BUMN: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

  • Sah Merger, XL-Smartfren Klaim Penguasa Frekuensi Emas

    Sah Merger, XL-Smartfren Klaim Penguasa Frekuensi Emas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah merger, perusahaan hasil penggabungan PT XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. bakal menjadi penguasa “frekuensi emas.”

    XL dan Smartfren hari ini mengumumkan merger untuk membentuk perusahaan yang bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. atau XLSmart dalam transaksi bernilai Rp 104 triliun.

    Merger ini melimpahkan spektrum frekuensi radio yang dikuasai oleh Smartfren dan XL ke XLSmart.

    Sebelum merger, XL menguasai 90 MHz spektrum radio yang tersebar di pita frekuensi 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2.100 MHz. Adapun, Smartfren menguasai 62 MHz spektrum radio yang tersebar di pita frekuensi 850 MHz dan 2.300 MHz.

    Setelah merger, XLSmart memiliki 152 MHz spektrum radio. Hal ini membuat XLSmart sebagai operator dengan penguasaan frekuensi terbesar kedua setelah Telkomsel, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang menguasai 165 MHz dan PT Indosat Tbk. yang menguasai 135 MHz.

    Namun, Axiata menyatakan XLSmart bakal menjadi operator nomor satu di pita frekuensi rendah. Frekuensi rendah sering disebut sebagai frekuensi emas karena punya jangkauan sinyal yang lebih luas, sehingga lebih efisien.

    Axiata menyatakan frekuensi yang lebar di berbagai pita frekuensi membuat perusahaan hasil merger bisa lebih bersaing dengan dua operator seluler lain dan memberikan kapasitas lebih besar untuk meningkatkan kualitas layanan.

    (dem/dem)

  • 85 Desa di Jember Punya Komunitas Informasi Masyarakat

    85 Desa di Jember Punya Komunitas Informasi Masyarakat

    Jember (beritajatim.com) – Sebanyak 85 dari 226 desa telah memiliki Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) yang dibina Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    “Mereka menjadi mitra kami untuk penyebarluasan informasi tentang program-program pemerintah. Mereka kami ajak bareng,” kata Kepala Diskominfo Jember Bobby Arie Sandi, ditulis Selasa (10/12/2024). KIM ini bergerak secara swadaya, dari desa untuk desa.

    Pembentukan KIM sangat bergantung pada iktikad politik kepala desa masing-masing. “Kadang kala kades merasa diriwuki. Padahal cukup difasilitasi tempat dan internet, teman-teman sudah berjalan kok. Kami selalu mencarikan gandengan. Kemarin dengan Telkom,” kata Bobby.

    KIM beranggotakan minimal tiga orang di setiap desa. “Mereka bisa mengangkat potensi desa untuk diketahui publik melalui dunia maya. Contoh: tempat pecel enak di Ambulu diangkat, bakal eksis. Bukan hanya tempat wisata,” kata Bobby.

    Menurut Bobby, setiap pemerintah desa memiliki PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) yang wajib mengunggah dokumen, di antaranya adalah Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes). “Ini yang aktif baru beberapa desa,” katanya.

    Di tengah minimnya kesadaran terhadap keterbukaan informasi ini, dua desa yang dibina Diskominfo Jember mendapat penghargaan dari Komisi Informasi Jawa Timur pada 2023. Tahun ini, Desa Jambearum, Kecamatan Puger, memperoleh penghargaan keterbukaan informasi publik dari Komisi Informasi Pusat dan masuk dalam sepuluh besar desa terbaik di Indonesia.

    Pemerintah Kabupaten Jember yang semula menduduki peringkat 37 di Jatim dalam hal keterbukaan informasi pada 2020. “Baru ada peraturan bupati pada 2022, kita berada di peringkat 11 dan pada 2023 kami peringkat kelima untuk keterbukaan informasi publik,” kata Bobby. Tahun 2024, penghargaan kembali diterima oleh Pemkab Jember sebagai badan publik yang informatif.

    Salah satu bukti keterbukaan informasi publik di Jember adalah kemudahan akses DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran). “Salah satu kewajiban keterbukaan informasi publik, organisasi perangkat daerah harus mengunggah DPA di website masing-masing PPID,” kata Bobby.

    “Itu bukan dokumen rahasia, Itu dokumen kontrol. Jadi semakin sulit bagi kami untuk menjalankan tak sesuai DPA. Kami harus berhati-hati,” kata Bobby. [wir]

  • Luhut Ungkap Belanja Lewat e-Katalog Capai Rp 50 Triliun, Pangkas Biaya Operasional hingga 40 Persen

    Luhut Ungkap Belanja Lewat e-Katalog Capai Rp 50 Triliun, Pangkas Biaya Operasional hingga 40 Persen

    Luhut Ungkap Belanja Lewat e-Katalog Capai Rp 50 Triliun, Pangkas Biaya Operasional hingga 40 Persen
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN)
    Luhut
    Binsar Pandjaitan mengatakan belanja negara lewat
    e-katalog
    mencapai Rp 50 triliun hingga Desember 2024.
    Nilai belanja itu disebut mampu menurunkan
    biaya operasional
    hingga 40 persen.
    Hal ini dikatakan Luhut dalam acara penyerahan secara digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan buku alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun 2025 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024).
    “Sampai dengan Desember 2024 digitalisasi belanja negara melalui e-katalog telah mencapai akumulasi pemerintah hingga Rp 50 triliun dari berbagai sektor serta menurunkan biaya operasional hingga 40 persen dalam proyek,” kata Luhut, Selasa.
    Ia menyampaikan, hal ini merupakan manfaat nyata dari sistem digitalisasi dalam pengadaan barang dan jasa.
    Terlebih, transformasi digital bukan hanya tren global, tapi telah menjadi kebutuhan mendesak bagi pemerintah untuk menciptakan tata kelola yang lebih efisien, transparan, dan akutabel.
    “Digitalisasi memiliki potensi yang luar biasa untuk menghadirkan dampak nyata yang kita butuhkan saat ini dan masa depan,” tutur dia.
    Karena keuntungan tersebut, pihaknya bersama LKPP dan PT Telkom Indonesia melakukan perbaikan dengan mengembangkan sistem e-katalog dari versi 5.0 yang digunakan saat ini menjadi versi 6.0.
    Melalui versi baru, e-katalog akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, di mana seluruh proses transaksi mulai dari pemesanan kontrak pembayaran sampai pengiriman barang akan terintegrasi dalam satu platform.
    Dalam e-katalog versi 6.0 ini, para pihak akan semakin dimudahkan untuk melakukan pembayaran, sekaligus pelaporan pajak atas pembelian barang dan jasa.
    “Setidaknya terdapat 5 dampak positif yang dapat dicapai dari implementasi e katalog versi 6.0,” ucap dia.
    Pertama, lanjutnya, penghematan biaya melalui pengurangan 20-30 persen pengadaan. Lalu, efisiensi waktu dari proses yang sebelumnya memakan waktu berbulan-bulan menjadi hanya beberapa minggu berkat otomatisasi dan implementasi sistem digital.
    Kemudian, transparansi dan akuntabilitas, karena sistem seperti e-katalog memastikan harga yang transparan dan bersaing sekaligus meminimalkan intervensi manusia dalam proses pengadaan.
    “Ini juga akan meminimalkan perilaku korupsi,” ungkap Luhut.
    Tak hanya itu, peningkatan partisipasi penyedia, karena dengan sistem online penyediaan barang dan jasa kini lebih mudah berpartisipasi tanpa terkendala oleh lokasi atau birokrasi yang kompleks.
    Sebagai contoh, implementasi e-katalog Indonesia telah menarik lebih dari 13.000 penyedia dengan produk tayang yang sudah mencapai 11 juta per kemarin.
    Hal ini membuka perluang besar bagi UMKM untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
    “Kelima, optimalisasi anggaran dengan memanfaatkan anlisa data dalam sistem digital. Pemerintah dapat merancang pengeluaran yang strategis sekaligus mematikan setiap rupiah yang dibelanjakan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tandas Luhut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Luhut: Belanja Pemerintah di e-Katalog Tembus Rp 50 Triliun – Page 3

    Luhut: Belanja Pemerintah di e-Katalog Tembus Rp 50 Triliun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan transformasi digital kini bukan hanya menjadi tren global, tetapi telah menjadi kebutuhan bagi pemerintah Indonesia.

    Digitalisasi dilakukan untuk menciptakan tata kelola yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa. 

    Luhut menyebut, digitalisasi memiliki potensi besar dalam menghadirkan dampak nyata yang dapat mengoptimalkan kinerja pemerintah dan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

    Salah satu contoh nyata dari digitalisasi yang tengah diterapkan adalah sistem e-Katalog, yang telah menunjukkan hasil signifikan. Sejak penerapannya, hingga Desember 2024, digitalisasi belanja negara melalui e-Katalog telah mengakumulasi transaksi pemerintah mencapai Rp 50 triliun dari berbagai sektor. Sistem ini juga telah berhasil menurunkan biaya operasional hingga 40 persen pada proyek-proyek pengadaan. 

    “Sampai dengan desember 2024 Digitalisasi belanja negara melalui e katalog telah mencapai akumulasi pemerintah hingga Rp 50 triliun dari berbagai sektor serta menurunkan biaya operasional hingga 40 persen dalam proyek. Ini adalah manfaat nyata dari sistem e-Katalog,” kata Luhut dalam penyerahan Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA)  2025 kepada kementerian dan lembaga pemerintah, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/12/2024). 

    Tingkatkan Transparansi 

    Menurut Luhut, hal tersebut menunjukkan bahwa digitalisasi bukan hanya menguntungkan dalam hal efisiensi biaya, tetapi juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran negara.

    Lebih lanjut, sebagai bagian dari komitmen untuk memperbaiki tata kelola pengadaan barang dan jasa, PT Telkom Indonesia, yang berperan penting dalam pengembangan e-Katalog, telah memperkenalkan versi terbaru, yaitu e-Katalog 6.0.

    Pembaruan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam setiap transaksi pengadaan. 

     

  • Di Depan Prabowo, Luhut Ungkap e-Katalog Hemat 40% Biaya Operasional

    Di Depan Prabowo, Luhut Ungkap e-Katalog Hemat 40% Biaya Operasional

    Jakarta, CNBC Indonesia-Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya digitalisasi dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Biaya operasional turun hingga 40%.

    Hal ini disampaikan oleh Luhut saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh Presiden Prabowo Subianto kepadal Kementerian Lembaga di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/12/2024)

    “Sampai dengan Desember 2024, digitalisasi belanja negara melalui e-katalog telah mencapai akumulasi pemerintah hingga Rp50 triliun dari berbagai sektor serta menurunkan biaya operasional hingga 40% dalam proyek. Ini adalah manfaat nyata dari sistem e-katalog,” jelasnya.

    Luhut menyampaikan, PT Telkom Indonesia telah mengembangkan sistem e-katalog versi terbaru yaitu 6.0. Diharapkan versi ini mampu meningkatkan akuntabilitas dan transparan.

    “Seluruh proses transaksi mulai dari pemesanan kontrak pembayaran sampai pengiriman barang akan terintegrasi dalam satu platform, selain itu dalam e-katalog versi 6 ini juga para pihak akan semakin di mudahkan untuk melakukan pembayaran juga pelaporan pajak atas pembelian barang dan jasa,” papar Luhut.

    Menurut Luhut, dampak positif dari e-katalog yaitu penghematan biaya 20-30% pengadaan dan efisiensi waktu. “Proses yang sebelumnya memakan waktu berbulan bulan kini dapat dipercepat jadi hanya beberapa minggu berkat otomatisasi dan implementasi sistem digital,” ujarnya.

    Di samping itu, transparansi dan akuntabilitas serta peningkatan partisipasi penyedia. Luhut menyatakan, e-katalog dapat menghindarkan pelaku dari lokasi dan birokrasi yang rumit.

    “Sebagai contoh implementasi e-katalog Indonesia telah berhasil menarik lebih dari 13.000 penyedia dengan produk tayang yang sudah mencapai 11 juta, 91 per hari kemarin,” kata Luhut.

    E-katalog juga membuka peluang besar bagi UMKM untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.

    Pelaksanaan anggaran juga akan lebih optimal ke depannya, dengan pemanfaatan analisa data dalam sistem digital. “Pemerintah dapat merancang pengeluaran yang strategis sekaligus mematikan setiap rupiah yang dibelanjakan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” pungkasnya.

    (mij/mij)

  • Telkom (TLKM) Akuisisi Lahan, Bangun Hub Konektivitas di KEK Nongsa Digital Batam

    Telkom (TLKM) Akuisisi Lahan, Bangun Hub Konektivitas di KEK Nongsa Digital Batam

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk,. atau Telkom bekerja sama dengan Citra Connect mengembangkan hub konektivitas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP) Batam. Keduanya merampungkan proses akuisisi lahan.  

    Telkom, melalui anak usahanya Telin, berupaya mendorong pertumbuhan di wilayah Batam, dan memperkuat ekonomi digital Indonesia.

    Meneruskan kemitraan strategis yang telah dimulai tahun lalu, Telin dan Citra Connect bekerja lebih erat untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi transmisi data lintas negara. 

    Telkom dan Citra Connect tidak menyebutkan nilai investasi yang digelontorkan dalam proses akuisisi lahan tersebut, namun diyakini kolaborasi ini membuka peluang baru dalam ekosistem digital, khususnya bagi startup dan bisnis infrastruktur digital, termasuk Pusat Data dan Kabel Bawah Laut. 

    CEO Telin Budi Satria Dharma Purba menyatakan pihaknya telah mengambil langkah besar bersama Citra Connect untuk makin memperkuat kolaborasi untuk mengembangkan NDP 

    “Kami bersama-sama berkomitmen untuk mentransformasi Nongsa Digital Park menjadi connectivity hub kelas dunia yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi tetapi juga mendorong inovasi dan keberlanjutan di wilayah Batam,” kata Budi, dikutip Senin (9/12/2024).

    Di sisi lain, Direktur Eksekutif Citra Connect dan NDP Marco Bardelli mengatakan bahwa Citra Connect telah berperan penting dalam menjadikan NDP salah satu hub pusat data paling menarik di kawasan tersebut.

    Salah satunya dengan cepat menjadi komponen kunci dalam pertumbuhan eksponensial ekonomi digital Indonesia. 

    “Semua ini tidak mungkin terjadi tanpa kerja sama yang terjalin dengan Telin,” ujar Bardelli.

    Kemitraan ini bertujuan untuk memajukan lanskap digital Indonesia dengan meningkatkan konektivitas regional dan mengubah NDP menjadi gerbang inovasi teknologi, didukung oleh infrastruktur canggih serta inisiatif berwawasan ke depan.

  • Ekspansi ke Sejumlah Wilayah, Pelaku UMKM Binjai Ini Jadi Pemasok BUMN – Halaman all

    Ekspansi ke Sejumlah Wilayah, Pelaku UMKM Binjai Ini Jadi Pemasok BUMN – Halaman all

    Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gerai kelontong di Stasiun Kereta Api Binjai, Sumatera Utara, menjadi pemasok kebutuhan BUMN se-Indonesia.

    Gerai Rowtea yang dikelola oleh Dewi Suraya mencatat kenaikan omzet hingga 4.000 persen sejak bergabung dengan platform ini pada 2022.

    Dewi bercerita bagaimana usahanya berawal dengan menjual makanan ringan dan minuman untuk pengunjung stasiun serta pekerja di lingkungan stasiun. 

    Peluang mulai terbuka ketika dia mendengar bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) membutuhkan logistik kantor.

    Atas saran seorang teman, Dewi mencoba bergabung dengan  Pasar Digital (PaDI) UMKM, sebuah platform digital yang menghubungkan pelaku usaha kecil dengan perusahaan BUMN.

    “Awalnya saya hanya jualan makanan ringan di stasiun. Setelah mencoba, saya memperbanyak jenis produk yang dijual, seperti gula, kopi, pembersih lantai, hingga sabun cuci tangan,” ujar Dewi kepada wartawan, Senin (9/12/2024)

    Dewi mengatakan ternyata keberuntungan itu  berpihak kepadanya. PT KAI hang sudah menjadi pelanggan di gerainya, ternyata merupakan salah satu pembeli utama di platform barunya tersebut. 

    Melihat potensi kebutuhan pembeli-pembeli yang merupakan BUMN dan perusahaan dan transaksi yang lebih besar di PaDi, Dewi memutuskan untuk memperluas usahanya dengan menjual berbagai kebutuhan kantor, seperti gula, kopi, pembersih lantai, tisu, dan sabun cuci tangan. Perlahan, pekerja di tempatnya pun semakin bertambah.

    Karena B2B Marketplace, dari Binjai ke seluruh Indonesia tidak butuh waktu lama, usaha Dewi mulai mendapat perhatian. 

    Seiring waktu, pesanan mulai mengalir dari BUMN lain seperti Bank Mandiri dan Telkom. Usahanya tidak hanya dikenal di Binjai, tetapi juga menarik pembeli dari daerah-daerah lain seperti Rantauprapat, Padang, hingga Jakarta.

    Keberhasilannya dalam menjual produk-produk harian ini tak hanya mendatangkan keuntungan, tetapi juga membantu menciptakan hubungan yang lebih transparan antara pelaku usaha kecil dan BUMN.

    Menurut Dewi, salah satu keunggulan berjualan di PaDi adalah persaingannya yang sehat. 

    “Harga antar penjual mudah dibandingkan oleh pembeli, sehingga tercipta transparansi harga. Ketika audit dilakukan, bukti transaksi pun mudah diakses, sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik,” kata dia.

    Dewi juga menekankan pentingnya keterbukaan dalam bisnis. Dia juga mengalami masa sulit saat harus menutup salah satu outletnya karena masalah internal dengan karyawan. 

    Dewi mengatakan bahwa ini mengajarinya betapa pentingnya keterbukaan dan kejujuran, terutama dalam skala bisnis yang lebih besar.

    Dewi juga sangat memperhatikan kualitas produk yang dijualnya. 

    Menurutnya, menyediakan barang berkualitas untuk kantor tidak hanya membantu kelancaran operasional, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang nyaman. 

    “Kami selalu memilih barang dengan hati-hati agar pembeli puas, karena kenyamanan di tempat kerja dapat mendukung produktivitas,” kata dia.

    Dewi semakin optimistis terhadap masa depan usaha yang dirintisnya di pasar digital. Meskipun ia tetap mempertahankan toko fisiknya, nyatanya penjualan online melalui PaDi telah menjadi tulang punggung bisnisnya. 

    Selama satu tahun bergabung, Dewi mencatat kenaikan omset sampai dengan 4.000 persen dibanding sebelumnya, yang hanya

    “Sekarang semuanya serba mudah. Kami berharap bisa terus berkembang dan berkolaborasi dengan lebih banyak BUMN di masa depan,” tandas Dewi 

  • Melihat Investasi dan Minat Asing Bangun Data Center

    Melihat Investasi dan Minat Asing Bangun Data Center

    Bisnis.com, JAKARTA — Selain pemain lokal seperti Telkom (TLKM), DCI (DCII) dan lainnya yang agresif membangun data center, sejumlah pemain asing juga telah membangun dan menyatakan komitmennya membangun pusat data di Tanah Air.

    Beberapa investor asing yang telah menanamkan modal membangun data center di Tanah Air antara lain Damac Group, STT GDC dan lainnya. Selain itu, sejumlah pemain global lain juga telah menyatakan komitmen dan minat membangun data center di Tanah Air seperti Microsoft dan Yandex hingga perwakilan Finlandia.

  • Kolaborasi Pemerintah, Startup dan BUMN Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi – Halaman all

    Kolaborasi Pemerintah, Startup dan BUMN Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – MDI Ventures dan Telkom Indonesia kembali menyelenggarakan acara tahunan “Next Billion Ecosystem Festival” (Nex-BE Fest) 2024.

    Memasuki tahun kelima, acara yang mengusung tema Bridging Digital Inclusivity & Sustainable Growth through Synergy Collaboration tersebut mempertemukan lebih dari 50 startup dengan 50+ perusahaan BUMN, serta entitas Telkom Group.

    Melalui business matching yang diselenggarakan, bertujuan untuk menjajaki potensi kolaborasi dalam mendukung inklusi digital dan pertumbuhan berkelanjutan.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, menyampaikan dengan kolaborasi strategis antara pemerintah, startup dan BUMN akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui ekonomi digital.

    “Kami berupaya memastikan bahwa ekonomi digital tidak hanya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang yang merata, mengurangi kesenjangan digital dan mendekatkan kita pada visi Indonesia Emas 2045,” tutur Nezar dalam keterangan, Jumat (6/12/2024).

    Tahun ini, diharapkan tersebut dapat menciptakan sinergi bisnis senilai Rp 4 triliun. Selain itu, setidaknya ada 7 MoU antara startup dan BUMN yang ditandatangani dalam acara ini.

    Direktur Digital Business Telkom Indonesia Fajrin Rasyid, mengatakan Telkom sebagai perusahaan digital telco di Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mempercepat digitalisasi ekosistem dengan tetap berfokus pada penciptaan dampak berkelanjutan.

    “Kami melihat Nex-BE Fest sebagai salah satu inisiatif strategis yang dapat membuka berbagai peluang baru untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas dan menghubungkan inovasi-inovasi yang dihadirkan startup dengan BUMN. Acara ini juga turut memperkuat posisi Telkom sebagai enabler digitalisasi, memfasilitasi transfer teknologi, memperluas adopsi solusi digital secara nasional,” ucap Fajrin.

    Penyelenggaraan Nex-BE Fest tahun 2024 juga dibarengi dengan peluncuran Impact Report 2024 bertajuk “Empowering Progress for Greater Impact” oleh Telkom dan MDI Ventures.

    Impact Report merupakan laporan tahunan yang memaparkan dampak nyata yang dihasilkan oleh startup portofolio MDI di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, aquaculture dan juga fintech, dalam upaya pengurangan emisi karbon pada rantai operasional startup.

    Beberapa startup yang tercakup dalam Impact Report ini diantaranya adalah Amartha, Julo, Delos, Paxel, SwipeRX, Aruna, Qoala dan Cermati.

    CEO MDI Ventures Donald Wihardja, menyebut peluncuran Impact Report 2024 menggambarkan komitmen MDI dalam mendorong kemajuan berkelanjutan melalui inovasi teknologi dan kolaborasi strategis.

    “Peluncuran Impact Report 2024 diharapkan menjadi titik balik penting dalam menunjukkan bagaimana bisnis dan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif, serta adanya peningkatan pemahaman publik tentang dampak sosial dan lingkungan dari inovasi teknologi,” ujar Donald.

    Sejak diadakan pertama kalinya di tahun 2019, Nex BE Fest telah mencatatkan cumulative synergy value atau nilai sinergi kumulatif sekitar Rp 12 triliun atau setara 780 juta dolar AS.

    Jumlah pesertanya meningkat sebesar 3,2 kali lipat, pertemuan bisnis meningkat sebesar 5,4 kali lipat dan nilai sinergi yang dihasilkan juga ikut meningkat 2,7 kali lipat dari awal penyelenggaraannya.

  • Nex-BE Fest 2024 Hadirkan Inovasi Inklusi Digital Berkelanjutan, MDI Ventures dan Telkom Pimpin Perubahan – Page 3

    Nex-BE Fest 2024 Hadirkan Inovasi Inklusi Digital Berkelanjutan, MDI Ventures dan Telkom Pimpin Perubahan – Page 3

    Penyelenggaraan Nex-BE Fest tahun 2024 menjadi semakin spesial karena Telkom dan MDI Ventures meluncurkan Impact Report 2024 bertajuk “Empowering Progress for Greater Impact”.

    Impact Report tersebut merupakan laporan tahunan yang memaparkan dampak nyata yang dihasilkan oleh startup portofolio MDI di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, aquaculture, dan juga fintech, dalam upaya pengurangan emisi karbon pada rantai operasional startup. Beberapa startup yang tercakup dalam Impact Report ini di antaranya adalah Amartha, Julo, Delos, Paxel, SwipeRX, Aruna, Qoala, dan Cermati.

    “Kami dengan bangga menandai peluncuran Impact Report 2024: “Empowering Progress for Greater Impact”, terutama karena tema ini menggambarkan komitmen MDI dalam mendorong kemajuan berkelanjutan melalui inovasi teknologi dan kolaborasi strategis. Peluncuran Impact Report 2024 diharapkan menjadi titik balik penting dalam menunjukkan bagaimana bisnis dan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif serta adanya peningkatan pemahaman publik tentang dampak sosial dan lingkungan dari inovasi teknologi,” kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja.

    Sejak diadakan pertama kalinya di tahun 2019, Nex-BE Fest telah mendukung MDI Ventures untuk terus memfasilitasi dan menumbuhkan nilai sinergi yang terbentuk antara startup dan entitas BUMN sehingga telah mencapai cumulative synergy value sekitar Rp12 triliun ($780 juta).

    Jumlah peserta yang ada pada Nex-BE Fest juga turut meningkat sebesar 3,2x lipat, pertemuan bisnis meningkat sebesar 5,4x, dan nilai sinergi yang dihasilkan juga ikut meningkat 2,7x lipat dari awal penyelenggaraannya. Peningkatan antusiasme ini menunjukkan bahwa kolaborasi digital berkelanjutan di Indonesia telah mendapatkan dukungan besar dari berbagai pihak, mulai dari ekosistem BUMN hingga startup digital di Indonesia dari berbagai bidang.

     

    (*)