BUMN: PT Pertamina

  • Danantara Pangkas BUMN hingga Anak-Cucu, Direksi & Komisaris Juga Dikurangi

    Danantara Pangkas BUMN hingga Anak-Cucu, Direksi & Komisaris Juga Dikurangi

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal merombak besar-besaran struktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ribuan BUMN beserta anak-cucunya akan dipangkas, sekaligus diikuti perampingan jajaran direksi dan komisaris.

    Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto mengungkapkan, langkah ini diambil setelah evaluasi menunjukkan lebih dari separuh BUMN berada dalam kondisi merugi. Sekitar 52% entitas tercatat memiliki kinerja keuangan negatif.

    Menurut Bhimo, keberlanjutan bisnis tidak bisa dilepaskan dari profitabilitas. Karena itu, perbaikan tata kelola dan efisiensi struktur menjadi kunci agar BUMN mampu berkontribusi pada target pertumbuhan ekonomi nasional di atas 8%.

    “Dari 1.067 kita mau squeeze, efisienkan, menjadi sekitar 250-an. Dengan catatan, tidak boleh ada layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK),” kata Bhimo dalam Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025) kemarin.

    Pemangkasan ini dilakukan dengan menyinergikan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor serupa dan selama ini justru saling bersaing. Sebagian entitas akan dilebur, direstrukturisasi, atau dialihkan fokus bisnisnya agar menciptakan nilai tambah yang lebih besar.

    Bhimo juga menyoroti struktur BUMN yang dinilai terlalu gemuk hingga ke level anak dan cucu usaha. Ia pun mencontohkan PT Pertamina (Persero) yang memiliki sekitar 250 entitas anak-cucu hingga tujuh lapis.

    “Ada orang tua, anak, cucu, canggah, itu sampai 7 layer dan ada 250 entity anak cucu di Pertamina. Tidak jelek, karena pada saat itu dibutuhkan. Tapi kami juga sudah pelajari, kalau kita bisa lakukan restructuring, jadi ini yang sekarang kita sedang lakukan,” ujarnya.

    Restrukturisasi tak hanya menyasar jumlah perusahaan, tetapi juga jajaran direksi dan komisaris. Danantara menilai perampingan manajemen penting untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas pengambilan keputusan.

    “Kalau itu bisa kita buat lebih efisien, sebagian memang karena rugi dan industri yang juga tidak tumbuh, kita mesti diverse. Karena bukan core bisnisnya, dan sebagian bisa kita sinergikan. Ada sangat masif sebenarnya value creation yang bisa kita ciptakan bersama-sama,” kata dia.

    Meski efisiensi akan dilakukan secara besar-besaran, Bhimo menekankan bahwa langkah ini tidak boleh menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK bisa dicegah salah satunya dengan melakukan realokasi sumber daya.

    “Kalau kita melakukan golden shake hand (program pensiun dini sukarela), harusnya IRR (Internal Rate of Return) juga cukup bagus begitu ya. Jadi tidak harus layoff, kita bisa melakukan realokasi resource seperti itu,” ujar Bhimo.

    Danantara menargetkan proses restrukturisasi BUMN ini bisa rampung lebih cepat, di tahun 2026 mendatang, dari sebelumnya ditargetkan pada 2027. Selaras dengan target besar tersebut, seluruh BUMN diminta bergerak lebih cepat, dengan pengawasan proyek yang diperketat.

    “Financial dan business restructuring plus merger konsolidasi, itu kita bisa shorten harusnya dalam satu setengah tahun ini ya, 2025 dan 2026 nanti. Kemudian ketika di level strategic sudah, kita masuk di level bisnis, kita akan redesign bisnis model, termasuk di dalamnya bisnis prosesnya akan seperti apa yang lebih efisien. Sehingga, ujungnya kita bisa unlock untuk menciptakan value creation yang lebih besar,” jelasnya.

    (shc/ara)

  • RI Siapkan Ekosistem Hidrogen dari Panas Bumi

    RI Siapkan Ekosistem Hidrogen dari Panas Bumi

    Jakarta

    Indonesia punya rencana besar untuk mengoptimalkan sumber daya panas bumi (geothermal) yang ada, tidak hanya menjadi listrik tetapi juga untuk produksi energi berbasis hidrogen.

    Senior Vice President Technology Innovation & Implementation PT Pertamina (Persero), Hana Timoti mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara dengan cadangan geothermal terbesar di dunia. Hidrogen mulai dilirik sebagai salah satu produk turunan potensial dari pengembangan energi yang cukup menjanjikan.

    “Sekarang kita fokuskan adalah bagaimana potensi geothermal ini jadi listrik, kemudian listriknya kita pakai untuk produksi hidrogen. Mudah-mudahan secara ekonominya bisa masuk, sehingga potensi geothermal ini bisa kita optimalkan,” kata Hana dalam acara Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific Jakarta, Autograph Collection, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025).

    Menurutnya, pengembangan ini merupakan bagian dari inisiatif membangun ekosistem hidrogen nasional agar Indonesia tidak kembali tertinggal seperti pada era kendaraan listrik (electric vehicle/EV), ketika peran domestik lebih banyak sebagai konsumen.

    “Supaya kita nggak ketinggalan terus, seperti EV. Kan EV kita ketinggalan, sehingga ketika zamannya EV kita hanya jadi konsumen saja. Ini diprediksikan kan zaman EV akan berakhir yang berikutnya adalah zamannya hidrogen. Ini yang kita persiapkan supaya pada saat nanti masanya hidrogen sebagai sebagai energi jadi energi utama kita sudah siap dengan struktur dan juga ekosistemnya,” ujar dia.

    Hana mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk merealisasikan ekosistem energi berbasis hidrogen. Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk telah menggandeng PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) untuk pengembangan ekosistem hidrogen hijau di Indonesia.

    “Kita sudah ada kerja sama dengan Toyota juga bagaimana mengembangkan ekosistem hidrogen ini sehingga ketika pada saatnya ketika masanya tiba dengan ekosistemnya,” ujarnya.

    Pertamina juga sudah melaksanakan Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu sebagai proyek percontohan produksi hidrogen hijau skala kecil di Lampung. Proyek ini terintegasi dengan pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PGE untuk menghasilkan hidrogen hijau bebas emisi karbon dengan kapasitas 100 kg/hari.

    Selain itu, perusahaan juga telah memulai proyek percontohan untuk sektor kilang dan mobilitas. Untuk penggunaan hidrogen di kilang, ada pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kilang Plaju yang mampu menghasilkan energi listrik hingga 8,6 Megawatt-hour (MWh).

    Pertamina menilai, PLTS yang ada sudah memadai untuk hidrogen hijau. Listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan 240 Nm³ Ha/hari hanya sekitar 75 kWh.

    (shc/ara)

  • Danantara Buka-bukaan Rencana Pangkas Anak-Cucu BUMN

    Danantara Buka-bukaan Rencana Pangkas Anak-Cucu BUMN

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) punya rencana besar untuk memangkas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak hingga cucu. Jumlahnya saat ini mencapai 1.067 perusahaan akan dikurangi menjadi sekitar 250 perusahaan.

    Senior Director Business Performance & Assets Optimization Danantara, Bhimo Aryanto mengatakan, dari keseluruhan BUMN beserta anak-cucunya, sekitar 52% dalam kondisi rugi. Hal tersebut membuktikan bahwa selama ini tidak semua perusahaan beroperasi dengan baik dan berkelanjutan.

    “Dari 1.067 BUMN itu 52% persisnya itu negative value creation, jadi bottom line-nya negatif, net income-nya negatif. Artinya apa? Ada banyak hal yang menjadi PR bangsa ini, banyak hal yang harus kita selesaikan, karena sustainability itu kalau dalam perspektif bisnis itu adalah profitability,” kata Bhimo dalam acara Public & Business Leader Forum di Hotel Sari Pacific Jakarta, Autograph Collection, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2025).

    Alasan Pangkas BUMN

    Perbaikan tata kelola dan optimalisasi peran BUMN sangat penting dalam rangka mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi di atas 8%. Selaras dengan hal tersebut, Danantara berencana memangkas jumlah BUMN.

    “Dari 1.067 kita mau squeeze, efisienkan, menjadi sekitar 250-an. Dengan catatan, tidak boleh ada layoff (pemutusan hubungan kerja/PHK),” ujarnya.

    Bhimo mengatakan, rencana memangkas jumlah BUMN dilandasi dengan banyaknya perusahaan pelat merah yang bergerak di industri yang sama dan harus bersaing satu sama lain. Sebagian perusahaan akan disinergikan dengan harapan bisa menciptakan nilai tambah.

    Ia mencontohkan dengan holding BUMN di sektor minyak dan gas (migas), PT Pertamina (Persero), yang saat ini memiliki anak-cucu hingga ‘7 turunan’ mencapai sekitar 250 entitas. Menurutnya, saat ini kondisi tersebut sudah kurang relevan dan efisien.

    “Ada orang tua, anak, cucu, canggah, itu sampai 7 layer dan ada 250 entity anak cucu di Pertamina. Tidak jelek, karena pada saat itu dibutuhkan, tapi kami juga sudah pelajari, kalau kita bisa lakukan restructuring, jadi ini yang sekarang kita sedang lakukan,” ujarnya.

    Restrukturisasi tidak hanya dilakukan dari sisi mengurangi jajaran direksi dan komisaris, tetapi juga bisnis dan manajemen untuk mengoptimalkan kinerja agar lebih kompetitif.

    “Kalau itu bisa kita buat lebih efisien, sebagian memang karena rugi dan industri yang juga tidak tumbuh, kita mesti diverse, karena bukan core bisnisnya, dan sebagian bisa kita sinergikan. Ada sangat masif sebenarnya value creation yang bisa kita ciptakan bersama-sama,” kata dia.

    Tidak Ada PHK

    Meski efisiensi akan dilakukan secara besar-besaran, Bhimo menekankan bahwa langkah ini tidak boleh menyebabkan PHK. PHK bisa dicegah salah satunya dengan melakukan realokasi sumber daya.

    “Kalau kita melakukan golden shake hand (program pensiun dini sukarela, harusnya IRR (Internal Rate of Return) juga cukup bagus begitu ya. Jadi, tidak harus layoff, kita bisa melakukan realokasi resource seperti itu,” ujar Bhimo.

    Danantara menargetkan restrukturisasi BUMN ini bisa rampung lebih cepat, yaitu pada 2026 dari sebelumnya ditargetkan pada 2027. Selaras dengan target besar tersebut, seluruh BUMN diminta bergerak lebih cepat, dengan pengawasan proyek yang diperketat.

    “Financial dan business restructuring plus merger konsolidasi, itu kita bisa shorten harusnya dalam satu setengah tahun ini ya, 2025 dan 2026 nanti. Kemudian ketika di level strategic sudah, kita masuk di level bisnis, kita akan redesign bisnis model, termasuk di dalamnya bisnis prosesnya akan seperti apa yang lebih efisien, sehingga ujungnya kita bisa unlock untuk menciptakan value creation yang lebih besar,” jelasnya.

    (shc/ara)

  • BBM ke Bener Meriah Dikirim Pakai Pesawat Air Tractor, Berangkat dari Kualanamu

    BBM ke Bener Meriah Dikirim Pakai Pesawat Air Tractor, Berangkat dari Kualanamu

    Jakarta

    Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga kembali memastikan pasokan energi di wilayah Aceh yang sulit dijangkau tetap lancar melalui jalur udara. Pada Sabtu pagi (13/12), pukul 08.08 WIB, pengiriman BBM berangkat dari Bandara Kualanamu, Medan, menuju Bandara Rembele, Kabupaten Bener Meriah, menggunakan pesawat Air Tractor sebagai moda utama distribusi.

    Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, didampingi Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, meninjau langsung kesiapan pengiriman. Langkah ini diambil karena sejumlah jalur darat masih sulit dilalui akibat kondisi pascabencana, sehingga pengiriman melalui udara menjadi solusi strategis agar energi dapat segera sampai ke masyarakat.

    Menurut Simon, Pertamina mengerahkan seluruh moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara, untuk memastikan penyaluran BBM tetap berjalan. “Di wilayah tertentu dengan akses terbatas, pengiriman melalui udara, termasuk Air Tractor, menjadi opsi terbaik agar energi segera menjangkau masyarakat,” ujarnya.

    Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga telah mengintensifkan distribusi energi melalui berbagai moda udara. Mulai dari penerbangan pesawat perintis, pesawat Hercules, helikopter sling load, hingga Air Tractor, yang kini menjadi tulang punggung pengiriman BBM ke Bener Meriah. Setiap penerbangan Air Tractor mampu membawa maksimal 3,5 KL Biosolar ataupun 4 KL Gasoline (Pertalite atau Pertamax), dengan jadwal yang direncanakan hingga dua sampai tiga kali penerbangan per hari.

    Mars Ega menegaskan, Air Tractor memungkinkan pengiriman energi secara cepat dan bertahap ke wilayah yang sulit dijangkau. “Penerbangan akan terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan pasokan tetap aman, sekaligus membantu pemulihan wilayah yang terdampak,” ujarnya.

    Seluruh pengiriman dilakukan berkoordinasi dengan otoritas bandara, pemerintah daerah, TNI, dan Kepolisian, sehingga pasokan energi tetap terjaga di tengah kondisi darat yang masih terbatas.

    “Pengiriman BBM ke Bener Meriah ini diharapkan mampu bertahap memulihkan kondisi pasokan BBM baik untuk kebutuhan BNPB dalam percepatan penanganan pemulihan bencana maupun besok dijadwalkan untuk menyuplai kebutuhan BBM di SPBU Bener Meriah maupun Aceh Tengah, agar pemulihan disana berangsur lebih cepat untuk mendukung pemulihan aktivitas masyarakat disana,” pungkasnya.

    (fdl/fdl)

  • Daftar Lengkap Harga BBM di Pertamina, Shell hingga BP Desember 2025

    Daftar Lengkap Harga BBM di Pertamina, Shell hingga BP Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Stok BBM kini tersedia di berbagai SPBU, baik itu Pertamina, maupun SPBU swasta seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo pada Desember 2025. Ketersediaan ini terjadi setelah badan usaha (BU) swasta melakukan pembelian base fuel kepada PT Pertamina Patra Niaga.

    Dalam catatan Bisnis, BBM di SPBU Shell, BP-AKR, dan Vivo sempat mengalami kekosongan BBM sejak akhir Agustus 2025. Per Desember 2205, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan sebanyak 430.000 barel base fuel ke seluruh BU swasta, termasuk Shell, BP-AKR, dan Vivo.

    Dikutip dari MyPertamina, Sabtu (13/12/2025), harga BBM di SPBU Pertamina  mengalami penyesuaian, khususnya pada jenis BBM non subsidi yang berlaku per Senin (1/12/2025). Tercatat seluruh harga BBM besutan perusahaan pelat merah kompak naik.

    Perinciannya, harga Pertamax (RON 92) dipatok Rp12.650 per liter. Harga tersebut naik dibanding bulan lalu yang senilai Rp12.200 per liliter.

    Selanjutnya, Pertamax Turbo (RON 98) dipatok Rp13.750 per liter per 1 Desember 2025. Angka tersebut juga naik dibanding November 2025 yang senilai Rp13.400 per liter.

    Di sisi lain, Shell, BP-AKR, dan Vivo juga melakukan penyesuaian harga BBM untuk periode Desember 2025. Ketiga operator SPBU swasta tersebut serempak menaikkan harga produk BBM.

    Harga Shell Super ditetapkan sebesar Rp13.000 per liter per 1 Desember 2025. Nilai tersebut meningkat dibandingkan November 2025 yang berada di level Rp12.890 per liter.

    Selanjutnya, harga Shell V-Power kini dibanderol Rp13.630 per liter, naik dari harga bulan sebelumnya sebesar Rp13.420 per liter.

    Sementara itu, harga Shell V-Power Diesel kini berada di angka Rp15.250 per liter, meningkat dari Rp14.270 per liter pada bulan lalu. Adapun harga Shell V-Power Nitro+ juga naik dari Rp13.590 menjadi Rp13.890 per liter.

    Hal serupa juga dilakukan BP yang menaikkan harga BBM produksinya. Tercatat, harga BP Ultimate kini ditetapkan Rp13.630 per liter, lebih tinggi dibandingkan November 2025 yang sebesar Rp13.120 per liter.

    Kemudian, harga BP 92 dipatok Rp13.000 per liter, naik dari Rp12.610 per liter pada bulan sebelumnya. Sementara itu, harga BP Ultimate Diesel juga mengalami kenaikan dari Rp14.140 menjadi Rp15.250 per liter.

    Tak hanya itu, Vivo turut menaikkan harga Revvo 92 dan Diesel Primus Plus. Saat ini, dua jenis BBM tersebut menjadi produk yang tersedia di SPBU Vivo.

    Harga Revvo 92 tercatat naik dari Rp12.890 menjadi Rp13.000 per liter. Sedangkan harga Diesel Primus Plus meningkat dari Rp14.270 menjadi Rp15.250 per liter.

    Berikut daftar harga BBM terbaru di SPBU Shell, BP, dan Vivo per 1 Desember 2025:

    Dartar Harga BBM di Pertamina

    Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter 

    Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter 

    Pertamax (RON 92): Rp12.650 per liter   

    Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.750 per liter

    Pertamax Green (RON 95): Rp13.500 per liter 

    Dexlite (CN 51): Rp14.700 per liter 

    Pertamina Dex (CN 53): Rp15.000 per liter

    Daftar Harga BBM di Shell

    Shell Super: Rp13.000 per liter

    Shell V-Power: Rp13.630 per liter

    Shell V-Power Diesel: Rp15.250 per liter

    Shell V-Power Nitro+: Rp13.890 per liter

    Daftar Harga BBM di BP

    BP Ultimate: Rp13.630 per liter

    BP 92: Rp13.000 per liter

    BP Ultimate Diesel: Rp15.250 per liter

    Daftar Harga BBM di Vivo

    Revvo 90: –

    Revvo 92: Rp13.000 per liter

    Revvo 95: –

    Diesel Primus Plus: Rp15.250 per liter

  • Jurus Pasok BBM & LPG ke Wilayah Terisolir Terdampak Banjir Sumatera

    Jurus Pasok BBM & LPG ke Wilayah Terisolir Terdampak Banjir Sumatera

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PT Pertamina (persero) menjalankan strategi khusus dalam penyaluran BBM dan LPG wilayah terisolir di Sumatera yang juga terdampak banjir.

    Kementerian ESDM telah menerapkan strategi distribusi multimoda dengan memanfaatkan jalur darat, laut, dan udara untuk menembus wilayah terisolir tersebut.

    Seperti misalnya di wilayah Gayo Lues, Aceh, yang akses utamanya tertutup, pihaknya membuka jalur baru dari sisi barat menggunakan drum dan Intermediate Bulk Container (IBC) yang diangkut mobil kecil.

    “Sementara untuk Aceh Tamiang, kami mengoperasikan SPBU secara darurat menggunakan Portable Take-Off (PTO) dan drum karena fasilitas permanen rusak berat akibat banjir,” ujar Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (12/12/2025).

    Strategi ini juga diterapkan secara agresif di wilayah Sumatra Utara. Adapun di provinsi tersebut, Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah merupakan daerah yang mengalami putus akses hingga akhirnya kesulitan memperoleh pasokan BBM dan LPG.

    Kondisi putus akses ini membuat pasokan LPG untuk wilayah ini dikirim melalui jalur laut dari Terminal Teluk Kabung, Sumatra Barat, serta jalur darat memutar melalui Kabupaten Pakpak Bharat.

    Strategi distribusi multimoda ini akhirnya berhasil membantu pemerataan distribusi. Hal ini tercermin dari data ketahanan stok BBM dan LPG yang cukup beragam di berbagai wilayah.

    Per 11 Desember pukul 08.00 WIB, tercatat di Provinsi Aceh ketahanan stok BBM jenis Gasoline (bensin) terjaga di level aman 30 jam dan Gasoil (solar) 33 jam. Sementara di Sumatra Barat, stok LPG bahkan mencapai level ketahanan 40 jam, jauh di atas rata-rata kondisi darurat.

    Selain itu, secara operasional pemulihan infrastruktur penyalur di Sumatra Utara dan Sumatra Barat menunjukkan capaian yang juga signifikan. Di Sumatra Utara, seluruh 406 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), 383 agen, dan 46 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) telah kembali beroperasi.

    Kondisi serupa juga terjadi di Sumatera Barat, di mana 147 SPBU, 172 agen, dan 14 SPBE seluruhnya sudah berfungsi normal dalam mendukung kelancaran distribusi energi di wilayah tersebut.

    Khusus di Aceh, tingkat operasional SPBU telah mencapai 141 dari 156 SPBU beroperasi dan Agen LPG mencapai 118 dari 133 agen beroperasi. Sedangkan sisa yang belum beroperasi adalah titik-titik yang masih terdampak banjir parah atau aksesnya benar-benar belum bisa ditembus kendaraan.

    Demi memaksimalkan pelayanan, Pemerintah juga memberlakukan kebijakan jam operasional khusus. Di Kabupaten Mandailing Natal misalnya, pihaknya menginstruksikan 11 SPBU untuk beroperasi 24 jam penuh melayani Solar dan 12 jam untuk Bensin.

    “Suplainya pun kami alihkan dari yang sebelumnya IT (Integrated Terminal) Dumai menjadi IT Teluk Kabung demi efisiensi waktu tempuh,” terang Rudy.

    Sementara di wilayah pegunungan Bener Meriah dan Aceh Tengah yang masih terisolir total, Rudy mengakui adanya tantangan berat yang harus segera diatasi. Pengiriman BBM untuk alat berat evakuasi dan dapur umum terus dilakukan via udara.

    “Meskipun ada kendala aspek safety untuk pengangkutan LPG via pesawat, kami tidak menyerah. Suplai LPG untuk wilayah utara Aceh kini kami topang menggunakan kapal dari Terminal LPG Arun serta pengiriman tabung lewat jalur darat pantai barat,” jelas Rudy.

    Rudy memastikan seluruh tim akan terus bersiaga 24 jam memantau perkembangan jalur distribusi, termasuk di jalur rawan seperti Lembah Anai dan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat yang sempat terhambat longsor.

    (shc/hns)

  • Beli BBM Subsidi di Aceh, Sumut, dan Sumbar Bebas QR Code hingga Akhir Desember 2025

    Beli BBM Subsidi di Aceh, Sumut, dan Sumbar Bebas QR Code hingga Akhir Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperpanjang pembebasan penggunaan barcode atau QR code untuk pembelian BBM subsidi pada SPBU di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

    Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menuturkan, kebijakan itu diambil tak lepas dari status darurat bencana yang masih berlangsung di daerah tersebut.

    Pembebasan penggunaan QR dalam membeli BBM subsidi juga dilakukan demi memastikan distribusi energi berjalan lancar selama masa pemulihan bencana. Adapun, perpanjangan kebijakan itu berlangsung hingga akhir Desember 2025.

    “Kalau memang ternyata dalam pemulihan itu masih dibutuhkan perpanjangan kita akan lakukan perpanjangan untuk tidak menggunakan QR code dalam penyediaan BBM di daerah bencana,” kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (12/12/2025).

    Kebijakan pembebasan penggunaan QR code dalam pembelian BBM Subsidi di SPBU wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sebelumnya diumumkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada 2 Desember 2025.

    Namun, kebijakan itu mulanya hanya dilakukan sementara waktu. Seiring berjalannya waktu, masa tanggap darurat di wilayah tersebut diperpanjang hingga 22 Desember. Oleh karena itu, pembelian BBM subsidi tanpa syarat QR code kini juga ikut diperpanjang.

    Terbaru, Kementerian ESDM bersama PT Pertamina (persero) tengah memprioritaskan penguatan rantai pasok untuk menjangkau titik-titik terisolir agar distribusi BBM dan LPG tetap berjalan lancar di seluruh wilayah terdampak.

    Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi menegaskan bahwa pihaknya telah menerapkan strategi distribusi multimoda (memanfaatkan jalur darat, laut, dan udara) untuk menembus wilayah terisolir.

    “Kami bergerak taktis. Di wilayah Gayo Lues, Aceh yang akses utamanya tertutup, kami membuka jalur baru dari sisi barat menggunakan drum dan intermediate bulk container [IBC] yang diangkut mobil kecil. Sementara untuk Aceh Tamiang, kami mengoperasikan SPBU secara darurat menggunakan portable take-off [PTO] dan drum karena fasilitas permanen rusak berat akibat banjir,” ungkap Rudy melalui keterangan resmi.

    Strategi ini juga diterapkan secara agresif di wilayah Sumatra Utara. Akibat terputusnya akses darat ke Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, pasokan LPG untuk wilayah ini dikirim melalui jalur laut dari Terminal Teluk Kabung, Sumatra Barat, serta jalur darat memutar melalui Kabupaten Pakpak Bharat.

    Menurut Rudy, langkah extraordinary ini memastikan kebutuhan warga tetap terpenuhi meski jalur utama lumpuh. Rudy lantas menuturkan data pemulihan energi di wilayah terdampak. Data per Kamis (11/12/2025), menunjukkan ketahanan stok BBM dan LPG cukup beragam di berbagai wilayah.

    Perinciannya, di Provinsi Aceh, ketahanan stok BBM jenis gasoline (bensin) terjaga di level aman 30 jam dan gasoil (solar) 33 jam. Sementara di Sumatra Barat, stok LPG bahkan mencapai level ketahanan 40 jam, jauh di atas rata-rata kondisi darurat.

    Secara operasional, pemulihan infrastruktur penyalur di Sumatra Utara dan Sumatra Barat menunjukkan capaian yang hampir sempurna. Di Sumatra Utara, seluruh 406 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), 383 agen, dan 46 stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) telah kembali beroperasi.

    Kondisi serupa juga terjadi di Sumatra Barat, di mana 147 SPBU, 172 agen, dan 14 SPBE seluruhnya sudah berfungsi normal dalam mendukung kelancaran distribusi energi di wilayah tersebut.

    Khusus di Aceh, tingkat operasional SPBU telah mencapai 141 dari 156 SPBU beroperasi dan Agen LPG mencapai 118 dari 133 agen beroperasi di mana sisa yang belum beroperasi adalah titik-titik yang masih terdampak banjir parah atau aksesnya benar-benar belum bisa ditembus kendaraan.

  • Kilang Balikpapan Tingkatkan Efisiensi Logistik Lewat SPM Baru dan Tangki Raksasa Lawe-Lawe

    Kilang Balikpapan Tingkatkan Efisiensi Logistik Lewat SPM Baru dan Tangki Raksasa Lawe-Lawe

    Liputan6.com, Jakarta – Pengelolaan logistik minyak mentah menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran operasional Kilang Balikpapan. Untuk memperkuat sistem tersebut, Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), telah merampungkan pembangunan dua tangki raksasa di Terminal Lawe-Lawe, serta satu unit fasilitas Single Point Mooring (SPM) beserta jalur perpipaannya. Kehadiran infrastruktur ini memberikan dampak signifikan bagi efisiensi operasional kilang.

    Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, menjelaskan bahwa tangki baru tersebut akan meningkatkan efisiensi biaya logistik pengiriman minyak mentah atau crude oil. Pengoperasiannya didukung fasilitas pipa berdiameter 52 inci sepanjang 20,2 kilometer yang menghubungkan SPM dengan tangki penyimpanan.

    SPM berfungsi sebagai dermaga apung untuk menerima minyak mentah dari tengah laut. “Proyek RDMP Balikpapan membangun SPM dengan kapasitas mencapai 320.000 deadweight tonnage (DWT). Ini memungkinkan kapal tanker kapal jenis Very Large Crude Carrier (VLCC), berlabuh dan mengalirkan minyak mentah,” kata Milla.

    Milla melanjukkan dengan kemampuan pengiriman dalam skala besar tentu dapat menghemat biaya logisitik pengiriman minyak mentah. Sebelumnya, Kilang Balikpapan hanya memiliki SPM dengan kapasitas lebih kecil yaitu 150.000 DWT.

    Dampak pemasangan dua jalur pipa berdiameter besar, yakni jalur pipa 52 inci untuk Crude Receiving dan jalur pipa 20 inci untuk Crude Transfer, meningkatkan kapasitas sistem penerimaan dan transfer minyak mentah. Milla menyatakan, infrastruktur pipa tersebut memungkinkan proses mengalirkan minyak mentah dari kapal ke tangki dan dari tangki ke kilang, berlangsung dengan kecepatan pemompaan yang jauh lebih cepat dibanding sebelumnya.

    “Diameter pipa yang lebih besar membuat volume aliran yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga mempercepat seluruh proses logistik,” tambah Milla.

    Kemampuan sistem logistik minyak mentah ini juga berdampak pada pengurangan waktu tunggu kapal dan proses bongkar muat. Milla mengungkapkan, dengan sistem pengaliran dan penerimaan minyak mentah yang lebih besar dan cepat, kapal tanker tidak perlu lagi menunggu lama untuk bongkar muat, yang pada akhirnya menurunkan biaya demurrage dan meningkatkan produktivitas bongkar minyak mentah.

    Milla mengungkapkan, disisi lain terdapat dua tangki raksasa Lawe-Lawe yang dirancang untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus meningkatkan efisiensi logistik minyak mentah. Tangki ini merupakan sarana penopang utama proyek RDMP Balikpapan. Tangki tersebut masing-masing berkapasitas 1 juga barel dan menjadi tangki penyimpanan minyak mentah terbesar di Asia Tenggara.

    “Keberadaan tangki ini memungkinkan pengelolaan inventori minyak mentah yang lebih fleksibel dan terintegrasi dengan kilang Balikpapan,” ujar Milla.

    Tangki raksasa Lawe-Lawe dibangun pada Oktober 2019 dan rampung pada Desember 2024. Tangki ini dibangun untuk meningkatkan kemampuan inventori bahan baku Kilang Balikpapan yang kapasitas pengolahan minyak mentahnya meningkat dari 260 ribu barel menjadi 360 barel per hari.

    Milla mengatakan, dengan fasilitas penyimpanan minyak mentah terbesar di Asia Tenggara, Tangki Lawe-Lawe menjadi ikon baru ketahanan energi Indonesia dan siap menopang operasional Kilang Balikpapan, serta memperkuat sistem penyimpanan minyak mentah di Indonesia

    “Tangki raksasa Lawe-Lawe bukan hanya simbol kekuatan infrastruktur, tetapi juga representasi nyata dari transformasi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih mandiri dan kompetitif. Ini sekaligus jadi simbol nyata dari komitmen KPI dalam membangun sistem energi nasional yang tangguh, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Milla.

  • Kementerian ESDM Ingatkan Pentingnya Manajemen Risiko di Perusahaan Migas

    Kementerian ESDM Ingatkan Pentingnya Manajemen Risiko di Perusahaan Migas

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan perhatian serius terhadap penerapan manajemen risiko di perusahaan yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi (migas).

    Faktor mitigasi terhadap risiko menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan guna mencegah bahaya pada operasional di sektor energi.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Muhammad Rizwi JH menekankan bahwa manajemen risiko merupakan hal yang serius karena berkaitan dengan keselamatan dan keberlanjutan operasi perusahaan.

    “Beberapa faktor penting yang harus dilakukan mulai dari identifikasi, evaluasi dan pengendalian berbagai risiko yang dapat membahayakan keselamatan operasional harus menjadi perhatian,” kata Rizwi dalam sebuah diskusi, Rabu (10/12/2025).

    Menurut Rizwi, kemajuan sistem informasi saat ini diikuti oleh risiko-risiko baru di sektor energi, sehingga perlu kolaborasi untuk membangun sistem siber yang aman dan mendorong kemandirian teknologi nasional.

    Dalam era digital yang terus berkembang pesat, imbuhnya, keamanan informasi menjadi hal krusial. Ancaman seperti serangan cyber dapat menimbulkan dampak merusak, maka penting melakulan pendekatan terstruktur dan terukur.

    Pada diskusi tersebut, turut hadir sebagai pembicara Direktur Manajemen Risiko PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk., Eri Surya Kelana dan Vice President Risk Strategy & Governance PT Pertamina International Shipping (PIS) Nico Dhamora.

    Di PGN sendiri, kata Eri, perseroan terus memperkuat kelangsungan bisnis melalui penerapan Business Continuity Management System (BCMS) untuk menjawab tantangan industri gas bumi. Menurut Eri, penerapan BCMS memungkinkan PGN untuk mengidentifikasi dampak risiko bisnis, menyusun strategi mitigasi, serta mengembangkan prosedur pemulihan yang efektif demi memastikan layanan optimal kepada pelanggan.

    “BCMS ini diaktifkan ketika terjadi major issue yang mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Untuk pelaksanaannya, ada 55 BCP [Bussiness Continuity Plan],” ujarnya. 

    Eri menambahkan, sebagai perusahaan energi yang mengelola infrastruktur gas bumi nasional, PGN berkomitmen meningkatkan ketahanan operasional melalui BCMS.  Sejak 2022, emiten berkode saham PGAS itu telah mengadopsi sistem ini dan memperoleh sertifikasi ISO 22301:2019 pada 2024 & 2025, yang menjadi bukti standar internasional dalam pengelolaan kelangsungan bisnis.

    Eri mengungkapkan bahwa PGN selalu mengidentifikasi risiko-risiko yang terjadi pada saat pembangunan maupun pengelolaan infrastruktur gas bumi, termasuk yang berlokasi di lepas pantai karena bersinggungan dengan ekosistem laut seperti Pipa SSWJ (South-Sumatera-West-Java).

    Dari identifikasi risiko, PGN dapat memitigasi risiko yang mungkin terjadi pada bisnis yang memiliki tingkat hazard cukup tinggi. Sistem manajemen risiko juga dapat mengurangi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari aktivitas operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

    Selain BCMS, Eri menjelaskan bahwa perusahaan juga memiliki berbagai perangkat manajemen risiko lainnya, seperti operational risk, project & counterparty risk, contingency plan, strategic risk, stress testing dan emerging risk report. Monitoring juga terus dilakukan secara rutin untuk melihat pengelolaan risiko, termasuk terkait dengan aspek HSSE.

    “Manajemen risiko berperan penting dalam memastikan berjalannya operasional perusahaan sebagai backbone infrastruktur gas bumi nasional. Dengan risiko yang semakin kompleks, kami memperkuat risk intelligence agar PGN tetap tangguh, adaptif, dan berkelanjutan,” kata Eri.

    Setali tiga uang, Nico Dhamora menyebut bahwa Pertamina International Shipping telah melakukan transformasi manajemen risiko dari fungsi pendukung menjadi penggerak strategis melalui penguatan infrastruktur, digitalisasi kontrol, dan internalisasi budaya risiko.

    “Kadang-kadang ketika terjadi krisis, semua menjadi panik, jadi harusnya ada culture. Jadi kalau ada krisis, ada tata kelolanya,” kata Nico.

    Selain itu, ujarnya, PIS memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lain. Dalam penggunaan digitalisasi tidak hanya melihat dari sisi data. “Jadikan sebagai early warning. Di PIS kapalnya ada yang di luar Indonesia. Kita harus tahu posisi kapal di mana,” tuturnya.

    Nico mengungkapkan manajemen risiko tidak hanya melibatkan upaya internal, tetapi juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak eksternal. PIS terus berkomunikasi dengan regulator, pemasok, dan klien untuk memastikan bahwa setiap tahap operasional memenuhi standar yang telah ditetapkan.

  • Solidaritas untuk Aceh, Pengembang Panas Bumi Bersatu Salurkan Bantuan Bencana

    Solidaritas untuk Aceh, Pengembang Panas Bumi Bersatu Salurkan Bantuan Bencana

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) bersama Asosiasi Panasbumi Indonesia (INAGA/API) dan Indonesia Geothermal Golf Community (IGGC) kembali menunjukkan kepedulian dan solidaritas terhadap masyarakat yang terdampak rangkaian bencana alam di wilayah Sumatra, khususnya di Provinsi Aceh.

    Sejak akhir November, kawasan tersebut dilanda cuaca ekstrem, banjir bandang, serta longsor yang menyebabkan kerusakan di sejumlah titik permukiman dan fasilitas umum.

    Sebagai respons cepat atas kondisi tersebut emiten berkode saham PGEO bersama API dan IGGC menyalurkan bantuan tanggap darurat untuk mendukung pemulihan awal di daerah terdampak.

    Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGEO Edwil Suzandi mengungkapkan bahwa bantuan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam membantu masyarakat di wilayah Indonesia yang sedang menghadapi situasi krisis.

    “Mewakili PGE, pertama-tama saya ingin menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di berbagai wilayah di Indonesia. Dalam situasi seperti ini, kehadiran dukungan menjadi sangat penting,” kata Edwil dalam keterangannya, Kamis (11/12/2025).

    Edwil menambahkan bahwa PGE selalu berupaya untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, termasuk melalui masa-masa kritis. “Kami berharap pemulihan Aceh bisa segera terlaksana serta masyarakat dapat beraktivitas dan pulih kembali seperti sedia kala,” ujarnya.

    Adapun, bantuan tersebut diserahkan langsung kepada Pemerintah Provinsi Aceh pada Rabu (10/12/2025) bertempat di Koopsud I Lanud Sultan Iskandar Muda yang merupakan posko terpadu Penanganan Bencana Alam Aceh.

    Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Edwil Suzandi dan diterima langsung oleh Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah, mewakili Pemprov Aceh.

    Adapun, bantuan yang disalurkan PGE, API, dan IGGC mencakup berbagai kebutuhan dasar, mulai dari logistik makanan seperti beras, minyak goreng, gula pasir, mi instan, sarden kaleng, garam, teh celup, hingga air mineral.

    Selain itu, PGE juga menyediakan logistik non-makanan berupa sabun cair, sampo, sikat gigi, pasta gigi, pembalut, popok bayi, paket obat-obatan, selimut, terpal, kantong sampah, emergency family kit, serta matras. Seluruh bantuan ini dipersiapkan untuk menjawab kebutuhan mendesak para penyintas dan mendukung keberlangsungan mereka selama masa darurat.

    Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah mengatakan bahwa bantuan tersebut akan segera didistribusikan ke daerah-daerah yang terdampak bencana bencana. “Kami dari pemerintah Aceh juga mengucapkan terima kasih kepada Pertamina Geothermal Energy, Asosiasi Panasbumi Indonesia, dan Indonesia Geothermal Golf Community atas bantuannya,” kata Fadhlullah.

    Upaya ini tidak hanya berhenti pada penyaluran bantuan tahap awal, tetapi juga akan diteruskan melalui koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat dapat berjalan secara tepat sasaran dan berkelanjutan.

    Dalam proses pemulihan pascabencana, ketangguhan tidak dapat dibangun oleh satu pihak saja. Masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha perlu bergerak bersama dan saling menguatkan agar pemulihan dapat berlangsung lebih cepat dan menyeluruh.