BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

  • Cegah Stunting, Telkom Hadirkan Program Stunting Action Hub

    Cegah Stunting, Telkom Hadirkan Program Stunting Action Hub

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menghadirkan Stunting Action Hub, sebuah inovasi aplikasi digital yang memungkinkan proses pencatatan, pelaporan, dan analisis data kesehatan balita dilakukan dengan cepat dan akurat.

    Kegiatan pemantauan perdana berbasis aplikasi ini dilaksanakan pada Rabu, 8 Oktober 2025 di Posyandu Desa Domiyang, Pekalongan, dengan melibatkan 300 balita dan 20 kader posyandu.

    Seperti diketahui, stunting pada balita dan anak-anak masih menjadi salah satu tantangan serius bagi pembangunan kesehatan nasional. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang anak, tetapi juga berpotensi menurunkan kualitas sumber daya manusia di masa depan.

    Apalagi, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting nasional memang mengalami penurunan dari 27,7% pada 2019 menjadi 19,8% pada 2024. Namun, kesenjangan antar wilayah menunjukkan bahwa upaya pencegahan masih perlu diperkuat, termasuk melalui pemanfaatan teknologi untuk pemantauan tumbuh kembang anak secara lebih efektif dan merata.

    Program Stunting Action Hub menjadi bagian dari dukungan Telkom terhadap upaya pemerintah dalam memperkuat sistem pemantauan kesehatan masyarakat berbasis teknologi. Dengan digitalisasi posyandu, intervensi dan pencegahan stunting diharapkan dapat lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

    Para kader melakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, imunisasi, serta edukasi kesehatan kepada para orang tua. Sebelumnya, Telkom Indonesia telah memberikan pelatihan intensif pada 2 Oktober 2025 untuk memastikan kader mampu mengoperasikan aplikasi Stunting Action Hub dengan baik, sehingga proses pencatatan data tumbuh kembang anak dapat dilakukan secara digital dan minim kesalahan.

    “Telkom Indonesia sebagai perusahaan digital berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi berbasis teknologi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Senior General Manager Social Responsibility Telkom Indonesia Hery Susanto dalam keterangan resmi, Kamis (6/11/2025).

    Hery juga menambahkan melalui Stunting Action Hub, pihaknya ingin membantu kader posyandu dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara lebih efisien, akurat, dan berkelanjutan.

    “Inovasi digital ini diharapkan dapat memperkuat upaya pencegahan stunting serta meningkatkan kualitas kesehatan generasi masa depan Indonesia,” ungkap Hery.

    Kader posyandu juga menyambut baik hadirnya aplikasi ini. Salah satu kader posyandu Desa Domiyang, Siti Mariam mengatakan bahwa dirinya sangat dengan adanya inovasi ini.

    “Kami sangat antusias dengan adanya Stunting Action Hub. Pencatatan tumbuh kembang anak menjadi jauh lebih mudah dan akurat,” ujar Siti Mariam.

    Untuk diketahui, program ini tidak hanya memperkuat sistem data kesehatan anak, tetapi juga memberdayakan kader posyandu sebagai agen perubahan di komunitasnya. Melalui peningkatan kapasitas dan dukungan teknologi, kader dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi potensi risiko stunting lebih dini serta memberikan rekomendasi intervensi yang tepat.

    Kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan Telkom mencerminkan sinergi antara teknologi dan kepedulian sosial dalam menciptakan ekosistem kesehatan yang inklusif dan adaptif.

    Melalui program ini, Telkom Indonesia menegaskan perannya dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), khususnya pada pilar Pendidikan dan Inovasi Digital. Program Stunting Action Hub juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 2 (Zero Hunger). Telkom percaya, digitalisasi di bidang kesehatan adalah langkah strategis untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan tangguh menghadapi masa depan.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Komdigi Bakal Buka Frekuensi 2,6 GHz Tahun Ini, Berikut Kekurangan dan Kelebihannya

    Komdigi Bakal Buka Frekuensi 2,6 GHz Tahun Ini, Berikut Kekurangan dan Kelebihannya

    Bisnis.com, SRAGEN— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan lelang pita frekuensi 2,6 GHz kemungkinan akan dibuka pada tahun ini.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto dalam peresmian Kampung Internet di Desa Sribit, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

    “Kemungkinan tahun ini paling hanya membuka aja,” kata Wayan. 

    Namun, Wayan belum dapat memberikan rincian mengenai waktu pasti pelaksanaan lelang pita frekuensi 2,6 GHz tersebut. Dia menjelaskan, pemerintah masih menyiapkan perangkat regulasi sebagai dasar hukum pelaksanaan lelang tersebut.

    “Kan harus ada permen [peraturan menteri], ada KM [keputusan menteri], ada KM itu pun KM tentang pengadaan, dan KM sertifikasi perangkatnya gitu ya,” katanya. 

    Sekadar informasi, pita frekuensi 2,6 GHz adalah spektrum radio mid-band (sekitar 2.600 MHz) yang digunakan untuk komunikasi nirkabel seperti jaringan 4G dan 5G, menawarkan keseimbangan antara cakupan luas dan kapasitas data tinggi dengan bandwidth hingga 190 MHz menggunakan moda Time Division Duplex (TDD).

    Di Indonesia, pita ini menjadi fokus Komdigi untuk mempercepat penggelaran 5G dan meningkatkan kecepatan internet nasional hingga 100 Mbps pada 2029 .

    Kelebihan frekuensi ini menjangkau area lebih luas dibanding pita tinggi seperti 5 GHz atau mmWave, sambil mendukung kecepatan hingga gigabit per detik untuk streaming video 4K/8K, gaming, dan aplikasi berat tanpa lag.

    Kekurangannya, rentang sinyal lebih pendek dibanding pita rendah seperti 700 MHz atau 1,4 GHz, sehingga memerlukan lebih banyak menara base station untuk cakupan optimal.

    Sebelumnya, Komdigi telah melaksanakan lelang pita frekuensi 1,4 GHz, yang bertujuan menentukan pengguna pita frekuensi radio di seluruh regional, sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada pita 1,4 GHz.

    Seleksi tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan spektrum bagi layanan akses nirkabel pita lebar (wireless broadband). 

    Pemerintah berharap melalui lelang ini dapat memperluas jangkauan akses internet berbasis jaringan pita lebar tetap (fixed broadband), menghadirkan layanan dengan harga terjangkau sesuai rata-rata konsumsi rumah tangga di wilayah perdesaan, meningkatkan kecepatan unduh, serta mempercepat penggelaran jaringan serat optik.

    Dalam hasil seleksi, PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), memenangkan Regional I yang meliputi Pulau Jawa, Maluku, dan Papua dengan penawaran tertinggi senilai Rp403,7 miliar. WIFI mengungguli PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan penawaran Rp399 miliar dan PT Eka Mas Republik sebesar Rp331 miliar.

    Sementara itu, PT Eka Mas Republik memenangkan Regional II yang meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara dengan penawaran Rp300,8 miliar, lebih tinggi dari Telkom (Rp259 miliar) dan Telemedia (Rp136 miliar). Eka Mas juga menjadi pemenang Regional III yang mencakup Kalimantan dan Sulawesi dengan harga penawaran Rp100 miliar, mengalahkan Telkom (Rp80 miliar) dan Telemedia (Rp64 miliar).

    Pada tahun pertama, para pemenang lelang diwajibkan membayar tiga kali nilai penawaran, kemudian membayar sesuai nilai penawaran selama sembilan tahun berikutnya. Usai lelang pita 1,4 GHz tersebut, pemerintah menyiapkan dua lelang frekuensi baru, yakni pita 700 MHz dan pita 2,6 GHz.

    Pita 700 MHz termasuk kategori low band dengan cakupan luas, cocok untuk memperluas jaringan di wilayah pelosok. Adapun pita 2,6 GHz merupakan mid band yang menawarkan keseimbangan antara cakupan dan kapasitas jaringan, ideal untuk mendukung layanan 5G serta peningkatan kapasitas data di kawasan urban.

  • Komdigi Targetkan 90% Kecamatan Terkoneksi Serat Optik pada 2029

    Komdigi Targetkan 90% Kecamatan Terkoneksi Serat Optik pada 2029

    Bisnis.com, SRAGEN— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan perluasan jangkauan jaringan serat optik hingga mencakup 90% wilayah kecamatan di Indonesia pada tahun 2029. 

    Upaya ini sejalan dengan peningkatan penetrasi layanan internet tetap berbasis jaringan pita lebar (fixed broadband) pada rumah tangga hingga 50%. 

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, mengatakan target tersebut merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2025—2029. 

    “Serta [target lainnya] kecepatan layanan mencapai 100 Mbps,” kata Wayan  dalam peresmian Kampung Internet di Desa Sribit, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025).

    Wayan menambahkan saat ini tingkat penetrasi fixed broadband di Indonesia masih tergolong rendah, sehingga perlu percepatan pembangunan jaringan untuk mencapai target tersebut.

    “Fixed broadband itu baru 21% kurang lebih,” ungkapnya.

    Komdigi sendiri telah memulai langkah strategis menuju perluasan konektivitas digital melalui lelang pita frekuensi 1,4 GHz, yang dilaksanakan untuk menentukan pengguna pita frekuensi radio di seluruh regional. 

    Proses ini mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada pita 1,4 GHz.

    Seleksi tersebut bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan spektrum untuk layanan akses nirkabel pita lebar (wireless broadband). 

    Pemerintah berharap hasil lelang dapat memperluas jangkauan internet berbasis fixed broadband, menghadirkan layanan dengan harga terjangkau, meningkatkan kecepatan unduh, serta mempercepat pembangunan jaringan serat optik di berbagai daerah, termasuk wilayah perdesaan.

    Dalam hasil seleksi tersebut, PT Telemedia Komunikasi Pratama, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI), memenangkan Regional I yang mencakup Pulau Jawa, Maluku, dan Papua dengan penawaran tertinggi senilai Rp403,7 miliar. WIFI mengungguli PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan penawaran Rp399 miliar dan PT Eka Mas Republik sebesar Rp331 miliar.

    Sementara itu, PT Eka Mas Republik memenangkan Regional II yang meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara dengan penawaran Rp300,8 miliar, lebih tinggi dari Telkom (Rp259 miliar) dan Telemedia (Rp136 miliar). Perusahaan yang sama juga menjadi pemenang Regional III (Kalimantan dan Sulawesi) dengan harga penawaran Rp100 miliar, mengalahkan Telkom (Rp80 miliar) dan Telemedia (Rp64 miliar).

    Sesuai ketentuan, para pemenang lelang diwajibkan membayar tiga kali nilai penawaran pada tahun pertama, dan membayar sesuai nilai penawaran selama sembilan tahun berikutnya.

    Usai penyelenggaraan lelang pita 1,4 GHz, pemerintah kini menyiapkan dua lelang frekuensi baru, yaitu pita 700 MHz dan pita 2,6 GHz.

    Pita 700 MHz termasuk kategori low band yang memiliki cakupan luas dan cocok untuk memperluas jaringan di wilayah pelosok, sedangkan pita 2,6 GHz merupakan mid band yang menawarkan keseimbangan antara cakupan dan kapasitas jaringan, ideal untuk mendukung layanan 5G serta peningkatan kapasitas data di kawasan perkotaan.

  • Telkom Bangun Data Center Raksasa di Batam, Siap Jadi Pusat Digital ASEAN

    Telkom Bangun Data Center Raksasa di Batam, Siap Jadi Pusat Digital ASEAN

    Jakarta

    Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menilai Pulau Batam memiliki makna penting dan strategis bagi perusahaan dalam pengembangan sebagai pusat data center nasional. Hal itu yang membuat perusahaan plat merah ini membangun data center raksasa di Batam.

    Diketahui Batam letak geografisnya yang berdekatan dengan pusat keuangan dan teknologi seperti Singapura, didukung oleh 14 infrastruktur kabel laut yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara, serta statusnya sebagai zona ekonomi khusus, menjadikan Batam lokasi ideal untuk investasi pengembangan infrastruktur digital.

    Hal itu yang membuat Batam telah menarik banyak investor dalam pembangunan Hyperscale Data Center (HDC), termasuk Telkom melalui anak perusahaan NeutraDC Nxera Batam, membangun dengan target kapasitas total IT load sebesar 18 MW.

    Kapasitas tersebut dibangun di bangunan gedung pertama (BTM-1) di kawasan Kabil Integrated Industrial Estate(KIIE). Ada juga proyek yang dikelola oleh pemain data center lainnya di Nongsa Digital Park (NDP). Kawasan industri NDP dan KIIE ini telah memperoleh status SEZ (Special Economic Zone) yang memberikan insentif fiskal dan regulasi bagi pengembangan data center.

    “Melalui dukungan kebijakan, konektivitas strategis dan kolaborasi sektor publik-swasta, proyek data center ini menawarkan manfaat yang luas bagi industri teknologi, pelaku usaha digital, masyarakat lokal dan tentu saja, para investor yang mencari peluang di sektor infrastruktur digital yang tengah tumbuh pesat,” ujar Dian dikutip dari siaran pers, Rabu (5/11/2025).

    Dengan pembangunan Hyperscale Data Center di Batam, dampak multi-dimensi akan dirasakan perekonomian Indonesia, seperti akselerasi perekonomian digital dan investasi asing berupa peningkatan kapasitas data center dalam mendukung kebutuhan Cloud,Artificial Intelligence,Internet of Things(IoT) dan layanan digital, memperkuat infrastruktur digital Indonesia serta menarik investor global ke sektor teknologi.

    “Dengan demikian, Batam dapat menjadi digital bridge antara Indonesia dan Regional Asia Tenggara. Suatu keunggulan yang sangat relevan di eraCloud Computing,Big Data dan kecerdasan buatan atau AI,” jelas Dian.

    Selain itu, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan SDM seperti yang dilakukan NeutraDC Nxera Batam dengan menandatangani kerja sama dengan institusi pendidikan lokal untuk pengembangan talenta data center.

    Disampaikannya juga, pemanfaatan energi terbarukan dan infrastruktur ramah lingkungan dengan memprioritaskan sumber energi terbarukan dan operasi berbasis efisiensi energi, yang sejalan dengan isu keberlanjutan.

    “Dengan kapasitas HDC yang besar, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna infrastruktur digital, tapi juga hub bagi layanan global dan meningkatkan kedaulatan data. Bagi perekonomian lokal di Batam, investasi dalam infrastruktur data center membawa dampak ekonomi ke sektor konstruksi, utilitas, logistik, layanan teknologi dan khususnya sektor pendukung seperti konektivitas dan tenaga kerja,” tambah Dian.

    Sedangkan, CEO NeutraDC Nxera Batam Indrama YM Purba menambahkan bahwa Hyperscale Data CenterNeutraDC Nxera Batam menggunakan listrik yang disuplai oleh Medco Power Indonesia dari sumber terbarukan untuk mendukung operasionalnya.

    Tantangan seperti kebutuhan daya tinggi, pasokan air pendingin, dan manajemen limbah panas sudah diantisipasi dengan penyiapan infrastruktur khusus di kawasan industri dan Special Economic Zone(SEZ).

    (agt/rns)

  • Telkom Dorong Inovasi AI Berkelanjutan Melalui AI Center of Excellence

    Telkom Dorong Inovasi AI Berkelanjutan Melalui AI Center of Excellence

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berpartisipasi dalam webinar nasional bertema “Masa Depan Inovasi Indonesia: Dari Ide ke Dampak Nyata”. Acara ini diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) pada Kamis, 30 Oktober 2025.

    Dalam acara yang mempertemukan pemangku kepentingan dari sektor pemerintahan, akademisi, dan industri tersebut, Direktur IT Digital Telkom Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi menekankan pentingnya inovasi yang tidak berhenti di laboratorium, tetapi berlanjut hingga memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan dunia usaha.

    Tak hanya itu, Faizal pun turut memperkenalkan konsep “hulunisasi dan hilirisasi” yang harus berjalan beriringan agar ekosistem inovasi dapat tumbuh secara menyeluruh. “Hulunisasi,” menurutnya, mencakup pembentukan talenta, riset terapan, dan literasi digital di tingkat akademik, sementara “hilirisasi” berfokus pada penerapan hasil inovasi ke berbagai sektor industri dan layanan publik.

    Kedua konsep tersebut diwujudkan melalui empat pilar Telkom AI Center of Excellence (AI CoE). Pilarpertama, AI Campus, berperan sebagai “hulunisasi” dengan fokus pada riset, pembelajaran, dan pengembangan kompetensi AI di lingkungan akademik.

    Tiga pilar lainnya berfungsi sebagai “hilirisasi”, yaitu AI Playground untuk uji coba cepat dan pengembangan prototipe, AI Connect untuk memperkuat jejaring kolaborasi antara kampus, komunitas, pemerintah, dan industri, serta AI Hub yang berfungsi sebagai pusat berbagi use case dan solusi AI yang siap diimplementasikan.

    Faizal menambahkan bahwa AI CoE dijalankan dengan pendekatan Pentahelix, yakni kolaborasi lintas sektor antara akademisi, media, pemerintah, komunitas, dan industri. Pendekatan ini memastikan bahwa inovasi yang dikembangkan Telkom tidak hanya bersifat konseptual, tetapi dapat diuji, dikembangkan, dan diterapkan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan pasar dan masyarakat.

    Lebih lanjut, Faizal juga menegaskan bahwa keberhasilan inovasi terletak pada kemampuan untuk beradaptasi dan terus menyempurnakan solusi.

    “Tidak ada inovasi yang hasilnya sempurna, kita terus berkembang, melakukan improvement untuk mengikuti kebutuhan dan feedback dari pelanggan,” ujar dia dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (5/11/2025).

    Melalui AI CoE, Telkom terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan digital yang berperan aktif dalam membangun ekosistem AI nasional. Sinergi antara kampus, pemerintah, komunitas, dan industri diyakini akan mempercepat lahirnya solusi berbasis AI yang berdampak langsung pada peningkatan produktivitasdan daya saing Indonesia di kancah global.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Transformasi Digital Desa & UMKM jadi Jalan untuk Menangkap Peluang Ekonomi

    Transformasi Digital Desa & UMKM jadi Jalan untuk Menangkap Peluang Ekonomi

    Bisnis.com, CIANJUR —Transformasi digital menjadi salah satu jalan bagi desa dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di perdesaan untuk memperkuat daya saing sehingga mampu bertumbuh dan memperluas pasar.

    Harapan tersebut menjadi salah satu poin penting dari acara Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digitalisasi yang digelar Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Cianjur, Minggu, 26 Oktober 2025.

    Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Cianjur Firman Edi menjelaskan, Pemkab Cianjur mendukung UMKM untuk menggunakan kesempatan transformasi digital sebagai proses adopsi dan adaptasi teknologi digital dalam membuat model bisnis, mengelola operasional dan menyediakan  layanan bagi konsumen di samping melakukan bisnis secara konvensional melalui toko-toko.

    Menurut Firman, pelaku UMKM dan masyarakat desa diharapkan dapat memanfaatkan teknologi yang salah satunya bisa didapat melalui Dinas UMKM dan Koperasi Pemkab Cianjur.

    Dia memberi contoh transformasi ke arah digitalisasi yang telah berlangsung di Kabupaten Cianjur di antaranya adalah  transformasi birokrasi pemerintah yakni pemerintah mendorong penggunaan tanda tangan elektronik, menerapkan digitalisasi dalam hal pelaporan distribusi dan menciptakan terobosan melalui program Cianjur Satu Data

    Selain itu, transformasi mewujud dalam bentuk pemberdayaan ekonomi lokal, pelatihan digitalisasi pasar melalui Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian dengan cara melakukan pemasaran online.

    Lebih lanjut, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskumdagin) telah berkolaborasi dengan pihak lain untuk menyelenggarakan pelatihan Digitalisasi UMKM.

    Diskumdagin, sebutnya, juga telah berkolaborasi dengan PT Telkom dan Institut Pertanian Bogor untuk melatih UMKM dengan pemberian materi seperti pengelolaan toko digital, pemotretan produk, pengelolaan transaksi melalui e-commerce dan media sosial serta melakukan kegiatan lainnya termasuk melakukan pemantauan sebagai bentuk evaluasi.

    Firman menjelaskan bahwa digitalisasi di UMKM membutuhkan analisis mengenai kebutuhan dan tujuan bisnis serta pengetahuan dalam memilih teknologi yang tepat.

    “Untuk itu kalangan UMKM diharapkan bisa mencari tahu dan bertanya agar dapat  langsung berkolaborasi dengan penyedia aplikasi dengan fasilitas yang telah berskala nasional yang selama ini sudah berjalan.”

    Dengan begitu, UMKM diharapkan bisa menunjukkan potensinya di  salah satu fasilitas yang sudah ada seperti melalui layanan pesan antar online di samping tetap memanfaatkan aplikasi desa.

    Untuk menerapkan digitalisasi, Firman mengimbau UMKM untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan keterampilan, memanfaatkan media sosial dan pemasaran digital serta memantau dan mengevaluasi kinerja.

    “Digitalisasi UMKM membantu meningkatkan efisiensi operasional, memanfaatkan akses ke pasar yang lebih luas, meningkatkan kualitas layanan, memperkuat daya saing  serta meningkatkan inovasi produk dan layanan”.

    POTENSI BESAR

    Pada kesempatan yang sama, pemateri  menyajikan materi bertema Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Digitalisasi Desa dan UMKM di Kabupaten Cianjur dengan menampilkan profil Cianjur yang menjanjikan potensi besar di sektor pertanian, perikanan, pariwisata, dan UMKM. Namun, di Cianjur juga masih terdapat banyak pelaku usaha desa yang masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi digital.

    Dia memaparkan beberapa tantangan utama seperti akses internet yang belum merata, literasi digital pelaku UMKM yang masih rendah serta pemasaran yang masih konvensional dan terbatas pada pasar lokal.

    Sementara itu, dari sisi peluang digitalisasi, Imam mengungkapkan bahwa infrastruktur internet melalui program BAKTI dan Komdigi mencatat perkembangan. Dia juga mencermati terjadinya peningkatan jumlah pengguna smartphone di desa serta munculnya platform digital baik dalam bentuk marketplace, media sosial, aplikasi digital keuangan.

    Sementara itu, dari sisi pelaksanaan disiapkan strategi berupa edukasi dan literasi digital, pendampingan UMKM, kemitraan dan kolaborasi serta digitalisasi keuangan.

    Dia mengatakan, dampak ekonomi dari pemanfaatan digitalisasi di antaranya berpeluang meningkatkan omzet dengan kisaran antara 30% hingga 50%, memperluas pasar dengan jangkauan hingga ke tingkat nasional dan menciptakan lapangan kerja baru berbasis digital.

    Lebih lanjut, Imam juga menyampaikan sejumlah rencana lanjutan pemerintah yang antara lain mencakup pembentukan Pusat Layanan Digital Desa (Digital Hub) kemudian program Satu Desa, Satu Produk Digital, penguatan Koperasi Digital Desa sebagai agregator UMKM hingga kolaborasi lintas sektor yaitu pemerintahan, swasta, komunitas dan akademisi.

    “Digitalisasi bukan hanya tentang teknologi tetapi tentang membuka akses memperkuat ekonomi Indonesia, ” ujarnya.

  • Dorong Konektivitas, Telin-CTL Kembangan Infrastruktur Digital

    Dorong Konektivitas, Telin-CTL Kembangan Infrastruktur Digital

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan Cabos de Timor-Leste, E.P. (CTL) secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk berkolaborasi dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas digital antara Timor-Leste dan Indonesia.

    Inisiatif ini menjadi kerangka kerja sama strategis yang berfokus pada kepentingan bersama, mencakup pertukaran pengetahuan, penguatan kapasitas, serta potensi pengembangan sistem kabel laut bilateral yang akan meningkatkan konektivitas lintas negara.

    MoU tersebut ditandatangani oleh CEO Telin Budi Satria Dharma Purba dan Menteri Transportasi dan Komunikasi / President of the CTL Board Miguel Manetelu, dalam sebuah seremoni yang dihadiri oleh perwakilan senior dari kedua organisasi.

    Melalui kemitraan ini, Telin dan Cabos de Timor-Leste, E.P. menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat konektivitas regional, mempercepat transformasi digital, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan teknologi antara Timor- Leste dan Indonesia.

    Kolaborasi ini juga sejalan dengan peran strategis Timor-Leste yang semakin berkembang di ASEAN setelah bergabung sebagai anggota baru, yang berkontribusi pada penguatan integrasi digital di kawasan. Menteri Miguel Manetelu menekankan fokus strategis pemerintah terhadap investasi infrastruktur digital, dengan menyatakan bahwa inisiatif yang sedang dijalankan seperti Timor-Leste Submarine Cable System (TLSSC) dan proyek konektivitas nasional bukan sekadar penyediaan fasilitas telekomunikasi modern, melainkan wujud komitmen pemerintah untuk membangun bangsa yang terhubung secara digital.

    Miguel memaparkan bahwa CTL memiliki tanggung jawab tidak hanya menyediakan infrastruktur, namun juga memiliki tanggung jawab untuk berinvestasi pada masa depan masyarakat. Miguel menambahkan bahwa dengan berpartner bersama Telin, sebagai global player di ekosistem digital, Timor- Leste mendapatkan mitra strategis yang memberikan lebih dari sekadar konektivitas.

    MoU ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia untuk menghadirkan akses, peluang, dan inovasi yang berkelanjutan. Sementara itu, CEO Telin Budi Satria Dharma Purba turut menyampaikan optimisme terhadap kemitraan ini dan menegaskan bahwa MoU tersebut menjadi landasan strategis bagi kerja sama jangka panjang antara kedua negara.

    “Penandatanganan MoU ini merupakan tonggak penting dalam memperkuat kerja sama digital antara Indonesia dan Timor-Leste. Sebagai penyedia infrastruktur digital global, Telin berkomitmen mendukung pertumbuhan regional melalui berbagi pengetahuan, pengalaman, dan teknologi untuk menghadirkan konektivitas yang berkelanjutan. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata untuk menciptakan dampak yang lebih luas, yaitu menghubungkan negara, memberdayakan masyarakat, dan mempercepat transformasi digital di kawasan,” ujar Budi dalam keterangan resmi, Selasa (4/11/2025).

    Langkah ini menjadi awal dari kolaborasi lebih lanjut melalui diskusi teknis, studi bersama, dan proyek percontohan yang akan dijalankan untuk merealisasikan kerangka kerja sama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Melalui penandatanganan nota kesepahaman ini, diharapkan dapat membuka peluang kolaborasi dalam bidang pengelolaan kabel laut, pengembangan internet dan keamanan siber, serta transformasi digital dan pembangunan infrastruktur guna mempercepat transformasi digital dan memperkuat konektivitas regional.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui Telkom AI Connect by Telkom Regional II kembali menggelar seminar bertajuk “Kolaborasi Kampus dan Industri dalam Mendorong Transformasi Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI)”. Acara ini merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan sebelumnya di Bandung bersama LLDIKTI Wilayah IV, dan kali ini berkolaborasi dengan LLDIKTI Wilayah III Jakarta.

    Acara ini dihadiri oleh puluhan perwakilan perguruan tinggi, institusi, serta mitra strategis Telkom. Antusiasme peserta terlihat sejak awal acara, dengan diskusi yang dinamis, serta lahirnya berbagai inisiatif lanjutan seperti ajakan dosen tamu, penyusunan kurikulum bersama, hingga rencana campus visit ke AI Center of Excellence Telkom.

    Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Telkom dalam memperkuat sinergi kampus dan industri.

    “Kami sangat siap untuk terus memperluas kolaborasi ini. Sinergi antara perguruan tinggi dan industri seperti Telkom akan melahirkan lulusan yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan era kecerdasan buatan. Semoga ini menjadi awal kerja sama yang berkelanjutan dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif dan berdaya saing,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).

    Sementara itu, EVP Telkom Regional II Edie Kurniawan, menekankan pentingnya menciptakan nilai bersama antara kampus dan industri.

    “Kami menyebutnya sebagai sinergi value. Mahasiswa dari kampus yang telah bermitra dengan Telkom memiliki kesempatan magang langsung di industri, bahkan kami siapkan dosen dari kalangan praktisi agar dunia akademik mendapat insight nyata dari dunia industri,” jelasnya.

    Untuk sesi diskusi panel sendiri menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, di antaranya Chairul Hudaya, Ph.D. (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., MTI (Binus University), dan Dr. Prasabri Pesti (PT Pos Indonesia), dengan moderator Henri Setiawan (Telkom Indonesia).

    Dr. Chairul Hudaya dari Universitas Indonesia menyoroti pentingnya penerapan AI dalam riset dan operasional kampus.

    “Kolaborasi industri dapat mengangkat daya saing universitas kita ke tingkat global. Di UI, kami sudah memiliki AI Center bernama AiCi, dan hampir semua dosen kini mengintegrasikan AI dalam kegiatan akademik, termasuk prediksi energi dan deteksi pencurian listrik menggunakan machine learning,” ungkapnya.

    Dari sisi pendidikan tinggi, Prof. Derwin Suhartono menekankan bahwa AI perlu diintegrasikan dalam seluruh aspek pengajaran.

    “AI kini seperti ‘ibu pintar’ yang tahu kebutuhan kita sebelum kita memintanya. Tugas kita adalah menyiapkan mahasiswa untuk bekerja bersama AI, bukan bersaing dengannya,” ujarnya.

    Sedangkan Dr. Prasabri Pesti dari PT Pos Indonesia menampilkan studi kasus penerapan AI dan IoT di sektor logistik.

    “Mesin penyortiran berbasis AI di Surabaya berhasil menurunkan tenaga kerja dari 270 menjadi 14 orang, dengan efisiensi meningkat 30%. Ini bukti bahwa AI bukan sekadar wacana, tetapi solusi nyata untuk transformasi operasional,” jelasnya.

    Di sisi lain, Deputy EGM Product Digital Telkom Indonesia, Fauzan Feisal, memaparkan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam membangun masa depan Indonesia berbasis teknologi.

    “Kita ingin mengekspos inovasi kampus dan menemukan model yang cocok dengan kebutuhan Indonesia baik dari sisi arsitektur, teknologi, maupun biayanya. Kolaborasi adalah kunci agar transformasi digital berbasis AI bisa berjalan inklusif,” tuturnya.

    Direktur Utama IT Digital Telkom Indonesia Faizal Rochmad, menegaskan pentingnya hubungan Business to University (B2U) dalam membangun ekosistem digital nasional.

    “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan membuat kita lebih produktif. Yang terpenting adalah bagaimana AI bisa menciptakan value bagi perusahaan, kampus, dan pemerintah,” jelasnya.

    Telkom juga memberikan doorprize berupa tiga unit kamera CCTV Antares Eazy kepada peserta terpilih, serta menghadirkan demo produk digital, seperti Netmonk, Pijar Sekolah, Antares Eazy, dan OCA Indonesia yang menampilkan kemampuan AI dalam pemantauan jaringan, manajemen kampus digital, dan solusi komunikasi.

    “Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Telkom AI Connect menjadi langkah nyata dalam membangun ekosistem transformasi digital berbasis AI di Indonesia, menghubungkan kampus, industri, dan pemerintah untuk menuju masa depan yang lebih cerdas, produktif, dan berdaya saing global,” pungkas Faizal.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Telkom Ajak Perguruan Tinggi Dorong Transformasi Digital Berbasis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui Telkom AI Connect by Telkom Regional II kembali menggelar seminar bertajuk “Kolaborasi Kampus dan Industri dalam Mendorong Transformasi Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI)”. Acara ini merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan sebelumnya di Bandung bersama LLDIKTI Wilayah IV, dan kali ini berkolaborasi dengan LLDIKTI Wilayah III Jakarta.

    Acara ini dihadiri oleh puluhan perwakilan perguruan tinggi, institusi, serta mitra strategis Telkom. Antusiasme peserta terlihat sejak awal acara, dengan diskusi yang dinamis, serta lahirnya berbagai inisiatif lanjutan seperti ajakan dosen tamu, penyusunan kurikulum bersama, hingga rencana campus visit ke AI Center of Excellence Telkom.

    Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, menyampaikan apresiasi terhadap langkah Telkom dalam memperkuat sinergi kampus dan industri.

    “Kami sangat siap untuk terus memperluas kolaborasi ini. Sinergi antara perguruan tinggi dan industri seperti Telkom akan melahirkan lulusan yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan era kecerdasan buatan. Semoga ini menjadi awal kerja sama yang berkelanjutan dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang adaptif dan berdaya saing,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).

    Sementara itu, EVP Telkom Regional II Edie Kurniawan, menekankan pentingnya menciptakan nilai bersama antara kampus dan industri.

    “Kami menyebutnya sebagai sinergi value. Mahasiswa dari kampus yang telah bermitra dengan Telkom memiliki kesempatan magang langsung di industri, bahkan kami siapkan dosen dari kalangan praktisi agar dunia akademik mendapat insight nyata dari dunia industri,” jelasnya.

    Untuk sesi diskusi panel sendiri menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, di antaranya Chairul Hudaya, Ph.D. (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Ir. Derwin Suhartono, S.Kom., MTI (Binus University), dan Dr. Prasabri Pesti (PT Pos Indonesia), dengan moderator Henri Setiawan (Telkom Indonesia).

    Dr. Chairul Hudaya dari Universitas Indonesia menyoroti pentingnya penerapan AI dalam riset dan operasional kampus.

    “Kolaborasi industri dapat mengangkat daya saing universitas kita ke tingkat global. Di UI, kami sudah memiliki AI Center bernama AiCi, dan hampir semua dosen kini mengintegrasikan AI dalam kegiatan akademik, termasuk prediksi energi dan deteksi pencurian listrik menggunakan machine learning,” ungkapnya.

    Dari sisi pendidikan tinggi, Prof. Derwin Suhartono menekankan bahwa AI perlu diintegrasikan dalam seluruh aspek pengajaran.

    “AI kini seperti ‘ibu pintar’ yang tahu kebutuhan kita sebelum kita memintanya. Tugas kita adalah menyiapkan mahasiswa untuk bekerja bersama AI, bukan bersaing dengannya,” ujarnya.

    Sedangkan Dr. Prasabri Pesti dari PT Pos Indonesia menampilkan studi kasus penerapan AI dan IoT di sektor logistik.

    “Mesin penyortiran berbasis AI di Surabaya berhasil menurunkan tenaga kerja dari 270 menjadi 14 orang, dengan efisiensi meningkat 30%. Ini bukti bahwa AI bukan sekadar wacana, tetapi solusi nyata untuk transformasi operasional,” jelasnya.

    Di sisi lain, Deputy EGM Product Digital Telkom Indonesia, Fauzan Feisal, memaparkan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam membangun masa depan Indonesia berbasis teknologi.

    “Kita ingin mengekspos inovasi kampus dan menemukan model yang cocok dengan kebutuhan Indonesia baik dari sisi arsitektur, teknologi, maupun biayanya. Kolaborasi adalah kunci agar transformasi digital berbasis AI bisa berjalan inklusif,” tuturnya.

    Direktur Utama IT Digital Telkom Indonesia Faizal Rochmad, menegaskan pentingnya hubungan Business to University (B2U) dalam membangun ekosistem digital nasional.

    “AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan membuat kita lebih produktif. Yang terpenting adalah bagaimana AI bisa menciptakan value bagi perusahaan, kampus, dan pemerintah,” jelasnya.

    Telkom juga memberikan doorprize berupa tiga unit kamera CCTV Antares Eazy kepada peserta terpilih, serta menghadirkan demo produk digital, seperti Netmonk, Pijar Sekolah, Antares Eazy, dan OCA Indonesia yang menampilkan kemampuan AI dalam pemantauan jaringan, manajemen kampus digital, dan solusi komunikasi.

    “Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Telkom AI Connect menjadi langkah nyata dalam membangun ekosistem transformasi digital berbasis AI di Indonesia, menghubungkan kampus, industri, dan pemerintah untuk menuju masa depan yang lebih cerdas, produktif, dan berdaya saing global,” pungkas Faizal.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lewat NeutraDC, Telkom Sulap Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center

    Lewat NeutraDC, Telkom Sulap Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Dian Siswarini menyatakan bahwa Pulau Batam memiliki makna penting dan strategis bagi perusahaan dalam pengembangan sebagai pusat data center nasional melalui anak usahanya, NeutraDC Nxera Batam.

    Lantaran letak geografisnya yang berdekatan dengan pusat keuangan dan teknologi seperti Singapura, didukung oleh 14 infrastruktur kabel laut yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara, serta statusnya sebagai zona ekonomi khusus, menjadikan Batam lokasi ideal untuk investasi pengembangan infrastruktur digital.

    “Melalui dukungan kebijakan, konektivitas strategis dan kolaborasi sektor publik-swasta, proyek data center ini menawarkan manfaat yang luas bagi industri teknologi, pelaku usaha digital, masyarakat lokal dan tentu saja, para investor yang mencari peluang di sektor infrastruktur digital yang tengah tumbuh pesat,” ujar Dian dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025).

    Dia melanjutkan, Batam juga telah menarik banyak investor dalam pembangunan HDC. Anak Usaha Telkom misalnya, mengembangkan NeutraDC Nxera Batam dengan target kapasitas total IT load sebesar 18 MW untuk bangunan gedung pertama (BTM-1) di kawasan Kabil Integrated Industrial Estate (KIIE).

    Di sisi lain, terdapat proyek yang dikelola oleh pemain data center lainnya di Nongsa Digital Park (NDP). Kawasan industri NDP dan KIIE ini telah memperoleh status SEZ (Special Economic Zone) yang memberikan insentif fiskal dan regulasi bagi pengembangan data center.

    “Dengan demikian, Batam dapat menjadi digital bridge antara Indonesia dan Regional Asia Tenggara. Suatu keunggulan yang sangat relevan di era Cloud Computing, Big Data dan kecerdasan buatan atau AI,” jelas Dian.

    Manfaat Multi-Dimensi

    Dengan pembangunan Hyperscale Data Center di Batam, dampak multi-dimensi akan dirasakan perekonomian Indonesia, seperti akselerasi perekonomian digital dan investasi asing berupa peningkatan kapasitas data center dalam mendukung kebutuhan Cloud, Artificial Intelligence, Internet of Things (IoT) dan layanan digital, memperkuat infrastruktur digital Indonesia serta menarik investor global ke sektor teknologi.

    Selain itu, penciptaan lapangan kerja dan pengembangan SDM seperti yang dilakukan NeutraDC Nxera Batam dengan menandatangani kerja sama dengan institusi pendidikan lokal untuk pengembangan talenta data center serta pemanfaatan energi terbarukan dan infrastruktur ramah lingkungan dengan memprioritaskan sumber energi terbarukan dan operasi berbasis efisiensi energi, yang sejalan dengan isu

    “Dengan kapasitas HDC yang besar, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna infrastruktur digital, tapi juga hub bagi layanan global dan meningkatkan kedaulatan data. Bagi perekonomian lokal di Batam, investasi dalam infrastruktur data center membawa dampak ekonomi ke sektor konstruksi, utilitas, logistik, layanan teknologi dan khususnya sektor pendukung seperti konektivitas dan tenaga kerja,” tambah Dian.

    Sementara itu, CEO NeutraDC Nxera Batam Indrama YM Purba mengatakan, Hyperscale Data Center NeutraDC Nxera Batam menggunakan listrik yang disuplai oleh Medco Power Indonesia dari sumber terbarukan untuk mendukung operasionalnya. Tantangan seperti kebutuhan daya tinggi, pasokan air pendingin, dan manajemen limbah panas sudah diantisipasi dengan penyiapan infrastruktur khusus di kawasan industri dan Special Economic Zone (SEZ).

    Pada akhirnya, pembangunan hyperscale data center di Batam tidak hanya menjadi proyek infrastruktur berskala besar, melainkan bagian penting dari transformasi ekonomi digital Indonesia. Inisiatif ini membawa dampak signifikan bagi ekosistem lokal, regional, hingga global

    Bagi investor, ini merupakan peluang strategis untuk berperan dalam akselerasi pertumbuhan digital yang didukung oleh lokasi unggul, kebijakan pro-investasi, skala operasional besar, dan prospek pengembangan jangka panjang. Sementara bagi Indonesia, langkah ini menjadi wujud nyata penguatan kedaulatan data dan percepatan pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]