BUMN: PT Pupuk Indonesia

  • Inpex Target Finalisasi Keputusan Investasi Proyek Abadi Masela di 2027

    Inpex Target Finalisasi Keputusan Investasi Proyek Abadi Masela di 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa migas Jepang, Inpex Corp menargetkan mencapai keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) pada proyek gas alam cair di Lapangan Abadi Masela, Indonesia pada 2027, sebagai upaya perluasan pasokan LNG. 

    Dikutip dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), hal tersebut terungkap dalam rencana bisnis 3 tahun mendatang, di mana Inpex berencana untuk berinvestasi US$11,7 miliar di berbagai wilayah, termasuk proyek andalannya Ichthys LNG di Australia.

    Presiden dan CEO Inpex Corp Takayuki Ueda mengatakan, pihaknya melihat potensi besar dalam pengembangan bisnis LNG yang dapat mendukung transisi energi. 

    “Gas alam dan LNG memiliki intensitas emisi gas rumah kaca yang relatif rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya dan akan memainkan peran yang semakin penting sebagai bahan bakar praktis dalam transisi energi,” ujar Takayuki.

    Dia mengungkap, sebagai pemegang saham 65% dalam proyek Blok Abadi Masela, Inpex berencana untuk memulai desain rekayasa (front end engineering design/FEED) awal tahun ini dan mencapai FID pada 2027, dengan target memulai produksi pada awal 2030. 

    Proyek ini telah menghadapi penundaan selama bertahun-tahun setelah perubahan perencanaan dan kemudian divestasi Shell yang menjual 35% kepemilikannya kepada Pertamina Indonesia dan Petronas Malaysia pada 2023.

    Selain itu, Inpex juga berencana untuk memperluas produksi LNG di Ichthys dengan menambahkan kereta ketiga, menargetkan produksi pada paruh pertama tahun 2030.

    Melalui investasi baru tersebut, produksi LNG-nya diharapkan mencapai 800.000 barel setara minyak per hari pada tahun 2030-an, naik dari 630.000 saat ini. 

    Diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong nota kesepahaman jual beli gas Blok Masela yang telah diteken antara Inpex Corporation dan PT Pupuk Indonesia berlanjut ke tahap head of agreement (HOA). 

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menjelaskan, status kerja sama antara kedua belah pihak masih di tahap memorandum of understanding (MOU). Menurutnya, hal tersebut membuat kesepakatan Inpex dan Pupuk Indonesia belum begitu mengikat untuk jual beli gas bumi.

    Djoko menilai dengan adanya HOA, tahun ini sudah ada kepastian buyer gas dari Blok Masela yang dikelola oleh Inpex Corporation. Kepastian pembeli dinilai dapat mendorong proses FID. 

    “Saya kan sudah minta untuk menjadi minimum HOA, pabrik pupuk sudah minta alokasi untuk Masela, pabrik pupuk BUMN,” ucap Djoko di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Selain itu, Djoko juga meminta agar wilayah kerja (WK) migas lain pun terus didorong supaya sesegera mungkin mencari buyer. Dengan begitu, pengembangan bisa dilakukan dengan cepat. 

    “Inpex harus segera memasarkan gasnya, sebagaimana juga Eni di Geng North dan blok-blok lain juga, WK Andaman, sekarang Mubadala sedang marketing gasnya,” pungkasnya.

  • Maksimalkan teknologi Pupuk Indonesia pacu modernisasi industri pupuk

    Maksimalkan teknologi Pupuk Indonesia pacu modernisasi industri pupuk

    PT Pupuk Indonesia (Persero) memacu modernisasi industri pupuk nasional dalam rangka memaksimalkan teknologi dan inovasi berkelanjutan. (ANTARA/HO – Pupuk Indonesia)

    Maksimalkan teknologi Pupuk Indonesia pacu modernisasi industri pupuk
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 14 Februari 2025 – 09:07 WIB

    Elshinta.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) memacu modernisasi industri pupuk nasional dalam rangka memaksimalkan teknologi dan inovasi berkelanjutan.

    “Tahun 2024 adalah tahun yang penuh pencapaian bagi Pupuk Indonesia Grup. Hal ini dapat diraih tentu karena kerja keras dari seluruh insan yang menjadi bagian dari perusahaan, termasuk anak-anak perusahaan kami, serta dukungan dari para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan DPR. Kami percaya dengan kerja keras dan kombinasi inovasi teknologi dan optimalisasi produksi, Pupuk Indonesia dapat semakin berkontribusi dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi di Jakarta, Jumat.

    Sejalan dengan visi astacita pemerintah dan arahan Kementerian BUMN dalam mewujudkan swasembada pangan, PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat perannya sebagai produsen pupuk berkualitas melalui pengembangan teknologi dan inovasi berkelanjutan. Sepanjang 2024 hingga awal 2025 ini, Pupuk Indonesia mencatatkan berbagai pencapaian strategis, mulai dari digitalisasi layanan, penyaluran pupuk bersubsidi yang tepat waktu, hingga revitalisasi pabrik guna mencukupi kebutuhan pupuk nasional.

    Rahmad mengatakan dengan kapasitas produksi sebesar 14,6 juta ton, Pupuk Indonesia merupakan produsen pupuk berbasis nitrogen terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Dalam beberapa waktu ini, kata dia, Pupuk Indonesia bersama anak perusahaan telah melakukan sejumlah inisiatif untuk mempertahankan pencapaian tersebut dengan cara meningkatkan kapasitas produksi maupun melakukan inovasi bisnis yang lebih ramah lingkungan.

    Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya pembangunan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM), pabrik NPK Phonska V Pupuk Petrokimia Gresik (PKG), dan terbaru adalah proyek revitalisasi pabrik III-B milik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).

    “Pupuk Indonesia bersama seluruh anak perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi produksi dan inovasi hijau sebagai strategi utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar dia.

    “Implementasi proyek-proyek ini diharapkan dapat semakin meningkatkan daya saing industri pupuk nasional sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Dengan strategi yang terarah, Pupuk Indonesia optimistis dapat terus memainkan peran sentral dalam industri pupuk dan petrokimia nasional serta global,” tambahnya.

    Dia juga mengungkapkan revitalisasi Pusri III-B bertujuan agar pabrik yang telah berusia lebih dari 40 tahun itu bisa lebih hemat energi dan mengurangi emisi karbon. Selain itu, pengembangan pabrik ini juga dilakukan agar penggunaan bahan baku menjadi lebih efisien.

    Pabrik Pusri III-B didesain lebih ramah lingkungan karena menerapkan teknologi teranyar seperti KBR purifier untuk memproduksi amonia. Sementara dalam proses produksi urea, pabrik Pusri III-B akan menggunakan sistem Advance Cost Energy Saving (ACES 21) yang lebih hemat energi. Pada saat sudah beroperasi, pabrik Pusri III-B diperkirakan dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton urea sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp 1,5 triliun per tahun.

    “Revitalisasi pabrik Pusri III-B bertujuan untuk menggantikan pabrik Pusri III dan IV. Dibandingkan dengan kedua pabrik tersebut, teknologi yang digunakan pada pabrik Pusri III-B ini merupakan teknologi yang lebih ramah lingkungan,” kata Rahmad.

    Dia mengatakan revitalisasi ditargetkan akan rampung pada tahun 2027 dan pabrik akan memiliki kapasitas produksi sebesar 445.500 ton amonia per tahun, serta 907.000 ton urea per tahun. Rahmad berharap penyelesaian revitalisasi pabrik ini akan mampu mendukung program pemerintah dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan.

    Sumber : Antara

  • Nasib Blok Masela, SKK Migas Beri Titah ke Inpex & Pupuk Indonesia

    Nasib Blok Masela, SKK Migas Beri Titah ke Inpex & Pupuk Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong nota kesepahaman yang telah diteken antara Inpex Corporation dan PT Pupuk Indonesia berlanjut ke tahap Head of Agreement (HOA).

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menjelaskan, status kerja sama antara kedua belah pihak masih di tahap Memorandum of Understanding (MOU). Menurutnya, hal tersebut membuat kesepakatan Inpex dan Pupuk Indonesia belum begitu mengikat untuk jual beli gas bumi.

    Djoko menilai dengan adanya HOA, tahun ini sudah ada kepastian buyer gas dari Blok Masela yang dikelola oleh Inpex Corporation.

    “Saya kan sudah minta untuk menjadi minimum HOA, pabrik pupuk sudah minta alokasi untuk Masela, pabrik pupuk BUMN,” ucap Djoko di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (14/2/2025).

    Selain itu, Djoko juga meminta agar wilayah kerja (WK) migas lain pun terus didorong supaya sesegera mungkin mencari buyer. Dengan begitu, pengembangan bisa dilakukan dengan cepat.

    “Inpex harus segera memasarkan gasnya, sebagaimana juga Eni di Geng North dan blok-blok lain juga, WK Andaman, sekarang Mubadala sedang marketing gasnya,” katanya.

    Penandatanganan MOU antara Inpex dan Pupuk Indonesia sendiri sudah dilaksanakan pada Februari 2020 lalu. Bukan hanya Pupuk Indonesia, Inpex  juga meneken MOU serupa dengan PT PLN (Persero).

    Di sisi lain, lambatnya progres pengembangan Blok Masela yang terletak di Kepulauan Tanimbar, Maluku, itu beberapa kali menjadi perhatian khusus bagi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

    Dia  bahkan mengirimkan surat peringatan kepada pemegang hak konsesi lapangan gas besar di Indonesia yang tak kunjung melanjutkan produksi setelah selesai eksplorasi 26 tahun lalu.

    Bahlil juga akan melakukan evaluasi terhadap hak konsesi Blok Masela yang saat ini dipegang Inpex Masela Ltd.

    “Ini sekaligus sebagai pengumuman, ada satu WK yang 26 tahun sudah temukan salah satu gas terbesar, giant, tapi gak dinaikkan statusnya. Saya sudah bikin surat peringatan pertama, kedua, ga bisa lagi, saya cabut, ini gede dan ini pasti akan gempar,” ujar Bahlil di Mandiri Investment Forum (IMF) 2025, Selasa (11/2/2025).  

    Bahlil tampak geram dengan investor asal Jepang tersebut yang tak kunjung memberikan perkembangan signifikan. Padahal, Blok Masela merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Inpex telah mendapatkan hak konsesinya sejak 1998.

    Untuk itu, setelah memberikan surat peringatan pertama, Bahlil tak segan memberikan surat peringatan kedua sekaligus mencabut izin pengelolaan lapangan gas di Laut Arafura itu. 

    Kendati demikian, Bahlil tak mengungkap secara langsung perusahaan yang telah diberikan SP 1 dan ancaman pencabutan izin pengelolaan lapangan gas tersebut.

    “Saya tidak perlu sampaikan perusahaan apa itu, biarkanlah Tuhan, saya, dia yang tahu. Kalau dia rasa pasti tahu betul itu kira-kira,” tuturnya.

  • SKK Migas Dorong Inpex dan Pupuk Indonesia Teken Kontrak Jual Beli Gas Masela

    SKK Migas Dorong Inpex dan Pupuk Indonesia Teken Kontrak Jual Beli Gas Masela

    Jakarta

    Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mendorong operator Blok Masela, Inpex Co meneken Head of Agreement (HoA) atau perjanjian pendahuluan yang dibuat sebelum penandatanganan kontrak dalam pembelian gas bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku pembeli.

    Djoko mengatakan hal ini sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah mereka lakukan beberapa waktu lalu.

    “Makanya saya udah minta untuk menjadi minimum HoA. Pabrik pupuk juga sudah minta alokasi untuk dari Masela,” kata Djoko di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2025).

    Djoko menambahkan, dengan adanya perjanjian pendahuluan terhadap pembelian gas, maka proyek Blok Masela akan berlanjut ke tahap Final Investment Decision (FID) atau keputusan akhir investasi dalam proyek pertambangan, sehingga proyek tersebut dapat segera dieksekusi.

    “Inpex harus segera memasarkan gasnya, sebagaimana juga Eni di Geng North dan blok-blok lain juga, WK Andaman, sekarang Mubadala sedang marketing gasnya,” kata Djoko.

    Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan Surat Peringatan Pertama (SP-1) kepada operator Blok Masela, Inpex Co untuk segera melakukan produksi. Sebab, proyek blok migas raksasa itu tidak mengalami kemajuan sejak puluhan tahun lamanya.

    Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya mendorong agar para investor segera merealisasikan investasinya. Hal ini termasuk dengan investor yang menggarap sumur minyak dan gas (migas) di Tanah Air.

    Menyangkut hal ini, Bahlil mengumumkan, dirinya telah memberikan SP-1 kepada salah satu perusahaan migas besar di salah satu wilayah kerja. Namun ia tak menyebutkan siapa perusahaan itu. Adapun perusahaan tersebut sudah menggarap blok itu selama 26 tahun.

    “Ini sekaligus sebagai pengumuman, ada satu wilayah kerja yang sudah 26 tahun, sudah menemukan salah satu gas terbesar, giant nih Pak Djoko (Kepala SKK Migas) ya, tapi nggak dinaikkan statusnya. Nah, saya sudah bikin surat peringatan pertama (SP-1),” kata Bahlil di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2025).

    (ara/ara)

  • Kapasitas Produksi Pupuk Indonesia Tembus 14,6 Juta Ton

    Kapasitas Produksi Pupuk Indonesia Tembus 14,6 Juta Ton

    Jakarta

    PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat kapasitas produksi perusahaan mencapai 14,6 juta ton. Perusahaan merupakan produsen pupuk berbasis nitrogen terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, perusahaan dan anak usaha telah melakukan sejumlah inisiatif untuk mempertahankan pencapaian tersebut dengan cara meningkatkan kapasitas produksi maupun melakukan inovasi bisnis yang lebih ramah lingkungan. Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya pembangunan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM), pabrik NPK Phonska V Pupuk Petrokimia Gresik (PKG), dan terbaru adalah proyek revitalisasi pabrik III-B milik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).

    “Pupuk Indonesia bersama seluruh anak perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi produksi dan inovasi hijau sebagai strategi utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Rahmad dalam kunjungan ke pabrik Pusri III-B bersama sejumlah pemimpin redaksi media massa di Palembang, Kamis, (13/2/2025) kemarin.

    “Implementasi proyek-proyek ini diharapkan dapat semakin meningkatkan daya saing industri pupuk nasional sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Dengan strategi yang terarah, Pupuk Indonesia optimistis dapat terus memainkan peran sentral dalam industri pupuk dan petrokimia nasional serta global,” tambah Rahmad.

    Dalam kunjungan ke Pusri tersebut, Rahmad Pribadi juga mengungkapkan revitalisasi Pusri III-B bertujuan agar pabrik yang telah berusia lebih dari 40 tahun itu bisa lebih hemat energi dan mengurangi emisi karbon. Selain itu, pengembangan pabrik ini juga dilakukan agar penggunaan bahan baku menjadi lebih efisien.

    Pabrik Pusri III-B didesain lebih ramah lingkungan karena menerapkan teknologi teranyar seperti KBR purifier untuk memproduksi amonia. Sementara dalam proses produksi urea, pabrik Pusri III-B akan menggunakan sistem Advance Cost Energy Saving (ACES 21) yang lebih hemat energi. Pada saat sudah beroperasi, pabrik Pusri III-B diperkirakan dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar 10 MMBTU per ton urea sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp 1,5 triliun per tahun.

    “Revitalisasi pabrik Pusri III-B bertujuan untuk menggantikan pabrik Pusri III dan IV. Dibandingkan dengan kedua pabrik tersebut, teknologi yang digunakan pada pabrik Pusri III-B ini merupakan teknologi yang lebih ramah lingkungan,” kata dia.

    Rahmad mengatakan revitalisasi ditargetkan akan rampung pada tahun 2027 dan pabrik akan memiliki kapasitas produksi sebesar 445.500 ton amonia per tahun, serta 907.000 ton urea per tahun. Dia berharap penyelesaian revitalisasi pabrik ini akan mampu mendukung program pemerintah dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan.

    Sementara, Direktur Utama Pusri Daconi Khotob mengatakan perusahaan berkomitmen menyelesaikan proyek revitalisasi ini secara tepat waktu dan tepat anggaran. Menurut dia, revitalisasi ini merupakan wujud nyata dukungan Pusri sebagai anak usaha Pupuk Indonesia dalam mendukung program swasembada pangan pemerintah dan meningkatkan produktivitas petani.

    “Program revitalisasi Pusri III-B merupakan komitmen dari perusahaan dalam hal efisiensi produksi sehingga menghasilkan harga jual pupuk yang lebih terjangkau bagi petani,” kata dia.

    (acd/acd)

  • Serapan Pupuk Subsidi di Jember 2024 Capai 92 Persen, Pergeseran Musim Tanam Jadi Kendala

    Serapan Pupuk Subsidi di Jember 2024 Capai 92 Persen, Pergeseran Musim Tanam Jadi Kendala

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

    TRIBUNJATIM.COM, JEMBER– PT. Pupuk Indonesia mencatat, serapan alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember, Jawa Timur tahun anggaran 2024 sebesar 92 persen.

    AE Pupuk Indonesia di Jember Slamet Saputra mengatakan, serapan rabuk subsidi jenis urea tahun kemarin sebesar 59.487 ton, sementara NPK 47.922 ton.

    “Sementara alokasi pupuk subsidi tahun 2024, untuk urea sebanyak 64.956 ton dan NPK 51.839 ton. Kalau persentasenya ada 92 persen yang terserap,” ujarnya, Kamis (13/2/2025).

    Menurutnya, 8 persen sisa alokasi yang tidak terserap di tingkat petani otomatis akan hangus, sebab di tahun berikutnya pemerintah telah menjatah lagi.

    “Jadi tidak dikembalikan karena kalau tidak terserap itu, secara data dihitung tidak tersalur,” kata Slamet.

    Slamet menjelaskan 8 persen sisa pupuk subsidi yang belum terserap, berati barang tersebut belum tersimpan di gudang Pupuk Indonesia di Jember.

    “Kalau yang ada di gudang berati itu sudah ditebus, jadi belum sempat dialokasikan,” tuturnya.

    Dia menjelaskan, kendala utama serapan pupuk subsidi di Jember tahun kemarin tidak 100 persen. Karena ada pergeseran musim tanam.

    “Harusnya masa tanam itu akhir 2024 berbesar masuk di Januari 2025, sehingga penebusan mengunakan alokasi baru di 2025,” kata Slamet.

    Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember Candra Ary Fianto mengatakan, tidak terserapnya pupuk subsidi secara penuh karena terdapat beberapa masalahnya petani ketika membeli di kios.

    “Petani diminta menebus pupuk subsidi dan juga menebus pupuk non subsidi. Kedua rata-rata petani tidak ditunjukan jatah pupuk yang mereka miliki, sehingga mereka membeli dibawah kuota,” tanggapnya.

  • Bos Pupuk Indonesia Ungkap Rencana Ekspansi Pabrik NPK hingga Soda Ash

    Bos Pupuk Indonesia Ungkap Rencana Ekspansi Pabrik NPK hingga Soda Ash

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) berencana memperluas bisnis dengan membangun pabrik pupuk NPK dan pabrik soda ash guna mendukung kebutuhan bahan baku industri nasional.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan tak hanya revitalisasi pabrik pupuk terbaru Pusri 3B, pihaknya juga membangun 2 pabrik pupuk NPK berbasis nitrat di Bontang, Kalimantan Timur dan Cikampek, Jawa Barat. 

    “Kita akan mulai pembangunan pabrik NPK baru, satu dengan kapasitas 600.000 ton di Pupuk Kujang. Nanti akan ada pabrik NPK berbasis nitrat pertama di Indonesia,” ujar Rahmad, Kamis (13/2/2025). 

    Pembangunan pabrik berbasis nitrat ini dinilai penting karena akan mendukung sektor hortikultura di Indonesia. Selama ini, Indonesia mengimpor sekitar 300.000-400.000 ton NPK dari China dan Eropa. 

    Adapun, pabrik pupuk NPK nitrat di Bontang akan dibangun oleh PT Pupuk Kaltim dengan kapasitas sebesar 100.000 metrik ton per tahun dan pabrik di Cikampek akan dibangun PT Pupuk Kujang dengan volume kapasitas yang sama.  

    Tahap kedua, pabrik pupuk NPK di Bontang akan dibangun pada tahun 2026 setelah pabrik pertama rampung. Dengan demikian, Pupuk Indonesia akan memproduksi 200.000 ton per tahun beberapa tahun mendatang.

    Di sisi lain, Pupuk Indonesia juga akan membangun pabrik soda ash, yang merupakan bahan baku penting untuk industri kaca.

    “Soda ash ini penting juga karena ini bahan baku untuk kaca, kita mau pemerintah kan mau membangun 3 juta rumah, pasti kacanya juga butuh banyak. Kalau pabrik kacanya, bahan bakunya semua impor, berarti konten impor 3 juta rumahnya terlalu tinggi,” tuturnya. 

    Pabrik soda ash ini juga memiliki keunggulan lingkungan karena salah satu bahan baku utama untuk produksi kaca adalah CO2.

    “CO2 ini akan kita capture kemudian menjadi bahan baku kaca,” imbuhnya. 

    Dengan ekspansi ini, Pupuk Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan turut mendukung pembangunan infrastruktur nasional.

  • Rusia Cs Kunjungi Pabrik Pupuk Indonesia, Bakal Guyur Investasi? – Page 3

    Rusia Cs Kunjungi Pabrik Pupuk Indonesia, Bakal Guyur Investasi? – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta Kementerian Luar Negeri bersama dengan negara-negara anggota Eurasian Economic Union (EAEU) dan Mercosur, melakukan kunjungan ke fasilitas produksi pupuk PT Fertilizer Inti Technology (FIT), yang merupakan anak usaha PT Delta Giri Wacana Tbk (DGW Group), berlokasi di Kawasan Industri JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur.

    Setibanya di lokasi, rombongan yang terdiri dari perwakilan Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI), yang dalam hal ini Direktorat KSIA Amerika dan Eropa, beserta para duta besar dan perwakilan duta besar, langsung disambut dengan hangat oleh Direksi DGW Group, diantaranya David Yaory dan Arbi Munandar.

    PT Fertilizer Inti Technology menjadi salah satu dari dua produsen pupuk nasional, yang dikunjungi dalam lawatan rombongan ini.

    Dalam concept note yang disampaikan, tujuan dari kunjungan ini untuk menjajaki kerja sama ekonomi dan perjanjian perdagangan bebas, antara Indonesia dengan negara-negara EAEU dan Mercosur, khususnya dalam sektor pertanian.

    Sehubungan dengan aspek ketahanan pangan menjadi prioritas utama program pemerintah Indonesia, seperti yang tercantum dalam Asta Cita (Delapan Misi).

    Kunjungan yang berlangsung selama dua jam tersebut, diisi dengan beberapa agenda seperti pemaparan singkat profil bisnis DGW Group dan PT Fertilizer Inti Technology, tanya jawab serta site visit untuk melihat langsung area produksi dan kegiatan produksi pupuk FIT.

    Para tamu yang hadir nampak antusias, setelah mendengar paparan yang disampaikan manajemen serta melihat langsung kapasitas dan kapabilitas produksi pupuk FIT.

    Adapun pertanyaan para duta besar yang diajukan kepada perusahaan, meliputi kebutuhan investasi seperti apa yang dibutuhkan Perusahaan saat ini, dan untuk pengembangan seperti yang disampaikan Konsul Armenia, Grigor Melkonyan.

    Menanggapi pertanyaan tersebut, David Yaory, selaku Direktur Utama PT. Delta Giri Wacana Tbk. menyampaikan bahwa perusahaan tentu membutuhkan investasi.

    “Terutama investasi strategis, seperti pengembangan pupuk urea, dikarenakan Indonesia kaya akan sumber gas alam dan batubara yang dapat dikolaborasikan” jelasnya.

     

  • Jadwal Pekan 6 Proliga 2025 di Pontianak

    Jadwal Pekan 6 Proliga 2025 di Pontianak

    JAKARTA – Putaran II pekan keenam Proliga 2025 akan berlangsung dalam minggu ini. Jakarta Bhayangkara Presisi bakal bertindak sebagai tuan rumah untuk seri tersebut.

    Pekan keenam digelar pada 14-16 Februari 2025 di Gelanggang Olahraga (GOR) Terpadu Pontianak, Kalimantan Barat. Sama seperti seri-seri sebelumnya, sebanyak sembilan pertandingan pun akan ditampilkan.

    Seri ini akan semakin krusial buat tim-tim bersaing mendapat tiket ke babak Final Four. Perebutan paling sengit bakal terjadi di kategori putri, yang saat ini baru dipastikan satu tiket didapat oleh Jakarta Popsivo Polwan.

    Popsivo sejauh ini belum merasakan kekalahan dari delapan pertandingan yang sudah dimainkan. Mereka duduk dengan nyaman di puncak klasemen dengan koleksi 22 poin.

    Berturut-turut mengekor di belakang mereka adalah Jakarta Livin Mandiri (17 poin) di posisi kedua, Jakarta Pertamina Enduro (16 poin) di tempat ketiga, dan Jakarta Electric PLN (14 poin) di posisi keempat.

    Ketiga tim itu berpeluang besar untuk menyusul Popsivo. Akan tetapi, Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia dan Bandung Bjb Tandamata yang berada di belakang mereka juga punya kans.

    Adapun tim paling merana di nomor putri adalah Yogya Falcons yang belum pernah menang sama sekali. Hasil itu membuat peluang mereka untuk lanjut ke tahapan selanjutnya sudah tertutup rapat.

    Di sektor putra, saat ini sudah ada tiga tim yang berhasil melangkah ke babak Final Four. Mereka adalah Jakarta LavAni Livin Transmedia, Jakarta Bhayangkara Presisi, dan Surabaya Samator.

    Dua tiket tersisa akan diperebutkan oleh Palembang Bank Sumselbabel dan Jakarta Garuda Jaya. Kedua tim itu menghuni tempat keempat dan kelima klasemen dengan beda hanya satu poin.

    Jakarta Garuda Jaya belum pernah menang sama sekali, tetapi berhasil mengumpulkan dua poin dari enam laga. Adapun Palembang baru menang satu kali dari lima pertandingan sehingga mengoleksi tiga poin.

    Jadwal Pertandingan Putaran II Proliga 2025-Pekan 6

    Tempat: GOR Terpadu, Pontianak

    14 Februari 2025

    14.00 WIB: Putri – Bandung bjb Tandamata vs Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia16.00 WIB: Putri – Jakarta Popsivo Polwan vs Jakarta Electric PLN18.30 WIB: Putra – Surabaya Samator vs Jakarta Bhayangkara Presisi

    15 Februari 2025

    14.00 WIB: Putri – Jakarta Livin Mandiri vs Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia16.00 WIB: Putri – Bandung bjb Tandamata vs Jakarta Pertamina Enduro18.30 WIB: Putra – Jakarta LavAni Livin Transmedia vs Palembang Bank Sumsel Babel

    16 Februari 2025

    14.00 WIB: Putri – Yogya Falcons vs Jakarta Electric PLN16.00 WIB: Putri – Jakarta Livin Mandiri vs Jakarta Popsivo Polwan18.30 WIB: Putra – Jakarta Garuda Jaya vs Jakarta Bhayangkara Presisi

  • Mengenal Distribusi Pupuk Bersubsidi: Terintegrasi dan Transparan – Page 3

    Mengenal Distribusi Pupuk Bersubsidi: Terintegrasi dan Transparan – Page 3

    Pada tahun anggaran 2025, Pemerintah telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton, yang diperuntukkan bagi petani terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

    Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, alokasi tersebut terdiri dari:

    Urea: 4,6 juta tonNPK: 4,2 juta ton
    NPK Formula Khusus: 147.798 ton
    Organik: 500.000 ton

    Hingga 5 Februari 2025, Pupuk Indonesia telah berhasil menyalurkan 694.639 ton pupuk bersubsidi kepada petani, dengan rincian:

    Urea: 342.393 ton
    NPK: 325.165 ton
    NPK Formula Khusus: 4.249 ton
    Organik: 22.832 ton

    Dari sisi stok, Pupuk Indonesia memastikan ketersediaan pupuk untuk petani terdaftar dengan total 1.665.418 ton, terdiri dari:

    Urea bersubsidi: 611.783 ton
    NPK bersubsidi: 436.434 ton
    Urea non-subsidi: 86.925 ton
    NPK non-subsidi: 31.675 ton

    Jumlah stok pupuk urea dan NPK ini masing-masing mencapai 362 persen dan 251 persen dari ketentuan minimum stok yang ditetapkan pemerintah, menunjukkan kesiapan Pupuk Indonesia dalam menjamin kebutuhan petani.

    Dengan sistem distribusi yang terintegrasi dan dukungan logistik yang kuat, Pupuk Indonesia terus memastikan ketersediaan pupuk berkualitas tinggi bagi petani Indonesia, guna meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.