BUMN: PT Pertamina

  • Toyota Kembangkan Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Kendaraan

    Toyota Kembangkan Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Kendaraan

    Jakarta

    Toyota terus mengembangkan beragam pilihan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Masih gencar dengan skema Multi Pathway, pabrikan raksasa asal Jepang itu bersama beberapa produsen lain mengembangkan bioetanol dari bahan nonpangan, termasuk sampah/limbah pertanian.

    detikOto menyaksikan langsung fasilitas riset bioetanol ini saat mengikuti rangkaian kunjungan Japan Mobility Show 2025, pekan lalu. Berlokasi di Fukushima, fasilitas ini merupakan hasil kerjasama Toyota dengan di antaranya Subaru Daihatsu, Subaru, Suzuki, Mazda, Eneos, dan Toyota Tsusho. Disebutkan juga proyek ini dapat dukungan dari beberapa jenama lain.

    Secara resmi, fasilitas yang baru dibuka pada tahun 2024 ini, diberi nama raBit (Research Association of Biomass Innovation for Next Generation Automobile Fuel). Sesuai namanya, ini diinisiasi untuk menciptakan bahan bakar karbon netral generasi baru — yang tidak lagi bersumber pada material pangan.

    Pertamina Uji Coba Bioetanol 100 Persen di Mobil Toyota Foto: Pool

    Sebagaimana diketahui, pengembangan etanol yang banyak dilakukan di seluruh dunia saat ini masih bersandar pada tanaman-tanaman pangan. Semisal jagung, tebu, atau bahkan singkong. Hal ini dianggap beberapa kalangan kurang etis, lantaran terjadi tarik ulur antara ketahanan pangan dan kebutuhan energi.

    Sedangkan di raBit telah dilakukan pengembangan bahan bakar menggunakan sampah atau limbah sisa pertanian. Misalnya jerami padi hingga sisa pengolahan tebu.

    Yasunobu Seki, Chairperson of Steering Committee raBit, menyebut apa yang mereka kembangkan merupakan etanol generasi kedua.

    Karena merupakan sebuah terobosan baru, etanol dari bahan nonpangan ini masih dalam proses pengembangan intensif. Apalagi rangkaian proses pembuatan etanol generasi kedua ini lebih rumit dibanding generasi pertama.

    Dari pengembangan yang terus dilakukan raBit saat ini, didapati hasil satu ton sampah/limbah sisa pertanian bisa dihasilkan 300 liter bioetanol.

    Pengembangan bioetanol berbasis tanaman nonpangan menekankan kembali pendekatan yang ditempuh Toyota yakni Mobility for All dan Multi Pathway.

    Toyota dalam banyak kesempatan menyatakan betapa mereka memahami kalau setiap negara memiliki kekayaan alam dan modal ketahanan energi yang berbeda. Karena itulah mereka bukan hanya menawarkan satu solusi pilihan kendaraan ramah lingkungan (BEV), tapi juga bagaimana mengembangkan industri tanpa meninggalkan ‘kearifan energi lokal’.

    Pakar Proses Konversi Biomassa Institut Teknologi Bandung (ITB) Ronny Purwadi menjelaskan kendaraan berbahan bakar bioetanol menjadi salah satu pilihan untuk membantu mengurangi emisi gas buang. Foto: Arsip foto TMMIN

    “Bicara secara global, penggunaan bahan pangan untuk produksi bahan bakar kendaraan masih memunculkan perdebatan, apakah hal itu etis. Karena itulah penting untuk terus mengembangkan riset etanol berbasis komoditas nonpangan,” kata Wakil Presiden Eksekutif sekaligus Kepala Teknologi (Chief Technology Officer/CTO) TMC, Hiroki Nakajima, pada kesempatan berbeda, di Jepang.

    Mobil-mobil Toyota Siap Tenggak Etanol

    Etanol menjadi salah satu energi alternatif ramah lingkungan yang pemanfaatannya terus dikembangkan Toyota. Presiden Pusat Pengembangan Rekayasa Mesin Netral Karbon TMC, KeijiKaita,mengingatkan bahwa saat ini sebagian besar mesin bertenaga bensin kendaraan Toyota sudah siap menggunakan bahan bakar tercampur etanol berbagai level.

    “Artinya setiap negara dapat menyesuaikan penerapannya dengan mempertimbangkan kondisi iklim, infrastruktur, maupun kebijakan energi masing-masing,” kata Kaita di Jepang.

    Di Indonesia, ini sejalan dengan strategi yang sudah dicanangkan pemerintah. Pemerintah Indonesia baru-baru ini menyatakan rencana untuk menerapkan peraturan kewajiban penggunaan bensin dengan campuran etanol 10 persen (B10) yang bakal mulai berlaku pada 2027.

    Toyota punya line up kendaraan yang bisa menggunakan etanol, bahkan sampai pada kadar 100% (E100). Komitmen yang kian ditegaskan Toyota dengan rencana mempertimbangkan membangun pabrik etanol di Indonesia bekerjasama dengan Pertamina.

    (din/rgr)

  • Mobil Modifikasi Angkut Solar Subsidi Terjaring OTT yang Dipimpin Bupati Lumajang, Satu Pelaku Diamankan

    Mobil Modifikasi Angkut Solar Subsidi Terjaring OTT yang Dipimpin Bupati Lumajang, Satu Pelaku Diamankan

    Lumajang (beritajatim.com) – Sebuah truk terjaring operasi tangkap tangan (OTT) sedang melakukan pengangkutan bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (3/11/2025) malam.

    Kendaraan dengan Nopol N 9407 UN ini sudah dimodifikasi agar bisa menampung solar subsidi dalam jumlah besar.

    Bupati Lumajang Indah Amperawati memimpin langsung proses OTT dengan didampingi pihak kepolisian dan berhasil menciduk pelaku yang sebelumnya telah dicurigai hendak melakukan penimbunan solar subsidi.

    Menurutnya, proses pencidukan pelaku diawali dengan adanya informasi aktivitas keluar masuk banyak kendaraan truk diduga melakukan penimbunan solar subsidi di kawasan SPBU Pertamina di Desa Labruk Lor, Kecamatan/Kabupaten Lumajang.

    “Jadi ada informasi yang saya terima, sebenarnya informasi dan modus, dugaan nama-nama sudah saya terima kira-kira sebulan yang lalu. Hanya saja saya kemudian perlu berhati-hati dalam hal ini supaya membuktikannya itu tepat,” terang Indah, Senin (3/11/2025) malam.

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menjelaskan, terdapat satu pelaku yang merupakan pengemudi truk dengan inisial UP, warga Kelurahan Jogoyudan, Kecamatan/Kabupaten Lumajang diamankan dalam operasi.

    UP terbukti mengangkut solar subsidi dengan memakai tandon berkapasitas 1.000 liter yang disembunyikan tertutup terpal di dalam bak truk.

    “Informasi ini berkaitan dengan adanya dugaan penyelewengan penggunaan BBM jenis solar bersubsidi. Kemudian petugas melakukan penyelidikan di lapangan dan mendapatkan satu buah truk yang diduga saaat ini melakukan penimbunan,” kata Alex.

    Saat ini Kepolisian Resort (Polres) Lumajang masih melakukan penyelidikan dalam temuan dugaan penimbunan BBM subsidi ini.

    Selain itu, UP yang sudah diamankan saat ini masih berstatus sebagai saksi untuk mengungkap adanya dugaan keterlibatan pihak lain.

    “Nah modusnya masih kita pelajari yang saat ini masih dalam penyelidikan, nah darimana sumber awal, kemudian bergeraknya kemana saja, di timbunnya ke mana saja nanti akan kita dalami lagi,” ungkap Alex. (has/ian)

  • RI Mau Terapkan BBM Etanol 10%, Sumbernya Bisa dari Ampas Tebu-Jagung

    RI Mau Terapkan BBM Etanol 10%, Sumbernya Bisa dari Ampas Tebu-Jagung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempersiapkan penerapan bahan bakar campuran bioetanol 10 persen atau E10. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa bioetanol selain mendongkrak sumber bahan baku dari dalam negeri, juga tidak menimbulkan isu pangan.

    “Semua dipakai adalah ampasnya,” kata Eniya dalam program Prabowonomics CNBC Indonesia, dikutip Senin (3/11/2025).

    Menurut dia, bahan baku bioetanol bisa berasal dari berbagai komoditas seperti tebu, jagung, sorgum, dan ketela. Namun demikian, yang digunakan bukan bahan utamanya, melainkan ampasnya saja.

    “Karena yang tebu dipakai ampasnya molasses ini. Ini yang sekarang dipakai oleh Pertamina. Lalu sorgum juga tadinya pakan ternak gitu ya. Lalu ketela, ketela pahit. Nanti kalau satu lagi yang jagung ya. Jagung itu bonggolnya gitu, bonggolnya. Jadi semua adalah sisa dan ini potensinya itu di berbagai daerah. Sehingga desentralisasi ada,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah bakal menjalin kerja sama pengelolaan sumber daya alam dengan Brasil, khususnya di bidang pertambangan dan energi baru terbarukan (EBT).

    Bahlil menjelaskan, Brasil sendiri dikenal sebagai salah satu negara yang gencar dalam melakukan transisi energi, terutama dalam penggunaan bahan bakar berbasis etanol. Karena itu kolaborasi di sektor ini cukup penting.

    Menurut dia, Brasil salah satu negara yang sukses menjalankan mandatori bioetanol, dimana penerapannya sudah pada level E30, bahkan E100 di beberapa negara bagian.

    “Etanol itu di negara mereka E30, tapi di beberapa negara bagian sudah ada sampai E100, ada E85. Dan kita sudah sepakat untuk membentuk tim. Kemarin saya tanda tangan MOU,” ujar Bahlil ditemui usai Upacara Peringatan Hari Pertambangan Dan Energi ke 80 di Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Rencana kerja sama dengan Brasil ini sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia yang akan menerapkan mandatori bensin campuran etanol (E10) pada tahun 2027. Mengingat ini merupakan sesuatu yang baru, maka pihaknya akan mengirim tim ke Brasil untuk bertukar pandangan.

    “Mereka juga meminta untuk kita juga saling memberi informasi dan pengetahuan tentang pengalaman juga, termasuk dalam pendataan regulasi,” kata Bahlil.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • KPK Terbitkan Sprindik Baru Dugaan Kasus Minyak Mentah

    KPK Terbitkan Sprindik Baru Dugaan Kasus Minyak Mentah

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) baru untuk mengusut dugaan kerugiaan negara dalam kasus pengadaan minyak mentah.

    Sprindik KPK dikeluarkan karena adanya dugaan tindak pidana korupsi Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Jadi Kilang Minyak yang dilakukan oleh Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL) atau Pertamina Energy Service Pte. Ltd. (PES) Periode tahun 2009-2015.

    Penerbitan Sprindik pada bulan Oktober ini setelah penyidik melakukan pengembangan atas korupsi terkait suap dalam pengadaan katalis di PT Pertamina (persero) 2012-2014. 

    Dalam kasus ini KPK telah menetapkan satu tersangka, yaitu Direktur Pengolahan PT Pertamina Periode 2012-2014 yang juga merangkap sebagai Komisaris PETRAL, Chrisna Damayanto.

    Lalu pengembangan terhadap kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait pengadaan minyak mentah dan produk jadi kilang pada periode 2012-2014, dengan tersangka Bambang Irianto selaku Direktur PETRAL.

    “Dalam penyidikan dua perkara tersebut, penyidik menemukan adanya dugaan tindak pidana korupsi lainnya berupa Kerugian Negara yang diakibatkan dari pengadaan minyak mentah dan produk jadi kilang pada periode 2009 s.d. 2015,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Senin (3/11/2025).

    Budi menjelaskan, kerugian negara yang dimaksud sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Budi menyebut bahwa lembaga antirasuah telah memeriksa beberapa saksi dan menganalisis beberapa dokumen terkait perkara ini. 

    Kendati demikian, terbitnya sprindik baru, KPK belum menetapkan tersangka. KPK juga masih menghitung total kerugian negara.

    “Dalam perkara baru ini belum ada penetapan tersangka, sprindik umum,” ujar Budi.

  • KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang

    KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang

    KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) umum terkait kasus dugaan korupsi minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL)/Pertamina Energy Service Pte. Ltd. (PES) periode tahun 2009-2015.
    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan sprindik umum diterbitkan setelah ditemukan adanya kerugian keuangan negara dalam perkara tersebut.
    Meski demikian, dia belum mengungkapkan jumlah kerugian negara dalam perkara tersebut.
    “Oleh karena itu, KPK menerbitkan Surat Perintah Penyidikan (SPRINDIK) baru,” kata Budi dalam keterangannya, Senin (3/11/2025).
    Budi mengatakan kerugian negara ditemukan setelah KPK melakukan pengembangan dua kasus. 
    Pertama
    , kasus suap pengadaan katalis di PT Pertamina (Persero) tahun anggaran 2012-2014 dengan salah satu tersangka Direktur Pengolahan PT Pertamina Chrisna Damayanto.
    Kedua
    , kasus pengadaan minyak mentah serta produk jadi kilang pada periode 2012-2014 dengan tersangka Bambang Irianto selaku Direktur PETRAL.
    “Dalam penyidikan dua perkara tersebut, penyidik menemukan adanya dugaan tindak pidana korupsi lainnya berupa kerugian negara yang diakibatkan dari pengadaan minyak mentah dan produk jadi kilang pada periode 2009-2015,” ujarnya.
    Budi mengatakan dalam penyidikan ini, KPK juga sudah melakukan pemeriksaan kepada beberapa saksi dan pihak terkait, serta telah mempelajari sejumlah dokumen terkait perkara tersebut.
    Diberitakan sebelumnya, Bambang Irianto yang juga merupakan eks Managing Director Pertamina Energy Services Pte Ltd telah ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima suap sebesar 2,9 juta Dollar AS.
    “(Bambang) diduga telah menerima uang sekurang-kurangnya US 2,9 juta Dollar atas bantuan yang diberikannya kepada pihak Kernel Oil terkait dengan kegiatan perdagangan produk kilang dan minyak mentah kepada PES atau PT PERTAMINA (Persero) di Singapura dan pengiriman kargo,” kata Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif, Selasa (10/9/2019) lalu.
    Dalam kasus ini, Bambang disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b subsider Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Madiun Pilih Tetap Tenang Soal Isu Pertalite Tercampur Air Namun Waspada

    Warga Madiun Pilih Tetap Tenang Soal Isu Pertalite Tercampur Air Namun Waspada

    Madiun (beritajatim.com) – Di tengah maraknya kabar bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang diduga tercampur air di sejumlah daerah, sebagian warga Madiun memilih untuk tetap tenang namun tetap waspada. Salah satunya Ocha Kusuma Arum, warga Kecamatan Madiun, yang mengaku belum pernah mengalami kejadian serupa.

    “Saya sebelumnya enggak pernah mengalami hal-hal yang enggak saya inginkan seperti yang terjadi di berita. Dan saya merasa lega sih, khususnya di daerah Madiun ini,” ujar Ocha saat ditemui, Senin (3/11/2025).

    Meski begitu, Ocha tidak menampik adanya kekhawatiran di tengah masyarakat. Ia menilai kewaspadaan dan ketelitian warga saat mengisi BBM menjadi hal penting agar tidak dirugikan.

    “Ya, sebenarnya ada kekhawatiran sih, Pak. Cuma kita sebagai warga itu harus berhati-hati dan selektif,” katanya.

    Ocha mengaku masih menggunakan Pertalite untuk kebutuhan sehari-hari karena jenis BBM tersebut paling mudah ditemukan di sekitar tempat tinggalnya.

    “Pernah kepikiran beralih ke merek lain, tapi di daerah saya kurang ada. Jadi ya tetap pakai Pertalite karena itu yang tersedia,” tambahnya.

    Sebelumnya, sejumlah laporan terkait dugaan BBM Pertalite tercampur air sempat muncul di beberapa daerah. PT Pertamina (Persero) memastikan telah melakukan pemeriksaan di lapangan untuk menindaklanjuti setiap laporan yang masuk. Pertamina juga menyatakan siap bertanggung jawab apabila ditemukan adanya kelalaian di SPBU. [rbr/beq]

  • SPBU di Makale Tana Toraja Beroperasi Lagi Usai Kebakaran, Pertamina Pastikan Keamanan Fasilitas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        3 November 2025

    SPBU di Makale Tana Toraja Beroperasi Lagi Usai Kebakaran, Pertamina Pastikan Keamanan Fasilitas Regional 3 November 2025

    SPBU di Makale Tana Toraja Beroperasi Lagi Usai Kebakaran, Pertamina Pastikan Keamanan Fasilitas
    Tim Redaksi
    TANA TORAJA, KOMPAS.com
    – SPBU 74.91886 di Jalan Tritura No. 83, Kamali Pentalluan, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kembali beroperasi setelah sempat berhenti akibat insiden kebakaran.
    Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Muhammad Rum, mengatakan pengoperasian kembali dilakukan pada Senin (3/11/2025) sebagai bentuk komitmen menyediakan layanan energi yang aman dan andal.
    “SPBU 74.91886 merupakan salah satu fasilitas strategis yang melayani kebutuhan bahan bakar di wilayah Makale dan sekitarnya. Pasca insiden kebakaran beberapa waktu lalu,” kata Rum, Senin.
    Rum menjelaskan Pertamina bersama pengelola SPBU serta pihak terkait melakukan pemulihan menyeluruh, mulai dari perbaikan fasilitas, audit teknis, hingga pengujian sistem distribusi BBM.
    “Seluruh proses pengecekan telah kami lakukan secara detail dan menyeluruh. Kami pastikan setiap aspek keselamatan dan teknis telah memenuhi standar operasional Pertamina sebelum SPBU ini kembali dibuka untuk melayani masyarakat,” ujarnya.
    Tim teknis Pertamina melakukan evaluasi sistem HSSE (Health, Safety, Security, and Environment), termasuk pengecekan instalasi pipa, tangki penyimpanan, sistem pemadam kebakaran, dan peralatan operasional di area dispenser.
    “Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh fasilitas dalam kondisi aman, sesuai dengan standar keselamatan kerja dan lingkungan yang ditetapkan Pertamina,” lanjutnya.
    “Pertamina selalu menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas utama dalam operasional. Karena itu, sebelum SPBU ini dibuka kembali, kami memastikan tidak ada potensi risiko yang dapat membahayakan pekerja, pelanggan, maupun lingkungan sekitar,” tambahnya.
    Rum menyebut Pertamina juga memberikan pelatihan tambahan kepada operator SPBU terkait prosedur darurat dan standar pelayanan konsumen untuk meningkatkan kesiapan sumber daya manusia.
    “Kami berterima kasih atas dukungan dari Pemerintah Daerah Tana Toraja, aparat keamanan, serta masyarakat setempat yang telah bekerja sama selama proses pemulihan berlangsung. Kini SPBU 74.91886 siap kembali melayani kebutuhan energi masyarakat dengan aman, nyaman, dan andal,” tuturnya.
    Dengan kembali beroperasinya SPBU ini, distribusi BBM di wilayah Tana Toraja diharapkan kembali normal dan mendukung aktivitas ekonomi, termasuk sektor transportasi, perdagangan, dan pariwisata yang terus berkembang.
    “Pertamina akan terus memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat, termasuk di wilayah pelosok dan destinasi wisata seperti Tana Toraja. Ini adalah bagian dari upaya kami mendukung ketahanan energi nasional,” jelas Rum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Patra Niaga Gandeng Dua Bengkel di Tuban Tangani Kendaraan Brebet, Gratis!

    Pertamina Patra Niaga Gandeng Dua Bengkel di Tuban Tangani Kendaraan Brebet, Gratis!

    Tuban (beritajatim.com) – Pertamina Patra Niaga bergerak cepat menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait dugaan bahan bakar Pertalite yang menyebabkan kendaraan brebet di Tuban, Jawa Timur. Sebagai bentuk tanggung jawab dan pelayanan kepada konsumen, perusahaan menggandeng dua bengkel resmi di Tuban untuk memeriksa dan menangani kendaraan terdampak secara gratis.

    Langkah ini dilakukan setelah muncul laporan dari sejumlah pengendara yang mengalami gangguan mesin usai mengisi Pertalite di salah satu SPBU di wilayah setempat. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani, mengatakan pihaknya langsung melakukan investigasi di lapangan dan berkoordinasi dengan lembaga pengujian independen untuk memastikan kualitas bahan bakar yang beredar.

    “Pertamina Patra Niaga menurunkan tim teknis dan bekerja sama dengan dua bengkel resmi di Tuban untuk memberikan pemeriksaan serta perbaikan kendaraan konsumen yang terdampak, tanpa biaya,” ujarnya.

    Menurut Deden, langkah cepat ini merupakan komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik dan memastikan produk yang diterima masyarakat sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Selain pemeriksaan gratis, Pertamina juga melakukan pengambilan sampel BBM dari tangki SPBU dan kendaraan konsumen untuk diuji di laboratorium terakreditasi.

    “Apabila hasil uji menunjukkan adanya penyimpangan dari standar spesifikasi, kami akan melakukan langkah korektif, termasuk penggantian bahan bakar dan kompensasi kepada konsumen,” tambahnya.

    Sementara itu, salah satu pemilik bengkel rekanan di Tuban menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima beberapa kendaraan yang mengalami gejala mesin tersendat setelah pengisian bahan bakar. Pemeriksaan dilakukan mulai dari sistem bahan bakar hingga injektor untuk memastikan sumber masalah. “Kami lakukan pengecekan menyeluruh dan pembersihan tangki serta filter. Semua layanan ini ditanggung penuh oleh Pertamina,” ujarnya.

    Pertamina Patra Niaga juga mengimbau masyarakat agar tidak khawatir dan tetap melaporkan secara resmi apabila menemukan keluhan serupa. Aduan dapat disampaikan melalui call center 135 atau kanal digital MyPertamina untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, perusahaan memperketat pengawasan distribusi bahan bakar di wilayah Jawa Timur guna memastikan kejadian serupa tidak terulang.

    Langkah tanggap ini sekaligus menjadi upaya Pertamina Patra Niaga menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas produk BBM, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang musim hujan. [dya/beq]

  • Armuji Akui Pertalite Diklaim Tercampur Etanol Bukan dari SPBU Rajawali Surabaya

    Armuji Akui Pertalite Diklaim Tercampur Etanol Bukan dari SPBU Rajawali Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menjadi sorotan publik setelah membuat konten video sidak di SPBU Rajawali di tengah isu kualitas Pertalite yang disebut-sebut tercampur air atau etanol. Video berdurasi 27 menit itu diunggah di kanal YouTube resmi Armuji pada Kamis (30/10/2025) dan langsung ramai diperbincangkan karena memperlihatkan temuan cairan berwarna hijau yang diklaim sebagai Pertalite bercampur etanol.

    Dalam video tersebut, Armuji tampak mengkritik langkah sidak yang dilakukan Pertamina sebelumnya. Ia menilai sidak Pertamina tidak tepat sasaran.

    “Jadi kalau kemarin Pertamina nyidak, itu bukan pada tempat mereka yang pom bensinnya bermasalah. Ya ndak ketemu. Jadi kalau mau nyidak di tempat yang bermasalah,” ujar Armuji pada menit 15:30 dalam videonya.

    Armuji menjelaskan, pemilihan SPBU Rajawali sebagai lokasi sidak dilakukan karena adanya laporan dari pengemudi ojek online yang mengaku motornya brebet usai membeli Pertalite di tempat tersebut. Ia juga menyebut jarak SPBU Rajawali dengan rumah aspirasi miliknya cukup dekat, sehingga memutuskan turun langsung.

    Sesampainya di SPBU Rajawali, Armuji berbincang dengan petugas untuk menanyakan jadwal pengisian tangki BBM terakhir. Ia kemudian menemui seorang pria paruh baya yang sedang antre di jalur pengisian Pertalite. Pria itu menyerahkan kantong plastik berisi botol air mineral 1,5 liter yang di dalamnya terdapat dua lapisan cairan—bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah bening menyerupai air.

    “Saya beli kemarin sore (Rabu, 29 Oktober 2025). Itu (menunjuk bagian cairan putih) etanol itu,” ujar pria tersebut dalam video.

    Dalam tayangan itu, Armuji menerima botol tersebut dan mengamini pernyataan bahwa cairan di dalamnya merupakan Pertalite bercampur etanol, tanpa membuka tutup botol atau melakukan pemeriksaan langsung terhadap aroma cairan. Klarifikasi kemudian muncul ketika Armuji mengakui bahwa cairan dalam botol itu bukan diambil dari nozel SPBU Rajawali saat sidak berlangsung.

    “Pas di sana (SPBU Rajawali) kebetulan juga ada orang ketemu ngelapor bahwa motornya juga habis mogok gitu loh, brebet. (Orang itu) sama bawa botol cairan pertalite yang ditap itu, gitu loh,” ujar Armuji.

    Aktivis driver online Surabaya, Daniel Lukas Rorong, yang ikut mendampingi sidak Armuji, membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa botol yang muncul dalam video bukan diambil dari mesin pengisian SPBU, melainkan dibawa oleh pengendara lain yang juga sedang antre.

    “Ada satu pengendara yang giliran dia isi, dia menunjukan botol itu (ke Armuji). Kan ketemu bapak itu (pemberi botol) posisinya dia lagi ngantre mau ngisi BBM Pertalite gitu loh,” terang Daniel.

    Menurut Daniel, pengendara itu mengaku mengisi BBM di SPBU Rajawali sehari sebelumnya dan mengalami gangguan mesin motor. Setelah itu, ia menguras tangki motornya dan menampung bahan bakar ke dalam botol untuk menunjukkan kepada pihak SPBU. “Dia ngakunya nuntun dari kantor ke SPBU Rajawali itu. Mungkin kantornya dekat. Perkiraan saya, orang itu ingin mencoba isi lagi dan melapor ke SPBU itu (Rajawali),” jelasnya.

    Daniel juga menegaskan bahwa sidak Armuji bukanlah konten rekayasa. “Jadi kalau settingan enggak lah. Cak Ji di videonya kan juga bilang kalau itu (temuan) di SPBU Rajawali bukan setingan,” ujarnya.

    Manajer Operasional SPBU Rajawali, Budi Susetyo, menyatakan telah berusaha memverifikasi asal-usul botol berisi cairan hijau yang digunakan Armuji saat membuat konten, namun tidak mendapat jawaban dari pemiliknya.

    “Sempat saya tanya beli dimana, tapi tidak dijawab. Setelah itu BBM diserahkan lagi ke orang itu dan orang itu putar ke belakang pergi keluar (SPBU),” jelas Budi.

    Budi memastikan bahwa sebelum Armuji membuat konten, pihak SPBU tidak menerima laporan kendaraan bermasalah akibat bahan bakar. Ia menegaskan seluruh prosedur pemeriksaan bahan bakar telah dilakukan sesuai standar operasional.

    “Prosedur ceklis untuk BBM kan memang sangat ketat sekali. Jadi setiap pagi kita lakukan pengecekan di BBM yang ada di tangki penyimpanan. Ada cek untuk kadar air. Semuanya sudah dilakukan dengan benar,” tegasnya.

    Setelah video sidak Armuji ramai diperbincangkan, Satreskrim Polrestabes Surabaya bergerak melakukan sidak ke lima SPBU, termasuk SPBU Rajawali. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan indikasi kadar air pada bahan bakar yang dijual.

    “Kita masih tunggu hasil laboratorium untuk memastikan,” kata Kanit IV Tipidter Polrestabes Surabaya, AKP Makbul.

    Sementara itu, Pertamina memastikan tetap membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang merasa dirugikan terkait kualitas Pertalite, dengan syarat menyertakan bukti pembelian yang sah untuk diverifikasi lebih lanjut. [ang/beq]

  • Pertamina Jamin Insiden Truk BBM di Cianjur Ditangani hingga Tuntas

    Pertamina Jamin Insiden Truk BBM di Cianjur Ditangani hingga Tuntas

     

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat bersama Tim Damkar Cianjur dan Polres Cianjur merespons cepat penanganan insiden laka lantas Mobil Tanki BBM yang berdampak kebakaran di Jalan Pasar Hayam, Cianjur pada Sabtu (1/11/2025) lalu.

    Tim Pemadam Kebakaran Pertamina segera bertindak merespons insiden berangkat dari FT Bandung Grup, Padalarang menuju lokasi kejadian. Sekitar pukul 23.45 WIB api di sekitar Mobil Tanki BBM berhasil dipadamkan dengan metode Foam, sedangkan kebakaran di area terdampak bisa dipadamkan oleh tim gabungan pada sekitar pukul 02.45 dini hari (2/11/2025).

    Pertamina Patra Niaga Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat terus berkoordinasi dan berkomunikasi intens dengan pemerintah daerah dan kepolisian terkait penanganan lebih lanjut.

    Direktur Rekayasa & Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga, Hari Purnomo saat tiba di lokasi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak dan menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga bertanggungjawab dan akan menangani kejadian insiden ini hingga tuntas.

    “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat dan seluruh pihak yang terdampak atas musibah ini. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah, pihak kepolisian, dan tim damkar yang telah membantu proses evakuasi dan pemadaman. Pertamina berkomitmen penuh menyelesaikan penanganan ini secara tuntas,” Kata dia, Senin (3/11/2025).

    Korban luka bakar sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif, dan kami telah berkoordinasi dengan Sekda Kabupaten Cianjur serta Kapolres Cianjur untuk memastikan proses pendataan dan penanganan dampak berjalan dengan baik,” lanjut Hari.