BUMN: PT Bukit Asam

  • Laba MIND ID Kuartal I/2025 Turun jadi Rp6,62 Triliun, Cuan dari Freeport Susut

    Laba MIND ID Kuartal I/2025 Turun jadi Rp6,62 Triliun, Cuan dari Freeport Susut

    Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN Industri Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID membukukan laba konsolidasi periode berjalan senilai Rp6,62 triliun pada kuartal I/2025.

    Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian interim MIND ID kuartal I/2025 yang dikutip, Selasa (29/7/2025), perolehan laba tersebut turun 33,47% dibandingkan dengan capaian pada kuartal I/2024 yang mencapai Rp9,95 triliun.

    Penurunan laba MIND ID utamanya disebabkan oleh turunnya kontribusi bagian laba neto dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Bagian laba dari Freeport pada kuartal I/2025 hanya mencapai Rp4,42 triliun. Angka ini anjlok 57,58% dibandingkan realisasi pada kuartal I/2024 yang sebesar Rp10,42 triliun.

    Kontribusi bagian laba neto dari entitas asosiasi pada kuartal I/2025 juga tercatat turun menjadi Rp143,83 miliar, dibandingkan pada kuartal I/2024 yang mencapai Rp229,86 miliar.

    Demikian pula, untuk kontribusi bagian laba neto dari entitas ventura bersama mencapai Rp92,82 miliar atau turun dibandingkan dengan kuartal I/2024 sebesar Rp109,08 miliar.

    Sementara itu, holding BUMN tambang yang menaungi PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan PT Timah Tbk ini mencatatkan kinerja top line yang cemerlang.

    Pada kuartal I/2025, MIND ID membukukan pendapatan sebesar Rp44,16 triliun. Perolehan ini meroket 74,61% dibandingkan perolehan pada kuartal I/2024 yang mencapai Rp25,29 triliun.

    Pos beban pokok pendapatan pada kuartal I/2025 tercatat mengalami peningkatan 66,51% menjadi Rp38,03 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp22,84 triliun.

    Alhasil, MIND ID membukukan laba kotor senilai Rp6,12 triliun atau melesat 149,79% dibandingkan kuartal I/2024 sebesar Rp2,45 triliun.

    Adapun, per 31 Maret 2025, MIND ID memiliki total aset senilai Rp302,80 triliun. Naik dari posisi aset per 31 Desember 2024 yang senilai Rp290,23 triliun.

    Sementara itu, jumlah liabilitas MIND ID per 31 Maret 2025 tercatat mencapai Rp135,15 triliun. Naik dibandingkan posisi per 31 Desember 2024 yang mencapai Rp131,86 triliun.

    Penjualan Freeport Turun

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, penjualan tembaga dan emas Freeport Indonesia mengalami penurunan signifikan sepanjang periode Januari-Maret 2025 atau kuartal I/2025.

    Berdasarkan laporan kinerja Freeport-McMoRan Inc (FCX) kuartal I/2025, PTFI mencatatkan penjualan tembaga mencapai 290 juta pound. Jumlah tersebut turun 41,17% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 493 juta pon.

    Turunnya penjualan sejalan dengan produksi tembaga yang juga turun. Sepanjang 3 bulan pertama 2025 ini, produksi tembaga PTFI mencapai 296 juta pound, turun 39,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 491 juta pound.

    Sementara itu, penjualan emas PTFI mencapai 125.000 ounce pada kuartal I/2025. Jumlah itu anjlok 77,8% dibandingkan realisasi pada kuartal I/2024, yakni 564.000 ounce.

    Adapun, produksi emas pada kuartal/I 2025 mencapai 284.000 ounce. Realisasi itu turun 47,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 545.000 ounce.

    FCX menyatakan, penurunan tersebut disebabkan adanya jadwal pemeliharaan besar pada pabrik pengolahan bijih PTFI. Selain itu, turunnya penjualan juga tak lepas dari tertundanya ekspor lantaran perpanjangan izin ekspor konsentrat PTFI baru diberikan pemerintah Indonesia pada 17 Maret 2025.

    “Di Indonesia, seperti yang telah kami bahas sebelumnya, tingkat operasional kami pada kuartal ini terpengaruh oleh kegiatan pemeliharaan pada salah satu SAG mill kami. Hal tersebut menyebabkan penurunan tingkat penggilingan sebesar 25% selama kuartal tersebut. Pekerjaan pemeliharaan ini dijadwalkan bersamaan dengan upaya kami untuk memperpanjang izin ekspor, yang diterima pada pertengahan Maret,” ujar President Freeport-McMoRan Kathleen Quirk dalam conference call FCX kuartal I/2025, dikutip Jumat (25/4/2025).

  • Anggota DPR: Hilirisasi pertambangan harus efisien dan bernilai tambah

    Anggota DPR: Hilirisasi pertambangan harus efisien dan bernilai tambah

    Agenda hilirisasi ini menjadi agenda utama Presiden yang dikomandani Menteri ESDM. Mind ID dan semua anak perusahaan harus menjalankannya secara serius sehingga terlaksana seperti yang dicita-citakan di Asta Cita

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XII DPR RI Yulisman menegaskan bahwa pelaksanaan hilirisasi pertambangan harus dilakukan secara efisien, berbasis perencanaan matang, dan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, termasuk pengelolaan lingkungan pascatambang yang terukur.

    Hal ini disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama MIND ID dan entitas anak usahanya seperti PT Antam, PT Timah, PT Bukit Asam, dan PT Inalum.

    “Hilirisasi jangan hanya sekadar jargon . Hilirisasi harus efisien dan menghasilkan diverifikasi produk bernilai tambah. Ini penting agar kita tidak terjebak pada proyek tanpa manfaat konkret,” kata Yulisman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Menurut Yulisman, hilirisasi harus menjadi strategi pembangunan industri nasional yang tidak hanya bersifat simbolik atau sekedar jargon yang memenuhi target fisik semata. Ia menekankan pentingnya memastikan setiap proyek hilirisasi mampu mendorong nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi negara dan daerah penghasil.

    Yulisman juga meminta keseriusan penuh dari MIND ID dan seluruh stakeholder industri tambang untuk menjalankan agenda hilirisasi secara menyeluruh dan terintegrasi, sesuai dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan arahan strategis Menteri ESDM.

    Ia menekankan bahwa agenda hilirisasi nasional saat ini bukan sekadar program sektoral, tetapi merupakan kebijakan prioritas pemerintahan ke depan.

    “Agenda hilirisasi ini menjadi agenda utama Presiden yang dikomandani Menteri ESDM. Mind ID dan semua anak perusahaan harus menjalankannya secara serius sehingga terlaksana seperti yang dicita-citakan di Asta Cita,” ujarnya.

    Selain menyoroti aspek efisiensi industri, Yulisman juga menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan pascatambang. Ia meminta agar MIND ID dan seluruh anak perusahaannya menyusun biaya pemulihan lingkungan (environmental recovery) yang wajar, terukur, efisien dan berbasis kajian ilmiah.

    “Biaya recovery lingkungan perlu disiapkan secara wajar dan efisien. Harus dihitung secara masuk akal dan dijalankan dengan sungguh-sungguh agar fungsi ekologis kawasan tambang bisa pulih seperti sedia kala,” tambah legislator asal daerah pemilihan Riau II itu.

    Yulisman menutup dengan pesan bahwa keberhasilan hilirisasi harus berjalan seiring dengan tanggung jawab terhadap lingkungan, agar manfaat ekonomi dari industri tambang tidak meninggalkan beban ekologis dan sosial bagi generasi mendatang.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BKPM sebut banyak investor minati hilirisasi batu bara RI

    BKPM sebut banyak investor minati hilirisasi batu bara RI

    ada beberapa teknologi yang diusulkan melalui PT Bukit Asam dan juga PGN dalam mengusung teknologi alternatif dalam mengolah batu bara ini

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah menerima banyak minat investasi di sektor hilirisasi batu bara, dengan usulan teknologi alternatif dalam pengolahan komoditas tersebut

    “Jadi memang cukup banyak minat yang masuk yang sudah kami coba absorb aspirasinya. Jadi memang ada beberapa teknologi yang diusulkan melalui PT Bukit Asam dan juga PGN dalam mengusung teknologi alternatif dalam mengolah batu bara ini,” kata Direktur Hilirisasi Mineral dan Batu Bara (Minerba), Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rizwan Aryadi Ramdhan di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, ada juga beberapa turunan dari hilirisasi batu bara ini yang disampaikan oleh perusahaan-perusahaan lain.

    Ia mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan inventarisasi terkait minat investasi tersebut, dan diharapkan melalui investasi yang masuk bakal memperkaya peta jalan hilirisasi batu bara.

    Dalam peta jalan hilirisasi batu bara 2023–2040, sasaran hilirisasi komoditas tersebut yakni untuk 100 persen mensubsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) tertentu menjadi Dimethyl Ether (DME), serta memenuhi kebutuhan kokas/semi kokas dalam negeri.

    Adapun target produk hilirisasi batu bara yaitu DME, methanol dan kokas/semi kokas.

    Selain itu, pemerintah menetapkan harga batu bara acuan (HBA) periode pertama bulan Juli 2025 sebesar 107,35 dolar AS (Rp1,74 juta) per ton, naik sebesar 8,74 dolar AS (Rp141,7 ribu) atau 8,86 persen per ton jika dibandingkan dengan HBA periode kedua Juni 2025 sebesar 98,61 dolar AS (Rp1,59 juta) per ton.

    Penetapan HBA ini diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 72 Tahun 2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu bara.

    Pihaknya mencatat potensi investasi komoditas tersebut mencapai 31,82 miliar dolar AS atau Rp518 triliun (kurs Rp16.294), serapan tenaga kerja 23.160 orang, kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) 2,26 miliar dolar AS atau Rp36 triliun, serta peningkatan ekspor 11,3 miliar atau Rp184 triliun.

    Lebih lanjut, ia mengatakan pada tahun ini pihaknya menargetkan untuk dapat menarik investasi di bidang hilirisasi hingga Rp521,4 triliun, dengan 15 komoditas prioritas berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025–2029.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Briket Batu Bara Disebut Jadi Alternatif Hilirisasi Energi

    Briket Batu Bara Disebut Jadi Alternatif Hilirisasi Energi

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berkomitmen dalam mendukung ketahanan energi nasional dan transisi pemanfaatan energi melalui hilirisasi batu bara. Salah satu produk dari upaya hilirisasi ini adalah briket batu bara.

    Sebagai produsen briket batu bara di Indonesia, PTBA mengoperasikan dua pabrik briket, yaitu Pabrik Briket Tanjung Enim yang beroperasi sejak 1993 dan Pabrik Briket di Natar, Lampung. Melalui kedua pabrik ini, PTBA menyediakan solusi energi alternatif yang efisien dan ekonomis bagi masyarakat, mulai dari rumah tangga, UMKM, usaha kuliner, hingga sektor peternakan.

    Briket batu bara merupakan bahan bakar padat yang dihasilkan melalui serangkaian proses khusus di pabrik, termasuk karbonisasi, untuk meningkatkan kualitas kalori batu bara. Produk unggulan PTBA, yakni Briket Super, melalui proses karbonisasi mampu menaikkan nilai kalori dari sekitar 4.800-5.000 menjadi 5.300-5.800 kcal/kg (GAR).

    “Briket super dikenal dengan pembakarannya yang mudah, tidak menghasilkan asap, dan tidak memengaruhi cita rasa masakan. Inilah yang menjadikannya semakin diminati oleh pelaku usaha makanan dan jasa boga,” ujar Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto dikutip Rabu (2/7/2025).

    Briket batu bara menawarkan keunggulan dibandingkan bahan bakar konvensional. Salah satu manfaat utamanya adalah efisiensi, yang tercermin dari sifatnya yang lebih hemat dan irit dalam penggunaan energi.

    Selain itu, briket menghasilkan panas bara tinggi dengan nyala bersih, bebas jelaga, sehingga menjaga kebersihan perabotan dan dapur.

    Keunggulan lainnya adalah pembakaran yang tanpa asap dan bau sehingga tidak ada perubahan pada rasa atau aroma masakan. Bahkan aman untuk penggunaan rumah tangga, terutama Briket Super Karbonisasi.

    Briket juga menjamin keamanan karena tidak beracun dan tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan atau ternak, serta bebas dari risiko ledakan. Terakhir, abu sisa pembakarannya dapat dimanfaatkan kembali sebagai abu gosok, alat penyulut briket, campuran pupuk, atau sebagai bahan pencampur dalam bangunan.

    Briket batu bara menunjukkan keserbagunaan dan dapat dimanfaatkan secara luas di berbagai sektor. Dalam konteks memasak, briket ini menjadi pilihan ideal bagi rumah tangga, restoran, pabrik kerupuk, pabrik tahu/tempe, dan berbagai usaha kuliner lainnya.

    Selain itu, briket juga berperan dalam pemanasan, baik sebagai penghangat ruangan, untuk mendukung operasional peternakan ayam, maupun dalam proses penyulingan atsiri.

    Kemampuannya dalam pengeringan juga efektif digunakan untuk mengeringkan komoditas, seperti padi, teh, tembakau, karet, kopi, dan kopra. Tak hanya itu, briket juga dimanfaatkan dalam proses pembakaran untuk produksi batubata, genteng, dan gamping.

    Briket juga memiliki manfaat lain, seperti menjadi bahan bakar untuk steam boiler.

    Turino menjelaskan pabrik Briket Tanjung Enim dan Natar juga memproduksi dan menjual tungku briket, termasuk tungku portabel untuk mempermudah konsumen dalam memanfaatkan briket sebagai bahan bakar.

    “Dengan kapasitas terpasang sebesar 10.000 ton per tahun, PTBA terus meningkatkan produksi briket sesuai dengan pertumbuhan permintaan,” kata dia.

    Menurut dia potensi pengembangan briket masih besar, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri kecil, maupun sektor pertanian dan peternakan.

    “Saat ini, PTBA juga terus mengembangkan sayapnya dengan merangkul UMKM dan koperasi di sekitar Muara Enim, Lahat, hingga Lampung sebagai pangsa pasar briket, memperluas jangkauan manfaat produk hilirisasi ini,” pungkas Turino.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bukit Asam Perkuat Ketahanan Energi Lewat Hilirisasi Briket Batu Bara

    Bukit Asam Perkuat Ketahanan Energi Lewat Hilirisasi Briket Batu Bara

    Jakarta

    PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus berupaya dalam mendukung ketahanan energi nasional dan transisi pemanfaatan energi melalui hilirisasi batu bara. Salah satu produk unggulan dari upaya hilirisasi ini adalah briket batubara.

    Sebagai produsen briket batu bara berkualitas di Indonesia, PTBA mengoperasikan dua pabrik briket, yaitu Pabrik Briket Tanjung Enim yang telah beroperasi sejak tahun 1993, dan juga Pabrik Briket di Natar, Lampung.

    “Briket super ini dikenal dengan pembakarannya yang mudah, tidak menghasilkan asap, dan tidak memengaruhi cita rasa masakan. Inilah yang menjadikannya semakin diminati oleh pelaku usaha makanan dan jasa boga,” ujar Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto, dalam keterangan tertulis, Rabu (2/7/2025).

    Melalui kedua pabrik ini, PTBA menyediakan solusi energi alternatif yang efisien dan ekonomis bagi masyarakat luas, mulai dari rumah tangga, UMKM, usaha kuliner, hingga sektor peternakan. Briket batubara merupakan bahan bakar padat yang dihasilkan melalui serangkaian proses khusus di pabrik, termasuk karbonisasi, untuk meningkatkan kualitas kalori batu bara.

    Produk unggulan PTBA, Briket Super, melalui proses karbonisasi ini mampu menaikkan nilai kalori dari sekitar 4.800-5.000 menjadi 5.300-5.800 kcal/kg (GAR). Briket batubara menawarkan serangkaian keunggulan signifikan dibandingkan bahan bakar konvensional, menjadikannya pilihan energi yang menarik.

    Salah satu manfaat utamanya adalah efisiensi, yang tercermin dari sifatnya yang lebih hemat dan irit dalam penggunaan energi. Selain itu, briket ini menghasilkan panas bara yang tinggi dengan nyala yang bersih, bebas jelaga, sehingga menjaga kebersihan perabotan dan dapur.

    Keunggulan penting lainnya adalah pembakarannya yang tanpa asap dan bau, memastikan tidak ada perubahan pada rasa atau aroma masakan, bahkan membuatnya aman untuk penggunaan rumah tangga, terutama Briket Super Karbonisasi. Briket ini juga menjamin keamanan karena tidak beracun dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan peliharaan atau ternak, serta bebas dari risiko ledakan.

    Terakhir, bahkan abu sisa pembakarannya pun dapat dimanfaatkan kembali sebagai abu gosok, alat penyulut briket, campuran pupuk, atau sebagai bahan pencampur dalam bangunan. Briket batubara menunjukkan keserbagunaan dan dapat dimanfaatkan secara luas di berbagai sektor.

    Dalam konteks memasak, briket ini menjadi pilihan ideal bagi rumah tangga, restoran, pabrik kerupuk, pabrik tahu/tempe, dan berbagai usaha kuliner lainnya. Selain itu, briket juga berperan penting dalam pemanasan, baik sebagai penghangat ruangan, untuk mendukung operasional peternakan ayam, maupun dalam proses penyulingan atsiri.

    Kemampuannya dalam pengeringan juga sangat efektif, digunakan untuk mengeringkan komoditas seperti padi, teh, tembakau, karet, kopi, dan kopra. Tak hanya itu, briket juga dimanfaatkan dalam proses pembakaran untuk produksi batu bata, genteng, dan gamping.

    Terakhir, di luar fungsi-fungsi tersebut, briket juga memiliki manfaat lain yang signifikan, seperti menjadi bahan bakar untuk steam boiler. Pabrik Briket Tanjung Enim dan Natar juga memproduksi dan menjual tungku briket, termasuk tungku portabel untuk mempermudah konsumen dalam memanfaatkan briket sebagai bahan bakar.

    Dengan kapasitas terpasang sebesar 10.000 ton per tahun, PTBA terus meningkatkan produksi briket sesuai dengan pertumbuhan permintaan. Potensi pengembangan briket masih sangat besar, baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri kecil, maupun sektor pertanian dan peternakan.

    Saat ini, PTBA juga terus mengembangkan sayapnya dengan merangkul UMKM dan koperasi di sekitar Muara Enim, Lahat, hingga Lampung sebagai pangsa pasar briket, memperluas jangkauan manfaat produk hilirisasi ini. PTBA berupaya untuk terus meningkatkan kualitas produk dan memperluas distribusinya, tidak hanya memperluas diversifikasi bisnis, tetapi juga berkontribusi dalam mendukung ketahanan energi nasional dan transisi pemanfaatan energi secara efisien dan berkelanjutan.

    (akd/akd)

  • Indonesia peringkat kedua potensi energi surya di lahan bekas tambang

    Indonesia peringkat kedua potensi energi surya di lahan bekas tambang

    Jakarta (ANTARA) – Indonesia menduduki peringkat kedua global untuk potensi pengembangan energi surya di lahan bekas tambang dan area tidak terpakai, dengan perkiraan kapasitas mencapai 59,45 gigawatt (GW).

    Menurut laporan terbaru Global Energy Monitor (GEM) berjudul “Bright Side of the Mine: Solar’s Opportunity to Reclaim Coal’s Footprint”, secara global ada 446 lokasi tambang batu bara seluas 5.820 kilometer persegi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga surya hingga hampir 300 GW. Angka ini setara 15 persen dari kapasitas surya dunia saat ini, dan Indonesia memiliki salah satu potensi terbesar.

    Namun, meskipun memiliki potensi yang sangat besar, Indonesia baru merencanakan pengembangan energi surya sebesar 600 megawatt (MW) di lahan bekas tambang, jumlah yang relatif kecil dibandingkan kapasitas potensialnya.

    “Transisi tambang batu bara ke surya sedang berlangsung, dan potensi ini siap dimanfaatkan di negara-negara produsen batu bara utama seperti Australia, AS, Indonesia, dan India,” kata Cheng Cheng Wu, Manajer Proyek Energy Transition Tracker di Global Energy Monitor, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Menurut analisis GEM, Indonesia memiliki 1.190 kilometer persegi lahan bekas tambang di 26 lokasi yang diperkirakan akan ditutup pada 2030, terutama di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Lahan ini berpotensi menghasilkan hingga 59,45 GW energi surya jika dikonversi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

    Meskipun pemanfaatan lahan bekas tambang untuk PLTS dapat membantu Indonesia mencapai target netral karbon 2060, upaya yang ada dinilai masih sangat minim. Hingga kini, baru ada rencana pembangunan PLTS 600 MW di lahan bekas tambang.

    Sebagai contoh, PT Bukit Asam Tbk telah mengumumkan rencana proyek PLTS di tiga lokasi bekas tambang di Sumatera Barat (200 MW), Sumatera Selatan (200 MW), dan Kalimantan Timur (30 MW) sejak 2021, namun proyek ini dinilai belum menunjukkan kemajuan berarti.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa mengubah bekas lahan tambang menjadi PLTS adalah peluang emas untuk meningkatkan energi terbarukan dan memulihkan lingkungan. Lokasi-lokasi ini ideal karena sudah kosong, seringkali dekat dengan jaringan listrik, dan memiliki tenaga kerja yang relevan.

    Namun, agar transformasi ini berhasil, pemerintah perlu memperbaiki kebijakan, termasuk kerangka kebijakan yang mengutamakan EBT di lahan tambang, strategi investasi yang menggabungkan reklamasi dan EBT, serta memastikan partisipasi pekerja lokal dan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan.

    “Kami telah melihat apa yang terjadi terhadap komunitas batu bara saat perusahaan bangkrut, yakni adanya pemecatan dan kerusakan. Namun, lahan bekas tambang juga menyimpan potensi besar untuk masa depan energi terbarukan dan ini sudah mulai terjadi,” kata Ryan Driskell Tate, Direktur Asosiasi di Global Energy Monitor.

    Menurut laporan itu, mengubah lahan bekas tambang untuk pengembangan energi terbarukan dapat menciptakan banyak lapangan kerja. Diperkirakan ada 259.700 pekerjaan permanen dan 317.500 pekerjaan konstruksi/sementara yang muncul. Angka ini bahkan melebihi jumlah pekerjaan yang diprediksi hilang dari industri batu bara secara global hingga 2035.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PLTS Atap 303 kWp Beroperasi di Cilegon, Pangkas Emisi Karbon 300 Ton

    PLTS Atap 303 kWp Beroperasi di Cilegon, Pangkas Emisi Karbon 300 Ton

    Jakarta

    PT Timah Tbk melalui anak usahanya, PT Timah Industri meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop berkapasitas 303,1 kilo Watt peak (kWp) di kawasan industri Cilegon, Selasa (17/6). Hal ini dilakukan sebagai komitmen perusahaan dalam mendukung agenda dekarbonisasi dan transformasi energi nasional.

    Proyek energi bersih ini merupakan kolaborasi PT Timah Industri, PT Bukit Energi Investama yang merupakan anak usaha PT Bukit Asam Tbk sebagai investor, serta PT Krakatau Chandra Energi. Pada PLTS ini terdapat 522 unit Panel surya dengan jenis/merek Jinko Solar dengan daya 585 Watt-peak (Wp).

    Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Tbk Suhendra Ratuprawiranegara mengatakan PLTS ini diproyeksikan mampu menghasilkan energi sekitar 400 megawatt-jam (MWh) per tahun dan dapat menurunkan emisi karbon hingga 300 ton CO₂ per tahun. Sistem dari PLTS tersebut akan terhubung ke jaringan TM 20 KVA PT Krakatau Chandra Energi melalui trafo step down.

    “Pembangunan PLTS juga menjadi peluang bisnis yang cukup potensial di masa depan hal ini sejalan dengan RUPTL pemerintah. Kami juga sedang mendorong anak Usaha PT Timah yang lainnya untuk mulai mengembangkan produk dengan menggunakan energi bersih dari PLTS dengan skema kolaborasi seperti saat ini,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2025).

    Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Energi Investama Biverli Binanga menyampaikan bahwa proyek ini merupakan sinergi dan komitmen MIND ID Group dalam mewujudkan tranformasi energi yang harapannya PLTS ini dapat mendukung ketahanan energi nasional.

    “Mungkin jika dilihat dari skala kapasitas masih belum terlalu besar, tetapi ini merupakan langkah nyata kita untuk mewujudkan energi bersih demi mendukung ketahanan energi di Indonesia,” ucapnya.

    (ara/ara)

  • Komisi XII DPR RI minta harus perkuat arah hilirisasi dan transisi energi nasional

    Komisi XII DPR RI minta harus perkuat arah hilirisasi dan transisi energi nasional

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Perombakan Direksi PT Bukit Asam: 

    Komisi XII DPR RI minta harus perkuat arah hilirisasi dan transisi energi nasional
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 13 Juni 2025 – 20:23 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi PKS, H. Jalal Abdul Nasir, Ak., menanggapi langkah strategis Kementerian BUMN dalam merombak jajaran direksi PT Pertamina, pemerintah juga melakukan penyegaran besar di tubuh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar hari yang sama. Dalam perombakan tersebut, Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, tetap dipertahankan, namun mayoritas direksi lainnya diganti.

    Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi PKS, H. Jalal Abdul Nasir, Ak., menilai keputusan tersebut sebagai langkah konsolidasi penting dalam memperkuat arah hilirisasi industri batu bara dan mempercepat agenda transisi energi nasional.

    “PT Bukit Asam memegang peran kunci dalam peta ketahanan energi dan pengembangan energi terbarukan berbasis batu bara. Menjaga keberlanjutan kepemimpinan Dirut adalah keputusan tepat. Namun, perombakan direksi lainnya menandakan perlunya percepatan langkah strategis,” ujar Haji Jalal dalam pernyataan tertulisnya, Jum’at (13/06).

    Dalam susunan baru tersebut, beberapa nama direksi diganti untuk memperkuat lini operasional, keuangan, serta pengembangan bisnis dan investasi berkelanjutan. Haji Jalal berharap susunan baru ini tidak hanya mampu mengelola efisiensi korporasi, tetapi juga mampu mengakselerasi transformasi PTBA dari sekadar eksportir batu bara mentah menjadi pemain utama dalam hilirisasi dan energi bersih.

    “PT BA tidak boleh hanya berpikir sebagai korporasi, tetapi juga harus menjadi katalisator perubahan energi nasional. Hilirisasi batu bara seperti proyek gasifikasi, pengembangan DME (dimethyl ether), dan kerja sama antar BUMN harus dipercepat dan dikawal agar tidak berhenti sebagai rencana di atas kertas,” tegasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono.

    Politisi PKS Dapil Kabupaten Bekasi, Karawang & Purwakarta tersebut juga mengingatkan bahwa keberhasilan transformasi PT BA ke depan sangat bergantung pada tata kelola, sinergi dengan holding MIND ID, serta kemauan untuk melakukan inovasi.

    Menutup keterangannya, Haji Jalal mengajak seluruh jajaran direksi baru untuk bekerja secara profesional, transparan, dan menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan dalam menjalankan setiap langkah korporasi.

    “Momen ini adalah waktu untuk membuktikan bahwa transformasi energi di Indonesia bukan wacana. PT BA harus menjadi contoh konkret bahwa BUMN tambang bisa adaptif, inovatif, dan tetap berpihak pada kepentingan nasional dan masa depan lingkungan.” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Wajah Tentara dan Polisi di Jajaran Elite Holding dan Sub Holding BUMN Tambang

    Wajah Tentara dan Polisi di Jajaran Elite Holding dan Sub Holding BUMN Tambang

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah jenderal TNI – Polri baik yang masih aktif maupun sudah pensiun mengisi jajaran direksi dan komisaris di BUMN tambang. Penunjukan para purnawirawan dan jenderal aktif itu dilakukan dalam rapat umum pemegang saham alias RUPS yang berlangsung selama beberapa waktu terakhir.

    Dalam catatan Bisnis, BUMN tambang yang telah selesai melakukan RUPS antara lain, MIND ID (holding), PT Bukit Asam Tbk. (PT BA), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), dan PT Timah Tbk. (TINS).

    Adapun, di tubuh MIND ID, tercatat ada tambahan sebanyak dua orang berlatarbelakang jenderal Polri. Mereka mengisi jabatan di jajaran direksi dan komisaris. Keduanya yakni Irjen Pol (Purn) Firman Santyabudi dan Komjen Pol M Fadil Imran. Irjen Firman adalah mantan Kepala Korlantas Polri. Dia putra dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno dan pensiun pada tahun 2023 lalu. 

    RUPS Mind ID yang berlangsung pada Selasa lalu menetapkan Irjen Firman sebagai Direktur Manajemen Risiko dan HSE Mind ID. 

    Selain Irjen Firman, ada sosok Komjen Pol Muhammad Fadil Imran. Fadil adalah polisi aktif yang menjabat sebagai Kepala Baharkam Polri. RUPS Mind ID menetapkan Mantan Kapolda Jawa Timur (Jatim) dan Kapolda Metro Jaya itu sebagai komisaris.

    Masuknya Irjen Firman dan Irjen Fadil, menambah jajaran pejabat dari TNI-Polri di tubuh MIND ID. Sekadar gambaran Direktur Utama MIND ID adalah pensiunan TNI AU berpangkat Marsekal Muda. Dia adalah Maroef Sjamsoeddin.

    Maroef merupakan adik dari Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Selain Maroef, ada sosok Nugroho Widyotomo yang merupakan pensiunan jenderal pasukan khusus TNI AD, Kopassus.

    Adapun, pensiunan tentara dan polisi juga masuk di BUMN tambang lainnya. Dalah satunya adalah sosok Letjen TNI (Purn) Bambang Ismawan yang ditunjuk oleh pemegang saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) sebagai Komisaris Utama untuk menggantikan posisi Irwandy Arif.

    Bambang merupakan purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Dia juga sempat menjabat sebagai Asisten Intelijen Kasad pada 2021, dan pada tahun yang sama ditugaskan sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura. Pada 2021-2023, Bambang tercatat menempati posisi sebagai Komandan Kodiklat TNI.

    Sementara itu di PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) ada sosok Rudi Sufahriadi yang ditunjuk sebagai komisaris. Rudi adalah pensiunan polisi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah dan Kapolda Jawa Barat.

    Pensiunan jenderal TNI juga tercatat masuk dalam struktur PT Timah Tbk. Ada Restu Widiantoro sebagai Direktur Utama menggantikan Ahmad Dani Virsal.

    Restu Widiyantoro tercatat sebagai purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir sebagai Kolonel Infanteri. Restu lulus dari Akademi Militer pada 1987, meraih gelar Diploma S2 dari King’s College London pada 1997 dan Master of Defence dari Cranfield Universities pada 1999.

    Selain Restu ada pula sosok Agus Rohman. Dia adalah purnawirawan TNI dengan pangkat Letnan Jenderal. Pernah menjabat sebagai pangkostrad.

    RUPS Pertamina

    Selain di Holding Tambang, perubahan struktur direksi dan komisaris juga terjadi di Pertamina. Oki Muraza ditunjuk menjadi Wakil Direktur Utama Pertamina dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2024, Kamis (12/6/2025).

    Selain Oki, RUPST juga menunjuk Jaffee Arizon Suardin sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur, Agung Wicaksono sebagai Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis, serta Andy Arvianto sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM).

    Sementara itu, M. Erry Sugiharto yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur SDM Pertamina kini menjabat sebagai Direktur Penunjang Bisnis.

    Pada saat yang sama, RUPS juga menetapkan perubahan pada jajaran dewan komisaris Pertamina yaitu Todotua Pasaribu sebagai Wakil Komisaris Utama dan Nanik S. Deyang sebagai Komisaris Independen.

    Adapun BUMN migas itu sejatinya telah lama menempatkan pensiunan polisi dan TNI di jajaran komisaris. Mereka antara lain Mochammad Iriawan yang merupakan mantan Kapolda Metro Jaya,  mantan Kapolda Jateng dan Kakorlantas Polri Condro Kirono, dan mantan Komandan Paspampres era Jokowi, Bambang Suswantono.

    Respons Polri

    Sementara itu, Mabes Polri merespons kabar Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam), Komjen Fadil Imran menjadi komisaris MIND ID.

    Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho mengatakan untuk saat ini pihaknya masih melakukan pengecekan terkait informasi tersebut.

    “Nanti kami cek dulu ya,” ujarnya di kompleks Mabes Polri, Kamis (12/6/2025).

    Selain itu, jenderal polisi bintang dua ini juga mengaku harus mengecek aturan anggota korps Bhayangkara aktif masuk dalam jajaran atau petinggi perusahaan.

    “Nanti kita cek. Kita cek dengan aturannya nanti,” pungkasnya.

  • Alarm Permintaan Batu Bara dari China, Pengusaha Ancang-ancang Efisiensi

    Alarm Permintaan Batu Bara dari China, Pengusaha Ancang-ancang Efisiensi

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha batu bara ancang-ancang melakukan efisiensi imbas harga anjlok dan lesunya permintaan dari China.

    China berpotensi memangkas impor batu bara kalori rendah dari Indonesia. Hal ini tak lepas dari kondisi kelebihan pasokan dan upaya pemerintah Negeri Tirai Bambu itu menekan emisi karbon.

    Adapun, impor batu bara RI ke China turun secara tahunan (yoy) dalam 3 bulan berturut-turut. Bea Cukai China mencatat impor batu bara dari Indonesia mencapai 14,28 juta ton pada April 2025. Volume impor itu merosot 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Analis Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China Li Xuegang menilai penurunan impor itu bakal makin parah pada sisa 2025 ini.

    “Pengendalian emisi yang lebih ketat dari pemerintah akan memangkas permintaan untuk jenis batu bara yang pemanasannya rendah dan kualitasnya buruk,” kata Li dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/6/2025).

    Sementara itu, China Huadian Corp., salah satu pembangkit listrik terbesar di negara itu, memperkirakan total impor batu bara kalori rendah akan turun menjadi sekitar 400 juta ton tahun ini. Padahal, pada tahun sebelumnya, impor batu bara kalori rendah itu berada di level 543 juta ton.

    Menurut Wakil Direktur Produksi China Huadian Corp Zhang Aipei, batu bara dengan mutu yang lebih murni dan berkalori tinggi seharusnya cukup untuk mengisi kesenjangan pasokan musiman atau regional.

    Tercatat, produksi batu bara dalam negeri China mencapai 4,7 miliar ton pada tahun lalu. Ini merupakan sumber pasokan utama Negeri Tirai Bambu untuk pembangkit listrik.

    Antisipasi Pengusaha Batu Bara Indonesia

    Direktur Eksekutif Indonesia Coal Mining Association (ICMA) Hendra Sinadia mengamini permintaan batu bara, khususnya kalori rendah atau termal ke China melemah.

    “Iya, impor batu bara termal Tiongkok tahun ini diprediksi akan menurun karena inventory [cadangan] China cukup tinggi,” kata Hendra kepada Bisnis, Kamis (12/6/2025).

    Dia juga menyebut, produksi batu bara China mencatat rekor tertinggi pada 2024 lalu. Oleh karena itu, Hendra menyebut, para pengusaha mulai melakukan efisiensi untuk menjaga arus kas di tengah kondisi tersebut.

    Apalagi, biaya operasional perusahaan batu bara saat ini dinilai cukup tinggi.

    “Sejauh ini perusahaan-perusahaan emiten fokus untuk memaksimalkan produksi sesuai dengan RKAB [rencana kerja dan anggaran biaya] dan melakukan efisiensi untuk menjaga arus kas/profit margin karena harga turun dan biaya operasional meningkat,” tutur Hendra.

    Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) belum memiliki rencana untuk melakukan revisi target produksi dan penjualan tahun 2025 di tengah kondisi pasar yang lesu.

    Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, PTBA masih menargetkan produksi batu bara sebesar 50 juta ton dan penjualan batu bara 50 juta ton.

    “Terhadap tekanan yang datang, kami lakukan diversifikasi supaya produksi dan penjualan kami tetap dengan rencana kerja dan anggaran biaya [RKAB],” ucap Arsal pada konferensi pers PTBA di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

    Arsal mengamini bahwa kondisi pasar batu bara cukup menantang ke depan. Selain harga batu bara yang tengah dalam tren penurunan, dinamika perang dagang juga menjadi tantangan. 

    Menurutnya, apabila perang dagang memengaruhi China, maka pertumbuhan ekonomi dapat mengalami penurunan dan berdampak ke sektor batu bara. 

    Di tengah ancaman pelemahan permintaan batu bara dari China, PTBA menyiasatinya dengan melakukan perluasan pasar ekspor ke Vietnam, Thailand, Korea, dan Jepang.

    “Jadi kami diversifikasi agar produk yang kami hasilkan bisa terjual,” kata Arsal. 

    Adapun, sampai kuartal I/2025, penjualan ekspor PTBA mencapai 5,09 juta ton atau naik 34% secara tahunan, sedangkan penjualan domestik sebesar 5,19 juta ton. 

    Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai mengawasi dinamika ekspor batu bara ke China tersebut.

    Sekretaris Ditjen Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati menuturkan, ekspor batu bara merupakan urusan business-to-business (B2B) yang berada di luar intervensi pemerintah.

    Namun, pemerintah bakal tetap melakukan pengawasan terkait dinamika masar batu bara itu. Siti juga menyebut pihaknya terbuka untuk berdiskusi mengenai kebijakan harga batu bara acuan (HBA) yang kini menjadi patokan transaksi ekspor.

    “Pemerintah terus memantau dinamika pasar dan terbuka untuk berdiskusi dengan pelaku usaha terkait evaluasi HBA agar tetap kompetitif,” kata Siti.

    Agar tidak tergantung pada satu negara, kata dia, pemerintah juga mendorong diversifikasi pasar ekspor batu bara melalui kerja sama bilateral, promosi dagang, dan penyediaan data pasar global. (Annisa Kurniasari Saumi)