BUMN: PT Pupuk Indonesia

  • Harga Pupuk Turun, Bos Pupuk Indonesia Yakin Daya Beli Petani Menguat

    Harga Pupuk Turun, Bos Pupuk Indonesia Yakin Daya Beli Petani Menguat

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) optimistis pemangkasan harga pupuk 20% dapat mendongkrak daya beli petani. Perusahaan pelat merah ini pun mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi. 

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, keputusan ini merupakan langkah bersejarah karena untuk pertama kalinya pemerintah menurunkan harga pupuk subsidi. 

    “Pupuk Indonesia mengapresiasi dan mendukung penuh langkah bersejarah pemerintah dalam menurunkan HET pupuk subsidi sebagai bentuk nyata keberpihakan terhadap petani. Kami selalu berkomitmen memprioritaskan kepentingan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional,” kata Rahmad dalam keterangan resminya, Rabu (22/10/2025). 

    Menurut Rahmad, penurunan harga pupuk akan memperbesar akses petani terhadap pupuk dan memperkuat daya beli mereka. Kebijakan ini juga diyakini dapat mendorong produktivitas sektor pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

    Untuk memastikan pelaksanaan kebijakan berjalan efektif, Pupuk Indonesia tengah berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Sosialisasi juga akan dilakukan kepada seluruh rantai distribusi, terutama penerima pada titik serah (PPTS), agar penerapan HET baru di lapangan dapat berjalan tanpa hambatan.

    Perusahaan pelat merah itu memastikan ketersediaan stok pupuk subsidi tetap aman di seluruh wilayah Indonesia. Adapun, hingga 22 Oktober 2025, stok nasional tercatat mencapai 1,1 juta ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. 

    “Kami memastikan proses bisnis tetap berjalan normal dan distribusi pupuk aman di seluruh wilayah agar kebijakan ini terlaksana efektif dan memberi manfaat nyata bagi petani,” ujarnya.

    Pihaknya juga memastikan seluruh proses distribusi pupuk berjalan tertib, transparan, dan tepat sasaran. Pengawasan akan dilakukan secara ketat melalui sistem digital i-Pubers dan command center, yang memungkinkan pemantauan stok, penyaluran, hingga transaksi penebusan secara real-time. 

    “Kami akan memperkuat koordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk mengawal penyaluran pupuk sesuai ketentuan HET yang baru,” tuturnya.

    Penurunan harga pupuk ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk merevitalisasi pabrik pupuk dalam negeri yang sebagian besar sudah beroperasi puluhan tahun. 

    Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi sekaligus memperluas ketersediaan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau bagi petani.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menginstruksikan penurunan HET pupuk subsidi sebesar 20%. Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 1117/Kpts./SR.310/M/10/2025. 

    Berikut jenis dan harga baru pupuk subsidi terbaru 2025:

    – Pupuk Urea: Rp1.800/kg atau Rp90.000 per sak (50 kg)

    – Pupuk NPK: Rp1.840/kg atau Rp92.000 per sak (50 kg)

    – Pupuk NPK Kakao: Rp2.640/kg atau Rp132.000 per sak (50 kg)

    – Pupuk ZA: Rp1.360/kg atau Rp68.000 per sak (50 kg)

    – Pupuk Organik: Rp640/kg atau Rp25.600 per sak (40 kg)

  • Konstitusionalisasi dan Profesionalisme BUMN

    Konstitusionalisasi dan Profesionalisme BUMN

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menginginkan BUMN dikelola dengan standar internasional, kalau perlu menarik profesional dari berbagai negara, dari luar Indonesia, untuk memimpin BUMN. Pernyataan yang sama juga diberikan Jokowi saat menjadi Presiden Indonesia, pada tahun 2017. Kedua Presiden nampaknya “gemas” melihat BUMN tidak kunjung jaya. Suka atau tidak, ini adalah sinyal dari CEO Indonesia, bahwa kinerja BUMN masih buruk.

    Memang, kinerja BUMN tidak kunjung cemerlang. Tahun 2024 dividen BUMN tercatat Rp85,5 triliun, naik dibandingkan tahun 2024 yang sebesar Rp81,2 triliun. Total aset BUMNpadatahun 2024 Rp10.950 triliun, naik 5,3% yoy dari Rp10.402 triliun pada tahun 2023.

    Artinya, Dividend to Assets Ratio “hanya” 0,78%. Tidak berubah dari tahun sebelumnya, padahal diketahui ada beberapa perusahaan yang bahkan memberikan hampir seluruh labanya menjadi dividen, karena kebutuhan keuangan Pemerintah. Dividend to Assets Ratio atau seberapa besar bagian aset perusahaan yang “dikembalikan” kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, yang dapat menunjukkan seberapa agresif perusahaan dalam membagikan dividen dibandingkan mempertahankan aset untuk reinvestasi.

    Rasio yang berguna untuk melihat apakah aset perusahaan benar-benar menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Serta, juga dapat dipakai untuk menunjukkan stabilitas keuangan, karena perusahaan dengan rasio dividen terhadap aset yang konsisten biasanya memiliki arus kas yang stabil dan struktur keuangan yang sehat.

    Ada kemungkinan, terjadi white collar fraud, di mana manajemen mengambil hak lebih dari yang sewajarnya, baik melalui gaji, tunjangan, bonus, hingga tantiem. Presiden memerintahkan untuk menghapus bonus tahunan atau tantiem bagi dewan komisaris BUMN. Penghapusan yang baru saja dilakukan ini diklaim menghemat dana hingga US$500 juta atau sekitar Rp8,31 triliun per tahun.Tentu saja, masalah yang lebih besar dalah BUMN kita secara rerata mengalami undermanaged.

    Dilaporkan, total laba konsolidasi BUMN tahun 2024 tercatat sebesar Rp304 triliun, turun dari tahun 2023 sebesar Rp327 triliun.Artinya, return on asset (ROA) BUMN pada tahun 2024 adalah 2,77%; turun dari 3,14% dari tahun sebelumnya. ROA yang wajar untuk perusahaan di Indonesia umumnya adalahdi atas 5%, dengan nilai di atas 20% dianggap sangat baik.Patokan ideal dapat bervariasi tergantung industrinya, sehingga ROA yang baik juga perlu dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama.
    Panduan umum untuk ROA yang wajar. Namun, secara umum dapat dikatakan nilai di atas 5% dianggap ROA yang sehat dan efisien dalam menggunakan aset.Di atas 20% dianggap sangat baik, menunjukkan profitabilitas yang tinggi dari total aset yang dimiliki.Di bawah 5% dianggap perusahaan dengan intensitas aset yang tinggi atau kurang efisien, namun angka ini bisa berbeda tergantung industri. Jika kita bandingkan keraguan tahun 2024, maka selisih ROA terhadap nilai minimum yang seharusnya dicapai adalah 2,23% terhadap total asset, maka pada tahun 2024 BUMN mengalami value asset destruction lebih kurang Rp 244,18 trilyun, hampir sebesar total aset PT Telkom pada akhir tahun 2024 yangRp 299,67 trilyun.
    Artinya, 44,5% terhadap asset value creation yang Rp 548 trilyun.

    Jumlah BUMN yang tercatat pada tahun 2024 adalah47 BUMN, yang merupakan hasil dari proses konsolidasi dari 114 BUMN sebelumnya.Jumlah ini masih akan terus berkurang karena target Kementerian BUMN adalah merampingkannya menjadi 30 perusahaan yang tergabung dalam 11 klaster (holding) hingga tahun 2034. Secara keseluruhan, termasuk anak perusahaan -yang sebenarnya sudah tidak dimasukkan pada nomenklatur BUMN-terdapat 1.046 BUMN. Dari seluruh BUMN, sekitar53% (554 perusahaan) mengalami kerugian, sementara 47%, (492) untung .Total keuntungan besar berasal dari sebagian kecil BUMN, di mana 97% dari total dividen BUMN berasal dari hanya 8 perusahaan: BRI, Mandiri, Mind-Id (Pertambangan), Pertamina, Telkom, BNI, PLN, dan Pupuk Indonesia.

    Mengapa, Karena, Bagaimana

    Pertanyaan ini digunakan untuk mencari apa yang salah, dan bukan siapa yang salah, menemukan akar masalah, dan memperoleh solusi yang efektif. Ini adalah inti metode root cause analysis (RCA), untuk menemukan masalah dari masalah mengapa BUMN berkinerja kurang membanggakan -untuk melembutkan istilah “tidak berkinerja”.

    Pertanyaan “mengapa yang pertama” adalah “mengapa BUMN berkinerja buruk”. Jika menggunakan RCA, ternyata akar masalahnya bukanlah tentang kinerjanya sendiri, melainkan alat ukur kinerja. Artinya, kita tidak boleh mengukur kompetensi ikan dengan mengukur kemampuannya memanjat pohon; atau mengukur kompetensi monyet dengan menilai berapa lama dapat menyelam dalam air. Alat ukur kinerja BUMN yang dipergunakan oleh Kementerian BUMN dan para konsultan manajemen bisnis, termasuk dari kampus terkemuka di Indonesia, adalah kriteria kinerja bisnis murni, yaitu laba dan keberlanjutan laba tersebut. Jadi, semua BUMN dianggap sebagai perusahaan pencipta laba saja.

    Tidak salah, karena pasal 33 UUD 1945 ayat (4) menyebutkan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, artinya berbasiskan persaingan pasar, dalam arti semua pelaku bersaing secara bebas, kalau perlu sempurna-bebas. BRI, BNI, Mandiri, Telkom, BUMN kontruksi dan properti, konsultan, berada pada zona ini. Namun, konstitusi menyebutkan tiga pelaku bisnis, terutama BUMN, yang berada pada zona yang berbeda. Adalah BUMN yang berada pada zona ” penting bagi negara” (ayat 2), termasuk di dalamnya industri militer, industri strategis, dan mungkin juga pos, ataupun perkebunan dan kehutanan, karena mengusai lahan yang sangat luas; zona “menguasai hajat hidup orang banyak” (ayat 2), termasuk transportasi massal, kelistrikan, air bersih, hingga limbah; dan zona “kekayaan alam” (ayat 3), termasuk minyak & gas, panas bumi, hingga pertambangan.

    Sesat pikir alat ukur ini adalah jenis hasty generalizationatauovergeneralization logical fallacy. Sama seperti Nasarudin Hoja memelihara burung srigunting. Suatu hari ia menangkap burung dara, dan menganggapnya sebagai srigunting yang cacat. Maka diguntinglah ekor dan sayapnya supaya sama dengan srigunting. Demikian juga Kementerian BUMN dan para cerdik-cendekia melihat BUMN. Jadi, jawabanya “mengapanya” adalah karena Pemerintah menggunakan satu ukuran untuk semua barang. Padahal ada yang perlu diukur dengan meter, kubik, liter, barrel, bahkan gas bumi diukurnya dengan MMBtu (Million British Thermal Units).

    BUMN “demokrasi ekonomi” diukur dengan kriteria bisnis murni. BUMN sumberdaya alam diukur dengan kriteria bisnis ditambah dengan beban biaya untuk generasi masa depan yang tidak lagi menuai kekayaan alam yang sudah diekstraksi hari ini dan kemarin. BUMN penting bagi negara dinilai dari keefektivannya mengungkit (leverage) kekuatan ekonomi nasional dari sektor strategis yang diampunya. BUMN hajat hidup orang banyak dari mutu dan efisiensi layanan. Solusinya, harus ada kebijakan tentang alat ukur kinerja yang asimetrik, berbeda dari satu kluster BUMN ke yang lain.

    Mengapa terjadi demikian, dan ini adalah “mengapa yang ke dua”. Karena pembuat kebijakan tidak mengerti (atau mungkin tidak mau mengerti) Pasal 33 UUD 1945. Baik karena menggampangkan, atau karena pengaruh dari lembaga lain yang lebih kuat, baik lembaga nasional maupun internasional. Solusinya adalah bentuk tim revisi UU BUMN (setelah terakhir dikoreksi dengan UU No. 1/2025) yang mengerti konstitusi dan setiap untuk menjalankan konstitusi, dan perbaiki undang-undang BUMN sesegera mungkin, agar kesalahan tidak semakin membesar.

    Pasalnya, hari ini kesalahannya sudah sangat besar. Holdingisasi BUMN dibuat tanpa mengerti (baca: tanpa peduli) amanat konstitusi. Terlebih semenjak pembuat kebijakannya mempunyai defisit tentang konsep konstitusi dan kebangsaan. Sejak urusannya hanya mengejar keuntungan sebesar-besarnya, dengan cara apa pun. Khas perilaku pemilik bisnis swasta -berbeda jika yang bersangkutan adalah manajer profesional di perusahaan, entah swasta atau BUMN. Tidak salah, jika ia mengurus usahanya sendiri. Namun, tidak pada tempatnya saat mengurus usaha milik rakyat. Benar, BUMN bukan “Badan Usaha Milik Nenek Lu”, tetapi menjadi “Badan Usaha Milik Nenek Gue”.

    “Mengapa ke tiga” adalah tidak adanya good governance di Kementerian BUMN. Pasca reformasi (1999 dan seterusnya), sangat mudah dan sangat sering seorang Dirut diberhentikan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Di jaman SMS, ada seorang Dirut BUMN diberhentikan melalui SMS oleh Menterinya. Padahal tidak ada kasus korupsi, kinerja BUMN yang dipimpinnya baik. Kemudian, Menteri mendadak menunjuk staf yang bertugas mencatat notulen rapat suatu BUMN, menjadi Direktur di perusahaan yang sedang dibahas. Ada juga Dirut yang pagi-pagi dirinya tahu kalau diberhentikan dari sebuah berita di media online. Ada juga, dan ini masih “segar”, di mana Direksi yang diundang rapat oleh Kementerian, nampaknya dengan mendadak, dan rapatnya secara daring. Setelah dibuka, disampaikan oleh Kementerian bahwa para Direksi diberhentikan terhitung hari itu. Semua prinsip tata kelola yang baik lenyap, berganti dengan feodalisme yang dibungkus narasi-narasi tentang kemodernan dan keprofesiolan. Mungkin ibarat pemilik toko kelontong yang bisa melakukan sesuka-hatinya. L’état, c’est moi. Negara adalah saya. Aturan adalah saya. Solusinya, jangan hanya BUMN yang harus di-GCG-kan, tetapi Kementerian dan Menterinya juga lebih harus di-G(C)G-kan.

    “Mengapa ke empat” adalah politisasi BUMN. Ada yang mengatakan BUMN rawan korupsi. Mungkin benar. Namun, hemat saya, yang dikorupsi jauh dari sekedar uang, namun profesionalisme. Adalah 165 politisi yangmenjadi komisaris BUMN, yang terdiri dari 104kader partaipolitik dan 61 orang dari kelompokrelawan. Apapun alasannya, termasuk membuat selembar surat keterangan bermaterai, mengaku bukan politisi/relawan, ujungnya tetap sama: partai politik. Apa yang hendak dikatakan lagi. Solusinya, buang jauh-jauh politisasi BUMN, masukkan kembali profesionalisasi. Tiadakan politisi di BUMN. Berikan waktu kepada mereka untuk dikelola oleh para profesional dengan cara profesional. Jika mau hebat, jangan pernah menjadikan BUMN sebagai organisasi partisan. Ini penyakit utama yang menyebabkan BUMN remuk di masa Orde Baru.

    “Mengapa ke lima” adalah birokratisasi BUMN. Disebutkan sebanyak 32wamenyang rangkap jabatan sebagaikomisaris BUMN, dan entah berapa puluh Dirjen, Deputi, dan pejabat Negara lain yang merangkap komisaris BUMN. Kalau perusaaan swasta, tidak mengapa, namun ketika masuk BUMN, maka birokratisasi BUMN terjadi -bahkan setengah politisasi karena para birokrat senior (eselon 1) rerata adalah pejabat semi-politik. Lagi-lagi, ini juga penyakit utama yang menyebabkan BUMN remuk di masa Orde Baru. Solusinya, lakukan debirokratisasi; jangan angkat birokrat dan pejabat ASN dan AMN/APN (Aparatur Militer, Aparatur Kepolisian) yang aktif, menjadi komisaris BUMN, mulai Dirjen, Deputi, hingga Wakil Menteri/Kepala Badan. Para pejabat pemerintahan yang berkualitas tinggi dan berintegritas, setelah pensiun, dapat diangkat menjadi pejabat komisaris BUMN, paling banyak dua kali, termasuk kalau berganti BUMN. Itu adalah “hadiah” untuk pelayanannya yang baik dan bermutu tinggi.

    “Mengapa ke enam” adalah jangan ada KKN, korupsi, kolusi, dan nepotisme di BUMN. Jelas, sudah disepakati, BUMN harus menjadi agen yang corruptive-proof. Tidak mudah, karena ada kondisi di mana transaksi bisnis di BUMN terjadi di luar, bahkan “di atas” BUMN. Tidak bisa, misalnya Danantara atau Kementerian BUMN, bahkan kementerian teknis yang sangat berkuasa, mungkin seperti ESDM, ikut membuat keputusan operasional korporasi di BUMN. Kolusi masih bisa, misalnya mengangkat teman dan kolega menjadi pejabat, padahal tidak kompeten. Juga, termasuk meniadakan nepotisme politik dalam BUMN, misalnya mengangkat keluarga dari pejabat negara/pemerintahan dalam jabatan BUMN, padahal yang bersangkutan tidak kompeten. Bahkan, meskipun kompeten, tetap dilarang, karena pasti ada konflik kepentingan yang merusak profesionalitas pengelolaan BUMN. Tidak ada lagi pemanggilan BUMN oleh lembaga politik seperti DPR, seperti yang lazim dilakukan selama ini. Jika ada masalah, maka yang harus menanggung -untuk dipanggil-adalah “Bapak”nya, yaitu Menteri BUMN, dan/atau Danantara.

    Agenda

    Adalah benar jika Presiden Prabowo menyatakan bahwa untuk membuat BUMN berkinerja, bahkan kalau perlu mempunyai kelas internasional, maka pilihannya adalah mengundang masuk manajer profesional berkewarganegaraan bukan Indonesia menjadi pemimpin BUMN. Garuda sudah merekrut dua manajer dari luar Indonesia. BUMN China juga sudah melakukannya terlebih dahulu. Kita berharap, kebijakan tersebut benar-benar mengatasi masalah BUMN.

    Meski demikian, catatan kita adalah, supaya Pemerintah tidak membiasakan diri membuat kebijakan yang jump to conclusion. Karena, diskusi kita menemukan bahwa ada enam masalah penting di BUMN yang harus diselesaikan dahulu, atau setidaknya bersamaan, namun dalam waktu yang segera, di luar mencari pemimpin BUMN dari negara lain. Pertama, perbaiki, kalau perlu ganti, ukuran kinerja, menjadi ukuran yang sesuai. Kedua, perbaiki kebijakan (UU) BUMN menjadi UU yang konstitusional. Ketiga, pastikan Kementerian BUMN dan Danantara melaksanakan good governance, tanpa ada perkecualian. Keempat, jangan ada lagi politisasi BUMN. Kelima, jangan ada lagi birokratisasi BUMN. Keenam, jadikan BUMN menjadi lembaga yang bebas KKN.

    Pada saat saya membantu Menteri Tanri Abeng pada tahun 1998-1999, kami sangat yakin bahwa hanya menjadikan BUMN sebagai korporasi yang dimanajemeni secara profesional lah yang menjadikannya benar-benar sebagai kekayaan bangsa, dan bukan kekayaan kekuasaan. Dan, kami berhasil.

    Ada Robby Djohan yang menyelamatkan Garuda, dan kemudian memimpin merjer empat bank BUMN yang remuk menjadi satu bank yang sekarang menjadi salah satu Bank Mandiri. Ada Djokosantoso Moeljono yang memimpin pemulihan Bank BRI, yang sekarang menjadi salah satu yang terbesar.

    Ada Eri Riyana yang memimpin Timah. Tidak semuanya berhasil, namun implementasi manajemen profesional yang menjadi kunci keberhasilan revitalisasi BUMN, tanpa kecuali. Resep Inilah yang dipergunakan Singapura dan China, dan mereka berhasil. Hemat saya, pengalaman baik yang sudah pernah dilakukan, dan tetap relevan di negara pembanding terbaik (best practices), nampaknya perlu dijadikan sebagai inti kebijakan BUMN Indonesia sekarang ini.

    (hns/hns)

  • Pemerintah Bidik Swasembada Pangan, BUMN Bantu Lewat Cara Ini – Page 3

    Pemerintah Bidik Swasembada Pangan, BUMN Bantu Lewat Cara Ini – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama Indonesia Agrichemical Research Institute (IARI) mendorong lahirnya berbagai inovasi untuk mendukung peningkatan produksi pertanian melalui program FertInnovation Challenge 2025.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia menyadari pentingnya untuk terus mendorong inovasi dan kolaborasi berkelanjutan dengan berbagai pihak. Program ini dapat diikuti oleh talenta muda, peneliti, startup, hingga profesional untuk berinovasi menjawab berbagai tantangan baru di industri pupuk dan pertanian di Indonesia.

    “Pemerintah telah menetapkan target swasembada pangan dan mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia memberikan peluang selebar-lebarnya bagi para talenta muda, peneliti, startup, hingga profesional untuk bisa berkontribusi mendukung target tersebut melalui ide-ide riset dan teknologi di bidang pertanian dan pangan,” kata Rahmad di Jakarta, Sabtu (18/10/2025).

    Swasembada pangan, lanjut Rahmad, telah menjadi agenda prioritas pemerintah pada 2025. Hal tersebut tercermin dalam peningkatan alokasi anggaran serta penyusunan Rencana Pangan Nasional 2025–2029.

    Pemerintah juga memperkuat intervensi melalui program cetak sawah dan ekspansi lahan tanam untuk mendukung produksi pangan domestik. Program FertInnovation Challenge 2025 hadir sejalan dengan upaya tersebut, yaitu sebagai wadah inovasi untuk menghasilkan ide atau gagasan yang dapat mendukung produksi, efisiensi, dan keberlanjutan sistem pangan nasional

    “Saya berharap FertInnovation Challenge 2025 bersama Indonesia Agrichemical Research Institute tidak sekadar menjadi ajang kompetisi ide, tetapi berkembang menjadi ekosistem inovasi berkelanjutan yang mendorong efisiensi, memperkuat daya saing, dan menjaga relevansi kita semua dalam menghadapi dinamika global. Melalui Fertinnovation Challenge 2025, kita pastikan inovasi akan memberi kontribusi nyata untuk masa depan pangan dan industri Indonesia,” jelas Rahmad.

     

  • Mentan siap tindak lanjuti Instruksi Presiden hidupkan pabrik pupuk

    Mentan siap tindak lanjuti Instruksi Presiden hidupkan pabrik pupuk

    Kami siap menindaklanjuti Instruksi Presiden dengan langkah konkret di lapangan

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pihaknya siap menindaklanjuti Instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait revitalisasi atau menghidupkan kembali pabrik pupuk melalui langkah konkret di lapangan guna memperkuat kemandirian dan ketahanan pangan nasional.

    “Kami siap menindaklanjuti Instruksi Presiden dengan langkah konkret di lapangan,” kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Mentan menyampaikan hal itu menanggapi adanya Instruksi Presiden agar melakukan revitalisasi terhadap pabrik-pabrik pupuk milik negara.

    Amran menegaskan kesiapan Kementerian Pertanian menindaklanjuti Instruksi Presiden dengan langkah konkret, memastikan revitalisasi pabrik pupuk menjadi kunci memperkuat ketahanan pangan nasional berbasis kemandirian dan efisiensi produksi dalam negeri.

    “Kami siap melaksanakan arahan Presiden Prabowo. Revitalisasi pabrik pupuk akan kami dorong agar produksi lebih efisien, pasokan lebih stabil dan harga lebih terjangkau bagi petani. Ini sejalan dengan semangat besar pemerintah untuk mencapai swasembada pangan,” tegas Mentan.

    Sebagai langkah awal, katanya, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1,2 juta ton untuk menghadapi musim tanam Oktober-Maret 2025/2026. Jumlah tersebut mencapai sekitar 259 persen dari ketentuan minimum stok yang dipersyaratkan pemerintah.

    Selain itu, terdapat pula 480 ribu ton pupuk non-subsidi yang disiapkan untuk mendukung kebutuhan petani di luar alokasi subsidi.

    Kementerian Pertanian optimistis langkah revitalisasi tersebut akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat sektor pertanian nasional.

    “Dengan sistem produksi pupuk yang lebih modern, efisien dan ramah lingkungan, diharapkan biaya produksi pertanian dapat ditekan dan kesejahteraan petani semakin meningkat,” kata Mentan.

    Sebelumnya Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memberikan instruksi langsung kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk melakukan revitalisasi terhadap pabrik-pabrik pupuk milik negara.

    Langkah strategis itu ditempuh untuk meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya distribusi, serta menjamin ketersediaan pupuk dengan harga yang lebih terjangkau bagi petani di seluruh Indonesia.

    Instruksi tersebut disampaikan Presiden dalam rapat terbatas yang digelar di kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

    Dalam arahannya, Presiden menekankan pentingnya perbaikan sistem produksi dan distribusi pupuk nasional agar mampu menjawab kebutuhan petani dengan cepat dan tepat.

    “Menteri Pertanian diminta mencari skema dan terobosan agar ketersediaan pupuk aman, dan apabila memungkinkan melakukan revitalisasi pabrik-pabrik pupuk yang kita miliki,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Jakarta, Kamis (16/10).

    “Tujuannya agar jauh lebih efisien dan bisa menurunkan harga pupuk, harapannya meringankan para petani kita,” tambah Prasetyo.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jadi "Mock Up" Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 Oktober 2025

    Jadi "Mock Up" Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal Bandung 16 Oktober 2025

    Jadi “Mock Up” Koperasi, Kopdes Merah Putih Sukasari Masih Sewa Kantor dan Kekurangan Modal
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Sukasari menjadi salah satu koperasi percontohan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Meski telah menjajaki sejumlah sektor bisnis, pengurus koperasi ini mengaku masih terkendala keterbatasan modal.
    Ketua Koperasi Desa Merah Putih Sukasari, Enjang Taslim, mengatakan koperasi yang dipimpinnya menjadi percontohan berkat kekompakan pengurus dan pengawas, serta dukungan Kepala Desa Sukasari.
    “Misalnya terus ada pertemuan atau kegiatan meski kantor pinjam,” kata Enjang, Rabu (15/10/2025).
    Ia menjelaskan, kantor koperasi saat ini masih meminjam tempat milik salah satu pengembang di wilayahnya hingga Desember mendatang. Jika dana terkumpul, koperasi berencana menyewa kantor tetap.
    Enjang menyebut sejumlah usaha yang sudah berjalan antara lain penjualan seragam siswa tingkat SD, gas LPG, beras Bulog, gula, dan air minum kemasan.
    Seragam siswa menjadi produk dengan permintaan terbanyak. Produksi dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun warga yang memiliki usaha konveksi rumahan.
    Selain itu, koperasi juga menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN seperti Pertamina Patra Niaga, Id Food, dan Bulog. Adapun kerja sama yang masih dalam proses yakni dengan PT KAI, Kantor Pos, PLN, Pupuk Indonesia, dan Samsat.
    “Dari swasta juga ada, misalnya untuk konsinyasi minuman kesehatan,” ujar Enjang.
    Meski usaha berjalan, Enjang mengakui koperasi masih menemui sejumlah kendala, terutama keterbatasan modal dan birokrasi kerja sama dengan BUMN yang dinilai cukup rumit.
    “Seperti kemarin untuk gas saja kita pinjam dari orang tua pengurus yang usahanya tidak dilanjutkan. Kami pun pengurus masih bekerja secara sukarela,” ucapnya.
    Modal koperasi, kata Enjang, selama ini hanya berasal dari iuran sekitar 145 anggota. Namun, sebagian besar hanya membayar iuran di awal bergabung. Akibatnya, koperasi sering kesulitan memenuhi permintaan pelanggan.
    Atas kondisi tersebut, Enjang berharap pemerintah mempermudah akses permodalan dan memangkas birokrasi kerja sama dengan BUMN.
    “Harapan dana cepat turun, koperasi dipermudah, difasilitasi oleh pemerintah supaya pengurusnya tidak kebingungan menjalankan usaha,” kata dia.
    Sebagai koperasi percontohan, Enjang berharap pemerintah memberi dukungan lebih serius agar seluruh lini usaha dapat berjalan optimal dan benar-benar menjadi model bagi koperasi desa lainnya di Karawang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk Subsidi di Brebes Aman, Siap Hadapi Musim Tanam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Oktober 2025

    Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk Subsidi di Brebes Aman, Siap Hadapi Musim Tanam Regional 15 Oktober 2025

    Pupuk Indonesia Pastikan Stok Pupuk Subsidi di Brebes Aman, Siap Hadapi Musim Tanam
    Tim Redaksi
    BREBES, KOMPAS.com
    – Pupuk Indonesia memastikan ketersediaan pupuk subsidi bagi petani di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dalam kondisi aman dan siap disalurkan sesuai jadwal musim tanam.
    Hal ini disampaikan oleh Officer Pendukung Penjualan Wilayah 2 Pupuk Indonesia, Drikarsa, dalam sosialisasi pupuk subsidi bersama petani bawang merah di Brebes, Rabu (15/10/2025).
    Drikarsa mengungkapkan bahwa dari total alokasi pupuk subsidi sebanyak 66.502 ton, saat ini baru tersalurkan 42.727 ton atau sekitar 64 persen untuk tiga jenis pupuk subsidi.
    “Sementara untuk stok atau persediaan pupuk subsidi saat ini masih ada 7.289 ton. Cukup aman untuk kebutuhan masa tanam,” katanya.
    Ia merinci alokasi pupuk subsidi yang tersedia, yaitu untuk pupuk jenis Urea sebanyak 43.500 ton, NPK sebanyak 21.500 ton, dan pupuk organik sebanyak 1.500 ton.
    Penyaluran untuk pupuk subsidi jenis Urea sudah mencapai 26.644 ton, NPK sebanyak 15.222 ton, dan pupuk organik sebanyak 861 ton.
    “Secara keseluruhan realisasi pupuk subsidi sampai saat ini di Brebes sekitar 64 persen,” ujarnya.
    Menjelang musim tanam bulan Oktober ini, Drikarsa memastikan bahwa stok pupuk subsidi masih sangat aman untuk memenuhi kebutuhan para petani.
    Tercatat, stok pupuk subsidi jenis Urea sebanyak 4.236 ton, NPK sebanyak 2.941 ton, dan jenis organik 111 ton.
    “Secara keseluruhan, Pupuk Indonesia sudah siap dengan 273 persen di atas ketentuan. Kami pastikan pupuk subsidi sangat aman untuk tahun ini,” tegasnya.
    Drikarsa juga menjelaskan bahwa bagi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, kemungkinan besar mereka belum terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) penerima pupuk subsidi.
    Pihaknya meminta para petani untuk menghubungi kelompok tani terdekat agar bisa didaftarkan ke dalam RDKK.
    “Saat ini waktu untuk updating RDKK itu dibuka sepanjang tahun, sehingga mereka bisa memperoleh pupuk subsidi,” ungkapnya.
    Ia menambahkan bahwa alur penyaluran pupuk subsidi tahun ini telah dipangkas dan dipermudah melalui regulasi Perpres Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyaluran Pupuk Subsidi, serta Permentan Nomor 15 Tahun 2025 yang mengatur pelaksanaan Perpres tersebut.
    “Untuk memangkas regulasi yang selama ini menghambat alur penyaluran pupuk subsidi sekarang diatur dalam Permentan Nomor 15 Tahun 2025,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Amran Ngamuk, Cabut Izin 2.039 Kios Distributor Pupuk karena Ini

    Amran Ngamuk, Cabut Izin 2.039 Kios Distributor Pupuk karena Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan, pemerintah telah mengambil langkah tegas terhadap ribuan kios dan distributor pupuk yang terbukti menaikkan harga di atas ketentuan harga eceran tertinggi (HET). Sebanyak 2.039 izin usaha dicabut setelah ditemukan pelanggaran berupa kenaikan harga pupuk rata-rata 18%-20% di berbagai daerah.

    “Hari ini kami umumkan, 2.039 kios distributor yang bermasalah, izinnya dicabut. Tapi yang menganggap bahwa mereka benar boleh menyampaikan klarifikasi kepada direksi. Tetapi hari ini kita cabut. Ini nggak boleh. Nggak boleh terjadi. Ini permainan sudah lama,” ujar Amran saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (13/10/2025).

    Amran menjelaskan, pelanggaran tersebut terdeteksi dalam 6.383 kejadian, di mana satu kios bisa melakukan lebih dari satu pelanggaran, seperti menaikkan harga pupuk Urea dan NPK secara bersamaan.

    “Kami turunkan tim untuk mengecek satu per satu, dan bukti-buktinya ada,” ujarnya.

    Ia mengungkapkan, sebelumnya hanya sekitar 30 izin kios yang dicabut dalam setahun terakhir. Namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih luas, jumlah pelanggaran ternyata mencapai ribuan. Amran memperkirakan kerugian petani akibat praktik curang ini mencapai Rp600 miliar per tahun.

    “Itu yang kedapatan, yang tidak kedapatan bisa lebih besar lagi. Kalau 10 tahun, kan Rp6 triliun. Kasihan petani kita. Kita harus jaga mereka. Ada 160 juta petani kita jaga. Mereka pahlawan pangan kita,” tegas dia.

    Tak Ganggu Distribusi

    Meski ribuan izin kios atau distributor dicabut, Amran memastikan langkah ini tidak akan mengganggu distribusi pupuk ke petani. Menurutnya, justru kebijakan ini akan memperbaiki rantai pasok dan menguntungkan petani menjelang musim tanam puncak pada Desember-Januari mendatang.

    “Kita sudah perhitungkan, justru ini akan menguntungkan petani, karena puncak tanaman nanti ada di Desember, Januari. Izinnya dicabut, diganti, dan bisa jadi pidana,” katanya.

    Amran menambahkan, pihaknya tengah menyiapkan pola distribusi baru melalui koperasi desa (Kopdes) agar jalur distribusi lebih pendek dan efisien.

    “Izinnya disetop, diganti, bisa ke Kopdes. Lebih bagus kalau Kopdes. Jadi rantai pasoknya semakin pendek,” ujarnya.

    Amran menegaskan, pupuk merupakan komponen vital bagi keberlanjutan sektor pertanian. “Kalau ibarat manusia, pupuk adalah darah, maka pertanian darahnya adalah pupuk. Tanpa pupuk, kita tidak bisa tingkatkan produksi,” ucap dia.

    Ia menambahkan, berbagai regulasi yang sebelumnya memperlambat penyaluran pupuk kini telah disederhanakan.

    “Dulu ada 12 kementerian, 38 gubernur, dan 514 bupati wali kota yang harus paraf baru pupuk bisa sampai ke petani. Sekarang, atas perintah Bapak Presiden, langsung dari Kementan ke Pupuk Indonesia, langsung ke petani. Alhamdulillah sekarang sudah lancar,” jelasnya.

    Dengan perbaikan tata kelola pupuk, Amran optimistis swasembada pangan bisa segera tercapai lebih cepat dari target.

    “Dari target awal empat tahun, kemudian tiga tahun, mudah-mudahan tahun ini menjadi kenyataan. Ini mimpi besar kita, sehingga harus kita perbaiki,” pungkasnya.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Amran Ngamuk, Cabut Izin 2.039 Kios Distributor Pupuk karena Ini

    Mentan Cabut Izin 2.039 Kios Pupuk Nakal, Petani Rugi Rp 600 M/ Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah telah mencabut izin 2.039 kios penjual pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

    Amran menyebut petani rugi hingga Rp 600 milyar per tahun akibat permainan kios nakal tersebut.

    Hal ini disampaikan Amran usai rapat Bersama PT Pupuk Indonesia di Kantor Kementan, Jakarta, pada Senin (13/10) pagi.

  • Mentan Cabut Izin 2.039 Kios-Distributor Pupuk Subsidi Nakal

    Mentan Cabut Izin 2.039 Kios-Distributor Pupuk Subsidi Nakal

    Jakarta

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencabut izin usaha 2.039 kios hingga distributor. Langkah ini dilakukan untuk memberikan efek jera kerena diketahui sengaja menaikkan harga 18% hingga 20% pupuk subsidi.

    “2.039 kios, distributor bermasalah hari ini kami umumkan izinya dicabut. Tapi yang menganggap mereka benar boleh menyampaikan klarifikasi kepada direksi,” kata dia dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Senin (13/10/2025).

    Temuan pelanggaran kios yang sengaja menaikkan harga ini berdasarkan keluhan dari petani. Amran mengestimasi kerugian petani akibat pelanggaran dari kios nakal mencapai Rp 600 miliar dalam setahun.

    “Menaikkan harga 18%-20% seluruh Indonesia. Estimasi kerugian petani Rp 600 miliar itu yang kedapatan kalau 10 tahun Rp 6 triliun. Merugikan petani sebanyak 160 juta petani, 116 juta dengan keluarganya,” jelasnya.

    Amran menegaskan pelanggaran pada ribuan kios ini akan berlanjut pada investigasi. Ia menegaskan, kios-distributor yang terbukti melanggar akan terancam pidana.

    “Kami turunkan tim, mengecek, dan bukti-buktinya ada. Kita sudah perhitungkan, justru ini akan menguntungkan petani, karena tanaman, puncak tanaman nanti ada di Desember, Januari. Di cabut, diganti, dan bisa jadi pidana,” pungkasnya.

    Lihat juga Video: Siasat PT. Pupuk Indonesia Menangkal Kelangkaan Pupuk Subsidi

    (acd/acd)

  • Petani Pasuruan Keluhkan Distribusi Pupuk Tak Merata, DPRD dan LPP NU Turun Tangan

    Petani Pasuruan Keluhkan Distribusi Pupuk Tak Merata, DPRD dan LPP NU Turun Tangan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Masalah distribusi pupuk kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Pasuruan. Sejumlah organisasi tani dan lembaga pertanian mendesak pemerintah agar segera memperbaiki sistem penyaluran pupuk subsidi.

    Tani Merdeka bersama LPP NU Bangil dan LPP NU Pasuruan mendatangi Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Rabu (1/10/2025). Mereka mengungkapkan keluhan petani terkait distribusi pupuk yang dinilai timpang, terutama di wilayah Tosari dan Tutur.

    Ketua Tani Merdeka Pasuruan, Winaryo Sujoko, menegaskan bahwa program Merdeka Pupuk yang digagas bupati harus benar-benar dijalankan. Menurutnya, jangan sampai ada petani yang tidak kebagian pupuk sementara di daerah lain berlimpah.

    “Distribusi pupuk harus merata. Jangan ada kesenjangan antarwilayah, karena ini kebutuhan mendasar petani,” ujarnya.

    Selain soal pupuk, Winaryo juga menyinggung program santripreneur yang dinilainya masih belum optimal. Ia menekankan bahwa pelatihan harus dibarengi dengan akses modal agar santri benar-benar bisa terjun di sektor pertanian.

    “Pelatihan saja tidak cukup, harus ada dukungan modal. Kalau ada tambahan tenaga penyuluh juga lebih baik untuk mendampingi petani,” tambahnya.

    Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Agus Setiya Wardana, menyebut pihaknya sudah menindaklanjuti keluhan dengan PT Pupuk Indonesia sejak dua bulan lalu. Namun ia juga menyoroti masalah lain, yakni melimpahnya limbah kotoran sapi di Pasuruan timur.

    “Kalau tidak dikelola, limbah ini bisa mengganggu kesehatan. Tapi jika diolah jadi pupuk organik, justru bermanfaat bagi petani,” jelas Agus.

    Agus juga mendorong pemerintah daerah merancang program riset benih unggulan lokal. Menurutnya, kemandirian petani bisa terwujud jika mereka tidak lagi tergantung pada benih dari luar daerah.

    “Dengan benih unggulan sendiri, petani Pasuruan akan lebih mandiri. Anggaran riset harus dipersiapkan,” tegasnya.

    Sementara itu, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ririn, menjelaskan kondisi produksi pertanian saat ini. Ia menyebut padi yang dihasilkan masih sebatas beras sehat, sementara untuk beras organik membutuhkan proses panjang.

    “Untuk jadi beras organik harus benar-benar steril, bahkan pengairan harus dari mata air langsung. Tidak boleh ada kontaminasi pestisida,” ungkapnya.

    Ririn menambahkan tren penanaman padi dan jagung di Pasuruan terus meningkat. Kenaikan produksi jagung didorong adanya dukungan dari kepolisian yang membantu pasokan pakan untuk peternakan.

    “Jagung meningkat karena ada program dari kepolisian. Hasilnya juga kami distribusikan untuk kebutuhan pakan ternak,” jelasnya.

    Terkait jumlah penyuluh pertanian, Ririn mengakui masih jauh dari ideal. Saat ini hanya sekitar 100 orang penyuluh yang harus menangani ribuan petani di Pasuruan.

    “Kami tetap berusaha memaksimalkan yang ada. Meski terbatas, penyuluh tetap mendampingi petani semaksimal mungkin,” tandasnya. (ada/ted)