BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

  • Telkom Incar Pemodal Kakap untuk Ekspansi Data Center, Ogah Investasi Kecil

    Telkom Incar Pemodal Kakap untuk Ekspansi Data Center, Ogah Investasi Kecil

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengincar investor kakap untuk pengembangan bisnis pusat data atau data center. Emiten berkode saham TLKM itu enggan investasi kecil pada penyediaan data center karena kontribusi terhadap pendapatan minim.

    Merujuk pada laporan info memo, pendapatan Telkom dari bisnis komputasi awan dan data center pada semester I/2025 hanya Rp921 miliar tidak sampai 2% dari total pendapatan Telkom Group yang sebesar Rp71 triliun.

    Adapun jika dikomparasikan dengan pemain data center lainnya seperti PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang sebesar Rp1,3 triliun, nilainya tidak jauh berbeda, yang menandakan pendapatan dari bisnis data center memang tak sebesar layanan seluler yang menyasar pasar ritel.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Angelo Syailendra mengatakan dalam mengembangkan data center, untuk menambah kapasitas sebesar 1 Megawatt (MW) dibutuhkan investasi sebesar US$10 juta atau sekitar Rp219 miliar.

    Di sisi lain, bisnis Telkom tidak hanya data center. Perusahaan telekomunikasi pelat merah itu juga memiliki infrastruktur serat optik yang juga potensial untuk dikembangkan. Penetrasi serat optik ke rumah (FTTH) secara nasional berkisar 17%. Untuk meningkatkan menjadi 30%, membutuhkan investasi yang juga sangat besar.

    “Ini semua uang besar, [sementara] capex setahun US$1,5 miliar hingga US$2 miliar satu industri dengan mengundang orang lain. Industri ini capex hungry mover sangat penting. Kami mau berfikir partnership,” kata Angelo beberapa waktu lalu, dikutip Rabu (13/8/2025).

    Dia menjelaskan saat ini kapasitas data center Telkom mencapai 45 MW. Telkom memiliki 17 data center yang terletak di berbagai wilayah seperti di Serpong, Surabaya,, Sentul, hingga di Singapura. Telkom juga menargetkan data center di Batam dengan kapasitas 18 MW dapat aktif pada kuartal I/2025.

    Dia menjelaskan pembangunan data center memakan waktu yang cukup panjang. Investasi data center bersifat jangka panjang yang hasilnya tidak dapat langsung dipetik dalam waktu singkat. 

    “Kami butuh 1 tahun bangun. Revenue prioritas top kami adalah fiber. impact immediate. Investasi 1MW butuh US$10 juta di atas itu revenue US$130juta, ini setara Rp2 triliun dari total Rp150 triliun impact 1,6%. itu pun kalau 50MW terisi besok. Walau dulu data center ini bukan move big voice 100MW ini harus share pada yang lain,” kata Angelo.

    Ilustrasi data center Telkom

    Sebelumnya, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang pusat data (data center), mencatatkan tingkat okupansi mendekati 90% untuk seluruh fasilitas yang saat ini dikelolanya. 

    CEO NeutraDC, Andreuw Th.A.F, mengatakan pihaknya menargetkan akan ada penambahan kapasitas operasional melalui pengembangan fasilitas baru hingga akhir tahun 2025.  Dengan tambahan tersebut, total kapasitas yang siap beroperasi diproyeksikan mencapai 80 megawatt (MW).

    “Hingga akhir 2025, kami memproyeksikan akan ada tambahan kapasitas operasional dari pengembangan fasilitas Data Center NeutraDC. Dengan demikian, kapasitas total yang akan beroperasi menjadi 80MW,” kata Andreuw kepada Bisnis pada Kamis (3/7/2025). 

    Andreuw menyoroti sebagian besar data center lokal di Indonesia masih berada dalam fase parsial atau belum terutilisasi secara maksimal. Menurutnya untuk mencapai utilisasi penuh dalam jangka pendek tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh penyedia layanan. 

    Namun dia memastikan NeutraDC tetap mampu menjaga performa yang kompetitif. Tingkat kekosongan (vacancy rate) perusahaan pun tercatat relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.

    “NeutraDC masih mampu bersaing secara sehat di pasar dengan vacancy rate yang relatif lebih rendah, di bawah 30%,” kata Andreuw. 

    Untuk menjaga efisiensi dan kesinambungan operasional, dia bilang, NeutraDC menerapkan strategi presales yang berjalan paralel dengan proses pembangunan fasilitas. Dengan cara ini, menurutnya tingkat utilisasi dapat terjaga sejak awal operasional, sekaligus meminimalkan idle capacity. 

    Lebih lanjut, dia optimistis terhadap prospek bisnis data center nasional dalam lima tahun ke depan. Menurut Andreuw, proyeksi industri menunjukkan bahwa kebutuhan kapasitas data center di Indonesia akan tumbuh signifikan hingga mencapai 1,5 gigawatt (GW) pada 2030.

    “Sekitar 30% dari permintaan ini akan didorong oleh kebutuhan komputasi berbasis AI, yang tentunya menjadi peluang besar bagi pemain lokal untuk terus tumbuh dan berinovasi,” tutupnya.

    Di sisi lain, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), Hendra Suryakusuma, mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam kapasitas data center nasional dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada 2016 total kapasitas masih berada di angka sekitar 52 megawatt (MW), sekarang diperkirakan angkanya sudah melampaui 360 MW.

    “Kalau kita bicara compounded annual growth rate (CAGR), pertumbuhannya di atas 17% setiap tahunnya,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Pembangunan data center Telkom di Batam

    Dia menambahkan, tren pertumbuhan ini makin terlihat sejak 2024 hingga pertengahan 2025, di mana terdapat puluhan proyek data center baru, baik dari segmen komersial maupun hyperscale. 

    Proyek-proyek tersebut diperkirakan akan menambah kapasitas ratusan megawatt ke dalam infrastruktur digital Indonesia.

    Lebih lanjut, Hendra menjelaskan  data yang dihimpun IDPRO juga sejalan dengan catatan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengenai kebutuhan daya untuk mendukung proyek-proyek data center. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri data center nasional tidak hanya pesat, tetapi juga terencana dan terkoordinasi dengan baik dari sisi pasokan energi.

    “Data ini juga line dengan data dari PLN. Artinya, memang dari 2024 sampai sekarang pertumbuhan pembangunan data center ini lumayan besar,” ujarnya.

  • TelkoMedika Sabet Penghargaan Public Relations Popular Companies Awards 2025 di Sektor Healthcare – Page 3

    TelkoMedika Sabet Penghargaan Public Relations Popular Companies Awards 2025 di Sektor Healthcare – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – TelkoMedika, anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan pada ajang 6th Indonesia Public Relations Summit 2025 untuk kategori Healthcare. Penghargaan bergengsi dari media digital berbasis ekonomi The Iconomics tersebut diterima langsung oleh Direktur Utama TelkoMedika, Dicky Anfiadi, di Auditorium Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat, Jumat (8/8).

    Mengusung tema “Collaboration for Reputation”, ajang 6th Indonesia Public Relations Summit 2025 menekankan peran vital Public Relations (PR) dalam membangun citra dan reputasi perusahaan melalui strategi komunikasi yang kolaboratif, adaptif, dan efektif. Tahun ini menjadi istimewa bagi TelkoMedika karena untuk pertama kalinya berhasil membawa pulang penghargaan di ajang tersebut.

    Penghargaan bagi TelkoMedika ini diperoleh berdasarkan hasil riset daring yang dilakukan oleh TheIconomics melalui pendekatan media monitoring dan sentiment analysis, yang mengevaluasi reputasi perusahaan dari tiga parameter utama, yaitu Business & Commercial Reputation, People & Leadership Reputation, serta Social & Citizenship Reputation, dengan hasil penilaian menunjukkan bahwa TelkoMedika dinilai berhasil menjaga dan membangun reputasi eksternal secara positif sepanjang tahun 2025.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Telkom)… Selengkapnya

    Dalam sambutannya, Direktur Utama TelkoMedika Dicky Anfiadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada The Iconomics yang telah memberikan penghargaan kepada TelkoMedika.

    “Sebagai bagian dari TelkomGroup, TelkoMedika senantiasa berkomitmen untuk melakukan strategi komunikasi yang kuat dalam membangun corporate image dengan membawa semangat inovasi, sinergi, dan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggan serta cerminan dari upaya TelkoMedika membangun reputasi yang kuat melalui komunikasi publik yang aktif, transparan, dan bermakna,” ucap Dicky Anfiadi.

    Lebih lanjut, Dicky Anfiadi menjelaskan bahwa TelkoMedika telah mengimplementasikan tiga aspek utama dalam penilaian penghargaan ini sebagai pijakan dalam membangun reputasi yang berkelanjutan. Ketiga aspek tersebut meliputi, Pertama, Business & Commercial Reputation, di mana TelkoMedika secara konsisten membangun reputasi dalam kolaborasi dengan seluruh mitra, baik dari TelkomGroup maupun pelanggan eksternal B2B yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Kedua People & Leadership Reputation, dalam aspek kepemimpinan dan pengembangan sumber daya manusia, TelkoMedika menanamkan nilai-nilai budaya (core values) perusahaan yang berlandaskan AKHLAK dan implementasi BISA (Bravery, Integrity, Service Excellence, Agility) sebagai Digital Ways of Working.

     

    Perbesar

    (Foto:Dok.Telkom)… Selengkapnya

    Spirit ini diharapkan menjadi pemantik semangat insan TelkomGroup dalam mendorong perbaikan kinerja bisnis dan memperkuat kredibilitas di mata stakeholder serta REVAMP di Telko Medika. Budaya ini membentuk SDM yang berorientasi kepada profesionalisme kerja dalam memberikan service excellence demi menghadirkan pengalaman layanan terbaik bagi pelanggan.

    Ketiga, Social & Citizenship Reputation, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial, TelkoMedika senantiasa berkomitmen untuk memberikan edukasi serta informasi kesehatan yang relevan dan mudah diakses oleh masyarakat luas. Selain itu, implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan(TJSL) terus dijalankan untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendekatan kesehatan holistik bersama TelkoMedika.

    Capaian ini memperkuat posisi TelkoMedika sebagai salah satu perusahaan terdepan di sektor layanan kesehatan di bawah AdMedika dan Yakes Telkom, yang senantiasa berinovasi, meningkatkan kualitas pelayanan, serta aktif dalam menjalin komunikasi yang berdampak positif dengan publik dan pemangku kepentingan.

    Sebagai bagian dari TelkomGroup, TelkoMedika terus mendukung transformasi digital dan pelayanan prima dalam menciptakan nilai tambah dalam memberikan service excellence.

    “Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, TelkoMedika akan terus memperkuat reputasi perusahaan sebagai penyedia layanan kesehatan pilihan yang terpercaya, profesional, dan peduli terhadap kesehatan masyarakat Indonesia,” tutup Dicky Anfiadi.

     

    #ElevatingYourFuture

     

    (*)

  • Telkom (TLKM) Targetkan Perampingan 38 Anak Usaha Rampung pada 2027

    Telkom (TLKM) Targetkan Perampingan 38 Anak Usaha Rampung pada 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. akan melakukan konsolidasi anak usaha dengan fokus pada tiga lini bisnis utama. Perusahaan telekomunikasi pelat merah itu menargetkan hanya memiliki 22 dari sekitar 60-an anak usaha pada 2027.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Angelo Syailendra mengatakan saat ini perseroan memiliki sekitar 60 anak usaha, sebanyak 49 perusahaan berstatus sebagai pemegang saham pengendali langsung, sedangkan sisanya bukan pengendali.

    Sesuai arahan Danantara, perusahaan akan melakukan pengurangan jumlah anak usaha, dengan harapan pada 2 tahun ke depan jumlah anak usaha turun dari 60 menjadi 22 anak usaha atau berkurang dua pertiga.

    Namun, Angelo memastikan perampingan anak usaha ini bukan konsolidasi dalam rangka pemangkasan jumlah karyawan atau pemutusan hubungan kerja (PHK), melainkan penggabungan entitas yang sama sehingga Telkom Group lebih fokus.

    “Sekarang ini sedang berjalan, harapannya bakal finish di akhir 2027,” kata Angelo di Jakarta, Selasa (11/8/2025).

    Sementara itu, dilansir dari lama resmi, Telkom saat ini memiliki 12 anak perusahaan yang dimiliki langsung oleh Telkom. Di luar itu, Telkom masih memiliki puluhan anak usaha. Pendapatan dari anak usaha yang dimiliki langsung, terkonsolidasi dengan perusahaan. 

    Adapun anak perusahaan tersebut antara lain: PT Metra-Net, PT Pins Indonesia, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (TelkomInfra), PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan PT Multimedia Nusantara (Telkometra). 

    Kemudian, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Telkom Akses, dan PT Graha Sarana Duta (Telkom Property). 

    Langkah ini dilakukan sesuai arahan Danantara agar Telkom dapat bergerak lebih ramping dan lincah menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang makin menantang.

    Lebih lanjut, dalam mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan Telkom juga berencana memacu bisnis dan layanan telekomunikasi dalam 3 pilar utama, yakni digital connectivity, investasi pada digital platform, dan pengembangan kapabilitas bisnis serta selektif dalam investasi di digital services. 

    Angelo menyampaikan tiga pilar utama ini dipacu untuk memperbesar pendapatan perseroan. Pada tahun ini, sambungnya, perseroan akan fokus pada konsolidasi anak usaha, salah satunya divestasi lini bisnis fiber optik.

    “Tahun ini kami targetkan divestasi aset fiber optik selesai, sebenarnya secara formal perusahaan sudah ada, tinggal pelepasan asetnya,” ujarnya. 

    Telkom akan difokuskan pada tiga arah utama. Pertama, pemanfaatan data dan platform digital untuk meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan.

    Kedua, penguatan infrastruktur digital, termasuk pengembangan data center dan jaringan konektivitas berkapasitas tinggi.

    “Ketiga pengembangan kemitraan strategis, baik dengan pelaku industri lokal maupun mitra global, guna memperluas jangkauan dan menciptakan nilai bersama,” kata SVP Group Sustainability & Corporate Communication Ahmad Reza.

  • Telkom Kurangi Anak Usaha Besar-besaran, Ini Rencananya

    Telkom Kurangi Anak Usaha Besar-besaran, Ini Rencananya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telkom bakal mengurangi produk dan usahanya di masa depan. Salah satunya dari 60 anak usaha akan dikurangi menjadi 22 anak usaha.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra menjelaskan saat ini ada 60 anak perusahaan di dalam grup tersebut. Namun kebanyakan memiliki kemiripan, seperti produk yang dijual dan kliennya.

    Dengan penggabungan ini dan membuat jumlahnya lebih sedikit akan berdampak pada perusahaan itu sendiri. Yakni akan lebih terstruktur dan terarah, serta konsumen tidak bingung saat akan menggunakan produk dari anak usaha telkom.

    “Dan disini juga kita lihat banyak sekali beberapa anak perusahaan yang kliennya itu sama, dagangannya mirip gitu loh. Jadi kita mulai gabung-gabungin gitu. Misalnya perusahaan A dan B ini dua-duanya parentnya Telkom, ya udah digabungin jadi satu supaya lebih terstruktur dan lebih terarah,” jelasnya, di kantornya, Senin (11/8/2025).

    Arthur menjelaskan Telkom tak akan lagi berinvestasi pada bisnis kecil. Jadi hanya akan mengambil bisnis dengan skala yang lebih besar. Dengan begitu jumlah anak perusahaan tidak akan bertambah dengan bisnis yang tidak terlalu besar.

    Ke depannya dia memastikan beberapa industri yang akan jadi fokus Telkom. Mulai dari data center dan satelit Low-eart Orbit (LEO) dengan investasi yang besar.

    “Tapi kalau kita bicara membangun data center 400 megawatt atau gimana, kita mau. Kita mau ngomongin LEO segala macam, big investment, kita mau,” ucapnya.

    Tapi kalau misalnya dibilang apakah Telkom bakal masuk ke sektor lainnya, yang EBITDA nya US$10 juta atau US$5 juta, kita mungkin tidak akan melakukannya lagi,” dia menambahkan.

    Dia mengatakan pengurangan itu akan mencapai sekitar 22 yang sudah masuk dalam cluster presentation.

    Dari 60 yang ada, Telkom memiliki kontrol pada 49 perusahaan dan ada sekitar 5 perusahaan yang kepemilikan saham Telkom terhitung kecil.

    “Yang begitu-begitu 5 perusahaan. Nah, dari total segitu mungkin kita end state-nya itu dalam 2-3 tahun ke depan,” ucap Arthur.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Direktur Keuangan Telkom Buka-bukaan, Kasih Bocoran Semester II-2025

    Direktur Keuangan Telkom Buka-bukaan, Kasih Bocoran Semester II-2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kinerja Telkom sepanjang Semester I-2025 tak terlalu baik. Namun, perusahaan tetap yakin bisa memperbaikinya selama enam bulan terakhir tahun ini.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra menjelaskan ada beberapa faktor keuangan Telkom mengalami penurunan. Salah satunya pelambatan karena adanya pemerintah baru.

    “Karena mungkin kalau kita lihat dari sudut makro ekonominya, kita bisa lihat disini bahwa memang di 6 bulan pertama ini, things are a little bit slow with the election, with the new government,” jelasnya di kantornya, Senin (11/8/2025).

    Telkom menargetkan pendapatan perusahaan pada akhir 2025 akan setara dengan pendapatan 2024. Artinya, Telkom percaya diri bakal membukukan pertumbuhan pendapatan yang tinggi pada semester II-2025 sebagai kompensasi dari kinerja semester I-2025.

    “Dari segi guidance, kita being conservative Pak, revenue 2025 ketimbang 2024, compare to early guidance kita bilang flat, EBITDA margin circa 50 persen, and capex to revenue ratio as we catch up on now we know what we want to invest, the first half 13 persen, we end up we project to land anywhere between 17-19 persen by year-end,” jelas Angelo.

    Sepanjang enam bulan pertama tahun 2025 Telkom membukukan laba sebesar Rp 10,97 triliun. Perolehan tersebut turun 6,68% dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Untuk pendapatan tercatat sebesar Rp 73 triliun yang juga mengalami penurunan 3,04% dari tahun sebelumnya. Begitu juga Ebitda sebesar Rp 36,1 triliun, turun sebanyak 4,7%. Sementara Ebitda margin sebanyak 49,5%.

    Dari segi non-konsumen, dia mengatakan sudah mulai menunjukkan kinerja positif. Misalnya wholesale dan bisnis internasional sepanjang tahun naik 5% dan tower juga naik 2,2%.

    Angelo mengatakan dari sisi enterprise memang mengalami sedikit penurunan. Namun ini juga karena klien mereka kebanyakan dari kalangan pemerintahan.

    Dia menjelaskan bahwa Telkom sudah mulai merasakan perbaikan kinerja pada Mei-Juni 2025. Ia optimistis momentum tersebut berlanjut hingga ke bulan-bulan selanjutnya.

    “Enterprise kita a little bit decline, and this is predominantly because government spending, karena banyakkan dari client IT service kita abis itu banyak government institution. Dan di first half as kita tau ini kan budgetnya baru di-release di last few months,” jelas Angelo.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lengkap, 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia versi Fortune – Page 3

    Lengkap, 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia versi Fortune – Page 3

    1. Pertamina

    Pendapatan (miliar) Rp 1.217.434,44

     

    2.Perusahaan Listrik Negara

    Pendapatan (miliar): Rp 545.380,99

     

    3. Astra International

    Pendapatan (miliar): Rp 330.920,00

     

    4.Bank Rakyat Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 274.566,55

     

    5.Bank Mandiri

    Pendapatan (miliar): Rp 206.502,31

     

    6.Telkom Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 149.967,00

     

    7. MIND ID

    Pendapatan (miliar): Rp 145.211,53

     

    8. Bank Central Asia

    Pendapatan (miliar): Rp 120.838,83

     

    9. Sumber Alfaria Trijaya

    Pendapatan (miliar): Rp118.227,03

     

    10.HM Sampoerna

    Pendapatan (miliar): Rp117.880,02

     

    11. Indofood Sukses Makmur

    Pendapatan (miliar): Rp115.786,53

     

    12. Gudang Garam

    Pendapatan (miliar): Rp 98.655,48

     

    13. Bank Negara Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 95.635,33

     

    14. Adaro Andalan Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 85.975,08

     

    15. Pupuk Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 81.616,21

     

    16. Sinar Mas Agro Resources and Technology

    Pendapatan (miliar): Rp 78.835,44

     

    17. Charoen Pokphand Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 67.477,99

     

    18. Erajaya Swasembada

    Pendapatan (miliar): Rp 65.279,68

     

    19. Indosat Ooredoo Hutchison

    Pendapatan (miliar): Rp 55.886,87

     

    20. Japfa Comfeed Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp55.800,85

     

    21. Bayan Resources

    Pendapatan (miliar): Rp 55.697,73

     

    22. Garuda Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 55.217,89

     

    23. Indah Kiat Pulp & Paper

    Pendapatan (miliar): Rp 51.649,40

     

    24. Dian Swastatika Sentosa

    Pendapatan (miliar): 48.773,62

     

    25. Amman Mineral Internasional

    Pendapatan (miliar): Rp 43.049,59

     

    26. Indika Energy

    Pendapatan (miliar): Rp 39.543,24

     

    27. Medco Energi Internasional

    Pendapatan (miliar): Rp 38.775,71

     

    28. AKR Corporindo

    Pendapatan (miliar): Rp 38.729,49

     

    29. Barito Pacific

    Pendapatan (miliar): Rp 38.578,61

     

    30. Mitra Adiperkasa

    Pendapatan (miliar): Rp 37.835,89

     

    31. Indo Tambangraya Megah

    Pendapatan (miliar): Rp 37.245,28

     

    32. Merdeka Copper Gold

    Pendapatan (miliar): Rp 36.187,22

     

    33. Semen Indonesia (SIG Group)

    Pendapatan (miliar): Rp 36.186,13

     

    34. Kereta Api Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 36.108,22

     

    35.Mayora Indah

    Pendapatan (miliar): Rp 36.072,95

     

    36. Unilever Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 35.138,64

     

    37.Pelindo

    Pendapatan (miliar): Rp 34.833,87

     

    38. XL Axiata

    Pendapatan (miliar): Rp 34.391,60

     

    39.Bank Tabungan Negara

    Pendapatan (miliar): Rp 34.117,51

     

    40. Alamtri Resources Indonesia/ADRO

    Pendapatan (miliar): Rp 33.595,77

     

    41. Kalbe Farma

    Pendapatan (miliar): Rp 32.627,78

     

    42. Pindo Deli Pulp and Paper Mills

    Pendapatan (miliar): Rp 32.504,71

     

    43. InJourney

    Pendapatan (miliar): Rp 30.539,35

     

    44. Hutama Karya

    Pendapatan (miliar): Rp 30.252,29

     

    45. Indomobil Sukses Internasional

    Pendapatan (miliar): Rp 29.318,22

     

    46. Bank CIMB Niaga

    Pendapatan (miliar): Rp28.926,25

     

    47.Jasa Marga

    Pendapatan (miliar): Rp28.703,21

     

    48. BUMA Internasional Grup

    Pendapatan (miliar): Rp 28.385,50

     

    49. Indonesia Financial Group (IFG)

    Pendapatan (miliar): Rp 28.297,19

     

    50. Bank Danamon Indonesia

    Pendapatan (miliar): Rp 27.415,51

  • Danantara Minta Telkom Pangkas Anak Usaha, dari 60 jadi 22 Perusahaan

    Danantara Minta Telkom Pangkas Anak Usaha, dari 60 jadi 22 Perusahaan

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. akan melakukan konsolidasi anak usaha dengan fokus pada tiga lini bisnis utama. BPI Danantara pun meminta jumlah anak usaha dipangkas menjadi 22 dari saat ini sekitar 60 perusahaan.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Angelo Syailendra menyampaikan saat ini perseroan memiliki sekitar 60 anak usaha, sebanyak 49 perusahaan berstatus sebagai pemegang saham pengendali langsung, sedangkan sisanya bukan pengendali.

    “Sebanyak 49 perusahaan kami punya control subsidiary, sebanyak 6 kita mayoritas tapi bukan pengendali dan 5 perusahaan itu kami minoritas,” ujarnya dalam media briefing di Jakarta, Senin (11/10/2025).

    Dia mencontohkan, Telkom ternyata memiliki saham di PT Pefindo Biro Kredit, meskipun sebagai pemegang saham minoritas. “Ternyata ternyata kami punya saham 6% di Pefindo, kayak gitu ada 5 perusahaan,” ungkapnya.

    Oleh sebab itu, paparnya, dalam 2-3 tahun ke depan jumlah anak usaha akan dipangkas hingga menjadi sekitar 22 perusahaan. Hal tersebut, sambungnya, sesuai dengan arahan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang ingin perampingan usaha.

    Telkom menargetkan perampingan anak usaha tersebut tuntas paling lambat akhir 2027. “Sekarang ini sedang berjalan, harapannya bakal finish di akhir 2027,” kata Angelo.

    Dian Siswarini, selepas dilantik menjadi Direktur Utama Telkom melakukan manuver dengan rencana memangkas jumlah anak usaha. Dia menyampaikan tengah memantau dan melakukan evaluasi terhadap anak dan cucu perusahaan.

    Salah satu yang menjadi evaluasi adalah kontribusi yang diberikan anak dan cucu perusahaan kepada perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut, di tengah kondisi penurunan kinerja.

    Langkah ini dilakukan sesuai arahan Danantara agar Telkom dapat bergerak lebih ramping dan lincah menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang makin menantang.

    “[Anak dan cucu perusahaan] yang tidak memberikan value kepada kami, tentu akan mulai di-swept,” kata Dian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Rabu (2/7/2025). 

    Selain menutup, ungkapnya, perseroan membuka opsi untuk menggabung anak dan cucu perusahaan Telkom, dengan anak perusahaan BUMN lain. Dengan hadirnya Danantara, proses tersebut dapat terjadi. 

    Dia mencontohkan, anak perusahaan properti di satu perusahaan BUMN, sekarang bisa digabung dengan anak perusahaan properti lain. Hal tersebut juga berlaku untuk anak dan cucu usaha Telkom. 

    “Untuk streamlining [perampingan], sekarang Pak Seno (Direktur Strategic Portfolio Telkom) yang akan melakukan review-nya. Memang ke depannya agar Telkom ini bisa menjadi lebih ramping dan juga lebih lincah, dan lebih menguntungkan,” kata Dian.

    Dilansir dari laman resmi, Telkom saat ini memiliki 12 anak perusahaan yang dimiliki langsung oleh Telkom. Pendapatan dari anak usaha tersebut terkonsolidasi dengan perusahaan.

    Adapun anak perusahaan tersebut antara lain: PT Metra-Net, PT Pins Indonesia, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (TelkomInfra), PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan PT Multimedia Nusantara (Telkometra).

    Kemudian, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Telkom Akses, dan PT Graha Sarana Duta (Telkom Property).

    Tiga Fokus Bisnis Telkom

    Seperti diketahui, Telkom akan memacu bisnis dan layanan telekomunikasi dalam 3 pilar utama, yakni digital connectivity, investasi pada digital platform, dan pengembangan kapabilitas bisnis serta selektif dalam investasi di digital services. 

    Angelo menyampaikan tiga pilar utama ini dipacu untuk memperbesar pendapatan perseroan. Pada tahun ini, sambungnya, perseroan akan fokus pada konsolidasi anak usaha, salah satunya divestasi lini bisnis fiber optik.

    “Tahun ini kami targetkan divestasi aset fiber optik selesai, sebenarnya secara formal perusahaan sudah ada, tinggal pelepasan asetnya,” terangnya. 

    Ahmad Reza menambahkan inovasi Telkom akan difokuskan pada tiga arah utama. Pertama, pemanfaatan data dan platform digital untuk meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan. Kedua, penguatan infrastruktur digital, termasuk pengembangan data center dan jaringan konektivitas berkapasitas tinggi.

    “Ketiga engembangan kemitraan strategis, baik dengan pelaku industri lokal maupun mitra global, guna memperluas jangkauan dan menciptakan nilai bersama,” terangnya.

  • Menang Tipis 1-0, Tim Mini Soccer Telkom Juarai Piala Menkomdigi 2025

    Menang Tipis 1-0, Tim Mini Soccer Telkom Juarai Piala Menkomdigi 2025

    Jakarta

    Tim mini soccer Telkom Indonesia berhasil mengalahkan para punggawa Tower Bersama Group (TBG) di partai final Turnamen Menkomdigi Cup 2025. Ini menjadi kemenangan istimewa setelah tahun lalu tim perwakilan perusahaan telekomunikasi pelat merah ini sempat absen.

    Menang dengan skor tipis 1-0, satu-satunya gol tercipta pada pertandingan ini berasal dari kaki Aldi Dwi Nugroho tak lama setelah pluit babak kedua dibunyikan wasit.

    “Kami beruntung bisa menjuarai pertandingan ini, karena tim TBG juga bagus permainannya,” ujar Agung Pamuji dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

    Pemain bernomor punggung 10 ini mengungkapkan strategi permainan hingga bisa keluar sebagai juara. Di babak pertama, Agung dan kawan-kawan tampil menekan dan mendominasi penguasaan bola. Begitu gol tercipta, pola permainan diubah menjadi lebih banyak bertahan.

    Menurutnya, kemenangan ini berkat konsistensi latihan setiap pekan, serta kerja sama apik para pemain di lapangan. Perusahaan tempatnya bekerja, diakuinya mendukung penuh pengembangan kualitas tim.

    Agung turut memuji pelaksanaan Turnamen Mini Soccer Menkomdigi Cup 2025, yang dinilainya menjunjung sportivitas. Indotelko Group selaku penyelenggara membuat persyaratan ketat sehingga para pemain murni pegawai perusahaan yang terlibat dalam pelaksanaan Hari Bhakti Postel ke-80 tahun.

    “Pelaksanaannya juga jauh lebih meriah, door-prizenya banyak,” ungkap Agung.

    Turnamen Mini Soccer Menkomdigi Cup 2025 diikut oleh 12 tim yang berasal dari perusahaan telekomunikasi, perwakilan jurnalis, serta tim Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    Turnamen dibuka oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Wayan Toni Supriyanto pagi tadi.

    Empat tim yang masuk semi final adalah Telkom Indonesia, CCSI, TBG dan Ditjen Infradig Komdigi yang merupakan juara tahun lalu.

    “Jalannya pertandingan luar biasa sengit, karena tiap tim menunjukkan strategi dan kemampuan olah bola yang cukup baik. Kami sebagai panitia juga berupaya agar kompetisi ini berjalan sportif namun tetap fun,” ungkap Ketua Umum Panitia Hari Bhakti Postel 2025 Setia Gunawan.

    Turnamen Mini Soccer Menkomdigi Cup 2025 merupakan rangkaian kegiatan perayaan Hari Bhakti Postel 2025 yang puncaknya akan berlangsung pada 27 September di Bandung, Jawa Barat.

    Sebagai informasi, Hari Bhakti Postel diperingati setiap tahun untuk mengenang sejarah perkembangan pos dan telekomunikasi di Indonesia. Pada 27 September 1945, para pejuang Indonesia berhasil merebut gedung pusat telekomunikasi dan pos di Bandung dari penjajah Jepang.

    (anl/ega)

  • Kejari Jaksel jadwalkan periksa saksi kasus korupsi dana TaniHub

    Kejari Jaksel jadwalkan periksa saksi kasus korupsi dana TaniHub

    Jakarta (ANTARA) – Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan menjadwalkan memeriksa saksi kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) pengelolaan dana investasi oleh PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) pada PT Tani Group Indonesia (TaniHub) beserta afiliasinya periode 2019–2023 pada minggu ini.

    “Minggu ini dijadwalkan saksi-saksi diantaranya Presiden Komisaris (Pres Com) MDI Ventures an. MFR,” kata Kasipidsus Kejari Jakarta Selatan, Suyanto Reksa Sumarta kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Anak perusahaan Telkom Indonesia, MDI Ventures, terseret kasus fraud PT Tani Group Indonesia (TaniHub) senilai Rp407 miliar.

    Reksa mengatakan selain MFR, saksi lainnya yakni RANR (OVP Group Digital Strategi Telkom), DH (Sekretaris Komite Investasi MDI), EY (VP Finance MDI), dan ASE (VP Bisnis Development MDI).

    Lalu, AN (Strategic Invesment Telkom), HS (BRI Ventures), INSY (Kom BRI Ventures), YS (Dir. BRI Ventures), dan ADN (Istri IAS).

    Adapun salah satu tersangka dalam kasus fraud PT Tani Group Indonesia (TaniHub) senilai Rp 407 miliar yakni IAS selaku mantan Direktur Utama PT. TGI.

    Hingga kini, Kejari Jaksel terus melaksanakan pelacakan dan penyitaan aset atas kasus tersebut.

    “Penyitaan sedang jalan yang bukti elektronik dan aset, tim terus melaksanakan pelacakan aset,” ucapnya.

    Penyidik Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan telah menetapkan tersangka dan melakukan penahanan terhadap tiga orang atas nama DSW selaku Direktur PT. MDI (MDI Venture), IAS selaku mantan Direktur Utama PT. TGI, ETPLT selaku mantan Direktur PT. TGI pada Senin (28/7).

    Penahanan ini dilakukan terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam pengelolaan dana investasi PT. MDI (MDI Venture) dan BVI/BRI Ventures) pada PT. TGI startup bidang pertanian tanihub dan afiliasinya tahun 2019-2023 dengan total pencairan investasi sebesar USD 25.000.000.

    Peran dari DSW selaku Direktur PT. MDI (MDI Venture) menyetujui investasi secara melawan hukum.

    Sedangkan peran IAS dan ETPLT adalah memanipulasi data perusahaan dalam rangka mendapatkan investasi dari MDI dan BRI Venture serta menggunakan dana investasi untuk kepentingan pribadi.

    Penahanan dimulai sejak Senin (28/7) sampai Sabtu (16/8) dimana DSW ditahan di Rutan Salemba, IAS di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan sedangkan ETPLT dilakukan penahanan di Rutan Cipinang.

    Dalam penanganan perkara ini penyidik telah melakukan penggeledahan di beberapa tempat di Jabodetabek, melakukan penyitaan dan memeriksa lebih dari 20 saksi serta memeriksa ahli di bidang investasi serta dilakukan beberapa kegiatan untuk mencari dan menemukan bukti-bukti tambahan atas perkara tersebut.

    Dalam kegiatan tersebut ditemukan beberapa bukti elektronik, buku rekening, ATM dan lain sebagainya.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perbandingan ARPU Telkomsel dan Indosat Semester I/2025

    Perbandingan ARPU Telkomsel dan Indosat Semester I/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Telkomsel dan Indosat mencatatkan kinerja ARPU yang sedikit melambat pada semester I/2025. ARPU Telkomsel melambat secara tahunan dan kuartalan, sementara ARPU Indosat melandai secara kuartalan. 

    Mengutip Info Memo, Telkomsel mencatatkan ARPU sebesar Rp41.800, turun sebesar 7,4% secara tahunan (year on year/YoY). 

    Secara kuartalan (Quarter on quarter/QoQ), ARPU anak usaha Telkom (TLKM) ini tercatat sebesar Rp41.200 pada kuartal II/2025, turun 2,8% dibandingkan kuartal I/2025 yang senilai Rp42.400. 

    Sebagai informasi, ARPU atau Average Revenue Per User adalah pendapatan rata-rata per pengguna. ARPU merupakan metrik untuk mengukur pendapatan rata-rata yang dihasilkan setiap pengguna aktif suatu bisnis, aplikasi, atau layanan. 

    “Meskipun ARPU utama menurun sesuai perkiraan, tren ini tetap konsisten dengan strategi penetapan harga kami yang disiplin dan fokus pada nilai jangka panjang,” tulis manajemen TLKM pada InfoMemo.

    Di sisi lain, Indosat (ISAT) melaporkan ARPU sebesar Rp38.900 pada semester I/2025, naik 2,5% YoY dari Rp37.100 pada semester I/2024. Namun, jika dilihat secara kuartalan, ARPU Indosat berada pada Rp38.500 pada kuartal II/2025, turun 1,8% dibandingkan kuartal I/2025 yang berada pada Rp39.200. 

    Lewat InfoMemo, manajemen Indosat mengatakan basis pelanggan mengalami penurunan sebesar 5,5 juta pelanggan menjadi 95,4 juta pada semester I/2025 lantaran konsolidasi SIM Card.

    “ARPU untuk pelanggan seluler meningkat pada semester I/2025 menjadi Rp38.900, naik 2,5% atau Rp1.000 lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2024.”