BUMN: PT Pertamina

  • Pertamina uji tera BBM SPBU di Jambi

    Pertamina uji tera BBM SPBU di Jambi

    Kegiatan ini dilakukan memberi rasa percaya dan nyaman kepada masyarakat dalam bertransaksi BBM di SPBU Pertamina,

    Jambi (ANTARA) – Pertamina melakukan uji tera bahan bakar minyak (BBM) di SPBU yang ada di Provinsi Jambi dalam rangka pengawasan dan memastikan kualitas produk.

    Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Wilayah Jambi Misbah Bukhori dalam keterangan resmi di Jambi, Minggu, mengatakan, uji tera dilakukan dengan menggunakan bejana ukuran dan dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dalam pelaksanaan uji tera tersebut.

    “Selain uji tera, dilakukan juga pengecekan kualitas BBM secara visual dan uji Density,” katanya.

    Misbah menegaskan, pengujian dilakukan untuk memastikan serta menjamin kuantitas dan kualitas BBM terbaik di SPBU sesuai dengan ketentuan (on-spec secara takaran dan properties BBM) hingga tersalurkan kepada konsumen akhir.

    Dia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh konsumen.

    Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan menjelaskan bahwa uji tera dilakukan untuk memastikan takaran yang keluar dari dispenser sesuai dengan jumlah yang dibeli, sedangkan uji density adalah uji untuk mengetahui kualitas BBM dilihat dari tingkat kerapatan massa BBM sesuai dengan standar produk BBM Pertamina.

    “Kegiatan ini dilakukan memberi rasa percaya dan nyaman kepada masyarakat dalam bertransaksi BBM di SPBU Pertamina,” kata Nikho.

    Pertamina Patra Niaga memiliki beberapa Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk menjaga kualitas dan kuantitas produk BBM yang dijual di seluruh SPBU agar produk diterima oleh konsumen dengan kualitas yang sama.

    Salah satu SOP untuk menjaga kuantitas adalah setiap pompa dispenser SPBU wajib dilakukan tera ulang alat ukur di pompa dispenser SPBU yang dilakukan oleh Unit Metrologi Disperindag (Dinas Perdagangan) secara berkala agar hak konsumen terlindungi dan memperoleh jumlah liter BBM sesuai dengan yang dibayar.

    Pertamina Patra Niaga pun mengimbau jika masyarakat menemukan bukti kecurangan atau keluhan terkait produk dan layanan maka dapat menghubungi Pertamina Call Centre.

    Pewarta: Tuyani
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2024

  • Prabowo Disambut Meriah oleh MBZ, Hingga Pasukan Berkuda dan Unta

    Prabowo Disambut Meriah oleh MBZ, Hingga Pasukan Berkuda dan Unta

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden RI Prabowo Subianto disambut meriah oleh Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dengan dentuman meriam hingga pasukan berkuda dan unta yang berjejer di sepanjang jalan menuju Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Sabtu (23/11) siang waktu setempat.

    Tak hanya itu, nampak iring-iringan kendaraan mobil kepresidenan bernuansa putih yang disiapkan untuk Prabowo guna menuju Istana Kepresidenan Qasr Al Watan.

    Di sepanjang perjalanan menuju Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, tepat di sisi kiri dan kanan juga terdapat pasukan berkuda dan unta yang turut memeriahkan kedatangan Prabowo di UEA.

    Ketika mobil iringan Prabowo tiba di pelataran Istana, dentuman meriam digaungkan menandakan kendaraan Prabowo dan jajaran telah tiba dan semakin menyemarakkan penyambutan.

    MBZ juga telah menanti kedatangan Prabowo. Ketika Prabowo membuka pintu kendaraan mobilnya itu langsung disambut oleh MBZ. Keduanya kemudian saling bertegur sapa, bersalaman dengan hangat.

    Tak sampai di situ, ketika memasuki ruangan di dalam Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Prabowo masih disambut dengan meriah dengan jajaran anak-anak sekolah yang membawa bendera merah putih Indonesia dan juga bendera UEA.

    Jajaran pasukan kehormatan yang diiringi dengan Marching Band pun juga telah bersiap menyambut kedatangan Prabowo. Lebih lanjut, Prabowo menyempatkan untuk memberi hormat ke mereka.

    Nampak mendampingi Prabowo dalam pertemuan bilateral ini yakni Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wamen Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah, Dirjen Aspasaf Kemlu Abdul Kadir Jaelani, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri, serta Dubes RI untuk PEA Husin Bagis. 

    (bul/bul)

  • Hadirkan Ajang Karbon Netral, Pelari Apresiasi Pertamina Eco RunFest 2024
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 November 2024

    Hadirkan Ajang Karbon Netral, Pelari Apresiasi Pertamina Eco RunFest 2024 Nasional 24 November 2024

    Hadirkan Ajang Karbon Netral, Pelari Apresiasi Pertamina Eco RunFest 2024
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com

    Pertamina
    Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta sukses digelar, Minggu (24/11/2024). 
    Ajang lari dan festival itu mengajak masyarakat mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dan bebas karbon. 
    Hal itu menjadi magnet bagi para pencinta olahraga lari (runners) tecermin dari data peserta Eco Run. 
    Adapun total peserta Eco Run mencapai 12.300 orang yang terdiri dari 6.484 peserta kategori Fun Run 5K, 3.171 peserta kategori 10K, 1.850 peserta kategori family 1,5K, dan 820 peserta Half Marathon 21K. Sementara, 9.500 peserta lainnya meramaikan Eco Fest.
    Vice President Corporate Communication
    PT Pertamina
    (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan, animo acara tahunan tersebut semakin meningkat setiap tahuna. Hal ini memicu Pertamina untuk meningkatkan layanan bagi masyarakat peserta Eco RunFest.  
    “Kami mengapresiasi peserta yang telah ikut memberi energi di hari ini sehingga saling memberi semangat. Tak hanya untuk kebugaran diri sendiri, Pertamina Eco RunFest juga jadi ajang berbagi gaya hidup keberlanjutan untuk menjaga alam dan lingkungan,” ujar Fadjar dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu. 
    Yayan Mulyana, salah satu Juara 1 Kategori 10K Pria mengapresiasi Pertamina Eco RunFest yang digelar setiap tahun. 
    Menurutnya,
    event
    tersebut merupakan yang terbaik jika dibandingkan ajang olahraga lari lainnya yang pernah diikuti.
    Yayan berharap, Pertamina Eco RunFest dilaksanakan secara berkala setiap tahun. 
    “Pertamina Eco RunFest sangat menarik karena jalurnya
    clear
    , hadiah juga luar biasa. Terima kasih banyak buat Pertamina,” ucap Yayan.
    Sementara itu, Wahyu Subiantari, pemenang ketiga untuk kategori lari 10 K Wanita menyebut bahwa Pertamina Eco RunFest adalah
    event
    lari tahunan yang ditunggu-tunggu oleh para
    runners

    Baginya, pelaksanaan
    Pertamina Eco RunFest 2024
    berjalan sangat baik, mulai dari jalur lari yang steril,
    water station
    melimpah, hingga ketersediaan sarana pendukung.
    Ia juga mengucapkan terima kasih atas hadiah yang diberikan Pertamina. 
    “Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Pertamina atas
    event
    yang sebesar ini. Semoga ke depannya jauh lebih baik lagi. Sukses,” kata Wahyu.
    Pada kategori Half Marathon (HM) Open Pria, juara 1 diraih oleh Mathew Samperu, dengan catatan waktu 1:05:12. 
    Untuk posisi kedua diraih Rikki Marthin Luther Simbolon 1:09:05 dan Lengen Lolkurraru di posisi ketiga dengan catatan waktu 1:10:02.
    Sementara, untuk kategori HM Open Wanita, posisi pertama diraih oleh Lucy Nthenya Ndambuki dengan perolehan waktu 1:15:50. 
    Juara kedua diraih Odekta Elvina Naibaho dengan waktu 1:17:16 dan Emebet Getawy Beyene di tempat ketiga dengan raihan waktu 1:20:06.
    Mengusung tema “Energizing the Change”, Pertamina Eco RunFest 2024 menjadi ajang lari karbon netral pertama di Indonesia yang mendukung upaya dekarbonisasi di Indonesia. 
    Selain itu, kegiatan tersebut dilakukan dengan konsep keberlanjutan, di antaranya menggunakan material ramah lingkungan dan pengelolaan limbah serta sampah, sehingga berdampak positif dan memberi manfaat terhadap lingkungan maupun masyarakat. 
    Pertamina juga mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia, sebagai upaya menggerakan ekonomi nasional.
    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). 
    Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan
    environmental, social, and governance
    (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 November 2024

    Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina Nasional 24 November 2024

    Berdampak Sosial, Pertamina Eco RunFest 2024 Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com

    Pertamina Eco RunFest 2024
    menyalurkan
    donasi kemanusiaan
    senilai Rp 3,5 miliar untuk
    Palestina
    . Bantuin ini disalurkan melalui Kedutaan Besar Palestina di Indonesia.
    Donasi kemanusian tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Direktur Utama PT
    Pertamina
    (Persero) Wiko Migantoro kepada Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun pada cara Pertamina Eco RunFest 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (24/11/2024).
    Aksi kemanusian untuk Palestina merupakan wujud kepedulian Pertamina terhadap krisis kemanusian yang terjadi di Gaza. Donasi ini diharapkan turut membantu masyarakat Palestina yang sedang membutuhkan tangan masyarakat global yang sebagian bantuan akan dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit di Palestina.
    Pada kesempatan sama, Pertamina juga menggulirkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui program Hutan Lestari Pertamina untuk 13 lokasi Perhutanan Sosial. Total dana yang disalurkan melalui TJSL senilai Rp 4,5 miliar.
    Penyerahan secara simbolis program TJSL Hutan Lestari Pertamina dilakukan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution yang selanjutnya diterima oleh Wastoyo dari KUPS Margo Rukun Bestari, Tanggamus, Ulubelu, Lampung.
    Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, Pertamina, dan seluruh rakyat Indonesia.
    “Terima kasih atas dukungan seluruh rakyat Indonesia kepada Palestina. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak untuk seluruh dukungan ke Palestina,” ujar Zuhair dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (24/11/2024).
    Mengusung tema Energizing the Change, Pertamina Eco RunFest 2024 menjadi ajang lari karbon netral pertama di Indonesia guna mendukung upaya dekarbonisasi di Indonesia.
    Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan konsep berkelanjutan, menggunakan material ramah lingkungan serta mengelola limbah dan sampah dengan baik, sehingga berdampak positif dan memberi manfaat terhadap lingkungan hingga masyarakat.
    Pertamina juga mendukung pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia, sebagai upaya menggerakan ekonomi nasional.
    Sebagai pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen dalam mendukung Net Zero Emission 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
    Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan
    environmental
    ,
    social,

    and governance
    (ESG) di seluruh lini bisnis serta operasi Pertamina.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Bisa Sembarangan, Supercar Butuh Oli Spek Khusus

    Tak Bisa Sembarangan, Supercar Butuh Oli Spek Khusus

    Jakarta

    Pelumas mobil buatan Indonesia, Pertamina Fastron, menjadi Official Technical Partner Lamborghini Squadra Corse selama 9 tahun. Pertamina Lubricants menyebut, mobil jenis supercar tak bisa menggunakan oli sembarangan. Supercar seperti Lamborghini membutuhkan oli dengan spesifikasi khusus.

    Vice President Marketing PT Pertamina Lubricants, Nugroho Setyo Utomo, mengatakan mobil jenis supercar memiliki mesin yang dibuat secara spesial. Hal itu membuat mobil tersebut memiliki performa tinggi.

    “Pemilihan pelumas juga spesial agar bisa memberikan perlindungan secara menyeluruh, bukan hanya melindungi dari panas saja, namun bisa bekerja sangat baik di suhu dan lingkungan ekstrem,” kata Nugroho dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (24/11/2024).

    Menurutnya, Pertamina Lubricants telah memproduksi pelumas dengan formulasi khusus untuk mesin berperforma tinggi. Bukan cuma tahan panas, oli Pertamina Fastron Platinum Racing dengan spesifikasi 10W-60, Fully Synthetic, bisa bekerja di kondisi panas ekstrem di mesin. Katanya, mesin supercar membutuhkan base oil terbaik seperti Fully Synthetic.

    “Sejak bekerja sama dengan Lamborghini, mereka menilai bahwa spesifikasi pelumas yang kami berikan bukan hanya mampu memberikan mereka kepercayaan, tetapi juga menjaga performa mobil-mobil balap Lamborghini Squadra Corse, dan menjadikan PT Pertamina Lubricants sebagai partner Lamborghini Squadra Corse di semua ajang balapnya,” ujarnya.

    Kerja sama Pertamina Lubricant dengan Lamborghini bermula dari tantangan yang dihadapi Lamborghini Squadra Corse dalam mengembangkan balap Super Trofeo di benua Asia yang punya iklim cukup ekstrem ketika musim panas. Dalam merespons tantangan tersebut, pada 2015 Pertamina Lubricants bekerja sama dengan Lamborghini Squadra Corse melakukan pengembangan pelumas baru Fastron Platinum Racing 10W-60 dengan spesifikasi khusus untuk digunakan dalam balapan Super Trofeo.

    “Melalui produk yang kami riset khusus Fastron Platinum Racing 10W-60 untuk mobil-mobil berperforma tinggi, kini produk pelumas Pertamina Lubricants kian dikenal di banyak negara,” ujarnya.

    Bahkan, pelumas buatan Indonesia itu berhasil membawa Lamborghini menang di ajang The 24 Hours of Daytona dengan Huracan GT 3. Mobil itu didukung pelumas Fastron Platinum Racing 10W-60.

    (rgr/mhg)

  • Cekcok di Jalan, Pria Paruh Baya Tewas Dianiaya Pengemudi Mobil di Pulogadung

    Cekcok di Jalan, Pria Paruh Baya Tewas Dianiaya Pengemudi Mobil di Pulogadung

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Seorang pria paruh baya berinisial U (53) tewas dianiaya di Jalan Metrojaya III, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur.

    Peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Jumat (22/11/2024) siang sekitar pukul 12.20 WIB.

    “Pelaku seorang pria inisial YTZ, 46 tahun,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Minggu (24/11/2024).

    Ade Ary menjelaskan, kejadian bermula saat mobil yang dikemudikan korban mengalami kecelakaan lalu lintas.

    Saat itu, kendaraan korban membentur mobil Toyota Calya yang dikendarai pelaku. Setelahnya, terjadi kejar-kejaran antara pelaku dan korban.

    “Sesampainya di TKP, korban berhenti. Kemudian terjadi cekcok mulut,” ujar Kabid Humas.

    Pelaku yang marah karena mobilnya tersenggol lalu memukuli korban berkali-kali menggunakan tangan kosong. Saat itu, korban masih berada di dalam mobil.

    “Karena melihat kondisi korban lemah dan tidak berdaya, oleh pelaku dibantu warga sekitar dibawa ke RS Pertamina Jaya,” ungkap Ade Ary.

    Namun, nyawa korban sudah tak tertolong. Korban meninggal dunia dengan luka di lebam di dahi kiri, pipi kanan dan kiri, lecet di dada, serta rahang bawah dan telingan yang mengeluarkan darah.

    Pihak keluarga korban kemudian melaporkan peristiwa penganiayaan ini ke Polsek Pulogadung.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Mungkinkah LCGC ‘Disetrum’ Hybrid? Begini Jawaban Toyota

    Mungkinkah LCGC ‘Disetrum’ Hybrid? Begini Jawaban Toyota

    Tangerang

    Direktur Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetya mengusulkan agar low cost green car (LCGC) disuntik teknologi hybrid.

    Dodiet mengatakan, penjualan LCGC cukup tinggi di Indonesia. Dia ingin, catatan baik itu ditingkatkan dengan meluncurkan varian hybrid.

    “Kami mendorong para pabrikan untuk bisa menyematkan teknologi hybrid di LCGC. Poinnya satu, kita ingin meningkatkan pencapaian yang sudah bagus. Kemudian dalam rangka sumbangsih penurunan emisi dan ketahanan energi. Kami ingin meningkatkan apa yang sudah efisien menjadi lebih efisien,” kata dia.

    Kukuh Kumara selaku Sekretaris Umum (Sekum) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) setuju dengan usulan Kemenperin. Menurutnya, LCGC kini tak lagi digolongkan murah. Itulah mengapa, penambahan teknologi hybrid seharusnya bukan masalah.

    “Menarik, kita bisa ke sana kalau volume-nya besar. LCGC volume besar tapi teknologi berubah. Tidak bisa emisinya segitu saja, ya jalan keluarnya hybrid,” ungkap Kukuh Kumara.

    “Karena mobil ini bukan low cost lagi, dibandingkan yang lain juga emisinya sudah tinggi. Mau baru atau lama, kalau produknya bisa diminati konsumen, ya menarik,” kata dia menambahkan.

    Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, tidak ada yang tidak mungkin dalam penerapan teknologi hybrid pada mobil LCGC. Namun, Anton menegaskan bahwa jika LCGC disetrum dengan teknologi hybrid, maka harga jualnya akan semakin tinggi.

    “Karena hybrid itu kan menambah harga juga ya, jadi kita harus pelajari dengan baik. Tadi juga saya dengar juga Pak Menteri (Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita) bilang dalam jangka waktu pendek, beliau tetap akan support LCGC seperti yang sekarang karena memang dibutuhkan untuk segmen bawah, dan juga mendukung hybrid. Jadi bukan LCGC hybrid, tapi mendukung LCGC dan mendukung hybrid,” ujar Anton saat ditemui di pameran GJAW 2024 ICE, BSD, Tangerang.

    Anton mencontohkan, mobil-mobil hybrid saat ini yang sudah dijual Toyota juga mengalami perbedaan harga dibanding mobil konvensional. Misalnya Innova Zenix Hybrid dengan tipe mesin bensin, serta Yaris Cross Hybrid dengan tipe mesin bensin yang memiliki perbedaan harga. Pilihan hybrid pada kedua mobil itu lebih mahal dibanding tipe mesin bensinnya.

    Lebih lanjut, Anton mengatakan saat ini belum ada platform LCGC yang bisa menggunakan hybrid. Jadi, masih harus dipelajari lebih lanjut kalau usulan ini benar-benar direalisasikan.

    “Saat ini belum ada ya platform (LCGC) ini, kemudian model ini, mesin ini menggunakan hybrid. Jadi mungkin perlu kita pelajari lebih lanjut. Tapi so far kalau melihat dari arahan Pak Menteri dalam waktu jangka pendek sepertinya LCGC dan hybrid berada di posisi yang berbeda,” ujar Anton.

    Di sisi lain, Toyota justru memamerkan beberapa mobil yang bisa menenggak bioetanol. Beberapa di antaranya adalah Toyota Agya dan Toyota Calya yang diuji coba menggunakan bahan bakar bioetanol E10 (etanol 10 persen), bekerja sama dengan Pertamina.

    (rgr/mhg)

  • Shell Dikabarkan Tutup Semua SPBU di Indonesia, Kalah Saing dari Pertamina? – Page 3

    Shell Dikabarkan Tutup Semua SPBU di Indonesia, Kalah Saing dari Pertamina? – Page 3

    Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas), Abdul Hamid Paddu, mengungkapkan bahwa Pertamina harus menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax. Ia menyebut bahwa hal itu dilakukan agar Pertamina tidak mengalami kerugian.

    “Dalam kondisi harga minyak berfluktuasi serta nilai tukar mata uang yang tertekan seperti sekarang, mau tidak mau Pertamina harus menyesuaikan harga Pertamax agar tidak merugi,” ungkap Hamid.

    Selain menjalankan amanat negara selaku BUMN, Hamid menyampaikan, Pertamina sebagai sebuah perusahaan juga memiliki kewajiban mendapatkan keuntungan dan menjaga agar keuangannya tetap stabil.

    “Pertamina harus menyelamatkan juga korporasinya untuk negara. Kalau (Pertamax) tidak dinaikkan, bisa berdampak serius pada keuangan BUMN tersebut,” ujarnya.

    Hamid mengatakan, pengelolaan BBM non subsidi seperti Pertamax, menjadi kewenangan Pertamina, karena Pertamax mengacu kepada harga pasar.

    Hamid menegaskan, jika Pertamina terus menahan harga Pertamax, tentu akan berdampak langsung kepada perusahaan.

    Oleh karena itu, menurut Hamid, harga BBM non subsidi jenis Pertamax harus dinaikkan sesuai mekanisme pasar.

    Hamid mengaku yakin, kalaupun Pertamina menaikkan Pertamax, tentu harga yang ditetapkan masih kompetitif sesuai dengan hasil penghitungan biayanya.

    “Pertamina tidak mungkin menaikkan harga semaunya,” katanya.

  • SPBU Shell Dikabarkan Mau Tutup, Begini Kondisi Bisnis BBM di RI

    SPBU Shell Dikabarkan Mau Tutup, Begini Kondisi Bisnis BBM di RI

    Jakarta

    Kabar rencana penutupan seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) datang dari Shell Indonesia. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) membeberkan kondisi bisnis jaringan ritel penyaluran produk atau SPBU di Indonesia.

    Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal menilai persaingan bisnis jaringan ritel penyaluran produk BBM ini tidak lepas dari pangsa pasar yang didominasi oleh Pertamina. Apalagi Pertamina, sebagai salah satu badan usaha yang harus menyalurkan jenis BBM Subsidi. Hal inilah yang membuat pesaing bisnisnya cukup sulit bersaing.

    “Dengan adanya Pertamina, pemerintah mungkin lebih mudah mengontrol itu. BBM Subsid dibandingkan misalkan dengan perusahaan asing, karena kontrolnya nggak ada. Tapi kalau dengan Pertamina mungkin lebih, karena miliki pemerintah juga lebih mudah mengontrolnya. Jadi, Pertamina akan selalu mendapatkan upper hand, benefit yang lebih dibandingkan pemain-pemain yang lain. Itu membuat pemain-pemain lain akan sulit bertanding karena mereka harus punya nilai tambah,” kata Moshe kepada detikcom, Minggu (24/11/2024).

    Moshe menegaskan para pesaing ini harus membuat nilai tambah produk yang signifikan dan berdampak langsung pada konsumen. Sebab, apabila tidak mampu, konsumen tetap memilih Pertamina. Apalagi saat ini kualitas Pertamina semakin lebih baik, dari segi produk maupun pelayanannya.

    “Nilai tambahnya harus dilihat dari konsumen sebagai nilai tambah yang signifikan untuk konsumen bisa lebih baik saya pakai brand ini daripada Pertamina. Kalau nilai tambahnya itu tidak ada atau insignifikan, misal cuma karena dia ada di lokasi tertentu. Itu akan sulit. Kenapa? Karena Pertamina sudah di mana-mana dari sisi geografisnya penetrasi pasar Pertamina sudah luar biasa. Jadi sudah sulit orang-orang mau bersaingnya seperti apa,” terang Moshe.

    Sementara itu, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman menilai bisnis penyaluran BBM di Indonesia masih cukup menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan kendaraan motor yang masih cukup tinggi.

    “Kalau berdasar kondisi saat ini dimana pertumb kendaraan bermotor masih cukup tinggi, ketergantungan kita pada bbm akan tetap tinggi,” kata Saleh kepada detikcom.

    Menurutnya, penjualan mobil dan motor semakin meningkat. Seiring dengan hal itu, Saleh menilai kebutuhan BBM juga tetap naik.

    “Tiap tahun penjualan mobil dan motor naik, daya beli juga membaik, jadi kebutuhan BBM juga akan naik. Mungkin pertumbuhannya bisa terkoreksi jika penjualan mobil motor listrik meningkat dan penggunaan transportasi publik meningkat pesat,” jelas dia.

    (rrd/rrd)

  • SPBU Shell Dikabarkan Mau Hengkang dari RI, Kenapa?

    SPBU Shell Dikabarkan Mau Hengkang dari RI, Kenapa?

    Jakarta

    Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (Aspermigas) mendengar kabar soal rencana Shell Indonesia yang disebut ingin menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia. Ketua Komite Investasi Moshe Rizal menyampaikan telah mendengar desas-desus tersebut sejak beberapa minggu lalu.

    Moshe menilai kabar hengkangnya perusahaan raksasa migas yang berbadan hukum di Inggris ini tak lepas dari sulitnya bisnis penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Menurut Moshe, pasar jaringan ritel penyaluran produk BBM di SPBU saat ini didominasi oleh Pertamina.

    “Kalau dibilang pernah dengar nggak, ya pernah dengar ada kabar itu (Shell tutup). Jadi, sudah beberapa minggu yang lalu. Jadi, ini kan perkiraan saya, tapi memang bisnis BBM, apalagi distribusi BBM, SPBU itu sulit. Kenapa? Di Indonesia, karena memang sudah dimonopoli oleh Pertamina kan,” kata Moshe kepada detikcom, Minggu (24/11/2024).

    Moshe menjelaskan perusahaan migas yang ingin menyalurkan produk BBM di Indonesia harus mempunyai nilai tambah lebih dibandingkan dengan produk Pertamina, seperti dari segi kualitas, performance-nya, hingga pelayanan. Namun, di sisi lain produk-produk Pertamina semakin lebih kompetitif.

    Moshe menilai Pertamina semakin lebih baik dari segi kualitas produk hingga pelayanan. Hal inilah yang semakin menjadi tantangan perusahaan migas di Indonesia.

    “Nah, di satu sisi kualitas BBM Pertamina ini kan semakin lama semakin baik juga. BBM untuk mereka bersaing itu akhirnya semakin ketat. Dan kita pengendara, masyarakat yang melihat, misalkan masyarakat yang pakai Pertamax, Pertamax Plus, dan sebagainya melihat tidak ada nilai tambah yang signifikan yang membuat mereka harus pakai Shell daripada pakai Pertamina. Itu yang jadi tantangannya jadi lebih berat. Memang kualitas Pertamina dari sisi pelayanannya, dari sisi BBM semakin lama semakin baik, nah itu yang jadi sulit,” jelas Moshe.

    Moshe menegaskan alasan penutupan SPBU milik perusahaan migas asing tidak bisa disamaratakan. Sebab, dia menilai masih melihat SPBU-SPBU milik asing masih dapat beroperasi.

    Dia berpendapat Shell Indonesia bisa saja tidak melihat adanya pertumbuhan dan profitabilitas dari bisnis SPBU di Indonesia. Untuk itu, memilih menutup semua SPBU.

    “Kalau dia melihat ke depannya, oh ini kayaknya pertumbuhannya kurang. Ya ngapain mereka spend energi dan waktu dan kapital hanya untuk istilahnya melanjutkan bisnis yang pertumbuhannya mungkin kurang. Yang dianggap mereka kurang menarik. Mereka punya kriteria sendiri. Perusahaan lain mungkin masih menarik, makanya yang lain masih ada, masih eksis. Tapi bagi Shell mungkin ini kurang karena ada portfolio mereka atau aset bisnis mereka yang jauh lebih menarik. Mereka fokusnya ke sana. Jadi itu prioritas dari perusahaan, seperti apa,” terang Moshe.

    (rrd/rrd)