BUMN: PT Pupuk Indonesia

  • Bos Pupuk Indonesia Jamin Stok Aman, Tak Akan Ada Lagi Kios Petani Kosong

    Bos Pupuk Indonesia Jamin Stok Aman, Tak Akan Ada Lagi Kios Petani Kosong

    Bontang

    Pupuk Indonesia menyatakan masih menyimpan stok pupuk sebanyak 1,5 juta ton, di mana 1,1 juta ton di antaranya ialah pupuk subsidi. Dipastikan stok aman hingga akhir tahun dan tidak akan ada lagi kelangkaan pupuk bagi para petani.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, sebelum tahun 2024 memang terdapat sejumlah kondisi di mana ketersediaan pupuk di beberapa kios kosong dan petani sulit memperoleh pupuk. Namun kini masalah tersebut sudah tidak lagi terjadi.

    Pemerintah telah melakukan perombakan dan penyederhanaan atas regulasi penyaluran pupuk agar lebih efisien dan produk bisa langsung diterima petani. Dengan perubahan tersebut, ia memastikan saat ini seluruh kios pupuk aman dan terpenuhi kebutuhannya.

    “Sekarang boleh dicek, tidak ada tempat yang kosong. Kita punya 1,1 juta ton (pupuk subsidi) tersebar di 27 ribu outlet kita,” kata Rahmad, dalam acara Pelepasan Urea Subsidi di Pelabuhan Tursina Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Pupuk Indonesia juga telah melakukan digitalisasi sejak awal tahun 2024. Pihaknya dapat memantau secara real time pergerakan setiap kantong pupuk melalui GPS sejak mulai diangkut ke kapal hingga diterima petani.

    Dengan demikian, Rahmad mengatakan, data pergerakan pupuk akan terangkum secara digital. Sehingga, data tersebut lebih transparan dan bisa meminimalisir kekurangan stok pupuk di daerah.

    Selain itu, melalui digitalisasi ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah per 1 Januari tahun 2025 seluruh petani di seluruh Indonesia bisa melakukan penebusan pupuk secara sentak.

    “Persoalan itu tidak ada (kekosongan pupuk karena terlambat distribusi). Saya bisa tegaskan, kalau ada tolong sampaikan ke saya, tapi saya meyakini tidak ada lagi pupuk yang kosong. Karena kita melihat secara real time pupuk itu ada di mana. Di gudang mana bisa dilihat tidak hanya datanya tapi visualnya, termasuk pada kios mana petani itu menebus,” ujar dia.

    (kil/kil)

  • Pupuk Indonesia mulai bangun pabrik soda ash pertama di Indonesia

    Pupuk Indonesia mulai bangun pabrik soda ash pertama di Indonesia

    Bontang (ANTARA) – PT Pupuk Indonesia/PI (Persero) mulai membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun dari pendanaan perusahaan tersebut dan perbankan nasional.

    Direktur Utama PT PI Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa upaya membangun pabrik soda ash sudah diniatkan sejak tiga dekade yang lalu.

    “Ini adalah bagian dari astacita presiden, yaitu hilirisasi. Ini juga menandai 1 tahun dari pemerintahan Prabowo. Kira-kira setahun yang lalu, arahan dari beliau sangat tegas dan jelas untuk terus melanjutkan hilirisasi, memperkuat ketahanan industri,” ujar dia dalam agenda seremoni groundbreaking soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat.

    Pabrik tersebut dibangun untuk mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor soda ash dan hilirisasi produk amoniak sebesar 105 ribu ton per tahun, lalu menurunkan emisi karbondioksida (CO2) melalui penyerapan ekses CO2 sebagai bahan baku soda ash sebesar 174 ribu ton per tahun.

    Kemudian juga mendukung ketahanan pangan melalui pemanfaatan ammonium chloride sebagai direct fertilizer (sumber nitrogen) atau campuran bahan baku NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium), serta meningkatkan revenue melalui penjualan soda ash dan ammonium chloride.

    Kapasitas produksi pabrik ini yang ditargetkan selesai pada Maret 2028 untuk ammonium chloride dan soda ash masing-masing 300 ribu MTPY (metrik ton per tahun) dengan target pasar domestik maupun ekspor

    Untuk infrastruktur gudang, dialokasikan terhadap ammonium chloride dan soda ash masing-masing 20 ribu ton curah, soda ash dan ammonium chloride bag 5.500 ton kantong, dan NaCI (natrium klorida) 50 ribu ton curah.

    Adapun total serapan kerja untuk proyek ini yaitu 800 pekerja konstruksi dan 86 pekerja operasional.

    Selama ini, Indonesia masih mengimpor soda ash dan ammonium chloride sebesar 100 persen. Misalnya, pemerintah mengimpor 801,67 ribu soda ash dan 312,67 ribu ammonium chloride pada tahun 2024.

    Karena itu, diharapkan pembangunan pabrik soda ash pertama ini dapat mensubtitusi impor komoditas tersebut.

    “Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton (per tahun) dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6 persen per tahun,” ucap Rahmad.

    “Kalau sekarang saja kita impor 1 juta dan Indonesia tidak mulai membangun soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” kata Dirut PT PI.

    Begitu pula dengan impor produk samping hasil pabrik soda ash yang masih 100 persen impor, yakni ammonium chloride.

    “Jadi, hasil dari sini tidak hanya menggantikan impor soda ash, tapi juga menggantikan impor dari ammonium chloride sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kebun kelapa sawit, ungkap dia.

    Rahmad menitipkan pesan kepada Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Gusrizal agar proyek ini dapat dieksekusi dengan baik; sesuai target waktu, kualitas, dan pembiayaan; serta selalu mengedepankan tata kelola maupun keselamatan para pekerja.

    “Mudah-mudahan mimpi besar bangsa Indonesia untuk memiliki ketahanan industri yang semakin kuat untuk mengurangi impor menjadi negara yang lebih mandiri, bisa kita capai, dan pupuk Indonesia bersama dengan seluruh anak perusahaannya, kali ini dengan pupuk Kalimantan Timur, bisa memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara,” katanya.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • RI Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Bontang, Nilai Investasi Rp 5 T

    RI Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Bontang, Nilai Investasi Rp 5 T

    Jakarta

    Pupuk Indonesia melalui anak usahanya PT Pupuk Kaltim memulai pembangunan pabrik soda ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp 5 triliun.

    Pabrik Soda ash ini akan dibangun di atas lahan seluas 16 hektar. Pembangunan pabrik ini ditargetkan dapat rampung dan beroperasi pada bulan Maret 2028.

    Direktur Utama Pupuk Kaltim Gusrizal mengatakan, proyek menelan investasi Rp 5 triliun. Proyek ini digarap oleh kontraktor PT TCC Indonesia Branch Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind).

    “Nilai investasinya sekitar Rp 5 triliun. (Pendanaannya) kita dari perusahaan sendiri, didukung oleh perbankan nasional,” kata Gusrizal dalam acara Groundbreaking Pabrik Soda Ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Soda ash atau natrium karbonat (Na2CO3), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen hingga pengolahan air dan pembuatan kertas. Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO2 dan amonia yang keberadaannya melimpah di Indonesia.

    Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, nantinya pabrik ini akan memproduksi soda ash dan amonium klorida masing-masing sebesar 300.000 ton. Kehadiran pabrik ini harapannya akan membantu memenuhi 30% kebutuhan soda ash nasional melalui produksi dalam negeri.

    Adapun Indonesia selama bertahun-tahun terpaksa mengimport produk soda ash, dengan volume yang terus bertambah. Setidaknya saat ini Indonesia mengimpor kurang lebih 1 juta ton soda ash dari berbagai negara.

    “Alhamdulillah ini juga merupakan salah satu prestasi tahun pertama Bapak Presiden Prabowo. Karena dalam satu tahun ini kita berhasil menyiapkan proyek ini. Mulai dari persiapan lahannya, tendernya, dan hari ini kita tepat di satu tahun Bapak Presiden Prabowo, kita bisa melaksanakan groundbreaking,” kata Rahmad, dalam kesempatan yang sama.

    Selain itu, pabrik ini juga akan membantu mengurangi impor ammonium chloride yang merupakan bahan pembuat pupuk. Produksi ini diharapkan dapat menekan impor amonium klorida hingga senilai Rp 250 miliar per tahunnya.

    “Pabrik ini juga akan menghasilkan produk sampingan ammonium chloride, itu adalah pupuk yang digunakan di kebun sawit. Sekarang ini pupuk ammonium chloride itu juga diimpor. Jadi kita bisa melakukan substitusi impor, satu tadi hilirisasi, kemudian silikular ekonomi. Harapannya untuk pertumbuhannya tidak hanya ketahanan pangan, pertumbuhan sektor agrikultur, tapi juga penguatan sektor industri,” ujar Rahmad.

    (shc/kil)

  • Pupuk Kaltim Resmi Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI!

    Pupuk Kaltim Resmi Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI!

    Bontang

    Pupuk Indonesia Grup, melalui PT Pupuk Kaltim resmi memulai pembangunan pabrik soda ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini merupakan yang pertama ada di Indonesia.

    Soda ash atau natrium karbonat (Na2CO3), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen hingga pengolahan air dan pembuatan kertas. Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO2 dan amonia.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, acara ini menandai tonggak sejarah RI di mana Indonesia akan membangun pabrik soda ash pertamanya. Sebab, sudah sejak lama Indonesia bekerja keras untuk bisa mewujudkan pembangunan tersebut.

    “Saya melihat proyek ini menarik nafas panjang, dan melepaskan nafas dengan penuh kelegaan dan kebanggaan. Karena tadi dihitung, sudah lebih dari tiga dekade Indonesia berupaya memiliki pabrik soda ash, tidak berhasil. Dan hari ini kita mulai pembangunan pabrik pertama di Indonesia,” kata Rahmad dalam acara Groundbreaking Pabrik Soda Ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Proyek ini adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, hal ini khususnya untuk terus melanjutkan hilirisasi dan memperkuat ketahanan industri. Tidak hanya itu, menurutnya keberadaan pabrik ini sangat penting dalam rangka mengurangi impor Indonesia.

    Rahmad mengatakan, selama ini Indonesia tidak dapat memproduksi soda ash sendiri sehingga harus melakukan impor 100%, sementara kebutuhannya di dalam negeri cukup tinggi. Dengan kehadiran pabrik ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan soda ash nasional hingga 30%.

    “Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6% per tahun. Kalau sekarang saja kita impor 1 juta, dan Indonesia tidak mulai membangun (pabrik) soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” ujarnya.

    Pabrik Soda ash ini akan memanfaatkan CO2 kurang lebih sebesar 174.000 ton per tahun. Nantinya, pabrik ini akan memproduksi soda ash dan amonium klorida masing-masing sebesar 300.000 ton. Produksi ini diharapkan dapat menekan impor amonium klorida, yang merupakan bahan baku pupuk, senilai Rp 250 miliar per tahun.

    “Langkah ini bukan sekadar efisiensi ekonomi, tetapi lompatan strategis menuju kemandirian industri nasional. Sekarang, kita tidak lagi hanya menjadi konsumen bahan baku dunia, tetapi produsen yang berdiri di atas kemampuan sendiri,” kata Komisaris Independen Pupuk Indonesia Rachland Nashidik.

    Rachland mengatakan, peletakan batu pertama atau groundbreaking ini mewujudkan mimpi yang telah hidup selama 30 tahun sejak 1995. Dalam hal ini, Indonesia bercita-cita memiliki pabrik soda ash sendiri sebagai kemandirian Indonesia di bidang industri kimia dasar.

    “Tiga dekade sudah berlalu, dunia berubah, teknologi bergeser, tantangan datang sering berganti. Namun, mimpi itu tidak pernah menyerah. Dia menunggu waktu, menunggu keberanian,dan menunggu generasi yang siap mewujudkannya,” ujarnya.

    (shc/kil)

  • 78 Ribu Petani Borong Pupuk Subsidi Usai Harga Turun 20 Persen

    78 Ribu Petani Borong Pupuk Subsidi Usai Harga Turun 20 Persen

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Pertanian resmi menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi 20 persen. Usai ditetapkan pekan lalu, ribuan petani disebut langsung menebus pupuk di kios-kios.

    Sekretaris Jenderal Kementan, Ali Jamil mengatakan penurunan HET pupuk subsidi 20 persen sejalan dengan perbaikan tata kelola pupuk. Sebelumnya, pemerintah juga memangkas 145 aturan soal distribusi pupuk subsidi.

    “Dulu tata kelola pupuk terlalu birokratis, sekarang lebih sederhana, transparan, dan efisien. Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi turun hingga 20 persen, dan distribusinya langsung ke titik serah di tingkat petani,” kata Ali, mengutip keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).

    Sementara itu, Direktur Pupuk, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Jekvy Hendra mengungkapkan penurunan HET pupuk subsidi langsung direspons positif petani.

    “Sejak penurunan harga pupuk diumumkan pada 22 Oktober, penebusan pupuk melonjak hingga 72 sampai 78 ribu petani per hari. Ini menandakan kepercayaan petani kembali tumbuh,” katanya.

    Informasi, PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan stok pupuk subsidi dalam kondisi cukup. Per 26 Oktober 2025 jumlahnya mencapai 1,07 juta ton atau bisa memenuhi kebutuhan 43 hari kedepan.

     

  • Pupuk Indonesia Mulai Proyek Soda Ash Pertama di Tanah Air

    Pupuk Indonesia Mulai Proyek Soda Ash Pertama di Tanah Air

    Bisnis.com, BONTANG — PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usaha PT Pupuk Kaltim memulai proyek pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10). 

    Pabrik dengan target kapasitas produksi sekitar 300.000 ton soda ash per tahun ini diyakini akan memenuhi sekitar 30% kebutuhan nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan impor soda ash yang mencapai 1 juta ton per tahun.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan bahwa hasil dari pabrik ini tidak hanya untuk mengurangi impor soda ash, namun juga ikut mensubtitusi impor amonium klorida yang menjadi produk sampingan pabrik tersebut.

    “Sudah lebih dari tiga dekade Indonesia berupaya memiliki pabrik soda ash dan tidak berhasil, dan hari ini kita mulai pabrik soda ash pertama di Indonesia,” katanya saat meresmikan groundbreaking pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Senior Director Business Performance and Asset Optimization at Danantara Indonesia Bhimo Aryanto menyebutkan bahwa langkah ini merupakan kemajuan besar dalam transformasi industri penghiliran di Tanah Air. 

    “Pabrik ini membuka jalan potensi ekspor di masa depan. Ini wujud nyata hilirisasi industri kimia nasional yang menjadi arah strategis pemerintah sesuai Asta Cita,” terangnya. 

    Proyek ini kata dia bukan sekadar investasi bisnis namun juga investasi bangsa menuju Indonesia Emas 2025. Pupuk Indonesia menurutnya juga terus bertransformasi untuk menjalankan operasional yang efektif dan efisien serta mengurangi limbah industri secara signifikan.

    Sementara itu, Rachland Nashidik, Komisaris Independen Pupuk Indonesia mengatakan bahwa proyek ini dibangun dengan ekonomi sirkular. Sebab, hasil emisi yang dikeluarkan dari pabrik diserap kembali untuk memproduksi soda ash pertama di Indonesia.

    “Kita tidak lagi menjadi konsumen bahan baku dunia tapi produsen yang berdiri di atas kaki sendiri,” katanya.

    Soda ash, atau natrium karbonat (Na₂CO₃), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen hingga pengolahan air, pembuatan kertas hingga panel surya.

    Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO₂ dan amonia. Kedua bahan tersebut terdapat secara luas pada fasilitas produksi Pupuk Kaltim maupun Pupuk Indonesia Grup.

    Pabrik seluas 16 hektare ini dikerjakan oleh kontraktor PT TCC Indonesia Branch – Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind). Proyek anyar ini ditargetkan rampung pada Maret 2028 dengan potensi penghematan devisa negara hingga Rp 1 triliun per tahun.

    Dalam praktiknya, soda ash diproduksi dengan menggunakan bahan baku seperti amonia dan CO2 dengan kebutuhan sekitar 174.000 ton per tahun. Bahan baku ini diperoleh dari fasilitas eksisting Pupuk Kaltim maupun anak usaha Pupuk Indonesia lainnya. Hal ini menjadi upaya perusahaan menurunkan emisi karbon. 

    Selain memproduksi soda ash, proyek ini juga dapat memenuhi produk sampingan berupa amonium klorida sekitar 300.000 ton per tahun yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produksi pupuk.

  • Distribusi pupuk urea dan NPK bersubsidi di Jabar tembus 680 ribu ton

    Distribusi pupuk urea dan NPK bersubsidi di Jabar tembus 680 ribu ton

    Kamis, 16 Oktober 2025 17:25 WIB

    Pekerja menata pupuk bersubsidi di Gudang Lini 3 Jatibarang Pupuk Kujang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/10/2025). Menurut data Pupuk Indonesia (Persero) total pupuk bersubsidi yang telah tersalurkan kepada petani di Jawa Barat hingga 15 Oktober 2025 untuk jenis urea mencapai 355.297 ton dari total alokasi 610.971 ton dan jenis NPK mencapai 325.647 ton dari total alokasi 463.779 ton. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.

    Pekerja menata pupuk bersubsidi di Gudang Lini 3 Jatibarang Pupuk Kujang, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (16/10/2025). Menurut data Pupuk Indonesia (Persero) total pupuk bersubsidi yang telah tersalurkan kepada petani di Jawa Barat hingga 15 Oktober 2025 untuk jenis urea mencapai 355.297 ton dari total alokasi 610.971 ton dan jenis NPK mencapai 325.647 ton dari total alokasi 463.779 ton. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pupuk Kujang mulai membangun pabrik NPK Nitrat untuk kurangi impor

    Pupuk Kujang mulai membangun pabrik NPK Nitrat untuk kurangi impor

    Melalui pabrik NPK Nitrat Pupuk Kujang, kita bisa memproduksi NPK Nitrat sendiri, sehingga NPK Nitrat lebih mudah didapat petani.

    Karawang (ANTARA) – Pupuk Kujang resmi memulai pembangunan pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia berkapasitas 100.000 ton per tahun, untuk mengurangi ketergantungan impor.

    Direktur Pupuk Kujang Budi Santoso Syarif dalam keterangannya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Selasa, mengatakan pembangunan pabrik NPK nitrat ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.

    “Melalui pabrik NPK Nitrat Pupuk Kujang, kita bisa memproduksi NPK Nitrat sendiri, sehingga NPK Nitrat lebih mudah didapat petani,” katanya.

    Dimulainya proyek pembangunan pabrik NPK Nitrat tersebut ditandai dengan penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, and Construction antara Pupuk Kujang dengan PT Rekayasa Industri.

    Kontrak kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Kujang Budi Santoso Syarif dan Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih. Penandatanganan kerja sama itu disaksikan langsung oleh SVP Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Herdijanto Utomo.

    Menurut Budi, pembangunan pabrik NPK Nitrat memiliki nilai strategis. Sebab selama ini, pupuk NPK berbasis nitrat yang digunakan di Indonesia mayoritas diimpor dari luar negeri. Dalam setahun, sekitar 500 ribu ton NPK Nitrat didatangkan dari luar negeri.

    “Dengan adanya pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia ini, petani Indonesia tak lagi sepenuhnya tergantung pada impor. Kita bisa buat sendiri, lebih mudah dijangkau petani,” katanya pula.

    Rencananya, kapasitas produksi pabrik NPK Nirat di Pupuk Kujang diproyeksikan mencapai 100.000 ton per tahun.

    Untuk proses pengerjaan pembangunannya akan memakan waktu selama 21 bulan. Direncanakan, pembangunan pabrik NPK Nitrat itu akan rampung pada kuartal III tahun 2027 dan akan berkontribusi menambah kapasitas produksi pupuk nasional mulai tahun tersebut.

    Direktur Utama PT Rekayasa Industri Triyani Utaminingsih mengatakan kerja sama ini merupakan amanah sekaligus bentuk kolaborasi di lingkungan Pupuk Indonesia Grup.

    “Kami harus menjalankan langkah strategis ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga bisa mewujudkan pabrik yang bisa menghasilkan pupuk berkualitas tinggi, dan efisien,” kata Triyani.

    SVP Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Herdijanto Utomo menyampaikan, pembangunan pabrik NPK Nitrat di kawasan Pupuk Kujang diharapkan mampu berkontribusi dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

    Pihaknya memilih kerja sama dengan PT Rekayasa Industri dalam pembangunan pabrik NPK Nitrat, karena menjadi bagian dari bentuk sinergi antar-BUMN.

    “Selain bertujuan agar bisa memenuhi kebutuhan pupuk NPK Nitrat dalam negeri, pabrik ini juga diharap bakal mendorong pertumbuhan ekonomi regional,” katanya lagi.

    Pupuk Kujang telah melakukan riset NPK Nitrat sejak awal tahun 2024. Dimulai dari tahap ideasi, dilanjutkan ke formulasi, hingga uji coba efikasi tanaman. Pengujian dilakukan di Kujang Kampioen, sebuah fasilitas kebun riset.

    Dalam uji coba tersebut, NPK Nitrat diaplikasikan ke berbagai tanaman seperti cabai, tomat, dan bawang merah.

    Riset tersebut sebagai persiapan panjang, agar NPK Nitrat yang dihasilkan berkualitas baik secara konsisten.

    Saat ini, sejumlah petani Indonesia mulai penasaran dengan NPK Nitrat tersebut. Di Brebes misalnya, puluhan petani bawang merah telah mengikuti demplot dan mulai mencoba sampel NPK Nitrat. Hasilnya, beberapa petani mengaku mendapat tanaman bawang merah yang lebih tahan terhadap kelembapan.

    Pupuk NPK Nitrat merupakan pupuk yang ramah lingkungan, karena pada saat pengaplikasiannya pada tanaman tidak ada emisi gas rumah kaca yang terlepas ke lingkungan.

    Untuk pupuk NPK Nitrat yang dihasilkan oleh Pupuk Kujang direncanakan akan diserap oleh sektor pertanian hortikultura, di antaranya produk sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lengkap! Daftar Harga Pupuk Subsidi usai Prabowo Beri Diskon 20%

    Lengkap! Daftar Harga Pupuk Subsidi usai Prabowo Beri Diskon 20%

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah telah memberlakukan harga pupuk subsidi terbaru sejak 22 Oktober 2025 menyusul kebijakan penurunan harga eceran tertinggi (HET) pupuk hingga 20%.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan pelaksanaan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar petani memperoleh pupuk dengan harga terjangkau.

    “Tidak boleh ada keterlambatan, tidak boleh ada kebocoran. Kami langsung menindaklanjuti dengan langkah konkret, merevitalisasi industri, memangkas rantai distribusi, dan menurunkan harga 20% tanpa menambah subsidi APBN,” kata Amran di Jakarta, dikutip pada Minggu (26/10/2025).

    Selain itu, dia menyebut bahwa pemerintah juga melakukan efisiensi industri dan perbaikan tata kelola distribusi pupuk nasional seiring dengan adanya kebijakan ini.

    Kementan bersama Pupuk Indonesia disebutnya melakukan deregulasi distribusi langsung dari pabrik ke petani, menyederhanakan penyaluran, hingga perketatan pengawasan.

    Menurut Amran, revitalisasi tata kelola pupuk bersubsidi berpotensi menambah pupuk bersubsidi sebanyak 700.000 ton secara bertahap hingga 2029 mendatang.

    “Pemerintah memastikan pupuk tersedia, terjangkau, dan tepat sasaran sebagai bagian dari komitmen mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” ujarnya.

    Adapun, penurunan harga pupuk subsidi berlaku untuk berbagai jenis, antara lain pupuk urea, pupuk NPK (nitrogen fosfor kalium), pupuk ZA (amonium sulfat), serta pupuk organik.

    Berikut daftar harga pupuk terbaru usai HET turun 20%:

    Pupuk Urea: dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram (kg)
    Pupuk NPK: dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kg
    Pupuk NPK kakao: dari Rp3.300 menjadi Rp2.640 per kg
    Pupuk ZA khusus tebu: dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kg
    Pupuk organik: dari Rp800 menjadi Rp640 per kg

  • Pupuk Subsidi Turun Harga, Petani dan Industri Sama-Sama Untung

    Pupuk Subsidi Turun Harga, Petani dan Industri Sama-Sama Untung

    Jakarta

    Pemerintah resmi menurunkan harga pupuk subsidi hingga 20 persen mulai Rabu (22/10), langkah yang mendapat apresiasi luas dari kalangan legislatif. Kebijakan ini dinilai sebagai langkah strategis yang tak hanya meringankan beban petani, tetapi juga memperkuat efisiensi industri pupuk nasional tanpa menambah beban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar, Adrianus Asia Sidot, menyebut kebijakan ini akan memberikan dampak langsung terhadap produktivitas dan kesejahteraan petani. Penurunan harga disertai dengan reformasi tata kelola distribusi pupuk, yang kini dipangkas dari rantai administrasi panjang menjadi lebih sederhana.

    “Penurunan harga pupuk akan sangat dirasakan manfaatnya oleh petani, dan diharapkan mampu meningkatkan produksi serta kesejahteraan mereka,” ujar Adrianus dalam keterangannya, Rabu (20/10/2025).

    Perbaikan sistem distribusi memungkinkan pupuk tiba lebih cepat di tangan petani, meminimalkan risiko gagal panen yang kerap terjadi akibat keterlambatan distribusi, terutama pada sawah tadah hujan. Asia Sidot juga menekankan pentingnya pengawasan di lapangan agar tidak terjadi disparitas harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

    Saat ini, harga pupuk urea turun dari Rp 2.250 menjadi Rp 1.800 per kilogram, NPK dari Rp 2.300 menjadi Rp 1.840 per kilogram, NPK kakao dari Rp 3.300 menjadi Rp 2.640 per kilogram, ZA khusus tebu dari Rp 1.700 menjadi Rp 1.360 per kilogram, dan pupuk organik dari Rp 800 menjadi Rp 640 per kilogram.

    Selain penurunan harga, pemerintah juga menambah volume pupuk bersubsidi hingga 700 ribu ton sampai tahun 2029. Reformasi tata kelola distribusi pupuk yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) disebut sebagai salah satu faktor kunci menuju swasembada pangan nasional.

    Sebelumnya, penyaluran pupuk diatur melalui 145 regulasi dan melibatkan tanda tangan dari 12 menteri, 38 gubernur, serta 514 bupati/wali kota. Kini, sistem baru memungkinkan Kementan berkoordinasi langsung dengan pabrik, dan pabrik menyalurkan langsung ke kios.

    Hasilnya, Kementan berhasil menghemat anggaran hingga Rp 10 triliun serta menurunkan biaya produksi pupuk sebesar 26 persen. Efisiensi ini bahkan diproyeksikan mampu meningkatkan laba PT Pupuk Indonesia (Persero) hingga Rp 7,5 triliun pada 2026.

    Sebagai langkah penertiban, Kementan juga mencabut izin 2.039 kios pengecer yang terbukti melakukan pelanggaran dalam penyaluran pupuk subsidi.

    Langkah efisiensi ini menandai pergeseran besar dalam tata kelola pupuk nasional-dari birokrasi panjang menuju sistem distribusi cepat, transparan, dan berorientasi hasil. Jika konsisten dijalankan, kebijakan ini berpotensi menjadi katalis bagi peningkatan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan Indonesia.

    (rrd/rrd)