BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

  • Telkom Dorong Talenta Muda UNP Siap Hadapi Dunia Kerja Lewat Digistar

    Telkom Dorong Talenta Muda UNP Siap Hadapi Dunia Kerja Lewat Digistar

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendorong pengembangan talenta muda di Universitas Negeri Padang (UNP) lewat program Digistar. Program ini mengajak mahasiswa dan fresh graduate untuk mengakselerasi pengembangan skill melalui pengalaman magang selama enam bulan dengan berbagai role di Telkom.

    Program Digistar juga akan mengasah soft skill mahasiswa dalam leadership skill, komunikasi dan growth mindset. Mahasiswa juga akan dibekali berbagai strategi untuk mempersiapkan berbagai hal, seperti pembuatan curriculum vitae (CV), persiapan interview, dan penyusunan portofolio.

    “Digistar merupakan salah satu program dari Telkom yang mempersiapkan mahasiswa/i dan fresh graduate agar adaptif dan memiliki skill set yang sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui program ini kami berharap dapat mencetak banyak talenta yang siap untuk bekerja di dunia kerja. Lebih lanjut, program ini juga kami hadirkan untuk mendorong percepatan talenta siap kerja yang kompeten dan inovatif,” ujar Direktur Utama Telkom Dian Siswarini dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

    Hal ini disampaikannya pada Seminar Telkom AI Connect bertema “Building Next- Generation AI Talents for Indonesia’s Future” yang berlangsung di UNP, kemarin.

    Digistar merupakan inisiatif sekaligus program Employer Branding Telkom untuk mempersiapkan dan menarik talenta terbaik yang dibutuhkan dalam rangka mendukung langkah transformasi perusahaan.

    Sepanjang 2024-2025, Telkom telah melaksanakan sebanyak 30 program Digistar yang digelar di berbagai kampus seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Padang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Telkom University, BINUS University, Universitas Sriwijaya, dan lainnya,

    Program ini juga menjangkau kawasan timur Indonesia seperti Makassar, Labuan Bajo, dan Papua melalui kolaborasi Indigo X Digistar. Program ini pun telah diikuti lebih dari 4.800 peserta yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan pencari kerja muda.

    Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif, Digistar tidak hanya menginspirasi tetapi juga membuka jalan bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri, memperluas jaringan, dan siap menghadapi tantangan industri digital ke depan. Tak hanya pemaparan materi dan sesi tanya jawab, acara ini juga memperkenalkan Digistar Club, komunitas talenta digital binaan Telkom yang memberikan akses ke berbagai program eksklusif seperti pelatihan, mentoring, hingga peluang magang.

    Lebih lanjut, Digistar juga hadir untuk mendukung pengembangan talenta muda digital, khususnya dalam bidang adopsi dan inovasi teknologi, seperti Artificial Intelligence (AI).

    “Sejalan dengan semangat kami dalam menghasilkan talenta muda terbaik Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan industri untuk memasuki dunia kerja, guna menyiapkan generasi muda, Digistar hadir untuk dapat memberikan manfaat nyata bagi para peserta dalam menghadapi tantangan industri ke depan,” pungkas Dian.

    (akd/ega)

  • Cetak Talenta Digital, AI Campus Telkom Hadir di Universitas Negeri Padang

    Cetak Talenta Digital, AI Campus Telkom Hadir di Universitas Negeri Padang

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mendukung pengembangan talenta Artificial Intelligence (AI) Indonesia melalui AI Campus. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Telkom AI Center of Excellence (AI CoE).

    Kali ini, Telkom menghadirkan program AI Campus di Universitas Negeri Padang (UNP) lewat Seminar Telkom AI Connect bertema ‘Building Next- Generation AI Talents for Indonesia’s Future’, yang digelar kemarin. Selain kuliah umum, pada acara ini juga diadakan Penandatanganan MoU Kolaborasi Pengembangan AI antara Telkom dan Universitas Negeri Padang.

    “Ketersediaan talent merupakan salah satu permasalahan besar dalam industri telekomunikasi. Industri bisa membantu universitas dalam mempersiapkan talenta-talenta terbaik. Lebih lanjut, Universitas merupakan leader dan sumber utama penghasil generasi muda yang siap untuk mengadopsi AI di masa yang akan mendatang. Sebagai salah satu inisiatif Telkom dalam bidang AI, AI CoE dapat menyatukan berbagai stakeholder, termasuk universitas untuk berkolaborasi, dalam ekosistem AI. Tanpa adanya kolaborasi tidak akan terbentuk kerja sama dan akselerasi inovasi AI,” ujar Direktur Utama Telkom Dian Siswarini dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).

    Melalui AI Center of Excellence (AI CoE), Telkom telah mengembangkan lebih dari 50 use case AI yang membantu industri dan pemerintahan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, mulai dari digitalisasi dokumen, hukum, efisiensi bisnis, hingga berbagai pengembangan layanan publik. Dalam acara ini, civitas akademika perguruan tinggi, mulai dari akademisi hingga mahasiswa saling berbagi insight, pengalaman, dan visi terkait dengan penerapan AI yang dapat mendukung transformasi pendidikan tinggi dan inovasi riset nasional.

    AI Center of Excellence berdiri di empat pilar utama. Pertama, AI Campus yang merupakan ruang kolaborasi antara kampus dan industri untuk memperkuat kurikulum dan kapasitas talenta. Kedua, AI Playground, yaitu laboratorium eksplorasi tempat mahasiswa dan peneliti bisa menguji berbagai model AI secara aman dan bertanggung jawab.

    Ketiga, AI Connect yang merupakan jembatan praktisi dan bisnis untuk berbagi praktik terbaik dan mempercepat inovasi. Keempat, AI Hub yang merupakan tempat pembuktian nilai, dimana lebih dari 50 proof of concept telah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan industri.

    Melalui kolaborasi ini, Telkom dan UNP mendorong pengembangan talenta AI di Indonesia guna menyiapkan ribuan talenta AI generasi baru menuju Indonesia Emas 2045. Dengan hadirnya AI Center of Excellence, Telkom optimis dapat mendorong kolaborasi, membawa ide kampus ke dunia nyata, menciptakan inovasi berdampak, dan menyiapkan Indonesia menuju masa depan digital berdaulat.

    “Sangat penting bagi talenta muda untuk memiliki Learning Agility. Dengan Learning Agility generasi muda dapat belajar dengan cepat dan beradaptasi dengan berbagai perkembangan industri. AI CoE memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti berbagai proyek di industri yang beragam. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis karena dengan platform ini mahasiswa dan akademisi bisa langsung melakukan riset dengan industri terkait. Kami berharap melalui kolaborasi ini Telkom dapat bersinergi dengan seluruh stakeholder, termasuk universitas agar dapat menghasilkan berbagai inovasi dan generasi pemimpin global di masa yang akan mendatang,” papar Dian.

    Rektor UNP Krismadinata, Ph.D turut menyambut dengan positif kolaborasi ini. Ia memaparkan acara yang diadakan oleh Telkom pada hari ini cocok dengan momentum UNP yang sedang melakukan transformasi teknologi.

    Ia mengatakan adanya konektivitas dari Telkom sangat membantu proses dan perkembangan transformasi teknologi yang sedang diimplementasikan oleh UNP. Pihaknya pun siap menjadi mitra bagi Telkom.

    “Dengan berbagai jurusan yang terdapat di UNP, Krismadinata percaya baik Telkom maupun UNP dapat saling mendukung satu sama lain dalam membangun negeri,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Direktur Human Capital Management Telkom Willy Saelan, EVP Telkom Regional 1 Dwi Pratomo Juniarto, dan Rektor UNP Krismadinata, Ph.D.

    (prf/ega)

  • Kebutuhan Internet Tercukupi oleh 4G

    Kebutuhan Internet Tercukupi oleh 4G

    Bisnis.com, JAKARTA— Penggelaran layanan 5G di Indonesia belum menunjukkan perkembangan signifikan. Salah satu penyebabnya diduga karena masyarakat belum terlalu membutuhkan jaringan teknologi kelima.

    Angka ini tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 80%. 

    Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai lambatnya adopsi 5G di Indonesia dipengaruhi permintaan di pelanggan yang belum signifikan. Masyarakat merasa jaringan 4G sudah cukup untuk mendukung berbagai aktivitas digital.

    “Kebutuhan pelanggan [subscribers] ternyata sebagian besar telah terpenuhi dengan layanan 4G,” kata Agung saat dihubungi Bisnis pada Selasa (28/10/2025). 

    Selain itu, Agung menilai penetrasi perangkat yang mendukung teknologi 5G juga masih rendah. 

    Dia menilai pemerintah dapat berperan mendorong percepatan adopsi 5G, misalnya melalui insentif fiskal, keringanan biaya spektrum bagi operator, atau program sosialisasi publik untuk memperkenalkan manfaat nyata 5G di berbagai sektor seperti industri, kesehatan, dan pendidikan.

    “Pemerintah bisa jadi perlu membuat program insentif dan sosialisasi agar adopsi layanan 5G dapat “dipercepat,” katanya. 

    Merujuk pada laporan keuangan Indosat, pada semester I/2025 perusahaan melanjutkan penguatan dan integrasi jaringan termasuk ekspansi 5G sebagai bagian dari strategi pasca-merger, melalui pembelian besar perangkat keras dan perangkat lunak dari pemasok global seperti Huawei, Nokia, dan Ericsson.

    Sementara Telkom, berdasarkan laporan keuangan Telkom semester I/2025, melakukan penambahan BTS (Base Transceiver Station) 5G oleh Telkomsel yang tercatat sebanyak 2.537 unit dari total 280.434 BTS. 

    Jumlah BTS 5G ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan BTS 4G yang mencapai 229.214 unit, menegaskan bahwa ekspansi 5G Telkomsel masih dalam tahap awal dan selektif.

    Capex (capital expenditure) Telkom pada semester I/2025 tercatat sebesar Rp9,5 triliun atau 13% dari total revenue, dengan lebih dari 50% dialokasikan untuk ekspansi digital connectivity—termasuk jaringan fiber optik, tower, satelit, dan kabel bawah laut yang mendukung penggelaran 5G. 

    Di sisi lain, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menilai lambatnya adopsi jaringan 5G di Indonesia salah satunya disebabkan oleh spektrum yang belum tersedia sepenuhnya. Direktur Eksekutif ATSI Marwan O Baasir mengatakan, operator saat ini masih memanfaatkan spektrum eksisting untuk menggelar layanan 5G. 

    “Anggota ATSI itu kan saat ini memanfaatkan spektrum yang ada, spektrum 1800, 2100. Sedangkan spektrum-spektrum itu kan menggunakan spektrum yang ada, bukan spektrum real 5G,” kata Marwan ditemui ditemui disela acara Indonesia Technology & Innovation (INTI) 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (28/10/2025).

  • Telkom dan Universitas Negeri Padang Resmikan AI Campus, Cetak Talenta Digital Unggul untuk Indonesia Emas 2045 – Page 3

    Telkom dan Universitas Negeri Padang Resmikan AI Campus, Cetak Talenta Digital Unggul untuk Indonesia Emas 2045 – Page 3

    AI Center of Excellence sendiri berdiri di empat pilar utama, yaitu Pertama, AI Campus yang merupakan ruang kolaborasi antara kampus dan industri untuk memperkuat kurikulum dan kapasitas talenta, Kedua AI Playground, yaitu laboratorium eksplorasi tempat mahasiswa dan peneliti bisa menguji berbagai model AI secara aman dan bertanggung jawab, ketiga, AI Connect yang merupakan jembatan praktisi dan bisnis untuk berbagi praktik terbaik dan mempercepat inovasi. Keempat, AI Hub yang merupakan tempat pembuktian nilai, di mana lebih dari 50 proof of concept telah dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan industri.

    Acara ini tidak hanya mendorong pengembangan talenta AI di Indonesia, namun juga merupakan wujud nyata kolaborasi akademisi, dalam hal ini Universitas Negeri Padang (UNP) dan Telkom dalam menyiapkan ribuan talenta AI generasi baru menuju Indonesia Emas 2045.

    “Ketersediaan talent merupakan salah satu permasalahan besar dalam industri telekomunikasi. Industri bisa membantu universitas dalam mempersiapkan talenta-talenta terbaik. Lebih lanjut, Universitas merupakan leader dan sumber utama penghasil generasi muda yang siap untuk mengadopsi AI di masa yang akan mendatang. Sebagai salah satu inisiatif Telkom dalam bidang AI, AI CoE dapat menyatukan berbagai stakeholder, termasuk universitas untuk berkolaborasi, dalam ekosistem AI. Tanpa adanya kolaborasi tidak akan terbentuk kerja sama dan akselerasi inovasi AI,” ujar  Direktur Utama Telkom Dian Siswarini pada pemaparannya saat sesi kuliah umum di UNP.

    Dengan hadirnya AI Center of Excellence, Telkom optimis dapat mendorong kolaborasi, membawa ide kampus ke dunia nyata, menciptakan inovasi yang berdampak, dan menyiapkan Indonesia menuju masa depan digital yang berdaulat. “Sangat penting bagi talenta muda untuk memiliki Learning Agility. Dengan Learning Agility generasi muda dapat belajar dengan cepat dan beradaptasi dengan berbagai perkembangan industri.

    AI CoE memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti berbagai proyek di industri yang beragam. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis karena dengan platform ini mahasiswa dan akademisi bisa langsung melakukan riset dengan industri terkait. Kami berharap melalui kolaborasi ini Telkom dapat bersinergi dengan seluruh stakeholder, termasuk universitas agar dapat menghasilkan berbagai inovasi dan generasi pemimpin global di masa yang akan mendatang,” tutup Dian.

    Sejalan, Rektor UNP Krismadinata, Ph.D juga turut menyambut dengan positif kolaborasi ini. Ia memaparkan bahwa acara yang diadakan oleh Telkom pada hari ini sangat cocok dengan momentum UNP yang saat ini sedang melakukan transformasi teknologi. Lebih lanjut, dengan adanya konektivitas dari Telkom sangat membantu proses dan perkembangan transformasi teknologi yang sedang diimplementasikan oleh UNP. Ia mengatakan bahwa UNP siap menjadi mitra bagi Telkom. Dengan berbagai jurusan yang terdapat di UNP,  Krismadinata percaya baik Telkom maupun UNP dapat saling mendukung satu sama lain dalam membangun negeri.

    Dengan hadirnya AI Campus di berbagai universitas di Indonesia, Telkom akan terus menghadirkan program-program yang menciptakan peluang dan memperkuat partisipasi aktif generasi muda dalam pengembangan dan inovasi AI. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Telkom untuk membangun ekosistem AI nasional melalui talenta muda yang unggul, kolaboratif, dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan.

     

  • Telkom Pertahankan Peringkat Teratas sebagai Perusahaan Indonesia di Daftar World’s Best Employers 2025 – Page 3

    Telkom Pertahankan Peringkat Teratas sebagai Perusahaan Indonesia di Daftar World’s Best Employers 2025 – Page 3

    Pemeringkatan World’s Best Employers dibuat oleh Forbes bekerja sama dengan lembaga riset pasar global Statista melalui survei yang melibatkan lebih dari 300.000 karyawan dari 50 negara yang bekerja di berbagai perusahaan multinasional. Para responden diminta memberikan penilaian dan tingkat rekomendasi terhadap perusahaan mereka berdasarkan sejumlah aspek penting, seperti pengembangan talenta, kesejahteraan karyawan, hingga fleksibilitas kerja. Hasil survei kemudian diolah untuk menghasilkan daftar perusahaan terbaik di dunia yang dinilai mampu menciptakan lingkungan kerja unggul dan inklusif.

    Sebagai upaya memperkuat daya saing dan menjaga relevansi di tengah dinamika industri yang terus berubah, Telkom menerapkan Digital Ways of Working BISA (Bravery, Integrity, Service Excellence, dan Agility) untuk menanamkan budaya kerja digital yang adaptif dan berorientasi pada hasil. Inisiatif ini menjadi fondasi penting bagi perusahaan agar dapat terus bertahan dan tumbuh dalam situasi bisnis yang sangat dinamis. Digital Ways of Working ini mendorong setiap karyawan Telkom untuk berani mengambil risiko yang terukur, menjunjung tinggi integritas, memberikan layanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan, serta bergerak cepat, solutif, dan inovatif dalam menghadapi setiap perubahan.

    “Pencapaian ini merupakan buah dari sinergi dan dedikasi seluruh karyawan TelkomGroup yang telah mendukung terciptanya lingkungan kerja positif. Dengan menerapkan Digital Ways of Working BISA, kami optimis Telkom akan terus tumbuh sebagai perusahaan yang mampu menarik dan mengembangkan talenta unggul Indonesia untuk berkarya dan berkontribusi di TelkomGroup,” tutup Willy.

  • Telkom Pertahankan Peringkat Pertama Perusahaan Indonesia di Daftar 500 World’s Best Employers 2025

    Telkom Pertahankan Peringkat Pertama Perusahaan Indonesia di Daftar 500 World’s Best Employers 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali meraih pengakuan internasional atas konsistensinya dalam menjalankan operasional bisnis yang berkelanjutan serta pengelolaan sumber daya manusia. Untuk kelima kalinya secara berturut-turut, tahun ini Telkom tercatat dalam daftar World’s Best Employers 2025 versi Forbes, menandai capaian prestisius yang berhasil dipertahankan Telkom dan memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan yang berdaya saing global.

    Pada daftar World’s Best Employers 2025, Telkom menempati peringkat #345 dari 900 perusahaan terpilih di seluruh dunia. Capaian ini sekaligus menempatkan Telkom di atas sejumlah perusahaan Indonesia lainnya yang juga masuk dalam daftar peringkat. Selain itu, Telkom juga menduduki peringkat kesembilan di dunia pada kategori telecommunication services, mengungguli perusahaan telco lainnya, seperti Vodafone UK, Telenor Norway, Etisalat UEA, SingTel Singapore, China Mobile, Telstra Australia, dan BT Group UK.

    Direktur Human Capital Management Telkom Willy Saelan mengatakan, mendapat kembali penghargaan ini dari institusi internasional seperti Forbes merupakan bentuk pengakuan yang sangat berarti bagi Telkom.

    “Kami bangga dapat berada di jajaran perusahaan terbaik dunia, yang menjadi bukti bahwa Telkom terus berada pada jalur yang tepat dalam menciptakan lingkungan kerja yang unggul, berdaya saing, dan berorientasi pada pengembangan talenta,” ujarnya.

    Pemeringkatan World’s Best Employers dibuat oleh Forbes bekerja sama dengan lembaga riset pasar global Statista melalui survei yang melibatkan lebih dari 300.000 karyawan dari 50 negara yang bekerja di berbagai perusahaan multinasional. Para responden diminta memberikan penilaian dan tingkat rekomendasi terhadap perusahaan mereka berdasarkan sejumlah aspek penting, seperti pengembangan talenta, kesejahteraan karyawan, hingga fleksibilitas kerja. Hasil survei kemudian diolah untuk menghasilkan daftar perusahaan terbaik di dunia yang dinilai mampu menciptakan lingkungan kerja unggul dan inklusif.

    Sebagai upaya memperkuat daya saing dan menjaga relevansi di tengah dinamika industri yang terus berubah, Telkom menerapkan Digital Ways of Working BISA (Bravery, Integrity, Service Excellence, dan Agility) untuk menanamkan budaya kerja digital yang adaptif dan berorientasi pada hasil. Inisiatif ini menjadi fondasi penting bagi perusahaan agar dapat terus bertahan dan tumbuh dalam situasi bisnis yang sangat dinamis.

    Digital Ways of Working ini mendorong setiap karyawan Telkom untuk berani mengambil risiko yang terukur, menjunjung tinggi integritas, memberikan layanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan, serta bergerak cepat, solutif, dan inovatif dalam menghadapi setiap perubahan.

    “Pencapaian ini merupakan buah dari sinergi dan dedikasi seluruh karyawan TelkomGroup yang telah mendukung terciptanya lingkungan kerja positif. Dengan menerapkan Digital Ways of Working BISA, kami optimis Telkom akan terus tumbuh sebagai perusahaan yang mampu menarik dan mengembangkan talenta unggul Indonesia untuk berkarya dan berkontribusi di TelkomGroup,” tutup Willy.

  • Beban Baru WIFI-MyRepublic, Hubungkan 20 Juta Rumah dengan Internet Murah

    Beban Baru WIFI-MyRepublic, Hubungkan 20 Juta Rumah dengan Internet Murah

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mewajibkan kepada para pemenang lelang pita 1,4 GHz, PT Telemedia Komunikasi Pratama dan PT Eka Mas Republik untuk menghubungkan 20 juta rumah dengan internet murah. 

    Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan baru karena selain harus menyiapkan ekosistem 1,4 GHz yang belum matang dan berinvestasi pada perangkat base transceiver station (BTS), keduanya juga harus dapat menyeimbangkan keuangan dengan harga internet rumah yang murah. 

    Sekadar informasi, Telemedia Komunikasi Pratama merupakan anak usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI). Sementara itu Eka Mas Republik atau MyRepublic adalah anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA). 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meminta WIFI dan DSSA untuk merealisasikan target pembangunan 20 juta koneksi internet rumah (fixed broadband) sebagai bagian dari komitmen pengembangan konektivitas nasional.

    “Jadi memang kepada pemenangnya [lelang 1,4 Ghz] kita berikan target ataupun komitmen untuk membangun 20 juta koneksi internet rumah,” kata Meutya, Kamis (23/10/2025). 

    Menurut dia, hasil pembangunan jaringan dari lelang frekuensi ini kemungkinan belum akan terasa secara signifikan dalam waktu dekat, namun diperkirakan mulai berdampak pada 2026. 

    Sebelumnya, Komdigi telah membuka lelang pita frekuensi 1,4 GHz yang bertujuan menentukan pengguna pita frekuensi radio di seluruh regional, sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada pita 1,4 GHz.

    Seleksi ini juga ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan spektrum bagi layanan akses nirkabel pita lebar. Melalui lelang tersebut, pemerintah berharap dapat memperluas jangkauan akses internet berbasis jaringan pita lebar tetap atau fixed broadband, menghadirkan layanan dengan harga terjangkau sesuai rata-rata konsumsi rumah tangga telekomunikasi di wilayah perdesaan, meningkatkan kecepatan unduh, serta mempercepat penggelaran jaringan serat optik.

    Dalam hasil seleksi,WIFI memenangkan Regional I yang meliputi Pulau Jawa, Maluku, dan Papua, dengan penawaran tertinggi senilai Rp403,7 miliar. WIFI mengungguli PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan penawaran Rp399 miliar, dan PT Eka Mas Republik sebesar Rp331 miliar.

    Sementara itu, DSSA memenangkan Regional II yang meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara dengan penawaran Rp300,8 miliar, lebih tinggi dari Telkom (Rp259 miliar) dan Telemedia (Rp136 miliar). Eka Mas juga menjadi pemenang Regional III yang mencakup Kalimantan dan Sulawesi dengan harga penawaran Rp100 miliar, mengalahkan Telkom (Rp80 miliar) dan Telemedia (Rp64 miliar).

    Pada tahun pertama, para pemenang lelang diwajibkan membayar dua kali nilai penawaran, kemudian membayar sesuai nilai penawaran selama sembilan tahun berikutnya. 

    Jajaran direksi WIFI

    2X Pencapaian IndiHome

    Adapun target 20 juta rumah terhubung internet murah setara dua kali lipat dari torehan pelanggan pemimpin pasar fixed broadband IndiHome. Selama lebih dari 10 tahun beroperasi, IndiHome dapat melayani 10,1 juta pelanggan internet rumah per Juni 2025.

    Jumlah pelanggan itu tumbuh 10% secara tahunan. Pencapaian tersebut merupakan kerja keras Telkom-Telkomsel yang berfokus pada dua jalur utama yaitu untuk pemasaran dan layanan purna jual IndiHome. 

    Dalam mencapai target tersebut, Telkom mengandalkan sejumlah strategi, termasuk mendorong tenaga pemasar yang lebih banyak lewat program Sobat IndiHome.

    Informasi yang beredar lebih dari 31.000 Sobat IndiHome di seluruh Indonesia yang bertugas melakukan penawaran layanan door-to-door dan mendukung akuisisi pelanggan baru.

    Anggota ini bekerja sebagai tenaga lepas yang mendapat komisi berdasarkan keberhasilan mendapatkan pelanggan baru.  Telkom juga mengandalkan sekitar 16.000 teknisi yang menangani instalasi dan layanan purna jual kepada pelanggan berdasarkan data terakhir pada 2022. 

    Peluang dan Tantangan

    Komdigi menyebut frekuensi 1,4 GHz dapat membantu memperluas jangkauan akses internet broadband, khususnya untuk wilayah yang belum terjangkau fiber optik atau infrastruktur kabel. Pita ini nantinya akan digunakan untuk Fixed Wireless Access (FWA) dan kebutuhan internet rumah.

    Kecepatan internet yang diberikan besar seperti internet tetap, namun perusahaan telekomunikasi tidak perlu usaha keras untuk menarik kabel ke rumah-rumah untuk menjangkau pelanggan, sehingga secara ongkos seharusnya lebih murah dan mudah dalam menjangkau pelanggan.

    Sementara itu dari sisi tantangan, kesiapan ekosistem menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi dalam pengembangan layanan data di pita frekuensi 1,4 GHz.  Adapun pita frekuensi 1,4 GHz termasuk kategori mid band atau frekuensi pita tengah yang memiliki karakteristik jangkauan lumayan luas dan kapasitas besar.

    Head of Asia Pacific GSMA Julian Gorman mengatakan tantangan utama dalam pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz berkaitan dengan kesiapan ekosistem pendukung yang masih minim.

    “Masalah utama dari teknologi 1,4 GHz adalah ukuran ekosistemnya,” ujar Julian.

    Pekerja memperbaiki jaringan internet rumah

    Dia menjelaskan bahwa setiap pita frekuensi yang dialokasikan membutuhkan ekosistem komprehensif agar dapat dimanfaatkan secara efektif—dari pembuat chip, antena, hingga produsen perangkat yang dapat mendukung spektrum tersebut.

    Di berbagai belahan dunia, pita frekuensi paling populer yang lebih dulu diadopsi secara masif adalah 3,5 GHz, diikuti dengan 2,6 GHz. Pita-pita ini mendapat sambutan luas karena didukung oleh rantai pasok global yang matang dan biaya produksi perangkat yang efisien karena skala adopsi yang besar.

    Sebaliknya, pita 1,4 GHz hanya digunakan secara sporadis di beberapa wilayah dunia, sehingga keberadaan perangkat, chip, dan dukungan teknis lainnya masih relatif terbatas. 

    PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge  mengumumkan penandatanganan perjanjian kerja sama multi-tahun dengan Qualcomm Technologies, Inc. untuk penyediaan solusi platform Qualcomm Dragonwing FWA yang akan mendukung proyek broadband terjangkau Surge.

    Direktur Solusi Sinergi Digital Shannedy Ong menjelaskan kolaborasi ini merupakan pencapaian penting dalam misi WIFI untuk menghadirkan konektivitas broadband terjangkau ke seluruh pelosok Indonesia.

    “Dengan memanfaatkan platform Dragonwing FWA dalam perangkat CPE FWA 1,4 GHz kami, Surge dapat mempercepat penetrasi broadband dan menghadirkan akses internet cepat dan terjangkau bagi jutaan rumah tangga yang selama ini belum terlayani dengan baik,” ujar Shannedy dalam keterangan resminya, Rabu (22/10/2025).

  • Telkom Perluas Ekosistem AI Nasional lewat Peluncuran AI Campus di UMY, Gandeng Startup dan Komunitas Teknologi  – Page 3

    Telkom Perluas Ekosistem AI Nasional lewat Peluncuran AI Campus di UMY, Gandeng Startup dan Komunitas Teknologi  – Page 3

    Liputan6.com, Yogyakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mempertegas langkahnya sebagai pionir transformasi digital nasional dengan meluncurkan Telkom AI Campus, sebuah inisiatif strategis di bawah payung Telkom AI Center of Excellence (AI CoE).

    Peluncuran yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (23/10/2025) ini menjadi tonggak penting dalam upaya membangun ekosistem kecerdasan artifisial (AI) terintegrasi yang menghubungkan riset akademik, pengembangan talenta digital, hingga penerapan teknologi di berbagai sektor industri.

    Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Rektor UMY Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, Sekretaris Universitas UMY Dr. Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fill.I., MPA, serta Kepala Badan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Bonifasius Wahyu Pudjianto.

    “Melalui kegiatan ini Telkom berkomitmen untuk melahirkan ribuan talenta AI di Indonesia. Kami ingin membangun generasi yang tidak hanya menguasai AI, namun juga bisa mengerti nilai-nilai di baliknya agar teknologi dapat menjadi kekuatan untuk kemajuan bangsa,” ujar Direktur Utama Telkom Dian Siswarini. 

    AI Campus Jadi Pusat Kolaborasi Inovasi Digital 

    Perbesar

    (Foto:Dok.Telkom Indonesia)… Selengkapnya

    Telkom menempatkan AI Campus sebagai wadah pembelajaran dan kolaborasi lintas sektor. Di sini, mahasiswa tak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat langsung dalam riset industri, mentoring, dan inkubasi bisnis.

    Menurut Dian, langkah ini merupakan strategi jangka panjang Telkom untuk membangun fondasi kuat di bidang teknologi kecerdasan artifisial yang mampu mempercepat digitalisasi nasional. AI Campus diharapkan menjadi pusat inovasi yang melahirkan ribuan inovator muda dan memperkuat posisi Indonesia dalam peta pengembangan AI di Asia Tenggara.

    Kolaborasi Strategis Bersama Startup dan Komunitas Teknologi 

    Perbesar

    (Foto:Dok.Telkom Indonesia)… Selengkapnya

    Peluncuran AI Campus juga menjadi momentum bagi Telkom AI CoE memperluas jejaring dengan berbagai startup dan komunitas teknologi di Yogyakarta. Sejumlah startup unggulan binaan Telkom turut hadir menampilkan inovasi berbasis AI yang telah memberi dampak nyata di industri, antara lain:

    RUNSystem – penyedia perangkat lunak ERP nasional yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (IDX).
    PaperlessHospital – startup berbasis AI yang mengembangkan solusi cerdas untuk efisiensi operasional rumah sakit. 

    Selain itu, Telkom AI CoE juga memperkuat kolaborasi lewat Komunitas Telkom AI x Markas Komdigi, yang melibatkan:

    Xerpihan (AI Chatbot),
    DF Labs (AI Education),
    SUHU (AI Consultant),
    Nutreecy.AI (AI for Health), dan
    Gethired + Devcode (AI for Workforce). 

    Kemitraan diperluas pula dengan Komunitas Startup Jogja, meliputi:

    UTAS (AI for Marketing),
    Jogja Coding House (AI Engineer),
    Techno GIS (AI on Geographic Information System),
    Hcelerate (AI for Research), dan
    Widya Genomics (Healthtech on Genomics). 

    Langkah ini memperkuat posisi Telkom sebagai orkestrator utama dalam membangun ekosistem inovasi AI di Tanah Air.

    Bangun Fondasi AI Nasional dan 113 Ribu Talenta Digital 

    Melalui AI CoE dan AI Campus, Telkom berfokus membangun fondasi nasional di bidang kecerdasan artifisial. Program ini mencakup riset, edukasi, hingga akselerasi bisnis berbasis AI, dengan target mencetak 113.000 talenta digital di seluruh Indonesia.

    “Langkah ini menjadi komitmen nyata Telkom untuk membangun generasi yang memahami dan mampu mengimplementasikan AI dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,” ujar Dian.

    Telkom berharap kehadiran AI Campus di Yogyakarta bisa menjadi simbol bahwa inovasi teknologi nasional tidak hanya terpusat di Jakarta, melainkan juga tumbuh dari berbagai daerah. Transformasi ini sekaligus menegaskan peran Telkom bukan hanya sebagai pemain utama industri telekomunikasi, melainkan juga sebagai motor penggerak ekonomi digital berbasis kecerdasan artifisial di Indonesia.

  • Telkom Gandeng Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Cetak 113 Ribu Talenta AI untuk Masa Depan Indonesia – Page 3

    Telkom Gandeng Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Cetak 113 Ribu Talenta AI untuk Masa Depan Indonesia – Page 3

    Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menjelaskan bahwa kerja sama antara Telkom dan UMY menjadi langkah strategis dalam mencetak generasi baru yang tak hanya mampu memanfaatkan AI, tetapi juga menciptakan teknologi AI secara mandiri.

    “Sebagai negara yang besar, Indonesia sangat membutuhkan banyak talenta digital yang mengerti teknologi AI. Kerja sama antara Telkom dan Kampus UMY ini sejalan dengan objektif pemerintah dalam mencetak talenta digital yang unggul. Sehingga nantinya Indonesia tak hanya sebagai market teknologi AI, tetapi juga dapat menjadi negara yang dapat mengembangkan teknologi AI,” ujar Dian saat memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa UMY.

    Lebih lanjut, Dian menegaskan bahwa kolaborasi ini selaras dengan arah pengembangan AI Center of Excellence (AI CoE) Telkom, yang menjadi wadah untuk menyatukan riset, talenta, infrastruktur, dan use case dalam satu ekosistem kolaboratif lintas industri.

    “AI CoE ini sejalan dengan rencana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang ingin membuka program studi baru mengenai AI. Sehingga, kolaborasi antara Telkom dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini sangat strategis bagi pengembangan talenta digital khususnya di bidang AI. Kami berharap kerja sama ini dapat mencetak 113 ribu talenta digital Indonesia yang berkualitas,” terang Dian. 

    Empat Pilar AI Center of Excellence 

    AI CoE Telkom dibangun di atas empat pilar utama. Pertama, AI Campus, ruang kolaborasi antara industri dan universitas untuk memperkuat kurikulum dan kapasitas talenta digital.

    Kedua, AI Playground, laboratorium eksplorasi tempat mahasiswa dan peneliti dapat menguji berbagai model AI secara aman dan bertanggung jawab.

    Ketiga, AI Connect, jembatan antara praktisi dan dunia bisnis untuk berbagi praktik terbaik dan mempercepat inovasi.

    Keempat, AI Hub, yang menjadi pusat pembuktian nilai dan pengembangan proof of concept, di mana lebih dari 50 proyek AI telah dikembangkan untuk menjawab berbagai kebutuhan industri nasional.

    Melalui kolaborasi ini, Telkom berharap dapat memperkuat jembatan antara pemerintah, kampus, dan industri demi melahirkan generasi talenta AI yang berdaya saing global.

    UMY Siap Perluas AI Campus di Kampus Muhammadiyah 

    Sementara itu, Rektor UMY Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, menyambut baik kerja sama ini dan menilai program AI CoE memiliki dampak besar terhadap masa depan pendidikan Muhammadiyah.

    “AI Campus memberikan manfaat besar bagi kampus Muhammadiyah dan perlu diimplementasikan secara nasional agar semakin banyak penelitian dan produk AI yang dikembangkan oleh mahasiswa Muhammadiyah,” ujar Prof. Nurmandi.

    Ia menambahkan, ke depan AI Campus diharapkan dapat diperluas ke seluruh jaringan kampus Muhammadiyah di Indonesia, sehingga semakin banyak talenta digital unggulan yang lahir dari lingkungan pendidikan Muhammadiyah.

    Telkom Dorong Sinergi Industri dan Akademisi 

    Melalui peluncuran AI CoE di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, Telkom optimistis dapat memperkuat kolaborasi antara dunia industri dan dunia pendidikan.

    Telkom percaya, inisiatif ini bukan hanya investasi jangka panjang dalam pengembangan sumber daya manusia, tetapi juga langkah nyata membangun fondasi kuat untuk masa depan industri digital Indonesia. Program ini sekaligus menjadi bagian dari visi besar Telkom untuk mempercepat adopsi teknologi AI yang inklusif, kolaboratif, dan berdampak nyata bagi kemajuan bangsa.

  • Telkom Perkuat TIF Lewat ‘InfraNexia’, Fokus Kembangkan Bisnis Wholesale Fiber Connectivity Nasional  – Page 3

    Telkom Perkuat TIF Lewat ‘InfraNexia’, Fokus Kembangkan Bisnis Wholesale Fiber Connectivity Nasional  – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus memperkuat pondasi bisnis infrastruktur digitalnya. Melalui anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), perusahaan menandatangani Kesepakatan Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) yang menjadi langkah strategis menuju pembentukan strategic holding di bidang infrastruktur konektivitas nasional.

    Langkah ini menandai babak baru perjalanan Telkom untuk mendorong efisiensi, optimalisasi aset, serta memperluas potensi kemitraan strategis. Dalam inisiatif tersebut, sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity Telkom akan dialihkan kepada TIF dengan nilai transaksi mencapai Rp35,8 triliun.

    Setelah proses ini rampung, TIF akan mengelola lebih dari 50% total aset jaringan fiber Telkom, mencakup segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung lainnya. Meskipun Telkom masih memiliki lebih dari 99,9% saham TIF, anak usaha tersebut akan beroperasi secara netral dan independen, melayani baik pelanggan eksternal maupun internal TelkomGroup.

    Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung pemerataan konektivitas digital nasional.

    “Keberadaan TIF tidak hanya memperkuat posisi TelkomGroup sebagai penyedia infrastruktur digital utama di Indonesia, namun sekaligus memungkinkan kami menghadirkan layanan generasi terbaru yang lebih kompetitif serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan,” ujar Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, di Jakarta, Senin (20/10/2025). 

    Adaptif terhadap Tren Global 

    Dian menjelaskan, langkah pemisahan ini sejalan dengan transformasi besar di industri telekomunikasi dunia. Sejumlah operator global seperti Telstra (Australia), Telecom Italia (TIM), Telefonica, O2, dan CETIN (Republik Ceko), sukses mengadopsi model bisnis serupa untuk meningkatkan efisiensi dan valuasi perusahaan.

    “Langkah strategis yang sejalan dengan tren global ini diharapkan dapat memungkinkan TIF untuk menghadirkan struktur bisnis yang lebih fokus, transparan, dan kompetitif, yang pada gilirannya akan memperkuat daya saing bisnis di pasar global serta menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan,” tambah Dian. 

    TIF Luncurkan Identitas Baru: InfraNexia 

    Sebagai bagian dari transformasi tersebut, TIF kini hadir dengan identitas baru, “InfraNexia”, yang berarti koneksi infrastruktur Indonesia. Nama ini mencerminkan semangat perusahaan untuk menjadi tulang punggung konektivitas digital Tanah Air.

    “Pemisahan ini menjadi momentum bagi TIF untuk beroperasi secara lebih fokus dan efisien dalam mengelola infrastruktur jaringan. Kami berkomitmen untuk memperluas cakupan infrastruktur dan mendorong inovasi berkelanjutan sehingga dapat menghadirkan layanan wholesale connectivity yang andal, transparan, dan kompetitif,” ujar Direktur Utama PT Telkom Infrastruktur Indonesia, I Ketut Budi Utama.

    InfraNexia akan mengelola berbagai produk Wholesale Fiber Connectivity, seperti Metro-E, SL-WDM, Global Link, IP Transit, Passive Access, VULA, dan Bitstream. Tak hanya itu, layanan white label FTTX juga akan dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan wholesale di seluruh Indonesia.

    “Kami ingin memastikan bahwa kehadiran TIF mampu memberikan nilai tambah yang nyata, tidak hanya bagi pelanggan wholesale, tetapi juga bagi ekosistem digital nasional secara keseluruhan,” tutup Ketut. 

    Langkah Menuju Konektivitas Digital Merata 

    Pasca penandatanganan CSA, TelkomGroup akan segera memulai proses pemisahan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity secara transparan dan sesuai regulasi. Proses ini akan mengacu pada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta melibatkan mitra profesional seperti BNI Sekuritas sebagai penasihat keuangan dan Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR) sebagai penasihat hukum.

    Langkah strategis ini diharapkan menjadi fondasi penting bagi TelkomGroup untuk memperkuat bisnis digital nasional sekaligus menghadirkan konektivitas yang merata, inklusif, dan berdaya saing global.