BUMN: PT Pertamina

  • Benarkah Campuran Etanol Jadi Biang Kerok Motor Brebet? Ini Kata Pakar

    Benarkah Campuran Etanol Jadi Biang Kerok Motor Brebet? Ini Kata Pakar

    Liputan6.com, Jakarta Fenomena sepeda motor brebet atau tersendatnya motor yang ditandai dengan getaran tidak normal, suara tidak stabil, dan mesin mati mendadak setelah melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) terjadi pada sejumlah daerah di Jawa Timur.

    Menurut Pakar Energi Fahmy Radhi tidak benar bahwa penyebab motor brebet karena pencampuran etanol sebanyak 10 persen (E10) pada BBM.

    “Saya rasa enggak benar ya. Jadi, yang sekarang itu menggunakan campuran etanol lima persen atau E5 sebenarnya bukan Pertalite, tetapi Pertamax Green. Pertalite saya kira tidak (menggunakan etanol, red.),” ujar Fahmy dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Oleh sebab itu, dia mengatakan pemerintah perlu membuktikan penyebab fenomena motor brebet dengan uji laboratorium.

     

     

    Bahlil Terjunkan Tim Khusus

    Adapun pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pada 29 Oktober 2025, menyatakan sudah menurunkan tim untuk memverifikasi keluhan pengendara yang mengalami fenomena motor brebet.

    Tim yang dimaksud Bahlil, yaitu Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), serta menegaskan balai tersebut tengah melakukan verifikasi fakta.

    Kemudian pada tanggal yang sama, Bahlil mengecek kualitas BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum di Kota Malang, Jawa Timur. Dia kemudian memastikan kualitas BBM jenis Pertalite di Jatim dalam kondisi baik.

    Sementara PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyampaikan permohonan maaf akibat terjadinya fenomena tersebut, dan menyatakan telah melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan.

  • Sumur Minyak Rakyat Legal, 45 Ribu Lokasi Baru Dikelola UMKM dan BUMD

    Sumur Minyak Rakyat Legal, 45 Ribu Lokasi Baru Dikelola UMKM dan BUMD

    Jakarta

    Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melegalkan 45.000 sumur minyak masyarakat. Hal ini ditandai oleh diterbitkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 14 Tahun 2025.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan kebijakan ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumur minyak.

    Menurutnya, kebijakan ini merupakan terobosan baru di sektor energi pasca reformasi yang berpihak kepada rakyat. Hal ini sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

    “Pasal 33 (Undang-Undang Dasar 1945) itu kan penguasaan dan pengelolaan kekayaan sumber daya alam ini harus sebesar-besarnya untuk rakyat, dan ada demokrasi, ada keadilan. Nah dalam rangka itu, selama ini usaha rakyat sudah ada sumur-sumurnya. Tapi mereka nggak punya legal. Mohon maaf, kadang-kadang dikejar oleh oknum-oknum. Maka dengan Permen ini (Permen 14 Tahun 2025), semuanya sudah bisa kita lakukan,” ujar Bahlil dalam keterangannya, Sabtu (1/11/2025).

    Bahlil mengatakan, pelaksanaan aktivitas sumur minyak rakyat ini akan dikelola oleh UMKM, Koperasi dan BUMN melalui rekomendasi kepala daerah. Sumur-sumur tersebut tersebar di enam provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    “UMKM-nya pun, Koperasinya pun, kemudian BUMD-nya pun direkomendasikan oleh kepala daerah. Bukan ditunjuk serta merta dari pusat. Supaya dipastikan tidak boleh UMKM Jakarta, tidak boleh koperasi Jakarta. Kita ingin menjadikan orang daerah menjadi tuan di negerinya sendiri,” paparnya.

    Pakar Dorong Pembenahan Tata Kelola Energi

    Dilegalkannya aktivitas sumur rakyat menuai respons dari berbagai pihak. Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjajaran, Yogi Suprayogi pun menilai pemerintah harus merevisi perundangan tentang sumur rakyat.

    “Itu kan sebuah keswasembadaan energi kan. Nah, oleh karena itu sebetulnya tadi saya mendukung kalau misalnya undang-undang itu tadi direvisi menjadi undang-undang semacam Ombudsman untuk energi gitu ya.Karena bukan hanya sumur rakyat saja, nanti kan ada beberapa hal yang terkait dengan keswasembadaan energi yang lain, itu juga harus diatur ulang,” kata Yogi

    Hal tersebut disampaikannya pada diskusi bertajuk “Setahun Pemerintahan Baru, Bagaimana Kemandirian Energi Nasional?” yang diselenggarakan Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB).

    Yogi mengungkapkan inovasi regulasi sumur minyak rakyat akan berjalan efektif jika diikuti pembenahan tata kelola energi. Untuk itu, ia mengingatkan pentingnya penyederhanaan regulasi agar kebijakan transisi energi tidak terhambat oleh birokrasi yang kompleks.

    “Secara konsep, bagus. Kalau masyarakat lokal bisa bekerja sama dengan organisasi atau koperasi rakyat, itu bisa memperkuat ekonomi daerah,” jelas Yogi.

    Sementara itu, dosen Program Doktor Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung (FEB Unisba), Prof Ima Amaliah menyatakan program swasembada energi seharusnya sudah dilaksanakan sejak lama, bahkan sejak masa kejayaan minyak Indonesia pada era 1980-an.

    “Saya mengapresiasi langkah pemerintah saat ini. Program swasembada energi adalah langkah yang tepat dan sudah seharusnya menjadi agenda nasional lintas pemerintahan,” ujarnya.

    Pertamina Siap Beli Minyak Sumur Rakyat

    Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyatakan kesiapan Pertamina untuk membeli minyak hasil pengelolaan sumur rakyat sesuai harga dan mekanisme yang diatur pemerintah.

    Pertamina EP bahkan telah menandatangani kerja sama dengan BUMD Petro Muba di Sumatera Selatan untuk menggarap 490 sumur minyak masyarakat, dengan target produksi mencapai 2.000 barel per hari (BOPD).

    “Kami sudah menyampaikan komitmen Pertamina untuk mendukung inisiatif yang sangat baik ini. Dan tentunya pelaksanaan di lapangan kita juga harus memperhatikan keseimbangan antara benefit ekonomi dan juga ekologi,” jelasnya.

    (prf/ega)

  • Stok BBM Tersedia Lagi, BP Beli Base Fuel dari Pertamina

    Stok BBM Tersedia Lagi, BP Beli Base Fuel dari Pertamina

    Jakarta

    BP menjadi salah satu SPBU swasta yang kembali memiliki ketersedian bahan bakar minyak (BBM). PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) diketahui membeli base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

    BP membeli 100 ribu barel base fuel, Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan kualitas BBM yang dijual ke masyarakat tetap terjaga.

    “Prioritas kami jelas, BP 92 kembali tersedia dan kualitas produk yang dihadirkan konsisten terjaga. Fokus mutu ini bagian dari komitmen jangka panjang kami membangun layanan energi yang terpercaya di Indonesia,” ujar Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura dalam keterangannya dikutip dari Antara, Sabtu (1/11/2025).

    Vanda menyampaikan BP 92 telah kembali tersedia di seluruh jaringan SPBU bp yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, serta secara bertahap akan tersedia di Jawa Timur.

    Ketersediaan kembali produk ini berasal dari pengadaan base fuel RON 92 hasil impor melalui mekanisme B2B dengan PT Pertamina Patra Niaga sesuai arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Kerja sama ini terlaksana setelah seluruh aspek tata kelola yang mencakup kepatuhan (compliance), kesesuaian spesifikasi dan standar kualitas, serta aspek komersial telah terpenuhi.

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bp membeli 100 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina Patra Niaga.

    “Betul (hasil negosiasi bp dan Pertamina. Volumenya 100 ribu barel,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman.

    Sebelumnya diketahui BP merupakan salah satu SPBU swasta yang kehabisan stok lantaran tak lagi diperbolehkan mengimpor base fuel.

    Terpantau BBM BP per 1 November 2025 mengalami penurunan harga. Harga BP 92 atau setara RON 92 turun menjadi Rp 12.680 per liter, bulan sebelumnya jenis BBM ini dijual Rp 12.890 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada jenis BBM lain, BP Ultimate (RON 95) sekarang dijual Rp 13.260 per liter, turun dari bulan lalu yang dijual Rp 13.420 per liter. Sementara itu, harga BBM BP Ultimate Diesel mengalami kenaikan dari bulan lalu, hari ini dijual Rp 14.410 per liter.

    (riar/din)

  • Harga BBM Vivo Hari Ini 1 November 2025, Ada yang Naik

    Harga BBM Vivo Hari Ini 1 November 2025, Ada yang Naik

    Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung, buka suara terkait PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) yang tercatat baru membeli BBM dari Pertamina Patra Niaga.

    Tercatat Vivo sepakat untuk melakukan proses business to business (B2B) pembelian BBM impor dari Pertamina Patra Niaga, untuk mengisi kekosongan stok di SPBU milik perseroan. Dari 100 ribu barel kargo impor yang ditawarkan, Vivo menyerap 40 ribu barel untuk melayani kebutuhan konsumennya.

    Yuliot menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki kewenangan untuk memaksa badan usaha swasta membeli bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina.

    Menurutnya, mekanisme yang berlaku saat ini adalah business to business (B2B), sehingga keputusan akhir tetap berada di tangan masing-masing badan usaha.

    “Pemerintah tidak bisa memaksa juga. Karena itu prosesnya adalah B2B. Yang kita inginkan itu adalah, kenapa kita lakukan fasilitasi melalui Pertamina, karena alokasi yang diambil itu kan adalah alokasi yang diberikan ke Pertamina,” kata Yuliot saat ditemui di Wisma Danantara, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

    Ia menambahkan, pemerintah hanya menjalankan kewajiban untuk memfasilitasi agar pasokan BBM tetap tersedia. Penegasan ini muncul di tengah sorotan publik terhadap ketersediaan BBM di SPBU swasta, yang belakangan mengalami kekosongan pasokan.

    Menurutnya, dengan skema B2B, pemerintah berharap badan usaha dapat lebih proaktif dalam menentukan kebutuhan dan kerja sama pasokan. Hal ini dinilai lebih sehat bagi industri karena menekankan prinsip kesepakatan bisnis, bukan intervensi sepihak dari negara.

    “Karena Pertamina masih tersedia alokasinya, makanya itu kan kita minta untuk pengadaan itu prosesnya adalah B2B dengan badan usaha,” ujarnya.

     

  • Ini Hasil Uji BBM Pertalite yang Diduga Bikin Motor Brebet

    Ini Hasil Uji BBM Pertalite yang Diduga Bikin Motor Brebet

     

    Liputan6.com, Jakarta Sebagai tindak lanjut dari kegiatan peninjauan langsung ke sejumlah SPBU di Jawa Timur, Pertamina Patra Niaga bersama Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) dan beberapa pihak lainnya menggelar konferensi pers di SPBU 51.601.65 Jemursari, Surabaya, Jumat (31/10/2025) kemarin.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang memberi perhatian terhadap isu ini serta menjelaskan langkah cepat yang telah dilakukan pihaknya bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) dan Lemigas. Ia mengatakan bahwa perhatian ini merupakan bentuk kepedulian publik agar Pertamina terus berkomitmen memberikan pelayanan energi yang lebih baik.

    “Terkait isu kontaminasi yang terjadi pada Pertalite, kami memberikan atensi serius agar tidak menimbulkan keresahan dan kerugian bagi masyarakat. Izinkan kami terus berbenah, memperbaiki layanan untuk lebih baik ke depan agar Pertamina yang kita cintai ini menjadi rumah kita bersama, dan Pertamina ini menjadi rumah energi untuk seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Mars Ega, Sabtu (1/11/2025).

    Mars Ega menambahkan, Pertamina Patra Niaga sudah membuka posko pengaduan di sejumlah SPBU dan melakukan pengecekan di hampir 300 SPBU di Jawa Timur. ” Dalam melakukan penyaluran BBM ini, baik di Pertamina maupun di SPBU khususnya, itu ada SOP, tata cara, prosedur yang harus dilaksanakan untuk memastikan agar BBM itu kualitasnya baik, tidak tercampur air, dan tidak menimbulkan kerugian untuk masyarakat,” tambahnya.

    Terakhir, ia pun mengatakan akan bersikap tegas kepada siapapun pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan yang melanggar SOP mutu produk yang dapat merugikan citra perusahaan dan masyarakat.

    “Oleh karena itu, kami akan terus bekerja sama dengan semua pihak, dan kami juga berkomitmen untuk memberikan solusi kepada masyarakat yang terdampak dan betul-betul dapat dibuktikan bahwa membeli BBM di Pertamina,” tuturnya.

     

     

  • Harga BBM Per 1 November 2025, RON 92 Ada yang Turun!

    Harga BBM Per 1 November 2025, RON 92 Ada yang Turun!

    Jakarta

    Harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 November 2025 mengalami penyesuaian. Stok bbm swasta seperti Shell dan Vivo masih kosong, hanya BP yang mulai tersedia. Pertamina juga menyesuaikan BBM non subsidi mulai hari ini. Simak rangkuman daftar harga BBM Pertamina dan BP.

    Terpantau BBM BP per 1 November 2025 mengalami penurunan harga. Harga BP 92 atau setara RON 92 turun menjadi Rp 12.680 per liter, bulan sebelumnya jenis BBM ini dijual Rp 12.890 per liter.

    Penurunan harga juga terjadi pada jenis BBM lain, BP Ultimate (RON 95) sekarang dijual Rp 13.260 per liter, turun dari bulan lalu yang dijual Rp 13.420 per liter. Sementara itu, harga BBM BP Ultimate Diesel mengalami kenaikan dari bulan lalu, hari ini dijual Rp 14.410 per liter.

    Pertamina juga melakukan penyesuaian harga. Mengutip situs MyPertamina, harga Pertamina Dex (CN 53) dan Dexlite (CN 51) naik. Sementara itu, harga Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), dan Pertamax Green (RON 95), tetap.

    Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

    Untuk wilayah Jabodetabek, Pertamina Dexlite naik menjadi Rp 13.900 per liter dari sebelumnya Rp 13.700 per liter. Selanjutnya harga Pertamina Dex dari sebelumnya Rp 14.000 per liter menjadi Rp 14.200 per liter.

    Harga BBM Pertamax masih Rp 12.200 per liter, Pertamax Turbo RP 13.100 per liter, dan Pertamax Green tetap Rp 13.000 per liter.

    BBM subsidi, Pertalite dan Solar subsidi (biosolar) tidak mengalami penyesuaian. Pertalite tetap Rp 10.000/liter, dan solar Rp 6.800/liter.

    Meskipun Shell belum ready stock. Pihaknya juga mengumumkan perubahan harga per 1 November 2025. Shell Super (RON 92) turun menjadi Rp 12.680 per liter, dari sebelumnya Rp 12.890 per liter. Kemudian V-Power (RON 95) turun jadi Rp 13.260 per liter, kemudian Shell V-Power Diesel dijual Rp 14.410 per liter, dan V-Power Nitro + dijual Rp 13.480 per liter.

    Berikut ini daftar harga BBM Pertamina, BP, dan Shell:

    BP

    – BP Ultimate: Rp 13.260 per liter
    – BP 92: Rp 12.680 per liter
    – BP Ultimate Diesel: Rp 14.410 per liter

    Pertamina

    – Pertamax: Rp 12.200/liter
    – Pertamax Turbo: Rp 13.100/liter
    – Pertamax Green 95: Rp 13.000/liter
    – Dexlite: Rp 13.900/liter
    – Pertamina Dex: Rp 14.200/liter

    Shell

    – Shell Super (RON 92): Rp 12.680 per liter
    – Shell V-Power (RON 95): Rp 13.260 per liter
    – Shell V-Power Diesel (CN 51): Rp 14.410 per liter
    – Shell V-Power Nitro+ (RON 98): Rp 13.480 per liter

    (riar/din)

  • Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025

    Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025

    GELORA.CO -BBM nonsubsidi Pertamina Dex dan Dexlite kembali mengalami kenaikan harga mulai 1 November 2025. 

    Dikutip dari laman resminya,  PT Pertamina (Persero)  mengumumkan pembaruan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis itu berlaku untuk beberapa wilayah tertentu.

    Di Jabodetabek, tercatat harga Pertamina Dex Series mengalami perubahan. Harga BBM jenis Dexlite (CN 51) naik menjadi Rp13.900 per liter dari Rp13.700 per liter. Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp14.200 per liter, dari yang sebelumnya Rp14.000 per liter.

    Padahal, kedua jenis BBM tersebut elah mengalami kenaikan di September dan Oktober. Dexlite yang sebelumnya Rp13.600 per liter pada September menjadi Rp13.700 per liter pada Oktober. Pertamina Dex (CN 53) juga naik dari Rp13.850 per liter pada September menjadi Rp14.000 per liter pada Oktober.

    Untuk BBM jenis Pertamax (RON 92) terpantau stabil di angka Rp12.200 per liter, begitu pula Pertamax Green (RON 95) yang stabil di angka Rp13.000 per liter. 

    Berikut daftar harga BBM Pertamina per 1 November 2025: 

    – Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter 

    – Bio Solar (Diesel CN48): Rp6.800 per liter 

    – Pertamax (RON 92): Rp12.200 per liter 

    – Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.400 per liter 

    – Pertamax Green (RON 95): Rp13.000 per liter 

    – Dexlite (CN 51): Rp13.900 per liter 

    – Pertamina Dex (CN 53): Rp14.200 per liter. 

  • Bukan Rp19.000 per Tabung, Purbaya Ungkap Harga Asli LPG 3 Kg

    Bukan Rp19.000 per Tabung, Purbaya Ungkap Harga Asli LPG 3 Kg

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa buka-bukaan terkait harga sebenarnya Liquefied Petroleum Gas (LPG) subsidi 3 Kilogram (Kg). Sejatinya, harga LPG 3 Kg yang beredar saat ini merupakan hasil subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Purbaya menyebutkan, pemerintah selama ini menggelontorkan sejumlah anggaran untuk menanggung selisih harga keekonomian komoditas energi. Salah satunya seperti LPG 3 kg. “Selama ini pemerintah menanggung selisih harga keekonomian dan harga yang dibayarkan masyarakat melalui pemberian subsidi energi non energi,” kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (1/11/2025).

    Purbaya lantas mencontohkan bahwa harga asli LPG 3 kg yang sebenarnya adalah sebesar Rp 42.750 per tabung. Sementara, LPG 3 kg yang disalurkan melalui pangkalan resmi Pertamina ke agen penyalur dipatok sebesar Rp 12.750 per tabung.

    Artinya, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 30.000 per tabung untuk gas LPG 3 kg ini. Selain LPG 3 kg, pemerintah juga memberikan subsidi untuk harga BBM jenis Pertalite maupun Solar subsidi.

    Lantas, berapa harga LPG 3 kg yang beredar di Agen & Pangkalan?

    Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia per 7 Oktober 2025 pada salah satu pangkalan LPG di wilayah Tangerang Selatan, hingga saat ini masih diberlakukan harga jual LPG tertinggi 3 kg yakni Rp 19.000 per tabung. Hal itu seperti yang sudah ditetapkan HET (harga eceran tertinggi) di Tangerang Selatan.

    Misalnya, Pangkalan LPG Ayanih, Tangerang Selatan. Harga jual LPG 3 kg di pangkalan tersebut saat ini masih berlaku sebesar Rp 19.000 per tabung sesuai dengan arahan pemerintah. “(Harga LPG 3 kg) Rp 19.000,” ujar penjaga di pangkalan tersebut, beberapa waktu lalu.

    Sedangkan, pada level pengecer atau sub pangkalan LPG, seperti di Toko Jejen, harga jual LPG 3 kg yang berlaku sebesar Rp 22.000 per tabung. Harga tersebut sudah terhitung termasuk biaya pengantaran ke alamat pelanggan.

    “(Harga LPG 3 kg) Rp 22.000, diantar,” kata penjaga toko tempat pengecer LPG tersebut.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Purbaya Ungkap Harga Asli BBM Pertalite, Bukan Rp10.000 per Liter

    Purbaya Ungkap Harga Asli BBM Pertalite, Bukan Rp10.000 per Liter

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan secara blak-blakan mengenai harga keekonomian dari produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis subsidi Pertalite (RON 90).

    Ia menilai harga Pertalite saat ini belum mencerminkan harga keekonomian sesungguhnya. Adapun, pemerintah menetapkan harga jual Pertalite sebesar Rp 10.000 per liter, tidak berubah sejak 3 September 2022 lalu.

    “Selama ini pemerintah menanggung selisih harga keekonomian dan harga yang dibayarkan masyarakat melalui pemberian subsidi energi non energi,” kata Purbaya saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Ia pun menyebut, harga BBM jenis Pertalite sebelum diberikan subsidi sebetulnya sebesar Rp 11.700 per liter. Artinya, pemerintah harus menanggung selisih Rp 1.700 per liter agar harga BBM yang diterima masyarakat dapat mencapai Rp 10.000 per liter.

    Per 1 Oktober 2025, PT Pertamina (Persero) resmi memberlakukan harga terbaru BBM non subsidi di SPBU miliknya. Pertamax RON 92 masih sama yakni Rp 12.200 per liter. Tak terkecuali harga Pertamax Turbo yang dibanderol Rp 13.100 per liter pada Oktober 2025.

    Harga BBM jenis Pertamina Dex justru naik menjadi Rp 14.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 13.850 per liter pada September 2025. Adapun Dexlite juga naik Rp 100 per liter menjadi Rp 13.700 per liter dari sebelumnya Rp 13.600 per liter pada September lalu.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Dex Series Resmi Naik, Ini Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina

    Harga Dex Series Resmi Naik, Ini Daftar Harga BBM Terbaru Pertamina

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan harga terbaru Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan berlaku efektif mulai hari ini, Sabtu 1 November 2025.

    Berdasarkan pengumuman resmi pada situs MyPertamina pada Jumat (31/10/2025) malam, per 1 November 2025 Pertamina resmi menaikkan beberapa harga BBM non subsidi, khususnya untuk jenis diesel.

    Harga BBM Dexlite di DKI Jakarta misalnya, mulai 1 November 2025 ditetapkan naik menjadi Rp 13.900 per liter, dari sebelumnya Rp 13.700 per liter pada periode Oktober 2025. Begitu juga dengan Pertamina DEX naik menjadi Rp 14.200 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter pada periode Oktober 2025.

    Sementara untuk harga BBM jenis bensin tidak mengalami perubahan harga. Harga BBM Pertamax (RON 92) tetap dibanderol Rp 12.200 per liter per 1 November 2025. Begitu juga dengan harga BBM Pertamax Green (RON 95) masih dibanderol Rp 13.000 per liter, tidak berubah dari periode Oktober 2025.

    Begitu pun dengan harga BBM Pertamax Turbo (RON 98) masih dibanderol Rp 13.100 per liter, tidak berubah dari periode Oktober 2025. Sementara harga bensin Pertamax di Pertashop dibanderol Rp 12.100 per liter.

    Adapun untuk harga BBM bersubsidi seperti Solar Subsidi dan Pertalite (RON 90) juga tidak mengalami perubahan, masing-masing dibanderol Rp 6.800 dan Rp 10.000 per liter.

    Harga BBM Pertamina di DKI Jakarta dan sekitarnya Per 1 November 2025:

    Pertalite: Rp 10.000 per liter
    Pertamax (RON 92): Rp 12.200 per liter
    Pertamax Green (RON 95): Rp 13.000 per liter
    Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.100 per liter
    Dexlite: Rp 13.900 per liter
    Pertamina DEX: Rp 14.200 per liter
    Pertamax (khusus di Pertashop): Rp 12.100 per liter.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]