BUMN: PT Pertamina

  • Pertamina International Shipping hingga HK Infrastruktur Sabet BILA 2025

    Pertamina International Shipping hingga HK Infrastruktur Sabet BILA 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Indonesia Logistik Award (BILA) 2025 memberikan penghargaan kepada perusahaan logistik dan pendukungnya untuk kategori BUMN dan anak usaha BUMN. 

    Malam penghargaan yang berlangsung di Hotel Borobudur, Rabu (5/11/2025) ini merupakan kali keempat ajang BILA digelar. BILA 2025 merupakan ajang pemberian apresiasi kepada perusahaan di bidang logistik dan sektor pendukungnya, yang memiliki kinerja andal dan efisien.

    Ketua Umum Indonesia National Shipoewners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto, selaku dewan juri, menjelaskan bahwa seleksi penjurian dilakukan dalam dua tahap, yakni secara kualitatif dan kuantitatif. 

    “Tahap pertama berupa seleksi kuantitatif berdasarkan kinerja keuangan perusahaan atau emiten yang memenuhi kualifikasi yang sudah disepakati bersama,” ujarnya dalam malam penghargaan BILA 2025 di Hotel Borobudur, Rabu (5/11/2025). 

    Selanjutnya hasil seleksi kuantitatif dari kelompok kategori perusahaan terbuka diajukan ke dalam tahap seleksi kualitatif yang dilakukan oleh dewan juri untuk ditentukan nomini maksimal 5 nama perusahaan serta menerima penghargaan.

    Bertindak sebagai dewan juri, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indoensia (ALI) Mahendra Rianto, Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Iman Gandimihardja, Ketua Umum Indonesia National Shipoewners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto, Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto, dan Redaktur Senior Sektor Transportasi dan Logistik Bisnis Indonesia Group Hendra Wibawa. 

    Selain kategori BUMN dan Anak Usaha BUMN, BILA 2025 juga memberikan penghargaan kepada perusahaan terbuka atau emiten, special award, dan best CEO perusahaan logistik.

    Untuk Kategori Jajak Pendapat, diberikan kepada Penyedia Layanan Kurir, Penyedia Layanan, Pengantaran Makanan, Penyedia Layanan Jasa Pindahan, Penyedia Layanan Ride Hailing, dan Penyedia Layanan E – Grocery. 

    Tahun ini, penerima penghargaan terdiri dari 9 perusahaan transportasi dan logistik serta penyedia logistik kategori perusahaan terbuka/emiten, 5 perusahaan berdasarkan Jajak Pendapat; 12 perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN, 8 Special Award, dan 1 orang CEO terbaik.

    Pemenang Kategori BUMN dan Anak Usaha BUMN BILA 2025: 

    -Excellence in Automation & AI-Driven Logistics – PT Pos Indonesia (Persero)

    -Leadership in Sustainable & Integrated Freight Transport – PT Kereta Api Indonesia (Persero)

    -Integrated Connectivity & 3T Service Excellence – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)

    -Excellence in Tol Laut Service Innovation – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)

    -Outstanding Contribution to Regional Maritime Leadership – PT Pelabuhan Indonesia (Persero)

    -Outstanding State-Owned Subsidiary in Toll Road Development – PT Hutama Karya Infrastruktur

    -Excellence in Integrated Rail-Based Logistics Solutions – PT Kereta Api Logistik

    -Excellence in Integrated Rail-Based Urban Mobility – PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek

    -Excellence in Non-Container Terminal Operations – PT Pelindo Multi Terminal

    -Leadership in Maritime Energy Logistics – PT Pertamina International Shipping 

    -Excellence in Airport Infrastructure and Connectivity – InJourney Airports (PT Angkasa Pura Indonesia)

    -Driving Force of Logistic Reliability – PT Pertamina Lubricants

  • Kejagung Limpahkan Klaster Kedua Tersangka Kasus Tata Kelola Minyak, Tidak Ada Riza Chalid

    Kejagung Limpahkan Klaster Kedua Tersangka Kasus Tata Kelola Minyak, Tidak Ada Riza Chalid

    Bisnis.com, JAKARTA — Kejaksaan Agung (Kejagung) telah melimpahkan delapan tersangka dan barang bukti atau tahap II terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018-2023.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung RI, Anang Supriatna delapan tersangka itu dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat.

    “Kasus Pertamina hari ini telah diserahkan, tersangka dan berkas juga barang bukti dari penyidik ke penutut umum di Kejari Jakarta Pusat,” ujar Anang di Kejagung, Rabu (5/11/2025).

    Dia menambahkan, klaster kedua tersangka yang dilimpahkan ini terdiri dari mantan SVP Integrated Supply Chain atau Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho (TN).

    Kemudian, tersangka yang dilimpahkan adalah eks VP Supply dan Distribusi Kantor Pusat PT Pertamina atau eks Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution (AN); Eks Direktur Pemasaran & Niaga PT Pertamina Hanung Budya Yuktyanta (HB); dan Direktur Gas, Petrochemical & New Business, PT Pertamina International Shipping, Arif Sukmara (AS).

    Selain itu, mantan VP Crude & Product Trading ISC – Kantor Pusat PT Pertamina, Dwi Sudarsono (DS); Mantan SVP Integrated Supply Chain, Hasto Wibowo (HW); mantan Business Development Manager PT Trafigura Pte. Ltd dan Senior Manager PT Trafigura Martin Haendra Nata (MHN); dan Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi, Indra Putra (IP).

    Setelah dilakukan Tahap II, tim Jaksa Penuntut Umum akan segera mempersiapkan Surat Dakwaan untuk pelimpahan berkas perkara tersebut ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    “Nanti setelah diserahkan ke penutut umum, penuntut umum akan melakukan untuk pelimpahan ke pengadilan,” imbuh Anang.

    Adapun, pelimpahan ini dilakukan tanpa adanya tersangka Riza Chalid. Sebab, Beneficial Owner (BO) PT Tangki Merak dan PT Orbit Terminal Merak itu masih belum kembali ke Indonesia.

    Dalam hal ini, Anang menyatakan pihaknya belum merencanakan Riza Chalid disidangkan secara in absentia. 

    “Belum, sementara tetap. Itu kan terpisah. Berkasnya kan terpisah. Sementara kita masih minta, masih minta menunggu red notice dari Interpol,” pungkasnya.

  • Dari Sawit hingga Kilang, Indonesia Bangun Energi Bernilai Tambah

    Dari Sawit hingga Kilang, Indonesia Bangun Energi Bernilai Tambah

    Jakarta

    Di persimpangan antara energi dan industri, Indonesia sedang melangkah ke fase baru yang sangat menentukan: mengubah sumber daya alam menjadi kekuatan ekonomi yang berdaya saing tinggi. Program biofuel dan pengembangan petrokimia bukan sekadar proyek teknis, melainkan pilar untuk mewujudkan energi yang mandiri, ekonomi yang tumbuh, dan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas.

    Dengan memanfaatkan biodiesel, bioetanol, serta industri hilir petrokimia, pemerintah dan pelaku industri berupaya mendorong nilai tambah dalam negeri, membuka lapangan pekerjaan, dan memperkuat posisi Indonesia di peta global energi. Pengembangan produk olahan migas menjadi petrokimia memperlihatkan bahwa kita tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mulai mengolah dan menghasilkan produk bernilai tinggi.

    Begitu juga dengan biofuel, dari ladang sawit, tebu atau singkong, energi baru terbarukan ini bertemu dengan kebijakan yang berpihak pada rakyat dan lingkungan. Semua ini menunjuk ke satu arah: bangsa yang mampu berdiri di atas kekuatannya sendiri. Pengembangan petrokimia menunjukkan peralihan industri migas dari ekspor bahan mentah ke produk olahan dengan nilai tinggi, dan memperkuat kemandirian ekonomi energi.

    Berangkat dari hal tersebut, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal RI (BKPM) Todotua Pasaribu mendorong hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) untuk menjadi jalur masuk Indonesia ke industri petrokimia.

    “Kami melihat migas ini strategis. Selain berbicara ketahanan energi, kita juga bicara penetrasi kita ke dalam industri petrokimia,” ucap Todotua, dikutip dari Antara, Rabu (5/11/2025).

    Todotua menyampaikan sebagian besar dari bahan petrokimia berasal dari minyak dan gas bumi. Adapun tren industri yang memiliki keterkaitan dengan petrokimia dan menuai perhatian dari Todotua adalah industri pupuk yang bahan baku utamanya dari amonia.

    “Amonia kan dari gas, dan turunan-turunan produk metanol dan lain-lain,” ucap Totodua.

    Oleh karena itu, Todotua menekankan bahwa investasi yang datang ke dalam negeri haruslah untuk proyek-proyek strategis, serta berkontribusi kepada program hilirisasi dengan produk yang berdaya saing kompetitif.

    “Inilah memang yang harus kami atur sama-sama, sehingga nanti dalam penetrasi ke industri hilirisasinya, produk-produk turunannya sudah bisa punya daya saing,” kata Todotua.

    Sebelumnya ia menyampaikan realisasi investasi kuartal II 2025 tembus Rp 475 triliun, lebih tinggi daripada kuartal I sebesar Rp 465 triliun. Todotua berharap agar realisasi investasi pada kuartal III dan kuartal IV bisa mencapai target, sebab terdapat berbagai tantangan ekonomi global yang bisa mempengaruhi investasi.

    Tak hanya petrokimia, pengembangan biofuel atau bahan bakar nabati seperti biodiesel 50% (B50) dan bioetanol 10% (B10) juga dinilai mampu memperkuat kemandirian energi sekaligus menekan emisi karbon. Kebijakan ini rencananya akan dilaksanakan pada 2026.

    “Kalau bensin ini 60 % konsumsi bensin kita itu masih impor. Maka ke depan kita akan mendorong untuk ada E10,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Bahlil Lahadalia.

    Menurutnya, kebijakan ini akan diatur secara bertahap agar kebutuhan etanol di dalam negeri dapat terpenuhi. Langkah ini juga sejalan dengan visi nasional untuk memperkuat kemandirian energi dan mendukung transisi menuju ekonomi hijau.

    Bahlil sendiri bakal mempertimbangkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan penerapan program B50 akan berdampak pada peningkatan kebutuhan CPO di dalam negeri.

    “Nah kalau alternatif ketiga yang dipakai, memangkas sebagian ekspor, maka salah satu opsinya, saya ulangi, salah satu opsinya adalah mengatur antara kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Itu di dalamnya adalah salah satu instrumennya DMO,” kata Bahlil.

    Dari sisi industri, PT Pertamina (Persero) juga tengah memperkuat bisnis petrokimia untuk meningkatkan nilai perusahaan sekaligus memberikan kontribusi nyata sebagai BUMN bagi negara. Pengembangan bisnis petrokimia dilakukan melalui sejumlah anak usaha dan afiliasi.

    Contohnya, PT Trans‑Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sebagai salah satu anak usahanya telah berhasil menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas produksi aromatik dari 600 ribu ton menjadi 780 ribu ton per tahun. Saat ini TPPI juga terus dikembangkan melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) yang tengah mengkaji pembangunan kompleks Pabrik Olefin.

    Proyek ini diharapkan dapat menambah pasokan bahan baku plastik dalam negeri sampai dengan 1.600 ribu ton per tahun. Jika indikator keekonomian menunjukkan prospek positif, pengembangan ini tentu akan memperkuat pertumbuhan industri hilir petrokimia nasional.

    Lebih jauh, pengembangan lain juga dilakukan melalui PT Polytama Propindo di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, dengan rencana peningkatan kapasitas produksi petrokimia sebesar 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada 2028. Selain itu, Pertamina juga berupaya untuk terus mengidentifikasi dan mengembangkan potensi produk petrokimia baru yang prospektif di Indonesia. Di samping itu, Pertamina juga mendorong pemanfaatan biofuel sebagai realisasi dari program transisi energi.

    Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menyebut pihaknya telah mencatatkan capaian penting seperti produksi Sustainable Aviation Fuel berbasis minyak jelantah dan penerapan biodiesel B40, yang akan meningkat menjadi B50 tahun depan.

    “Dukungan Pertamina dalam ketahanan energi juga semakin terlihat, dengan komitmen Pertamina sebagai pemimpin dalam transisi energi. Sejalan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang mendorong optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan, termasuk panas bumi,” ujar Simon.

    Simon mengatakan seluruh upaya subholding Pertamina dalam inisiatif net zero carbon (NZE) merupakan amanah nasional untuk menjaga keberlangsungan energi bagi generasi sekarang maupun masa depan.

    “Kami menargetkan NZE sebagai komitmen strategis jangka panjang yang terintegrasi dan selaras dengan visi Indonesia Emas. Visi yang menempatkan keberlanjutan dan kemandirian energi serta pertumbuhan ekonomi rendah karbon sebagai kemajuan bangsa melalui peran seluruh subholding dan anak perusahaan Pertamina,” jelas Simon.

    Sementara itu, Dirut Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menegaskan pihaknya siap memberikan edukasi publik mengenai bioetanol dan perubahan kebijakan bahan bakar.

    “Sebagai perusahaan yang melakukan layanan publik di bidang BBM, kami memahami perlunya edukasi kepada masyarakat dan konsumen apabila terdapat perubahan kebijakan terkait dengan BBM,” ujarnya.

    Menurutnya, Pertamina Patra Niaga juga akan berkolaborasi dengan pabrikan otomotif, akademisi, dan praktisi untuk memastikan kesiapan masyarakat terhadap bahan bakar campuran bioetanol.

    Kolaborasi antara pengembangan biofuel dan petrokimia menjadi bukti nyata transformasi energi Indonesia tidak lagi sebatas wacana. Kedua sektor ini kini menjadi pilar strategis dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, sekaligus menggerakkan ekonomi bernilai tambah tinggi di dalam negeri.

    Upaya pemerintah dan industri melalui pengembangan biofuel serta petrokimia menunjukkan bahwa Indonesia semakin matang dalam merancang masa depan energinya sendiri. Bukan lagi sekadar memanfaatkan sumber daya alam secara mentah, tetapi mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai tambah tinggi, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

    Dengan sinergi yang makin erat antara kebijakan nasional, BUMN seperti Pertamina, dan industri swasta, transformasi energi menuju kemandirian dan ekonomi hijau bukan sekadar impian, melainkan arah nyata yang sedang dijalankan.

    Tonton juga video “Wamen LH: Pemda Sediakan Lahan-3% APBD Buat Proyek Sampah Jadi Energi”

    (hnu/ega)

  • Muhammad Baron Perkenalkan Diri sebagai Jubir Baru Pertamina

    Muhammad Baron Perkenalkan Diri sebagai Jubir Baru Pertamina

    Liputan6.com, Jakarta – Muhammad Baron mengkonfirmasi bahwa dirinya telah diangkat sebagai VP Corporate Communication, atau Juru Bicara baru dari PT Pertamina (Persero). Menggantikan Fadjar Djoko Santoso yang beralih tugas ke anak usaha Pertamina. 

    “Benar (telah diangkat menjadi juru bicara Pertamina) dan mohon supportnya selalu,” ujar Baron kepada Liputan6.com, Rabu (5/11/2025).

    Fadjar yang sebelumnya bertugas sebagai VP Corporate Communication Pertamina kini beralih menjadi Corporate Secretary di salah satu anak perusahaan Pertamina, yakni PT Patra Jasa. 

    “Saat ini mas Fadjar mendapatkan penugasan di Patra Jasa,” kata Baron. 

    Adapun Baron merupakan wajah lama di Pertamina dan telah menduduki sejumlah posisi penting. Mulai dari Corporate Secretary Pertamina International Shipping (PIS), dan juga Corporate Secretary PT Pertamina Gas (Pertagas). 

    Sebelumnya, Baron juga sempat menjabat sebagai Corporate Secretary Pertamina Geothermal Energy (PGE). Ia juga lama berkarier di salah satu anak perusahaan Pertamina lain, yakni Pertamina EP.

    Jalin MoU dengan Brasil

    Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) juga telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan asal Brasil, Fluxus Holding SA tentang eksplorasi peluang kerja sama di sektor energi. 

    Penandatanganan dan pertukaran tersebut jadi bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Lula da Silva ke Indonesia, dan menandai babak baru dalam peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Brasil menuju kemitraan strategis yang lebih komprehensif dan saling menguntungkan.

    Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan, Pertamina menjadi bagian dari langkah Presiden Prabowo Subianto untuk membangun kemitraan strategis yang lebih komprehensif dan saling menguntungkan antara Indonesia dan Brasil. 

  • PHE Perkuat Ekplorasi di Kawasan Timur Indonesia Melalui Blok Bobara

    PHE Perkuat Ekplorasi di Kawasan Timur Indonesia Melalui Blok Bobara

    Liputan6.com, Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus memperkuat langkah pengembangan potensi eksplorasi di kawasan Indonesia Timur. Upaya ini sejalan dengan komitmen PHE untuk mendorong kegiatan eksplorasi di area frontier yang memiliki potensi sumber daya besar namun belum tergarap secara optimal.

    Sepanjang 2025, PHE telah mendapatkan tiga wilayah kerja eksplorasi baru, yaitu Wilayah Kerja (WK) Binaiya, WK Lavender dan yang terbaru adalah Blok Bobara. Pada Blok Bobara, PHE bersama konsorsium Petronas dan TotalEnergies resmi menandatangani Farm Out Agreement (FOA) dengan porsi partisipasi sebesar 24,5 persen.

    Blok Bobara diprediksi memiliki potensi sumber daya mencapai 6,8 miliar barel setara minyak (BBOE), dengan total komitmen tiga tahun pertama senilai USD 16,92 juta. Komitmen tersebut mencakup tiga kegiatan studi geologi dan geofisika (G&G), serta akuisisi dan reprosesing data seismik 3D high resolution seluas 2.000 km².

    Direktur Utama PHE, Awang Lazuardi menuturkan, langkah ini menegaskan posisi PHE sebagai penggerak utama pertumbuhan eksplorasi migas nasional.

    “Sinergi strategis dengan mitra global seperti PETRONAS dan TotalEnergies menjadi langkah penting dalam mempercepat kegiatan eksplorasi di wilayah berpotensi tinggi seperti Indonesia Timur. Kami optimistis, keberhasilan di Blok Bobara akan membuka peluang pengembangan wilayah prospektif lain di kawasan ini,” ujar Awang.

    Blok Bobara sebelumnya telah ditandatangani oleh Petroliam Nasional Berhad (PETRONAS) sebagai operator pada ajang The 48th IPA Convention 2024, setelah ditetapkan sebagai pemenang Lelang Wilayah Kerja Migas Tahap III 2023.

    Pada 2025, PHE bersama TotalEnergies berhasil mengakuisisi sebagian hak partisipasi dari Petronas sebagai bentuk sinergi strategis dalam mempercepat kegiatan eksplorasi di wilayah tersebut.

    PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

    PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.

     

  • Muhammad Baron Perkenalkan Diri sebagai Jubir Baru Pertamina

    Pertamina Tunjuk Muhammad Baron sebagai Jubir Baru

    Selain biodiesel untuk solar, Pertamina juga memproduksi Pertamax Green 95, produk bensin yang mengandung 5 persen etanol (E5) dan telah tersedia di 163 SPBU di seluruh Indonesia. 

    “Ke depan, kami menargetkan pengembangan E10, sehingga konsumsi bioetanol nasional akan meningkat,” Agung menambahkan.

    Agung menyebutkan, Pertamina belajar dari keberhasilan Brazil dalam memanfaatkan tebu (sugarcane) sebagai bahan baku bioetanol. 

    “Brazil adalah contoh nyata bagaimana bioetanol dapat berhasil secara ekonomi, teknis, dan ekologis, bahkan membantu menjaga kelestarian hutan Amazon,” ungkapnya.

    Selain bioetanol, Pertamina juga tengah mengembangkan bahan bakar penerbangan (avtur) berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak jelantah (used cooking oil) sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan bisnis. 

    Di kilang Pertamina di Cilacap, SAF telah diproduksi melalui proses co-processing minyak jelantah sebesar 2,5 persen. Produk ini telah diuji coba oleh maskapai Pelita Air dalam penerbangan dari Jakarta ke Denpasar.

    “Program ini juga menjadi bagian dari ekonomi sirkular. Masyarakat dapat menjual minyak jelantah di lebih dari 30 titik pengumpulan di SPBU. Minyak ini kemudian diolah kembali menjadi bahan bakar ramah lingkungan untuk sektor penerbangan,” tuturnya.

     

  • RI Bakal Bangun Kilang Minyak Modular di 17 Lokasi Tahun Ini

    RI Bakal Bangun Kilang Minyak Modular di 17 Lokasi Tahun Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah berencana membangun kilang minyak modular berkapasitas 1 juta barel per hari (bph). Adapun, dalam pembangunan kilang ini, rencananya akan dilakukan di 17 lokasi.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto berharap agar realisasi kesepakatan negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) dapat dilakukan mulai tahun ini. Dengan begitu, pembangunan kilang modular dengan perusahaan Amerika dapat segera dimulai.

    “Tahun ini harapannya,” ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

    Di samping itu, menurut dia pemerintah juga masih menunggu hasil negosiasi sebelum melanjutkan rencana impor minyak dari AS. Adapun, pembahasan lebih lanjut akan dilakukan setelah perjanjian dagang antara kedua negara ditandatangani.

    “Ya nanti kita akan bahas sesudah perjanjian itu ditandatangani,” kata Airlangga.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya telah diberikan arahan oleh Presiden RI Prabowo Subianto untuk meningkatkan ketahanan energi di dalam negeri, salah satunya dengan pembangunan kilang minyak kapasitas total 1 juta barel.

    “Nah terkait dengan kondisi itu, Pak Presiden memberikan arahan kepada kami untuk membangun kilang 1 juta barel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi, dikutip Senin (21/4/2025).

    Menindaklanjuti hal tersebut, Bahlil mengatakan akan membentuk tim yang melibatkan Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Pertamina (Persero), dan DEN untuk melakukan kajian pendalaman terkait kelayakan pembangunan kilang minyak.

    Bahlil mencontohkan, biaya yang dibutuhkan untuk membangun kilang dengan kapasitas 500 juta bph saja diproyeksikan mencapai US$ 13 miliar atau setara Rp 16,56 triliun (asumsi kurs Rp 16.560 per US$).

    “Kita lagi hitung ya. Memang sekarang ada dua konsep. Kalau kita membangun 500 ribu barel refinery itu asumsinya itu ada dua ya. Satu kalau kita membuat satu tempat itu sekitar US$ 12,5 sampai US$ 13 miliar,” bebernya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/3/2025).

    Artinya, jika kilang yang ingin dibangun memiliki kapasitas 1 juta bph, maka hitungan kasar investasi pembangunan kilang tersebut akan lebih tinggi dari US$ 16 miliar setara Rp 33,12 triliun.

    Supaya bisa tetap merealisasikan rencana pembangunan kilang dengan kapasitas yang diinginkan itu, Bahlil mengatakan akan ada kilang-kilang di dalam negeri dengan berbagai kapasitas di beberapa lokasi yang akan terakumulasi menjadi kapasitas 1 juta bph.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemuda Korban Truk Tangki BBM Terbakar di Cianjur Meninggal Dunia, Tersambar Bensin dan Api

    Pemuda Korban Truk Tangki BBM Terbakar di Cianjur Meninggal Dunia, Tersambar Bensin dan Api

    Liputan6.com, Jakarta Seorang pemuda korban insiden kebakaran truk tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Cianjur, dikabarkan meninggal dunia. Korban bernama Rivan Agustina (20).

    Rivan menghembuskan napas terakhir pada Selasa (4/11) setelah berjuang melawan luka bakar serius hingga 98 persen selama tiga hari. 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Cianjur, Ipda Ika Cakra menceritakan, Rivan tersambar api lantaran sedang melintas di lokasi kejadian ketika BBM dari truk yang terguling tumpah ke jalan. 

    “Saat kejadian korban sedang melintas. Karena BBM sudah tumpah hingga ke jalan, korban kemudian tersambar api hingga mengalami luka bakar serius,” jelasnya.

    Korban sempat dirawat di RSUD Sayang sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pertamina. Namun, luka bakar yang sangat parah membuat nyawa korban tak berhasil terselamatkan. 

    “Luka bakar korban mencapai 98 persen. Setelah tiga hari bertahan dan menjalani penanganan medis secara intensif, korban meninggal dunia tadi pagi,” tambahnya.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cianjur, Ahmad Rifa’i, menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Cianjur turut berduka atas meninggalnya korban.  

    Dia menegaskan, Pertamina akan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini, baik terhadap korban maupun bangunan serta kendaraan yang terdampak. 

    “Kami sudah komunikasi dengan pihak Pertamina, mereka akan tanggung jawab penuh,” singkat Ahmad Rifa’i.

    Untuk diketahui, kecelakaan truk tangki BBM di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memicu ledakan dan kebakaran dahsyat, Sabtu malam 1 November 2025.

    Peristiwa ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Sejumlah bangunan dan kendaraan ikut terbakar. 

  • Ratusan Driver Ojol di Kota Pasuruan Demo, Minta Kejelasan Mutu Pertalite

    Ratusan Driver Ojol di Kota Pasuruan Demo, Minta Kejelasan Mutu Pertalite

    Pasuruan (beritajatim.com) – Ratusan pengemudi ojek online (Ojol) di Kota Pasuruan turun ke jalan menuntut kejelasan mutu bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang diduga menurun. Aksi damai tersebut digelar di depan kantor DPRD Kota Pasuruan pada Selasa (4/11/2025) siang.

    Para pengemudi mengaku BBM yang mereka gunakan sering menyebabkan motor “brebet” atau tersendat saat dikendarai. Kondisi ini dinilai sangat merugikan karena berdampak langsung pada penghasilan mereka yang bergantung pada performa kendaraan.

    Aksi berlangsung tertib tanpa insiden. Setelah menyampaikan orasi di luar gedung, perwakilan Ojol diterima oleh Ketua DPRD Kota Pasuruan, M. Toyib, untuk melakukan audiensi.

    Dalam pertemuan itu, Toyib memberikan apresiasi terhadap cara penyampaian aspirasi para pengemudi Ojol yang berlangsung damai dan tertib. Menurutnya, aksi seperti ini menunjukkan kedewasaan masyarakat dalam menyalurkan pendapat.

    “Demo damai seperti ini jauh lebih efektif. Dari 400 peserta, ada 10 perwakilan yang kami terima, dan semua tuntutan mereka sudah kami catat untuk ditindaklanjuti,” ujar Toyib.

    Toyib menegaskan, keluhan tentang kualitas Pertalite bukan hanya dialami oleh para pengemudi Ojol. Menurutnya, fenomena serupa juga dirasakan masyarakat umum di berbagai wilayah.

    “Keluhan ini bukan hal baru. Banyak laporan masuk ke DPRD, dan demo ini justru memperkuat bahwa persoalan tersebut benar adanya dan harus segera diselidiki,” tegasnya.

    Bahkan, Toyib secara mengejutkan mengaku mengalami gejala yang sama pada kendaraannya. Ia menyebut motornya kerap tersendat padahal bahan bakar masih terisi penuh.

    “Saya alami sendiri, motor baru tapi nyendut-nyendut. Ini jadi bukti bahwa dugaan menurunnya mutu Pertalite bukan isapan jempol,” ungkapnya.

    Toyib menambahkan, pengawasan terhadap mutu BBM perlu diperketat karena sudah berdampak luas di masyarakat. Ia juga memastikan DPRD akan memanggil pihak terkait untuk meminta klarifikasi.

    “Dalam waktu dekat kami akan mengundang pihak SPBU dan Pertamina, didampingi Polres serta Disperindag, agar masalah ini mendapat kejelasan. Kami akan kawal sampai ada solusi nyata bagi masyarakat,” pungkasnya. (ada/but)

  • Berkat Ini, Pertamina Regional Jawa Bisa Hemat Bisa Operasional Rp 171 Miliar

    Berkat Ini, Pertamina Regional Jawa Bisa Hemat Bisa Operasional Rp 171 Miliar

    Liputan6.com, Jakarta Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa terus budaya inovasi dalam rangka mendorong efisiensi dan terobosan-terobosan baru dalam menjalankan kegiatan operasional hulu migas.

    Hasilnya, tercatat berbagai capaian signifikan yang diperoleh sepanjang 2025. Implementasi inisiatif perbaikan berkelanjutan ini berkontribusi terhadap peningkatan potensi cadangan sebesar 560,72 MMBOE, tambahan cadangan sebesar 18,15 MMBOE, serta optimalisasi produksi hingga 9.855 BOPD.

    Selain itu, Perusahaan juga berhasil mencegah kehilangan produksi (lost production) sebanyak 8.794 BOPD, dan menurunkan emisi hingga 92.957 ton CO₂ equivalent.

    Dari sisi efisiensi dan kinerja finansial, inisiatif yang dilahirkan sebagai bagian dari upaya CIP turut memberikan kontribusi nyata melalui penghematan biaya (cost saving) sebesar USD10,71 juta atau setara Rp171,46 miliar, pencegahan biaya (cost avoidance) sebesar USD30,02 juta atau sekitar Rp480,32 miliar, serta peningkatan pendapatan (revenue growth) mencapai USD4,04 juta atau setara Rp64,60 miliar.

    Direktur Pertamina Regional Jawa Rachmat Hidajat dalam Forum Improvement & Innovation Award (IIA) 2025, menegaskan bahwa inovasi bukan sekadar upaya menemukan hal baru, tetapi juga komitmen untuk terus memperbaiki dan beradaptasi terhadap perubahan.

    Forum IIA merupakan langkah strategis Perusahaan untuk memperkuat kolaborasi, serta replikasi praktik terbaik yang terbukti memberikan nilai tambah dan mendukung keberlanjutan operasional Perusahaan melalui efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, dan pengurangan emisi yang berdampak positif terhadap lingkungan. Inisiatif ini dikenal sebagai continuous improvement program, atau CIP.

    “Kami percaya bahwa dengan semangat ‘ingin tumbuh’ dan ‘ingin hadir’, seluruh Perwira Pertamina dapat terus menghadirkan solusi dan inovasi yang berdampak positif bagi Perusahaan, masyarakat, dan bangsa,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).