan bisa dilakukan sendiri tanpa ganti nomor.

    Berikut panduan lengkap cara migrasi dari SIM fisik ke eSIM di masing-masing operator, agar siap saat iPhone Air resmi diluncurkan.

    Telkomsel

    Pelanggan bisa migrasi secara online melalui aplikasi MyTelkomsel atau situs resmi tanpa perlu ke GraPARI.

    Langkah-langkah migrasi:

    Buka link ini atau aplikasi MyTelkomsel.Masukkan nomor HP aktif.Verifikasi kode OTP yang dikirim via SMS.Lengkapi data diri (NIK dan nomor KK).Setelah konfirmasi, QR code eSIM akan dikirim via email.Kartu SIM fisik kamu akan otomatis dinonaktifkan saat proses migrasi ke eSIM dimulai. Estimasi waktu migrasi sekitar 2-3 menit.XLSmart

    XL Axiata juga sudah menyediakan layanan eSIM bagi pengguna prabayar dan pascabayar, termasuk pelanggan Smartfren.

    Klik link di siniPilih eSIMmasukkan nomor XL aktif.Lakukan verifikasi OTP.Isi data e-KTP dan KK untuk validasi.Pilih paket data (opsional) lalu lakukan pembayaran via e-wallet.Tunggu QR code dikirim ke email dalam 5-10 menit, kemudian scan di menu Tambahkan eSIM di iPhone.

    Jika lebih nyaman offline, pengguna bisa datang ke XL Center terdekat untuk proses langsung.

    Indosat Ooredoo Hutchison (IoH)

    Pelanggan IM3 dan Three juga bisa migrasi ke eSIM secara gratis lewat aplikasi myIM3 atau gerai resmi. Prosesnya mencakup verifikasi biometrik wajah atau sidik jari untuk keamanan data pengguna.

    Cara Aktivasi eSIM

    Berikut cara aktiviasi eSIM di iPhone Air

    Buka menu “Pengaturan” di iPhone.Pilih “Seluler”.Klik “Tambah eSIM”.Pilih “Gunakan Kode QR”.Pindai kode QR eSIM.Setelah terdeteksi, klik “Tambah/Lanjutkan”.Masukkan kode informasi eSIM.Jika nomor sudah terdaftar, klik “OK”.Selesai.

    (afr/afr)

  • WIFI Diuntungkan Hanya Bangun di Jawa dan Papua

    WIFI Diuntungkan Hanya Bangun di Jawa dan Papua

    Bisnis.com, JAKARTA — Akademisi menilai PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) diuntungkan dengan memegang lisensi regional pada frekuensi 1,4 GHz. WIFI tidak perlu menggelar jaringan secara nasional dan cukup bangun di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    Berdasarkan data APJII tahun 2025, penetrasi internet di Pulau Jawa adalah 84,69% dan kontribusinya terhadap total pengguna internet nasional adalah 58,14%. Artinya, pasar Pulau Jawa cukup matang untuk mengadopsi layanan internet.

    Sementara itu Maluku dan Papua, merupakan wilayah dengan penetrasi internet terendah di Indonesia yaitu 69,26%. Adopsi digital di wilayah ini paling kecil dengan jumlah infrastruktur yang juga terbatas.

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan dengan diperbolehkan berjualan di Jawa, WIFI diuntungkan karena Jawa paling layak secara bisnis untuk produk internet. 

    Dengan kondisi tersebut, biaya Rp400 miliar adalah nilai yang murah, yang dikeluarkan WIFI untuk menyewa pita 1,4 GHz di Pulau Jawa selama 10 tahun menurut Ian. 

    Dia juga mengatakan penggelaran jaringan di Papua tidak akan menjadi masalah bagi WIFI mengingat jaringan tulang punggung di Papua sudah tersedia.

    “Tidak masalah karena backbone optik sudah sampai ke Papua. Layanan minimal 100 Mbps tentu dengan backbone optik. Jadi sudah jelas bukan yang dilayani oleh satelit. Kewajiban tersebut tentu harus melihat kondisi lapangan,” kata Ian kepada Bisnis, Kamis (16/10/2025).

    Ian juga mengatakan bahwa dibandingkan 2×5 MHz di pita 2,1 GHz yang dimenangkan oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) pada 2022 lalu, biaya yang dikeluarkan oleh WIFI relatif lebih murah dengan pita yang lebih besar.

    WIFI mendapat 80 MHz di pita 1,4 GHz dengan biaya Rp400 miliar-an, sementara itu Telkomsel harus mengeluarkan Rp600 miliar demi 2×5 MHz. Namun perlu diingat, saat Telkomsel mendapat 2,1 GHz, smartphone masyarakat di seluruh Indonesia sudah siap untuk menangkap sinyal 2,1 GHz.

    Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan tidak bisa dibandingkan apple to apple antara pita 1,4 GHz dengan 2,1 GHz.

    Pertama, memang frekuensi yang dialokasikan lebih besar. Namun, kedua, lelang menggunakan sistem regional, bukan nasional. Kemudian, di lelang 1,4 GHz ini banyak komitmen yang harus dijalankan sesuai dengan kepentingan nasional yang ditetapkan Komdigi seperti kecepatan 100 Mbps dan juga tarif lebih terjangkau

    “Frekuensi 1,4 GHz ini berbeda dengan konsep misal frekuensi yang dipakai 3G dulu, 4G atau 5G dimana dari MSC ke BTS hingga pengguna menggunakan nirkabel. Sementara untik 1,4 GHz ini, hybrid. Dimana 1,4 GHz hanya dipakai untuk jaringan akses ke pengguna, sementara dari backbone dan back haul pakai serat optik,” kata Heru.

    Heru menambahkan jika dalam mengukur  berdasarkan lebar frekuensi, memang 1,4 GHz lebih luas dan lebih murah. Pita 1,4 GHz juga memiliki jangkauan yang lebih luas ketimbang 2,1 GHz.

    “Jadi nanti pemenang 1,4GHz akan menyasar pasar residensial. Dimana jika sebelumnya ke rumah-rumah pakai serat optik yang mahal, maka nanti serap optik ke rumah-rumah atau biasa diistilahkan homepass menggunakan frekuensi 1,4 GHz. Dan pasar residensial akan sangat besar ke depannya,” kata Heru.

  • WIFI Bayar Lebih Mahal daripada Telkomsel?

    WIFI Bayar Lebih Mahal daripada Telkomsel?

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk regional I yang terdiri dari Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    WIFI memberi penawaran sebesar Rp403,7 miliar untuk mendapatkan wilayah tersebut. Bagaimana jika dibandingkan dengan lelang terakhir yaitu lelang pita 2,1 GHz pada 2022 yang dimenangkan oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)?

    Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan bahwa WIFI mendapatkan regional I dengan penawaran tertinggi yaitu Rp403,7 miliar. Mengalahkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang sebesar Rp399 miliar, dan Eka Mas yang sebesar Rp331 miliar.

    Dengan harga tersebut, WIFI nantinya dapat mengoperasikan pita selebar 80 MHz untuk melayani pelanggan internet tetap di Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    Perusahaan bakal menerapkan teknologi broadband wireless access (BWA), sebuah teknologi nirkabel untuk internet di rumah/perusahaan, dalam memberikan layanan tersebut. Kesiapan ekosistem berdampak pada cepat atau lambatnya penyebaran layanan internet di 1,4 GHz.

    Adapun, menurut laporan GSMA, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mengoperasikan 1,4 GHz untuk layanan internet. 

    Selain hak memberikan layanan, ada juga kewajiban yang menempel di WIFI, yaitu menyiapkan infrastruktur di ketiga wilayah tersebut. WIFI juga akan memikul beban baru yaitu membayar Rp403,7 miliar selama 10 tahun. Pada tahun pertama, WIFI harus membayar 2x dari biaya penawaran karena ada beban up front fee.

    Bagaimana kondisi 2022? 

    Saat memenangkan lelang frekuensi 2,1 GHz dengan pita diperebutkan sebesar 2×5 MHz, Telkomsel harus membayar sebesar Rp605,056 miliar. Berbeda dengan WIFI yang berlaku secara regional, spektrum frekuensi 2,1 GHz Telkomsel dapat digunakan di seluruh Indonesia. Tidak terbatas pada wilayah tertentu.

    Telkomsel juga tidak terlalu pusing dengan ekosistem, karena mayoritas pengguna smartphone di dunia telah memakai pita 2,1 GHz untuk berinternet.

    Sebagaimana diketahui, 2×5 MHz di pita frekuensi 2,1 GHz merupakan spektrum yang dikembalikan oleh Indosat Ooredoo pascamerger dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) pada 4 Januari 2022.

    Ketika proses lelang dibuka pada akhir Agustus 2022, tercatat ada tiga operator seluler yang mendaftarkan diri ikut serta dalam Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz di antaranya Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo Hutchison.

    Hemat

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan secara bisnis pembagian regional; khususnya regional 1 lebih menguntungkan karena kewajiban tidak harus membangun seluruh wilayah Indonesia.

    Secara belanja modal (Capex) dan ongkos operasional (Opex), kata Ian, lebih murah dan backbone optik di regional 1 sudah tersedia. 

    “Sehingga secara bisnis sangat layak. Melihat layanan internet, bukan hanya dari langganannya saja tetapi termasuk semua bisnis yang dapat ditumpangkan. Nilai lelang tersebut masih dianggap murah dan memperhatikan internet rakyat,” kata Ian.

  • Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pemenang berikut harga yang harus dibayarkan oleh pengguna frekuensi 1,4 GHz. Frekuensi ini dialokasikan untuk layanan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps di seluruh Indonesia.

    Komdigi dua pemenang dalam lelang ini yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI) serta Eka Mas Republik pemilik MyRepublic.

    Untuk regional I yang mencakup wilayah Jawa dan Papua, Surge memenangi lelang dengan harga Rp 403.764.000.000. MyRepublic memenangi lelang untuk regional II dan regional III yang mencakup wilayah lain di Indonesia.

    Untuk regional II yang antara lain mencakup wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Sumatra, MyRepublic berani membayar harga Rp 300.888.000.000. Di regional III, MyRepublic memenangi hak pengguna frekuensi dengan membayar Rp 100.888.000.000

    Berikut adalah daftar lengkap regional dan zona untuk layanan internet broadband wireless access (BWA) menggunakan frekuensi 1,4 GHz:

    Regional I

    Regional tersebut terdiri dari enam zona, berikut daftarnya:

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)

    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta

    Zona 7 : Jawa Timur

    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya

    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara

    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi

    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung

    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat

    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    Lelang frekuensi terakhir yang dilakukan pemerintah berlangsung pada 2020. Saat itu, Telkomsel memenangi frekuensi 2,3 GHz dengan penawaran senilai Rp 1 triliun dan frekuensi 2,1 GHz dimenangi oleh Indosat dan Tri dengan harga 

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkom (TLKM) Kalah di 3 Regional dari WIFI dan DSSA

    Telkom (TLKM) Kalah di 3 Regional dari WIFI dan DSSA

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi satu-satunya peserta lelang yang tidak membawa frekuensi baru dari pita 1,4 GHz. Dari 3 Regional yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada lelang 1,4 GHz, Telemedia Komunikasi, usaha WIFI) unggul di regional I. Sementara Eka Mas, unggul di  regional II dan regional III.

    Regional I meliputi Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. WIFI memenangkan lelang dengan penawaran tertinggi yaitu Rp403,7 miliar. Mengalahkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang sebesar Rp399 miliar, dan Eka Mas yang sebesar Rp331 miliar.

    Regional II meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara. Eka Mas memenangkan regional tersebut dengan penawaran sebesar Rp300,8 miliar. Lebih tinggi dibandingkan dengan Telkom yang sebesar Rp259 miliar, dan Telemedia yang sebesar Rp136 miliar.

    Eka Mas juga memenangkan regional III dengan harga penawaran Rp100 miliar, lebih tinggi dari Telkom (Rp80 miliar) dan Telemedia (Rp64 miliar).

    Pada tahun pertama, para pemenang lelang harus membayar 3x dari harga penawaran. Setelah itu, 9 tahun ke depan, perusahaan akan membayar sesuai dengan nilai penawaran. 

    Sebelumnya, VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan, TelkomGroup senantiasa mematuhi seluruh ketentuan yang berlaku dalam proses lelang dan telah menyiapkan berbagai hal sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

    “Pada prinsipnya, Telkom senantiasa mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah serta melakukan kajian secara menyeluruh untuk memastikan setiap langkah yang diambil sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperkuat layanan digital dan memberikan nilai terbaik bagi masyarakat,” kata Andri kepada Bisnis, Minggu (5/10/2025).

    Sekadar informasi, fokus utama Telkom Indonesia di bidang digital pada  2025 meliputi transformasi dan penguatan portofolio bisnis teknologi, adopsi kecerdasan buatan (AI), pengembangan layanan cloud, serta digitalisasi ekosistem B2B dan B2C.

    Secara ringkas, Telkom berupaya memaksimalkan seluruh bisnis mulai dari layanan konsumer melalui Telkomsel hingga layanan korporasi seperti jaringan fiber, kabel bawah laut, hingga satelit.