BUMN: PT Pertamina Hulu Energi

  • Kinerja Positif, Produksi Migas PHE Triwulan I 2025 Capai 1,04 MBOEPD

    Kinerja Positif, Produksi Migas PHE Triwulan I 2025 Capai 1,04 MBOEPD

    Jakarta

    PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina terus membuktikan kinerja positifnya pada awal tahun ini. Pada Triwulan (TW) I tahun 2025, PHE mencatatkan produksi migas sebesar 1,043 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD).

    Selain itu, angka produksi migas Triwulan I 2025 meningkat dibandingkan dengan Triwulan I 2024 sebesar 1,042 MBOEPD. Hingga Maret 2025, PHE juga mampu menyelesaikan kerja pengeboran 5 sumur eksplorasi, 206 sumur pengembangan, 248 sumur workover, dan 9.207 well service.

    Pencapaian Triwulan I 2025 tersebut pun meningkat dibandingkan periode sama tahun 2024 dengan jumlah penyelesaian kerja pengeboran 3 sumur eksplorasi, 163 sumur pengembangan, 219 sumur workover, dan 8.323 well service.

    Ke depan, PHE akan terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan. Hal ini meliputi akselerasi Put on Production (POP) sumur eksplorasi Akasia Prima, discovery sumur appraisal East Pondok Aren-2, Gas on Stream Sumur Sumber-1A, dan Put on Injection EOR Steamflood Lapangan North Duri Development Area-14.

    Pada Triwulan I 2025, PHE mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 373 km2. PHE juga berhasil mendapat tambahan sumberdaya 2C (contingent resources) sebesar 42,75 juta barel setara minyak (MMBOE), terdiri dari minyak sebesar 28,19 juta barel minyak (MMBO) dan gas 84,33 miliar standar kaki kubik (BSCF).

    Selain itu, PHE telah menemukan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 12,41 juta barel setara minyak (MMBOE). Penemuan cadangan terbukti (P1) terdiri dari minyak sebesar 3,50 juta barel minyak (MMBO) dan gas 51,62 miliar standar kaki kubik (BSCF).

    Capaian ini tidak terlepas dari strategi PHE dalam melakukan akselerasi peningkatan produksi dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui pengelolaan baseline produksi, pelaksanaan rencana kerja yang masif dan efektif, serta mendorong peningkatan cadangan migas dengan selalu mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).

    Direktur Utama PHE, Chalid Said Salim, mengatakan seluruh capaian ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh Perwira di lingkup Subholding Upstream Pertamina serta dukungan dari para mitra kerja dan pemangku kepentingan.

    “Capaian ini diraih melalui implementasi nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dan semangat akselerasi melalui inovasi, kolaborasi, dan komitmen pada keberlanjutan dari seluruh Perwira dan Mitra Kerja serta dukungan terus menerus dari stakeholder PHE dalam upaya mewujudkan ketahanan energi nasional yang selaras dengan program Asta Cita,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

    Sementara itu VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso berharap kinerja positif PHE pada triwulan pertama tahun ini dapat mendukung upaya menjaga ketahanan energi nasional dari sisi hulu.

    “Kinerja positif dari sisi hulu akan menjadi bukti nyata Pertamina Grup dalam menjalankan tugas keamanan dan ketahanan energi nasional,” ujar Fadjar.

    Ke depannya, PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

    PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.

    PHE juga terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.

    (anl/ega)

  • Cari Sumber Minyak, PHE Geber Eksplorasi

    Cari Sumber Minyak, PHE Geber Eksplorasi

    Jakarta

    PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mencatatkan produksi migas sebesar 1,043 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada kuartal I 2025. Angka ini meningkat dibandingkan dengan kuartal I 2024 sebesar 1,042 MBOEPD.

    Direktur Utama PHE Chalid Said Salim mengatakan PHE juga menyelesaikan kerja pengeboran 5 sumur eksplorasi, 206 sumur pengembangan, 248 sumur workover, dan 9.207 well service hingga Maret 2025.

    Chalid mengatakan, pencapaian kuartal I 2025 ini meningkat dibandingkan periode sama tahun 2024 dengan jumlah penyelesaian kerja pengeboran 3 sumur eksplorasi, 163 sumur pengembangan, 219 sumur workover, dan 8.323 well service.

    “PHE berupaya terus menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan, diantaranya melalui akselerasi Put on Production (POP) sumur eksplorasi Akasia Prima, discovery sumur appraisal East Pondok Aren-2, Gas on Stream Sumur Sumber-1A, dan Put on Injection EOR Steamflood Lapangan North Duri Development Area-14,” kata Chalid dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

    Chalid mengatakan, pada kuartal I 2025, PHE mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 373 km2. PHE juga berhasil mendapat tambahan sumberdaya 2C (contingent resources) sebesar 42,75 juta barel setara minyak (MMBOE) terdiri dari minyak sebesar 28,19 juta barel minyak (MMBO) dan gas 84,33 miliar standar kaki kubik (BSCF).

    Selain itu, PHE telah menemukan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 12,41 juta barel setara minyak (MMBOE). Penemuan cadangan terbukti (P1) terdiri dari minyak sebesar 3,50 juta barel minyak (MMBO) dan gas 51,62 miliar standar kaki kubik (BSCF).

    “Capaian ini tidak terlepas dari strategi PHE dalam melakukan akselerasi peningkatan produksi dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui pengelolaan baseline produksi, pelaksanaan rencana kerja yang masif dan efektif, serta mendorong peningkatan cadangan migas dengan selalu mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG),” katanya.

    Chalid menegaskan, PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan.

    “Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016. PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance,” katanya.

    (kil/kil)

  • Buntut Defisit Gas, Pengamat Soroti Potensi Kenaikan Harga

    Buntut Defisit Gas, Pengamat Soroti Potensi Kenaikan Harga

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat minyak dan gas bumi (migas) menyoroti potensi kenaikan harga imbas potensi defisit gas di Indonesia untuk beberapa tahun ke depan.

    Adapun potensi kekurangan gas itu pertama kali diungkapkan oleh PT PGN (Persero) Tbk (PGAS). Potensi kekurangan pasokan gas ini khususnya terjadi wilayah Jawa Barat hingga Sumatra bagian utara mulai 2025 sampai 2035 mendatang.

    Bahkan, penurunan pasokan itu akan terjadi lebih dalam mulai 2028. Ini khususnya untuk wilayah Sumatra Utara. Wilayah ini bisa kekurangan gas hingga 96 juta kaki kubik standar per hari (MMscfd).

    Praktisi Migas Hadi Ismoyo menilai, harga gas pun berpotensi naik imbas defisit tersebut. Sebab, defisit terjadi saat demand di dalam negeri tinggi.

    “Karena defisit pasokan sementara demand naik, maka harga gas akan semakin tinggi,” kata Hadi kepada Bisnis, Kamis (1/5/2025).

    Mantan Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) itu berpendapat, potensi defisit gas di Jawa Barat bisa terjadi karena menurunya pasokan gas dari Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

    Kedua WKP itu selama ini menjadi tulang punggung pasokan di Jawa Barat. 

    Hadi pun menyebut pasokan dari lapangan-lapangan migas di kedua blok tersebut sudah mulai sekitar tahun 1980-an. Lapangan tersebut sudah mengalami natural declining.

    Sementara, penemuan baru dari hasil eksplorasi tidak signifikan. Di sisi lain, kebutuhan gas semakin naik. 

    “Demikian juga defisit gas di Sumatra bagian utara dan Aceh. Lapangan Gas Arun sudah lama declining dan tidak mampu memberikan pasokan kepada industri di Aceh dan Sumatera Utara,” imbuh Hadi.

    Dia menuturkan, untuk sistem jaringan gas di Jawa Barat, sebenarnya sudah ada antisipasi gas dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Teluk Jakarta yang dikelola Nusantara Regas FSRU. 

    Dengan fasilitas itu, gas dalam bentuk LNG yang berasal dari Bontang dan Tangguh di regasifikasi di tempat tersebut. Oleh karena itu, Hadi menilai seharusnya hal ini bisa dibuat open akses untuk sistem jaringan pipa gas Jawa Barat.

    Demikian juga ada FSRU di Arun yang terhubung dengan Jaringan Gas Arun Aceh-Belawan di Sumatra Utara.

    “Namun, kedua sistem tersebut karena menggunakan LNG harganya tentu lebih mahal, namun pasokan seharusnya tersedia karena gas di Bontang dan Tangguh masih cukup,” tutur Hadi.

    Hadi pun mengingatkan pemerintah untuk memastikan jaringan pipa gas Arun-Belawan terkoneksi dengan baik. Dengan begitu, distribusi gas bisa lebih optimal. 

    Selain itu, jika diperlukan, pemerintah bisa membangun kembali jaringan gas Belawan-Kawasan Industri Sei Mangkei. Selanjutnya, jaringan gas itu dilanjutkan dari Sei Mangkei-Dumai. 

    “Danantara bisa involve di pembangunan jaringan gas ini, untuk kepentingan rakyat dan industri,” sambung Hadi.

    Menurutnya, hal yang sama juga bisa dilakukan untuk interkoneksi jaringan pipa gas di Jawa. Hadi mengingatkan pemerintah bisa memastikan FSRU Nusantara Regas terkoneksi dengan jaringan pipa gas di Jawa Barat. 

    “Selanjutnya Cisem II harus segera di bangun untuk memastikan jaringan pipa Trans Java Gresik-Cirebon tersambung. Sehingga jika ada kelebihan pasok di Jatim bisa ke Jabar,” ucap Hadi.

    Sebelumnya, Direktur Utama PT PGN (Persero) Tbk. Arief S Handoko mengungkapkan pasokan gas di wilayah Jawa Barat hingga Sumatra bagian utara berpotensi defisit mulai 2025 sampai 2035 mendatang.

    Khususnya untuk wilayah Sumatra Utara, wilayah ini bisa kekurangan gas hingga 96 MMscfd. Arief juga mengungkapkan kondisi kekurangan pasokan gas bakal merambah ke wilayah lain mulai 2035. Wilayah itu seperti Sumatra bagian selatan dan tengah hingga Jawa bagian barat serta Lampung.

    “Profil gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita, dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya semakin membesar sampai minus 513 [MMscfd],” dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI, Senin (28/4/2025).

    Menurutnya, penurunan pasokan gas itu terjadi lantaran penurunan produksi blok migas secara alami dan belum ditemukannya sumber gas baru. 

    “Ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” katanya. 

  • Menteri ESDM Tinjau Kegiatan Operasional Hulu Migas PHM

    Menteri ESDM Tinjau Kegiatan Operasional Hulu Migas PHM

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), menerima Kunjungan Kerja (kunker) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Kunjungan ini dilakukan di lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) yang berlokasi di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.

    Bahlil meninjau langsung infrastruktur serta kegiatan operasional hulu minyak dan gas bumi, untuk memastikan keberlanjutan produksi energi nasional. Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi migas nasional secara berkelanjutan.

    Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim menyampaikan apresiasi kepada Menteri ESDM RI atas kunjungannya ke lapangan SPS.

    “Kunjungan ini bukan hanya menjadi kehormatan bagi kami, namun juga menjadi wujud nyata dukungan dan perhatian pemerintah terhadap kerja kami di sektor hulu migas. Dukungan tersebut merupakan energi pendorong bagi kami untuk terus mengedepankan kinerja yang unggul dan berkelanjutan,” jelas Chalid, dikutip Kamis (1/5/2025).

    Sementara itu, dalam pemaparan terkait kinerja, General Manager PHM Setyo Sapto Edi menegaskan perusahaan mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi, digitalisasi, dan prinsip keselamatan kerja. Kedua hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan, sejalan dengan target produksi migas nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

    “Di PHM, kami berkomitmen menjalankan operasi hulu migas yang selamat, andal, patuh, dan efisien dengan dikelola oleh PHM mengedepankan inovasi serta mengadopsi teknologi terkini. Lapangan SPS adalah salah satu contoh bagaimana pengelolaan lapangan mature dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga produktivitas dan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan,” jelas Setyo.

    Setyo mengatakan pencapaian produksi PHM year to date Maret 2025 sebesar 439 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas dan minyak sebesar 25.1 Ribu Barrel Oil Per Day (MBOPD). Sementara untuk pengeboran, PHM telah berhasil melakukan pengeboran sebanyak 20 sumur tajak. Keberhasilan ini didukung oleh strategi PHM dalam hal optimalisasi lapangan, penerapan teknologi terkini, serta efisiensi operasi yang memungkinkan produksi tetap stabil di tengah tantangan industri migas global.

    Selain pencapaian produksi, PHM juga menegaskan komitmennya terhadap keselamatan kerja. Hingga 29 Maret 2025, PHM telah mencatat 571 hari atau setara dengan 44.294.278 jam kerja tanpa kecelakaan.

    “Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi budaya keselamatan yang kuat di seluruh lini operasi di PHM, termasuk program pelatihan intensif dan peningkatan kepatuhan terhadap standar keselamatan,” imbuhnya.

    Dia mengatakan semua pencapaian positif yang telah diraih oleh PHM dan anak perusahaannya karena adanya dukungan dari Pemerintah baik yang di pusat maupun yang di daerah. Dilakukan pula kolaborasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan, serta dedikasi pekerja merupakan kunci untuk mencapai target produksi nasional.

    “Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi seluruh elemen perusahaan serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja operasi dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan keberlanjutan, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi terwujudnya ketahanan energi nasional,” ujarnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengapresiasi dedikasi dan inovasi yang telah dilakukan oleh PHI melalui PHM dalam mempertahankan tingkat produksi migas di tengah tantangan operasi yang kompleks terutama di lapangan-lapangan migas yang mature.

    “Saya berharap PHM terus fokus dalam meningkatkan lifting minyak untuk mendukung ketahanan energi nasional, tentunya dengan dukungan penuh dari seluruh pelaku industri migas. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dan mendukung upaya eksplorasi serta pengembangan lapangan-lapangan migas baru,” ujar Bahlil.

    Bahlil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri hulu migas untuk mencapai target produksi nasional, serta menegaskan bahwa pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang mendukung percepatan kegiatan eksplorasi dan produksi.

    Pada kunker tersebut, Menteri ESDM RI didampingi oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. Setibanya di Lapangan SPS, rombongan disambut langsung oleh , Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Sunaryanto, General Manager PHM Setyo Sapto Edi, beserta jajaran manajemen lainnya.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan komitmen Pertamina dalam meningkatkan produksi gas dalam rangka mendukung target produksi gas nasional sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada tahun 2030.

    “Komitmen pada peningkatan produksi migas dibuktikan dengan 60% Capex Pertamina dialokasi di sektor hulu hingga 2029,” pungkas Fadjar.

    (rah/rah)

  • Satgas Ramadan dan Idul Fitri Pertamina berhasil memitigasi lonjakan permintaan 

    Satgas Ramadan dan Idul Fitri Pertamina berhasil memitigasi lonjakan permintaan 

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Legislator: Satgas Ramadan dan Idul Fitri Pertamina berhasil memitigasi lonjakan permintaan 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 22 April 2025 – 14:27 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi XII Eddy Soeparno menilai baik kinerja Satuan Tugas (Satgas) Ramadan dan Idulfitri Pertamina 2025, yang baru saja berakhir.  Menurutnya, Pertamina berhasil mengantisipasi lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. 

    “Alhamdulillah, sejauh ini semuanya selalu berhasil dengan baik. Pertamina berhasil memitigasi lonjakan permintaan,” kata Eddy kepada media hari ini. 

    Menurut catatan Pertamina, selama pelaksanaan Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025, memang terjadi peningkatan konsumsi BBM dan LPG. Konsumsi LPG naik 3,7% dibanding kondisi normal, Pertalite naik 9,5%, Pertamax naik 5%, dan Pertamina Dex naik 3,1%. Pertamax Turbo mengalami kenaikan signifikan, yakni 1.062 kilo liter per hari atau meningkat 41,7% dibandingkn rata-rata normal konsumsi sebesar 750 kiloliter per hari.

    Eddy menambahkan, pelayanan prima Satgas Ramadan dan Idulfitri Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi, tidak lepas dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya. 

    “Karena ini bukan sesuatu yang baru. Pertamina dari tahun ke tahun sudah melakukan kegiatan yang sama. Jadi, bagi kami ini sebuah kerja rutin Pertamina sehingga hasilnya seperti ini. Keberhasilan Pertamina merupakan bentuk persiapan yang baik dengan pelatihan yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Dan alhamdulillah selama ini tidak pernah ada gangguan,” imbuhnya.

    Eddy sependapat, Pertamina memang sudah mempersiapkan lonjakan permintaan. Mulai dari sisi Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi, yang dinilai mampu menjaga tingkat produksi dan lifting migas domestik tetap optimal, sehingga ketersediaan pasokan minyak mentah selama Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025 terjaga dengan baik. Begitu juga dengan persiapan kilang ratusan kapal tanker hingga berbagai layanan seperti BBM kemasan, armada motoris, truk tangki siaga, hingga layanan di Serambi MyPertamina. 

    ”Ya pasti (mempersiapkan dengan baik). Yang kemudian dilakukan adalah bagaimana BBM terdistribusi dengan lancar juga,” kata dia.

    Semenatara terkait lonjakan permintaan Pertamax Turbo, Eddy juga menilai positif. Menurutnya, saat ini memang terdapat kecederungan masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih bersih. Masyarakat dinilai sadar, bahwa dengan mengonsumsi BBM beroktan tinggi, mesin kendaraan akan terpelihara dengan baik sehingga performa juga memuaskan.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Anggota DPR Sebut Satgas Ramadan dan Idulfitri Dapat Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM – Halaman all

    Anggota DPR Sebut Satgas Ramadan dan Idulfitri Dapat Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi XII Eddy Soeparno menilai baik kinerja Satuan Tugas (Satgas) Ramadan dan Idulfitri Pertamina 2025, yang berakhir awal pekan ini.  

    Menurutnya, Pertamina dapat mengantisipasi lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dan LPG, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

    “Alhamdulillah, sejauh ini semuanya selalu berhasil dengan baik. Pertamina dapat memitigasi lonjakan permintaan,” kata Eddy kepada media, Sabtu (19/4/2025).

    Menurut catatan Pertamina, selama pelaksanaan Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025, memang terjadi peningkatan konsumsi BBM dan LPG. Konsumsi LPG naik 3,7 persen dibanding kondisi normal, Pertalite naik 9,5%, Pertamax naik 5%, dan Pertamina Dex naik 3,1%.

    Pertamax Turbo mengalami kenaikan signifikan, yakni 1.062 kilo liter per hari atau meningkat 41,7% dibandingkan rata-rata normal konsumsi sebesar 750 kiloliter per hari.

    Eddy menambahkan, pelayanan prima Satgas Ramadan dan Idulfitri Pertamina dalam memenuhi kebutuhan energi, tidak lepas dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

    “Karena ini bukan sesuatu yang baru. Pertamina dari tahun ke tahun sudah melakukan kegiatan yang sama. Jadi, bagi kami ini sebuah kerja rutin Pertamina sehingga hasilnya seperti ini. Capaian ini merupakan bentuk persiapan yang baik dengan pelatihan yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Dan alhamdulillah selama ini tidak pernah ada gangguan,” imbuhnya.

    Eddy sependapat, Pertamina memang sudah mempersiapkan lonjakan permintaan. 

    Mulai dari sisi Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi, yang dinilai mampu menjaga tingkat produksi dan lifting migas domestik tetap optimal, sehingga ketersediaan pasokan minyak mentah selama Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025 terjaga dengan baik. 

    Begitu juga dengan persiapan kilang ratusan kapal tanker hingga berbagai layanan seperti BBM kemasan hingga armada motoris.

    Sementara terkait lonjakan permintaan Pertamax Turbo, Eddy juga menilai positif.

    Menurutnya, masyarakat sadar, dengan mengonsumsi BBM beroktan tinggi, mesin kendaraan akan terpelihara dengan baik sehingga performa juga memuaskan.

    DPR Akan Evaluasi Pelaksanaan Mudik

    Sementara itu, Komisi V DPR RI berencana menggelar rapat untuk membahas evaluasi pelaksanaan mudik 2025.

    Hal itu diungkapkan anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS Reni Astuti, dalam forum diskusi yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) dengan Biro Pemberitaan DPR RI bertajuk ‘Evaluasi Kebijakan Mudik 2025: Efektivitas, Tantangan, dan Rekomendasi untuk 2026’ di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (17/4/2025).

    “Kami Komisi V, pekan depan (hari) Rabu kalau enggak salah, kami akan mengevaluasi (pelaksanaan mudik) dengan kementerian terkait,” kata Reni.

    Menurut Reni, secara umum pelaksanaan mudik tahun 2025 ini lebih baik dari 2024.

    Hal itu ditunjukkan titik kepadatan yang di jalan tol maupun juga di pelabuhan bisa ditangani dengan baik.

    “Walaupun bisa dikatakan masih belum ideal. Belum idealnya bagaimana? Contoh misalkan di jalan tol Jalan tol itu ada namanya standar pelayanan minimal,” ujarnya.

  • Pertamina, Inpex, hingga BP Menang Lelang Blok Migas Tahap II 2024

    Pertamina, Inpex, hingga BP Menang Lelang Blok Migas Tahap II 2024

    Bisnis.com, JAKARTA —  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan secara resmi pemenang lelang penawaran langsung wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) tahap II 2024.

    Pengumuman ini disampaikan secara langsung oleh Plt. Direktur Jenderal Migas Tri Winarno di Kantor Direktorat Jenderal Migas Jakarta, hari ini, Rabu (16/4/2025). Adapun, WK yang dilelang itu terdiri atas WK Kojo, WK Binaiya, WK Serpang, WK Gaea, dan WK Gaea II. 

    Tri menyampaikan bahwa pengumuman lelang penawaran WK migas ini telah dimulai sejak tanggal 3 Desember 2024. Dari kelima pemenang WK migas yang telah ditetapkan ini, total nilai investasi dari komitmen pasti 3 tahun pertama masa eksplorasi mencapai sebesar US$21,7 juta atau setara Rp364,82 miliar (asumsi kurs Rp16.812 per US$).

    “Dari perhitungan kami, bonus tanda tangan yang akan diterima oleh pemerintah dari kelima WK migas ini yaitu sebesar US$1,1 juta,” ujar Tri melalui keterangan resmi.

    Lebih terperinci, pemenang lelang WK Kojo adalah Armada Etan Limited dengan komitemen pasti 3 tahun pertama sebesar US$2,1 juta dan bonus tanda tangan US$200.000.

    Lalu, pemenang lelang WK Binaiya adalah Konsorsium PT Pertamina Hulu Energi, PC North Madura II Ltd., dan SK Earthon Co.Ltd. Adapun, komitmen pasti 3 tahun pertama dari perusahaan itu mencpai US$6,6 juta dengan bonus tanda tangan US$200.000.

    Kemudian, pemenang lelang WK Serpang adalah Konsorsium PC North Madura II Ltd., INPEX Corporation, dan SK Earthon Co.Ltd. Komitmen pasti 3 tahun pertama dari perusahaan mencapau US$4,7 juta dengan bonus tanda tangan US$300.000.

    Selanjutnya, pemenang lelang WK Gaea adalah Konsorsium Enquest Petroleum Production Malaysia Ltd., PT Agra Energi Indonesia, BP Exploration Indonesia Limited, MI Berau B.V., CNOOC Southeast Asia Limited, ENEOS Xplora Inc., Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc., dan KG Wiriagar Petroleum Ltd.

    Adapun, komitmen pasti 3 tahun pertama dari konsorsium itu mencapai US$4,95 juta dengan bonus tanda tangan US$200.000.

    Terakhir, pemenang lelang WK Gaea II adalah Konsorsium Enquest Petroleum Production Malaysia Ltd., PT Agra Energi Indonesia, BP Exploration Indonesia Limited, MI Berau B.V., CNOOC Southeast Asia Limited, ENEOS Xplora Inc., Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc., dan KG Wiriagar Petroleum Ltd.

    Komitemen pasti 3 tahun pertama dari konsorsium itu mencapai US$3,45 juta dengan bonus tanda tangan US$200.000.

    Lebih lanjut, Tri mengatakan, dengan ditetapkannya pemenang lelang WK Migas Tahap II ini membuktikan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investor. 

    Pemerintah pun terus berupaya menciptakan iklim investasi yang lebih baik bagi investor. Hal ini dengan melakukan perbaikan regulasi termasuk perbaikan skema bagi hasil kontraktor, insentif, serta ketentuan kontrak.

    “Dalam 4 tahun terakhir, sejak dilakukannya penawaran WK migas dengan terms and conditions yang lebih menarik, telah ditandatangani sebanyak 24 kontrak kerja sama [KKS] baru,” jelasnya.

    Tri berharap para pemenang lelang wilayah kerja migas ini agar dapat memberikan kontribusinya terhadap peningkatan ketahanan energi di Indonesia. Dia juga mengingatkan para pemenang lelang untuk melaksanakan dengan baik komitmen pasti yang telah ditetapkan.

    “Kami mengimbau para pemenang lelang wilayah kerja migas untuk dapat melaksanakan dengan baik komitmen pasti yang telah ditetapkan dan segera menyelesaikan kontrak kerja samanya,” katanya.

    Dalam penjelasannya, Tri menyebutkan, sesuai arahan menteri ESDM untuk mendukung peningkatan produksi migas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, terdapat tiga strategi utama yang dilakukan dengan dukungan kebijakan yang disiapkan. 

    Pertama, dalam jangka pendek, pemerintah akan melakukan optimalisasi teknologi, mencakup horizontal multi stage fracturing dan penerapan enhanced oil recovery (EOR).

    Kedua, reaktivasi sumur dan lapangan idle, baik dikerjakan sendiri oleh KKKS maupun dikerjasamakan dengan mitra. Ketiga, pemerintah akan melakukan eksplorasi masif. Dalam 2-3 tahun ke depan, akan disiapkan sekitar 60 wilayah kerja migas.

  • Pertamina Berikan Beasiswa untuk Dorong Akses Pendidikan Local Hero

    Pertamina Berikan Beasiswa untuk Dorong Akses Pendidikan Local Hero


    PIKIRAN RAKYAT –
    Upaya meningkatkan akses pendidikan masyarakat, PT Pertamina (Persero) melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dan dijalankan oleh Pertamina Foundation, memberikan beasiswa pendidikan kepada 44 local heroes ataupun keluarganya.

    Local Heroes adalah individu dari komunitas binaan Pertamina yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan kapasitas mereka di bidang energi terbarukan, kemandirian energi, dan kemandirian masyarakat di daerah masing-masing.

    Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto menjelaskan bahwa beasiswa ini sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi local hero.

    “Beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi kami kepada para local heroes yang telah menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan program TJSL Pertamina. Mereka lebih dari sekadar penerima manfaat melainkan penerus manfaat sehingga tercipta kemandirian masyarakat di sekitarnya,” ujar Rudi.

    Direktur Operasi Pertamina Foundation Yulius S. Bulo menyampaikan bahwa penerima beasiswa ini berjenjang mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

    “Penerima beasiswa ini berjenjang mulai dari tingkat tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, di antaranya 33 mahasiswa perguruan tinggi, 6 siswa sekolah menengah atas (SMA) atau kejuruan (SMK), 4 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan 1 siswa sekolah dasar (SD). Bantuan pendidikan yang diberikan meliputi bantuan biaya SPP/UKT atau sekolah dan biaya hidup. Selain itu, mereka juga didorong untuk melakukan green initiative program melalui Aksi Sobat Bumi,” ujar Bulo.

    Penerima beasiswa termuda, Aqila Raysha Muchtar, merupakan seorang siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sukajaya dan local hero PHE Jambi Merang Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina. Aqila disebut sebagai local hero karena perannya sebagai pelopor penggerak lingkungan di wilayah tempat tinggalnya di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan.

    Aqila dan teman-temannya rutin untuk melakukan pendampingan, pelatihan, dan penyuluhan tentang gaya hidup ramah lingkungan bagi kelompok Penggerak Peduli Lingkungan maupun teman-teman sekolahnya, seperti memilah sampah yang benar

    Atas kontribusinya terhadap lingkungan, selain ditunjuk sebagai Duta Adiwiyata sekolahnya, Aqila juga mendapat penghargaan Community Involvement and Development (CID) Upstream Award 2024 untuk kategori Best Local Hero dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

    “Terima kasih Pertamina terus memberikan dukungan kepada saya untuk berprestasi dan berkontribusi menjaga lingkungan sekitar,” ujar Aqila.

    Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan harapannya agar beasiswa yang diberikan mampu meningkatkan motivasi local hero untuk terus menginspirasi bagi masyarakat di sekitarnya.

    “Local Hero Pertamina merupakan penggerak di lingkungan sekitarnya dengan membawa dampak positif terhadap lingkungan, komunitas lokal, dan masyarakat luas. Kami harap beasiswa ini mampu meningkatkan komitmen dan kontribusi mereka sehingga menginspirasi bagi masyarakat di sekitarnya,” ungkap Fadjar.

    Lewat program TJSL di bidang pendidikan ini, Pertamina memberikan beasiswa yang selaras selaras dengan Asta Cita ke-4, yakni “memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan”. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan atau Sustainability Development Goals (SDG’s) tujuan 4, pendidikan berkualitas serta mendukung implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG). ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Lewat Program Sahabat Istimewa Pertamina, PHE Wujudkan Asa dan Mimpi Anak-anak Disabilitas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        11 April 2025

    Lewat Program Sahabat Istimewa Pertamina, PHE Wujudkan Asa dan Mimpi Anak-anak Disabilitas Nasional 11 April 2025

    Lewat Program Sahabat Istimewa Pertamina, PHE Wujudkan Asa dan Mimpi Anak-anak Disabilitas
    Penulis
    KOMPAS.com
    – PT
    Pertamina Hulu Energi
    (
    PHE
    ) selaku Subholding Upstream
    Pertamina
    terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan daya saing individu dan terbentuknya ruang inklusif bagi
    disabilitas
    .
    Langkah itu diwujudkan melalui 13 program
    Sahabat Istimewa Pertamina
    yang dijalankan di sembilan wilayah kerja operasional dengan jangkauan lebih dari 600 orang penerima manfaat langsung.
    Melalui langkah itu pula, PHE berupaya mewujudkan asa dan mimpi para disabilitas dengan memberikan pelatihan
    life-skill
    guna meningkatkan standar taraf hidup mereka.
    Berkat program itu, Pertamina berhasil mencatat kenaikan pendapatan kumulatif kelompok disabilitas, yakni lebih dari Rp 680 juta per tahun dan penhematan ekonomi kumulatif Rp 11,4 juta per tahun.
    Program Sahabat Istimewa Pertamina sudah dijalankan PHE Group di wilayah kerja PT Pertamina EP Rantau Field, WK Rokan, PT Pertamina EP Prabumulih Field, dan PT Pertamina Hulu Energi ONWJ.
    Kemudian, di PT Pertamina EP Subang Field, PT Pertamina EP Tambun Field, PT Pertamina EP Tarakan Field, PT Pertamina Internasional EP, dan PT Elnusa Tbk.
    Dengan semangat “No one Left Behind”, program Sahabat Istimewa Pertamina merupakan langkah untuk memberikan kesempatan yang setara bagi setiap individu tanpa memandang latar belakang, termasuk
    penyandang disabilitas
    .
    Mereka berhak mengakses pendidikan, kehidupan yang layak, lapangan pekerjaan dan partisipasi sosial dapat menjadi kunci bagi mewujudkan masyarakat yang adil, damai dan berkelanjutan.
    Salah satu aspek penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mendorong lingkungan yang Inklusif untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) SDGs Tujuan 3, 4, 10, dan 16.
    Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan, Sahabat Istimewa Pertamina lahir dari semangat membangun masyarakat yang lebih inklusif.
    Pertamina, sebutnya, yakin bahwa setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, memiliki potensi yang luar biasa. Oleh karenanya, mereka harus diberi pelatihan keterampilan, akses pendidikan setara, dan bantuan sosial yang menyentuh kebutuhan nyata.
    “Program ini hadir sebagai jembatan menuju kemandirian dan kehidupan yang lebih bermakna. Ini adalah wujud komitmen kami untuk berjalan bersama, merangkul perbedaan, dan tumbuh bersama dalam keberagaman,” ujar Arya melalui siaran persnya, Jumat (11/4/2025).
    Pemberdayaan disabilitas diimplementasikan PHE melalui 13 program dengan jumlah penerima manfaat langsung lebih dari 600 orang.
    Program-program pemberdayaan disabilitas tersebut dikelompokkan menjadi lima kluster, yakni Pemberdayaan Ekonomi
    Disabilitas
    , Disabilitas Tanggap Bencana, Upskilling Disabilitas, Program Lingkungan, dan Program Kebudayaan.
    Program pemberdayaan disabilitas yang dijalankan PHE Group, di antaranya Program UMKM Café inklusi dan Bengkel Difabel (PT Pertamina EP Rantau Field), Rumah Jahit Lestari (WK Rokan), This Ability – UMKM Disabilitas (PHE ONWJ), dan Program Pemberdayaan Masyarakat Disabilitas Melalui Kerajinan Batik (PT Pertamina EP Tarakan Field).
    Kemudian, Merajut Karya Bersama Sahabat Istimewa (PT Elnusa Tbk) serta Sekolah Tari Gratis Sahabat Istimewa Bogor dan Subprogram Kakak Asuh dan Difabel on Action (PT Pertamina Internasional EP).
     Program lainnya, yaitu sistem inklusif dan responsif pelibatan difabel dalam tanggap bencana (PT Pertamina EP Rantau Field) serta
    upskilling
    melalui pelatihan menjahit dan bertani bagi kelompok disabilitas (PT Pertamina EP Prabumulih Field).
    Selanjutnya, ada peningkatan kualitas kesehatan penyandang difabel di Aceh Tamiang (PT Pertamina EP Rantau Field), Pemberdayaan Teman Tuli dan Disabilitas (PT Pertamina EP Subang Field), dan Kampung Seni Budaya Betawi (PT Pertamina EP Tambun Field).
    Komitmen PHE untuk mendukung peningkatan daya saing individu para disabilitas tersebut bahkan membantu 278 anak disabilitas mendapatkan pendidikan seni dan pelatihan 
    life-skill 
    secara inklusif serta membentuk 20 kolaborasi 
    stakeholder 
    dan tujuh kelompok usaha baru.
    VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, program Sahabat Istimewa yang digagas oleh PHE merupakan rangkaian tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Pertamina Grup khusus di bidang
    diversity, equity, and inclusion
    (DEI).
    “Melalui program Sahabat Istimewa dari PHE, Pertamina berharap dapat membuka kesempatan, membangun kemandirian dan meningkatkan perekonomian para penerima manfaat program,” ungkap Fadjar.
    PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip
    environmental, social, and governance
    (ESG).
    PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas
    fraud
    dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan.
    Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.
    PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jadi Garda Terdepan Pelaksanaan CSR, Pertamina Beri Beasiswa untuk 44 Local Hero – Page 3

    Jadi Garda Terdepan Pelaksanaan CSR, Pertamina Beri Beasiswa untuk 44 Local Hero – Page 3

    Penerima beasiswa termuda, Aqila Raysha Muchtar, merupakan seorang siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sukajaya dan local hero PHE Jambi Merang Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina.

    Aqila disebut sebagai local heroes karena memiliki peran sebagai pelopor penggerak lingkungan di wilayah tempat tinggalnya di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatra Selatan.

    Aqila dan teman-temannya rutin melakukan pendampingan, pelatihan, dan penyuluhan tentang gaya hidup ramah lingkungan bagi kelompok Penggerak Peduli Lingkungan maupun teman-teman sekolahnya, seperti memilah sampah yang benar.

    Atas kontribusinya terhadap lingkungan, selain ditunjuk sebagai Duta Adiwiyata sekolahnya, Aqila juga mendapat penghargaan Community Involvement and Development (CID) Upstream Award 2024 untuk kategori Best Local Hero dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

    “Terima kasih Pertamina terus memberikan dukungan kepada saya untuk berprestasi dan berkontribusi menjaga lingkungan sekitar,” ujar Aqila.

    Di sisi lain, Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso berharap agar beasiswa yang diberikan mampu meningkatkan motivasi local hero untuk terus menginspirasi bagi masyarakat di sekitarnya.

    “Local Hero Pertamina merupakan penggerak di lingkungan sekitarnya dengan membawa dampak positif terhadap lingkungan, komunitas lokal, dan masyarakat luas,” ujarnya.

    “Kami harap beasiswa ini mampu meningkatkan komitmen dan kontribusi mereka sehingga menginspirasi bagi masyarakat di sekitarnya,” imbuh Fadjar.

     

    (*)